yang akan memberi layanan kesehatan kepada pasien, terutama di ruang rawat inap. Pada saat ini terdapat ketidakseragaman dalam tingkat pengetahuan tenaga kesehatan pada ruang rawat mengenai pemeriksaan fisik neurologis terutama pemeriksaan saraf kranial. Pada praktek pelayanan rawat inap, unit ini merupakan bagian penting dalam memberikan rawatan dan pelaporan kondisi pasien kepada dokter penanggung jawab pasien. Tanpa adanya kemampuan pemeriksaan neurologis saraf kranial yang baik maka informasi mengenai pasien yang diterima tidak lengkap dan menyulitkan diagnosis dan tatalaksana lanjutan pasien. 2. Dampak jika masalah tidak diselesaikan Bila masalah ini dibiarkan, komunikasi medis antar tenaga kesehatan di RSPON menjadi tidak efektif dan tidak seragam. Dengan tidak seragamnya pengetahuan perawat maka terdapat resiko salah pelaporan kondisi pasien kepala dokter penanggung jawab pasien yang berpotensi untuk terjadinya suatu kejadian sentinel (cedera fatal pada pasien). 3. Kondisi yang diharapkan: Seluruh tenaga kesehatan memiliki pengetahuan yang sama mengenai pemeriksaan fisik neurologis dan dapat mempraktekkannya pada lingkungan kerja. Terdapat panduan Pemeriksaan saraf kranial dalam bentuk digital/video yang dapat dijadikan pegangan saat menjalankan tugas pelayanan kepada pasien.
Tabel 5. Kaitan Isu dengan Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government Manajemen ASN
Pelayanan Publik
WoG
Jumlah tenaga
Pelayanan kurang
Belum adanya panduan
kesehatan yang terampil
optimal akibat kurangnya
khusus pemeriksaan
pemeriksaan neurologis
kompetensi tenaga
saraf kranial yang
terbatas, sehingga tidak
kesehatan rawat inap
dikeluarkan oleh pihak
semua ruangan rawat
sehingga sulit melakukan
rumah sakit sehingga
inap memiliki tenaga
pemeriksaan saraf pada
komunikasi medis antar
kesehatan yang terampil.
pasien.
dokter penanggung jawab pasien dan ruang
31