Optimalisasi Edukasi & Penatalaksanaan Range Of Motion Pada Pasien Stroke Di Ruang Azalea RSUP DR.HS

Page 1

LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1

OPTIMALISASI EDUKASI DAN PENATALAKSANAAN RANGE OF

MOTION PADA PASIEN STROKE DI RUANG AZALEA RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH : MARTA TELAMBANUA, S.KEP., NERS NIP. 199309092020122004

BAPELKES CIKARANG KEMENTRIAN KESEHATAN RI 2021


ii


KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur yang tulus penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia kekuatan-Nya penulis diberikan kelancaran dan kemudahan sehingga mampu menyelesaikan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN

yang

berjudul “Optimalisasi Edukasi dan Penatalaksanaan Range Of Motion pada Pasien Stroke di Ruang Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” untuk memenuhi salah satu syarat dalam meyelesaikan Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 1 Bapelkes Cikarang Tahun 2021. Penulisan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah turut serta membantu penyusunan rancangan ini kepada : 1. Fatrisia Madina, S.Kp, MM selaku mentor yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik. 2. Dr. drg Siti Nur Anisah, MPH selaku coach yang senantiasa selalu memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingan selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini. 3. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 1. 4. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 1 5. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III khususnya Angkatan 1 atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya. 6. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan doa yang tidak pernah putus. 7. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi. Penulis menyadari dalam rancangan aktualisasi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap kepada semua pihak agar memberikan saran dan juga kritik yang membangun untuk penyempurnaan aktualisasi ini. Semoga aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan juga dapat diterapkan di lingkungan kerja dengan sebaikbaiknya, serta dapat dikembangan lebih lanjut. Penulis Marta Telambanua iii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULError! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1 1.1

Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.3

Manfaat Aktualisasi ............................................................................... 2

1.4

Ruang Lingkup ..................................................................................... 3

BAB II PROFIL INSTITUSI DAN PROFIL PESERTA .................................................4 2.1

Profil Institusi ....................................................................................... 4

2.3

Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN .................................................................. 6

2.4

Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI ................................................ 13

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ........................................................................16 3.1

Identifikasi Isu ................................................................................... 16

3.2

Penapisan Isu .................................................................................... 21

3.3

Latar Belakang Pemilihan Isu ............................................................... 22

3.4

Analisis Isu ........................................................................................ 23

3.5

Gagasan Pemecahan Isu ..................................................................... 25

3.6

Rencana Kegiatan Rancangan Aktualisasi .............................................. 27

BAB IV KEGIATAN AKTUALISASI .............................................................................35 4.1

Kegiatan Aktualisasi ............................................................................ 35

4.2

Uraian capaian penyelesaian isu ........................................................... 59

4.3

Uraian manfaat .................................................................................. 60

BAB V PENUTUP ...........................................................................................................61 5.1

Kesimpulan ........................................................................................ 61

5.2

Saran ................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................62 iv


LAMPIRAN .....................................................................................................................64

v


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil melaksanakan sejumlah keputusan strategis mulai dari merumuskan kebijakan, sampai pada implementasi kebijakan dalam berbagai sektor pembangunan. Untuk memenuhi peran itu dibutuhkan sosok PNS yang profesional yaitu PNS yang bebas dari intervensi politik, memberikan pelayanan secara adil dan netral, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Pembinaan

PNS melalui jalur pelatihan sesuai dengan UU No. 5 tahun 2014

tentang ASN dan merujuk pada Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4). Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tersebut disebutkan bahwa calon PNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Berdasarkan pertimbangan diatas, diperlukan sebuah sistem pendidikan dan pelatihan yang terintegrasi, inovatif dan memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat pelatihan dan tempat kerja, sehingga peserta mampu menginternalisasi,

menerapkan,

mengaktualisasikan

dan

membuatnya

menjadi

kebiasaan. Calon PNS dituntut untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA). Dalam merancang aktualisasi nilai-nilai dasar ini, setiap peserta Diklat Prajabatan harus mampu menyusun rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan ketika kembali ke tempat tugas. Rancangan kegiatan aktualisasi ini bersumber dari sasaran kerja pegawai (SKP), penugasan khusus dari atasan, atau kegiatan lain yang mendapat persetujuan dari atasan langsung, dan atau kombinasi diantara ketiganya. Kegiatan yang akan dilakukan, bersumber dari teridentifikasinya suatu kondisi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai isu yang harus dipecahkan. Penulis yang bekerja sebagai perawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin mengidentifikasi isu berawal dari Sasaran Kerja Pegawai dan juga tugas dan fungsi perawat yang tertuang dalam Undang-Undang 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan. Penulis bekerja di ruang


rawat inap Azalea dengan karakteristik pasien dewasa bedah neuro. Ruangan ini berkapasitas 18 tempat tidur. Di ruang Azalea terdapat isu-isu yang selama ini belum teratasi, baik dari segi pelayanan publik, manajemen sumber daya manusia, maupun

whole of government. Belum optimalnya edukasi dan penatalaksanaan ROM pada pasien stroke merupakan salah satu isu yang ada diruangan. Oleh karena itu, penatalaksanaan edukasi ROM pada pasien stroke perlu diperbaiki dan ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan. 1. 2 Tujuan Aktualisasi 1.2.1 Tujuan Umum Menginternalisasikan

nilai-nilai

dasar

PNS

yang

meliputi

akuntabilitas,

nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi, dalam memecahkan isu yang dilandasi oleh kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. 1.2.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS adalah: 1. Melakukan identifikasi, penyusunan, dan penetapan isu yang terjadi dan harus segera dipecahkan 2. Membuat gagasan pemecahan isu dengan menyusun daftar rencana, tahapan, dan ouput kegiatan 3. Menjelaskan keterkaitan antara rencana kegiatan pemecahan isu dengan nilai- nilai dasar PNS dan kedudukan serta peran PNS dalam KNRI yang meliputi manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), pelayanan publik, dan

whole of government 4. Menjelaskan dekripsi hasil kegiatan yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan serta peran PNS dalam NKRI terhadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan penguatan terhadap nilai-nilai organisasi

1.3 Manfaat Aktualisasi 1. Bagi Penulis Untuk menambah pemahaman dalam melakukan penetapandan pemecahan yang terjadi di tempat kerja khususnya tentang nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi), manajemen ASN, Whole of Government, pelayanan public serta dapat 2


mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 2. Bagi Balai Besar Pelatihan Kesehatan Membantu kegiatan pembelajaran kepada CPNS guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat menambah bahan kepustakaan Bapelkes Cikarang untuk meningkatkan mutu program pendidikan CPNS angkatan selanjutnya. 3. Bagi Rumah Sakit Kegunaan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah dapat memberikan saran dan masukan untuk perubahan ke arah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi), manajemen ASN, WoG, pelayanan publik, serta diharapkan adanya peningkatan kompetensi dan mampu memahami problematika di tempat kerja.

1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah kegiatan pelayanan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan menerapkan Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), manajemen ASN, WoG, pelayanan publik. Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap khususnya ruang fresia 1 di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

3


BAB II PROFIL INSTITUSI DAN PROFIL PESERTA Profil Institusi 2.1.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan rumah sakit kelas A yang menjadi rujukan tertinggi (top referral hospital) di Provinsi Jawa Barat, Rumah Sakit Rujukan Nasional dan RS Pendidikan. RSHS berlokasi di Jalan Pasteur Nomor 38 Kota Bandung. RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, menampung tujuh RS Regional di Jawa Barat dan beberapa RS di luar provinsi Jawa Barat. Data terakhir menunjukkan, kini RSHS memiliki 21 pelayanan medis spesialistik dan 133 pelayanan medis subspesialistik, 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal. 2.2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 2.2.2.1 Visi Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. 2.2.2.2 Misi V Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia. 2.2.3 Nilai-nilai dan Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tata nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu: PAMINGPIN PITUIN . Kepemimpinan

:

Nilai

yang

menggambarkan

kepeloporan

dan

menyiapkan talenta-talenta terbaik dibidangnya Profesional

: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui

perjalan kemitraan

4


Inovatif

:

Nilai

yang

menggambarkan

keinginan

untuk

menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan Tulus

: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan

responsive Unggul

: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan

kualitas prima Integritas

: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan

menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas Selain itu, terdapat janji pelayanan kesehatan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung, yaitu : SIGAP S enyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S) I novatif dalam berkarya G elorakan Semangat Pelayanan Prima A manah Menjaga Keselamatan Pasien P eduli, Perhatian dan Perasaan Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA P : Profesional Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya R : Respek Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan. I : Integrasi. Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi. M : Manusiawi. Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.

5


A : Amanah. Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan. Adapun moto yang digunakan di RSUP Dr. Hasan Sadikin, yaitu ”Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami” 2.2.4 Struktur Organisasi Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada gambar.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.3 Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN 2.3.1 Akuntabilitas Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu

akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas

berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu pertama, untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); kedua, untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); ketiga, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). 6


Nilai-Nilai Akuntabilitas : 1) Kepemimpinan Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by example). 2) Transparansi Tujuan dari adanya transparansi adalah: 1. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal 2. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan 3. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan- keputusan 4. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan. 3) Integritas Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku. 4) Tanggungjawab (Responsibilitas) Responsibilitas memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat. 5) Keadilan Ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal. 6) Kepercayaan Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. 7) Keseimbangan Keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. 8) Kejelasan Agar

individu

atau

kelompok

dalam

melaksanakan

wewenang

dan

tanggungjawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. 7


9) Konsistensi Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi. 2.3.2 Nasionalisme Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri. Nilai-nilai Nasionalisme Pancasila yang harus menjadi landasan filosofis ASN dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai- nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: 1. Menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; 2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; 3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; 4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; 5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;mengembangkan sikap tenggang rasa. 2.3.3 Etika Publik Etika publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik atau buruk dan benar atau salah perilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. 15 Nilai-Nilai Dasar Etika Publik (UU ASN psl. 4) 1.

Memegang teguh Ideologi Pancasila;

8


2.

Setia dan mempertahankan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;

3.

Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;

4.

Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

5.

Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

6.

Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;

7.

Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

8.

Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;

9.

Memiliki

kemampuan

dalam melaksanakan

kebijakan

dan

program

pemerintah; 10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,tepat, akurat berdaya guna, berhasil guna, dan santun; 11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi; 12. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama; 13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai; 14. Mendorong kesetaraan dalampekerjaan; dan 15. Meningkatkan evektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan- ketentuan tertulis. 12 kode etik dan kode perilaku ASN (UU ASN psl. 5) 1.

Melaksanakan tugasnya secara Jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi;

2.

Melaksanakan tugasnya secara cermat dan disiplin;

3.

Melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan peundang-undangan yang berlaku;

4.

Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan;

5.

Melaksanakan

tugas

bertentangan

dengan

sesuai

dengan

peraturan

perintah

perundang

atasan undangan

pemerintahan; 6.

Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara; 9

sejauh

tidak

dan

etika


7.

Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efekti dan efisien;

8.

Menjaga agar tidak terjadi konflik ; kepentingantingan dalam melaksanakan tugasnya;

9.

Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain; 11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritasASN; 12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN. 2.3.4 Komitmen Mutu Komitmen mutu adalah janji/komitmen baik personal maupun instansi untuk memberikan pelayanan publik yang terbaik dan profesional yang sesuai dengan harapan masyarakat/pengguna

jasa

pelayanan

bahkan

melampaui

harapannya.

Mutu

mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur pencapaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors). a.

Ada 3 (tiga) aspek yang terdapat dalam komitmen mutu, yaitu 1.

Efektifitas Menurut Richard L. Daft mendefinisikan efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi

dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil

mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektifitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan. 2.

Efisien 10


Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita mendefinisikan efisiensi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. 3.

Inovasi Menurut Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita inovasi barang dan jasa adalah cara utama di mana suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan. Inovasi dapat terjadi pada banyak aspek, misalnya perubahan produk barang/jasa yang dihasilkan, proses produksi, nilai- nilai kelembagaan, perubahan cara kerja, teknologi yang digunakan, layanan sistem manajemen, serta mindset orangorang yang ada di dalam organisasi. Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Inovasi lahir dari imajinasi pemikiran orang-orang kreatif, dan lahirnya kreativitas didorong oleh munculnya ide/gagasan baru untuk keluar dari rutinitas yang membosankan. Munculnya ide/gagasan baru, kreativitas, dan inovasi dilatarbelakangi oleh semangat belajar yang tidak pernah pudar, yang dijalani dalam proses pembelajaran secara berkelanjutan.

b. Karakteristik Mutu Pelayanan Sejalan dengan pandangan Zulian Yamit dapat disimpulkan bahwa sasaran strategis

institusi

penyelenggara

pemerintahan

adalah

kepuasan

masyarakat.

Masyarakat yang merasa puas atas layanan aparatur termotivasi untuk berpartisipasi aktif menyukseskan berbagai program pemerintah. Lima dimensi karakteristik mutu pelayanan sebagai berikut: 1. Tangibles (bukti langsung) yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi; 2. Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjukan; 3. Responsiveness (daya tangkap) yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap

11


4. Assurance (jaminan) yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keraguraguan 5. Emphaty (empati) yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. 2.3.5 Anti Korupsi Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Dalam UU No.31 Tahun 1999, korupsi diartikan setiap orang yang dengan sengaja secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau perekonomian negara. Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait dengan tindak pidana korupsi. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari : 1.

Kerugian keuangan negara,

2.

Suap-menyuap,

3.

Pemerasan,

4.

Perbuatan Curang,

5.

Penggelapan dalam Jabatan,

6.

Benturan Kepentingan dalam Pengadaan,

7.

Gratifikasi. KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti

korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

12


2.4 Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI 2.4.1 Manajemen ASN Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Peran ASN adalah perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik. Tugas ASN ada 3 yaitu melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hak ASN yaitu berhak mendapatkan Gaji, tunjangan, dan fasilitas; Cuti; Jaminan pensiun dan jaminan hari tua (hanya PNS); Perlindungan; dan Pengembangan kompetensi. Sebelum mendapatkan hak, ASN harus menunaikan kewajiban sebagai berikut: 1. Setia Dan Taat Pada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Dan Pemerintah Yang Sah; 2. Menjaga Persatuan Dan Kesatuan Bangsa; 3. Melaksanakan

Kebijakan

Yang

Dirumuskan

Pejabat

Pemerintah

Yang

Berwenang; 4) Menaati Ketentuan Peraturan Perundang- Undangan; 4. Melaksanakan Tugas Kedinasan Dengan Penuh Pengabdian, Kejujuran, Kesadaran, Dan Tanggung Jawab; 5. Menunjukkan Integritas Dan Keteladanan Dalam Sikap, Perilaku, Ucapan Dan Tindakan Kepada Setiap Orang, Baik Di Dalam Maupun Di Luar Kedinasan; 6. Menyimpan Rahasia Jabatan Dan Hanya Dapat Mengemukakan Rahasia Jabatan Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan; 7. Bersedia Ditempatkan Di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sistem merit merupakan pengelolaan manajemen ASN berdasarkan objektivitas, yaitu kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan juga keterampilan pegawai yang menjadi acuan dalam pengelolaan ASN berdasar sistem merit menjadi fondasi untuk 13


memiliki pegawai yang kompeten dalam organisasi karena mereka memiliki kepercayaan diterapkannya keadilan dalam organisasinya. Bagi organisasi sistem merit mendukung keberadaan prinsip akuntabilitas yang saat ini menjadi tuntutan dalam sektor publik. Sehingga sistem merit harus diterapkan pada semua komponen atau fungsi dakam manajemen ASN sebagaimana tercantum daalam pasal 55 (mengatur manajemen PNS) dan pasal 93 (mengatur menajemen PPPK). 2.4.2 Pelayanan Publik Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Pelayanan adalah aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan. Dalam proses kegiatan pelayanan diatur juga mengenai prinsip pelayanan sebagai pegangan dalam mendukung jalannya kegiatan. Adapun prinsip pelayanan publik menurut keputusan MENPAN No. 63/ KEP/ M. PAN/7/ 2003 antara lain adalah : a. Kesederhanaan Prosedur pelayanan publik tidak berbelit- belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. b. Kejelasan Persyaratan teknis dan administrative pelayanan publik; unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dan sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik; rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran. c. Kepastian waktu Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan d. Akurasi Produk Pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah. e. Keamanan Proses dan produk Pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. f.

Tanggung jawab 14


Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. g. Kelengkapan sarana dan prasarana Tersedianya sarana dan prasarana kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika. h. Kemudahan akses Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. i.

Kedisiplinan, kesopan dan keramahan

2.4.3 Whole of Goverment

Whole of Government (WoG) didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. WoG pada dasarnya adalah sebuah pendekatan fungsi dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan bersama dalam pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan public. Cara melaksanakan WOG 1. Respon pemerintah terintegrasi 2. Menghilangkan sekat sektoral 3. Kerjasama antar instansi pemerintah 4. Kolaborasi 5. Koordinasi 6. Sinergitas Hambatan WoG terutama disebabkan oleh tujuan, prioritas dan akuntabilitas yang tidak jelas, benturan agenda dan kepentingan sehingga tidak dapat tercipta kolaborasi, ego sektoral antar instansi dan insentif yang rendah. Pada sektor pelayanan publik, masalah akuntabilitas yang tidak jelas atau minim ini menjadi faktor kunci timbulnya korupsi di sektor publik. Khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.

15


BAB III RANCANGAN AKTUALISASI Identifikasi Isu Identifikasi Isu dilakukan dengan melihat hal – hal yang tidak sesuai dalam Sasaran Kerja Pegawai ( SKP ). Hal yang tidal sesuai dalam SKP akan berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap butir SKP.

Tabel 3.1 Penjelasan Butir SKP

No

1

POIN SKP

Melakukan

KONDISI

KONDISI

SEKARANG

SEHARUSNYA

pengkajian Sesuai dengan SOP

Sesuai dengan SOP

keperawatan lanjutan pada individu, keluarga

2

Merumuskan

diagnose Sesuai dengan SOP

Sesuai dengan SOP

keperawatan pada individu

3

Melakukan

stimulasi Sesuai dengan SOP

tumbuh

kembang

individu

dalam

Sesuai dengan SOP

pada rangka

melakukan upaya promotif

4

Melakukan finding/penemuan

case Sudah dilakukan kasus

Meningkatkan penemuan

baru pada individu

kasus

baru, salah satunya dengan meningkatkan kerjasama

16

dengan


rekan sejawat dari profesi lain

5

Melakukan

support Sudah dilakukan

kepatuhan

6

Melakukan follow up

terhadap

dengan

pasien

intervensi kesehatan pada

terkait

individu

yang dilakukan

Melakukan

pendidikan Tidak

tersedianya

kesehatan pada individu, media edukasi terkait keluarga,

kelompok

masyarakat

dan dengan

Range

Tersedianya

media

edukasi yang sesuai

Of dengan

Motion (ROM) dan

intervensi

kebutuhan

pasien dan keluarga

kurang terrsedianya (leaflet, video) media

edukasi

pemilahan sampah.

7

Melakukan

managemen Sudah dilaksanakan

inkontinen urin

Meningkatkan kolaborasi

dengan

sejawat dari profesi lain

dalam

memberikan asuhan

8

Melakukan

managemen Sudah dilaksanakan

inkontinen faecal

Meningkatkan kolaborasi

dengan

sejawat dari profesi lain

dalam

memberikan asuhan

9

Melakukan upaya membuat Telah pasien tidur

diupayakan Memaksimalkan

dengan lingkungan nyaman.

17

membuat

usaha

dengan

yang mengatur pencahayaan

yang


sesuai,

membuat

suasana di ruangan lebih hening.

10

Melakukan

komunikasi Selalu dilakukan saat Dapat

terapeutik dalam pemberian bersama asuhan keperawatan

11

maupun keluarga

Memfasilitasi pasien dalam Belum pemenuhan

pasien dipertahankan

dapat

kebutuhan dilaksanakan

bahkan ditingkatkan

Belum

dapat

dilaksanakan

spiritual

12

Melakukan

pendampingan Sudah dilaksanakan

pada pasien menjelang ajal

Dapat mempertahankan

(dying care)

13

Memfasilitasi lingkungan

suasana Sudah dilaksanakan yang

tenang

Membuat pengecekan secara

dan aman

berkala untuk kunci roda box bayi yang mengalami kerusakan. Mengurangi kebisingan

yang

ditimbulkan

dari

roda trolley tindakan yang dijalankan.

14

Mengambil sampel darah Sesuai dengan SOP melalui

arteri,

pulmonal

arteri, CVP

18

Sesuai dengan SOP


15

Memantau

pemberian Sesuai dengan SOP

Sesuai dengan SOP

elektrolit konsentrasi tinggi

16

Melakukan resusitasi bayi Sesuai dengan SOP

Sesuai dengan SOP

baru lahir

17

Melakukan penatalaksanaan Sesuai dengan SOP

Sesuai dengan SOP

ekstravasasi

18

Melakukan perawatan pada Sudah dilaksanakan pasien

menjelang

ajal dengan

sampai meninggal

Mempertahankan

memenuhi kegiatan

kebutuhan psikologis

yang

dilakukan

pasien dan keluarga saat

proses

menjelang

ajal

berlangsung

19

20

Memberikan

dukungan Sudah dilaksanakan

Mempertahankan

dalam proses kehilangan,

kegiatan

berduka dan kematian

dilakukan

Melakukan

Sesuai dengan SOP

evaluasi Sesuai dengan SOP

yang

tindakan keperawatan pada individu

21

Melakukan

dokumentasi Sesuai dengan SOP

Sesuai dengan SOP

asuhan keperawatan

22

Menyusun pelaksanaan tugas

laporan Laporan pelaksanaan Laporan tugas mandiri telah

19

pelaksanaan

tugas

mandiri

tetap


terlaksana

dengan terlaksana

baik

dengan

baik

Berdasarkan hasil observasi di ruangan dan penjabaran SKP, ditemukan beberapa isu aktual kontemporer, antara lain : Adapun masalah yang diangkat adalah sebagai berikut :

1. Ketidaksesuaian pemilahan sampah oleh pasien dan keluarga di Ruang Azalea RSHS Dari hasil observasi yang dilakukan diruangan, masih banyak pasien dan keluarga yang kurang pengetahuan tentang cara pemilahan sampah yang tepat. Masih terdapat sampah yang dibuang tidak sesuai tempatnya. Contohnya sampah makanan masih dibuang ketempat sampah medis dan sebaliknya. 2. Pemasangan etiket obat belum berjalan optimal di Ruang Azalea RSHS Untuk pemasangan etiket obat di ruang Azalea sebenarnya sudah berjalan tetapi belum optimal, terbukti dari masih adanya botol infus dan obat drip yang tidak dipasang etiket obat. Pemasangan etiket obat ini tujuannya untuk meningkatkan ketepatan dan keamanan obat yang diberikan ke pasien. 3. Edukasi dan penatalaksanaan ROM kepada pasien stoke belum optimal di Ruang Azalea RSHS Dari hasil obsrvasi di ruangan, edukasi dan pelaksaan ROM bagi pasien stroke belum optimal. Didapati keluarga belum dapat melakukan ROM bagi pasien stroke. Jika hal tersebut tidak optimal, akan terjadi kontraktur pada persendian. Tujuan ROM ini untuk meningkatkan rentang gerak sendi pada pasien stroke.

20


3.2

Penapisan Isu Dalam menentukan prioritas masalah, digunakanlah teknik analisis USG sebagai alat

untuk mengetahui isu mana yang menjadi paling prioritas dengan menggunakan kriteria Urgency (U), Seriousness (S), Growth (G) atau yang biasa disebut identifikasi USG. Lebih jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai berikut: 1. Urgency: Berarti seberapa mendesaknya masalah tersebut untuk diselesaikan berkaitan dengan dimensi waktu; 2. Seriousness: Mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan akibat, bisa menimbulkan masalah baru; dan 3. Growth: Berkaitan dengan kemungkinan berkembang memburuk kalau tidak diselesaikan.

Tabel 3.2 Penapisan Isu Berdasarkan USG

Kriteria No

Ketidaksesuaian 1

Priorita

Isu

s

Rangking

U

S

G

4

4

4

12

2

3

3

3

9

3

4

5

4

13

1

pemilahan

sampah oleh pasien dan keluarga di Ruang Azalea RSHS

2

Pemasangan etiket obat belum berjalan optimal di Ruang Azalea Belum optimalnya edukasi dan

3

penatalaksanaan ROM pada pasien stoke di Ruang Azalea RSHS

Keterangan: U = Urgency; S = Seriousness; G = Growth.

21


Interval Penentuan Prioritas: 1. Angka 1 = Sangat tidak mendesak/gawat dan dampak 2. Angka 2 = Tidak mendesak/gawat dan dampak 3. Angka 3 = Cukup mendesak/gawat dan dampak 4. Angka 4 = Mendesak/gawat dan dampak 5. Angka 5 = Sangat mendesak/gawat dan dampak Berdasarkan teknik analisis isu USG, didapatkanlah isu yang paling mendesak untuk ditangani, yaitu isu tentang Belum optimalnya edukasi dan penatalaksanaan ROM pada pasien stroke di Ruang Azalea RSHS. 3.3

Latar Belakang Pemilihan Isu Ruang Azalea adalah salah satu ruang rawat inap yang ada di RSUP. Dr. Hasan

Sadikin Bandung. Ruang Azalea adalah ruang perawatan neurologi kelas 3 yang memiliki 6 kamar perawatan dengan kapasitas 4 tempat tidur setiap kamarnya, dan terdapat 1 ruang perawatan Neurologi Intensive Care ( NIC ) dengan kapasitas 2 tempat tidur. Penyakit terbanyak di ruang Azalea adalah Cerebral Infark ( Stroke ). Didapatkan data jumlah pasien Stroke tahun 2020 sebanyak 96 orang, bulan Januari – Mei tahun 2021 sebanyak 37 orang. Stroke merupakan suatu serangan mendadak yang terjadi di otak. Salah satu dampak yang terjadi pada pasien stroke adalah mengalami kelemahan disalah satu sisi tubuh yang terpengaruh stroke. Kelemahan ini bisa menimbulkan ketidakseimbangan dan kesulitan saat berjalan karena gangguan pada kekuatan otot, keseimbangan dan koordinasi gerak. Terapi dibutuhkan segera untuk mengurangi kelemahan otot lanjut, pogram rehabilitasi yang bisa diberikan untuk pasien stroke yaitu mobilisasi persendian dengan latihan Range of Motion ( ROM ). ROM merupakan latihan yang dilakukan untuk memperbaiki kemampuan pergerakan pada sendi secara normal atau meningkatkan massa otot serta tonus otot. Latihan ROM secara dini dapat meningkatkan kekuatan otot, apabila tidak segera ditangani maka akan terjadi kelemahan otot secara permanen ( Potter & Perry, 2009 ). 22


3.4

Analisis Isu Untuk mengidentifikasi Isu belum optimalnya edukasi dan penatalaksaan ROM

pada pasien Stroke di Ruang Azalea RSHS sebagai langkah pencegahan kontraktur , penulis menggunakan diagram Fishbone untuk analisis akar masalah.

23


MAN (Petugas)

MATERIAL

Kurang koordinasi

Tidak ada media edukasi (video dan leaflet)

Kurang pengetahuan

Kurang sosialisasi

Kurang edukasi Belum terlaksana edukasi ROM pada pasien yang akan pulang

Pelaksanaan ROM tidak terjadwal

MANAGEMENT

METODE

24

Belum optimalnya edukasi dan penatalaksanaan ROM pada pasien Stroke


3.5 Gagasan Pemecahan Isu Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (sasaran kinerja pegawai), perintah atasan, dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi), prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government serta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.

Keterkaitan dengan prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of

Government adalah antara lain: Nilai Dasar Manajemen ASN

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan a. Melaksanakan tugas dengan jujur dan bertanggung jawab b. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain

Pelayanan Publik

a. Prosedur pelayanan b. Kejelasan petugas pelayanan c. Tanggung jawab petugas pelayanan d. Kepastian jadwal pelayanan e. Kenyamanan dan keamanan pelayanan

Whole Government

of

a. Kerjasama b. Kolaborasi c. Koordinasi

25


Gagasan pemecahan isu :

1. Membuat rancangan edukasi dan penatalaksanaan ROM kepada pasien dan keluarga.

2. Membuat media edukasi berupa leaflet dan videon yang dapat membantu pasien dan keluarga dalam melaksanakan ROM.

3. Melakukan edukasi dan penatalaksanaan ROM pada pasien stroke dan keluarga

4. Melakukan dokumentasi edukasi dalam status rekam medis pasien.

No.

Gagasan

Keterangan

Isu 1

Pelaporan rencana kegiatan kepada kepala ruangan dan mentor

Sesuai SKP

2

Pembuatan leaflet ROM sebagai media edukasi

Modifikasi

3

Pembuatan Video sebagai media edukasi

Inovasi

4

Melakukan edukasi, penatalaksanaan dan evaluasi ROM

Sesuai SKP

5

Melakukan dokumentasi edukasi ROM dalam status pasien

Sesuai SKP

26


3.6

Rencana Kegiatan Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja

: Ruang Rawat Inap Azalea RSUP. dr. Hasan Sadikin Bandung

Identifikasi Isu

: Ketidaksesuaian pemilahan sampah oleh pasien dan keluarga di Ruang Azalea RSHS Pemasangan etiket obat belum berjalan optimal di Ruang Azalea RSHS Belum optimalnya edukasi dan penatalaksanaan ROM pada pasien stroke di Ruang Azalea RSHS

Isu yang diangkat

: Belum optimalnya edukasi dan penatalaksanaan ROM pada pasien stroke di Ruang Azalea RSHS

Gagasan pemecahan isu

: Edukasi dan Penatalaksanaan ROM pada Pasien Stroke di Ruang Azalea RSHS

27


Tabel 3.3 Kegiatan Rancangan Aktualisasi

No

Kegiatan

Tahapan Kegiatan

Output

Keterkaitan

Kontribusi

Penguatan

Keterkaitan

Substansi Mata

terhadap

nilai

Substansi Mata

Pelatihan

Visi - Misi

Pelatihan

organisasi

Rumah Sakit

1

Melaporkan

1. Membuat

kontrak

rencana

untuk

bertemu

kegiatan kepada

dengan mentor

kepala ruangan

2. Menyampaikan

dan mentor

tentang rancangan aktualisasi

yang

akan dilakukan

1. Mendapat kontrak untuk bertemu dengan mentor 2. Mendapatkan dukungan

Menerapkan

Nilai

dengan

Nilai

Akuntabilitas dengan

visi Rumah Sakit,

Pamingpin

membuat

yaitu

Pituin : Nila

aktualisasi

rancangan dengan

penuh tanggung jawab. Menerapkan nilai Etika Publik

dengan

dan masukan membuat janji sebelum dari mentor bertemu dengan Metor dan Kepala Ruangan.

28

Sesuai

menjadi

institusi kesehatan unggul

Integritas yang dan

yaitu dengan kejujuran,

transformative

amanah

dalam

menjungjung

meningkatkan

etika

status kesehatan masyarakat dan

dan


Menerapkan Nilai Etika

misi

Publik

dengan

Sakit,

menggunakan

Bahasa

melakukan

yang

sopan

saat

Rumah yaitu

transformasi

memaparkan

dalam

Rancangan Aktualisasi.

mewujudkan status kesehatan

Menerapkan

Nilai

Nasionalisme dengan menggunakan

Bahasa

Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan rancangan

aktualisasi

dan saat memaparkan rancangan aktualisasi. Menerapkan Nilai Etika Publik menghormati

dengan dan

menerima masukan dan

29

masyarakat yang lebih baik.


saran dari Mentor dan Kepala Ruangan.

2

Membuat Leaflet

1. Menyusun

Satuan

dan Video ROM

Acara Penyuluhan

sebagai

(SAP)

edukasi

media

dengan

Kepala Ruangan 3. Berdiskusi dengan bagian

Promkes

dalam pembuatan

Leaflet edukasi.

4. Menyusun yang

materi akan

dituangkan kedalam

Leaflet

dan Video ROM

5. Membuat Leaflet ROM

materi 2. Mendapatkan masukan

2. Mendiskusikan materi

1. Terdapat SAP

atau persetujuan dari

kepala

ruangan. 3. Mendapatkan dukungan

Menerapkan

Nilai Sesuai dengan visi

Komitmen

Mutu

Rumah Sakit, yaitu Pituin

dalam penyusunan SAP menjadi berdasarkan yang

dan

terbaru. Menerapkan

Nilai

Etika Publik dengan menghormati

dan

unggul

Nilai :

yang dengan dan membuat

transformative

perubahan yang

dalam

baru

meningkatkan status

kesehatan

masyarakat dan dari Promkes menerima masukan dan misi Rumah Sakit, dalam saran dari Kepala yaitu melakukan pembuatan Ruangan dan Bagian transformasi dalam Leaflet Promkes. mewujudkan status Edukasi kesehatan Menerapkan 4. Adanya Komitmen Mutu masyarakat yang panduan dengan membuka lebih baik. pembuatan 30

:

institusi Inovatif

literature kesehatan

terpercaya

Nilai Pamingpin


6. Membuat

Video

ROM

media

diskusi bersama Kepala

eduaksi

Ruangan.

berupa

Leaflet

dan

Video ROM 5. Terdapat

Leaflet ROM 6. Terdapat

Video ROM

Menerapkan

Nilai

Komitmen

Mutu

dengan

menciptakan

solusi secara bersama – sama

dengan

Kepala

Ruangan Menerapkan

Nilai

Akuntabilitas dengan bertanggung

jawab

dalam membuat media edukasi sampai selesai.

3

Melaksanakan

1. Melakukan kontrak

edukasi,

waktu

dengan

penatalaksanaan

pasien

dan

dan

keluarga

ROM

Evaluasi

1. Mendapatkan kontrak waktu

dari

pasien

dan

keluarga

31

Menerapkan Nilai Etika Sesuai dengan visi Publik

dengan Rumah Sakit, yaitu Pituin

membuat kontrak waktu sebelum

Nilai Pamingpin

menjadi

melakukan kesehatan unggul

:

institusi Profesional yang Berorientasi dan dalam

Nilai :


2. Melakukan edukasi

2. Terdapat

kepada pasien dan

media

keluarga

edukaksi

3. Melaksanakan ROM

3. Penatatalaks

kepada pasien dan

anaan

melibatkan

berjalan

keluarga

dengan baik

4. Memberikan

4. Pasien

kesempatan

keluarga

kepada

mengerti

ROM

dan

edukasi kepada Pasien transformative

pencapaian

dan Keluarga

kinerja

dalam

Menerapkan Nilai Etika Publik

dengan

menjaga privasi Pasien dan

Keluarga

saat

dilakukannya edukasi.

meningkatkan status

kesehatan

masyarakat

dan

misi Rumah Sakit, yaitu

melakukan

transformasi dalam

untuk

bagaimana

nilai mewujudkan status Akuntabilitas dengan kesehatan bertanggung jawab masyarakat yang

melaksanakan

pelaksanaan

melaksanakan kegiatan lebih baik.

ROM

ROM

ROM

keluarga

secara

mandiri – hal yang belum dimengerti

oleh

pasien

dan

melakukanny

6. Mendokumentasika

Menerapkan

nilai

Mutu secara Komintmen dengan melakukan mandiri a

diskusi bersama pasien

5. Terdapat

Leaflet

keluarga kegiatan

dan

dapat

5. Mendiskusikan hal

n

Menerapkan

dan dan

video ROM

ROM 32

keluarga

dan


dalam status rekam

membahas hal – hal

medis pasien

yang belum dimengerti.

7. Memberikan

Leaflet dan video sebagai

panduan

untuk pelaksanaan ROM

33


Tabel 3.5 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi No. 1.

Juni

Kegiatan Menyampaikan

I rancangan

aktualisasi kepada Mentor dan Pembimbing 2.

Membuat media edukasi berupa

Leaflet dan Video Range Of Motion. 3.

Melakukan

edukasi

,

penatalaksaan dan evaluasi Range

Of Motion

34

II

Juli III

IV

I


BAB IV KEGIATAN AKTUALISASI

Kegiatan Aktualisasi Pelaksanaan aktualisasi nilai – nilai dasar PNS ( Akuntabiitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dan peran, fungsi, dan kedudukan PNS ( Manajemen ASN, Pelayanan Publik, Whole of Government) di Ruang Azalea RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandungter diri dari 5 Kegiatan. Nilai – nilai dasar PNS tesebut sangat diperlukan sebagai pedoman bagi Penulis dalam menjalankan tugas dan mampu menerapkan peran, fungsi serta kedudukan PNS di Satuan Kerja. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan berdasarkan rancangan aktualisasi, outpun yang dihasilkan , jadwal pelaksanaan kegiatan, serta aplikasi nilai – nilai ANEKA. Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Status Kegiatan No

Kegiatan

Status Realisasi

Jadwal Kegiatan

1

Melaporan rencana kegiatan

Terlaksana

11 – 21 Mei 2021

Terlaksana

1 – 4 Juni 2021

Terlaksana

7 Juni – 3 Juli 2021

aktualisasi kepada Mentor dan Kepala Ruangan 2

Membuat

media

berupa leaflet

edukasi

dan

Video

Range Of Motion 3

Melakukan penatalaksanaan

edukasi, serta

evaluasi Range Of Motion

4.1.1 Kegiatan 1 35


Nama Kegiatan

Melaporan rencana kegiatan kepada Mentor dan Kepala Ruangan

Tanggal

11 Mei 2021, 17 Mei 2021, 21 Mei 2021

Tahapan Kegiatan dan Output

1. Menyiapkan rancangan aktualisasi Saya sebagai peserta latsar pertama – tama mengidentifikasi pasien diruangan, saat identifikasi terdapat jumlah diagnosa stroke lebih banyak dari diagnose yang lainnya. Setelah itu saya mengkaji asuhan keperawatan yang diperlukan oleh pasien stroke. Dari hasil pengkajian terdapat kelemahan anggota gerak pada pasien stroke tersebut. Output : Rumuskan rangcangan aktualisasi adalah edukasi dan penatalaksanaan ROM pada pasien Stroke. 2. Membuat janji bertemu Mentor dan Kepala Ruangan. Saya sebagai peserta latsar membuat janji bertemu Mentor dan Kepala Ruangan untuk mendiskusikan judul aktualisasi yang akan dilaksanakan di Ruangan dengan cara Chatt melalu WA. Output : Mendapatkan kontrak waktu bertemu dengan Mentor dan Kepala ruangan 3. Bertemu dan berdiskusi tentang rancangan aktualisasi bersama Mentor dan Kepala ruangan Setelah mendapatkan janji bertemu dengan Mentor dan Kepala Ruangan, saya sebagai peserta latsar memaparkan rancangan aktualisasi yaitu ROM pada pasien Stroke. Output : Mentor dan Kepala Ruangan sepakat untuk judul rancangan Aktualisasi ada Edukasi dan Penatalaksanaan ROM pada Pasien Stroke. 4. Meminta saran dan masukan terkait ide dan gagasan yang disampaikan Saya

sebagai pesrta latsar

meminta masukan terkait sasaran

aktualisasi yaitu Pasien dan Keluarga. Dan dari hasil diskusi ditentukan sasaran edukasi ROM adalah pasien dan Keluarga. 36


Output : Sasaran aktualisasi adalah Pasien dan Keluarga Daftar lampiran

Pemaknaan Nilai –

Dokumentasi

1. Akuntabilitas

Nilai Dasar ASN

Saya menyiapkan rancangan secara jelas dengan bersikap integrasi dalam melaksanakan tugas sebagai perawat. 2. Etika Publik Saya membuat janji sebelum bertemu Mentor dan Kepala Ruangan. Saya menyampaikan rancangan aktualisasi dengan jelas, bahasa yang sopan dan bersikap horrmat. Saya menerima saran dan masukan serta arahan yang diberikan oleh Mentor dan Kepala Ruangan. 3. Nasionalisme Saya menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan rancangan aktualisasi dan saat memaparkan rancangan aktualisasi.

Kontribusi terhadap

Menyampaikan

rancangan

aktualisasi

Optimalisasi

Edukasi

dan

Visi dan Misi RSUP.

Penatalaksanaan Range Of Motion pada Pasien Stroke di Ruang Azalea

Dr. Hasan Sadikin

dapat meningkatkan pelayanan yang sesuai dengan Visi RSHS yang sejalan dengan Visi Pemerintah Kabinet Indonesia Maju 2 yaitu: Terwujudnya yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gtong Royong dan Bertujuan untuk peningkatan kualitas hidup manusia sesuai dengan Misi RSHS

37


Penguatan Nilai –

Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi Nilai RSUP. Dr. Hasan Sadikin

Nilai Organisasi

Bandung yaitu integritas yang menggambarkan nilai kejujuran, amanah dan menjungjung tinggi etika dalam menjalankan tugas. Inovatif adalah nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbakan secara berkesinambungan.

Analisis Dampak

Untuk dapat melaksanakan kegiatan aktualisasi ini, saya sebagai peserta latsar harus meminta ijin dan bekoordinasi kepada Mentor dan Kepala Ruangan. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak menerapkan nilai – nilai ASN yaitu ANEKA, serta tidak adanya pemahaman akan peran dan kedudukan ASN, maka tidak akan adanya pemahaman yang baik antar individu dengan atasan, tidak adanya transparansi dan kejelasan dalam melakukan kegiatan, serta dalam melaksanakan kegiatan diperlukan masukan dan saran dari semua pihak demi terlaksananya kegiatan aktualisasi yang efektif, efisien serta terkoordinasi.

4.1.2 Kegiatan 2 Nama Kegiatan

Membuat media edukasi berupa leaflet dan video

Tanggal

1 – 4 Juni 2021

Tahapan Kegiatan

1. Menyusun Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Saya sebagai peserta latsar menyusun satuan acara penyuluhan (SAP) sebagai panduan dalam memberi edukasi kepada Pasien dan Keluarga. Output : terdapat SAP 2. Mendiskusikan materi SAP dengan kepala ruangan Saya sebagai peserta latsar mendiskusikan materi SAP ROM kepada Kepala Ruangan dan meminta saran apakah materi tersebut sudah 38


baik untuk digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan edukasi kepada pasien stroke dan keluarga. Output : mendapat masukan dan persetujuan untuk menggunakan SAP tersebut dalam melaksanakan edukasi. 3. Membuat Leaflet ROM Saya sebagai peserta latsar membuat Leaflet sesuai materi yang telah disusun dalam SAP. Output : terdapat Leaflet 4. Membuat Video ROM Saya sebagai peserta latsar membuat Video ROM sesuai materi yang disusun dalam SAP. Output : terdapat Video 5. Mendiskusikan Leaflet dan Video ROM kepada Kepala Ruangan Saya sebagai peserta latsar mendiskusikan Leaflet dan Video yang telah dibuat dan meminta persetujuan kepada Kepala Ruangan supaya media tersebut dapat dipakai saat edukasi. Output : Mendapat persetujuan Leaflet dan Video dapat digunakan dalam pelaksanakan edukasi.

39


Daftar Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah

:Gangguan Mobilisasi Fisik (Imobilitas Fisik)

Pokok Bahasan

:Tindakan Keperawatan Dalam Pemenuhan Aktivitas

Sub Pokok Bahasan

:Latihan Gerakan ROM (Range of Motion)

Sasaran

:Pasien / Keluarga

Waktu

:45 menit

Tempat

:Ruang Azalea RSUP DR. HASAN SADIKIN

I.

Tujuan Intruksional Umum (TIU) Setelah diberikan penyuluhan, keluarga dapat melakukan latihan ROM kepada klien atau pasien dengan mandiri dan maksimal.

II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan pasien/keluarga dapat: a.

Mengetahui pengertian ROM

b.

Mengetahui macam-macam ROM

c.

Mengetahui manfaat dari ROM

d.

Mengetahui gerakan latihan ROM dengan benar.

III. Materi Penyuluhan a.

Pengertian ROM

b.

Macam-macam ROM 40


c.

Manfaat ROM

d.

Gerakan latihan ROM

IV. Metode Penyuluhan a.

Ceramah

b.

Tanya Jawab

c.

Simulasi latihan ROM dan Resimulasi latihan ROM oleh peserta

V. Strategi Penyuluhan a. Persiapan b. Pembukaan c. Pelaksanaan d. Evaluasi

: : : :

10 menit 5 menit 20 menit 10 menit

VI. Kegiatan No Kegiatan Kegiatan 1.

/Waktu

Penyuluhan

Persiapan

Kegiatan Pra

10 menit

Pembelajaran

Kegiatan Peserta

1. Mempersiapkan materi 2. Mempersiapkan media 3. Mempersiapkan tempat 2.

Pembuka

Pendahuluan:

an

1. Memberi salam

5 menit

2. Meperkenalkan

Menjawab salam

diri 3. Kontrak waktu

Mendengarkan

4. Menjelaskan

Memberikan tanggapan

tujuan materi 41


yang akan disampaikan 5. Melakukan apersepsi dengan sasaran keluarga pasien tentang latihan ROM. 3.

Pelaksana

Kegiatan Inti:

Mendengarkan dan

an

Memberikan penjelasan

memperhatikan

20 menit

tentang latihan ROM yang meliputi: a. Pengertian ROM b. Macam-macam ROM c. Manfaat ROM d. Mempraktekan gerakan latihanROM

4.

Evaluasi 10 menit

a. Memberikan

Memberikan

kesempatan

pertanyaan

bertanya

Memperhatikan hal-hal

b. Menjelaskan hal-hal yang ditanyakan c. Memberikan

yang ditanyakan. Memperhatikan dengan seksama.

kesempatan kepada

Mengulangi sesuai

keluarga untuk

dengan petunjuk

melakukan

peyuluh.

demonstrasi kembali gerakan latihan ROM. 42


VII. Media a. Leaflet

VIII. Sumber Filantip, Arif. 2015. Skripsi Pengaruh Latihan Range Of Motion Aktif Terhadap Kelentukan Sendi Ektremitas Bawah Dan Gerak Motorik Pada Lansia Di Unit Pelayanan Sosial Wening Wardoyo Ungaran Potter dan Perry. 2006. Buku AjarFundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Jakarta: EGC

IX. Evaluasi Keluarga atau peserta penyuluhan mampu : a. menjelaskan pengertian ROM

X.

b.

Menyebutkan 2 dari 2 macam-macam ROM

c.

Menyebutkan 2 dari 3 manfaat dari ROM

d.

Memperagakan 2 dari 4 gerakan latihan ROM dengan benar.

Materi Penyuluhan a. Pengertian

43


ROM (Range of Motion) adalah suatu latihan yang sering digunakan oleh seseorang yang memiliki keterbatasan atau seseorang yang tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan gerakan pada anggota tubuh secara mandiri. b.

Macam-macam ROM: 1. Aktif Yaitu latihan gerakan ROM yang dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. 2. Pasif Yaitu latihan gerakan ROM yang diberikan pada seseorang dimana seseorang tersebut tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga.

c.

Manfaat ROM 1. Memelihara fleksibilitas dari tulang dan sendi 2. Menjaga agar tidak terjadi kerapuhan tulang 3. Meningkatkan kekuatan otot.

d.

Kontra Indikasi 1. Klien dengan fraktur 2. Klien dengan peningkatan tekanan intrakranial. 3. Trombus/emboli pada pembuluh darah. 4. Kelainan sendi atau tulang. 5. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung).

e.

Gerakan ROM 1. Pergerakan Kepala/Leher ⬧ Pegang kepala gerakan kepala kebawah ke atas lalu gerakan kesamping, setelah itu putar kepala. 2. Pergerakan bahu ⬧ Pegang pergerakan tangan dan siku, lalu angkat selebar bahu, putar ke luar dan ke dalam

44


⬧ Angkat tangan gerakan ke atas kepala dengan di bengkokan, lalu kembali ke posisi awal ⬧ Gerakan tangan dengan mendekatkan lengan kearah badan, dan menjauhi badan. 3. Pergerakan Siku ⬧ Buat sudut 90 0 pada siku lalu gerakan lengan keatas dan ke bawah. 4. Pergerakan Tangan ⬧ Pegang tangan, lalu putar pergelangan tangan ⬧ Gerakan tangan sambil menekuk tangan ke bawah ⬧ Gerakan tangan sambil menekuk tangan keatas f.

Pergerakan Jari Tangan

g.

1. Putar jari tangan satu persatu 2. Pada ibu jari lakukan pergerakan menjauh dan mendekat dari jari telunjuk, lalu dekatkan pada jari – jari yang lain. Pergerakan Kaki 1. Pegang pergelangan kaki dan bawah lutut kaki lalu angkat sampai 30 o lalu putar 2. Gerakan lutut dengan menekuknya sampai 90

o

3. Angkat kaki lalu dekatkan kekaki yang satu kemudian gerakan menjauh 4. Putar kaki ke dalam dan ke luar 5. Lakukan penekanan pada telapak kaki keluar dan kedalam 6. Jari kaki di tekuk – tekuk lalu di putar

XI. Latihan ROM Pasif a.

Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan 1. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan.

45


2. Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien. 3. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.

Gambar 1. Latihan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

b.

Fleksi dan Ekstensi Siku 1. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak mengarah ke tubuhnya. 2. Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya mendekati bahu. 3. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.

Gambar 2. Latihan fleksi dan ekstensi siku

46


c.

Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah 1. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk. 2. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lain. 3. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya. 4. Kembalikan ke posisi semula. 5. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke arahnya 6. Kembalikan ke posisi semula.

Gambar 3. Latihan pronasi dan supinasi lengan bawah

d.

Pronasi Fleksi Bahu 1. Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya. 2. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya. 3. Angkat lengan pasien pada posisi semula. 4. Catat perubahan yang terjadi.

47


Gambar 4. Latihan pronasi fleksi bahu

e.

Abduksi dan Adduksi Bahu 1. Atur posisi lengan pasien di samping badannya. 2. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya. 3. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat (Abduksi) 4. Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi) 5. Kembalikan ke posisi semula. 6. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 5. Latihan abduksi dan adduksi bahu

f.

Rotasi Bahu 1. Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk. 48


2. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lain. 3. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke bawah. 4. Kembalikan posisi lengan ke posisi semula. 5. Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke atas. 6. Kembalikan lengan ke posisi semula.

Gambar 6. Latihan rotasi bahu g.

Fleksi dan Ekstensi Jari-jari 1. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tangan lain memegang kaki. 2. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah 3. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang. 4. Kembalikan ke posisi semula. 5. Catat perubahan yang terjadi

49


Gambar 7. Latihan fleksi ekstensi jari

h.

Infersi dan efersi kaki 1. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya. 2. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya. 3. Kembalikan ke posisi semula. 4. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain. 5. Kembalikan ke posisi semula.

Gambar 8. Latihan infers efersi kaki 50


i.

Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki 1. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek. 2. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien. 3. Kembalikan ke posisi semula. 4. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.

Gambar 9. Latihan fleksi dan ekstensi kaki

j.

Fleksi dan Ekstensi lutut. 1. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain. 2. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha. 3. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin. 4. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas. 5. Kembali ke posisi semula. 6. Catat perubahan yang terjadi.

51


Gambar 10. Latihan fleksi ekstensi lutut

k.

Rotasi pangkal paha 1. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain di atas lutut. 2. Putar kaki menjauhi perawat. 3. Putar kaki ke arah perawat. 4. Kembalikan ke posisi semula.

Gambar 11. Latihan potasi pangkal paha

l.

Abduksi dan Adduksi pangkal paha 1. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit.

52


2. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien. 3. Gerakkan kaki mendekati badan pasien. 4. Kembalikan ke posisi semula.

Gambar 12. Abduksi adduksi pangkal paha

Latihan ROM dilakukan selama 8 kali dalam seminggu, dalam setiap latihan dibutuhkan waktu 10-15 menit dengan 5 kali pengulangan setiap gerakan (Filantip, 2015).

53


54


Dokumentasi

Pemaknaan Nilai – Nilai Dasar ASN

1. Akuntabilitas Saya menyiapkan SAP dan materi yang akan dituangkan kedalam leaflet dan video secara jelas dengan bersikap integrasi dalam melaksanakan tugas sebagai perawat 2. Etika Publik Saya membuat janji sebelum bertemu dengan Kepala Ruangan. Saya menyampaikan materi leaflet dan video dengan jelas, bahasa yang sopan dan bersikap horrmat. Saya menerima saran dan masukan serta arahan yang diberikan oleh Kepala Ruangan. Saya membuat janji bertemu dengan Bagian Promkes untuk menyampaikan niat saya dalam membuat leaflet ROM dengan bahasa yang sopan dan santun.

Kontribusi terhadap

Menyampaikan Materi Edukasi dalam bentuk Leaflet dan video Latihan

Visi dan Misi RSUP.

Range Of Motion pada Pasien Stroke di Ruang Azalea dapat meningkatkan

Dr. Hasan Sadikin

pelayanan yang sesuai dengan Visi RSHS yang sejalan dengan Visi Pemerintah Kabinet Indonesia Maju 2 yaitu: Terwujudnya yang Berdaulat,

55


Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gtong Royong dan Bertujuan untuk peningkatan kualitas hidup manusia sesuai dengan Misi RSHS. Penguatan Nilai –

Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi Nilai RSUP. Dr. Hasan Sadikin

Nilai Organisasi

Bandung yaitu integritas yang menggambarkan nilai kejujuran, amanah dan menjungjung tinggi etika dalam menjalankan tugas. Inovatif adalah nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbakan secara berkesinambungan.

Analisis Dampak

Untuk dapat melaksanakan kegiatan aktualisasi ini, penulis harus meminta ijin

Kepala Ruangan. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak

menerapkan nilai – nilai ASN yaitu ANEKA, serta tidak adanya pemahaman akan peran dan kedudukan ASN, maka tidak akan adanya pemahaman yang baik antar individu dengan atasan, tidak adanya transparansi dan kejelasan dalam melakukan kegiatan, serta dalam melaksanakan kegiatan diperlukan masukan dan saran dari semua pihak demi terlaksananya kegiatan aktualisasi yang efektif, efisien serta terkoordinasi.

4.1.3. Kegiatan 3 Nama Kegiatan

Melakukan Edukasi, Penatalaksanaan, Evaluasi ROM

Tanggal

7 Juni – 3 Juli 2021

Tahapan Kegiatan dan output

1. Melakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga Saya sebagai peserta latsar menemui Pasien dan Keluarga ke kamar perawatan menyampaikan tujuan dan meminta waktu untuk melaksanakan edukasi ROM. Output : mendapat kontrak waktu dari pasien dan keluarga 2. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga Saya sebagai peserta latsar memberikan edukasi sesuai SAP yang telah disusun.

56


Output : pasien dan keluarga mendengarkan dan menyimak materi edukasi dengan baik. 3. Melaksanakan Latihan ROM kepada pasien dan melibatkan keluarga Saya sebagai peserta latsar memperagakan Latihan ROM pada pasien dan keluarga diminta untuk memperhatikan. Output : Keluarga mengerti cara memperagakan Latihan ROM 4. Mendiskusikan hal – hal yang belum dimengerti oleh pasien dan keluarga Saya sebagai peserta latsar mengajak keluarga mendiskusikan hal – hal yang belum dimengerti mengenai Latihan ROM. Output : Keluarga sudah mengerti cara melakukan Latihan ROM 5. Melakukan umpan balik dan memberi kesempatan kepada keluarga dalam melaksanakan ROM dan melakukan evaluasi Saya sebagai peserta latsar mempersilahkan keluarga melakukan Latihan ROM kepada pasien dan saya melakukan evaluasi apakah Gerakan yang dilakukan sudah tepat. Ouput : Keluarga sudah dapat melakukan Latihan ROM kepada pasien dengan tepat. 6. Memberikan Leaflet dan video sebagai panduan untuk pelaksanaan ROM Otput : terdapat Leaflet dan Video Daftar Lampiran

Pemaknaan Nilai –

1. Akuntabilitas

Nilai Dasar ASN 57


Saya melakukan kontrak waktu untuk edukasi dengan pasien dan keluarga

pasien

dibuat

secara

jelas,

edukasi

disampaikan

menggunakan bahasa yang sederhana dapat mudah dipahami oleh keluarga pasien, dan evaluasi dilakukan secara terbuka, jelas, dan terukur. 2. Etika Publik Saya melakukan edukasi dengan mengedepankan autonomi keluarga pasien, sebelum melakukan edukasi dilakukan informed consent, edukasi diberikan apabila keluarga pasien setuju untuk dilakukan edukasi. Saya juga menjaga privasi pasien dan keluarga dengar cara tidak mengambil dokumentasi tanpa seijin pasien dan keluarga. 3. Komitmen Mutu Saya memberikan edukasi secara efektif dan efisien serta menggunakan media yang inovatif sehingga lebih menarik dan mudah dipahami oleh keluarga pasien. Edukasi diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan keluarga pasien. Kontribusi terhadap

Melakukan edukasi dan penatalaksanaan Latihan Range Of Motion pada

Visi dan Misi RSUP.

Pasien Stroke di Ruang Azalea dapat meningkatkan pelayanan yang sesuai

Dr. Hasan Sadikin

dengan Visi RSHS yang sejalan dengan Visi Pemerintah Kabinet Indonesia Maju 2 yaitu: Terwujudnya yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gtong Royong dan Bertujuan untuk peningkatan kualitas hidup manusia sesuai dengan Misi RSHS

Penguatan Nilai –

Kegiatan edukasi ini menguatkan nilai-nilai organisasi RSUP Dr. Hasan

Nilai Organisasi

Sadikin Bandung yaitu kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus, unggul, dan integritas. Pemberian edukasi menggunakan media leaflet dan video yang efektif, efisien, dan inovatif menguatkan nilai ketulusan dalam berinteraksi dengan pasien, integritas dalam menjalankan tugas dan profesional demi pencapaian hasil yang diharapkan.

58


Analisis Dampak

Pemberian edukasi menggunakan media edukasi leaflet dan video yang efektif, efisien, dan inovatif dilakukan untuk mempermudah keluarga pasien dalam

pemahaman

materi

terkait

Gerakan

ROM.

Apabila

dalam

pelaksanaannya tidak menerapkan nilai dasar ASN, keluarga pasien tidak akan mendapatkan edukasi yang sesuai dengan kebutuhannya, dan pemberian edukasi dilakukan tanpa mengevaluasi pemahaman keluarga pasien terhadap materi edukasi yang diberikan.

4.2

Uraian capaian penyelesaian isu

No

Nama Pasien

Tanggal

Sebelum diberikan

Setelah diberikan

pengkajian

eduaksi

edukasi

awal dan evaliasi 1

Tn.Jajang Jaya

8/6/21

Tidak tahu

Sudah mengerti

2

Tn. Nandang S

11/6/21

Tidak tahu

Sudah mengerti

3

Tn. Udin Ako

17/6/21

Tidak tahu

Sudah mengerti

4

Tn. Indra Wahyu A

21/6/21

Tidak tahu

Sudah mengerti

5

Tn. Yayah S. Aisyah

27/6/21

Tidak tahu

Sudah mengerti

6

Tn. Parlaungan Sitompul

29/6/21

Tidak tahu

Sudah mengerti

Edukasi, penatalaksanaan, dan evaluasi Latihan ROM dilakukan kepada 6 orang pasien Stroke. Saat awal pengkajian seluruh Keluarga dan pasien belum mengetahui cara melakukan Latihan ROM. Setelah dilakukan edukasi dan cara melakukan Latihan ROM Keluaraga sudah mengerti.

59


4.3 Uraian manfaat Maanfaat dari terpecahkannya isu yang diangkat adalah : Untuk Peserta Latsar Dapat berkontribusi dalam dalam membantu menyelesaikan isu yang berkembang di ruangan tempat penulis berdinas. Selain itu penulis juga mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan nilai-nilai PNS ANEKA dan peran serta kedudukan ASN dalam kegiatan pemecahan isu tersebut sehingga diharapkan dapat membentuk penulis sebagai PNS yang berkarakter.

Untuk Pasien dan Keluarga: 1. Keluarga mengetahui apa yang dimaksud ROM dan Tujuan Latihan ROM. 2. Keluarga mengetahui cara melakukan Latihan ROM kepada pasien stoke dengan tepat.

Untuk Perawat diruangan: Memudahlan perawat diruangan dalam memberikan edukasi karena sudah tersedianya media edukasi berupa leaflet dan video.

60


BAB V PENUTUP Kesimpulan PNS yang profesional dan memiliki karakter nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Pulik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih. Latihan dasar dengan pola baru merupakan metode yang diharapkan mampu menghasilkan PNS profesional guna tercapainya fungsi ASN ( pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Dengan dilakukan kegiatan aktualisasi ini kita menjadi tahu manfaat memberikan pelayanan yaitu berupa edukasi dan penatalaksanaan ROM pada pasien sroke bermanfaat dalam mengurangi efek samping stroke yang dialami pasien dan membantu meningkatkan proses pelayanan.

5.2

Saran Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan, maka diharapkan peserta

dapat mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) di satuan kerja masing-masing maupun diluar satuan kerja yakni di kehidupan sosial sehari-hari dimulai dengan memahami peran dan kedudukan ASN sebagai

Whole Of Government, memahami Majanemen ASN sehingga mampu memberikan pelayanan publik yang terbaik dan menjadi ASN yang berkualitas. Kegiatan edukasi dan penatalaksanaan ROM pada Pasien Stroke merupakan bentuk pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit yang berdampak positif sehingga perlu diterapkan dan ditingkatkan karena dapat meningkatkan pelayanan yang prima.

61


DAFTAR PUSTAKA

Komisi Pemberantasan Korupsi. 2021. Anti Korupsi. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Lembaga Administrasi Negara. 2019. Analisis Isu Kontemporer. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2019. Akuntabilitas. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2019. Nasionalisme. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2019. Etika Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Komitmen Mutu. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

62


Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Goverment. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Perry A. G., & Potter P. A. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan. Buku ke-3. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika

63


LAMPIRAN

64


65


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.