LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN 2 ANGKATAN 5
PEMBUATAN VIDEO EDUKASI PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN
STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA PADA PASIEN GANGGUAN HALUSINASI DI
RUANG PERKUTUT RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN TAHUN 2022
DISUSUN OLEH : YUMNI FARHAH, A.MD.KEP. NIP. 199503192022032002
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:
Nama : Yumni Farhah
NIP : 199503192022032002
Pangkat/Golongan : Pengatur/IIC
Jabatan : Perawat Terampil
Unit Kerja : RSJ dr. Soeharto Heerdjan
Kertas Kerja Laporan Aktualisasi saya adalah asli dan belum pernah diajukan pada Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil dimana pun. Kertas Kerja Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Angkatan 5 Golongan II Tahun 2022 ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, sesuai arahan coach dan mentor. Kertas Kerja Laporan Aktualisasi ini tidak
terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali mencantumkan sumber referensi secara jelas dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, saya akan bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku di Bapelkes Cikarang.
Cikarang, 23 September 2022
Yang Membuat Pernyataan
Yumni Farhah, A.Md.Kep.
NIP 199503192022032002
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya sehingga bisa menyelesaikan Laporan Aktualisasi terhadap nilai-nilai dasar ASNdenganjudul “PembuatanVideoEdukasi PenerapanAsuhanKeperawatan
Strategi Pelaksanaan Keluarga pada Pasien Gangguan Halusinasi di Ruang
Perkutut Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2022” Penulisanini dilakukan sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan kegiatan Aktualisasi Pelatihan
DasarCPNSdi BapelkesCikarangtahun2022.Penulismenyadaribahwabegitubanyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak selama proses penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Desmiarti, Sp.KJ., MARS selaku DirekturUtamaRSJ dr. Soeharto Heerdjan.
2. Ibu Jaty Suprijati, S.Kep Ners selaku kepalainstalasi rawat inap sekaligus mentor yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan laporan aktualisasi ini.
3. Bapak Drs. Suherman, M.Kes selaku Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang.
4. Ibu drg. Yana Yojana, MA. selaku coachyang senantiasa memberikan ilmu, dan bimbingannya kepada penulis dalam penyusunan laporan aktualisasi ini.
5. Ibu Sri Sugiatun, S.Kep. selaku Kepala Ruang Perkutut RSJ dr. Soeharto Heerdjan yang memberikan arahan dan dukungan kepada penulis selama proses penyusunan laporan ini.
6. Keduaorangtuapenulisyangtiadahentimemberikanmotivasisertamemanjatkan doa demi kelancaran penyusunan laporan ini.
7. Seluruh teman peserta Pelatihan Dasar CPNS golongan 2 Angkatan 5 Tahun 2022 di Bapelkes Cikarang.
8. Semuapihakyangtidakdapatpenulissebutkansatupersatuyangtelahmembantu dalam proses penyusunan laporan aktualisasi ini.
Saya menyadari bahwa susunan rencana aktualisasi ini masih mengandung celah kekurangan dan kesalahan, untuk itu penyusun menerima koreksi dan saran untuk dikaji dalam penyempurnaan rencana kegiatan aktualisasi ini. Terima kasihh
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Sedangkan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untukmendudukijabatanpemerintahan.SebelumdiangkatmenjadiPNS,makacalonPNS (CPNS)wajibmenjalanimasapercobaanyangdilaksanakanmelaluiprosespendidikandan pelatihan.
BerdasarkanPeraturanLembagaAdministrasiNegaraNomor12tahun2018tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, CPNS wajib menjalani masa prajabatan yang dilaksanakan selama 1 tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan CPNS. Kompetensi yang harus dicapai oleh CPNS selama masa pendidikan terdiri dari sikap perilaku bela negara, penerapan nilai-nilai dasar PNS, penerapan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta kompetensi teknis terkait bidang. Melalui proses pendidikan dan pelatihan dasar ini diharapkan CPNS dapat memahami pentingnya bela negara serta dapat menanamkan dan mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar PNS yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif (BerAKHLAK). Selain itu CPNS juga perlu memahami terkait
dengan fungsi ASN yaitu sebagai pelaksanakebijakan publik,pelayan publik,perekatdan pemersatu bangsa.
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangkapemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dengan nilai ini seorang ASN dituntut memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, serta cekatan dan dapat memberikan solusi atas masalah yang ada di masyarakat.
Kegiatan aktualisasi mencakup tiga tahapan yakni mengidentifikasi isu/masalah yang ada diunit kerja, menemukan gagasan solutif, dan mengaktualisasikan nilai-nilai ASN. Identifikasi isu dilakukan dengan menerapkan prinsip berpikir kritis terhadap kesenjangan dari fenomena yang terjadi diunit kerja, berdasarkan kedudukan dan peran.
Penulis merupakan calon ASN jabatan perawat terampil yang saat ini ditempatkan di RuangPerkututRSJdr.SoehartoHeerdjan.Uraiantugasperawatsecaraterperincidimuat dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) salah satunya adalah melaksanakan edukasi keluarga.
Orang dengan gangguan jiwa yang disebut ODGJ adalah seseorang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia (Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014). ODGJ memiliki banyak gejala atau perilaku, salah satunya adalah halusinasi. Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penciuman. Klien merasakan stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada (Damaiyanti & Iskandar, 2012). Suatu penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus eksternal, yaitu persepsi palsu.
Pasien ODGJ yang mengalami tanda dan gejala kekambuhan sangat memerlukan dukungan keluarga. Pencegahan tanda dan gejala kekambuhan pasien bisa tercapai bila adanyaintervensi yangmelibatkan keluarga.Keluargamenjadisumber pendukungutama perawatanbagipasienODGJsaatpasienberadaditengahmasyarakat.Jikakeluargatidak mendukungdan tidakmeneruskan perawatannyadirumah,makakeberhasilan perawatan yang dilakukan di rumah sakit akan sia-sia dan pasien harus dirawat kembali. Dukungan keluarga merupakan salah satu intervensi yang penting dan keluarga sangat perlu berpartisipasi dalam proses penyembuhan.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pasien, dapat diasumsikan bahwa dukungan keluarga harus diberikan sejak awal pasien masuk psikiatri hingga setelah kembali ke rumah. Untuk mencegah kekambuhan pasien ODGJ, keluarga pasien harus memiliki sikap positif.Anggota keluarga juga perlu memotivasi pasien untukmerawat diri mereka sendiri dan terlibat dalam aktivitas mandiri.
Berdasarkan hasil diskusi dengan mentor dan coach ditetapkan prioritas isu yakni belum optimalnya penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat pasien dengan gangguan halusinasi di Ruang
Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2022. Untuk menyelesaikan isu
tersebut ditetapkan gagasan kreatif untuk laporan aktualisasi yaitu pembuatan video edukasi penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga pada pasien
gangguan halusinasi di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.Adapun
kegiatan dalam penyelesaian isu menghubungkan nilai-nilai ASN BerAKHLAK sebagai wujud aktualisasi dalam penerapan nilai tersebut.
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar yang telah dipelajari melalui substansi mata pelatihan, yaitu nilai BerAKHLAK sebagai core value ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.
2. Membangun ASN yang memiliki integritas, profesional, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
1. Mengaplikasikantugasperawatsebagaiedukator,terutamadalampenerapan strategi pelaksanaan keluarga pada pasien dengan gangguan halusinasi.
2. Mempermudah keluarga dalam melakukan penerapan strategi pelaksanaan saat dirumah.
3. Mengoptimalkan penerapan strategi pelaksanaan keluarga pada pasien dengan gangguan halusinasi.
1.3.1 Manfaat bagi Penulis
Penulis dapat memahami dan menambah wawasan mengenai penerapan nilai, kedudukan, peran dan fungsi ASN sehingga dapat mengaktualisasikan nilainilai tersebut melalui penyusunan laporan aktualisasi ini di unit kerja. Laporan aktualisai ini bermanfaat untuk penulis dalam membentuk sikap dan perilaku sebagai ASN yang professional dan berkarakter.
1.3.2 Manfaat bagi Instansi
Laporan aktualisasi ini bermanfaat bagi instansi sebagai usulan atau inovasi dalam meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien, yang sejalan dengan visi dan misi rumah sakit.
Ruang lingkup dalam laporan kegiatan aktualisasi yaitu sebagai berikut:
1.4.1 Kegiatan
Semua tugas yang dilakukan dalam proses aktualisasi nilai–nilai dasar ASN
didasarkanpadaSasaranKerjaPegawai(SKP),Perintahatau tugasdaripimpinan, dan inisiatif atau inovasi sendiri yang disetujui oleh pimpinan.
Tempat pelaksanaan aktualisasi dilakukan di Ruang Rawat Inap Perkutut Rumah
Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.
Waktu pelaksanaan aktualisasi dilakukan selama 30 hari kerja terhitung mulai tanggal 5 Agustus 2022 sampai dengan 9 September 2022.
Batasan nilai dalam aktualisasi berupa nilai – nilai yang menjadi dasar nilai ASN, yaitu:
a. Berorientasi pelayanan yaitu memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan serta melakukan perbaikan tiada henti.
b. Akuntabilitas yaitu melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermatdisiplin,berintegritastinggisertatidakmenyalahgunakankewenangan jabatan.
c. Kompeten yaitu meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d. Harmonis yaitu menghargai setiap orang apapun latar belakangnya dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.
e. Loyal yaitu memegang teguh ideologi Pancasila, UUD NKRI tahun 1945, setia pada NKRI, menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara.
f. Adaptif yaitu cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas.
g. Kolaboratif yaitu memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dan terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.
2.1Profil Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan
Gambar 2.1 RSJ dr. Soeharto Heerdjan
Sumber: Website RSJSH
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan didirikan berdasarkan Keputusan
KerajaanBelandaKoninklijkbesluittertanggal30Desember1865No.100danberdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal Gouverneur General tertanggal 14 April 1867, namun pembangunannyabarudimulaipadatahun1876.Dasarhukumpendirian rumahsakitjiwa adalah “HetReglementophetKrankenzenigenwezen”Stbl.1897Nomor54dengansegala perubahan dan tambahan-tambahannya. Atas dasar perubahan tersebut bentuk pelayanan rumah sakit jiwa tidak melayani pasien secara langsung ke masyarakat, rumah sakit jiwa hanya menerima pasien dari kejaksaan, kepolisian, pamong praja dan instansi pemerintahlainnyaatasdasaradaindikasigangguanjiwaberat.Sehinggasekarangmasih melekat pengertian masyarakat bahwa rumah sakit jiwa hanya melayani pasien yang mengalami gangguan jiwa berat.
Dalam rangka memenuhi harapan pengabdian dan peningkatan ilmu
pelayanan di bidang penyakit jiwa, kabinet di Indonesia Ex Nederland Indie mengirimkan
surat dinas kepada Inspektur Urusan Asylum di negeri Belanda pada bulan September 1865, kemudian disusul dengan laporan Menteri Penjajahan kepada Ratu Wielhellmina
tertanggal 29 Desember 1865, yang isinya adalah menyetujui untuk mendirikan rumah sakit jiwa di Indonesia. Sebenarnya usaha kesehatan jiwa di Jakarta sudah dimulai sejak
jaman penjajahan Belanda pada tahun 1824, yaitu dengan mengadakan penampungan
100 orang pasien gangguan mental di salah satu rumah sakit milik Persatuan Orang Cina di Indonesia (POCI), dan pada tahun 1923 pasien-pasien tersebut dipindahkan ke rumah sakit jiwa di daerah Grogol yang baru dibuka oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1942sampai tahun 1945Rumah SakitJiwaDr.SoehartoHeerdjan
yangpadawaktu itu bernamaRumahSakitJiwaGrogol dipakai sebagai KampKonsentrasi untuktahananpolitikolehFasismeJepang,sementarapasien-pasienyangsedangdirawat saat itu dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor. Beberapa kali juga Rumah Sakit
Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan mengalami bencana banjir sehingga pasien-pasien yang ada
dievakuasi ke Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor pada tahun 1963 dan tahun 1996. Sesuai
kebijakan Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam pengembangan Pelayanan Kesehatan jiwapadatanggal 20Desember 1965RumahSakitJiwaDr.SoehartoHeerdjan diresmikan sebagai proyek pelopor kesehatan jiwa di bidang prevensi, kurasi, sedangkan bidang rehabilitasinya dipusatkan di Rumah Sakit Jiwa Bogor.
Untuk menghilangkan stigma masyarakat, nama Rumah Sakit Jiwa Grogol diubah dengan nama Rumah Sakit Jiwa Jakarta pada tahun 1973. Dan pada tahun 1993 diubah lagi menjadi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan hingga saat ini. RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta melakukan tugas untuk melaksanakan upaya penyembuhan dan pemulihan secaraparipurna,pendidikan dan pengembangan dibidangkesehatan jiwa secara serasi, terpadu dan melakukan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan.
Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSJ dr. Soeharto Heerdjan
Sumber: Website RSJSH
RSJdr.SoehartoHeerdjansaatinidipimpinolehdirekturutamayaknidr.Desmiarti, Sp.KJ., MARS dan 3 direktur lainnya yaitu Direktur SDM & Pendidikan, Direktur Medik & Keperawatan, dan Direktur Keuangan.
Visi
“Menjadi Pusat Rujukan Nasional Layanan Neuropsikiatri.”
Misi
1. Menyelenggarakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang komprehensif profesional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri;.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pelatihan yang berbasis layanan neuropsikiatri.
3. Sarana prasarana untuk mendukung terwujudnya layanan-layanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri.
4. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten, profesional dan berintegritas.
Motto
JIWA yang berarti jujur, ikhlas, waspada, dan arif.
2.1.3 Tata Nilai
Untukmencapai visi RS JiwaDrSoehartoHeerdjan makanilai dasar yang dijadikan pedoman harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
R :Responsibility
(Memilikirasatanggungjawabyangtinggidalammemberikanpelayanankesehatan terhadap masyarakat)
S :Sincerly
(Adanya rasa tulus dan ikhlas dalam memberikan pelayanan kesehatan)
J : Justice
(Memberikan pelayanan yang adil tanpa membeda-bedakan)
S : Social
(Berjiwasosial tinggi, berusaha lebih dekat ke masyarakat)
H :Humanity
(Memberikan pelayanan yang humanis, dan responsif)
2.1.4
Ruang Perkutut merupakan ruang tenang khusus laki-laki untuk persiapan pasien pulang. Ruang Perkutut memiliki kapasitas sebanyak 32 tempat tidur, dengan jumlah perawat sebanyak 12 orang dan dipimpin oleh satu orang kepala ruang. Pasien yang dirawat di Ruang Perkutut merupakan pasien pindahan dari beberapa ruang untuk persiapan pulang.
Gambar 2.3 Peserta
Nama : Yumni Farhah A.Md.Kep.
NIP : 199503192022032002
Jabatan : Perawat Terampil
Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap
Instansi : RSJ dr. Soeharto Heerdjan
Dalam pelaksanaan aktualisasi, penulis mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP) perawat terampil instalasi rawat inap di RSJdr. Soeharto Heerdjan,meliputi:
Tabel 2.1 Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
No Indikator Kinerja Sumber
1. TercapainyaBedOccupancyRate(BOR)rawat inap dewasa SKP
2. Persentase pasien yang tidak dilakukan restrain SKP
3. Persentase pasien yang tidak dilakukan seklusi SKP
4. Persentase kepatuhan terhadap standar terapi SKP
5. Persentase kepatuhan pelaksanaan protokol Kesehatan SKP
6. Tercapainya AvLOS rawat inap dewasa SKP
7. Melaksanakan asuhan keperawatan SKP
8. Melaksanakan edukasi keluarga SKP
9. Melaksanakan kolaborasi SKP
10. Melakukan Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK) SKP
11. Ketepatan identifikasi pasien SKP
Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesiASN(AparaturSipilNegara)secaraprofesionalsebagaipelayanmasyarakat.Nilainilai dasar profesi ASN yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif, jika diakronimkan menjadi BerAkhlak.
1. Berorientasi Pelayanan
Memahami danmemenuhi kebutuhan masyarakat,ramah,cekatan,solutif dan dapat diandalkan serta melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat disiplin, berintegritas tinggi serta tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompeten
Kompeten yaitu meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
Harmonis yaitu menghargai setiaporangapapun latar belakangnyadan membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal yaitu memegang teguh ideologi Pancasila, UUD NKRI tahun 1945, setia pada NKRI,menjaganamabaiksesamaASN,pimpinan,instansidannegara,sertamenjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Adaptif yaitu cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas.
7. Kolaboratif
Kolaboratif yaitu memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dan terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.
Penulismenentukan identifikasi isu dengan cara observasi di InstalasiRawatInap
RuangPerkututRumah SakitJiwa dr. Soeharto Heerdjan, berikut beberapa identifikasi isu yang telah dirumuskan :
1. Belum optimalnya penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan
keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat pasien dengan gangguan halusinasi di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto
Heerdjan Tahun 2022.
Strategi pelaksanaan keluarga merupakan hal penting untuk menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien jiwa terutama dengan gangguan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien dirawat sangat dibutuhkan sehingga pasientermotivasiuntukpulihsertatandadangejalahalusinasimenghilang.Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit, keluarga harus mendukung pasien secara konsisten untuk dapat mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun demikian, jika keluarga tidak mampu merawat pasien di rumah, pasien akan kambuh kembali sehingga untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit.
Berdasarkan hasil observasi selama penulis bertugas di Ruang Perkutut, ditemukan bahwa belum dilakukan edukasi strategi pelaksanaan keluarga dengan pasien gangguan halusinasi secara optimal. Perawat hanya menginformasikan jadwal kontrol ulang dan penggunaan obat tanpa mengedukasi perawatan yang dibutuhkan, aktivitas sehari-hari, dan informasi mengenai penyakit pasien. Seharusnya perawat mampu memberikan edukasi secara optimal kepada keluarga agar mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi terutama saat di rumah.
optimalnya kepatuhan perawat dalam melaksanakan edukasi
dischargeplanning di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2022.
DischargePlanningadalah suatu proses yang sistematis dalam pelayanan kesehatan untuk membantu pasien dan keluarga dalam menetapkan kebutuhan, mengembangkan dan mengimplementasikan serta mengkoordinasikan rencana perawatan yang mungkin dilakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit dalam upaya meningkatkan atau mempertahankan derajat kesehatannya (The Nurses
Association of New Brunswick, 2002; The Royal Marsden Hospital, 2004 Capernito,1999;Spath,2003).
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Perkutut, pelaksanaan edukasi dischargeplanningmasih kurang optimal dilakukan oleh perawat ruang. Media edukasi sudah tersedia namun untuk pelaksanaan belum optimal dilakukan. Media edukasidischargeplanninghanya tersedia dalam bentuk formyang diinformasikan kepada keluarga saat pasien masuk ke ruang Perkutut tanpa berdiskusi langsung mengenai kondisi pasien Idealnya, dischargeplanningdimulai saat penerimaan pasien masuk hingga evaluasi tindakan pada saat pasien akan pulang, untuk mengkaji kemungkinan rujukan, atau perawatan lanjut di rumah sesuai kebutuhan (Shofiana, 2014).
3. Belum optimalnya pelaksanaan terapi modalitas khususnya Terapi
Aktivitas Kelompok di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2022.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan olehseorangperawatpadasekelompokklien dengan masalah keperawatan yang sama (Keliat & Pawirowiyono, 2014). TAK menjadi sangat penting untuk proses kesembuhan pasien saat diruang, TAK dapat meningkatkan sosialisasi pada perawat danantarasesamapasiendenganmasalahkeperawatanyangsama,mengembangkan orientasi realitas, meningkatkan keterampilan ekspresi diri, dan membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif.
Berdasarkan observasi selama di Ruang Perkutut, pelaksanaan TAK sudah dilakukan namun belum optimal karena pelaksanaannya belum diberlakukan sesuai dengan kelompok masalah keperawatan yangsama dan belum adanyajadwal khusus untuk pelaksanaan TAK. Idealnya, TAK dilakukan oleh beberapa perawat dengan tugasnyamasing-masingyaitusebagaileader,observer,coleader,danfasilitator.Dan pasien dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan permasalahan keperawatannya.
Berikut penjelasan mengenai dampak apabila isu tidak ditangani dan keterkaitan isu dengan substansi agenda 3:
Isu
Belum optimalnya
penerapan asuhan
keperawatan strategi
pelaksanaan keluarga
terhadap kemampuan
keluarga merawat
pasien dengan
gangguan
halusinasi di Ruang
Perkutut Rumah
Sakit Jiwa dr.
Soeharto
Heerdjan Tahun 2022.
Dampak Apabila Isu
Tidak Ditangani
Meningkatnya risiko perawatan berulang dan kembalinya pasien ke rumah sakit dengan keluhan yang sama.
Keluarga hanya mengandalkan pemantauan terapi farmakologi untuk perawatan pasien di rumah.
Tidak adanya dukungan
keluarga dalam aktivitas dan kemampuan pasien, sehingga terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk kesembuhan pasien.
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan
Manajemen ASN
Sebagai seorang perawat
seharusnya melaksanakan
tugasnya dengan penuh
tanggung jawab, cermat dan disiplin sesuai dengan kode
etik ASN. Pelaksanaan edukasi
strategi pelaksanaan keluarga
merupakan tanggung jawab
seorang perawat di ruang
yang harus dilakukan untuk
kepentingan pasien dan keluarga sebagai bentuk berorientasi pelayanan.
• SMARTASN
Sebagai seorang perawat
seharusnya dapat
menunjukkan nilai SMART ASN
yakni integritas yang
menunjukkan konsistensidalam
menjalankan tugas.
Kurang optimalnya
kepatuhan perawat
dalam melaksanakan
edukasidischarge
planningdi Ruang
Perkutut Rumah
Sakit Jiwa dr.
Soeharto Heerdjan Tahun 2022.
Tidak ada tindak lanjut secara sistematis yang
digunakan untuk menjamin kontinuitas perawatan pasien saat di rumah.
Tidak ada kemandirian
dan kesiapan keluarga dalam melakukan perawatan di rumah.
• Pasen beresiko akan kambuh kembali dan dirawat dirumah sakit dengan keluhan yang sama.
Manajemen ASN
Seorang perawat seharusnya
memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan
kebutuhan pasien, dimana dischargeplanningmerupakan suatu kebutuhan pasien dalam proses penyembuhan.
SMARTASN
Sebagai seorang perawat
seharusnya dapat memberikan
pelayanan keperawatan
dengan menerapkan nilai
SMARTASN yaitu profesionalisme.
Belum optimalnya
pelaksanaan terapi
modalitas khususnya
Terapi Aktivitas
Kelompok di Ruang
Perkutut Rumah
Sakit Jiwa dr.
Soeharto
Heerdjan Tahun 2022.
Tidak terlaksananya terapi modalitas dengan maksimal.
Masa perawatan pasien beresiko akan lebih lama.
Pasien tidak dapat bersosialisasi dan membangun hubungan dengan orang lain.
Manajemen ASN
Perawatseharusnya bertugas
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Terapi
Aktivitas Kelompok
merupakan suatu perawatan yangseharusnya dilakukan untuk proses kesembuhan pasien.
SMART ASN
Sebagai seorang perawat
seharusnya dapat
memberikan pelayanan keperawatan dengan
menerapkan nilai SMART ASN yaitu profesionalisme dan berintegritas.
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah Teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masasekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab danpemecahannya;
c.Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orangbanyakdan bukan hanyauntukkepentingan seseorangatau sekelompokkecil orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuaidengantugas,hak,wewenangdantanggungjawabhinggaakhirnyadiangkat menjadi isu prioritas.
1. Belum optimalnya penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat pasien dengan gangguan halusinasi di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2022.
2. Kurang optimalnya kepatuhan perawat dalam melaksanakan edukasi discharge planning di RuangPerkututRumahSakitJiwa dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2022.
3. Belum optimalnya pelaksanaan terapi modalitas khususnya Terapi Aktivitas Kelompok di RuangPerkututRumahSakitJiwa dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2022.
Tabel 3.3 Penetapan KriteriaAPKL
Bobot Keteranan
1 Sangatkecil pengaruhnya
2 Kecil pengaruhnya
3 Sedangpengaruhnya
4 Besar pengaruhnya
5 Sangatbesar pengaruhnya
Sesuai hasil analisa dengan metode APKL, maka penulis memilih isu mengenai
“Belum optimalnya penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat pasien dengan gangguan halusinasi di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2022.”
3.4.1 Kondisi Saat Ini
RuangPerkututmerupakanruangrawatinapuntukpasien tenanglakilakidiRSJdr.SoehartoHeerdjan.Ruanginibelummemilikimediakhususuntuk kebutuhan edukasi strategi pelaksanaan keluarga sebagai pedoman keluarga saat pasien kembali ke rumah. Strategi pelaksanaan merupakan suatu strategi yang diterapkan sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang bertujuan mengurangi dan mengatasi masalah keperawatan jiwa yang sedang ditangani.
Kondisi di Ruang Perkutut, perawat hanya menginformasikan jadwal kontrol ulang dan penggunaan obat tanpa mengedukasi perawatan yang dibutuhkan, aktivitas sehari-hari, dan informasi mengenai penyakit pasien.
Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh keluarga dalam membantu anggotakeluargayangmengalamihalusinasiadalahdenganikutberperanserta membantu klien untuk bisa mengontrol halusinasi, dan hal ini yang membuat
keluarga juga perlu mengetahui dan memahami dengan benar strategi pelaksanaan (SP) halusinasi, untuk bisa membantu meningkatkan peran keluarga tersebut, peran perawat juga diperlukan, intervensi strategi pelaksanaan keluarga yang benar yang bisa dilakukan oleh keluarga di rumah. Tidak adanya media khusus untuk edukasi dalam melakukan penerapan strategi pelaksanaan keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat pasien dengan gangguan halusinasi membuat keluarga tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk berpartisipasi dalam melakukan perawatan pasien saat kembali ke rumah setelah dalam perawatan di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.
Jika perawat tidak mengedukasikan strategi pelaksanaan keluarga
dengan optimal, keluarga tidak akan mengetahui dan memahami bagaimana perawatan yang seharusnya dilakukan keluarga dengan pasien gangguan halusinasi, kemudian pasien beresiko untuk kambuh dan dirawat kembali di rumah sakit dengan keluhan yang sama, keluarga hanya mengandalkan terapi farmakologi untuk perawatan pasien dengan gangguan halusinasi tanpa mendukung aktivitas dan kemampuan pasien. Hal ini meningkatkan risiko waktu yang lama untuk tetap mempertahankan kestabilan pasien.
Perawat di Ruang Perkutut diharapkan dapat mengedukasikan penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga dengan optimal. Diharapkan agar media yang telah disiapkan dapat diperluas dan membantu keluarga untuk turut berpartisipasi dalam melakukan perawatan kepada pasien dengangangguanhalusinasisetelahselesaiperawatandiRuang PerkututRumah
Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan, sehingga kemungkinan untuk kembali dirawat di rumah sakit dapat berkurang.
Perbedaan latar belakang
pendidikan keluarga
Pelaksanaan SOP belum optimal
Perbedaanusia keluarga
Tidak semua perawat
mampu melakukan edukasi
dengan baik
Tidak ada instrumen evaluasi
Tidak ada media edukasi
Skills Suppliers
Belum optimalnya penerapan
asuhan keperawatan strategi
pelaksanaan keluarga terhadap
kemampuan keluarga merawat
pasien dengan gangguan
halusinasi di Ruang Perkutut
Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto
Heerdjan Tahun 2022
Untuk mengatasi isu tersebut agar dapat teratasi dan tidak menimbulkan dampak yang tidak diharapkan, maka penulis mengajukan alternatif pemecahan isu yaitu:
1. Pembuatan video edukasi penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga pada pasien gangguan halusinasi di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.
2. Pembuatan instrumen evaluasi kemampuan keluargadengan gangguan halusinasi di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.
Berdasarkan alternatif pemecahan isu tersebut, maka penulis memutuskan untuk gagasan kreatif pemecahan isu adalah “Pembuatan video edukasi penerapan asuhankeperawatanstrategipelaksanaankeluargapadapasiengangguanhalusinasi di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. SoehartoHeerdjan Tahun 2022
Untuk mengatasi isu tersebut agar teratasi dan tidak menimbulkan dampak yang tidak diharapkan di kemudian hari,maka penulis mengajukan beberapa gagasan pemecahan isu berdasarkan akar masalahnya.
1. Persiapan pembuatan video edukasi SKP
2. Penyusunan materi video edukasi melalui sticker Inovasi
3. Sosialisasi video edukasi melalui sticker kepada kepala ruang dan rekan perawat SKP
4. Aktualisasi penerapan video edukasi melalui sticker kepada keluarga pasien SKP
5. Evaluasi penerapan video edukasi melalui sticker SKP
Nama : Yumni Farhah
Jabatan : Perawat Terampil
Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap Ruang Perkutut
Isu Teridentifikasi : Belum Optimalnya Penerapan Asuhan Keperawatan Strategi Pelaksanaan Keluarga Terhadap Kemampuan
Keluarga Merawat Pasien dengan Gangguan Halusinasi di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto
Heerdjan Tahun 2022
Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan Video Edukasi Penerapan Asuhan Keperawatan Strategi Pelaksanaan Keluarga pada Pasien
Gangguan Halusinasi di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2022
Substansi Kontribusi Terhadap
Visi Misi Penguatan Nilai Organisasi
1. Persiapan
Pembuatan Video
Edukasi
Output:
Terlaksananya
Diskusi Persiapan
1. Membuat
Jadwal
Konsultasi
dengan Mentor, Kepala Ruang
Perkutut, dan
Humas.
konsultasi dengan
Jadwal Konsultasi Saya membuat jadwal
mentor, kepala ruang, danhumassebagaimana
dengan perilaku
melaksanakan tugas
dengan disiplin
(akuntabel), kemudian
saya meminta
ketersediaan waktu
atasan untuk meminta
masukan yangbertujuan
untuk mendapat hasil
maksimal sehingga
menjaga nama baik
institusi (loyal) dan
ditetapkan jadwal
konsultasi bersama
Sesuai dengan visi-misi
RSJ dr. Soeharto
Heerdjan
Visi:
Menjadi Pusat Rujukan
Nasional Layanan
Neuropsikiatri
Sesuai dengan tata
nilai dr. Soeharto
Heerdjan:
Proaktif dalam
melaksanakan tugas
serta ikhlas dan bersungguh-
sungguh dalam
Misi:
Menyelenggarakan
kegiatan promotif,
preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang
komprehensif profesional
dan bermutu berbasis
layanan neuropsikiatri.
mengerjakannya
(Sincerely).
mentor, kepala Ruang
Perkutut, dan humas
untuk membangun
lingkungan kerja yang
kondusif (harmonis).
2. Melaksanakan
Konsultasi Hasil Konsultasi Saya melakukan
konsultasisesuaidengan
jadwal kesepakatan
untuk menghasilkan
video edukasi
sebagaimana sikap
untuk terus memenuhi
kebutuhan masyarakat
(berorientasi
pelayanan) yang
mudah dipelajari dengan
perkembangan teknologi
sesuai dengan inovasi
dan mengembangkan
kreatifitas (adaptif).
2. Penyusunan
Materi Video
Edukasi
Output:
Terlaksananya
3. Membuat Laporan Hasil Konsultasi
Persetujuan Pembuatan Video Edukasi
Saya membuat laporan
hasil konsultasi dengan
tepat sebagaimana
melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik (kompeten), kemudian
melaporkan kepada
mentor untuk
dilihat dan diperiksa
kembali jika ada
masukan sesuai dengan
perilaku terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai (kolaboratif).
video dengan maksimal
1. Membuat Konsep Video Konsep Video Saya membuat konsep
sehingga dapat
melaksanakan tugas
dengan bertanggung
Sesuai dengan visi-misi
RSJ dr. Soeharto
Heerdjan
Visi:
Sesuai dengan tata
nilai
RSJ dr.
Soeharto Heerdjan:
Mengerjakan suatu
pekerjaan didasari
Pembuatan Video
Edukasi
jawab dan berintegritas (akuntabel).
Menjadi Pusat Rujukan
Nasional Layanan
Neuropsikiatri
dengan rasa
tanggung jawab (Responsibility).
2. Merancang Konten Video Materi Edukasi Saya merancang konten video dengan maksimal
sehingga didapatkan
kualitas terbaik
(kompeten) dengan
mengacu pada materi di
buku keperawatan jiwa
dan jurnal digital
sebagaimana memenuhi
perilaku cepat
menyesuaikan diri
menghadapi perubahan (adaptif).
Misi:
Meningkatkan sarana
prasarana untuk
mendukung
terwujudnya layananlayanan unggulan dan pusat rujukan
layanan
neuropsikiatri.
Meningkatkan
kualitas Sumber Daya
Manusia yang
3. Pengambilan VideoRoleplay Potongan Video Singkat Sayamelakukanroleplay
dengan bantuan rekan
sehingga memberikan
kesempatan kepada
berbagai pihak untuk
kompeten, profesional dan berintegritas.
berkontribusi
(kolaboratif) sesuai
dengan waktu yang
telahdisepakatibersama
sehingga dapat
menghargaisetiaporang
apapun latar
belakangnya
(harmonis).
4. Melakukan Editing Laporan Video Saya melakukan editing
5. Memposting Video pada
Akun Media
menggunakan media
aplikasi Canva
untuk terus dapat
berinovasi dan
mengembangkan
kratifitas (adaptif).
Video pada
diakun media sosial RSJ
Akun Youtube Saya memposting video
dr. Soeharto Heerdjan
Sosial RSJ dr.
Soeharto
Heerdjan
sehingga dapat dilihat
berbagai pihak dan
dapat menjaga nama
baik instansi (loyal).
6. Membuat Link danQRCode QRCode Sayamembuatlinkvideo
7. Memasukkan QR Code pada Sticker
dan QR Code agar
mudah dilihat sesuai
dengan perilaku
bertindak proaktif (adaptif).
QRCode pada Sticker Saya memasukkan QR
Codepada stickeryang
akan diberikan
kepada keluarga pasien
sehingga dapat
memenuhi sikap ramah, solutif, dan dapat diandalkan (berorientasi
pelayanan)
Edukasi Output: Terlaksananya
Sosialisasi Video
Edukasi
Konsultasi
dengan Kepala
Ruang
Jadwal
Sosialisasi
Saya melakukan
konsultasi dengan
kepala ruang
sebagaimana dengan
melaksanakan tugas
dengan disiplin
(akuntabel), kemudian
saya meminta
ketersediaan waktu
rekan perawat untuk
melaksanakan sosialisasi
video edukasi untuk
mendapat hasil
maksimal sehingga
menjaga nama baik
institusi (loyal) hingga
ditetapkan jadwal
sosialisasi bersama
kepala ruang dan rekan
perawat untuk
membangun lingkungan
Sesuai dengan visi-misi
RSJ dr. Soeharto
Heerdjan
Visi:
Menjadi Pusat Rujukan
Nasional Layanan
Neuropsikiatri
Misi:
Meningkatkan sarana
prasarana untuk
mendukung
terwujudnya layanan-
layanan unggulan
dan pusat rujukan
layanan
neuropsikiatri.
Menyelenggarakan
kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan
Sesuai dengan tata
nilai RSJ dr.
Soeharto Heerdjan:
Berjiwa sosial
tinggi, berusaha
lebih dekat ke
rekan sejawat
untuk
kepentingan
instansi (social).
Memberikan pelayanan yang
humanis, dan responsif (humanity).
2. Sosialisasi
Penerapan
Video Edukasi
Foto, Daftar
Hadir dan Bahan
Tayang
Sosialisasi
kerja yang kondusif
(harmonis).
rehabilitatif yang
komprehensif
profesional dan
Saya melakukan
sosialisasi kepadakepala
ruang dan rekan
perawat di ruang
sebagaimana dengan
bertindak proaktif
(adaptif) demi
tercapainyatujuantanpa
mengganggu pelayanan
sesuai dengan perilaku
memahami dan
memenuhi kebutuhan
masyarakat (berorientasi
pelayanan).
bermutu berbasis
layanan
neuropsikiatri.
3. Membuat Laporan Hasil
Sosialisasi
Laporan Hasil
Sosialisasi
Saya membuat laporan
sosialisasi dengan tepat
sebagaimana
melaksanakan tugas
Penerapan Video
Edukasi melalui
Sticker Output:
Terlaksananya
Sosialisasi Video
Edukasi
1. Meminta
Kesediaan
Keluarga
Melihat Video
Edukasi
Keluarga
Bersedia
Melihat Video
Edukasi
dengan kualitas terbaik
(kompeten), kemudian
melaporkan kepada
mentor untuk
dilihat dan diperiksa jika
ada masukan sesuai
dengan perilaku terbuka
dalam bekerja sama
untukmenghasilkan nilai
(kolaboratif).
Saya menanyakan kesediaan keluarga
tanpa memaksa,
bersikap sopan dan
berbicara baik
sebagaimana
menghargaisetiaporang
apapun latar
belakangnya
(harmonis). Sehingga
dapat memberikan
Sesuai dengan visi-misi
RSJ dr. Soeharto
Heerdjan
Visi:
Menjadi Pusat Rujukan
Nasional Layanan
Neuropsikiatri
Misi:
Meningkatkan kegiatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Sesuai dengan tata
nilai RSJ dr.
Soeharto Heerdjan:
Adanya rasa
tulus dan ikhlas dalam memberikan pelayanan kesehatan (sincerly).
Keluarga Video
Edukasi
Keluarga Melihat Video
Edukasi
pelayanan yang
humanis, ramah dan
efektif untuk pasien
sebagaimana dengan
memahami dan
memenuhi kebutuhan
masyarakat
(berorientasi
pelayanan) serta
mampu menjaga nama
baik ASN, pimpinan, dan
instansi (loyal).
yang komprehensif
profesional dan bermutu
berbasis layanan
neuropsikiatri.
Memberikan
pelayanan yang
adil tanpa
membedabedakan (justice).
Saya memperlihatkan
video edukasi yang telah
dibuat dengan sebaik
mungkin sesuai dengan
materi sebagaimana
dengan melaksanakan
tugas dengan kualitas
terbaik (kompeten)
dan melaksanakan tugas
3. Memberikan
Sticker Berisi
Video Edukasi
Keluarga Mendapat StickerVideo
Edukasi
dengan bertanggung
jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas (akuntabel).
Saya memberikan
sebuah sticker yang
memiliki QRCodeuntuk
discan yang berisi
sebuah video edukasi
sebagaimana terus
berinovasi dan mengembangkan
kreatifitas (adaptif).
Sehinggakeluargadapat
dengan mudah
melakukan perawatan
pada pasien dengan
gangguan halusinasi
ketika di rumah
sebagaimana dapat
memberikan
5. Evaluasi Video
Edukasi Output:
Terlaksananya
Evaluasi Video
Edukasi
1. Membuat Instrumen Evaluasi
kesempatan berbagai
pihak untuk
berkontribusi (kolaboratif).
Instrumen Kuesioner Saya membuat instrumen evaluasi
dengan kuesioner
sehingga keluarga
mampu mengisi dengan
mudah yang mengacu
pada sikap menghargai
setiap orang apapun
latar belakangnya (harmonis).
Sesuai dengan visi-misi
RSJ dr. Soeharto
Heerdjan
Visi:
Menjadi Pusat Rujukan
Nasional Layanan
Neuropsikiatri
Sesuai dengan tata
nilai RSJ dr.
Soeharto Heerdjan:
Mengerjakan suatu
pekerjaan didasari
dengan rasa
tanggung jawab (Responsibility).
2. Mengumpulkan Data Terkumpulnya Hasil Data Saya mengumpulkan data yang mendukung
pelaksanaan dengan
baik dan cermat yang
mengacu dalam perilaku
melaksanakan tugas
Misi:
Meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia
yang kompeten, profesional dan berintegritas.
3. Mengolah dan Menganalisis Data
dengan bertanggung
jawab (akuntabel).
Laporan Hasil Analisa Data Saya membuat analisa data sesuai hasil dari
pengisian kuesioner
yang mengacu pada
panduan perilaku terus
berinovasi dan membangun kreativitas (adaptif), sehingga
didapatkan hasil data
yang tepat sebagaimana
tugas untuk selalu
melakukan perbaikan
tanpa henti (berorientasi pelayanan).
4. Membuat Laporan Hasil Evaluasi
Laporan hasil Evaluasi Saya membuat laporan
dengan menjaga privasi
dan kerahasiaan pasien
yang mengacu pada
sikap menjaga rahasia
pimpinan (loyal).
Kemudian saya
berkonsultasi dengan
mentor dalam
membuat finalisasi
laporan aktualisasi
sesuai dengan perilaku
terbuka dalam bekerja
sama untuk
menghasilkan nilai (kolaboratif). Saya
belajardarihasilevaluasi
yang telah saya buat
yang termasuk dalam
panduan perilaku
meningkatkan
kompetensi diri (kompeten).
Judul Aktualisasi : Pembuatan Video Edukasi Penerapan Asuhan Keperawatan
Strategi Pelaksanaan Keluarga Pada Pasien Gangguan
Halusinasi di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto
Heerdjan Tahun 2022
Waktu Pelaksanaan : 5 Agustus 2022 – 9 September 2022
Tempat Pelaksanaan : Ruang Perkutut RSJ dr. Soeharto Heerdjan
3 4 1 2
2. Penyusunan Materi Video Edukasi
3. Sosialisasi Video Edukasi
4. Aktualisasi Penerapan Video Edukasi melalui Sticker
5 Evaluasi Video Edukasi
Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi ini, penulis didukung dan dibantu oleh beberapa pihak, yaitu :
No. Pihak yang Terlibat Peran dalam Aktualisasi Nama
Jaty Suprijati, S.Kep. Ners.
melaksanakan kegiatan
2. Coach Mengarahkan, membimbing, mendukung penulis dalam memilih isu, merencanakan kegiatan dan melaksanakan kegiatan.
3. Humas Mengarahkan, membimbing, dan membantu penulis dalam membuat video edukasi.
4. Kepala Ruang Perkutut Mengarahkan, membimbing, mendukung penulis dalam memilih isu, merencanakan kegiatan dan melaksanakan kegiatan.
5. Perawat Ruang Perkutut Membantu penulis dalam melakukan aktualisasi.
Drg. Yana Yojana, MA
Julianto, Amd
Sri Sugiatun, S.Kep
Tim Perawat Ruang Perkutut
5.1 Pelaksanaan Aktualisasi
Pelaksanaan aktualisasi diperlukan sebagai pedoman bagi penulis dalam
menyelesaikan tugas dan menerapkan peran, fungsi, serta kedudukan PNS dalam perannya sebagai perawat yaitu nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, akuntabel,kompeten,harmonis,loyal,adaptif,dan kolaboratif),manajemen ASN,dan SMART ASN pada profesi perawat terampil di Ruang Perkutut RSJ dr. Soeharto Heerdjan, pada bagian ini penulis akan menjelaskan uraian kegiatan yang telah dilaksanakan berdasarkan laporan aktualisasi.
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Waktu Pelaksanaan Status Realisasi
1. Melakukan persiapan pembuatan video edukasi dengan terlaksananya diskusi persiapan
1. Membuat Jadwal Konsultasi dengan Mentor, Kepala Ruang, dan Humas.
2. Melaksanakan Konsultasi
3. Membuat Laporan Hasil Konsultasi
5-13 Agustus 2022 Terlaksana
2. Penyusunan Materi Video
Edukasi Output: Terlaksananya
Pembuatan Video
Edukasi
1. Membuat Konsep Video
2. Merancang Konten Video
3. Pengambilan Video Roleplay
4. MelakukanEditing
5. Memposting Video pada Akun Media Sosial RSJ dr. Soeharto Heerdjan
6. Membuat LinkdanQR Code
7. MemasukkanQRCode pada Sticker
14-24 Agustus 2022 Terlaksana
3. Sosialisasi Video
Edukasi pada
Perawat Ruang
Perkutut
4. Aktualisasi
Penerapan Video
Edukasi pada
Keluarga
5. Evaluasi Video
Edukasi
1. Melakukan Konsultasi
dengan Kepala Ruang
2. Sosialisasi Penerapan
Video Edukasi
3. Membuat Laporan Hasil
Sosialisasi
1. Meminta Kesediaan
Keluarga Melihat Video
Edukasi
2. Memperlihatkan
Keluarga Video Edukasi
3. Memberikan Sticker
Berisi Video Edukasi
1. Membuat Instrumen
Evaluasi
2. Mengumpulkan Data
3. Mengolah dan Menganalisis Data
4. Membuat Laporan Hasil
Evaluasi
25 – 27 Agustus 2022
Terlaksana
27 Agustus –2 September 2022
Terlaksana
5.2 Hasil Aktualisasi dan Pembahasan
Kegiatan 1
Nama Kegiatan/
Tahapan
Kegiatan
Evaluasi pada
tanggal 27
Agustus – 2
September 2022
Analisa pada
tanggal 3 – 9
September 2022
Terlaksana
Tanggal
Pelaksanaan
Melakukan persiapan pembuatan video edukasi dengan
terlaksananya diskusi persiapan
1. Membuat Jadwal Konsultasi dengan Mentor, Kepala Ruang, dan Humas.
2. Melaksanakan Konsultasi
3. Membuat Laporan Hasil Konsultasi
5-13 Agustus 2022
Relevansi
Kegiatan/ Tahapan Kegiatan
dengan NilaiNilai Dasar PNS
Akuntabel :
Saya membuat kontrak waktu dengan mentor dan telah disepakati janji untuk bertemu langsung dengan mentor pada tanggal 10 Agustus 2022 pukul 13.00 WIB di ruang rawat inap keperawatan. Kemudian saya bertemu langsung dengan Kepala
Ruang Perkutut pada tanggal 10 Agustus 2022 pada pukul 14.00 di Ruang Perkutut dan bertemu dengan humas pada tanggal 11
Agustus 2022 di ruang humas. Dalam proses ini saya
melaksanakan tugas sebagaimana dengan perilaku melaksanakan tugas dengan disiplin
Loyal :
Saya meminta ketersediaan waktu atasan untuk meminta masukan yang bertujuan untuk mendapat hasil maksimal sehingga menjaga nama baik instansi.
Harmonis :
Setelah saya meminta ketersediaan waktu, ditetapkan jadwal konsultasi bersama mentor, kepala ruang, dan humas untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif. Sehingga didapatkan video edukasi yang bermanfaat.
Berorientasi Pelayanan :
Saya melakukan konsultasi sesuai dengan jadwal kesepakatan untuk menghasilkan video edukasi sebaik mungkin sebagaimana sikap untuk terus memenuhi kebutuhan masyarakat.
Adaptif :
Saya akan membuat video edukasi melalui stickeryang telah
memilikiQRCodeyang mudah dipelajari dengan perkembangan teknologi sesuai dengan inovasi dan mengembangkan kreatifitas.
Kompeten :
Kontribusi
terhadap Visi
dan Misi
Organisasi
Saya membuat laporan hasil konsultasi dengan tepat sebagaimana melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Kolaboratif :
Saya melaporkan kepada mentor untuk dilihat dan diperiksa kembali jika ada masukan sesuai dengan perilaku terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai.
Sesuai dengan visi-misi RSJ dr. Soeharto Heerdjan.
Visi:
Menjadi Pusat Rujukan Nasional Layanan Neuropsikiatri.
Misi:
Menyelenggarakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yangkomprehensif profesional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri.
Penguatan
Nilai-Nilai
Organisasi
Output
Sesuai dengan tata nilai dr. Soeharto Heerdjan: Proaktif dalam melaksanakan tugas sertaikhlas dan bersungguhsungguh dalam mengerjakannya (Sincerely).
1. Jadwal Konsultasi
2. Hasil Konsultasi
3. Persetujuan Pembuatan Video Edukasi
Manfaat / Hasil
Capaian
Hasilpertemuandiharapkandapatmemberikangambaranumum sebagai dasar pemecahan masalah, sehingga nantinya akan terbentuk laporan aktualisasi dan pembuatan video edukasi melalui sticker yang maksimal.
Dampak Menerapkan Nilai
Analisis
BerAKHLAK
1. Jika menerapkan nilai akuntabel, maka konsultasi berjalan secara efisien serta pembuatan media video edukasi berjalan sesuai tujuan.
Tidak Menerapkan Nilai
BerAKHLAK
1. Jika tidak menerapkan nilai akuntabel, makakonsultasi tidak berjalan secara efisien serta pembuatan media video edukasi tidak berjalan sesuai tujuan.
2. Jika menerapkan nilai 2. Jika tidak menerapkan nilai
Loyal, maka aktualisasi akan selesai tepat pada waktunya dan proses berjalan dengan lancar.
3. Jika menerapkan nilai harmonis, maka konsultasi bersama mentor,kepalaruang,dan humas akan menghasilkan suatu lingkungan kerja yang kondusif.
4. Jika menerapkan nilai berorientasi pelayanan, maka konsultasiberjalandengan baik dan menghasilkan perbaikan kualitas sistem yang ada
5. Jika menerapkan nilai adaptif, maka konsultasi akan menghasilkan suatu perubahan atau inovasi yang lebih baik.
6. Jika menerapkan nilai kompeten, maka media yang dihasilkan merupakan media yang terbaik.
7. Jika menerapkan nilai kolaboratif, maka konsultasiberjalandengan baik dikarenakan adanya kesediaan kerjasama
Loyal, maka aktualisasi tidakakanselesaitepatpada waktunya dan proses tidak berjalan dengan lancar.
3. Jika tidak menerapkan nilai harmonis, maka konsultasi bersama mentor, kepala ruang,danhumastidakakan menghasilkan suatu lingkungan kerja yang kondusif.
4. Jika tidak menerapkan nilai berorientasi pelayanan, maka konsultasi tidak akan berjalan dengan baik dan tidak menghasilkan perbaikan kualitas sistem yang ada.
5. Jika tidak menerapkan nilai adaptif, maka konsultasi tidak akan menghasilkan suatu perubahan atau inovasi yang lebih baik.
6. Jika tidak menerapkan nilai kompeten, maka media yang dihasilkan bukan merupakan media yang terbaik.
8. Jika tidak menerapkan nilai kolaboratif, maka konsultasi tidak akan berjalan dengan baik dikarenakan tidak adanya
Dokumentasi
antara peserta latsar dan pihak yang terkait.
kesediaan kerjasama antara peserta latsar dan pihak yang terkait.
Kendala dan Solusi
Nama Kegiatan/
Tahapan Kegiatan
Gambar 5.3 Laporan Hasil Konsultasi
Tidak ditemukan kendala pada tahap kegiatan konsultasi pelaksanaan aktualisasi.
Penyusunan Materi Video Edukasi
1. Membuat Konsep Video
2. Merancang Konten Video
3. Pengambilan Video Roleplay
4. Melakukan Editing
5. Memposting Video pada Akun Media Sosial RSJ dr.Soeharto Heerdjan
6. Membuat Link dan QR Code
7. Memasukkan QR Code pada Sticker
Tanggal Pelaksanaan 14-24 Agustus 2022
Relevansi Kegiatan/
Tahapan Kegiatan
dengan Nilai-Nilai
Dasar PNS
Akuntabel :
Saya membuat konsep video edukasi dengan maksimal sehingga dapat melaksanakan tugas dengan bertanggung jawab dan berintegritas.
Kompeten :
Saya merancang konten video edukasi dengan maksimal sehingga didapatkan kualitas terbaik dalam pembuatan video.
Adaptif :
Saya mengacu pada materi dibuku keperawatan jiwa dan jurnal digital sebagaimana memenuhi perilaku cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
Kolaboartif :
Saya melakukan roleplay dengan bantuan rekan sehingga memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
Harmonis : Saya menyepakati jadwalroleplaysesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama sehingga dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
Adaptif :
Saya melakukan editingmenggunakan media aplikasi Canvauntuk terus dapat berinovasi dan mengembangkan kratifitas
Loyal : Saya memposting video diakun media sosial RSJ dr. Soeharto Heerdjansehinggadapatdilihatberbagaipihakdandapat menjaga nama baik instansi.
Adaptif :
Saya membuat link video dan QR Code agar mudah dilihat sesuai dengan perilaku bertindak proaktif
Berorientasi Pelayanan : Saya memasukkan QR Code pada sticker yang akan diberikan
Kontribusi terhadap
Visi
dan Misi Organisasi
kepada keluarga pasien sehingga dapat memenuhi sikap ramah, solutif, dan dapat diandalkan.
Sesuai dengan visi-misi RSJ dr. Soeharto Heerdjan
Visi:
Menjadi Pusat Rujukan Nasional Layanan Neuropsikiatri
Misi:
Meningkatkan saranaprasaranauntukmendukungterwujudnya layanan-layanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten, profesional dan berintegritas.
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Output
Sesuai dengan tata nilai RSJ dr. Soeharto Heerdjan: Mengerjakansuatupekerjaandidasaridenganrasatanggungjawab (Responsibility).
1. Konsep Video
2. Materi Edukasi
3. Potongan Video Singkat
4. Laporan Video
5. Video pada Akun Youtube
6. QRCode
7. QRCodepada Sticker
Manfaat / Hasil
Capaian
Dalam kegiatan aktualisasi ini didapatkan video edukasi yang dapat dilihat diakun youtubeRSJ dr. Soeharto Heerdjan melalui QRCode pada sticker.
Analisis Dampak Menerapkan Nilai BerAKHLAK Tidak Menerapkan Nilai
BerAKHLAK
1. Jika menerapkan nilai akuntabel, maka pembuatan video edukasi dibuat dengan maksimal sehingga dapat melaksanakan tugas dengan
1. Jika tidak menerapkan nilai akuntabel, maka pembuatan video edukasi tidak dibuat dengan maksimal
bertanggung jawab dan berintegritas. sehingga tidak dapat melaksanakan tugas dengan bertanggung jawab dan berintegritas.
2. Jika menerapkan nilai kompeten, maka pembuatan video edukasi akan dengan maksimal sehingga didapatkan kualitas terbaik.
2. Jika tidak menerapkan nilai kompeten, maka pembuatan video edukasi tidak akan sehingga tidak didapatkan kualitas terbaik.
3. Jika menerapkan nilai loyal, maka pembuatan video edukasi akan berjalan lancar sehingga
dapat dilihat berbagai pihak dan dapat menjaga nama baik instansi.
3. Jika tidak menerapkan nilai loyal, maka pembuatan video edukasi tidak akan berjalan lancar sehingga tidak dapat dilihat berbagai pihak dan tidak dapat menjaga nama baik instansi.
4. Jika menerapkan nilai kolaboratif, maka pembuatan video edukasi terdapat roleplay yang dibuat dengan bantuan rekan sehingga memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
4. Jika tidak menerapkan nilai kolaboratif, maka pembuatan video edukasi tidak akan terdapat roleplay yang dibuat dengan bantuan rekan sehingga tidak memberikankesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
5. Jika menerapkan nilai harmonis, maka pembuatan video roleplay akan menyesuaikan dengan waktu
5. Jika tidak menerapkan nilai harmonis, maka pembuatan video roleplay tidak akan
yang telah disepakati bersama sehingga dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
menyesuaikan dengan waktu yang telah disepakati bersama sehingga tidak dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
6. Jika melakukan nilai adaptif, maka setelah pembuatan video akan melakukanediting dengan menggunakan media aplikasi Canva untuk selalu berinovasi dan mengembangkan kratifitas.
6. Jikatidakmelakukannilai adaptif, maka setelah pembuatan video tidak akan melakukan editing dengan menggunakan media aplikasi Canva untuk selalu berinovasi dan mengembangkan kratifitas.
7. Jika melakukan nilai berorientasipelayanan,maka dalam pembuatan video saya akan memasukkan QR Code padastickeryangakan diberikan kepada keluarga pasien sehingga dapat memenuhi sikap ramah, solutif, dan dapat diandalkan.
7. Jika melakukan nilai berorientasi pelayanan, maka dalam pembuatan video saya tidak akan memasukkan QR Code pada sticker.
https://youtu.be/_qUI_hT7DTE
Gambar
Kendala dan Solusi Kendala yang ditemukan pada tahap ini yaitu menentukan jadwal roleplay dengan rekan perawat karena perbedaan jadwal kerja diruangan.
Solusinyaadalahpenulismengikutijadwalrekanperawatyangakan membantu dalam prosesroleplaydiluar jam kerja.
Kegiatan 3
Nama Kegiatan/ Tahapan Kegiatan Sosialisasi Video Edukasi
1. Melakukan Konsultasi dengan Kepala Ruang
2. Sosialisasi Penerapan Video Edukasi
3. Membuat Laporan Hasil Sosialisasi
Tanggal Pelaksanaan 25 – 27 Agustus 2022
Relevansi Kegiatan/
Tahapan Kegiatan
dengan Nilai-Nilai
Dasar
PNS
Akuntabel :
Saya melakukan konsultasi dengan kepala Ruang Perkutut sebagaimana melaksanakan tugas dengan disiplin sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan.
Loyal :
Saya meminta ketersediaan waktu rekan perawat dalam melaksanakan sosialisasi video edukasi untuk mendapat hasil maksimal sehingga menjaga nama baik institusi.
Harmonis :
Saya meminta ketersediaan waktu hingga ditetapkan jadwal sosialisasi bersama kepala Ruang Perkutut dan rekan perawat untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif. Sosialisasi dilaksanakan mengikuti jadwal kerja rekan perawat.
Adaptif :
Saya melakukan sosialisasi kepada kepala Ruang Perkutut dan beberapa rekan perawat di Ruang Perkutut sebagaimana dengan bertindak proaktif.
Kontribusi terhadap
Visi
dan Misi Organisasi
Berorientasi Pelayanan :
Saya melaksanakan sosialisasi tanpa mengganggu pelayanan sesuai dengan perilaku memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga tidak mengganggu pelayanan
Kompeten :
Saya membuat laporan sosialisasi dengan tepat sebagaimana melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
Kolaboratif :
Sayamelakukankonsultasikepadamentoruntukdilihatdandiperiksa jika ada masukan sesuai dengan perilaku terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai.
Sesuai dengan visi-misi RSJ dr. Soeharto Heerdjan
Visi:
Menjadi Pusat Rujukan Nasional Layanan Neuropsikiatri
Misi:
Meningkatkan sarana prasarana untuk mendukung terwujudnya layanan-layanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri.
Menyelenggarakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yangkomprehensif profesional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri.
Penguatan NilaiNilai Organisasi
Sesuai dengan tata nilai RSJ dr. Soeharto Heerdjan:
Berjiwasosialtinggi,berusahalebihdekatkerekansejawatuntuk kepentingan instansi (social).
Memberikan pelayanan yang humanis, dan responsif (humanity).
Output
1. Jadwal Sosialisasi
2. Foto, Daftar Hadir dan Bahan Tayang Sosialisasi
3. Laporan Hasil Sosialisasi
Capaian Manfaatdarikegiataniniyaituterlaksananyasosialisasivideoedukasi kepada rekan perawat di Ruang Perkutut.
Manfaat / Hasil
Analisis Dampak Menerapkan Nilai BerAkhlak Tidak Menerapkan Nilai
BerAkhlak
akuntabel, maka sosialisasi akan berjalan dengan
disiplin sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan.
2. Jika menerapkan nilai loyal, maka sosialisasi video edukasiakanmendapathasil maksimal sehingga menjaga nama baik institusi.
3. Jika menerapkan nilai harmonis, maka sosialisasi bersama kepala Ruang
Perkutut dan rekan perawat untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif akan tercapai.
4. Jika menerapkan nilai adaptif, maka saya akan melakukan sosialisasi kepada kepala Ruang Perkutut dan beberapa rekan perawat di Ruang Perkutut sebagaimana dengan bertindak proaktif.
5. Jika menerapkan nilai berorientasi pelayanan, makapelaksanaansosialisasi tidak akan mengganggu pelayanan sesuai dengan perilaku memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
akuntabel, maka sosialisasi
tidak akan berjalan dengan disiplin sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan.
2. Jika tidak menerapkan nilai loyal, maka sosialisasi video edukasi tidak akan mendapat hasil maksimal sehingga tidak menjaga nama baik institusi.
3. Jika tidak menerapkan nilai harmonis, maka sosialisasi bersama kepala Ruang
Perkutut dan rekan perawat untukmembangunlingkungan kerjayangkondusiftidakakan tercapai.
4. Jika tidak menerapkan nilai adaptif, maka saya tidak akan melakukan sosialisasi kepadakepalaRuangPerkutut dan beberapa rekan perawat di Ruang Perkutut sebagaimana dengan tidak bertindak proaktif.
5. Jika tidak menerapkan nilai berorientasi pelayanan, maka pelaksanaan sosialisasi akan mengganggu pelayanan tidak sesuai dengan perilaku memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dokumentasi
akan berjalan dengan tepat sebagaimana melaksanakan
tugas dengan kualitas terbaik.
7. Jika menerapkan nilai
kolaboratif, maka sosialisasi berjalan dengan
baik sesuai dengan perilaku
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai.
tidak akan berjalan dengan
tepat sebagaimana tidak
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
7. Jika tidak menerapkan nilai
kolaboratif, maka sosialisasi
tidak akan berjalan dengan
baik sesuai dengan perilaku
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai.
Gambar 5.13 Laporan Hasil Sosialisasi
Kendala dan solusi Tidak ditemukan kendala pada tahap kegiatan konsultasi pelaksanaan aktualisasi.
Nama
Kegiatan/ Tahapan
Kegiatan
Aktualisasi Penerapan Video Edukasi
1. Meminta Kesediaan Keluarga Menonton Video Edukasi
2. Menayangkan Video Edukasi pada Keluarga
3. Memberikan Sticker Berisi Video Edukasi
Pelaksanaan 27 Agustus – 2 September 2022
Tanggal
Relevansi
Kegiatan/ Tahapan
Kegiatan
dengan
Nilai-Nilai
Dasar
PNS
Harmonis : Saya menanyakan kesediaan keluarga tanpa memaksa, bersikap sopan dan berbicara baik sebagaimana menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
Berorientasi Pelayanan : Saya meminta kesediaan keluarga sehingga dapat memberikan pelayanan yang humanis, ramah dan efektif untuk pasien sebagaimana dengan memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Loyal : Saya meminta kesediaan keluarga sehingga dapat memberikan pelayanan
Kontribusi terhadap
Visi dan Misi Organisasi
Penguatan
Nilai-Nilai Organisasi
yang humanis, ramah dan efektif sehingga mampu menjaga nama baik ASN, pimpinan, dan instansi.
Kompeten :
Sayamenayangkan videoedukasi yangtelah dibuatdengan sebaikmungkin sesuai dengan teori sebagaimana dengan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Akuntabel : Saya melaksanakan aktualisasi dengan bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas.
Adaptif :
Saya memberikan sebuah sticker yang terdapat QR Code untuk discan yang berisi sebuah video edukasi sebagaimana terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas.
Kolaboratif :
Sayamemberikanstickervideoedukasisehinggakeluargadapatmengetahui dan mempraktekkan perawatan pada pasien dengan gangguan halusinasi ketika di rumah sebagaimana dapat memberikan kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi
Sesuai dengan visi-misi RSJ dr. Soeharto Heerdjan
Visi:
Menjadi Pusat Rujukan Nasional Layanan Neuropsikiatri
Misi:
Meningkatkan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang komprehensif profesional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri.
Sesuai dengan tata nilai RSJ dr. Soeharto Heerdjan:
Adanya rasa tulus dan ikhlas dalam memberikan pelayanan kesehatan (Sincerly).
Memberikan pelayanan yang adil tanpa membeda-bedakan (Justice).
Output
1. Daftar Hadir
2. Video Edukasi
Manfaat / Hasil Capaian
3. Sticker Video Edukasi
Terlaksananya aktualisasi penerapan video edukasi kepada keluarga pasien.
Analisis Dampak Menerapkan Nilai BerAkhlak Tidak menerapkan Nilai Berakhlak
1. Jika menerapkan nilai harmonis, maka penerapan video edukasi akan berjalan lancar dengan menanyakan kesediaan keluarga tanpa memaksa, bersikap sopan dan berbicara baik sebagaimana menghargaisetiaporangapapun latar belakangnya.
2. Jika menerapkan nilai berorientasi pelayanan, maka penerapan video edukasi akan maksimal dengan memberikan pelayanan yang humanis, ramah dan efektif.
3. Jika menerapkan nilai loyal, maka penerapan video edukasi akan berjalan baik sehingga mampu menjaga nama baik ASN, pimpinan, dan instansi.
4. Jika menerapkan nilai kompeten, maka penerapan video edukasi dibuat dengan sebaik mungkin sesuai dengan teori sebagaimana dengan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
5. Jika menerapkan nilai
1. Jika tidak menerapkan nilai harmonis, maka penerapan video edukasi tidak akan berjalan lancar tanpa menanyakan kesediaan keluarga tanpa memaksa, tidak bersikap sopan dan tidak berbicara baik sebagaimana menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
2. Jika tidak menerapkan nilai berorientasi pelayanan, maka penerapan video edukasi tidak akanmaksimaltanpamemberikan pelayanan yang humanis, ramah dan efektif.
3. Jikatidak menerapkan nilai loyal, maka penerapan video edukasi tidak akan berjalan baik sehingga tidak mampu menjaga nama baik ASN, pimpinan, dan instansi.
4. Jika tidak menerapkan nilai kompeten, maka penerapan videoedukasitidakdibuatdengan sebaik mungkin sesuai dengan teori sebagaimana tidak melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
5. Jika tidak menerapkan nilai
Dokumentasi
akuntabel, maka pelaksanaan aktualisasi dilakukan dengan bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas.
6. Jika menerapkan nilai adaptif, maka penerapan video edukasi dengan memberikan sebuah sticker merupakan inovasi dan mengembangkan kreatifitas.
7. Jika menerapkan nilai koloboratif, maka penerapan video edukasi dengan memberikan sebuah sticker dapat memberikan kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi dalam kesembuhan pasien.
akuntabel, maka pelaksanaan aktualisasitidakdilakukandengan bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas.
6. Jika tidak menerapkan nilai adaptif, maka penerapan video edukasidengantidakmemberikan sebuah stickerbukan merupakan inovasi dan mengembangkan kreatifitas.
7. Jika tidak menerapkan nilai kolaboratif, maka penerapan video edukasi tidak dengan memberikan sebuah stickertidak dapat memberikan kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi dalam kesembuhan pasien.
Kendala
Solusi Kendaladalam
bersedia
Kegiatan 5
Nama Kegiatan/ Tahapan Kegiatan Evaluasi Video Edukasi
1. Membuat Instrumen Evaluasi
2. Mengumpulkan Data
3. Mengolah dan Menganalisis Data
Tanggal Pelaksanaan Evaluasi 27 Agustus – 2 September 2022
Analisa 3 – 9 September 2022
Relevansi Kegiatan/
Tahapan Kegiatan
dengan Nilai-Nilai
Dasar
PNS
Harmonis :
Saya membuat instrumen evaluasi dengan kuesioner sehingga keluargamampu mengisi dengan mudah yangmengacu padasikap menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
Akuntabel :
Saya mengumpulkan data yang mendukung pelaksanaan dengan baik dan cermat yang mengacu dalam perilaku melaksanakan tugas dengan bertanggung jawab.
Adaptif : Saya membuat analisa data sesuai hasil dari pengisian kuesioner yang mengacu pada panduan perilaku terus berinovasi dan membangun kreativitas.
Berorientasi Pelayanan :
Saya membuat analisa data sehingga didapatkan hasil data yang tepat sebagaimana melaksanakan tugas untuk selalu melakukan perbaikan tanpa henti.
Loyal :
Saya membuat laporan dengan menjaga privasi dan kerahasiaan pasien yang mengacu pada sikap menjaga nama baik instansi.
Kolaboratif :
Saya berkonsultasi kembali dengan mentor dalam membuat finalisasilaporanaktualisasisesuaidenganperilaku terbuka dalam
Kontribusi terhadap
Visi
dan Misi Organisasi
bekerja sama untuk menghasilkan nilai.
Kompeten :
Sayabelajar dari hasil evaluasi yangtelah sayabuatyangtermasuk dalam panduan perilaku meningkatkan kompetensi diri.
Sesuai dengan visi-misi RSJ dr. Soeharto Heerdjan
Visi:
Menjadi Pusat Rujukan Nasional Layanan Neuropsikiatri
Misi:
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten, profesional dan berintegritas.
Penguatan Nilai-Nilai
Organisasi
Output
Sesuai dengan tata nilai RSJ dr. Soeharto Heerdjan:
Mengerjakansuatupekerjaandidasaridenganrasatanggungjawab (Responsibility).
1. Instrumen Kuesioner
2. Terkumpulnya Hasil Data
3. Laporan Hasil Analisa Data
4. Laporan Hasil Evaluasi
Manfaat / Hasil
Capaian
Manfaat dari kegiatan ini yaitu terlaksananya evaluasi kegiatan aktualisasi dan dapat mengetahui apakah video ini bermanfaat untuk pelayanan.
Analisis Dampak Menerapkan Nilai
BerAkhlak
1. Jika menerapkan nilai Harmonis, maka evaluasi akan berjalan sesuai dengan sikap menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
2. Jika menerapkan nilai akuntabel,makaevaluasi berjalan secara efisien dengan menyelesaikan tugassecarasbertanggung
Tidak Menerapkan Nilai
BerAkhlak
1. Jika tidak menerapkan nilai Harmonis, maka evaluasi tidak akan berjalan sesuai dengan sikap menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
2. Jika tidak menerapkan nilai akuntabel, maka evaluasi tidak akan berjalan secara efisien dengan tidak menyelesaikan tugas secara
jawab. bertanggung jawab.
3. Jika menerapkan nilai adaptif, maka evaluasi akan menghasilkan suatu perubahan atau inovasi yang lebih baik.
4. Jika menerapkan nilai berorientasi pelayanan, maka evaluasi akan berjalan dengan baik dan menghasilkan perbaikan tanpa henti.
5. Jika menerapkan nilai loyal, maka aktualisasi akan selesai tepat pada waktunya dan proses berjalan dengan lancar.
6. Jika menerapkan nilai kolaboratif, maka evaluasi berjalan dengan baik dikarenakan adanya kesediaan kerjasama antara peserta latsar dan pihak yang terkait dalam pembuatan aktualisasi.
7. Jika menerapkan nilai kompeten,makaevaluasi aktualisasi akan berjalan sesuai rencana.
3. Jika tidak menerapkan nilai adaptif, maka evaluasi tidak akan menghasilkan suatu perubahan atau inovasi yang lebih baik.
4. Jika tidak menerapkan nilai berorientasi pelayanan, maka evaluasi tidak akan berjalan dengan baik dan menghasilkan perbaikan tanpa henti.
5. Jika tidak menerapkan nilai loyal, maka aktualisasi tidak akan selesai tepat pada waktunya dan proses tidak berjalan dengan lancar.
6. Jika menerapkan nilai kolaboratif, maka evaluasi berjalan dengan baik dikarenakan adanya kesediaan kerjasama antara peserta latsar dan pihak yang terkait dalam pembuatan aktualisasi.
7. Jika menerapkan nilai kompeten, maka evaluasi aktualisasi akan berjalan sesuai rencana.
Gambar 5.17 Instrumen Evaluasi
Gambar 5.18 Hasil Data Evaluasi
Pasien di Ruang Perkutut akan selalu berganti, selain itu petugas di Ruang Perkutut pun akan diadakan rotasi secara berkala. Hal ini akan membuat kurangnya informasi kepada keluarga pasien yang menyebabkan belum optimalnya penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga dengan pasien gangguan halusinasi. Oleh karena itu penulis ingin melanjutkan sosialisasi kepada petugas perawat dan keluarga pasien setiap 2 bulan sekali. Isu yang penulis angkat adalah belum optimalnya penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga terhadapkemampuankeluargamerawatpasiendengangangguanhalusinasidiRuang Perkutut.
Untuk mewujudkan gagasan diatas, maka dibutuhkan beberapa rangkaian kegiatan.
Rangkaian kegiatan yang dimaksud sebagai berikut:
1. Mengusulkan pemberlakuan strategi pelaksanaan keluarga dengan media sticker untuk video edukasi disemua ruang rawat inap di RSJ dr. Soeharto Heerdjan.
2. Sosialisasi penerapan videoedukasi padakeluargapasien dilaksanakan oleh rekan perawat yang lain.
3. Menyempurnakan sticker video edukasi untuk diperbanyak.
Rangkaian kegiatan aktualisasi lanjutan ini akan dilaksanakan pada bulan November 2022 diruang rawat inap RSJ dr. Soeharto Heerdjan.
1. Mengusulkan pemberlakuan strategi pelaksanaan keluarga dengan media stickervideo edukasi disemuaruang rawat inap di RSJ dr. Soeharto Heerdjan.
2. Sosialisasi penerapan video edukasi pada keluarga pasien dilaksanakan dengan rekan perawat yang lain.
3. Menyempurnakan sticker video edukasi untuk diperbanyak.
Dengan terlaksananya seluruh kegiatan aktualisasi ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis menggunakan metode APKL, isu yang terpilih adalah “Belum optimalnya penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat pasien dengan gangguan halusinasi di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan”.
2. Kegiatan aktualisasi yang telah diselesaikan memberikan hasil berupa terlaksananya penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga dengan gangguan halusinasidi RuangPerkututRSJdr. SoehartoHeerdjan dengan menggunakan video edukasi melalui stickeryang telah terdapatQRCode.
3. Penerapan nilai-nilai dasar PNS (berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif) penting dalam menjalankan aktualisasi danhabituasiagarASNbekerjabertanggungjawabdalammelaksanakantugasnya dan dapat menjadi contoh yang baik dilingkungan kerja.
7.2 Saran
Setelahmelaksanakankegiatanaktualisasi,perlunyapengembanganlebihlanjutuntuk diberlakukannya penerapan asuhan keperawatan strategi pelaksanaan keluarga dengan gangguan halusinasi di Ruang Perkutut RSJ dr. Soeharto Heerdjan dengan menggunakan video edukasi melalui sticker yang telah terdapat QRCode bisa membantu pasien dalam proses perawatan saat kembali ke rumah
7.3 Komitmen Berkelanjutan
Penulis berkomitmen untuk terus mengimplementasikan nilai-nilai BerAKHLAK dalam melaksanakan rencana tindak lanjut.
Firmansyah.2022. Mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Dasar ASN BerAKHLAKMenuju Visi Dompu Mashur. https://setda.dompukab.go.id/mengimplementasikan-nilai-nilai-dasarcore-values-asn-berakhlak-menuju-visi-dompumashur.html#:~:text=Berorientasi%20Pelayanan.,masalah%20yang%20ada%20di%2 0masyarakat. (diakses tanggal 26 Juli 2022)
Karuniawati, R. 2020. Pengaruh Penerapan Strategi Pelaksanaan Keluarga Terhadap
Kemampuan Keluarga Pasien Halusinasi di Kota Jambi. http://eprints.umpo.ac.id/6177/3/BAB%202.pdf. (diakses pada 27 Juli 2022)
Kemenkeu. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. https://www.sdm.kemenkeu.go.id/peraturan/doc/UU_NO_5_2014.PDF.
(diakses pada 25 Juli 2022)
Norma, Dewi, Mury Ririanty, Iken Nafikadini1. 2019. Karakteristik Keluarga ODGJ dan Kepesertaan JKN Hubungannya dengan Tindakan Pencarian Pengobatan bagi ODGJ.
https://jurkes.polije.ac.id/index.php/journal/article/download/81/71/473.
(diakses tanggal 25 Juli 2022 )
Pakpahan, Saut. 2015. Discharge Planning dalam Keperawatan.
http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/discharge-planning-dalamkeperawatan/#:~:text=Discharge%20Planning%20adalah%20suatu%20proses,sakit% 20dalam%20upaya%20meningkatkan%20atau.(diakses pada 26 Juli 2022 )
Resi. 2018. Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok pada Pasien Gangguan Jiwa.
https://rsj.babelprov.go.id/content/manfaat-terapi-aktivitas-kelompok-pada-pasiengangguan-jiwa. (diakses pada 26 Juli 2022)
RSJSH. Profil Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan. https://rsjsh.co.id/visi-dan-misi.
(diakses pada 25 Juli 2022)
Setiawan,Sigit.2022.PengaruhStrategiPelaksanaanKeluargaTerhadapKekembuhanPasien ODGJ. https://rsj.babelprov.go.id/content/pengaruh-strategi-pelaksanaan-keluargaterhadap-kekambuhan-pasien-odgj (diakses tanggal 25 Juli 2022)
1.
4. Apakah video edukasi ini mudah dipahami?
1. Menurut hasil survei melalui kuesioner, keluarga pasien menganggap bahwa video edukasi ini sudah jelas untuk menjadi pedoman merawat pasien dengan gangguan halusinasi saat pasien kembali ke rumah.
2. Menurut hasil survei melalui kuesioner, keluarga pasien menganggap bahwa video edukasi ini bermanfaat untuk membantu mengalihkan pasien dengan gangguan halusinasi saat muncul.
3. Menurut hasil survei melalui kuesioner, 31% menunjukkan bahwa video edukasi ini tidak mudah diakses karena handphone yang tidak mendukung dan tidak mengerti bagaimana cara scan QR Code pada sticker.
