1
LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 3
PENERAPAN SISTEM TATA KELOLA ARSIP SDM RSKO BERBASIS APLIKASI DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA
DISUSUN OLEH : FITRIAH, SE NIP. 198705052020122003
BAPELKES CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2021
2
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI PENERAPAN SISTEM TATA KELOLA ARSIP SDM RSKO BERBASIS APLIKASI DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA
Telah dilakukan Seminar Rancangan (secara daring) Tanggal 03 September 2021 Telah dilakukan Seminar Akhir (secara daring) Tanggal 22 Oktober 2021
Coach
Mentor
Alfred Ariyanto, S.Si.Apt,M.si NIP 197712162006041001
Andri Kusmintayu, SKM NIP 197605072006042015 Penguji
Ir. Miftahur Rohim, M.Kes NIP 196903121992031014
3
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat sehat yang diberikan kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini dengan judul “Penerapan Sistem Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta” . Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan kali ini saya sebagai peserta latsar CPNS kementerian kesehatan ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini. Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada : 1. Bapak dr. R. Soeko W. Nindito, MARS selaku PLT Direktur Utama RS Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta. 2. Ibu Deni Tetteng, SE, MM selaku Direktur SDM, Keuangan dan Umum. 3. Bapak Deni Fakhrudin, SKM selaku koordinator SDM Sub Substansi Diklit. 4. Ibu Andri Kusmintayu, SKM selaku sub koordinator sekaligus sebagai mentor yang selalu memberikan dukungan, arahan, bimbingan, ide dan gagasan dalam menyusun rancangan kegiatan aktualisasi dengan sebaik-baiknya. 5. Bapak Alfred Ariyanto, S.Si,Apt,M.Si selaku coach yang selalu memberikan masukan dan mengoreksi hasil rancangan kegiatan aktualisasi dengan sebaikbaiknya. 6. Seluruh widyaiswara, fasilitator, dan panitia penyelenggara di Bapelkes Cikarang yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama proses pelatihan. 7. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan. 8. Teman – teman latsar angkatan III yang selalu memberi inspirasi dan saling memberi semangat untuk kita semua. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat untuk kita semua, khususnya di ruang Sub Substansi SDM di RS Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta dan umumnya bagi seluruh pegawai di instansi. Mohon maaf apabila dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini masih terdapat kesalahan. Terima kasih. Jakarta,
September 2021
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman Judul
.................................................................................................
1
Lembar Persetujuan ..................................................................................................
2
Kata Pengantar
..................................................................................................
3
Daftar Isi
..................................................................................................
4
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
......................................................................................
6
1.2 Tujuan
......................................................................................
7
1.3 Manfaat
......................................................................................
8
1.3.1 Bagi Penulis ...........................................................................
8
1.3.2 Bagi Instansi Unit Kerja
.....................................................
8
1.3.3 Bagi Instansi Penyelenggara .....................................................
8
1.4 Ruang Lingkup
......................................................................................
8
BAB II. GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA 2.1 Profil RS Ketergantungan Obat Jakarta .....................................................
10
2.1.1
Sejarah Rumah Sakit
.....................................................
10
2.1.2
Visi dan Misi Rumah Sakit .....................................................
11
2.1.3
Falsafah RumaH Sakit
.....................................................
11
2.1.4
Motto Rumah Sakit
.....................................................
11
2.1.5
Struktur Organisasi Rumah Sakit
..........................................
12
2.1.6
Tugas dan Fungsi Organisasi Rumah Sakit ..............................
14
2.1.7
Jenis Pelayanan Rumah Sakit
..........................................
15
2.1.8
Pelayanan Unggulan Rumah Sakit ..........................................
16
2.2 Profil Peserta
.....................................................................................
2.2.1
Daftar Riwayat Hidup
2.2.2
Tusi Jabatan
16
....................................................
16
...............................................................
17
BAB III. LANDASAN TEORI 3.1 Materi Agenda I ..................................................................................... 3.1.1
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara
3.1.2
Analisis Isu Kontemporer
3.1.3
Kesiapsiagaan Bela Negara
21
.................... 21
.....................................................
23
..........................................
24
3.2 Materi Agenda II 3.2.1
Akuntabilitas
...............................................................
24
3.2.2
Nasionalisme
...............................................................
26
5
3.2.3
Etika Publik
..............................................................
29
3.2.4
Komitmen Mutu
..............................................................
31
3.2.5
Anti Korupsi
..............................................................
32
3.3 Materi Agenda III 3.3.1
Manajemen ASN
..............................................................
33
3.3.2
Pelayanan Publik
..............................................................
34
3.3.3
Whole of Government
...................................................
35
BAB IV. RANCANGAN AKTUALISASI 4.1 Identifikasi Isu
...................................................................................
37
4.2 Analisis Isu
...................................................................................
38
4.3 Analisis Penyebab
........................................................................
39
.............................................................
40
4.4 Kondisi yang diharapkan
4.5 Dampak dari isu ...................................................................................
41
4.6 Gagasan Pemacahan Masalah ..............................................................
41
4.7 Matriks Rancangan Aktualisasi ..............................................................
42
4.8 Rencana Kegiatan Aktualisasi
..............................................................
45
5.1 Penjelasan Pelaksanaan Aktualisasi .......................................................
49
5.2 Rencana Tindak Lanjut ........................................................................ ....
74
BAB V. PELAKSANAAN AKTUALISASI
BAB VI. PELAKSANAAN AKTUALISASI 6.1 Kesimpulan .............................................................................................
76
6.2 Saran .......................................................................................................
76
LEMBAR KOMITMEN ................................................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. ....
79
6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, PP Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas PP Nomor 11 Tahun 2017, Dalam rangka pelaksanaan cita – cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara
yang
memiliki integritas, profesionalitas, netral dan bebas dari intervensi partai politik, bersih dari praktiek korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara sebagai bagian dari reformasi birokrasi, perlu ditetapkan Aparatur Sipil Negara sebagai profesi yang memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen Aparatur Sipil Negara. Sehingga diperlukan sosok Aparatur Sipil Negara yang professional, yaitu yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Berdasarkan Peraturan LAN Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Latsar CPNS, yang dimaksud Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Terintegrasi merupakan Pelatihan Dasar CPNS yang memadukan antara jalur pelatihan klasikal dan non klasikal, dan kompetensi sosial kultural dengan kompetensi bidang. Dinyatakan dalam Peraturan LAN Nomor 1 Tahun 2021 Penyelenggaraan Latsar CPNS, bahwa kompetensi yang dikembangkan merupakan kompetensi pembentukan karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan : a. Menunjukkan sikap perilaku bela negara; b. Mengaktualisasikan nilai – nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
7
jabatannya; c. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan d. Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Pada akhir sistem pembelajaran pelatihan dasar ini, CPNS diharapkan mampu menerapkan kompetensi yang disebutkan diatas dengan membuat rancangan aktualisasi yang dapat dilaksanakan pada tahapan habituasi. Rancangan aktualisasi disusun berdasarkan isu yang terdapat pada lingkungan kerja ( sesuai tugas dan fungsi unit kerja ) serta terkait dengan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI (manajemen PNS, pelayanan publik, dan Whole of Government). Gagasan pemecahan isu dituangkan dalam bentuk kegiatan yang harus memiliki keterkaitan dengan nilai – nilai dasar PNS (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi) dan berkontribusi terhadap tercapainya visi dan misi organisasi serta berdampak pada penguatan nilai – nilai organisasi. Pada umumnya semua organisasi menghendaki SDM yang bermutu yaitu mampu mengkreasi usaha organisasi yang tidak ada menjadi ada, atau dari kehidupan organisasi yang mampu melakukan sesuatu yang lebih tinggi bagi kemajuan
organisasi.
Salah
satu
pondasi
dari
administrasi
SDM
adalah
penyesuaian data dengan keadaan kepegawaian yang sebenarnya. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan.
1.2 Tujuan Tujuan penulisan rancangan aktualisasi ini adalah : a. Mempunyai
kemampuan
untuk
mengidentifikasi
dan
menganalisis
keberadaan potensi masalah atau isu yang terdapat di Bagian SDM Diklit RSKO Jakarta berdasarkan pada fakta dan data yang aktual. b. Mempunyai kemampuan untuk merencanakan kegiatan kerja, yang terdiri dari rancangan awal, rencana anggaran, alternatif pemecahan masalah selama kegiatan aktualisasi, atau alternatif pemecahan masalah yang telah ditentukan dan menyusun jadwal kegiatan selama kegiatan aktualisasi. c. Mempunya kemampuan penerapan nilai – nilai dasar profesi Aparat Sipil
8
Negara (ASN) yang mencakup ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) di dalam kegiatan aktualisasi berdasarkan pada tugas pokok dan fungsi analis kepegawaian ahli pertama di linngkungan RSKO Jakarta 1.3 Manfaat 1.3.1
Bagi Penulis Berikut ini beberapa manfaat dari kegiatan rancangan aktualisasi bagi penulis yaitu : a. Dapat
melatih
diri
untuk
berfikir
kritis
dalam
menganalisis
permasalahan yang ada di lingkungan kerja; b. Dapat mengasah diri untuk berfikir kreatif dan inovatif dalam menemukan solusi untuk permasalahan yang ada di lingkungan kerja; dan c. Dapat
meningkatkan
pemahaman
dan
mampu
untuk
mengimplementasikan nilai – nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) sebagai landasan dalam menjalankan tugas. 1.3.2
Bagi Instansi Unit Kerja Diharapkan rancangan aktualisasi ini dapat menjadi langkah awal untuk melakukan inovasi dan memberikan solusi perbaikan terhadap Sub Substansi SDM khususnya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pegawai.
1.3.3
Bagi Instansi Penyelenggara (Bapelkes Cikarang) Dengan tersusunnya rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat menambah
kepustakaan
Balai
Pelatihan
Kesehatan
(Bapelkes)
Cikarang, khususnya sebagai bukti terselenggaranya pelatihan dasar CPNS Kementerian Kesehatan sesuai dengan capaian kegiatan pembelajaran. 1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Latsar ini dilakukan secara daring di Balai Pelatihan Kesehatan (BAPELKES), 1.
yang terdiri atas beberapa tahap yaitu :
Tanggal 26 Juli 2021 – 29 Juli 2021 : Pelaksanaan Massive Open Online Course (MOOC).
2.
Tanggal 6 Agustus 2021 – 3 September 2021 : Pelaksanaan Distance
9
Learning. 3.
Tanggal 4 September 2021 – 8 Oktober 2021 : Pelaksanaan Aktualisasi.
4.
Tanggal 11 Oktober 2021 – 25 Oktober 2021 : Pelaksanaan Klasikal. Ruang lingkup aktualisasi oleh Penulis mencakup tugas pokok sesuai sasaran kinerja pegawai (SKP), penugasan pimpinan, dan kegiatan inovasi untuk memecahkan isu yang ada pada unit kerja. Pada setiap kegiatan akan dipaparkan tahapan kegiatan dan hasil yang diharapkan. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Sub Substansi SDM RS Ketergantungan Obat Jakarta.
10
BAB II GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
2.1 Profil Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta 2.1.1 Sejarah Rumah Sakit Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta digagas pendiriannya oleh Bapak H. Ali Sadikin (alm) mantan Gubernur DKI Jakarta, dr. Herman Susilo (mantan Ka. Dinkes DKI Jakarta), Prof. dr. Kusumanto Setyonegoro (mantan Ka. Ditkeswa Depkes) dan bagian Psikiatri Universitas Indonesia, maka pada tanggal 6 November 1971 terbentuklah Drug Dependence Unit (DDU) sebagai unit dari RS Fatmawati dan diresmikan pada 12 April 1972 oleh Bapak Ali Sadikin. Pejabat pertama yang memimpin adalah Letkol (CKM) (Alm) dr. Erwin Widjono, SpKJ. Pada tahun 1974 Drug Dependence Unit (DDU) berubah menjadi Lembaga Ketergantungan Obat (LKO) dengan tujuan utama usaha penanganan NAPZA yang bersifat komprehensif dan jangka panjang meliputi bidang preventif, kuratif dan rehabilitative. Pada tahun 1978, status LKO ditingkatkan menjadi Rumah Sakit tipe C dengan nama Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) dibawah Depkes RI dengan keputusan Menkes RI No. 138/Menkes/SK/IV/1978. RS Ketergantungan Obat mendapat status terakreditasi tahap pertama
melalui
SK
Dirjen
Yanmedik
Depkes
RI
Nomor
:
YM.00.03.2.2.1951 tanggal 23 Mei 2000 yang meliputi bidang layanan yaitu Administrasi Manajemen, Pelayanan Medik, Gawat Darurat dan Keperawatan. Perubahan kelembagaan dari tipe C menjadi tipe B Non Pendidikan diperoleh pada tanggal 14 Juni 2002 melalui SK Menkes RI No. 732/Menkes/SK/VI/2002. Berkat hubungan yang erat antara Direktur RS Ketergantungan Obat Jakarta saat itu dr. Sudirman dengan Wakil Gubernur DKI Bapak. H. MOesno diperoleh izin prinsip pengolahan tanah seluas 15.000 m2 berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta pada tanggal 11 November 1999. Selanjutnya terhitung mulai tanggal 1 Februari 2007, RS Ketergantungan Obat Jakarta menempati lokasi di Jalan Lapangan Tembak No. 75 Cibubur Jakarta Timur.
11
2.1.2
Visi dan Misi Rumah Sakit a. Visi Visi Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta (RSKO Jakarta) adalah : “Menjadi Pusat Rujukan Nasional Dalam Bidang Ketergantungan Obat dan Adiksi Lainnya Tahun 2024 Dalam Rangka Mendukung Pembangunan Sumber Daya Manusia”. Berdasarkan visi maka RSKO Jakarta ke depannya diharapkan menjadi pusat rujukan pelayanan dan informasi NAPZA dimana ketika masyarakat berbicara narkoba dan zat adiktif mereka mengenal Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta dan kemudian berinteraksi dalam kegiatan mendapatkan informasi, pelayanan penyembuhan dan rehabilitasi bidang gangguan yang berhubungan dengan zat (GBZ). b. Misi Untuk mewujudkan Visi Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta maka diperlukan Misi sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan Upaya Preventif, Promotif, Kuratif dan Rehabilitatif dalam Bidang ketergantungan obat dan adiksi lainnya serta penyakit terkait secara komprehensif berbasis mutu dan keselamatan pasien. 2. Menyelenggarakan pendididkan, pelatihan dan sertifikasi dalam bidang ketergantungan obat dan adiksi lainnya. 3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam bidang ketergantungan obat dan adiksi lainnya.
2.1.3
Falsafah Rumah Sakit “Profesionalisme Modal Utama Layanan Kami”
2.1.4
Tata Nilai Rumah Sakit a.
Ramah, yakni selalu memberikan senyum, salam dan sapa setiap memberikan pelayanan maupun sesama karyawan.
b.
Sigap, yakni selalu berusaha cepat, tepat, dan cekatan dalam melakukan pekerjaan maupun pelayanan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.
12
c.
Kasih, yakni selalu memberikan kepedulian dan tanggap serta saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain.
d.
Optimis, yakni senantiasa memberikan harapan kepada pasien dan keluarganya agar pasien mencapai proses pemulihan yang optimal dari masalah penyalahgunaan NAPZA.
2.1.5
Struktur Organisasi Rumah Sakit Organisasi
Rumah
Sakit
Ketergantungan
Obat
Jakarta
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 49 tahun 2020 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. Berikut adalah struktur organisasi dan tata kerja RS Ketergantungan Obat Jakarta: Gambar 1. Struktur Organisasi RS Ketergantungan Obat Jakarta
Sesuai dengan surat dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan tanggal 29 September 2020 nomor OT.01.01/I/3670/2020 tentang Penataan Organisasi Non Struktural di RS Ketergantungan Obat Jakarta, dalam pelaksanaan tugas operasional, Direktur Utama dan
para
Direktur
dibantu
oleh
Pejabat
Pengawas,
Satuan
Pemeriksaan Intern (SPI), Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite Etik dan Hukum, Komite PPI, Komite Tenaga Kesehatan Lain, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien serta seluruh jajaran struktural
13
dan fungsional terkait. Struktur pengorganisasian Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta sebagai berikut: 1. Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang : 1.1. Koordinator Pelayanan Medik dan Keperawatan 1.1.1. Sub Koordinator Pelayanan Medik 1.1.2. Sub Koordinator Pelayanan Keperawatan 1.2. Koordinator Pelayanan Penunjang 1.2.1. Sub Koordinator Pelayanan Penunjang Medik 1.2.2. Sub Koordinator Pelayanan Penunjang Nonmedik 1.3. Instalasi Rawat Jalan 1.4. Instalasi Rawat Inap Komplikasi 1.5. Instalasi Rehabilitasi Napza 1.6. Instalasi MCU 1.7. Instalasi Gizi 1.8. Instalasi Farmasi 1.9. Instalasi Rekam Medik 1.10. Instalasi Radiologi 1.11. Instalasi Gawat Darurat 1.12. Instalasi Laboratorium 2. Direktorat SDM, Keuangan dan Umum : 2.1. Koordinator SDM, Pendidikan dan Penelitian 2.1.1. Sub Koordinator Administrasi SDM 2.1.2. Sub Koordinator Pengembangan SDM, Pendidikan dan Penelitian 2.2. Koordinator Perencanaan dan Evaluasi 2.2.1. Sub Koordinator Perencana Program 2.2.2. Sub Koordinator Evaluasi dan Pelaporan 2.3. Koordinator Keuangan dan BMN 2.3.1. Sub Koordinator Akuntansi dan BMN 2.3.2.
Sub
Koordinator
Perbendaharaan
dan
Pelaksanaan Anggaran 2.3.3. Sub Koordinator Penyusunan dan Evaluasi Anggaran 2.4. Koordinator Organisasi dan Umum 2.4.1. Sub Koordinator Hukum, Organisasi dan Humas
14
2.4.2. Sub Koordinator Umum 2.5. Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu 2.6. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) 2.7. Instalasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) 2.8. Instalasi PKRS dan Pemasaran RS 2.9. Instalasi Verifikasi dan Penjaminan Pasien
2.1.6
Tugas dan Fungsi Organisasi Rumah Sakit 2.1.6.1.1
Tugas Organisasi Rumah Sakit RS Ketergantungan Obat Jakarta mempunyai tugas menyelenggarakan perorangan
secara
pelayanan Kesehatan
paripurna
dengan
kekhususan
pelayanan kesehatan di bidang ketergantungan obat. 2.1.6.1.2
Fungsi Organisasi Rumah Sakit
Penyusunan rencana program dan anggaran.
Pengelolaan
pelayanan
medis
dengann
kekhususan pelayanaan Kesehatan di bidang ketergantungan obat.
Pengelolaan pelayanan penunjang medis.
Pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis.
Pengelolaan pelayanan keperawatan.
Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan di bidang ketergantungan obat.
Pengelolaan penapisan
penelitian, teknologi
pengembangan,
dengan
dan
kekhususan
di
bidang ketergantungan obat.
Pengelolaan keuangan dan barang milik negara.
Pengelolaan sumber daya manusia.
Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat.
Pelaksanaan kerja sama.
Pengelolaan sistem informasi.
Pelaksanaan urusan umum.
Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
15
2.1.7
Jenis Pelayanan Rumah Sakit RSKO Jakarta mempunyai pelayanan unggulan yaitu Klinik Dual Diagnosis (Napza dan Gangguang Jiwa) dimana klinik ini dilayani oleh psikiater untuk penderita dengan diagnosis ganda atau multiple yaitu pasien ketergantungan napza dan juga gangguan psikiatrik lain secara independen. Pelayanan napza di RSKO diberikan secara komprehensif yaitu penerimaan awal (initial intake), detoksifikasi, rehabilitasi pelayanan untuk komplikasi medik, dual diagnosis dan terapi rumatan metadon dan buprenorfin yang merupakan ciri khas terapi cafeteria guna menjawab kebutuhan penerima layanan. Hal ini dimaksudkan untuk menyelaraskan kebutuhan pasien, keluarga, dan masyarakat. RSKO Jakarta juga memiliki layanan unggulan yaitu sebagai laboratorium skrining dan konfirmasi Napza. Disamping itu, RSKO
sebagai
pengampu
layanan
program
rumatan
metadon/suboxon. Peningkatan SDM menjadi prioritas utama yang dilakukan RSKO Jakarta untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu
dan
berkualitas.
Hal
ini
dapat
dilihat
dari
upaya
profesionalisme para pimpinan, dokter, perawat seluruh staf dan karyawan lainnya. Program-program peningkatan berupa training dalam dan luar negeri, pendidikan formal, langsung melakukan studi banding ke lembaga-lembaga kesehatan yang kredibel, dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Di bawah ini adalah jenis layanan yang tersedia di RSKO Jakarta: 1.
Rawat Jalan 1.1 Klinik NAPZA 1.2 Klinik Gigi 1.3 Klinik Psikologi 1.4 Klinik Spesialis 1.4.1
Penyakit Dalam
1.4.2
Kesehatan Jiwa
1.4.3
Syaraf
1.4.4
Paru
1.4.5
Anak
16
1.5 Klinik Rehabilitasi Medik/Fisioterapi 1.6 Klinik Geriatri 1.7 MCU (Medical Check Up) Layanan 24 Jam
2.
2.1 Unit Gawat Darurat 2.2 Laboratorium 2.3 Radiologi 2.4 Instalasi Farmasi Rawat Inap
3.
3.1 Rehabilitasi NAPZA 3.2 Detox (MPE) 3.3 Komplikasi dan HCU, sementara di masa pandemic saat ini menjadi ruang perawatan bagi pasien terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan sampai sedang 3.4 Pemulasaran jenazah 3.5 Pendidikan dan Penelitian 2.1.8
Pelayanan Unggulan Rumah Sakit Berikut dibawah ini merupakan beberapa Pelayanan Unggulan RS Ketergantungan Obat Jakarta, yaitu :
Pelayanan NAPZA komprehensif : penerimaan awal (intial intake), detoksifikasi, rehabilitasi pelayanan untuk komplikasi medik, dual diagnosis dan terapi rumatan metadon dan bufrenorfin yang merupakan ciri khas terapi cafeteria guna menjawab kebutuhan penerima layanan. Hal diatas dimaksud untuk
menyelaraskan
kebutuhan
pasien,
keluarga,
dan
masyarakat.
Sebagai
pengampu
layanan
program
rumatan
metadon/suboxone.
Pemberi pelatihan dan pendidikan dari berbagai profesi di bidang pelayanan ketergantungan NAPZA (pelayanan akibat gangguan yang berhubungan dengan zat).
Menjadi bagian dari jejaring dunia melalui kolaborasi badan dunia (WHO, UNODS, UNAIDS) menyusun pedoman terapi dan
17
pelatihan serta modulnya untuk kepentingan internasional, regional dan nasional.
Menjadi
narasumber
bagi
pelatihan,
pelayanan,
dan
penyusunan perencanaan terapi ketergantungan NAPZA dan HIV/AIDS.
Menjadi bagian jejaring pelayanan kesehatan HIV/AIDS dalam promosi, prevensi, terapi, dan penelitian. Pesatnya kemajuan teknologi informasi turut memacu tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik secara terus menerus. Tidak bisa tidak, dunia kesehatan khususnya di bidang perumahsakitan perlu untuk terus menerus melakukan upaya dalam memperbaiki mutu pelayanan kesehatan mereka, baik di bidang
sumber
daya
manusia,
fasilitas
dan
peralatan
kedokteran, teknologi informasi dan sebagainya. 2.2 Profil Peserta Nama
: Fitriah, SE
NIP
: 198705052020122003
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 5 Mei 1987
Alamat
: Jl. Peninggaran Barat III Rt. 008 Rw. 011, Kel. Kebayoran
Lama, Kec. Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, DKI Jakarta Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
2.3 Tusi Jabatan Berdasarkan PERMENPAN RB No. 37 Tahun 2020 Tentang Jabatan Analis Sumber Daya Manusia Aparatur, adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengelolaan sistem SDM Aparatur melalui kegiatan perumusan, analisis, evaluasi pengembangan, asistensi, konsultasi dan penyusunan saran kebijakan dalam konteks kebutuhan serta kepentingan terbaik organisasi sesuai peraturan perundang –undangan yang dan praktik SDM profesional mutakhir. Berikut adalaha uraian tugas Analis SDM Aparatur Ahli pertama :
18
1. Menyusun kebutuhan aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang – undangan; 2. Menyusun rancangan pengadaan aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang – undangan; 3. Menyusun kerangka kerja pangkat dan jabatan aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang – undangan; 4. Menyusun kerangka kerja pengembangan karir aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang – undangan; 5. Menyusun pola karir aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang – undangan; 6. Menyusun kerangka kerja promosi aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang – undangan; 7.
Menganalisis proses promosi aparatur sipil negara;
8. Menyusun kerja kerja mutasi aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang – undangan; 9. Menyusun kerangka kerja penugasan aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang – undangan; 10. Merancang kebutuhan dan rencana pengembangan kompetensi aparatur sipil negara; 11. Menyusun kerangka kerja sistem manajemen kinerja aparatur sipil negara terintegrasi sesuai pedoman dan peraturan perundang – undangan; 12. Menyusun perencanaan kinerja aparatur sipil negara; 13. Melakukan monitoring atau pemantauan kinerja aparatur sipil negara; 14. Melaksanakan layanan konseling kinerja pegawai; 15. Menyusun instrumen penetapan penciptaan ide baru dan/atau cara baru dalam peningkatan kinerja yang bermanfaat bagi organisasi/ Negara; 16. Menyusun dokumen tindak lanjut penilaian kinerja; 17. Menganalisis pelaksanaan pembayaran tunjangan kinerja dan/atau penghargaan lain berdasarkan laporan dokumen penilaian kinerja; 18. Merancang
manajemen
kinerja
organisasi
berdasarkan
ballance
scorecard atau sistem lain; 19. Menyusun kerangka kerja disiplin aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan;
19
20. Menyusun kerangka kerja sistem penghargaan aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan; 21. Menyusun kerangka kerja sistem penggajian, tunjangan dan fasilitas aparatur
sipil
negara
sesuai
pedoman
dan
peraturan
perundangundangan; 22. Menyusun kerangka kerja pemberhentian aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan; 23. Menyusun kerangka kerja jaminan pensiun dan jaminan hari tua aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan; 24. Menyusun kerangka kerja perlindungan aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan; 25. Menyusun kerangka kerja cuti aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan; 26. Menyusun kerangka kerja sistem informasi aparatur sipil negara sesuai pedoman dan - peraturan perundang-undangan; 27. Menyusun kerangka kerja sistem manajemen SDM aparatur strategik berberbasis kompetensi atau talenta/reformasi birokrasi/zona integritas sesuai pedoman dan peraturan perundanganundangan; 28. Menyusun
struktur/kelembagaan/tatalaksana/
proses
bisnis
unit
kerja/instansi; 29. Menyusun kerangka kerja proses penyusunan kebijakan/regulasi bidang sumber daya manusia aparatur; dan 30. Melaksanakan asistensi dan konsultasi pengelolaan sistem kepegawaian aparatur sipil negara/sumber daya manusia aparatur.
Tugas Pokok dan Fungsi yang diberikan oleh atasan langsung sesuai dengan SKP, adalah sebagai beriku : 1. Menyusun draft surat pengantar dan menyiapkan dokumen pendukung dalam rangka pengurusan dokumen kepegawaian baik secara berkala maupun insidentil; 2. Melakukan pendokumentasian produk kepegawaian di lingkungan unit kerja / UPT; 3. Melakukan updating (pembaruan) data kepegawaian Unit Kerja / UPT melalui aplikasi kepegawaian; 4. Mengusulkan/ menyiapkan draft surat medical check up bagi pegawai;
20
5. Memeriksa dan memvalidasi berkas usulan CPNS, PNS, dan PPPK; 6. Membuat draft SK CPNS, PNS, dan PPPK; 7. Memeriksa dan memvalidasi berkas usulan mutasi kepegawaian; 8. Membuat draft SK Mutasi Kepegawaian; 9. Memeriksa dan memvalidasi berkas usulan tugas belajar dan izin belajar; 10. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada Pimpinan; 11. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan Pimpinan.
21
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Materi Agenda I 3.1.1
Wawasan Kebangsaan dan Nilai – Nilai Bela Negara Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa dan kesadaran terhadap sistem nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika guna memecahkan berbagai persoalan yang di hadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur dan sejahtera. Ada 4 (empat) Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara yaitu : 1.
Pancasila
2.
Undang – Undang Dasar 1945
3.
Bhineka Tunggal Ika
4.
Negara Ksatuan Republik Indonesia Bela Negara adalah tekad, sikap dan perilaku serta tindakan
warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman. Dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa keikutsertaan warga negara dalam usaha bela
negara
salah
satunya
dilaksanakan
melalui
pendidikan
kewarganegaraan dengan pembinaan kesadaran bela negara dengan menanamkan nilai dasar bela negara yang meliputi : a. Cinta tanah air; -
Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh wilayah indonesia
-
Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia
-
Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya
-
Menjaga nama baik bangsa dan negara
22
-
Memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara
-
Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia
b. Sadar berbangsa dan bernegara; -
Berpartsipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik
-
Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga negara sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku
-
Ikut serta dalam pemilihan umum
-
Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara
-
Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara
c. Setia pada pancasila sebagai ideologi negara; -
Paham nilai – nilai dalam pancasila
-
Mengamalkan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari
-
Senantiasa mengembangkan nilai – nilai pancasila
-
Yakin dan percaya bahwa bahwa pancasila sebagai dasar negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan -
Bersedia mengorbankan waktu , tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan negara
-
Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman
-
Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara
-
Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan
-
Yakin dan percaya bahwa perngorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia - sia
e. Kemampuan awal bela negara. -
Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelejensia
-
Senantiasa memelihara jiwa dan raga
-
Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa
-
Gemar berolahraga
-
Senantiasa menjaga kesehatannya
23
3.1.2
Analisis Isu Kontemporer Isu Kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa
sekarang
dan
menjadi
permasalahan
yang
masih
hangat
dibicarakan. Isu kontemporer dapat berkembang karena banyaknya masalah yang timbul akibat berbagai faktor baik dari internal maupun eksternal. Secara umum isu diartikan sebagai suatu fenomena/ kejadian yang diartikan sebagai masalah, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia isu adalah masalah yang dikedepankan untuk
ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus. Isu yang tidak muncul di ruang publik dan tidak ada dalam kesadaran kolektif publik tidak
dapat
dikategorikan sebagai isu strategis (kritikal). Dalam pengertian ini, isu strategis (kritikal) dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan masalah-masalah yang memerlukan sumber daya pemecahan masalah serta kesadaran publik akan isu yang muncul. Isu muncul sebagai akibat dari fenomena yang sedang terjadi saat ini dan merupakan bahan yang layak untuk di diskusikan. Isu kritikal dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu : a. Isu saat ini (current issue) Isu saat ini
(current issue)
merupakan kelompok isu yang
mendapat perhatian serta sorotan publik secara luas serta memerlukan penanganan sesegara mungkin dalam pengambilan keputusan yang komprehensif b. Isu berkembang (emerging issue), dan Isu berkembang
(emerging issue)
merupakan isu yang
perlahan-lahan masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik mulai menyadari adanya isu tersebut. c. Isu potensial. Isu potensial adalah kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb), yang mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan.
24
3.1.3
Kesiapsiagaan Bela Negara Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepebuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS adalah kesiapan untuk mengabdikan diri secara total kepada negara dan bangsa dan kesiagaan untuk menghadapi berbagi ancaman multidimensional yang bisa saja terjadi di masa yang akan dating, Kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS menjadi titik awal langkah penjang pengabdian yang didasari oleh nilai-nilai dasar negara. Ketangguhan mental yang didasarkan pada nilai-nilai cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai idiologi negara, kerelaan berkorban demi bangsa dan negara akan menjadi sumber energi yang luar biasa dalam pengabian sebagai abdi negara dan abdi
rakyat.
Kesiapsiagaan
bela
negara
bagi
CPNS
bukanlah
kesiapsiagaan untuk melaksanaan perjuangan fisik seperti para pejuang terdahulu, tetapi bagaimana melanjutkan perjuangan mereka dengan pranata nilai yang sama demi kejayaan bangsa dan negara Indonesia. 3.2 Materi Agenda II 3.2.2
Akuntabilitas Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN
berfungsi sebagai: 1) Pelaksana kebijakan
publik; 2) Pelayan publik; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggung jawabkan kepada publik. Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja atas tindakan
25
seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.Amanah
seorang
PNS
adalah
menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, publik dengan kepentingan sektor, kelompok dan pribadi.
Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Aspek-Aspek Akuntabilitas :
Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
Akuntabilitas
berorientasi
pada
hasil
(Accountability
is
resultsoriented)
Akuntabilitas
membutuhkan
adanya
laporan
(Accountability
requiers reporting)
Akuntabilitas
memerlukan
konsekuensi
(Accountability
is
meaningless without consequences)
Akuntabilitas
memperbaiki
kinerja
(Accountability
improves
performance) Jenis Akuntabilitas Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal 8 adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
26
Tingkatan Akuntabilitas Akuntabilitas memiliki beberapa tingkatan antara lain yaitu:
Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas Kelompok
Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas Stakeholder
Indikator Nilai-Nilai Dasar Akuntabilitas Adapun indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas antara lain yaitu:
Kepemimpinan : Pimpinan memberi contoh pada orang lain, adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
Transparansi : keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya akuntabilitas.
Integritas : mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
Responsibilitas : kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
Keadilan : landasan utama dari akuntabilitas yng harus dipelihara dan dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja tidak optimal.
Kepercayaan
:
rasa
keadilan
akan
membawa
pada
sebuah
kepercayaan.
Keseimbangan : keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang yang dimiliki.
Kejelasan : mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan system pelaporan kinerja.
Konsistensi : menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel.
27
3.2.3
Nasionalisme Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan 9 nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah. Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan nasional. Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan Negara diatas segalanya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PNS harus berpegang pada prinsip adil dan netral. Adil dalam artian tidak boleh berperilaku diskriminatif serta harus obyektif, jujur, transparan. Sementara bersikap netral adalah tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasnya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram di lingkungan kerja dan masyarakat sekitar. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa; menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa. Nilai-nilai
dasar
nasionalisme
yang
menjadi
dasar
dalam
menjalankan tugas dan fungsi ASN termuat dalam butir-butir pancasila
28
secara jelas yaitu : 1. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa (asas Ketuhanan) Ketuhanan dalam kerangka Pancasila melibatkan nilai-nilai moral universal agama-agama yang ada. Adanya nilai-nilai ketuhanan memberikan kebebasan masyarakat dalam memeluk dan menjalankan syariat agama sesuai yang dianutnya. Namun demikian, kebebasan tersebut harus dilandasi oleh rasa saling menghormati antara para pemeluk agama. 2. Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Pembukaan UUD 1945 alenia pertama secara jelas disebutkan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Ini menunjukkan bahwa komitmen Indonesia tidak bisa lepas dari unsur kemanusiaan. Artinya, nilai-nilai kemanusiaan harus dijunjung tinggi oleh siapapun. 3. Sila Ketiga, Persatuan Indonesia. Realitas bangsa Indonesia yang tidak bisa dan tidak boleh diingkari adalah keberagaman. Indonesia beragam
dalam
banyak
hal seperti suku, agama, ras,
asal
kedaerahan, kelompok kepentingan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun demikian, keberagaman ini bukan bencana melainkan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, konsep Bhineka 10 Tungal Ika atau berbeda-beda tetap satu juga harus menjadi pegangan setiap ASN dalam bertindak atau mengambil kebijakan. 4. Sila Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Sila keempat menunjukkan ciri demokrasi
Indonesia.
permusyawaratan
Dalam
yaitu
hal
ini
dua
permusyawaratan
fungsi
sebagai
demokrasi
ajang
untuk
memperjuangkan aspirasi dan permusyawaratan untuk menguatkan Negara persatuan. 5. Sila Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Peran negara dalam mewujudkan keadilan sosial setidaknya ada empat kerangka. Pertama, perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem
kemasyarakatan.
menyediakan
kesetaraan.
Kedua, Ketiga,
pengembangan proses
struktur
fasilitasi
akses
yang atas
informasi, layanan dan sumber daya. Terakhir, dukungan atas
29
partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang. Nilai-nilai nasionalisme yang harus dijadikan dasar aktualisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi ASN juga tertuang dalam pasal 10 UU No 5 tahun 2014 yaitu; a. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik maka nilai-nilai dasar yaitu berorientasi pada kepentingan public, berintegritas tinggi dan pelaksana kebijakan publik untuk memberikan pelayanan yang berorientasi pada kepuasan publik. b. Sebagai pelayan publik ASN, nilai-nilai dasar yang harus diperhatikan dalam menjalankan fungsi dan tugas ASN yaitu: Professional, Melayani publik, Berintegritas tinggi, Berdasarkan SPM
(Standar
Pelayanan
Minimum),
Memenuhi
kepuasan
pelanggan. c.
Sebagai perekat dan pemersatu bangsa, maka nilai-nilai dasar yang harus diperhatikan yaitu Pemersatu bangsa dan menjaga kondisi damai.
3.2.4
Etika Publik Etika merupakan refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Kode etik dan konflik kepentingan merupakan istilah yang ada dalam sebuah organisasi terkait etika public. Kode etik adalah rumusan eksplisit tentang kaidah-kaidah atau norma yang harus ditaati secara sukarela oleh para pegawai di dalam organisasi publik. Sedangkan yang dimaksud konflik kepentingan yaitu tercampurnya kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi yang mengakibatkan kurang optimalnya pencapaian tujuan organisasi. Konflik kepentingan akan mengakibatkan penyalahgunaan kekuasaan, pengerahan sumber daya publik yang kurang optimal, dan peningkatan kesejahteraan rakyat terabaikan.
30
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik ASN meliputi: 1. Melaksanakan
tugasnya
dengan
jujur,
bertanggung
jawab,dan
berintegritas tinggi. 2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin. 3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan. 4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan. 6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara. 7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien. 8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya. 9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan. 10.Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain. 11.Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN. 12.Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut: 1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila. 2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar NKRI 1945. 3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. 4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian. 5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. 6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur. 7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. 8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan.
31
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun. 10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. 11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. 12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. 13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan. 14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
3.2.5
Komitmen Mutu Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam implementasinya masih belum sesuai dengan harapan. Penyelengaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah
tidak
bisa
ditawar
lagi
ketika
lembaga
pemerintah
ingin
meningkatkan kepercayaan publik. Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola paternalisitik dan feodal yang selalu minta dilayani, menjadi
pola
pemerintahan
mengedepankan
kebutuhan
yang
siap
melayani
dan
keinginan
dan
senantiasa
masyarakat
sebagai
stakeholder pemerintah. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab PNS, semua harus dilaksanakan secara optimal agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Aspek utama yang menjadi target stakeholder
adalah
layanan
yang
komitmen
pada
mutu,
melalui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien dan inovatif. Komitmen
mutu
merupakan
pemahaman
konsep
mengenai
efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas merupakan sejauh mana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien merupakan jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberikan
32
kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Sementara inovasi,
muncul
karena
adanya
dorongan
kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna. Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah efektivitas, efisiensi, inovasi, dan berorientasi pada mutu. Tugas fungsi ASN sebagai pelayan publik dituntut untuk selalu memberikan pelayanan prima. Nilai-nilai dasar komitmen mutu yang berorintasi pada mutu kualitas pelayanan meliputi :
Efektifitas yang menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan.
Efesiensi yang menunjukkan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi
pemborosan
sumberdaya,
penyalahgunaan
alokasi,
penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
Berorintasi mutu yang artinya kondisi dinamis berkaitan dengan, produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai. Inovasi
yang
muncul
karena
adanya
dorongan
kebutuhan
organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan yang ada di sekitarnya. 3.2.6
Anti Korupsi Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tidak pidana korupsi berarti tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peraturan perundang-undangan. Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Sedangkan menurut UU No. 20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara lain: (1) Kerugian
33
Keuangan Negara, (2) suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi. Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari nilai-nilai anti korupsi, yaitu : a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang. b. Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar. c. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal. d. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan. e. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu. f.
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian.
g. Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros. h. Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran. i.
Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Korupsi terjadi ketika tidak ada nilai-nilai anti korupsi yang kuat
ditanamkan dalam diri. Melalui pembiasaan dan pengembangan nilai-nilai anti korupsi dapat menjadi kendali diri terhadap pengaruh buruk lingkungan. Jenis-jenis tindak korupsi yang umum terjadi dimasyarakat seperti perbuatan merugikan Negara, perbuatan curang, suap, grativikasi, pemerasan dan benturan kepentingan dalam pengadaan. Nilai-nilai dasar anti korupsi yang dapat ditanamkan dalam diri seorang agar terhindar dari praktek korupsi yakni; sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja kera, sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli. 3.3 Materi Agenda III 3.3.1
Manajemen ASN Aparatur sipil Negara memiliki peranan penting dalam rangka menciptakan msyarakat madani yang taat hukum, berperadapan
34
modern, demokratis, adil dan bermoral tinggi, dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata dalam rangka 15 mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. ASN adalah profesi bagi pegawai negri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: 1. Pegawai Negeri Sipil (PNS). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina
kepegawaian
untuk
menduduki
jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. 2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah
untuk
jangka
waktu
tertentu
dalam
rangka
melaksanakan tugas pemerintahan. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut :
3.3.2
-
Pelaksana kebijakan publik;
-
Pelayan publik; dan
-
Perekat dan pemersatu bangsa
Pelayanan Publik Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan 14 oleh Instansi Pemerintah di Pusat maupun Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan
35
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan publik juga bisa dipahami sebagai kemudahan yang diberikan sehubungan barang dan jasa kepada khalayak umum. Dalam prakteknya di pemerintahan, negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam rangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tujuan pelayanan publik pada umumnya adalah bagaimana mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai pilihannya dan cara mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh pemerintah.
3.3.3
Whole Of Government Whole of Government (WoG) dapat dipahami sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi masalah buruk yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. WoG menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu. WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat sekat sektor yang selama ini terbangun. Beberapa alasan mengapa Whole of Government (WoG) sangat penting dan harus mendapat perhatian dari pemerintah, diantara: 1. Faktor eksternal, Adanya dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan sehingga penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik dapat tercipta. Selain itu, perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong penting WoG dalam menyatukan intitusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. 2.
Faktor internal, Terdapat fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
36
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi superior terhadap sektor lain atau masing-masing sektor dapat tumbuh namun tidak dapat berjalan beriringa, melainkan justru kontraproduktif atau “saling membunuh”. Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari sektor lainnya. 3. Keberagaman latar belakang nilai, budaya dan adat istiadat serta bentuk
latar
disintegrasi.
belakang
lainnya
mendorong
adanya
potensi
37
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Identifikasi Isu Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan beberapa isu atau problematika yang ditemukan selama melaksankan tugas di Sub Substansi SDM di RS Ketergantungan Obat Jakarta.
Tabel 1. Identifikasi Isu NO 1
ISU & SUMBER ISU Penetapan
peraturan
DATA disiplin Hasil Observasi :
pegawai yang belum dilaksanakan sepenuhnya oleh pegawai.
a. Masih
banyak
pegawai
yang datang terlambat 10 – 30 menit dari jam kehadiran
Sumber Isu :
yang seharusnya.
(Manajemen ASN dan Pelayanan Publik)
b. Masih
ada
beberapa
yang
bepergian
pegawai
keluar kota/daerah disaat larangan
PPKM
diberlakukan. 2
Penerapan sistem tata kelola arsip Hasil Observasi : SDM RSKO berbasis aplikasi.
a. Masih menggunakan data yang manual (mencari dan mengumpulkan
data
dari
arsip pegawai). Sumber Isu : (Manajemen
b. Updating data SDM yang ASN,
Publik, dan WoG)
Pelayanan
terhambat. c. Selalu
mengandalkan
seseorang
dalam
pelaksanaan. d. Penempatan yang dengan
tidak
ruang
arsip
berdekatan
ruang
SDM
sehingga sulit dijangkau. e. Proses validasi yang rumit
38
NO
ISU & SUMBER ISU
DATA sehubungan
dengan
adanya perubahan SOTK. f.
Belum optimalnya anggaran yang ada untuk kegiatan pengembangan
sistem
informasi rumah sakit. 3
Belum pegawai
sesuainya dengan
penempatan Hasil Observasi : kompetensi Masih
pegawai.
ada
unit
tertentu
yang
penempatan pegawai tidak sesuai dengan kompetensinya misalnya
Sumber Isu :
D3 Analis Gizi tapi penempatannya
(Manajemen ASN dan Pelayanan ada di ruang laboratorium. Publik)
4.2 Analisis Isu Dalam pemecahan isu yang berkualitas dan aktual sebaiknya dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat bantu penetapan kriteria isu yakni dengan metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan). Aktual artinya bahwa isu itu benar benar terjadi. Problematik artinya memiliki masalah yang kompleks dan harus segera dicarikan solusinya. Kekhalayakan artinya menyangkut hajat hidup orang banyak, dan kelayakan artinya masuk akal dan realistis. Berikut di bawah ini merupakan hasil penetapan isu dengan metode APKL, yaitu : Tabel 2. Analisis Isu berdasarkan metode APKL NO 1
ISU
A
P
K
L
TERPILIH/TIDAK
Penetapan peraturan disiplin
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
pegawai
yang
dilaksanakan
belum
sepenuhnya
oleh pegawai 2
Penerapan sistem tata kelola arsip SDM RSKO berbasis aplikasi
3
Belum
sesuainya
39
NO
ISU
A
penempatan
P
K
L
TERPILIH/TIDAK
pegawai
dengan kompetensi pegawai
Selain dilakukannya identifikasi isu yang berdasarkan pada data dan fakta, maka isu tersebut harus di prioritaskan kembali. Dalam memprioritaskan isu ini akan digunakan metode USG (Urgency, Seriousness & Growth). Berikut dibawah ini merupakan hasil identifikasi isu menggunakan metode USG yaitu : Tabel 3. Analisis Isu berdasarkan metode USG NO 1
ISU
U
S
G
TOTAL
Penetapan peraturan disiplin pegawai
5
4
4
13
5
5
4
14
5
3
3
11
yang belum dilaksanakan sepenuhnya oleh pegawai 2
Penerapan sistem tata kelola arsip SDM RSKO berbasis aplikasi
3
Belum sesuainya penempatan pegawai dengan kompetensi pegawai
Keterangan : 1. U (Urgency) yaitu seberapa besar mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti; 2. S (Serousness) yaitu seberapa serius isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti; 3. G (Growth) yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Rentang Nilai : a. Tidak sangat penting
: Skor 1
b. Kurang penting
: Skor 2
c. Cukup penting
: Skor 3
d. Penting
: Skor 4
e. Sangat penting
: Skor 5
40
4.3 Analisis penyebab Berdasarkan hasil identifikasi isu menggunakan metode USG, didapatkan prioritas isu yaitu “Penerapan sistem tata kelola arsip SDM RSKO berbasis aplikasi”.
Untuk dapat menyelesaikan suatu masalah, perlu
dilakukan pencarian akar masalah terlebih dahulu. Akar penyebab masalah selanjutnya
didiagnosa
merupakan
suatu
alat
menggunakan untuk
fishbone
mengidentifikasi,
diagram.
Diagram
mengeskplorasi,
ini dan
menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Gambar 2. Diagram Fishbone
Berdasarkan pada diagram fishbone diatas, disimpulkan beberapa penyebab masalah isu diantaranya adalah : 1. Belum terdapatnya aplikasi untuk melakukan updatting data; 2. Belum adanya penanggung jawab dokumen pada ruang arsip pegawai; 3. Belum adanya sarana dalam pencarian data dalam bentuk dokumen; 4. Belum tersedianya tempat yang strategis dalam penyimpanan dokumen; 5. Belum optimalnya anggaran yang ada untuk kegiatan pengembangan sistem informasi rumah sakit; 6. Belum optimalnya sistem e-office dalam pelaksanaan validasi dokumen; 4.4 Kondisi yang di Harapkan Dari penyebab masalah dari isu yang ada, diharapkan ditemukan gagasan
41
– gagasan isu uang inovatif dan kreatif agar isu tersebut dapat diatasi. Kondisi yang diharapkan dari ruangan SDM di RSKO adalah : 1. Terdapatnya sistem dalam menangani kelengkapan dan updating data pegawai; 2. Dapat memberikan data yang akurat dan mutakhir; 3. Dapat memberikan kemudahan kepada setiap pegawai untuk dapat mengakses dan memperbaharui datanya kapan saja dan dimana saja; 4. Efektif dan efisien dalam pelayanan pegawai; 5. Dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada setiap pegawai; dan 6. Sudah optimalnya sistem e-office dalam proses validasi dokumen. 4.5 Dampak dari Isu Apabila isu tersebut tidak diatasi dengan baik, maka akan timbul beberapa dampak diantaranya : 1. Pengelolaan administrasi SDM yang terhambat; 2. Pengembangan pegawai yang terhambat; 3. Kesulitan dalam kepengurusan pensiun; 4. Kesejahteraan pegawai tidak terjamin, dan; 5. Kurangnya informasi yang akan didapatkan oleh pegawai 4.6 Gagasan Pemecahan Masalah Gagasan kegiatan yang dipilih untuk memecahkan isu yang di prioritaskan berdasarkan analisis akar penyebab, maka penulis menyusun gagasan pada rancangan aktualisasi sebagai berikut : 1. Membuat Kerangka Acuan Pembuatan Sistem Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi; 2. Pembuatan Sistem Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi; 3. Sosialisasi penggunaan Sistem Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi kepada seluruh pegawai; dan 4. Monitoring dan Evaluasi penggunaan Sistem Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi.
42
Tabel 4. Kegiatan dan Sumber Kegiatan serta Keterkaitan dengan No 1
Kegiatan
Agenda 3 Sumber
Keterkaitan dengan
Kegiatan
Agenda 3
Membuat Kerangka Acuan Tugas Pokok Manajemen Pembuatan
Sistem
Tata dan Fungsi
Kelola Arsip SDM RSKO
Pelayanan
ASN, Publik
dan
WoG
Berbasis Aplikasi 2
3
Pembuatan
Sistem
Tata Inovasi
Manajemen
Kelola Arsip SDM RSKO
Pelayanan
Berbasis Aplikasi
WoG
Sosialisasi
Pelayanan
penggunaan Perintah
Sistem Tata Kelola Arsip Atasan SDM Aplikasi
RSKO kepada
ASN, Publik
dan
Publik
dan
WoG
Berbasis seluruh
pegawai 4
Monitoring dan Evaluasi Tugas Pokok Manajemen ASN, penggunaan Sistem Tata dan Fungsi Pelayanan Publik dan Kelola Arsip SDM RSKO WoG Berbasis Aplikasi.
43
4.7 Matriks Rancangan Aktualisasi Tabel 5. Matriks Rancangan Aktualisasi No 1
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Membuat 1.1 menyusun Menghasilka Kerangka kerangka n kerangka Acuan acuan/TOR. acuan / TOR Pembuatan 1.2 Menyusun rincian Sistem Tata anggaran biaya Kelola Arsip sesuai standar SDM RSKO biaya masukan Berbasis tahun berjalan. Aplikasi . 1.3 Melakukan pengesahan kerangka acuan ke Direktur Sumber Daya Keuangan dan Umum. 1.4 Pengajuan kerangka acuan dan Rincian Anggaran Biaya ke bagian perencanaan program.
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
1.1 Dalam menyusun kerangka acuan, saya melakukan koordinasi dengan dengan kepala ruangan dan ketua tim IT dengan sopan santun sesuai dengan nilai MP. Etika Publik. 1.2 Dalam menyusun rincian anggaran biaya, sy dengan jujur menuliskan semua kebutuhan dan bersikap transparan sesuai dengan nilai MP. Anti Korupsi. 1.3 Disaat saya melakukan pengesahan ke direktur, saya Meminta izin dengan sopan sesuai dengan nilai MP. Etika Publik. 1.4 Di dalam pengajuan kerangka acuan dan RAB ke bagian perencanaan program, saya memberikan informasi dengan benar
Membuat kerangka acuan pembuatan sistem tata kelola SDM berbasis aplikasi Sesuai dengan visi RSKO yaitu unggul dalam pelayanan. Selain itu, menurut misi RSKO juga menguatkan bahwa penyelenggaraan upaya preventif dan promotif menjadi sarana bagi pegawai untuk meningkatkan kompetensi.
Penguatan Nilai Organisasi Pembuatan kerangka acuan untuk membuat sistem sebagai salah satu bagian nilai rumah sakit yaitu Sigap, selalu berusaha cepat, tepat, dan cekatan dalam melakukan pekerjaan maupun pelayanan sesuai dengan sistem dan
44
No
2
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Pembuatan 2.1 Menyusun Menghasilka Sistem Tata rancangan sistem n aplikasi Kelola Arsip tata kelola arsip SDM RSKO sdm berbasis Berbasis aplikasi. Aplikasi. 2.2 Melakukan pembuatan sistem dengan didampingi oleh tim IT. 2.3 Melakukan uji coba sistem tata kelola arsip SDM RSKO berbasis aplikasi. 2.4 Melaporkan hasil aplikasi kepada Direktur SDM, Keuangan dan Umum.
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan dan menggunakan bahasa yang sopan dan santun sesuai dengan nilai MP. Akuntabilitas dan Etika Publik 2.1 Dalam menyusun rancangan sistem, sy melakukan nya dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan nilai MP. Akuntabilitas 2.2 Dalam melakukan pembuatan sistem, saya sangat menghargai saran dan pendapat orang lain sesuai dengan nilai MP. Nasionalisme 2.3 Pada saat melakukan uji coba sistem, menghargai saran dan pendapat orang lain sesuai dengan nilai MP. Nasionalisme 2.4 Dalam melaporkan hasil aplikasi kepada Direktur, saya menggunakan bahasa yang sopan dan santun dan menghargai saran dan
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi prosedur yang berlaku.
Pembuatan sistem tata kelola SDM berbasis aplikasi Sesuai dengan visi RSKO yaitu unggul dalam pelayanan. Selain itu, menurut misi RSKO juga menguatkan bahwa penyelenggaraan upaya preventif dan promotif menjadi sarana bagi pegawai untuk meningkatkan kompetensi.
Dalam pembuatan sistem tata kelola SDM berbasis aplikasi sesuai dengan nilai rumah sakit sigap dan kasih yaitu selalu berusaha cepat, tepat, dan cekatan dalam melakukan pekerjaan dan selalu memberika
45
No
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
pendapat atasan sesuai dengan nilai MP. Etika Publik dan Nasionalisme
3
Sosialisasi 3.1 Membuat penggunaan undangan Sistem Tata pertemuan Kelola Arsip pegawai untuk SDM RSKO acara sosialisasi Berbasis aplikasi. Aplikasi 3.2 Melakukan kepada sosialisasi pada seluruh acara pertemuan pegawai. pegawai RSKO. 3.3 Membuat notulen hasil sosialisasi. 3.4 Menindaklanjuti hasil notulen pertemuan sosialisasi
Dilaksanakan 3.1 Dalam membuat undangan nya sosialiasi pegawai, saya melakukaan kepada pekerjaan ini dengan penuh tanggung jawab sesuai seluruh dengan nilai MP. pegawai. Akuntabilitas. 3.2 Dalam melakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai, saya menyampaikan maksud dan tujuan kepada seluruh pegawai dengan kalimat yang sopan dan santun sesuai dengan nilai MP. Etika Publik. 3.3 Membuat notulen adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan
Sesuai dengan visi RSKO yaitu unggul dalam pelayanan. Selain itu, menurut misi RSKO juga menguatkan bahwa penyelenggaraan upaya preventif dan promotif menjadi sarana bagi pegawai untuk meningkatkan kompetensi.
Penguatan Nilai Organisasi n kepedulian dan tanggap serta saling menghargai pendapat orang lain. Melakukan sosialisasi penggunaa n sistem tata kelola SDM berbasis aplikasi dengan Ramah, selalu memberika n senyum, salam, dan sapa setiap memberika n pelayanan maupun
46
No
4
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Monitoring 4.1 Memonitor sistem dan Evaluasi tata kelola SDM penggunaan RSKO berbasis Sistem Tata aplikasi. Kelola Arsip 4.2 Melakukan evaluasi SDM RSKO tata kelola SDM Berbasis RSKO berbasis Aplikasi. aplikasi. 4.3 Melakukan koordinasi ke tim IT untuk melakukan updating sistem aplikasi. 4.4 Menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi yang ditujukan ke Direktur SDM,
Output/ Hasil
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
sesuai dengan nilai MP. Akuntabilitas. 3.4 Dalam menindaklanjuti hasil notulen, saya bermusyawarah untuk menghasilkan keputusan bersama sesuai dengan nilai MP. Nasionalisme. Menghasilka 4.1 Dalam melakukan monitor n sistem sistem tata kelola SDM, berani mengatakan dan aplikasi menyampaikan apa yang dianggap benar sesuai dengan nilai MP. Anti Korupsi 4.2 Dalam melakukan evaluasi, saya sangat Menghargai saran dan pendapat orang lain sesuai dengan nilai MP. Nasionalisme 4.3 Dalam melakukan koordinasi dengan tim IT untuk melakukan updating sistem, kita harus saling tolong menolong dan Percaya dan yakin bahwa
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi kepada sesama karyawan.
Sesuai dengan visi RSKO yaitu unggul dalam pelayanan. Selain itu, menurut misi RSKO juga menguatkan bahwa penyelenggaraan upaya preventif dan promotif menjadi sarana bagi pegawai untuk meningkatkan kompetensi.
Melakukan Monitoring dan evaluasi penggunaa n sistem tata kelola SDM berbasis aplikasi sesuai dengan nilai rumah sakit Optimis, senantiasa memberika n harapan bahwa
47
No
Kegiatan
Tahapan Kegiatan Keuangan dan Umum diketahui sub koordinator melalui koordinator.
Output/ Hasil
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan sistem yang dibuat akan menghasilkan sesuatu yang akan membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien sesuai dengan nilai MP. Nasionalisme dan Komitmen Mutu. 4.4 Menyampaikan kepada atasan hasil dari pekerjaan yang sudah kita lakukan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan nilai MP. Akuntabilitas
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi sistem yang dihasilkan akan memberika n kontribusi terhadap rumah sakit.
48
4.8 Rencana Kegiatan Aktualisasi Judul aktualisasi
: Belum adanya tata kelola pegawai SDM RSKO berbasis aplikasi
Waktu Pelaksanaan
: 4 September s.d 8 Oktober 2021 Tabel 6. Rencana Kegiatan Aktualisasi
No 1 2 3 4
Kegiatan Membuat Kerangka Acuan Pembuatan Sistem Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi . Pembuatan Sistem Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi. Sosialisasi penggunaan Sistem Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi kepada seluruh pegawai Monitoring dan Evaluasi penggunaan Sistem Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi.
1
September 2 3
4
Oktober 1
49
BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI
5.1. Penjelasan Pelaksanaan Aktualisasi Pelaksanaan aktualisasi dilakukan pada tanggal 6 September 2021 sampai dengan 8 Oktober 2021 di ruang sub substansi SDM dan Diklit RS Ketergantungan Obat Jakarta. Kegiatan aktualisasi disesuaikan dengan rancangan kegiatan pada Bab IV serta ada beberapa kegiatan dan tahapan kegiatan yang disesuaikan. Kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah sebagai berikut : Tabel 7. Penjelasan Pelaksanaan Aktualisasi NO
Membuat
PELAKSANAAN
Penerapan
Sistem Tata Kelola Arsip SDM
KEGIATAN
Kerangka
Acuan 1
TANGGAL
KEGIATAN
RSKO
6 Sept – 10 Sept 2021
Terlaksana
13 Sept – 24 Sept 2021
Terlaksana
27 Sept - 29 Sept 2021
Terlaksana
30 Sept – 8 Okt 2021
Terlaksana
Berbasis
Aplikasi Pembuatan 2
Sistem
Penerapan Tata Kelola Arsip
SDM
RSKO
Berbasis Aplikasi. Uji Coba Penggunaan 3
Sistem Penerapan Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi Melakukan
4
Perbaikan
Sistem Penerapan Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi
50
Tabel 8. Pelaksanaan Aktualisasi di ruang Sub Substansi SDM dan Diklit Kegiatan 1 : Membuat Kerangka Acuan Penerapan Sistem Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi Tanggal Kegiatan
6 Sept – 10 Sept 2021
Tahapan Kegiatan
1. Menyusun Draft Kerangka Acuan / TOR Saya menyusun draft kerangka acuan dengan cermat tanpa melebihkan atau mengurangi informasi yang terdapat
dalam
TOR
(Akuntabilitas)
dengan
harapan apa yang saya buat dapat berdaya guna untuk organisasi (Komitmen Mutu).
2. Menyampaikan draft kerangka acuan kepada mentor. Dalam menyampaikan draft kerangka acuan, saya melakukan koordinasi dengan mentor menggunakan bahasa yang sopan dan santun (Etika Publik), sekaligus meminta arahan dan pendapat terkait hasil draft
kerangka
(Nasionalisme).
acuan
yang
saya
buat
51
3. Mengajukan hasil draft kerangka acuan kepada koordinator
dan
sub
koordinator
/
kepala
ruangan. Mengajukan hasil draft kerangka acuan melalui presentasi
dengan
menggunakan
bahasa
yang
sopan (Etika Publik), kegiatan ini saya lakukan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap tugas rancangan aktualisasi (Akuntabilitas) dan saya menghargai saran yang
diberikan oleh kepala
ruangan (Nasionalisme).
Hasil Kegiatan Keterkaitan Agenda 3
Menghasilkan Draft Kerangka Acuan dengan Dalam melakukan semua tahapan dalam kegiatan 1, saya memberikan informasi yang benar agar tidak terjadi kesalahan dalam penyampaian maksud yang diinginkan (Manajemen ASN), dan dengan mengedepankan sikap sopan
dalam
berkomunikasi
maupun
bersikap
52
(Pelayanan Publik). Kontribusi terhadap visi Kegiatan ini berkontribusi terhadap visi dan misi RSKO dan
misi
keterkaitan
serta yaitu unggul dalam pelayanan dan menguatkan bahwa nilai penyelenggaraan upaya preventif dan promotif menjadi
organisasi
sarana bagi pegawai untuk meningkatkan kompetensi. Dan memberikan nilai penguatan organisasi yaitu : a. Sigap yakni selalu berusaha cepat, tepat, dan cekatan
dalam
melakukan
pekerjaan
maupun
pelayanan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku. b. Kasih yakni selalu memberikan kepedulian dan tanggap serta saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain. Manfaat/Hasil Capaian
Dengan adanya penyusunan kerangka acuan, adalah gambaran
umum
dan
penjelasan
mengenai
perencanaan kegiatan yang berisi tentang tujuan, sasaran, dan waktu hasil capaian lebih jelas. Analisis Dampak
Dampak jika nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan 1 : 1. Akuntabilitas : tidak terbuka dalam penyusunan draft kerangka acuan sehingga kegiatan yang dilakukan tidak ada kejelasan. Yang mana hal ini menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab. 2. Nasionalisme menghormati
:
tidak
sehingga
adanya
sikap
sulitnya
saling
melakukan
koordinasi. 3. Etika Publik : tidak tumbuhnya sopan santun dalam sikap maupun komunikasi. 4. Komitmen Mutu : tidak adanya upaya berkelanjutan untuk mewujudkan aplikasi yang bermutu. 5. Anti Korupsi : tidak mengedepankan sikap jujur dalam
mengumpulkan
informasi
sehingga
berdampak pada pembuatan sistem nantinya.
53
Kegiatan 2 : Pembuatan Sistem Penerapan Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi. Tanggal Kegiatan
13 Sept – 24 Sept 2021
Tahapan Kegiatan
1. Menyusun rancangan sistem penerapan tata kelola arsip SDM berbasis aplikasi. Dalam melakukan kegiatan ini, saya mengumpulkan informasi dengan transparan tanpa melebihkan atau mengurangi informasi sebagai bentuk tanggung jawab (Akuntabilitas), yang mana informasi tersebut akan berorientasi pada kepuasan pegawai dan perbaikan yang berkelanjutan (Komitmen Mutu). selain itu dalam mengumpulkan informasi atau data saya
mengutamakan
pencapaian
hasil
untuk
mendorong kinerja (Etika Publik) tanpa melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum (Anti Korupsi).
54
55
56
57
58
Hasil Rancangan
2. Melakukan rapat dengan seluruh tim IT. Saya berkoordinasi dengan IT yang membantu dalam merealisasikan rancangan aktualisasi ini sebagai bentuk kerjasama (Nasionalisme) dan melakukan komunikasi tersebut dengan sopan dan santun (Etika Publik). Koordinasi ini dilakukan sebagai
bentuk
inovatif
untuk
pengambilan
keputusan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya (Komitmen Mutu).
59
3. Melakukan pembuatan sistem penerapan tata kelola arsip SDM RSKO berbasis aplikasi. Dalam membuat sistem ini, saya melakukannya dengan sungguh – sungguh dan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas), dan bekerja sama dengan IT dengan menggunakan komunikasi yang sopan dan santun (Etika Publik), saling menghargai pendapat satu sama lain (Nasionalisme), dan meyakini bahwa sistem yang dibuat ini akan memberikan kemudahan untuk pegawai dengan sistem yang lebih efektif dan efisien (Komitmen Mutu).
Hasil kegiatan Keterkaitan
Menghasilkan sistem baru dengan Kegiatan ini saya lakukan dengan penuh tanggung
60
jawab (Manajemen ASN), dengan melakukan koordinasi
agenda 3
dan bekerja sama dengan tim IT yang membantu saya dalam merealisasikan sistem yang dibuat (WoG), yang akan memberikan kemudahan bagi pegawai dalam mengakses sistem tersebut (Pelayanan Publik). Kontribusi terhadap visi Kegiatan ini berkontribusi terhadap visi dan misi RSKO dan
misi
keterkaitan
serta yaitu unggul dalam pelayanan dan menguatkan bahwa nilai penyelenggaraan upaya preventif dan promotif menjadi
organisasi
sarana bagi pegawai untuk meningkatkan kompetensi. Dan memberikan nilai penguatan organisasi yaitu : a. Sigap yakni selalu berusaha cepat, tepat, dan cekatan dalam melakukan pekerjaan maupun pelayanan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku. b. Kasih yakni selalu memberikan kepedulian dan tanggap
serta
saling
menghargai
dan
menghormati pendapat orang lain. c. Optimis yakni percaya dan yakin bahwa sistem yang
sedang
dibuat
ini
akan
memberikan
kemudahan kepada seluruh pegawai. Manfaat / Hasil Capaian
Sistem yang dapat meningkatkan penataan arsip yang berbasis
tehnologi
memberikan
dan
pelayanan
sangat dan
berguna
dalam
kemudahan
dalam
penggunaan data bagi seluruh pegawai. Analisis Dampak
Dampak jika nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan 1 : 1. Akuntabilitas
:
tidak
memberikan
informasi
secara benar kepada tim IT, akan berdampak kepada setiap pegawai yang nantinya akan menggunakan sistem tersebut. 2. Nasionalisme menghormati
:
tidak
sehingga
adanya sulitnya
sikap
saling
melakukan
koordinasi. 3. Etika Publik : tidak menghargai komunikasi akan sulit melakukan kerjasama dengan tim IT.
61
4. Komitmen Mutu : Tidak adanya inovasi akan membuat sistem yang dibuat tidak akan merubah keadaan dimasa yang akan datang. 5. Anti Korupsi : tidak mengedepankan sikap jujur dalam
mengumpulkan
informasi
sehingga
berdampak pada pembuatan sistem nantinya.
Kegiatan 3
Uji coba penggunaan sistem penerapan tata kelola SDM RSKO berbasis aplikasi
Tanggal Kegiatan
27 Sept - 29 Sept 2021
Tahapan Kegiatan
1. Menginput
dokumen atau
soft
file
pegawai
kedalam aplikasi sistem tata kelola arsip sdm. Saya menginput satu per satu dokumen kedalam nama setiap pegawai dengan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas), dan memberikan informasi yang benar terkait data setiap pegawai (Akuntabilitas) agar memudahkan setiap pegawai untuk dapat mengakses data pribadinya dengan cepat dan tepat (Etika Publik). Kegiatan ini saya lakukan dengan penuh semangat (Anti Korupsi) karena saya yakin apa yang saya kerjakan sekarang akan memberikan kemudahan
kepada
seluruh
pegawai
menggunakan sistem ini (Komitmen Mutu).
dalam
62
63 2. Evaluasi awal penggunaan sistem penerapan tata kelola arsip SDM RSKO. Melakukan
evaluasi
penggunaan
sistem
yang
memang baru setengah jadi untuk melihat apakah sistemnya bisa digunakan dari tahap log in sampe selesai menginput dokumen – dokumen pegawai kedalam sistem. Kegiatan ini saya lakukan dengan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas) dan mencatat hal – hal yang memang masih terdapat kekurangan dengan jujur (Anti Korupsi), menyampaikan hasil catatan kepada IT dengan sikap saling menghargai dalam komunikasi dan bekerja sama (Etika Publik) untuk memperbaiki sistem tata kelola arsip sdm agar bisa menghasilkan sistem yang lebih efektif dan efisien (Komitmen Mutu).
64 Dalam tampilan awal, bisa klik master data pegawai, maka akan tampil kelola data -data pegawai, dan di menu tambah data sebelah kiri mempunyai kegunaan untuk menambah ataupun mengurangi pegawai dan memasukkannya ke dalam sistem. Untuk menu search disebelah kanan bisa digunakan untuk mencari salah satu nama pegawai. Untuk kolom (keterangan, user, create data, update data) belum diketahui kegunaannya untuk apa. Menu gambar mata melihat untuk melihat hasil update data. Menu gambar pensil digunakan untuk mengedit/ memperbaiki data yang suudah di input. Menu gambar tempat sampah berfungsi untuk menghapus data.
Dalam menu kelola data identitas pegawai, sudah bisa dilakukan penambahan dokumen atau soft file pegawai. Pada menu penambahan data pegawai masih perlu penyempurnaan pada penyelesaian aplikasi sehingga belum bisa dilakukan, jadi menu tambah data hanya bisa digunakan untuk nama 1 orang pegawai saja.
65
Dalam menu kelola data pengangkatan, sudah bisa mengupload dokumen maupun soft file ke dalam nama setiap pegawai dengan menekan tombol tambah data, hanya untuk id pegawai seharusnya menggunakan NIP pegawai.
66
Dari tampilan menu khusus pegawai, apabila ada pegawai yang ingin membuka menu selain atas nama yang bersangkutan, tidak akan bisa dibuka.
Dalam menu penilaian kinerja, sudah bisa dilakukan penginputan dokumen ke dalam setiap nama pegawai.
67
Dalam menu kelola data pendidikan sudah bisa mengupload dokumen dengan menekan tambah data, hanya
kekurangannya
tidak
ada
nama
pegawai
melainkan hanya ada id pegawai saja.
Pegawai yang bersangkutan bisa untuk menambahkan dokumen pribadi ke dalam sistem atas nama nya sendiri.
68
Keterkaitan terhadap Mata Pelatihan Agenda 3
Pada kegiatan ini saya menginput dokumen dan melakukan evaluasi dengan cermat dan penuh tanggung jawab
serta
menyajikan
informasi
dengan
benar
(Manajemen ASN), bekerja sama dengan IT dalam memperbaiki
sistem
yang
dibuat
(WOG)
untuk
mewujudkan pelayanan yang nyaman dan memudahkan pegawai (Pelayanan Publik). Hasil Kegiatan
1. Dokumen yang telah di input kedalam sistem tata kelola arsip sdm. 2. Hasil evaluasi sistem untuk di perbaiki
Kontribusi terhadap visi dan misi serta keterkaitan nilai organisasi
Kegiatan ini berkontribusi terhadap visi dan misi RSKO yaitu unggul dalam pelayanan dan menguatkan bahwa penyelenggaraan upaya preventif dan promotif menjadi sarana bagi pegawai untuk meningkatkan kompetensi. Dan memberikan nilai penguatan organisasi yaitu : a. Ramah yakni selalu memberikan senyum, salam dan sapa dalam proses pengerjaan sistem kepada setiap pegawai. b. Sigap yakni selalu berusaha cepat, tepat, dan cekatan dalam melakukan input dokumen
dan
melakukan evaluasi sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku. c. Kasih yakni selalu memberikan kepedulian dan tanggap
serta
saling
menghargai
menghormati pendapat orang lain.
dan
69 d. Optimis yakni percaya dan yakin bahwa sistem yang
sedang
dibuat
ini
akan
memberikan
kemudahan kepada seluruh pegawai. Manfaat/ Hasil Capaian
Untuk mengetahui seberapa baik penerapan sistem tata kelola arsip berbasis tehnologi, pengujian sistem ini dilakukan
dengan
mengoperasikan
dengan
cara
memasukkan data dan hasil dari inputannya. Analisis Dampak
Dampak jika nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan 3 : 1. Akuntabilitas : tidak memasukkan dokumen secara benar ke sistem, akan berdampak kepada setiap
pegawai
yang
nantinya
akan
menggunakan sistem tersebut. 2. Nasionalisme : tidak memberikan pertolongan pada orang lain yang memerlukan dokumen. 3. Etika Publik : tidak menciptakan pelayanan yang cepat, tepat dan terbuka dalam menyajikan dokumen. 4. Komitmen Mutu : Melakukan input dokumen secara asal – asalan tanpa memperhatikan daya guna untuk pegawai. 5. Anti Korupsi : Tidak bersungguh sungguh dalam menginput dokumen sehingga tidak ada rasa semangat
dan
tanggung
jawab
dalam
mengerjakan kegiatan input dokumen.
Kegiatan 4
Melakukan perbaikan aplikasi
Tanggal Kegiatan
30 Sept – 8 Okt 2021
Tahapan Kegiatan
1. Berdiskusi dengan IT untuk memperbaiki sistem aplikasi berdasarkan evaluasi yang dilakukan. Melakukan perbaikan terhadap hasil evaluasi yang telah dilakukan dengan berkoordinasi dengan IT
70 dengan tetap saling menghargai pendapat untuk memperbaiki kendala yang ada terhadap proses penggunaan
aplikasi
(Nasionalisme),
bertindak
secara sopan termasuk saat berkomunikasi (Etika Publik), dengan mencatat hal – hal yang perlu diperbaiki dengan teliti dan cermat sebagai bentuk tanggung jawab tanpa melebihkan atau mengurangi hasil diskusi kami sebagi bentuk tanggung jawab dalam
perbaikan
aplikasi
(Akuntabilitas)
serta
berkomitmen pada kepuasan pengguna dengan upaya perbaikan berkelanjutan dalam pembuatan aplikasi
(Komitmen
Mutu).
Dalam
melakukan
perbaikan ini dilakukan dengan sungguh – sungguh sebagai bentuk kerja keras (Anti Korupsi).
2. Bekerja
sama
dengan
IT
dalam
melakukan
perbaikan. Saya bekerja sama dengan IT untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada sistem dengan penuh tanggung jawab (Akuntabilias), untuk menghasilkan sistem aplikasi yang efektif dan efisien (Komitmen Mutu) dengan tetap saling menghargai pendapat satu sama lain (Nasionalisme).
71
Sudah dilakukan penambahan menu di master pegawai
Pada menu identitas input data pegawai, sudah bisa dilakukan penginputan utk semua pegawai.
72
Keterkaitan terhadap Mata Pelatihan Agenda 3
Dalam melakukan kegiatan ini, saya berdiskusi dan memberikan pendapat dengan menyediakan informasi yang
dapat
digunakan
untuk
kemajuan
sistem
(Manajemen ASN), dengan bekerja sama dengan tim IT dalam
setiap
penyusunan
perbaikannya
(WOG),
sehingga aplikasi ini dapat memberikan kemudahan bagi pegawai dalam mengakses informasinya (Pelayanan Publik). Hasil Kegiatan
Sistem yang sudah diperbaiki
Kontribusi terhadap visi dan misi serta keterkaitan nilai organisasi
Kegiatan ini berkontribusi terhadap visi dan misi RSKO yaitu unggul dalam pelayanan dan menguatkan bahwa penyelenggaraan upaya preventif dan promotif menjadi sarana bagi pegawai untuk meningkatkan kompetensi. Dan memberikan nilai penguatan organisasi yaitu : a. Ramah yakni selalu memberikan senyum, salam dan sapa dalam proses pengerjaan sistem kepada setiap pegawai. b. Sigap yakni selalu berusaha cepat, tepat, dan cekatan dalam memperbaiki sistem
sesuai
dengan sistem dan prosedur yang berlaku. c. Kasih yakni selalu memberikan kepedulian dan tanggap
serta
saling
menghargai
menghormati pendapat orang lain.
dan
73 d. Optimis yakni percaya dan yakin bahwa sistem yang
sedang
dibuat
ini
akan
memberikan
kemudahan kepada seluruh pegawai. Manfaat / Hasil Capaian
Untuk meningkatkan kualitas perbaikan sistem yang sudah disusun.
Analisa Dampak
Dampak jika nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan 4 : 1. Akuntabilitas : Tidak bertanggung jawab terhadap tugas
yang
diamanahkan
akan
berdampak
kepada sistem yang dibuat. 2. Nasionalisme : Tidak saling menghargai dalam bekerja sama akan sulitnya berkomunikasi satu sama lain. 3. Etika Publik : tidak menciptakan pelayanan yang cepat, tepat dalam memperbaiki sistem 4. Komitmen Mutu : Tidak melakukan perbaikan terhadap sistem, maka sistem tersebut tidak akan bisa digunakan. 5. Anti Korupsi : Tidak bersungguh sungguh dalam memperbaiki sistem, akan menghasilkan sistem yang hanya asal jadi saja.
B. Rencana Tindak Lanjut Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan, tentunya belum sempurna dan masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu perlu adanya tindak lanjut yang akan diupayakan untuk mewujudkan aplikasi yang berdaya guna lebih baik nantinya. Adapun rencana tindak lanjutnya yaitu : Tabel 9. Rencana Tindak Lanjut
No.
1
Rencana Aksi/ Kegiatan yang akan Dilanjutkan Perbaikan Sistem Tata Kelola
Keterkaitan dengan Nilai Dasar ANEKA dan Mata Pelatihan Agenda III
Akuntabilitas Nasionalisme Arsip SDM untuk beberapa menu Etika Publik
Rencana Waktu Pelaksanaan Tgl 1 s.d 16 November 2021
74
No.
Rencana Aksi/ Kegiatan yang akan Dilanjutkan yang belum bisa di upload
2
Sosialisasi penggunaan Sistem Tata Kelola Arsip SDM RSKO Berbasis Aplikasi di Jajaran Direktorat SDM, Keuangan dan Umum
3
4
5
Evaluasi sistem setelah
Keterkaitan dengan Nilai Dasar ANEKA dan Mata Pelatihan Agenda III Komitmen Mutu Anti Korupsi WOG Akuntabilitas Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN, Pelayanan Publik
Akuntabilitas Nasionalisme sosialisasi di Jajaran Direktorat Etika Publik SDM Keuangan dan Umum Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN Sosialisasi penggunaan Sistem Akuntabilitas Nasionalisme Tata Kelola Arsip SDM RSKO Etika Publik Berbasis Aplikasi kepada seluruh Komitmen Mutu Anti Korupsi pegawai Manajemen ASN Pelayanan Publik Monitoring dan Evaluasi Akuntabilitas Nasionalisme penggunaan Sistem Tata Kelola Etika Publik Arsip SDM RSKO Berbasis Komitmen Mutu Anti Korupsi Aplikasi. Manajemen ASN
Rencana Waktu Pelaksanaan
Tgl 17 November 2021
Tgl 18 November s.d 16 Desember 2021
Tgl 17 Desember 2021
Tgl 18 s.d 31 Desember 2021
75 BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal 6 September s.d 8 Oktober tahun 2021 di Bagian SDM Diklit RSKO Jakarta, berdasarkan hasil kegiatan aktualisasi dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada perumusan kegiatan aktualisasi telah teridentifikasi core issue berdasarkan data dan fakta yang aktual yaitu penerapan sistem tata kelola arsip SDM RSKO berbasis aplikasi. Berdasarkan dari data dan fakta yang ada di peroleh beberapa prioritas masalah yang mendasarinya yaitu belum terdapatnya aplikasi untuk melakukan updatting data, belum adanya penanggung jawab dokumen pada ruang arsip pegawai, dan Belum optimalnya anggaran yang ada untuk kegiatan pengembangan sistem informasi rumah sakit. 2. Tersusunnya
rancangan
aktualisasi
yaitu
membuat
kerangka
acuan,
pembuatan sistem, sosialisasi penggunaan sistem dan monitoring dan evaluasi penggunaan sistem tata kelola arsip SDM RSKO berbasis aplikasi. Rancangan kegiatan tersebut telah disusun dan diseminarkan pada seminar rancangan aktualisasi pada tanggal 3 September 2021. 3. Kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan di bagian SDM Diklit RSKO Jakarta merupakan bentuk kegiatan yang bersifat inovatif yaitu dengan adanya pembuatan sistem penerapan tata kelola arsip SDM RSKO berbasis aplikasi. Dengan adanya kegiatan ini membuat pencarian arsip pegawai menjadi lebih cepat, tepat dan memudahkan setiap pegawai karena sistem ini bisa diakses oleh pegawai melalui gadget nya masing – masing. 6.2 Saran Gencar melakukan sosialisasi atau update mengenai sistem aplikasi ini agar pegawai menjadi familiar dan terbiasa dengan adanya sistem ini. Kontribusi dari organisasi dan para pegawai baik untuk ide dan masukan lainnya juga diharapkan dapat terus dilakukan untuk keberlangsungan dan pemanfaatan sistem informasi rumah sakit ini.
76 LEMBAR KOMITMEN TINDAK LANJUT AKTUALISASI DAN HABITUASI
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Fitriah, SE
NIP
: 198705052020122003
Jabatan
: Analis Kepegawaian Ahli Pertama
Unit Kerja
: RSKO Jakarta
Merupakan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III/a, berkomitmen untuk menindak lanjuti aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) sesuai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Adapun tindak lanjut tersebut tertuang dalam Tabel Rencana Aksi berikut ini.
No.
1
Rencana Aksi/ Kegiatan yang akan Dilanjutkan
Keterkaitan dengan Nilai Dasar ANEKA dan Mata Pelatihan Agenda III
Rencana Waktu Pelaksanaan
Perbaikan Sistem Tata
Akuntabilitas
Tgl 1 s.d 16 November
Kelola Arsip SDM untuk
Nasionalisme
2021
beberapa menu yang
Etika Publik
belum bisa di upload
Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN
2
Sosialisasi penggunaan
Akuntabilitas
Tgl 17 November
Sistem Tata Kelola Arsip
Nasionalisme
2021
SDM RSKO Berbasis
Etika Publik
Aplikasi di Jajaran
Komitmen Mutu
Direktorat SDM, Keuangan Anti Korupsi
3
dan Umum
Manajemen ASN
Evaluasi sistem setelah
Akuntabilitas
Tgl 18 November s.d
sosialisasi di Jajaran
Nasionalisme
16 Desember 2021
Direktorat SDM Keuangan
Etika Publik
dan Umum
Komitmen Mutu
77
No.
Keterkaitan dengan Nilai
Rencana Aksi/ Kegiatan
Dasar ANEKA dan Mata
yang akan Dilanjutkan
Pelatihan Agenda III
Rencana Waktu Pelaksanaan
Anti Korupsi Manajemen ASN 4
Sosialisasi penggunaan
Akuntabilitas
Tgl 17 Desember
Sistem Tata Kelola Arsip
Nasionalisme
2021
SDM RSKO Berbasis
Etika Publik
Aplikasi kepada seluruh
Komitmen Mutu
pegawai
Anti Korupsi Manajemen ASN
5
Monitoring dan Evaluasi
Akuntabilitas
Tgl 18 s.d 31
penggunaan Sistem Tata
Nasionalisme
Desember 2021
Kelola Arsip SDM RSKO
Etika Publik
Berbasis Aplikasi.
Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN
Demikian untuk menjadi periksa. Mengetahui,
Jakarta, 8 Oktober 2021
Mentor
Peserta
Andri Kusmintayu, SKM NIP. 197605072006042015
Fitriah, SE NIP. 198705052020122003
78 DAFTAR PUSTAKA 1. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2019 2. Idris I, Suwarno Y, Purwana BH, dkk. Latief Y, Suryanto A, Muslim Abbdil Aziz, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Analisis Isu Kontemporer : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2019 3. Ferrijana S, Suhartono B, Erawanto S. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Kesiapsiagaan Bela Negara : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2019 4. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Akuntabilitas : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2019 5. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Nasionalisme : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2019 6. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Etika Publik : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2019 7. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Komitmen Mutu : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2019 8. Tim Penyusun Modul Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) , Diklat Prajabatan Mata Diklat Anti Korupsi : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2014 9. Fatimah E, Irawati E. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Manajemen ASN : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017 10. Purwanto EA,Tyastianti D, Taufiq A, Novianto W, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Pelayanan Publik : Lembaga administrasi Negara Republik Indonesia, 2017 11. Suwarno Y, Sejati TA. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Whole Of Government : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017