2 minute read

Bye-Bye, Bukabike

Next Article
Berpikir sejenak

Berpikir sejenak

oleh PKPS

Tahukah kalian, pada awal tahun 2019, ada satu fasilitas umum yang baru diadakan di ITB? Jika kalian cukup sering berkeliling di seputaran ITB, tentu saja tidak asing lagi dengan sarana merah menyala yang satu ini.

Advertisement

Dikenal dengan nama BukaBike, layanan ini merupakan buah kerja sama antara BukaLapak dengan ITB. Jasa yang ditawarkan berupa peminjaman sepeda gratis. Sepeda-sepeda ini tersebar di berbagai titik di kampus ITB dan dapat digunakan di sekitar lingkungan kampus.

Cara penggunaannya terbilang mudah. Cukup dengan menggunakan aplikasi BukaLapak untuk memindai QR Code atau memasukkan ID yang dimiliki masing-masing sepeda, kereta angin pun langsung dapat dipakai selama 30 menit.

Namun, sadar atau tidak, parkiran khusus fasilitas ini sudah kosong sekitar awal tahun ini. Tidak ada satu pun dari lima puluh unit sepeda yang kelihatan sejauh mata memandang. Juga tidak ada kabar terbaru ataupun pemberitahuan resmi terkait hal ini baik dari pihak ITB maupun BukaLapak.

BukaBike Selama Ini

Alasan dibalik kejadian ini pun dipaparkan oleh Bapak Duddy Iskandar dari Direktorat Sarana dan Prasarana ITB. Pak Duddy menerangkan bahwa keberadaan BukaBike ini berawal dari MoU yang disepakati oleh ITB dan BukaLapak. Pihak ketiga ditunjuk untuk mengelola fasilitas ini, mulai dari operasional, distribusi dalam kampus, perawatan, hingga teknisi yang bertugas.

Kehadiran layanan ini diharapkan bisa menjadi salah satu langkah mewujudkan program green campus di ITB. Masyarakat kampus dapat memanfaatkan alat transportasi tanpa BBM ini untuk bepergian di sekitar kampus. Walau, sebenarnya ITB Ganesha sendiri merupakan kawasan yang terbilang kecil. Dan ternyata, respons yang diterima juga sangatlah baik. Ini tecermin dari selalu kosongnya sepeda pada titik-titik kumpulnya selama layanan ini masih beroperasi.

Setiap sore, sepeda dikumpulkan di sekretariat UKM Ganesha Bicycle. Sepeda-sepeda tersebut diisi baterainya dan diperiksa kondisinya. Jika ada yang harus diperbaiki maka pihak ketiga tadilah yang akan mem

perbaiki. Semua biaya operasional yang diperlukan ditanggung oleh pihak BukaLapak melalui pihak ketiga tersebut.

Akhir dari BukaBike

Lalu mengapa sepeda-sepeda itu tidak terlihat lagi? Hal ini dikarenakan masa operasional yang disepakati dari fasilitas ini hanyalah satu tahun. Tepatnya, sampai Januari 2020 kemarin. Jadi, mulai saat itu, BukaBike berhenti beroperasi dan pihak ketiga tadi pun tidak lanjut mengelolanya lagi.

Info menarik lainnya adalah sepeda-sepeda tersebut rupanya dihibahkan kepada pihak ITB. Namun sayang, sistem smartlock-nya yang menggunakan aplikasi BukaLapak tersebut tidak ikut dihibahkan. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan bagi ITB untuk mengembangkan sistem serupa agar sepeda dapat kembali digunakan. “Namun harus duduk bersama, misalkan dengan fakultas STEI,” Pak Duddy memberi contoh salah satu caranya.

Sejauh ini, Direktorat Sarana dan Prasarana ITB belum melakukan koordinasi lebih lanjut dengan BukaLapak perihal BukaBike ini. Di sisi lain, dari kejadian ini kita mungkin bisa melihat satu hal. Jika ada lagi pengadaan layanan seperti ini di masa mendatang, harapannya program tersebut sifatnya berkelanjutan dan tidak terkekang waktu seperti BukaBike ini. Begitulah sekelumit kisah BukaBike yang tiba-tiba menghilang. Mungkin sebagian dari kita akan gampang melupakannya. Sebagian lainnya barangkali akan terus merindukannya. ITB juga bisa saja menghadirkan kembali fasilitas tersebut. Atau boleh jadi ada instansi lain yang mau bekerja sama mengadakan program sejenis. Tapi, untuk sekarang marilah kita berusaha untuk melepaskan kepergian si sepeda merah.

Akhir kata: Bye-Bye, BukaBike.

[PKPS]

This article is from: