Morfologi, Etnisitas, Lingkungan dan Pembangunan: Kampung Pekojan dalam Perspektif Sejarah

Page 7

KAMPUNG PEKOJAN

Perkembangan Batavia & Morfologi Kawasan Pekojan 1870-1930 Rifandi Septiawan Nugroho

Pendahuluan Lahirnya permukiman Pekojan di Batavia bermula dari jejaring kanal yang menghubungkan kawasan itu dengan teritori lainnya. Sejak abad ke-17, berbagai komunitas yang singgah di Pekojan--Moor, Koja, Hadhrami, dan Cina, atau golongan Timur Jauh (Vreemde Oosterlingen) yang digolongkan oleh pemerintah kolonial-mengandalkan kanal sebagai jalur transportasi utama sekaligus jalur perdagangan.[1] Salah satu yang menandainya adalah keberadaan permukiman komunitas Moor dari Persia dan Koja dari Gujarat, di sepanjang tepi kanal Moorsgracht, di sisi barat tembok Batavia, sejak tahun 1633.[2] Setidaknya hingga pertengahan abad ke-18, kanal-kanal masih mendominasi seluruh wilayah permukiman di Pekojan, sebelum pusat kota Batavia dipindahkan ke Weltevreden karena alasan kualitas lingkungan yang buruk. Memasuki pertengahan abad ke-18, pemerintah kolonial membongkar dinding batas kota, serta menutup sebagian besar kanal dengan tanah untuk membasmi wabah penyakit yang berasal dari saluran air yang kotor.[1] Orang-orang Eropa memilih berpindah ke selatan menjauhi kanal-kanal kotor yang dinilai menyebabkan wabah penyakit. Sejak saat itu daerah sekitar tembok kota Batavia hanya dihuni oleh orang-orang timur asing dengan mata pencaharian pedagang skala menengah dan pengecer, meskipun kegiatan komersial masih berlangsung di sana.[3] Kondisi kota yang semakin meluas berdampak pada lahirnya sistem transportasi baru, peningkatan jumlah penduduk, serta upayaupaya penyehatan lingkungan kota yang dilakukan pemerintah kolonial. Hal tersebut turut berdampak pada perubahan struktur dasar kawasan Batavia lama dan Pekojan. Tulisan ini mendiskusikan struktur-struktur pembentuk morfologi Kawasan Pekojan berdasarkan riwayat infrastruktur kota Batavia 1870-1930 secara garis besar, melalui pembacaan terhadap arsip peta, foto, dan jejak fisik yang masih tersisa di Kampung Pekojan.

1


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.