Belum Optimalnya Kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) Di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1

BELUMOPTIMALNYA KEGIATANPELAYANANINFORMASIOBAT (PIO)DI

INSTALASIFARMASI RSUPDR.HASANSADIKINBANDUNG TAHUN2022

DISUSUN OLEH:

Apt. PERDANI ADNIN MAIISYAH, M.Clin. Pharm NIP. 199103202022022001

BAPELKESCIKARANG

KEMENTERIANKESEHATANRI

2022

LEMBARPENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

BELUM OPTIMALNYA KEGIATAN PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO) DI INSTALASI

FARMASI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2022

Telah diseminarkan

Tanggal, 23 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

Penguji Mentor

Miftahur Rohim, ST, M.Kes Cherry Rahayu, S.Si., MKM, Apt 196903121992031014 197108291998032001

Coach dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK 197803272009122002

Bismillaahirrahmaanirrohiim, Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan karunia yang tak terhingga kepada kita semua. Shalawat teriring Salam semoga selalu tercurah kepada KekasihNya yang Mulia, Rasulullah Muhammad SAW. teladan manusia sepanjang masa. Tak lupa kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini,

penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Kementerian Kesehatan Tahun 2021 ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada:

1. pltDirektur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yakni dr. Azhar Jaya SKM, MARS, yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat mengikuti kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan III ini dengan sebaik-baiknya.

2. Kepala Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sekaligus sebagai mentor yakni Ibu Cherry Rahayu, S.Si., MKM, Apt. yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam mengikuti pelatihan dasar CPNS Golongan III ini dan telah memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis dalam menyusun rancangan kegiatan aktualisasi ini dengan sebaikbaiknya.

3. Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang yakni Bapak Drs. Suherman, M.Kes yang telah menyelenggarakan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan ini dengan baik.

4. Koordinator Pelatihan Manajemen dan Teknis Non Kesehatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III, Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang Ibu Verawati Lenny, SKM, MKM.

5. dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK sebagai Coach yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun rancangan kegiatan aktualisasi ini dengan baik

6. Bapak/Ibu Widya Iswara serta seluruh panitia yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas arahan Bapak/Ibu semua.

7. Seluruh teman-teman pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan 1 Bapelkes Cikarang yang saya banggakan.

KATAPENGANTAR

Penulis menyadari bahwa penyusunan rancangan kegiatan aktualisasi ini jauh dari kata

sempurna sehingga membutuhkan saran serta kritik yang membangun demi terwujudnya

penulisan yang lebih baik. Penulis berharap rancangan kegiatan aktulaisasi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Cikarang, 23 Juni 2021

Penulis,

Apt. Perdani Adnin Maiisyah, M.Clin.Pharm

199103202022032001

5 DAFTARISI Table of Contents LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI 1 LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................................................2 KATA PENGANTAR 3 DAFTAR ISI...............................................................................................................................5 DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................7 DAFTAR TABEL.........................................................................................................................8 BAB I..........................................................................................................................................9 PENDAHULUAN........................................................................................................................9 1.1 Latar Belakang 9 1.2 Tujuan ada 11 1.3 Manfaat 11 1.3.1 Bagi PNS 11 1.3.2 Bagi Unit Kerja.................................................................................................11 1.3.3 Bagi Bapelkes Cikarang ..................................................................................11 1.4 Ruang Lingkup.........................................................................................................11 BAB II......................................................................................................................................13 GAMBARAN UMUM ORGANISASI ........................................................................................13 2.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 13 2.2 Profil Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 16 2.3 Profil Peserta 19 2.4 Nilai-Nilai Dasar PNS 19 2.5 Peran dan Kedudukan PNS Dalam NKRI 20 2.6 Pelayanan Informasi Obat.....................................................................................22 2.6.1 Pengertian ............................................................................................................22
6 2.6.2 Tujuan 22 2.6.3 Manfaat 22 2.6.4 Sasaran Informasi Obat......................................................................................22 2.6.5 Pelaksana 22 2.6.6 Persiapan..............................................................................................................23 2.6.7 Pelaksanaan .........................................................................................................24 2.6.8 Evaluasi.................................................................................................................24 BAB III.....................................................................................................................................25 RANCANGAN AKTUALISASI..................................................................................................25 3.1 Identifikasi Issue 25 3.2 Penetapan CoreIssue 27 3.3 Deskripsi Core Isu 28 3.4 Analisis Dampak Isu 29 3.5 Analisis Penyebab Isu.............................................................................................29 3.6 Gagasan Pemecahan Isu .......................................................................................32 3.7 Matriks Rancangan Aktualisasi..............................................................................33 3.8 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi ..................................................................46 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................47

Gambar 1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.....................................15

Gambar 2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 17

Gambar 3. FishboneCoreIssue...................................................................................31

7
DAFTARGAMBAR
8 DAFTARTABEL Tabel 1 Identifikasi Tiga Issue di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin 2022..............26 Tabel 2 Analisis Tiga Issue Menggunakan Teknik USG....................................................27 Tabel 3 Gagasan Pemecahan Issue 32

BABI PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea

ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang dalam menjalankan profesinya berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c) komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan sesuai UU Nomor 5 Tahun 2014 (Lembaga Administrasi Negara. 2019).

Tujuan Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia, merupakan respon atas masalah rendahnya kapasitas dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang menyebabkan posisi Indonesia dalam percaturan global belum memuaskan. Permasalahan lainnya adalah kepedulian PNS dalam meningkatkan kualitas birokrasi yang masih rendah menjadikan daya saing Indonesia dibandingkan negara lain baik di tingkat regional maupun internasional masih tertinggal (Lembaga Administrasi Negara, 2019).

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untukwajibmemberikan Pendidikan dan Pelatihan

terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan. Tujuan Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yangunggul dan bertanggungjawab, danmemperkuatprofesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian Undang-Undang ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetakPNS (Lembaga Administrasi Negara, 2019).

Lembaga Administrasi Negara menterjemahkan amanat Undang-Undang tersebut dalam bentuk Penyelenggaraan Pelatihan yang tertuang dalam Peraturan

Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III. Pada Pelatihan Dasar Calon

PNS, kurikulum menekankan pada pembentukan karakter PNS. Pembelajaran dalam

Pelatihan Dasar CPNS terdiri atas empat agenda yaitu Agenda Sikap Perilaku Bela Negara, Agenda Nilai-Nilai Dasar PNS, Agenda Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart Governance (Lembaga Administrasi Negara, 2021).

9

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tentang

Implementasi CoreValuesdan EmployerBrandingAparatur Sipil Negara, disebutkan

bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan EmployerBranding(Bangga Melayani Bangsa). BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.

CoreValuestersebutseharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya olehseluruh

ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari (Lembaga Administrasi Negara, 2021).

Pelaksanaan Permenkes No 72 Tahun 2016 mengenai pelayanan farmasi klinik di rumah sakit, dimana pelayanan bergeser dari drugorientedmenjadi patient oriented, belum sepenuhnya terlaksana optimal. Pergeseran arus informasi dalam dunia yang serba digital juga berimbas pada pelayanan kefarmasian. Informasi kesehatan yang hoax, adaptasi pelayanan pada era pandemi merupakan tantangan besar untuk instalasi farmasi. Informasi yang berkembang begitu pesat juga berimbas pada pentingnya pemutakhiran data yang dimiliki. Seperti halnya, data informasi pencampuran obat injeksi di ruang perawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang saat ini belum mutakhir. Daftar ini penting untuk dilakukan pemutakhiran, sehingga pada rancangan aktualisasi,issue ini menjadi salah satu pilihan. Selain itu, pada kondisi pandemi, penting bagi instalasi farmasi beradaptasi terhadap pelayanan farmasi yang diberikan, salah satunya aktivitas apoteker dalam pengisian catatan rekam medis yang perlu mulai bergeser ke era electronicmedicalrecord.

Pada tahun 2017, Persatuan Wartawan Indonesia merilis hasil survei yang menempatkan konten kesehatan diperingkat pertama sebanyak 27 % sebagai konten paling banyak terdapat unsur hoax-nya. Hoax pada bidang kesehatan tidak hanya mengancam jiwa seseorang namun juga dapat menyebar jauh lebih cepat disbanding dengan informasi valid. Satu persen hoax yang paling populer akan menyebar ke 1000100.000 orang, sedangkan informasi valid hanya kurang dari 1000 orang (Vosoughi, Roy and Aral, 2018). Edukasi/Sosialisasi dan penegakan hokum menjadi cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan hoax bidang kesehatan (Haikal dan Muhammad Iqbal, 2020) Dalam rangka mengimbangi derasnya informasi kesehatan, khususnya juga obat-obatan, belum optimalnya kegiatam Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022 juga menjadi issue

10

lainnya yang diharapkan dapat memperoleh solusi sehingga instalasi farmasi mampu bersaing dengan arus informasi di dunia luar.

Berdasarkan beberapa permasalahan yang muncul, terbentuklah 3 issue yang diajukan pada rancangan aktualisasi. Dari ketiga issue, dilakukan analisis sehingga issue mengenai belum optimalnya kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022 menjadi pilihan untuk diusulkan pada aktualisasi periode ini.

1.2 Tujuanada

1.2.1 Tujuan Umum

1. Memahami peran dan kedudukan PNS

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Menerapkan nilai-nilai dasar profesi PNS dalam melaksanakan setiap pekerjaan/ kegiatan yang dilakukan, dan berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi organisasi.

2. Memahami cara mengidentifikasi isu hingga melaksanakan gagasan kreatif untuk memecahkan isu tersebut sehingga dapat menjadi PNS yang Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.

1.3 Manfaat

1.3.1 BagiPNS

Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN akan membentuk sosok ASN yang professional Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.

1.3.2

BagiUnitKerja

Mencipta lingkungan kerja yang memiliki produktivitas tinggi dengan kualitas yangoptimal melalui penerapannilai-nilaidasar profesi ASN di unitkerja, sejalan dengan pencapaian visi dan misi unit kerja.

1.3.3

BagiBapelkesCikarang

Sarana evaluasi bagi Bapelkes Cikarang dalam melaksanakan Pelatihan Dasar

CPNS Kementerian Kesehatan dan menjadi kesempatan untuk mendapatkan umpan balik dari peserta sehingga dapat meningkatkan kualitas pelatihan.

1.4

RuangLingkup

Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan Golongan III

Angkatan

11

1 Tahun 2022 diselenggarakan pada 25 April – 5 Agustus 2022 melalui beberapa tahap yaitu:

1. Tanggal 25 April - 21 Mei 2022: Pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan MOOC (MassiveOpenOnlineCourse) secara daring yaitu dapat diakses di https://swajar-asnpintar.lan.go.id/

2. Tanggal 23 Mei – 21 Juni 2022: Pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan DistanceLearningsecaradaringsinkronusdanasinkronusyaitudapatdiakses di https://kolabjar-asnpintar.lan.go.id/

3. Tanggal 22 Juni – 27 Juli 2022: Pelaksanaan kegiatan aktualisasi di unit kerja masing-masing.

4. Tanggal 28 Juli – 5 Agustus 2022: Pelaksanaan pembelajaran klasikal dan pelaksanaan evaluasi kegiatan aktualisasi secara tatap muka

12

BABII GAMBARANUMUMORGANISASI

2.1 ProfilRSUPDr.HasanSadikinBandung

Rumah SakitUmumPusat(RSUP) Dr.Hasan Sadikin adalah rumahsakityangterletak di Kota Bandung, tepatnya di Jalan Pasteur Nomor 38 Bandung 40161. Pada tahun 1920, rumah sakit ini dibangun dengan kapasitas 300 tempat tidur oleh pemerintah Belanda dan selesai tahun 1923. Pada tahun 1942, pecah Perang Paslflk dan rumah sakit ini oleh Belanda

dijadikan rumah sakit militer yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Militer

Pada tahun 1948, fungsi rumah sakit diubah kembali menjadi peruntukan bagi kalangan umum. Dalam perkembangan selanjutnya, rumah sakit masuk ke dalam naungan Kotapraja Bandung dan diberi nama Rumah Sakit Rantja Badak (RSRB), sesuai dengan sebutannamakampunglokasiberdirinyarumahsakitiniyaituRantjaBadak.Padatahun1954, oleh Menteri Kesehatan, RSRB ditetapkan menjadi RS Propinsi dan langsung di bawah Departemen Kesehatan. Pada tahun 1956, RSRB ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum

Pusat dengan kapasitas perawatan meningkat menjadi 600 tempat tidur. Pada tanggal 8

Oktober 1967, RSRB berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin sebagai penghormatan terhadap almarhum Direktur Rumah Sakit yang meninggal dunia pada tanggal

16 Juli 1967 sewaktu masih menjabat sebagai Direktur dan Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran (UNPAD). Status RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah sebagai berikut:

1. Rumah Sakit Pemerintah.

2. Di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, Kementerian Kesehatan RI.

3. Termasuk rumah sakit tipe A.

4. Rumah Sakit Pendidikan.

5. Rujukan utama untuk Provinsi Jawa Barat.

6. Pusat Unggulan Nasional dalam Bidang Jantung, Onkologi, dan Kedokteran Nuklir.

7. Terakreditasi Paripurna Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan Joint Committee International (JCI)

13

2.1.1 VisidanMisiRSUPDr.HasanSadikinBandung

Visi:

Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.

Misi:

Untuk mewujudkan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang sejalan dengan

Visi Pemerintah Kabinet Indonesia Maju 2 tersebut dirumuskan misi yang

merupakan langkah-langkah dalam pencapaian visi, yaitu Peningkatan Kualitas

Manusia Indonesia.

Motto

Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami (YourHealthisOurPriority)

2.1.2 TataNIlaiRSUPDr.HasanSadikinBandung

Nilai-nilai utama (core values) yang dijadikan sebagai panduan seluruh

pegawai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian yaitu:

PAMINGPINPITUIN

Kepemimpinan :Nilaiyangmenggambarkankepeloporandanmenyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya

Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalinan kemitraan

Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan berkesinambungan

Tulus : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsive

Unggul : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima

Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas

14

2.1.3 StrukturOrganisasiRSUPDr.HasanSadikinBandung

15
Gambar 1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.2 ProfilInstalasiFarmasiRSUPDr.HasanSadikinBandung

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUP Dr. Hasan Sadikin tentang Struktur Organisasi Tata Kelola Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin, Instalasi Farmasi Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin bertugas membantu Direktur Medik dan

Keperawatan. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Farmasi dibantu oleh empat orang Kepala Sub-Instalasi yaitu

SubInstalasi Perbekalan Farmasi, Sub-Instalasi Pelayanan Farmasi, Sub-Instalasi Mutu dan

Pengembangan dan Sub-Instalasi Umum dan Operasional.

16
17
2.2.1 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Gambar 2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Apt. Perdani Adnin Maiisyah, M.Clin. Pharm

2.2.2 TugasInstalasiFarmasiRSUPDr.HasanSadikinBandung

Instalasi farmasi RSHS berada dibawah direksi Medik dan Keperawatan.

Struktur organisasinya terdiri dari Kepala IFRS dan 4 Sub-Instalasi dengan tugas pokok antara lain:

1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai prosedur dan etik profesi.

2. Melaksanakan pengelolaan perbekalan farmasi yang efektif, aman, bermutu dan efisien.

3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan perbekalan farmasi guna memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta meminimalkan resiko.

4. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien.

5. Melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan pelayanan kefarmasian.

6. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit

2.2.3 FungsiInstalasiFarmasiRSUPDr.HasanSadikinBandung

Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.

b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara efektif, efisien, dan optimal

c. Memproduksi sediaan farmasi untuk memenuhi keutuhan pelayanan kesehatan rumah sakit.

d. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.

e. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.

f. Mendistribusikanperbekalanfarmasikeunit-unitpelayanandirumahsakit.

g. Melakukan penghapusan dan pemusnahan perbekalan farmasi yangsudah tidak dapat digunakan.

h. Mengendalikan persediaan perbekalan farmasi.

i. Melakukan pencatatan dan pelaporan pengelolaan perbekalan farmasi.

2. Pelayanan Farmasi Klinik

18

a. Mengkaji instruksi pengobatan

b. Melaksanakan pelayanan resep

c. Mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi masalah yang terkait dengan perbekalan farmasi.

d. Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan obat.

e. Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga kesehatan lain, pasien atau keluarga pasien, masyarakat, dan institusi lain.

f. Memberikan konseling pada pasien dan keluarga

g. Melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO)

h. Melaksanakan Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

i. Melaksanakan visite

j. Melaksanakan dispensing sediaan khusus (penanganan sediaan sitotoksik, melakukan pencampuran obat suntik, menyiapkan nutrisi parenteral, dan melaksanakan pengemasan ulang sediaan yang tidak stabil).

2.3 ProfilPeserta

Nama : Apt. Perdani Adnin Maiisyah, M.Clin.Pharm

NIP : 199106182020122006

Jabatan/Golongan: Apoteker Ahli Pertama/ III-B

UnitKerja : Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Instansi : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam Sasaran

Kinerja Pegawai (SKP), yaitu:

1. Melaksanaan Telaah Resep

2. Melaksanakan Pemeriksaan dan Penyerahan Obat disertai pemberian informasi

3. Melaksanakan Rekonsiliasi Obat

4. Melaksanakan Konseling Penggunaan Obat

5. Melaksanakan Penelusuran dan Pengkajian Catatan Medik

6. Melaksanakan Analisis, Menyimpulkan, dan memberikan rekomendasi hasil pemantauan terapi obat

7. Mengidentifikasi kejadian efek samping sediaan farmasi

8. Melaksanakan Pemantauan Kondisi Pasien

9. Memastikan persyaratan administrasi klaim obat pasien BPJS lengkap

2.4 Nilai-NilaiDasarPNS

Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah

kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

19

dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik. Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu 1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi, 2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan 3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan (Lembaga Administrasi Negara,2021).

Pelayananpublikyangprimasudah tidakbisaditawarlagiketikalembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik, karena dapat menimbulkan kepuasan bagi pihakpihak yang dilayani. Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk (Lembaga Administrasi Negara,2021):

a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;

b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan

c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan CoreValues(Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding(Bangga Melayani Bangsa). CoreValuesASN BerAKHLAK merupakan akronim dari

Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Valuestersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat (Lembaga Administrasi Negara,2021)

2.5 PerandanKedudukanPNSDalamNKRI

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,kolusi,dannepotisme.ManajemenASNlebihmenekankankepadapengaturanprofesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman (Lembaga Administrasi Negara,2017).

20

Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap

belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat membangun

profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikutbeberapa konsepyangada dalamUU No. 5Tahun 2014 tentangAparaturSipil Negara.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas (Lembaga Administrasi Negara,2017):

1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan

2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai

Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka

melaksanakan tugas pemerintahan.

Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak semua pegawai yang bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat berstatus

sebagai pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan budaya kerja baru menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan birokrasi yang berbasis pada kinerja.

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensisemuagolongandanpartaipolitik.PegawaiASNdilarangmenjadianggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi (Lembaga Administrasi Negara,2017).

Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanyadesentralisasidanotonomidaerah,seringterjadi adanyaisuputradaerahyanghampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah.

Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa (Lembaga Administrasi Negara,2017).

21

2.6 PelayananInformasiObat

2.6.1Pengertian

Berdasarkan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Tahun 2019, Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019).

2.6.2Tujuan

Pelaksanaan PIO bertujuan:

1. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar rumah sakit;

2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan obat/Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, terutama bagi Tim Farmasi dan Terapi;

3. Menunjang penggunaan obat yang rasional.

4. Membuat kajian obat secara rutin sebagai acuan penyusunan Formularium Rumah Sakit

5. Membuat kajian obat untuk uji klinik di rumah sakit

6. Mendorong penggunaan obat yang aman dengan meminimalkan efek yang merugikan

7. Mendorong penggunaan obat yang efektif dengan tercapainya tujuan terapi secara optimal serta efektifitas biaya

2.6.3Manfaat

Pelaksanaan PIO memiliki manfaat:

1. Promosi/Peningkatan Kesehatan (Promotif): penyuluhan; CBIA;

2. Pencegahan Penyakit (preventif): penyuluhan HIV, TB; penyuluhan imunisasi; penyuluhan terhadap bahaya merokok, bahaya narkotika;

3. PenyembuhanPenyakit(kuratif):pemberianinformasiobat;edukasipadasaatrawatinap

4. Pemulihan Kesehatan (rehabilitatif): rumatan metadon; program berhenti merokok

2.6.4SasaranInformasiObat

Sasaran Pelayanan Informasi Obat, adalah:

1. Pasien, keluarga pasien dan atau masyarakat umum

2. Tenaga kesehatan: dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, gizi, bidan, tenaga teknis kefarmasian, dan lain lain.

3. Pihak lain: manajemen RS, tim/kepanitiaan klinik, Komite-komite dan lain-lain

2.6.5Pelaksana

Pemberian Informasi Obat (PIO) dilakukan oleh apoteker.

22

2.6.6Persiapan

Pelayanan Informasi Obat dapat diselenggarakan secara informal maupun formal. Secara informal maksudnya adalah apoteker memberikan informasi mengenai penggunaan obat ketika melakukan kegiatan farmasi klinik, misalnya ketika melakukan pemantauan terapi

obat di ruang rawat apoteker menjawab pertanyaan dari perawat mengenai waktu pemberian obat. Sedangkan secara formal adalah Instalasi Farmasi menyediakan sumber daya khusus baik sumber daya manusia yang terlatih khusus maupun sarana dan prasarananya.

Untuk PIO formal, Instalasi Farmasi menyiapkan:

1. Pengorganisasian dan ruangan

2. Peralatan

3. Sumber atau pustaka

a. Pustaka Primer

Artikel asli yang dipublikasikan penulis atau peneliti, informasi yang terdapat didalamnya berupa hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

Contoh pustaka primer:

(1) Laporan hasil penelitian

(2) Laporan kasus

(3) Studi evaluasi

(4) Laporan deskriptif

b. Pustaka Sekunder (Pengindeksan dan abstrak)

Berfungsi sebagai panduan atau ulasan literatur primer. Sumber sekunder termasuk artikel ulasan, meta-analisis, indeks (Indeks Medicus), abstrak (International Pharmaceutical Abstracts), dan kombinasi abstrak lengkap. Contoh layanan tersebut termasuk Medline, Current Contents, International Pharmaceutical Abstracts, Index Medicus, Excerpta Medica, and the Iowa Drug Information Service.

c. Pustaka Tersier (Buku teks, kompendium)

Menyajikan informasi yang terdokumentasi dalam format ringkas. Contoh sumber atau pustaka tersier:

(1) British National Formulary (BNF)

(2) Martindale

(3) Health science libraries (perpustakaan ilmu kesehatan)

(a) Farmakologi dan sumber atau pustaka informasi obat

(b) Pustaka interaksi obat

(c) Pustaka teraupetik medis dan farmasi

23

(d) Informasi mengenai efek samping obat

(4) Informasi obat di internet dari situs resmi

Contoh informasi obat pada situs internet:

(a) http://www.fda.gov

(b) http://guidelines.gov

(c) http://www.nice.org.uk

2.6.7Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan PIO meliputi:

1. Apoteker Instalasi Farmasi menerima pertanyaan lewat telepon, pesan tertulis atau tatap muka.

2. Mengidentifikasi penanya nama, status (dokter, perawat, apoteker, asisten apoteker, pasien/keluarga pasien, dietisien, umum), asal unit kerja penanya

3. Mengidentifikasi pertanyaan apakah akan diterima, ditolak atau dirujuk ke unit kerja terkait

4. Menanyakan secara rinci data/informasi terkait pertanyaan

5. Menanyakan tujuan permintaan informasi (perawatan pasien, pendidikan, penelitian, umum)

6. Menetapkan urgensi pertanyaan

7. Melakukan penelusuran secara sistematis, mulai dari sumber informasi tersier, sekunder, dan primer jika diperlukan

8. Melakukan penilaian (critical appraisal) terhadap jawaban yang ditemukan dari minimal 3 (tiga) literatur.

9. Memformulasikan jawaban

10. Menyampaikan jawaban kepada penanya secara verbal atau tertulis

11. Melakukan follow-up dengan menanyakan ketepatan jawaban

12. Mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan dan mencatat waktu yang diperlukan untuk menyiapkan jawaban

2.6.8Evaluasi

Dilakukan evaluasi setiap akhir bulan dengan merekapitulasi jumlah pertanyaan, penanya, jenis pertanyaan, ruangan, dan tujuan permintaan informasi.

24

BABIII RANCANGANAKTUALISASI

3.1 IdentifikasiIssue

Identifikasi issue merupakan kegiatan menetapkan issueatau permasalahan yang berkembang disuatu organisasi. Penentuan issue didasarkan dengan hasil environtmental scanning yaitu melalui sikap peduli dan kritis terhadap masalah disuatu organisasi dan diharapkandapatmemetakanhubungankualitas.Selain pengamatanindividu,environtmental dapat dilakukan denga diskusi dengan masing-masingindividu yangterlibat dalam lingkungan organisasi tersebut (Lembaga Administrasi Negara, 2019).

Identifikasi issuedilakukan dengan melihat permasalahan yang berkaitan dengan peran dan kedudukan PNS di unit kerja. Permasalahan didapatkan dari berbagai sumber, yaitu:

1. Hasil observasi dan pengalaman selama masa percobaan CPNS

2. Tugas pokok dan fungsi apoteker di unit kerja

3. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

Apoteker Rumah Sakit berkewajiban untuk merealisasikan perluasan paradigma pelayanan kefarmasian dari orientasi produk menjadi orientasi pasien melalui pelayanan farmasi klinik. Berdasarkan Permenkes Nomor 72 Tahun 2016, Pelayanan Farmasi Klinik merupakan pelayanan yang berkaitan langsung oleh apoteker kepada pasien dengan tujuan keselamatan pasien dan menjamin kualitas hidup pasien. Pelayanan tersebut meliputi 11 jenis kegiatan, yaitu 1) pengkajian dan pelayanan esep; 2) penelusuran riwayat penggunaan Obat; 3) rekonsiliasi Obat; 4) Pelayanan Informasi Obat (PIO); 5)konseling; 6)visite; 7)Pemantauan

Terapi Obat (PTO); 8)Monitoring Efek Samping Obat (MESO); 9)Evaluasi Penggunaan Obat (EPO); 10) dispensing sediaan steril; 11)Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD). Namun, keterbatasan sumber daya yangada, menyebabkan kegiatan pelayanan farmasi klinik belum dapat berjalan dengan optimal sepenuhnya.

Berdasarkan pelaksanaan environtmentalscanning yang dilakukan pada periode

Maret – Mei 2022 di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan mengacu pada

Permenkes No 72 Tahun 2016, dihasilkan 3 issue:

25

Tabel1IdentifikasiTigaIssuediInstalasiFarmasiRSUPDr.HasanSadikin2022

No Issue KondisiSaatIni KondisiYang

Diharapkan Keterkaitan Dengan Agenda3

1 Belum mutakhirnya

data informasi

pencampuran obat

injeksi di ruang

perawatan RSUP Dr.

Hasan Sadikin

Bandung Tahun 2022

2 Belum optimalnya pendokumentasian

intervensi klinis dari

Apoteker terhadap

pasien rawat inap di

RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung

Tahun 2022

Saat ini informasi

pencampuran obat

injeksi terbatas

pada beberapa obat

saja dan data yang tersedia, terakhir diperbaharui pada

tahun 2019

Apoteker di RSUP

Dr. Hasan Sadikin

sudah melakukan beberapa intervensi klinis, baik dengan tujuan kendali biaya

ataupun tujuan terapi rasional.

Namun untuk

kegiatan ini jarang terdokumentasi

pada rekam medis

pasien. Adapun yang tercantum di rekam medis hanya

verifikasi apoteker pada catatan

pengobatan pasien

Terdapat data informasi

pencampuran obat

yang bersifat terbaharui

Manajemen ASN

Apoteker lebih aktif

dalam

mendokumentasikan

semua intervensi klinis

pada rekam medis

pasien dengan harapan, intervensiklinistersebut

dapat diketahui seluruh

tenaga kesehatan

sehingga terapi yang diberikan kepada pasien

komprehensif.

Smart ASNImplementasi

LiterasiDigital

3 Belum Optimalnya

Kegiatan Pelayanan

Informasi Obat di

Instalasi Farmasi

RSUP Dr. Hasan

Pelaksanaan PIO saat ini belum bervariasi

Pelaksanaan PIO lebih

bervariatif sehingga

bisa menjadi sarana

informasi baik bagi

apoteker, tenaga

Manajeman

ASN dan

Smart ASN

26

No Issue KondisiSaatIni KondisiYang

Diharapkan Keterkaitan Dengan Agenda3

Sadikin Bandung

Tahun 2022

3.2 PenetapanCoreIssue

kesehatan lain, maupun masyarakat

Issue yang ditentukan perlu dilakukan analisis untuk bagaimana memahami issue tersebut secara utuh dan kemudian dengan menggunakan kemampuan berpikir konseptual

dicarikan alternatif jalan keluar pemecahan isu. Pada proses penetapan isu yang berkualitas

atau dengan kata lain isu yang bersifat aktual, perlu menggunakan kemampuan berpikir kiritis yang ditandai dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Salah satu alat bantu tersebut menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG.

Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera (Lembaga Administrasi Negara, 2019).

Tabel2AnalisisTigaIssueMenggunakanTeknikUSG

NO ISSUE

1 Belummutakhirnyadatainformasipencampuran obat injeksi di ruang perawatan RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung Tahun 2022

2 Belum optimalnya pendokumentasian intervensi klinis dari Apoteker terhadap pasien rawat inap

di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

3 BelumOptimalnyaKegiatanPelayananInformasi

Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung Tahun 2022

Keterangan: Skala USG: 1-5 (skala Likert)

5 = Sangat Besar; 4 = Besar; 3 = Sedang; 2 = Kecil; 1 = Sangat Kecil

Berdasarkan tabel diatas, dari tiga issue yang telah teridentifikasi dipilih salah satu isu dengan skor USGpaling tinggi yaitu:

BelumOptimalnyaKegiatanPelayananInformasiObatdiInstalasiFarmasiRSUP

Dr.HasanSadikinBandungTahun2022

Berkaitan dengan nilai-nilai dasar ASN, manajemen ASN dan smart ASN, issue terpilih memenuhi kaidah tersebut, diantaranya:

27
U S G TOTAL PERINGKAT
3 3 2 8 3
4 3 3 10 2
5 4 5 14 1

1. BerAKHLAK, pada nilai berorientasi pelayanan.

2. Manajemen ASN, pada kewajiban ASN

3. Smart ASN, pada implementasi media digital

3.3 DeskripsiCoreIsu

Berdasarkan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 Tahun 2018, dalam

Penilaian Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) ada 7 kriteria

penilaian, salah satunya pada standar PKPO 1 mengenai pengorganisasian dimana dalam

penilaian diperlukan kajian tahunan mengumpulkan semua data, informasi, dan pengalaman

yang berhubungan dengan pelayanan kefarmasian serta penggunaan obat. Pada Elemen

Penilaian PKPO 1 salah satunya ada bukti pelaksanaan sekurang-kurangnya satu kajian

pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang didokumentasikan selama 12 bulan

terakhir serta ada bukti sumber informasi obat yang tepat, terkini, dan selalu tersedia bagi

semua yang terlibat dalam penggunaan obat (Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2017). Pada

akreditasi rumah sakit informasi obat merupakan pelaksanaan kewajiban terhadap bentuk

pelayananan kefarmasian, memenuhi hak pasien dan keluarga, menjamin keamanan pasien serta sarana pendidikan dan edukasi pasien dan keluarga.

Kegiatan PIO dalam menjawab pertanyaan informasi obat menjadi elemen

penilaian dalam akreditasi rumah sakit yang dituangkan dalam pelaporan bulanan serta digunakan sebagai evaluasi setiap akhir bulan dengan merekapitulasi jumlah pertanyaan, penanya, jenis pertanyaan, ruangan, dan tujuan permintaan informasi (Kemkes RI, 2019).

Pelaporan ini tidak hanya sebatas untuk kebutuhan administrasi, namun sebagai sarana pembelajaran dan memberikan gambaran informasi obat apa aja yang dibutuhkan dalam suatu lingkup Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

Berdasarkan Permenkes No 72 Tahun 2016, Pelayanan Informasi Obat (PIO) di rumah sakit sendiri memiliki berbagai macam kegiatan, meliputi:

1. Menjawab pertanyaan;

2. Menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter;

3. Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan penyusunan Formularium Rumah Sakit;

4. Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap;

5. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya;

6. Melakukan penelitian.

28

Kegiatan menjawab pertanyaan dari masyarakat rumah sakit atau luar rumah sakit yang telah

dijelaskan diatas sudah dilakukan di lingkungan RSUP Dr. Hasan Sadikin. Kegiatan ini

tergolong kegiatan PIO pasif.

Pada masa pandemic covid-19 Departemen Farmasi Universitas Katolik Indonesia

Atma Jaya (PSFUAJ) menyelenggarakan program PIO secara daring melalui whatsapp, surel, dan edukasi kesehatan diberikan melalui e-flyer yang dipublikasikan di Instagram. Berdasarkan dari kegiatan tersebut pertanyaan yang paling banyak muncul adalah terkait pilihan terapi/jenis obat. Dari kegiatan ini menunjukkan masyarakat memerlukan fasilitas

tempat bertanya yang dapat dijamin kebenarannya (Arrang, et.al., 2021). Kegiatan PIO yang

terselenggara saat ini namun belum bervariasi dan terorganisir dengan baik, sehingga masih dapat dioptimalkan kembali melalui pengaktifan kembali Pusat Pelayanan Informasi Obat.

3.4 AnalisisDampakIsu

Selama ini beberapa kegiatan Pelayanan Informasi Obat berdasarkan Permenkes No

72 Tahun 2016 sudah terselenggara. Namun Pusat PIO di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung saat ini cenderung kurang aktif, mengakibatkan kegiatan tersebut belum terorganisir dengan baik. Selain itu, di era arus informasi yang deras seperti sekarang, masyarakat baik di dalam maupun di luar rumah sakit akan mudah terpapar informasi obat yang tidak bisa dijamin kebenarannya sehingga mudah termakan hoax. Pelayanan informasi obat yang ada saat ini yang aktif dilakukan adalah saat penyerahan informasi obat. Pelayanan demikian kurang optimal, karena sebagian informasi kurang komprehensif. Pada beberapa pasien yang memiliki kepatuhan minum obat yang buruk, konseling obat dapat menjadi salah satu bentuk solusi untuk memperbaiki kepatuhan. Kegiatan pasif PIO lainnya yaitu menjawab pertanyaan terkait informasi obat sudah mulai diorganisir kembali sejak periode Juni 2021. Dalam rangka mengantisipasi era derasnya arus informasi, Pusat Pelayanan InformasiObatdi rumah sakitmenjadi salah satusolusi menyajikan informasi obatyangdapat dipercaya serta berbasis ilmiah. Pengaktifan kembali kegiatan PIO merupakan salah satu wujud peran serta ASN dalam Smart Governance dengan mengedepankan nilai BerAKHLAK.

3.5 AnalisisPenyebabIsu

Analisis isu yang digunakan adalah FishboneDiagram.Analisis ini sebagai proses pendekatandenganupayamemahamipersoalandenganmemetakanisuberdasarkancabangcabang terkait, menekankan hubungan sebab-akibat sehingga sering disebut Cause-and-

EffectDiagram.Dikenal juga sebagai IshikawaDiagramkarena diperkenakan oleh Dr. Kaoru Ishikawa. Cara ini dapat mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah terutama ketika sebuah tim cenderung berpikir pada rutinitas. FishboneDiagrammengidentifikasi berbagai sebab potensial dari suatu masalah dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi

29

brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan. Setiap kategori mempunyai sebabyangperlu diuraikan.Kategori yangbiasa digunakandalam bidang

jasa yaitu 5S terdiri atas aspek Surroundings(lingkungan), Suppliers(Pemasok), Systems (Sistem), Skills(Keterampilan), dan Safety(Keselamatan). Setiap kategori dicari sebab dan sub-sub sebabbnya. Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinanmerupakanpetunjuksebab yangpalingmungkin. BerikutFishboneDiagramdari coreissue“Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung Tahun 2022 Belum Optimal” yang telah teridentifikasi diatas:

30

Dokter dan Perawat

belummengetahui

kegiatan PIO

SOPAP Belum Memadai

UnitLainbelum

mengetahui

kegiatan PIO

FasilitasTempatdan

Pendukungdialihfungsikan

BentukKegiatan

BelumBervariasi

Format Pelaporan

BelumMutakhir

Belum Optimalnya

Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di

Instalasi Farmasi RSUP

Dr. Hasan Sadikin

BandungTahun 2022

Ilmu pengetahuanApoteker

yangbelummutakhir

PengalamanTiap

IndividuApoteker

dalamKegiatan

PIO bervariasi

SDMApoteker

BelumMemadai

MotivasiApoteker

Minimal

AlatBantu PIO (Leaflet/Video)

belummutakhir

Gambar 3. FishboneCoreIssue

31

3.6 GagasanPemecahanIssue

Gagasan pemecahan isu dibuat berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan inovasi. Gagasan yang dibuat harus dilakukan dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar

PNS yaitu nilai BerAKHLAK, menunjang visi misi organisasi, serta menguatkan nilai organisasi

unit kerja. Rekomendasi gagasan pemecahan isu yaitu “Pengaktifan Kembali Kegiatan

Pusat Pelayanan Informasi Obat (PIO) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

Rancangan kegiatan yang dibuat untuk pemecahan isu terpilih yaitu sebagai berikut:

Tabel3GagasanPemecahanIssue

Issue Penyebab

TerjadinyaIsu GagasanKegiatan

BelumOptimalnyaKegiatanPelayanan

Informasi Obat di Instalasi Farmasi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tahun 2022

SOPAP Memperbaiki SOPAP

Bentuk kegiatan Merencanakan kegiatan

harian dan bulanan

Fasilitas Tempat dan Pendukung

Mempersiapkan kembali tempat dan fasilitas

pendukung

Tenaga Kesehatan

Lain dan Unit Lain

Sosialisasi mengenai Pusat PIO

Motivasi Apoteker Pengajuan SKP Pengabdian

IAI terhadap bentuk kegiatan yang diadakan

Format Pelaporan Memperbaiki jenis pelaporan

kegiatan PIO

Alat bantu PIO Rekapitulasi dan memutakhirkan alat bantu

PIO

32

3.7 MatriksRancanganAktualisasi

UnitKerja : Apoteker Ahli Pertama - RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

IdentifikasiIssue :

1. Belum Mutakhirnya Data Informasi Pencampuran Obat Injeksi Di Ruang

Perawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

2. Belum Optimalnya Pendokumentasian Intervensi Klinis Dari Apoteker Terhadap

Pasien Rawat Inap Di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

3. Belum Optimalnya Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

CoreIssue : Belum Optimalnya Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

Gagasan Pemecahan Issue: Pengaktifan kembali kegiatan Pusat PIO di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

BentukKegiatan:

1. Mempersiapkan Kembali Tempat dan Fasilitas Pendukung Pusat PIO

2. Rekapitulasi Leaflet, Poster, Video Informasi Obat yang tersedia di Instalasi

Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3. Pembuatan Kegiatan Pelayanan Informasi Obat Kepada Masyarakat

4. Pemberian Konseling di Pusat PIO

33

INSTALASIFARMASIRSUPDR.HASANSADIKINBANDUNG

Kepala Instalasi

Farmasi RSUP Dr.

Hasan Sadikin

Bandung untuk

mempersiapkan

kembali tempat dan

fasilitas pendukung

Pusat PIO

Izin persiapan

kembali tempat

dan fasilitas

pendukung Pusat

PIO di Instalasi

Farmasi RSUP Dr.

Hasan Sadikin

Bandung

Izin Pelaksanaan kegiatan

persiapan kembali tempat

danfasilitaspendukungPusat

PIO kepada Kepala Instalasi

Farmasi merupakan bentuk

sikap menjaga nama baik

pimpinan sesuai nilai dasar

MP.Loyal.

Sesuai Misi RSHS

untuk peningkatan

kualitas manusia

Indonesia, Persiapan

Kembali Tempat dan

Fasilitas Pendukung

Pusat PIO di RSHS

diharapkan dapat

berperan men

dukung masyarakat

Rumah Sakit yang

berkualitas atas

informasi obat yang

ada.

Kegiatan ini menggambarkan

salah satu nilai

Pamingpin Pituin

yaitu Integritas

dengan menjunjung

tinggi etika dalam menjalankan tugas.

Kegiatan ini dibentuk dalam rangka

pemberian informasi yang komprehensif

untuk masyarakat

rumah sakit yang

merupakan bentuk

34
RANCANGANAKTUALISASILATSARCPNSKEMENTERIANKESEHATANGOLONGANIIIANGKATAN1TAHUN2022
Apt.PerdaniAdninMaiisyah,M.Clin.Pharm/199103202022032001 No Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil KeterkaitanSubstansi MataPelatihan Kontribusi TerhadapVisi / MisiOrganisasi PenguatanNilai Organisasi
1. PersiapanKembaliTempatdanFasilitasPendukungPusatPIO 1. Meminta izin kepada

No Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil KeterkaitanSubstansi MataPelatihan

Kontribusi TerhadapVisi / MisiOrganisasi

PenguatanNilai Organisasi

nilai RSHS yang Tulus.

2. Mempersiapkan Fasilitas di PusatPIO Daftar dan dokumentasi

fasilitas

Kegiatan ini diadakan dalam

rangka memahami dan

memenuhi kebutuhan

masyarakat akan sumber

informasi obat yang

terpercaya yang merupakan

wujud nilai Berorientasi

pelayanan. Pembuatan

Pusat PIO salah satu bentuk

implementasi literasi

Digital di tengah arus

informasi yang bertebaran di berbagai media digital.

Persiapan fasilitas

merupakan bentuk

pelaksanaan tugas ASN

dengan kualitas terbaik,

35

No Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil KeterkaitanSubstansi

MataPelatihan

yang merupakan wujud nilai

dasar ASNKompeten.

Kontribusi TerhadapVisi / MisiOrganisasi

3. Melaksanakan

Sosialisasi Kegiatan

Pusat PIO

Flyer Sosialisasi

Kegiatan Pusat PIO

Sosialisasi Pusat PIO

merupakan wujud dari

bentuk melaksanakan

tugas dengan jujur, bertanggungjawab

dimana Apoteker terbuka

untuk bentuk kegiatan yang

direncanakan sesuai dengan

nilai Akuntabel dan bekerja

sesuai dengan Kewajiban

ASN. Kegiatan sosialisasi

akan memberi

kesempatan kepada

berbagai pihak

(dokter/perawat) untuk

berkontribusi, sehingga

nilai kolaboratif terwujud.

PenguatanNilai Organisasi

36

No Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil KeterkaitanSubstansi

MataPelatihan

Kontribusi TerhadapVisi / MisiOrganisasi

PenguatanNilai Organisasi

4. Menyusun jadwal petugas yang

bertanggung jawab

Daftar petugas yang bertanggung

jawab

Dalam rangka membangun

lingkungan kerja yang

kondusif, daftar petugas

dibuat sehingga dapat

memenuhi nilai MP.

Harmonis.

5. Memperbaiki SOPAP Perbaikan SOPAP Perbaikan SOPAP adalah

bentuk penyesuaiandalam

menghadapi perubahan

kegiatan Pusat PIO yang

merupakan wujud nilai

Adaptif.

2 Rekapitulasi AlatBantuPelayananInformasiObatyangTersediadiInstalasiFarmasiRSUPDr.HasanSadikinBandung

1.Mengumpulkan alat

bantu PIO (Leaflet, Poster dan Video)

pada google drive

Link google drive

Daftar Alat Bantu

PIO

Penggunaan fasilitas digital

merupakan wujud Smart

ASN yang bersifat Adaptif

melalui inovasi dan

pengembangan

kreativitas dalam

Terintegrasinya dan terpenuhinya alat

bantu PIO yang

belum tersedia

merupakan upaya

Gotong Royong

Apoteker dalam

Penyempurnaan alat

bantu PIO merupakan

wujud Apoteker RSHS

yang unggul, inovatif dan tulus

terhadap pelaksanaan

kegiatan PIO. Ketiga

37

No Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil KeterkaitanSubstansi MataPelatihan

Kontribusi TerhadapVisi / MisiOrganisasi

PenguatanNilai Organisasi

2.Menyeleksi alat

bantuapa yangperlu

dilengkapi untuk

membantu kegiatan

PIO kepada

masyarakat

3.Membuat materi alat

bantu PIO

berdasarkan skala

prioritas

Daftar alat bantu

PIO yang belum

tersedia

penyimpanan data alat bantu

PIO meningkatkan

kualitas PIO Instalasi

Farmasi RSHS

sehingga secara

umum meningkatan

Kualitas Manusia

diIndonesia.

nilai tersebut mewakili

Pamingpin Pituin

RSHS.

Sikap akuntabel merupakan

bentuk kejujuran dan

sikap cermat terhadap alat

bantu PIO yang belum

tersedia, serta memberikan

solusi terhadap

permasalahan tersebut

dengan rencana pembuatan

alat bantu tersebut.

Materi alat bantu

akan membuat materi alat

PIO Apoteker yang kompeten

bantu. Hal ini merupakan

cerminan ASN yang

38

No Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil KeterkaitanSubstansi MataPelatihan

senantiasa meningkatkan

kompetensi diri untuk

menjawab tantangan

yang selalu berubah.

Selain itu kegiatan ini

merupakan wujud nilai

berorientasi terhadap

pelayanan yang solutif demi

memahami dan

memenuhi kebutuhan

masyarakat

Kontribusi TerhadapVisi / MisiOrganisasi

PenguatanNilai Organisasi

4.Menyerahkan materi

alat bantu PIO pada

Tim Promkes RSUP

Dr. Hasan Sadikin

Bandung

Alat bantu PIO

termutakhir

Pembuatan alat bantu PIO

yang melibatkan tim promkes

RSHS merupakan bentukASN

yang terbuka dalam

bekerja sama untuk

menghasilkan nilai

tambah sehingga nilai

kolaboratif terwujud.

Dengan kerja sama ini juga

39

No Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil KeterkaitanSubstansi MataPelatihan

menunujukkan antar tenaga

kesehatan saling tolong

menolong dalam bekerta

yang merupakan bagian nilai

harmonis. Kerja sama yang

baik dengan tim promkes

merupakan bagian dari tugas

menjaga nama baik

organisasi sesuai nilai

3 PembuatanKegiatanPelayananInformasiObatKepadaMasyarakat

1. Menyusun rencana

materi pelayanan

informasi obat

kepada masyarakat

bersama tim

apoteker PIO periode

Juli 2022 - Juni 2023

Daftar rencana

materi pelayanan

informasi obat

kepada

masyarakat

MP Berorientasi

Pelayanan diwujudkan

dalam rangka memenuhi

kebutuhan masyarakat

pada era derasnya arus

informasi obat di dunia digital

dengan menghadirkan

pelayanan informasi obat

kepada masyarakat. Wujud

Kontribusi TerhadapVisi / MisiOrganisasi

PenguatanNilai Organisasi

Sesuai dengan salah

satu visi RSHS

Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berkepribadian

PIO kepada

masyarakat

diharapkan dapat

mendukung

Kegiatan ini menggambarkan

salah satu nilai

Pamingpin Pituin

yaitu unggul

Rutinitas PIO Kepada

Masyarakat merupakan

perwujudan Instalasi

40
Loyal

No Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil KeterkaitanSubstansi MataPelatihan

Apoteker kompeten, melalui pelaksanaan

tugas dengan kualitas

terbaik sesuaiPermenkes72

Tahun 2016. Penciptaan

lingkungan kerja yang

kondusif serta, menggerakkan

pemanfaatan berbagai

sumberdayauntuktujuan

bersama merupakan

bagian wujud kolaboratif

dan harmonis yang

ditunjukkan dalam kegiatan

penyusunan rencana materi

untuk 1 tahun kedepan yang

dilakukan dengan berdiskusi

sesama apoteker.

Kontribusi TerhadapVisi / MisiOrganisasi

masyarakat berkepribadian

terhadap informasi obat yang ada.

PenguatanNilai Organisasi

Farmasi merupakan

unit yang unggul

dalam pelayanan

farmasi di RSUP Dr.

Hasan Sadikin

41

No Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil KeterkaitanSubstansi

MataPelatihan

Kontribusi TerhadapVisi / MisiOrganisasi

PenguatanNilai Organisasi

2. Pemilihan Media

untuk penyampaian

materi dan

pelaksanaan kegiatan

periode Juli 2022

Daftar Media yang

akan digunakan

dan

Kegiatan PIO

periode Juli 2022

Pemilihan media menunjukan

sikap Adaptif dengan

bertindak proaktif

terhadap perkembangan

berbagai macam jenis media

digital. Selain itu

pemanfaatan media

merupakan bukti ASN dapat

mengimplementasikan

literasidigital.

3. Membuat format

pelaporan kegiatan

pelayanan informasi

obat ke masyarakat

dalam bentuk google form

4. Menyusun dan mempersiapkan

persyaratan PC IAI

Kota Bandung

Google Form

Pelaporan Kegiatan

Pelayanan

Informasi Obat ke

Masyarakat

Pembuatan format pelaporan

merupakan bentuk sikap

Akuntabel sebagai bukti

melaksanakan tugas secara

bertanggungjawab dan

berintegritastinggi.

Susunan

Persyaratan

Kegiatan PIO yang

dapat memperoleh

Wujud MP Loyal dengan

menjaga nama baik

instansi melalui koordinasi

dengan PC IAI.

42

No Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil KeterkaitanSubstansi MataPelatihan

sehingga kegiatan

memperoleh SKP

Pengabdian

Apoteker

SKP Pengabdian

Apoteker

4

PemberianKonselingdiPusatPIO

1. Menyusun daftar

prioritas pasien yang

membutuhkan

konseling

Daftar Prioritas

Pasien yang

Membutuhkan

Konseling

Daftar prioritas menjadi

dasar, Apoteker tidak

menyalahgunakan

kewenangan jabatan

dalam memberikan

pelayanan serta memegang

teguh prinsip pelayanan

berdasar Permenkes 72

Tahun 2016 dan SOPAP

Konseling Instalasi Farmasi

RSHS. Sikap ini menunjukkan

wujud Akuntabel dan

Loyal.

Kontribusi TerhadapVisi / MisiOrganisasi

Salah satu visi

RSHS yaitu

Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Mandiri didukung

dengan pemberian

konseling pengobatan pada

pasien sehingga

dihasilkan

pengobatan yang

berkualitas

PenguatanNilai Organisasi

Nilai filosofi RSHS

Pamingpin pituin, yaitu:

Kepeminpinan

Menggambarkan

Instalasi Farmasi

menyiapkan Apoteker yang bertalenta dan unggul dalam konseling pengobatan

43

No

Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil KeterkaitanSubstansi MataPelatihan

2. Melaksanakan konseling di Pusat

PIO

Dokumentasi

Kegiatan Konseling

pada Laporan

konselingdi Google

Form

Wujud Kompeten, Adaptif dan Berorientasi

Pelayanan dituangkan

dalam Apoteker yang

meningkatkan

kompetensi diri dengan

senantiasa membaca

referensi obat secara

berkelanjutan, sehingga,

cepat menyesuaikan diri

menghadapi perubahan

kebutuhan pasien dalam

rangka memahami dan

memenuhi kebutuhan

masyarakat akan

permasalahan terkait obat.

Kontribusi TerhadapVisi / MisiOrganisasi

PenguatanNilai Organisasi

3. Melaksanakan

koordinasi dengan

tenaga kesehatan

terkait pada pasien

Daftar Hasil

Koordinasi dengan

tenaga kesehatan

Wujud harmonis dan

kolaboratif, ditunjukkan

dengan apoteker

menghargai setiap orang

44

No Kegiatan TahapanKegiatan Output/Hasil KeterkaitanSubstansi MataPelatihan

yang memerlukan

konfirmasi/tindak

lanjut

melalui koordinasi dengan

dokter/perawat untuk

melengkapi informasi pasien

yang sedang diberikan

konseling karena apoteker

terbuka dalam bekerja

sama untuk

menghasilkan nilai

tambah dalam pemberian

pelayanan.

Kontribusi TerhadapVisi / MisiOrganisasi

PenguatanNilai Organisasi

45

3.8 RencanaJadwalKegiatanAktualisasi

No Kegiatan Juni Juli

Minggu ke4 Minggu ke1 Minggu ke2 Minggu ke3 Minggu ke4

1 Persiapan Kembali Tempat

dan Fasilitas Pendukung

Pusat PIO

2 Rekapitulasi Leaflet, Poster, Video Informasi Obat yang

tersedia di Instalasi Farmasi

RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung

3 Pembuatan Kegiatan

Pelayanan Informasi Obat

Kepada Masyarakat

4 Pemberian Konseling di Pusat PIO

46

DAFTARPUSTAKA

Arrang, et.al., 2021. Pelayanan Informasi Obat selama Pandemi Covid-19. MITRA: Jurnal

Pemberdayaan Masyarakat Vol.5No.1

Haikal dan Muhammad Iqbal. 2020. Persepsi Masyarakat Terhadap Hoax Bidang Kesehatan.

Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK) Vol 03 No 2 Hal 7-11

Lembaga Administrasi Negara. 2021. BERORIENTASI PELAYANAN Modul Pelatihan Dasar

Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta – LAN ISBN

Lembaga Administrasi Negara. 2019. ANALISIS ISU KONTEMPORER Modul Pelatihan Dasar

Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III Jakarta – LAN ISBN

Lembaga Administrasi Negara. 2017. MANAJEMEN ASN Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.

Jakarta – LAN

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2017. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.

Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta : Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit No. 72 Tahun 2016. Jakarta : Kemenkes RI.

Vosoughi, S., Roy, D. and Aral, S. (2018) ‘News On-line’, Science, 1151(March), pp. 1146–1151.

Paparan-Subdit-Farklin-2014-edt020614

47

SEMINAR RANCANGANAKTUALISASI

BELUMOPTIMALNYA KEGIATAN

PELAYANAN INFORMASI OBAT

(PIO) DI INSTALASI FARMASI

RSUP DR. HASAN SADIKIN

BANDUNGTAHUN 2022

DISUSUN OLEH: Apt. Perdani Adnin Maiisyah, M.Clin. Pharm NIP. 199103202022022001

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG

2022

Apoteker Ahli Pertama Instalasi Farmasi RSHS

Penata Muda Tk.I/Gol.IIIB

Mentor: apt. Cherry Rahayu, M.KM

Coach: dr. Atiq ARP, MKKK

Penguji: Miftahur Rohim, ST, M.Kes

IDENTIFIKASI ISSUE

OUTLINE

PENAPISAN ISSUE USG

DESKRIPSI ISSUE

GAGASAN

PEMECAHAN ISU

ANALISIS

PEMECAHAN ISSUE

BELAKANG
LATAR

LATAR BELAKANG

World Class Government

Nilai-Nilai Dasar ASN

BerAKHLAK

Kompetensi Sesuai dengan

Bidang Tugas

PNS PROFESIONALYANG BERKARAKTER

SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT

ISSUE

TANTANGAN INSTALASI FARMASI

1.Hasil survey 2017, konten kesehatan, ranking 1

sebagai konten dengan hoax terbanyak

2.Adaptasi pelayanan pada era digital dan pandemi

1. Belum Mutakhirnya Data Informasi Pencampuran Obat Injeksi Di Ruang

Perawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

2. Belum Optimalnya Pendokumentasian Intervensi Klinis Dari Apoteker Terhadap

Pasien Rawat Inap Di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

3. Belum Optimalnya Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi RSUP

Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

LATSAR CPNS 2022

Belum Mutakhirnya Data Informasi Pencampuran Obat Injeksi Di Ruang Perawatan RSUP

Dr. Hasan Sadikin

Bandung Tahun 2022

ISSUE 1

KONDISI SAAT INI KONDISIYANG DIHARAPKAN KETERKAITAN DENGAN AGENDA 3

Saat ini informasi

pencampuran obat

injeksi terbatas pada

beberapa obat saja dan data yang tersedia

terakhir diperbaharui

pada tahun 2019

Terdapat data

informasi

pencampuran obat yang bersifat

terbaharui

MANAJEMEN ASN

ISSUE 2

Belum Optimalnya

Pendokumentasian

Intervensi Klinis Dari

Apoteker Terhadap

Pasien Rawat Inap di

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tahun 2022

Apoteker di RSUP Dr. Hasan

Sadikin sudah melakukan

beberapa intervensi klinis, baik dengan tujuan kendali

biaya ataupun tujuan

pengobatan rasional. Namun

untuk kegiatan ini jarang

terdokumentasi pada rekam

medis pasien. Adapun yang

tercantum di rekam medis

hanya verifikasi apoteker

pada catatan pengobatan

pasien

Apoteker lebih aktif dalam

mendokumentasikan

semua intervensi klinis pada

rekam medis pasien dengan

harapan, intervensi klinis

tersebut dapat diketahui

seluruh tenaga kesehatan

sehingga terapi yang

diberikan kepada pasien

komprehensif.

KONDISI SAAT INI KONDISIYANG DIHARAPKAN KETERKAITAN DENGAN AGENDA 3
SMART ASNIMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL

Belum Optimalnya Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi RSUP

Dr. Hasan Sadikin

Bandung Tahun 2022

KONDISI SAAT INI

ISSUE 3

Pelaksanaan PIO

saat ini belum bervariasi.

KONDISIYANG

DIHARAPKAN KETERKAITAN DENGAN AGENDA 3

Pelaksanaan PIO

lebih bervariatif

sehingga bisa

menjadi sarana

informasi baik bagi

apoteker, tenaga

kesehatan lain, maupun masyarakat

MANAJEMEN ASN

DAN SMART ASN

Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.

Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera

ISU METODE USG NO ISSUE U S G TOTAL PERINGKAT 1
Ruang
Tahun 2022 3 3 2 8 3 2
Bandung Tahun
4 3 3 10 2 3
PENAPISAN
Belum Mutakhirnya Data Informasi Pencampuran Obat Injeksi Di
Perawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Belum
Optimalnya Pendokumentasian Intervensi Klinis Dari Apoteker Terhadap Pasien Rawat Inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin
2022
Belum Optimalnya Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Instalasi
5 4 5 14 1
Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

Belum Optimalnya Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di

Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

1. Masyarakat tidak memiliki tempat untuk mendapatkan informasi obat yang kredibilitasnya dapat dipercaya

2. Masyarakat mudah termakan hoax kesehatan

3. Pengobatan pasien kurang rasional

4. Dokumentasi kegiatan PIO tidak terorganisir

5. Kegiatan PIO tidak bervariatif

ANALISIS DAMPAK ISU

ANALISIS PENYEBAB ISU

FISHBONE DIAGRAM

Pengaktifan Kembali Kegiatan Pusat Pelayanan Informasi Obat (PIO) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

1. Mempersiapkan Kembali Tempat dan Fasilitas Pendukung Pusat PIO

2. Rekapitulasi Leaflet, Poster, Video Informasi Obat yang tersedia di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3. Pembuatan Kegiatan Pelayanan Informasi Obat Kepada Masyarakat

4. Pemberian Konseling di Pusat PIO

GAGASAN
ISU
PEMECAHAN

TAHAPAN

1. Meminta izin kepada Kepala

1. Izin persiapan

KEGIATAN 1

Persiapan

Kembali Tempat dan Fasilitas

Pendukung

Pusat PIO

Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung untuk

mempersiapkan kembali tempat dan fasilitas pendukung Pusat PIO

2. Mempersiapkan Fasilitas di Pusat PIO

3. Melaksanakan Sosialisasi

Kegiatan Pusat PIO

4. Menyusun jadwal petugas yang bertanggung jawab

5. Memperbaiki SOPAP

2. Daftar dan dokumentasi fasilitas

3. Flyer Sosialisasi

Kegiatan Pusat

PIO

4. Daftar petugas yang bertanggung

jawab

5. Perbaikan SOPAP

BerAKHLAK

1. Loyal - menjaga nama baik pimpinan sesuai

2. Berorientasi pelayanan - memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat

Kompeten - melaksanaan tugas kualitas

terbaik

3. Akuntabel - melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab

Kolaboratif - memberi kesempatan

kepada berbagai pihak

(dokter/perawat) untuk berkontribusi

4. Harmonis - membangun lingkungan kerja yang kondusif

5. Adaptif - penyesuaian dalam

menghadapi perubahan

OUTPUT

TAHAPAN

1. Mengumpulkan alat bantu PIO (Leaflet, Poster dan Video) pada google drive

2. Menyeleksi alat bantu apa yang

perlu dilengkapi untuk

membantu kegiatan PIO kepada

masyarakat

3. Membuat materi alat bantu PIO

berdasarkan skala prioritas

4. Menyerahkan materi alat bantu

PIO pada Tim Promkes RSUP Dr.

Hasan Sadikin Bandung

1. Link google drive

Daftar Alat Bantu PIO

2. Daftar alat bantu PIO yang belum tersedia

3. Materi alat bantu PIO

4. Alat bantu PIO termutakhir

BerAKHLAK

1. Adaptif - inovasi dan pengembangan

kreativitas

2. Akuntabel - bentuk kejujuran dan sikap cermat

3. Kompeten - meningkatkan kompetensi

diri untuk menjawab tantangan yang

selalu berubah

Berorientasi pelayanan - solutif

demi memahami dan memenuhi

kebutuhan masyarakat

4. Kolaboratif - terbuka dalam bekerja

sama untuk menghasilkan nilai tambah

Harmonis - saling tolong menolong

Akuntabel - menjaga nama baik

organisasi

KEGIATAN 2

Rekapitulasi Alat

Bantu Pelayanan

Informasi Obat yang

Tersedia di Instalasi

Farmasi RSUP Dr.

Hasan Sadikin

Bandung

OUTPUT

Pembuatan Kegiatan Pelayanan Informasi Obat Kepada Masyarakat

TAHAPAN OUTPUT BerAKHLAK

1. Menyusun rencana materi pelayanan

informasi obat kepada masyarakat bersama

tim apoteker PIO periode Juli 2022 - Juni 2023

2. Pemilihan Media untuk penyampaian

materi dan pelaksanaan kegiatan periode

Juli 2022

3. Membuat format pelaporan kegiatan

pelayanan informasi obat ke masyarakat

dalam bentuk google form

4. Menyusun dan mempersiapkan

persyaratan PC IAI Kota Bandung sehingga

kegiatan memperoleh SKP Pengabdian

Apoteker

1. Daftar rencana materi pelayanan informasi obat kepada masyarakat

2. Daftar Media yang akan digunakan dan Kegiatan PIO periode Juli 2022

3. Google Form Pelaporan Kegiatan Pelayanan

Informasi Obat ke Masyarakat

4. Susunan Persyaratan

Kegiatan PIO yang dapat

memperoleh SKP

Pengabdian Apoteker

1. Berorientasi Pelayanan - memenuhi kebutuhan masyarakat

Kompeten - pelaksanaan tugas dengan kualitas terbaik

Harmonis - penciptaan lingkungan kerja yang kondusif serta, Kolaboratif - menggerakkan pemanfaatan berbagai

sumberdaya untuk tujuan bersama

2. Adaptif - bertindak proaktif

3. Akuntabel - melaksanakan tugas secara bertanggungjawab dan berintegritas tinggi

4. Loyal - menjaga nama baik instansi melalui koordinasi

dengan PC IAI.

KEGIATAN 4

KEGIATAN 3

Pemberian Konseling di Pusat PIO

TAHAPAN OUTPUT BerAKHLAK

1. Menyusun daftar prioritas pasien yang

membutuhkan konseling

2. Melaksanakan konseling di Pusat PIO

3. Melaksanakan koordinasi dengan

tenaga kesehatan terkait pada pasien

yang memerlukan konfirmasi/tindak

lanjut

1. Daftar Prioritas Pasien yang Membutuhkan

Konseling

2. Dokumentasi Kegiatan

Konseling pada Laporan

konseling di Google Form

3. Daftar Hasil Koordinasi

dengan tenaga kesehatan

1. Akuntabel dan Loyal - tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan dalam memberikan pelayanan serta memegang teguh prinsip pelayanan.

2. Kompeten, Adaptif dan Berorientasi Pelayanan

- meningkatkan kompetensi diri

- cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan

- memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat

3. Harmonis dan Kolaboratif

- menghargai setiap orang melalui koordinasi dengan

dokter/perawat

- terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai

tambah

1

RENCANA JADWAL AKTUALISASI

Persiapan Kembali Tempat dan Fasilitas

Pendukung Pusat PIO

2 Rekapitulasi Leaflet, Poster, Video Informasi

Obat yang tersedia di Instalasi Farmasi RSUP Dr.

Hasan Sadikin Bandung

Pembuatan Kegiatan Pelayanan Informasi Obat

Kepada Masyarakat

Pemberian Konseling di Pusat PIO

No Kegiatan Juni Juli Minggu ke 4 Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4
3
4

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.