Optimalisasi Pemberian Edukasi Mobilisasi Pasien Anak Dengan Tirah Baring Melalui Media Lembar Balik

Page 1

LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1

OPTIMALISASI PEMBERIAN EDUKASI MOBILISASI PASIEN ANAK DENGAN TIRAH BARING MELALUI MEDIA LEMBAR BALIK KEPADA KELUARGA PASIEN DI RUANG PERAWATAN ANAK KENANGA 1 RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH : MASRIYAH KOMALASARI, S.KEP., NERS. NIP. 199504072020122005

BAPELKES CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2021


LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI OPTIMALISASI PEMBERIAN EDUKASI MOBILISASI PASIEN ANAK DENGAN TIRAH BARING MELALUI MEDIA LEMBAR BALIK KEPADA KELUARGA PASIEN DI RUANG PERAWATAN ANAK KENANGA 1 RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Telah Diseminarkan Tanggal 5 Agustus 2021, di Bapelkes Cikarang

Coach

Mentor

drg. Yana Yojana, MA

Oded Sumarna, S.Kep.,Ners.,M.Kep

NIP. 197409132005012001

NIP. 196911121997031001

Penguji

dr. Dina Indrayanti, MKM NIP. 197203162002122003


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala ridho dan karunia-Nya yang telah memberikan segala kekuatan, kemampuan, kelancaran, dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pemberian Edukasi Mobilisasi Pasien Anak Dengan Tirah Baring Melalui Media Lembar Balik Kepada Keluarga Pasien Di Ruang Perawatan Anak Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”. Maksud dan tujuan penyusunan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam Latihan Dasar CPNS. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut membantu selama proses pembuatan rancangan aktualisasi: 1.

Bapak Oded Sumarna, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Kasie Pelayanan Keperawatan Ruang Khusus RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sekaligus mentor yang senantiasa membimbing.

2.

Ibu drg. Yana Yojana, MA selaku Coach yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses penyusunan kegiatan aktualisasi ini.

3.

Ibu dr. Dina Indrayanti, MKM selaku Penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi.

4.

Bapak Drs. Suherman, M.Kes selaku Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang yang memfasilitasi kegiatan pelatihan dasar.

5.

Kedua Orang Tua yang sesantiasa selalu mendoakan.

6.

Rekan-rekan yang telah memberikan semangat dan dorongannya kepada penyusun. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi materi

maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam perbaikan di masa yang akan datang.

Bandung, Juli 2021 Penyusun,

Masriyah Komalasari, S.Kep., Ners NIP. 199504072020122005


DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………..…………………………………………………………………………..

ii

DAFTAR ISI …………………………………………………….……………………………………….……….

iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….............................

1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………………….

1

1.2 Tujuan ………………………………………………………………………………………………………..

2

1.3 Ruang Lingkup ……………………………………………………...….…….............................

2

1.4 Manfaat ………………………………………………………………………................................

2

BAB II GAMBARAN ORGANISASI …………………………………….………………………………….

4

2.1 Nilai-nilai Dasar ASN

………………………………………………………………………………

4

2.1.1 Akuntabilitas …………………………………………………………………………………….

4

2.1.2 Nasionalisme ……………………………………………………………………………………

4

2.1.3 Etika Publik ………………………………………………………………………………………

4

2.1.4 Komitmen Mutu ………………………………………………………….......................

5

2.1.5 Anti Korupsi ……………………………………………………………………………………..

5

2.2 Peran Dan Kedudukan ASN dalam NKRI ……………………………………………………….

6

2.2.1 Manajemen ASN ………………………………………………………………………………

6

2.2.2 Whole of Government (WoG) …………………………………………………………….

7

2.2.3 Pelayanan Publik ………………………………………………………………………………

8

2.3 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ……………………………………………………….

8

2.4 Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ...…………………………

9

2.5 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung …………………………….................

10

2.6 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ……………………………......................

10

2.7 Moto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ……………………………………………………….

10

2.8 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung .………………….................

11

2.9 Profil Ruang Kenanga 1 ………………………………………………….............................

11

2.10 Profil Peserta …………………………………………………………………………………………….

12

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI …………………………………………………………………….

14

3.1 Identifikasi Isu………………………………………………………………………………………………

14

3.2 Penetapan Core Isu ............................................................................. …………

15

3.3 Latar Belakang Pemilihan Isu ...........................................................................

15

3.4 Analisis Isu .....................................................................................................

17

3.5 Gagasan Pemecahan Isu .................................................................................

18

3.6 Matriks Rancangan Aktualisasi ……………………………………………………………………….

20

ii


3.7 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi …………..…………………………………………………

26

BAB IV KEGIATAN AKTUALISASI ………………………………………………………………………….

27

4.1 Kegiatan Aktualisasi ………………………………………………………………………………………

27

4.1.1 Kegiatan 1 ………………………………………………………………………………………….

28

4.1.2 Kegiatan 2 ………………………………………………………………………………………….

31

4.1.3 Kegiatan 3 ………………………………………………………………………………………….

36

4.1.4 Kegiatan 4 ………………………………………………………………………………………….

39

4.1.5 Kegiatan 5 ………………………………………………………………………………………….

42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………………………….

47

5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………….

47

5.2 Saran ………………………………………………………………………………………………………….

47

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………

49

iii


BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai

negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Sebagai salah satu sumber daya dalam pemerintahan, Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang amat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Sejalan dengan program prioritas pemerintah periode 2019 – 2024 mengenai pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), ASN Indonesia harus menjadi pekerja keras, dinamis, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kesemuanya itu diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Dalam rangka mencapai hal tersebut, perlu dilakukan penanaman nilai nilai dasar profesi melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan pola baru. Lembaga Administrasi Negara sebagai pusat pengembangan inovasi pemerintahan mengeluarkan kebijakan pola baru yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan mengacu kepada Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No.25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III. Pelatihan Dasar (Latsar) ini diharapkan dapat membentuk kemampuan ASN dalam bersikap dan bertindak profesional dalam mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif manajemen ASN, whole

of government dan pelayanan publik yang didasari nilai-nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat. Setelah diberikannya materi pembelajaran, setiap peserta pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari. Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat membentuk kemampuan peserta pelatihan dasar dalam menerjemahkan teori ke dalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk, yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang oleh setiap peserta pelatihan dasar di satuan kerja masing – masing. Rancangan kegiatan aktualisasi ini bersumber dari sasaran kerja pegawai (SKP), penugasan khusus dari atasan, atau kegiatan lain yang mendapat persetujuan dari atasan langsung, dan atau

1

kombinasi diantara


ketiganya. Kegiatan yang akan dilakukan, bersumber dari teridentifikasinya suatu kondisi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai isu yang harus dipecahkan. 1.2

Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dalam melaksanakan tugas di lingkungan kerja yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 1.2.2 Tujuan Khusus a.

Mampu mengidentifikasi isu-isu yang ada di unit dan lingkungan kerja.

b.

Mampu menganalisis pemecahan isu yang ada agar dapat diselesaikan.

c.

Mampu merancang kegiatan dan alternatif untuk pemecahan isu yang diprioritaskan dengan mengimplementasikan nilai ANEKA.

1.3

Ruang Lingkup Dalam rancangan kegiatan aktualisasi nilai – nilai dasar profesi ASN pokok bahasan

dibatasi sebagai berikut : 1.

Kegiatan, yaitu semua tugas yang dilakukan dan dilaksanakan dalam proses aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang didasarkan pada Sasaran Kerja Pegawai (SKP), Perintah atau Tugas dari Pimpinan, dan Inisiatif atau Inovasi sendiri yang disetujui oleh pimpinan.

2.

Tempat pelaksanaan aktualisasi, dilakukan di Unit Kerja Ruang Kenanga 1 Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Kota Bandung.

3.

Waktu pelaksanaan aktualisasi, dilakukan terhitung mulai tanggal 29 Juli 2021 sampai 5 Juli 2021.

1.4

Manfaat

1.4.1 Bagi Penulis Penulis dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan serta peran ASN dalam NKRI yang akan menciptakan ASN yang professional, akuntabel, memiliki etika, memiliki jiwa nasionalisme dalam melayani masyarakat sehingga terciptanya peningkatan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat. 1.4.2 Bagi Institusi Membentuk unit kerja yang kondusif dalam melayani masyarakat, meningkatkan lingkungan kerja yang akuntabel, serta memberikan inovasi di bidang edukasi kesehatan

2


yang memungkinkan satuan kerja dapat mencapai visi dan mewujudkan citra lembaga yang baik dan meningkatkan mutu pelayanan publik.

3


BAB II GAMBARAN ORGANISASI 2.1

Nilai-nilai Dasar ASN Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan

profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi, jika diakronimkan menjadi ANEKA (LAN, 2017). 2.1.1 Akuntabilitas Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya

nilai-nilai

publik.

Nilai-nilai

yang

mencerminkan

akuntabilitas

adalah

kepemimpinan, transparansi, intergritas, tanggung jawab (responsibilitas), keadilan, kepercayaan, keseimbangan. Terdapat 5 langkah yang harus dilakukan dalam membuat framework akuntabilitas di lingkungan kerja PNS yaitu; Tentukan Tanggung Jawab dan Tujuan, Rencanakan Apa Yang Akan Dilakukan Untuk Mencapai Tujuan, Lakukan Implementasi dan Monitoring Kemajuan, Berikan Laporan Secara Lengkap, serta Berikan Evaluasi dan Masukan Perbaikan. (LAN, 2017).

2.1.2 Nasionalisme Nasionalisme merupakan kecintaan terhadap tanah air yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nilai-nilai yang mencerminkan nasionalisme adalah patriotisme, persatuan, kemanusiaan, musyawarah keadilan sosial, kebangsaan, menghargai,

diferensiasi, transparan, akuntable, kebersamaan, professional, menghormati serta integritas (LAN, 2017). 2.1.3 Etika Publik Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/ buruk,benar/salah perilaku,tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan public dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

4

Pelayanan Publik yang


profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat public. Nilai-nilai yang mencerminkan etika publik adalah respek, otonomi, kemurahan hati, tidak merugikan, keadilan, kejujuran, kerahasiaan dan menepati janji (LAN,2017). 2.1.4 Komitmen Mutu Komitmen mutu merupakan kesanggupan yang sungguh-sungguh dari seorang pegawai untuk melakukan tugasnya dengan efektif, efisien, inovatif, dan berorientasi pada kepuasan pelanggan. Nilai-nilai yang mencerminkan sikap komitmen mutu adalah efektivitas, efisiensi, inovasi, kinerja berorientasi mutu, dan pelayanan yang berorientasi kepuasan pelanggan (LAN,2017). 2.1.5 Anti Korupsi Anti korupsi merupakan sikap tegas memerangi korupsi. Memutus mata rantai korupsi dapat diawali dari diri sendiri. Baik itu korupsi waktu, korupsi uang, maupun korupsi tugas. Setiap individu hendaknya dapat menjadi pengingat bagi dirinya masing-masing. Menurut UU No 31/1999 jo No UU 20/2001 terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan, gratifikasi. Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi, sebagai berikut: a.

Jujur Jujur didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang.

b.

Peduli Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.

c.

Mandiri Mandiri artinya tidak banyak bergantung pada orang lain dalam berbagai hal.

d.

Disiplin Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan terhadap peratuan.Kepatuhan terhadap prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.

e.

Tanggung jawab Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu atau kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersilahkan dan diperkirakan.

5


f.

Kerja keras Bekerja keras didasari dengan adnya kemauan.Kemauan menimbulkan asosiasi dengan keteladanan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang mundur.

g.

Sederhana Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.

h.

Berani Seseorang yang memiliki karakter akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran, berani mengaku kesalahan, berani bertanggung jawab dan menolak kebathilan.

i.

Adil Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proporsional dan tidak melanggar hukum.

2.2

Peran Dan Kedudukan ASN dalam NKRI

2.2.1 Manajemen ASN Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (LAN,2017). Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Keja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa. 2.2.2 Whole of Government (WoG)

Whole of Government (WoG) merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari seluruh sector dalam ruang lingkup komunikasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik.WoG juga dikenal sebagai pendekatan

6


interagency yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Selain itu, WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya. Praktek WOG dapat dilakukan dengan cara penguatan koordinasi antar lembaga, membentuk lembaga koordinasi khusus, membentuk gugus tugas dan koalisi sosial. 2.2.3 Pelayanan Publik Pelayanan publik merupakan segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilakukan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat (LAN, 2017). Adapun prinsip-prinsip pelayanan publik adalah sebagai berikut:

a.

Partisipatif Keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publicdapat ditunjukkan dengan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.

b.

Transparan Pemerintah harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal tekait yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan.

c.

Responsif Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.

d.

Tidak diskriminatif Pelayanan yang diselenggarakan pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga dengan warga negara lainnya atas dasar perbedaan identitas warga negara.

e.

Mudah dan murah Kemudahan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dari pemerintah serta ditinjau dari segi biaya masih dapat masuk akal.

f.

Efektif dan efisien Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan yang akan dicapainya dan cara yang digunan dalam mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana.

g.

Aksesibel Pelayanan harus mudah dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan.

h.

Akuntabel Pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada masyarakat.

7


i.

Berkeadilan Pelayanan publik harus adil terhadap semua kalangan masyarakat

2.3

Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan

pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene Bandoengsche Ziekenhuijs”. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi “Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama penjajahan Jepang, Rumah Sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah, yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak”. Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi Rumah Sakit Provinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan Rumah Sakit Umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak itu pula Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan sebagai awal kerjasama antara Rumah Sakit Ranca Badak dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana. Keluarnya Undang-undang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status RSHS berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas negara. Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 119 tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis berubah menjadi perusahaan jawatan (Perjan). Kebijakan tersebut merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam memberikan kewenangan otonomi yang lebih luas kepada unit-unit pelayanan tertentu untuk menyelenggarakan manajemennya secara mandiri, sehingga diharapkan mampu merespon kebutuhan masyarakat secara tepat, cepat dan fleksibel. Tahun 2002 yang merupakan awal efektif sebagai Perjan, RSHS telah mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan tahun 2001 dan tahun 2004 diprognosakan akan mencapai kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

8


Tahun-tahun berikutnya adalah tahun dimana RSHS semakin berkembang. Ditengahtengah pertumbuhannya ini RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar provinsi Jawa Barat. Data terakhir menunjukkan, kini RSHS memiliki 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal. 2.4

Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1673/MENKES/PER/XII/2005 tanggal

27 Desember 2005 tentang organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSHS merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. RSHS dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Direktur Utama. RSHS dikategorikan sebagai Rumah Sakit Kelas A dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan Rujukan Puncak untuk Provinsi Jawa Barat. RSHS juga berfungsi sebagai Pusat Unggulan Nasional (National Centre of Excellence) dalam bidang Kedokteran Nuklir dan ditetapkan sebagai satu-satunya penyelenggara Pendidikan Spesialis Kedokteran Nuklir di Indonesia. 1.2.1

Tugas Pokok RSHS mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang

dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, pendidikan, dan penelitian serta upaya lainnya sesuai kebutuhan. 1.2.2

Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokok di atas RSHS menyelenggarakan fungsi:

1. Pelayanan medik dan penunjang medik 2. Pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan 3. Pelayanan rujukan 4. Pelayanan umum dan operasional penunjang non medik 5. Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit 6. Pelayanan administrasi dan keuangan 7. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan serta pengembangan sumber daya manusia penelitian dan pengembangan.

9


2.5

Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.5.1

Visi Terwujudnya

Indonesia

Maju

yang

Berdaulat,

Mandiri

dan

Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong. 2.5.2

Misi Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia.

2.6

Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tata nilai yang dipilih untuk mengawal penerapan misi dan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung adalah “PAMINGPIN PITUIN” yaitu: 1. Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talentatalenta terbaik di bidangnya. 2. Profesional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalan kemitraan 3. Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan. 4. Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive. 5. Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima. 6. Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas. 2.7

Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”

10


2.8

Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Bagan 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.9

Profil Ruang Kenanga 1 Ruang Kenanga 1 merupakan ruang rawat inap bagi pasien dengan berbagai kasus

infeksi dari usia 1 bulan sampai usia 18 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Kasus di Ruangan Kenanga 1 meliputi kasus infeksi, respirologi, gastroenterologi, neuropediatrik dan isolasi. Terdapat 49 tempat tidur dengan jenis kelas perawatan Kelas 1 berjumlah 4 tempat tidur, kelas 2 berjumlah 6 tempat tidur, kelas 3 berjumlah 35 tempat tidur dan isolasi berjumlah 4 tempat tidur. Misi Ruang Kenanga 1 adalah memberikan asuhan pelayanan pasien anak dengan rentang usia 1 bulan sampai 18 tahun secara paripurna dan prima sesuai usia tumbuh kembang yang berorientasi kepada filosofi keperawatan anak yaitu atraumatic care dan family

centred care. Dalam hal ini, perawatan yang diberikan kepada pasien menggunakan intervensi melalui cara mengeliminasi atau meminimalisasi stress psikologi yang dialami oleh anak dan keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan. Selain itu juga pemberian perawatan melibatkan peran penting keluarga yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak.

11


2.10 Profil Peserta Nama

: Masriyah Komalasari, S.Kep., Ners

NIP

: 199504072020122005

Jabatan/Golongan

: Perawat Ahli Pertama/ IIIa

Unit Kerja

: Bidang Keperawatan (Instalasi Rawat Inap)

Instansi

: RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI pada satuan kerja RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung sejak 30 November 2020 sesuai SK dan mulai bekerja sejak 4 Januari 2021 dengan formasi sebagai Perawat Ahli Pertama. Saat ini bertugas sebagai perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap, ruang perawatan anak Kenanga 1. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), yaitu: 1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu, keluarga. 2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu. 3. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif. 4. Melakukan case finding atau deteksi dini atau penemuan kasus baru pada individu. 5. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu. 6. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, masyarakat. 7. Melakukan manajemen inkontinen urine. 8. Melakukan manajemen inkontinen fecal. 9. Melakukan upaya membuat pasien tidur. 10. Melakukan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan. 11. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual. 12. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care). 13. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman. 14. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, CVP. 15. Memantau pemberian elektrolit konsentrasi tinggi. 16. Melakukan resusitasi bayi baru lahir. 17. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi. 18. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal.

12


19. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian. 20. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu. 21. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. 22. Menyusun laporan pelaksanaan tugas

13


BAB III RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI 3.1

Identifikasi Isu Setelah melakukan environmental scanning di ruang perawatan anak Kenanga 1,

terdapat beberapa isu yang berkaitan dengan tugas dan fungsi yang terdapat dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Beberapa isu tersebut diantaranya: 1. Belum optimalnya pelaksanaan mobilisasi pada pasien tirah baring. Berdasarkan observasi sejak tanggal 1-24 April 2021, di Ruang Kenanga 1 terdapat 19 kasus pasien yang mengalami tirah baring. Pasien tersebut sebagian besar merupakan pasien neurologi yang mengalami penurunan kesadaran dan keterbatasan mobilisasi. Selain itu juga, terdapat beberapa pasien dengan tumor terutama tumor pada ekstremitas. Kondisi tersebut mempersulit pasien untuk melakukan mobilisasi. Pada beberapa kasus, pasien datang sudah dalam kondisi dekubitus, yang dikhawatirkan akan bertambah parah jika tidak dilakukannya mobilisasi secara optimal. Hal ini berkaitan dengan tugas dan fungsi perawat untuk memberikan intervensi kesehatan pada individu, memberikan pemberian pendidikan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, masyarakat dan memberikan suasana lingkungan yang tenang dan aman. 2. Belum optimalnya dampak dari atraumatic care yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil observasi sejak tanggal 1-24 April 2021, dalam hal menangani

atraumatic care, perawat masih terlihat kesulitan terutama bila memberikan tindakan kepada anak dengan usia kurang dari 12 tahun. Sebanyak 80% pasien dengan kesadaran penuh, terlihat cemas dan menangis pada saat tindakan keperawatan. Berbagai cara dilakukan perawatan untuk mengurangi stress psikologis pasien, seperti dengan teknik distraksi berupa menonton video ataupun bercerita. Namun hal tersebut belum memiliki dampak yang signifikan. Hal ini berkaitan dengan tugas dan fungsi perawat dalam memberikan suasana lingkungan yang tenang dan aman bagi pasien. 3. Belum

optimalnya

pelaksanaan

skrinning

gizi

pada

pengkajian

keperawatan. Setiap pasien baru akan dilakukan pengkajian keperawatan yang salah satunya adalah skrinning gizi. Namun berdasarkan fakta yang ada di lapangan pada tanggal 1-24 April 2021, masih banyaknya perawat yang tidak melakukan skrinning gizi dengan baik, dimulai dari mengukur antropometri pasien hingga pengkajian mengenai status gizi. Ditemukan bahwa masih banyaknya isian antropometri yang kosong dan skrinning gizi yang dilakukan tidak

14


sesuai dengan kondisi pasien. Hal ini berkaitan dengan tugas dan fungsi perawat untuk melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu, keluarga. 3.2

Penetapan Core Isu Untuk menetapkan core isu, dilakukan Uji Kelayakan Isu dengan menggunakan

metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Layak). Aktual artinya isu tersebut benarbenar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Tabel 3.1 Teknik Tapisan Isu AKPL No.

Isu

1.

Belum optimalnya pelaksanaan mobilisasi pada pasien tirah baring.

2.

Belum terasanya dampak dari atraumatic care yang telah dilakukan.

3.

Belum optimalnya pelaksanaan skrinning gizi dalam pengkajian keperawatan.

A

K

P

L

Jumlah

5

4

4

5

18

4

5

4

3

16

4

4

3

4

15

Berdasarkan penilaian AKPL tersebut, didapatkan bahwa jumlah skor tertinggi adalah isu mengenai belum optimalnya pelaksanaan mobilisasi pada pasien dengan tirah baring. Oleh karena itu yang akan saya bahas adalah mengenai pelaksanaan mobilisasi pasien tirah baring. Hal ini sesuai dengan sasaran kerja perawat untuk melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu, melakukan pendidikan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dan memberikan suasana lingkungan yang tenang dan aman. 3.3

Latar Belakang Pemilihan Isu Ruang Kenanga 1 merupakan ruang rawat inap anak dengan berbagai kasus infeksi

dari usia 1 bulan sampai usia 18 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Kasus di Ruangan Kenanga 1 meliputi kasus infeksi, respirologi, gastroenterologi, neuropediatrik dan isolasi. Terdapat peningkatan jumlah pasien yang signifikan sejak bulan Januari-April 2021. Pada bulan April, terdapat 19 pasien dengan imobilisasi dengan kasus neurologi dan onkologi. Imobilitas merupakan faktor yang signifikan untuk perkembangan dekubitus dengan hasil menunjukan dalam waktu 24–72 jam dekubitus sudah dapat terjadi (Sari, 2007). Adanya

15


dekubitus menyebabkan peningkatan kejadian infeksi, sepsis, peningkatan biaya rumah sakit, lama perawatan di rumah sakit dan rasa sakit. Pengaturan posisi merupakan salah satu bentuk intervensi keperawatan yang sangat tidak asing dan ditetapkan dalam rangka pencegahan dekubitus khususnya pada pasienpasien dengan imobilisasi. Menurut Irawan (2010), perubahan posisi pasien tirah baring pada kondisi imobilisasi yang dilakukan setiap dua jam secara teratur dan berkesinambungan dapat menghindarkan pasien dari penekanan yang lama pada bagian tubuh tertentu yang dapat berakibat terjadinya luka. Pemberian posisi miring bertujuan untuk mempertahankan body

alignment atau keseimbangan tubuh, mengurangi komplikasi akibat immobilisasi dan meningkatkan rasa nyaman (Tiurmauli & Agus, 2020). Pemberian posisi miring pada pasien dapat menghambat penekanan pada bagian sakrum yang sangat lama sehingga dapat menyebabkan penekanan pada daerah yang menonjol dan bisa menyebabkan hipoksia jaringan (Tarihoran, 2010). Pada penekanan yang berlangsung cukup lama, maka akan timbul masalah dalam peredaran zat-zat makanan dan zat asam yang harus disalurkan pada bagian-bagian kulit yang mengalami penekanan, dan ini akan membuat jaringan-jaringan yang tidak mendapat cukup makanan dan zat-zat asam perlahan akan mati sehingga dapat menimbulkan pressure

injury/luka tekan (Berman, 2009). Pemberian posisi yang benar sangatlah penting dalam upaya pencegahan pressure injury/luka tekan pada pasien immobilisasi karena sasaran utama dalam mobilisasi miring kiri miring kanan adalah salah satu intervensi yang digunakan sebagai intervensi keperawatan dalam pencegahan kerusakan integritas jaringan yang dapat terjadi pada pasien dengan gangguan mobilisasi (Tiurmauli & Agus, 2020). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tiumauli dan Agus (2020), pemberian mobilisasi miring kiri miring kanan baik itu dengan posisi 30 derajat atau 90 derajat berpengaruh atau efektif dalam penurunan kejadian pressure injury/luka tekan. Oleh karena itu, perawat dianjurkan untuk melakukan mobilisasi miring kiri miring kanan dengan memposisikan pasien dalam waktu setiap 2 jam sekali guna menghindari terjadinya kerusakan syaraf dan pembuluh darah. Mobilisasi miring kiri miring kanan dapat berguna dalam mempertahankan tonus otot dan refleks pasien. Selain itu mobilisasi miring kiri miring kanan juga bisa meningkatkan hubungan saling percaya antara perawat, pasien dan keluarga pasien. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan adanya kerjasama antara perawat dan keluarga sesuai dengan filosofi Family Centered Care (FCC). FCC merupakan prinsip dan model pemberian asuhan/pelayanan kepada anak-anak yang menekankan kepada suatu kolaborasi, dukungan, saling menghormati, kekerabatan diantara orang tua dan tim kesehatan, pemberdayaan, dan melibatkan orang tua dalam perawatan anak-anak (Mitchell & Chaboyer,

16


2010; Trajkovski et al., 2012). FCC adalah suatu cara perawatan anak dan keluarganya dalam pelayanan kesehatan dimana perencanaan perawatan di sekitar seluruh keluarga, bukan secara individu karena semua anggota keluarga merupakan penerima perawatan (Shields, 2006). Oleh karena itu, dalam hal ini diharapkan keluarga terlibat langsung dalam kegiatan mobilisasi. 3.4

Analisis Isu Untuk menganalisis penyebab fenomena yang terjadi, maka dilakukan analisis

penyebab isu dengan teknik fishbone. Bagan 3.1 Analisa Fishbone Penyebab

Akibat

systems surrounding s

Pasien anak kurang kooperatif

Kurangnya budaya untuk mengedukasi dan mendokumenta sikannya Banyaknya tindakan lain yang harus dilakukan perawat Kurangnya tenaga perawat Tidak adanya media yang memudahkan edukasi

Peningkatan pasien imobilisasi setiap bulannya

Kurangnya pemahaman perawat Keluarga takut untuk memobilisasikan anaknya Kurangnya edukasi yang diterima keluarga

Belum optimalnya pelaksanaan mobilisasi pada pasien tirah baring.

Kurangnya pelatihan

skills

suppliers

Berdasarkan fishbone diatas dapat diketahui bahwa terdapat beberapa akar permasalahan penyebab yang mengakibatkan belum optimalnya pelaksanaan mobilisasi pada pasien tirah baring, diantaranya sebagai berikut:

17


1. Tidak tersedianya media yang memudahkan perawat untuk memberikan edukasi secara tepat dan efisien dalam segi waktu serta dapat digunakan juga sebagai panduan oleh keluarga pasien dalam melakukan mobilisasi. 2. Kurangnya pemahaman perawat sebagai pemberi edukasi mengenai mobilisasi yang harus dilakukan kepada pasien sehingga tidak dilakukannya edukasi mengenai mobilisasi secara menyeluruh. 3.5

Gagasan Pemecahan Isu Gagasan yang dapat diajukan dalam menyelesaikan isu mengenai belum optimalnya pelaksanaan mobilisasi pada pasien dengan tirah baring adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan media edukasi berupa lembar balik yang dapat diakses dengan mudah oleh perawat dan keluarga pasien. Hal ini sesuai dengan nilai komitmen mutu untuk memberikan gagasan yang inovatif berupa pembuatan media edukasi yang mudah dipahami. Selain itu juga, dengan adanya media edukasi, membuat waktu edukasi lebih efektif dan efisien sehingga dapat tersampaikan kepada pasien dengan baik. Keluarga pasien juga dituntut untuk mandiri dalam melakukan tindakan mobilisasi kepada pasien. 2. Pengajuan pelatihan internal mengenai mobilisasi pasien dengan tirah baring. Dalam hal ini diterapkan nilai akuntabilitas untuk menyampaikan gagasan pengajuan pelatihan kepada atasan terkait dengan menghadirkan narasumber yang kompeten untuk memberikan edukasi mengenai mobilisasi pasien dengan tirah baring. 3. Optimalisasi tim khusus yang bertanggung jawab pada kegiatan mobilisasi, Dalam gagasan ini diterapkan nilai nasionalisme berupa gotong royong dan persatuan dalam mengoptimalkan pelaksanaan mobilisasi pasien dan diterapkan nilai musyawawah dalam memilih tim khusus mobilisasi pasien tirah baring. Ditetapkan gagasan pemecahan isu prioritas dengan metode USG (Urgency,

Seriousness, dan Growth) seperti berikut: Tabel 3.2 Tapisan Gagasan dengan Metode USG No.

Isu

1.

Pembuatan media edukasi mobilisasi berupa media lembar balik yang dapat diakses dengan mudah oleh perawat dan keluarga pasien.

18

U

S

G

Jumlah

5

4

4

13


2.

Pengajuan pelatihan internal mengenai mobilisasi pasien dengan tirah baring.

3.

Optimalisasi tim khusus yang bertanggung jawab dalam kegiatan mobilisasi,

4

4

4

12

4

3

4

11

Berdasarkan tabel diatas, gagasan dengan nilai terbesar adalah optimalisasi pemberian edukasi mobilisasi dengan media lembar balik. Hal ini dikarenakan gagasan inilah yang paling dibutuhkan oleh ruangan dan mudah untuk segera direalisasikan. Media yang dipilih adalah media lembar balik karena dinilai lebih mudah dan efisien untuk dibawa oleh perawat. Selain itu juga, media lembar balik dapat disimpan di masing-masing tempat tidur pasien tirah baring sehingga keluarga dapat terlibat langsung untuk memobilisasikan pasien secara mandiri sesuai dengan pedoman yang tertera dalam media.

19


3.6

Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja

: Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (Instalasi Rawat Inap)

Identifikasi Isu

: 1. Belum optimalnya pelaksanaan mobilisasi pada pasien tirah baring. 2. Belum terasanya dampak dari atraumatic care yang telah dilakukan. 3. Belum optimalnya pelaksanaan skrinning gizi dalam pengkajian keperawatan.

Isu yang Diangkat

: Belum optimalnya pelaksanaan mobilisasi pada pasien tirah baring.

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pemberian edukasi mobilisasi pasien anak dengan tirah baring melalui media lembar balik kepada keluarga pasien di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Tabel 3.3 Matriks Rancangan Aktualisasi No . 1.

Kegiatan Penyampaian

Tahapan Kegiatan

1. Membuat janji

Output/ Hasil 1. Mendapatkan

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Saya

membuat

Organisasi janji Dengan

untuk bertemu

janji

aktualisasi

dengan kepala

bertemu.

terkait

ruangan,

pembuatan

pengawas ruangan

kegiatan

santun

media

dan mentor.

tersampaikan.

menghormati seuai dengan Rumah

mobilisasi

2. Menyampaikan rancangan

2. Rancangan

3. Rancangan kegiatan

kepala

Terhadap Visi/ Misi

gagasan

edukasi

untuk dengan

Kontribusi

pengawas

ruangan, menyampaikan inovasi gagasan

ruangan dan

dan

dan berupa

gagasan dapat

etika

sikap mendukung Sakit

yang mewujudkan

berlaku (Etika Publik).

20

Organisasi Penyampaian

mentor dengan penuh sopan aktualisasi,

norma

Penguatan Nilai

Indonesia

aktualisasi menguatkan

akan nilai-nilai

organisasi

visi Rumah Sakit yaitu untuk profesional

sesuai

dengan tugas dan yang fungsi

perawat.


pada pasien

kegiatan aktualisasi

aktualisasi

Saya

tirah baring.

kepada kepala

disetujui

ruangan,

tertera

dalam aktualisasi berupa gagasan mewujudkan

pengawas dan

lembar

media edukasi dalam rangka yaitu

mentor.

konsultasi.

peningkatan

yang rancangan

pelayanan

3. Meminta

Dalam

saran, dan

Pembuatan

dan Selain

kegiatan mendukung

menyampaikan perawat

kegiatan

cara bermusyawarah hingga

aktualisasi kepada

gagasan

kepala ruangan,

kepala ruangan, pengawas

pengawas dan

dan

mentor.

(Nasionalisme).

saya

disepakati

dalam

gagasan.

mentor

menyusun Dalam media

pembuatan Pembuatan

rancangan

rancangan

edukasi

balik terkait hal

media edukasi

balik mobilisasi dari sumber mendukung

mobilisasi

yang harus

lembar balik.

yang akuntabel baik dari Rumah

pada pasien

dilakukan dalam

lembar media

tirah baring

memobilisasikan

plagiarisme Indonesia

media

edukasi edukasi berkontribusi Sakit

evidence based serta tidak mewujudkan

21

integritas

oleh

rancangan lembar

melakukan

yaitu

menerima melakukan pelayanan menyampaikan

media

lembar balik

misi inovatif

dalam etika

saran dan masukan dengan kepada pasien.

2. Rancangan

nilai

meningkatkan kualitas dengan menjunjung

rancangan

Saya

dalam menguatkan

(Komitmen dalam hal ini adalah dan

gagasan,

1. Adanya

juga

meningkatkan menghasilkan

masukan untuk

1. Menyusun

itu

mutu kualitas manusia yang sesuatu yang baru

Mutu).

persetujuan,

2.

membuat mandiri

visi dalam

menguatkan

yaitu nilai-nilai yaitu

organisasi nilai

yang professional dengan


dengan

pasien tirah

terkonsultasikan

(Akuntabilitas,

media

baring.

yang tertera

Korupsi).

dalam lembar

Saat

lembar balik.

2. Mengonsultasikan rancangan lembar balik kepada kepala ruangan, pengawas ruangan dan mentor.

konsultasi.

Anti berdaulat, mandiri dan berorientasi

pada

berkepribadian. Selain pencapaian

kinerja.

mengonsultasikan itu juga mendukung Selain

rancangan, saya sampaikan dalam

3. Media lembar balik disetujui. 4. Media lembar balik tercetak.

dengan Saat

mewujudkan berkontribusi

meningkatkan kualitas inovatif

nilai dengan

meminta manusia yang dalam menghasilkan media

persetujuan,

menjunjung hal ini adalah pasien yang

norma,

etika

santun

dan tirah baring.

persetujuan

sopan

mengenai media

menerima

lembar balik.

masukan (Etika Publik)

saran

Setelah

4. Mencetak media

juga

santun misi Rumah Sakit yaitu terhadap

(Nasionalisme).

tinggi

3. Meminta

sopan

itu

dapat

mempermudah

dalam

perawat

dan

dan

keluarga

dalam

mendapatkan

lembar balik yang

persetujuan, saya mencetak

telah disetujui.

media yang telah disetujui

melakukan mobilisasi kepada pasien.

dengan desain yang menarik dan

efisien

(Komitmen

Mutu). 3.

Sosialisasi

1. Meminta izin

media

kepada kepala

lembar balik

ruangan untuk

1. Mendapatkan izin

Saat meminta izin dan Dengan

untuk mengatur jadwal sosialisasi sosialisasi dengan

22

kepala

ruangan, media

melakukan Kegiatan mengenai mengenai

sosialisasi media

edukasi, lembar balik, dapat


kepada

mengadakan

mengadakan

saya lakukan dengan sopan berkontribusi

perawat

sosialisasi.

sosialisasi

santun sesuai dengan norma perwujudan

pelaksana.

2. Mengatur jadwal

2. Mendapatkan

dan etika (Etika Publik).

Sakit

yaitu integritas

dan

ketulusan

perawat

jadwal

kegiatan

pelaksanaan

dilakukan

sosialisasi.

kegiatan

jadwal yang telah ditentukan berdaulat, mandiri dan edukasi

sosialisasi.

dengan tepat waktu (Anti berkepribadian

media lembar balik

3. Media

sosialisasi mewujudkan

sesuai

dengan Indonesia

Korupsi).

yang dalam

berkontribusi

melakukan dan

serta pelaksanaan dalam mobilisasi

kepada perawat

tersosialisasikan

pelaksana.

kepada seluruh integritas dan keteladanan meningkatkan kualitas baring. perawat.

Saya

nilai

visi profesionalitas,

pelaksanaan

3. Mensosialisasikan

Pelaksanaan

Rumah

dalam menguatkan

kepada

menunjukkan perwujudan misi untuk pasien dengan tirah

dalam

sikap,

perilaku, manusia yang dalam

ucapan dan tindakan pada hal ini adalah perawat saat

menyampaikan dan pasien.

sosialisasi (Akuntabilitas). 4.

Pemberian

1. Melakukan kontrak

1. Mendapatkan

Saya membuat kontrak Dengan

edukasi

waktu dengan

kontrak waktu

waktu dengan sopan santun edukasi

kepada

pasien untuk

dengan pasien.

dan

keluarga

melakukan

pasien

edukasi.

dengan

2. Melakukan edukasi

2. Edukasi tersampaikan. 3. Pelaksanakan

media

mobilisasi kepada

edukasi

lembar balik.

pasien tirah baring

terdokumentasi

sikap

menghormati

saling keluarga

Publik).

Etika balik,

kepada kepada

keluarga

pasien pasien,

dapat

yang

saya visi

nilai-

dapat nilai organisasi yaitu

berkontribusi

lakukan diberikan dengan dalam

23

edukasi

dengan media lembar menguatkan

(Nasionalisme, Edukasi

memberikan Pemberian

Rumah

dalam meningkatkan Sakit profesional

mewujudkan integritas

nilai dan serta


dengan media

kan dalam

menarik

lembar balik.

formulir edukasi

sehingga mudah dimengerti berdaulat, mandiri dan tulus

pasien dan

oleh

keluarga.

(Komitmen Mutu).

3. Mendokumentasika n edukasi yang

dan

efisien Indonesia

keluarga

yang menguatkan

pasien berkepribadian berdasarkan

dalam formulir

edukasi

ini

edukasi pasien dan

meningkatkan kemandirian misi

keluarga.

pasien

untuk

dalam

memberikan gotong pelayanan mobilisasi

Selain itu juga adanya royong

telah dilakukan

nilai

dan kepada

pasien

juga berkontribusi terhadap dengan tirah baring. melakukan dalam

mobilisasi (Anti Korupsi).

Rumah

Sakit

meningkatkan

kualitas manusia.

Dokumentasi pelaksanaan

edukasi

dilakukan

dengan

jelas

sebagai

bukti

telah

dilakukannya

edukasi

kepada pasien dan keluarga (Akuntabilitas). 5.

Evaluasi

1. Mengobservasi

1. Observasi

Saya

melakukan Pelaksanaan evaluasi Dengan

pelaksanaan

pelaksanaan

terdokumentasi

observasi

kegiatan

mobilisasi pasien

kan dalam

mobilisasi

mobilisasi

tirah baring

lembar check

berdasarkan fakta yang ada dalam

pasien tirah

dengan

list.

(Anti Korupsi).

24

kegiatan mengenai dengan

tindakan dilaksanakannya

jujur mobilisasi, Indonesia

berperan evaluasi

terhadap

mewujudkan kegiatan

mobilisasi,

yang dapat

menguatkan


baring

mengggunakan

dengan

lembar check list.

metode observasi.

2. Merekap hasil

2. Hasil observasi terekap. 3. Terdapat

Dengan

dilakukannya berdaulat, mandiri dan nilai

evaluasi kegiatan

pelaksanan berkepribadian sosialisasi,

observasi kegiatan

kesimpulan

ikut

berkontribusi

mobilisasi.

hasil observasi.

meningkatkan

hasil observasi

tersampaikan

kegiatan

kepada kepala

mobilisasi.

ruangan dan

mobilisasi dilakukan dengan sesuai

mentor.

jelas

kepada kepala

(Komitmen dapat

Mutu).

kegiatan kualitas hidup pasien pelayanan

dan

menyampaikan

ruangan dan

hasil evaluasi, saya lakukan

mentor.

dengan

penuh

dengan

terukur Rumah Sakit.

(Akuntabilitas).

sopan

santun. (Nasionalisme).

25

meningkatkan integritas

serta nilai dalam

kualitas perawat serta memberikan

Evaluasi

Dalam

dalam

gotong melakukan tugas dan

mutu visi Rumah Sakit dan penguatan

4. Hasil evaluasi

hasil evaluasi

perawat

dalam royong sesuai dengan fungsinya

3. Menyimpulkan

4. Menyampaikan

pelayanan

saya berdasarkan

profesional

misi pasien.

kepada


4.6

Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Judul Aktualisasi

: Optimalisasi pemberian edukasi mobilisasi pasien anak dengan tirah baring melalui media lembar balik kepada keluarga pasien di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Waktu Pelaksanaan

: 29 Mei – 5 Juli 2021

Tempat Pelaksanaan : Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Tabel 3.4 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi Tanggal

No.

Kegiatan

1.

Penyampaian gagasan aktualisasi terkait pembuatan media

Pelaksaan

edukasi mobilisasi pada pasien tirah baring kepada mentor,

29 – 31 Mei 2021

kepala ruangan dan pengawas ruangan. 2.

Pembuatan media edukasi mobilisasi pada pasien tirah baring.

3.

Sosialisasi media lembar balik kepada perawat pelaksana.

4.

Pemberian edukasi kepada keluarga pasien dengan media lembar balik.

5.

Evaluasi pelaksanaan kegiatan mobilisasi pada pasien tirah baring.

26

29 Mei – 4 Juni 2021 5 – 7 Juni 2021 8 – 29 Juni 2021 29 Juni – 3 Juli 2021


BAB IV KEGIATAN AKTUALISASI

4.1

Kegiatan Aktualisasi Peserta diklat menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN

yang didapat selama kegiatan distance learning yang dilaksanakan oleh Bapelkes Cikarang Kegiatan aktualisasi dilakukan mulai dari tanggal 29 Mei – 5 Juli 2021 di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kegiatan aktualisasi ini berjudul “Optimalisasi Pemberian Edukasi Mobilisasi Pasien Anak Dengan Tirah Baring Melalui Media Lembar Balik di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”. Adapun tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Kegiatan Aktualisasi No.

Kegiatan

Tanggal

Keterangan

Pelaksanaan 1.

Penyampaian gagasan aktualisasi terkait

29-31 Mei 2021

Tercapai

31 Mei-14 Juni 2021

Tercapai

15-17 Juni 2021

Tercapai

20 Juni-4 Juli 2021

Tercapai

20 Juni-6 Juli 2021

Tercapai

pembuatan media edukasi mobilisasi pada pasien tirah baring kepada mentor, kepala ruangan dan pengawas ruangan. 2.

Pembuatan media edukasi mobilisasi pada pasien tirah baring.

3.

Sosialisasi

media

lembar

balik

kepada

perawat pelaksana. 4.

Pemberian edukasi kepada keluarga pasien dengan media lembar balik.

5.

Evaluasi pelaksanaan kegiatan mobilisasi pada pasien tirah baring.

Seluruh tahapan kegiatan aktualisasi terlaksana dengan baik. Walaupun beberapa kegiatan tidak berjalan sesuai dengan timeline pada rancangan kegiatan aktualisasi, akan tetapi output setiap tahapan kegiatan tercapai.

27


4.1.1 Kegiatan 1 Tabel 4.2 Kegiatan 1 Nama Kegiatan

Penyampaian gagasan aktualisasi terkait pembuatan media edukasi mobilisasi pada pasien tirah baring kepada mentor, kepala ruangan dan pengawas ruangan.

Tanggal Kegiatan

29-31 Mei 2021

Tahapan Kegiatan

1. Membuat janji untuk bertemu dengan kepala ruangan, pengawas ruangan dan mentor. 2. Menyampaikan rancangan kegiatan aktualisasi kepada kepala ruangan, pengawas dan mentor. 3. Meminta persetujuan, saran, dan masukan untuk rancangan kegiatan aktualisasi kepada kepala ruangan, pengawas dan mentor.

Daftar Lampiran

Lembar konsultasi dan foto dokumentasi.

Kegiatan ini terealisasi sesuai dengan rencana awal pelaksanaan kegiatan yaitu dimulai dari minggu ketiga sampai minggu keempat bulan Mei 2021. Kegiatan ini dimulai dari tahap membuat janji untuk bertemu dengan kepala ruangan dan mentor yang dilanjutkan dengan penyampaian rancangan kegiatan aktualisasi. Adapun penjelasan mengenai tahapan kegiatan sebagai berikut: 1.

Kegiatan Aktualisasi a.

Membuat janji untuk bertemu dengan kepala ruangan, pengawas ruangan dan mentor.

Output:

Menyepakati

S.Kep.,Ners.,M.Kep)

bertemu dan

dengan

Kepala

mentor

Ruangan

(Bapak

Kenanga

Oded 1

(Ibu

Sumarna, Triliana,

S.Kep.,Ners.,M.Kep) dan pengawas ruangan (Ibu Masriah, S.Kep.,Ners) pada tanggal 18 Mei 2021.

(Membuat janji dengan mentor dan pengawas ruang anak)

28


(Membuat janji dengan kepala ruangan Kenanga 1) b.

Menyampaikan rancangan kegiatan aktualisasi kepada kepala ruangan, pengawas dan mentor.

Output: Rancangan kegiatan aktualisasi tersampaikan kepada kepala ruangan dan pengawas ruangan pada tanggal 19 Mei 2021.

(Penyampaian rancangan aktualisasi bersama mentor, kepala ruangan dan pengawas) c.

Meminta persetujuan, saran, dan masukan untuk rancangan kegiatan aktualisasi kepada kepala ruangan, pengawas dan mentor.

Output: Rancangan kegiatan aktualisasi disetujui oleh kepala ruangan dan pengawas ruangan pada tanggal 19 Mei 2021 dan perkuat kembali gagasan dengan sumber yang ada.

29


(Persetujuan gagasan dalam lembar konsultasi)

(Contoh jurnal yang digunakan dalam penyusunan gagasan) 2.

Pemaknaan Nilai Dasar ASN a.

Nasionalisme Dalam menyampaikan gagasan, penulis menerima saran dan masukan dengan cara bermusyawarah, sampai gagasan yang diajukan disepakati oleh kepala ruangan, pengawas dan mentor.

b.

Etika Publik Sebelum berkonsultasi untuk menyampaikan gagasan aktualisasi, penulis terlebih dahulu membuat janji agar tidak menggangu jadwal kegiatan mentor, kepala ruangan dan pengawas ruangan. Saat menyampaikan rancangan aktualisasi menggunakan bahasa yang sopan dan jelas serta sikap hormat kepada mentor dan

30


kepala ruangan. Arahan dan masukan yang didapat dari kepala ruangan dan mentor merupakan bentuk dukungan untuk kemajuan rancangan yang telah dibuat. c.

Komitmen Mutu Kegiatan membuat rancangan kegiatan aktualisasi berupa gagasan media edukasi berkontribusi dalam rangka peningkatan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.

3.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Dengan menyampaikan inovasi berupa gagasan aktualisasi, akan mendukung visi Rumah Sakit untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri dan mendukung dalam mewujudkan misi yaitu meningkatkan kualitas manusia yang dalam hal ini adalah meningkatkan kualitas perawat dalam melakukan pelayanan kepada pasien.

4.

Penguatan Nilai Organisasi Penyampaian gagasan aktualisasi dapat menguatkan nilai-nilai organisasi Rumah Sakit yaitu profesional sesuai dengan tugas dan fungsi perawat. Selain itu juga menguatkan nilai inovatif yaitu menghasilkan sesuatu yang baru dan integritas dengan menjunjung etika dalam menyampaikan gagasan.

5.

Analisis Dampak Untuk dapat melaksanakan kegiatan aktualisasi, perawat harus meminta izin dan berkoordinasi kepada kepala ruangan dan mentor. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak menerapkan nilai dasar ASN, yaitu ANEKA, serta tidak adanya pemahaman akan peran dan kedudukan ASN, maka tidak akan adanya kerjasama yang baik antara individu dengan atasan, adanya transparansi dan kejelasan saat melakukan kegiatan, serta dalam melaksanakan kegiatan diperlukan masukan/saran dari semua pihak demi terlaksananya kegiatan aktualisasi yang efektif dan efisien serta terkoordinasi.

4.1.2 Kegiatan 2 Tabel 4.3 Kegiatan 2 Nama Kegiatan

Pembuatan media edukasi mobilisasi pada pasien tirah baring.

Tanggal Kegiatan

31 Mei – 14 Juni 2021

Tahapan Kegiatan

1. Menyusun rancangan lembar balik terkait hal yang harus dilakukan dalam memobilisasikan pasien tirah baring.

31


2. Mengonsultasikan rancangan lembar balik kepada kepala ruangan, pengawas ruangan dan mentor. 3. Meminta persetujuan mengenai media lembar balik. 4. Mencetak media lembar balik yang telah disetujui. Daftar Lampiran

Lembar konsultasi dan foto dokumentasi.

Kegiatan ini terealisasi pada tanggal 31 Mei – 14 Juni 2021. Kegiatan ini dimulai dari pembuatan media lembar balik, konsultasi media lembar balik hingga disetujui dan pencetakan media lembar balik. Kegiatan ini terkendala karena kondisi di ruangan sehingga bimbingan rancangan media tidak dilakukan sesuai dengan target. Adapun penjelasan mengenai tahapan kegiatan sebagai berikut: 1.

Kegiatan Aktualisasi a. Menyusun rancangan lembar balik terkait hal yang harus dilakukan dalam memobilisasikan pasien tirah baring.

Output: Rancangan media lembar balik telah dibuat pada tanggal 4 Juni 2021.

32


(Media lembar balik mobilisasi pada pasien anak dengan tirah baring) b. Mengonsultasikan rancangan lembar balik kepada kepala ruangan dan mentor.

Output: Rancangan lembar balik dikonsultasikan kepada mentor dan kepala ruangan pada tanggal 14 Juni 2021 dengan terlebih dahulu membuat kontrak waktu untuk berkonsultasi.

(Membuat janji dengan mentor untuk berkonsultasi) Janji untuk berkonsultasi dengan kepala ruangan, dilakukan secara langsung sehingga disepakati waktu untuk berkonsultasi.

(Berkonsultasi dengan mentor, kepala ruangan dan pengawas ruangan) c. Meminta persetujuan mengenai media lembar balik.

Output: Rancangan media lembar balik disetujui oleh mentor dan kepala ruangan pada tanggal 14 Juni 2021 dengan adanya beberapa catatan untuk menjelaskan kembali secara rinci mengenai manfaat mobilisasi ketika memberikan edukasi kepada keluarga pasien dan adanya catatan untuk menambahkan kata pada judul media lembar balik menjadi “Mobilisasi Pada Pasien Anak Dengan Tirah Baring”.

33


(Persetujuan mengenai media edukasi pada lembar konsultasi) d. Mencetak media lembar balik yang telah disetujui.

Output: Media lembar balik dicetak pada tanggal 14 Juli 2021.

(Media edukasi lembar balik yang telah dicetak) 2.

Pemahaman Nilai Dasar ASN a. Akuntabilitas Dalam menyusun rancangan media lembar balik mobilisasi, digunakan sumber yang akuntabel baik dari jurnal-jurnal yang terbaru sehingga edukasi yang diberikan sesuai dengan teori yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan. b. Nasionalisme Dalam kegiatan mengonsultasikan rancangan, penulis menyampaikannya dengan sikap penuh sopan santun. Selain itu juga penulis menghargai pendapat yang diberikan dari mentor dan kepala ruangan. c. Etika Publik Saat meminta persetujuan kepada mentor dan kepala ruangan, penulis menjunjung tinggi norma, etika dan sopan santun dalam menerima saran dan masukan dari mentor dan kepala ruangan.

34


d. Komitmen Mutu Setelah mendapatkan persetujuan mengenai media lembar balik dari mentor dan kepala ruangan, penulis mencetak media yang telah disetujui dengan desain yang menarik dan efisien. e. Anti Korupsi Dalam mengumpulkan dan menyusun rancangan media lembar balik, penulis menggunakan sumber dari jurnal-jurnal yang terbaru. Selan itu juga penulis melakukannya dengan jujur dengan tidak melakukan plagiarisme sehingga media yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan. 3.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Dalam pembuatan media edukasi mendukung visi Rumah Sakit yaitu mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian. Selain itu juga mendukung dalam mewujudkan misi Rumah Sakit yaitu meningkatkan kualitas manusia yang dalam hal ini adalah pasien tirah baring.

4.

Penguatan Nilai Organisasi Pembuatan media edukasi berkontribusi dalam menguatkan nilai-nilai organisasi yaitu nilai professional dengan berorientasi pada pencapaian kinerja. Selain itu juga berkontribusi terhadap nilai inovatif dengan menghasilkan media yang dapat mempermudah perawat dan keluarga dalam melakukan mobilisasi kepada pasien.

5.

Analisis Dampak Kegiatan ini menjadi optimal jika memperhatikan penerapan nilai-nilai ANEKA serta pemahaman peran dan kedudukan ASN. Dengan adanya penerapan prinsip-prinsip tersebut membuat hubungan terjalin lebih baik dengan berbagai pihak yang terkait terutama dalam meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan bagi pasien. Salah satu manfaat dibuatnya media lembar balik ini adalah untuk meningkatkan kualitas pemberian asuhan keperawatan dan meningkatkan kemandirian keluarga pasien untuk melakukan mobilisasi pada pasien tirah baring. Apabila dalam pelaksanaanya tidak menerapkan nilai-nilai tersebut, akan tercipta lingkungan yang tidak kondusif yang selanjutnya menyebabkan kegiatan mobilisasi tidak akan terlaksana dengan baik.

35


4.1.3 Kegiatan 3 Tabel 4.4 Kegiatan 3 Nama Kegiatan

Sosialisasi media lembar balik kepada perawat Ruang Kenanga 1.

Tanggal Kegiatan

15 – 17 Juni 2021

Tahapan Kegiatan

1. Meminta izin kepada kepala ruangan untuk mengadakan sosialisasi. 2. Mengatur jadwal pelaksanaan kegiatan sosialisasi. 3. Mensosialisasikan media lembar balik kepada perawat pelaksana.

Daftar Lampiran

Lembar konsultasi dan foto dokumentasi.

Kegiatan ini terealisasi pada tanggal 15 – 17 Juni 2021. Kegiatan ini dimulai dari meminta izin pelaksanaan sosialisasi, mengatur jadwal sosialisasi dam mensosialisasikan media lembar balik kepada perawat. Adapun penjelasan mengenai tahapan kegiatan sebagai berikut: 1.

Kegiatan Aktualisasi a. Meminta izin kepada kepala ruangan untuk mengadakan sosialisasi.

Output: Kegiatan sosialisasi media lembar balik telah disetujui oleh kepala ruangan untuk dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2021.

(Meminta izin kepada kepala ruangan untuk melakukan sosialisasi) b. Mengatur jadwal pelaksanaan kegiatan sosialisasi.

Output: Kegiatan sosialisasi media lembar balik kepada rekan kerja dimulai pada tanggal 15 Juni 2021.

36


(Meminta izin kepada kepala ruangan untuk melakukan sosialisasi)

(Pengumuman sosialisasi via zoom oleh kepala ruangan) c. Mensosialisasikan media lembar balik kepada perawat pelaksana. Output: Sosialisasi kepada perawat telah dilakukan tanggal 15 – 17 Juni 2021 pada saat pergantian dinas dan perawat mengisi absensi sosialisasi. Selain itu juga sosialisasi dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom pada tanggal 23 Juni 2021.

(Kegiatan sosialisasi kepada rekan kerja yang dilakukan secara tatap muka)

37


(Absensi sosialisasi media lembar balik yang dilakukan secara tatap muka)

(Sosialisasi media lembar balik via zoom meeting) 2.

Pemahaman Nilai Dasar ASN a. Akuntabilitas Dalam melaksanakan kegiatan sosialisai media lembar balik kepada rekan kerja, penulis menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan pada saat menyampaikan sosialisasi. Selain itu juga pelaksanaan sosialisasi dibuktikan dengan adanya absensi sosialisasi. b. Etika Publik Sebelum melakukan kegiatan sosialisasi, penulis meminta izin terlebih dahulu kepada kepala ruangan dengan menggunakan bahasa yang santun sesuai dengan norma dan etika. Selain itu juga penulis senantiasa menghargai segala pendapat dari kepala ruangan dan rekan kerja. c. Anti Korupsi Saat akan meminta izin dan melaksanakan sosialisasi, penulis datang tepat waktu sesuai waktu yang telah ditentukan.

38


3.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Dengan melakukan sosialisasi mengenai media edukasi, berkontribusi dalam perwujudan visi Rumah Sakit yaitu mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian serta berkontribusi dalam perwujudan misi untuk meningkatkan kualitas manusia yang dalam hal ini adalah perawat dan pasien.

4.

Penguatan Nilai Organisasi Kegiatan sosialisasi mengenai media lembar balik, dapat menguatkan nilai profesionalitas, integritas dan ketulusan perawat dalam melakukan edukasi dan pelaksanaan mobilisasi kepada pasien dengan tirah baring.

5.

Analisis Dampak Pada kegiatan ini, sosialisasi membahas mengenai optimalisasi edukasi mobilisasi. Apabila dalam kegiatan ini tidak menerapkan nilai-nilai dasar ASN, maka tidak akan tercipta kerjasama yang baik dengan rekan kerja untuk mengoptimalkan edukasi yang diberikan kepada keluarga pasien. Padahal hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk melaksanakan pelayanan paripurna yang berorientasi pada pasien.

4.1.4 Kegiatan 4 Tabel 4.5 Kegiatan 4 Nama Kegiatan

Pemberian edukasi kepada keluarga pasien dengan media lembar balik.

Tanggal Kegiatan

19 – 29 Juni 2021

Tahapan Kegiatan

1. Melakukan kontrak waktu dengan pasien untuk melakukan edukasi. 2. Melakukan edukasi mobilisasi kepada pasien tirah baring dengan media lembar balik. 3. Mendokumentasikan edukasi yang telah dilakukan dalam formulir edukasi pasien dan keluarga.

Daftar Lampiran

Formulir edukasi pasien dan keluarga dan foto dokumentasi.

Kegiatan ini terealisasi pada tanggal 19 – 29 Juni 2021. Kegiatan ini dimulai dari melakukan kontrak waktu, pelaksanaan edukasi dan pendokumentasian pelaksanaan edukasi. Adapun penjelasan mengenai tahapan kegiatan sebagai berikut:

39


1.

Kegiatan Aktualisasi a. Melakukan kontrak waktu dengan pasien untuk melakukan edukasi.

Output: Kontak waktu pelaksanaan sosialisasi dilakukan secara langsung kepada keluarga pasien sebelum melakukan sosialisasi dimulai sejak tanggal 20 Juni 2021.

(Kontrak waktu untuk melakukan edukasi) b. Melakukan edukasi mobilisasi kepada pasien tirah baring dengan media lembar balik.

Output: Edukasi dilakukan menggunakan media lembar balik.

(Pelaksanaan edukasi kepada keluarga pasien)

(Pelaksanaan edukasi kepada keluarga pasien) c. Mendokumentasikan edukasi yang telah dilakukan dalam formulir edukasi pasien dan keluarga.

Output: Pelaksanaan edukasi didokumentasikan dalam formulir edukasi pasien dan keluarga. Selain itu juga didokumentasikan dalam daftar hadir edukasi sebagai catatan daftar pasien untuk pelaksanaan observasi.

40


(Dokumentasi pelaksanaan edukasi dalam formulir edukasi pasien dan keluarga yang ditandatangani oleh pemberi edukasi dan keluarga pasien)

(Absensi pelaksanaan edukasi yang ditandatangani oleh keluarga pasien) 2.

Pemahaman Nilai Dasar ASN a. Akuntabilitas Kegiatan dokumentasi pelaksanaan edukasi tertulis dalam formulir edukasi pasien dan keluarga serta daftar hadir yang dibuat oleh penulis sebagai bukti telah dilakukannya edukasi kepada pasien dan keluarga. Selain itu juga menerapkan nilai akuntabilitas kejelasan dalam memberikan edukasi kepada keluarga pasien. b. Nasionalisme Sebelum melakukan kegiatan sosialisasi kepada keluarga pasien, penulis membuat kontrak waktu terlebih dahulu dengan penuh sopan santun dan sikap saling menghormati. c. Komitmen Mutu Dalam melaksanakan kegiatan edukasi, penulis melakukannya dengan media yang menarik dan serta pemberian edukasi dilakukan seefisien mungkin sehingga mudah dimengerti oleh keluarga pasien.

41


d. Anti Korupsi Dengan diberikannya edukasi mengenai lembar balik mobilisasi ini, diharapkan meningkatkan kemandirian keluarga pasien dalam melakukan mobilisasi karena media ini ditempatkan di samping tempat tidur pasien sebagai pengingat untuk melakukan mobilisasi. 3.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Dengan memberikan edukasi kepada keluarga pasien dengan media lembar balik, dapat berkontribusi dalam visi Rumah Sakit dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berdasarkan gotong royong dan berkontribusi terhadap misi Rumah Sakit dalam meningkatkan kualitas manusia.

4.

Penguatan Nilai Organisasi Pemberian edukasi kepada keluarga pasien, dapat menguatkan nilai-nilai organisasi yaitu meningkatkan nilai profesional dan integritas serta menguatkan nilai tulus dalam memberikan pelayanan mobilisasi kepada pasien dengan tirah baring.

5.

Analisis Dampak Pemberian edukasi menggunakan media lembar balik yang efektif, efisien, dan inovatif bertujuan untuk mempermudah keluarga pasien dalam pemahaman materi terkait hal-hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan mobilisasi pada pasien tirah baring. Apabila dalam pelaksanaannya tidak menerapkan nilai dasar ASN, keluarga pasien tidak akan mendapatkan pemahaman akan edukasi yang diberikan

4.1.5 Kegiatan 5 Tabel 4.6 Kegiatan 5 Nama Kegiatan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan mobilisasi pada pasien tirah baring.

Tanggal Kegiatan

29 Juni – 3 Juli 2021

Tahapan Kegiatan

1. Mengobservasi pelaksanaan mobilisasi pasien tirah baring dengan mengggunakan lembar check list. 2. Merekap hasil observasi kegiatan mobilisasi. 3. Menyimpulkan hasil observasi kegiatan mobilisasi. 4. Menyampaikan hasil evaluasi kepada kepala ruangan dan mentor.

Daftar Lampiran

Formulir lembar checklist, hasil evaluasi dan dokumentasi foto

42


Kegiatan ini terealisasi pada tanggal 29 Juni – 3 Juli 2021. Kegiatan ini dimulai dari melakukan observasi, merekap dan menyimpulkan hasil observasi hingga menyampaikannya kepada kepala ruangan dan mentor. Adapun penjelasan mengenai tahapan kegiatan sebagai berikut: 1.

Kegiatan Aktualisasi a. Mengobservasi pelaksanaan mobilisasi pasien tirah baring dengan mengggunakan lembar check list.

Output: Lembar check list pelaksanaan mobilisasi telah dibuat sesuai dengan media yang telah diedukasikan kepada keluarga pasien. Pelaksanaan observasi dilakukan segera setelah pemberian edukasi.

(Formulir observasi lembar checklist pelaksanaan mobilisasi) b. Merekap hasil observasi kegiatan mobilisasi.

Output: Hasil observasi pelaksanaan kegiatan mobilisasi yang dilakukan oleh keluarga pasien, direkap pada tanggal 5 Juli 2021.

43


Indikator Evaluasi 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% An. An. Gibran An. Ravael An. Neng An. Hani Ardelia

An. AlFatih

An. Aristyo

Keluarga merubah posisi pasien setiap 2 jam. Keluarga memposisikan pasien kanan – terlentang – kiri secara bergantian. Keluarga memposisikan pasien dengan posisi miring 30-90 derajat (menyanggahnya dengan satu atau dua bantal).

b. Menyimpulkan hasil observasi kegiatan mobilisasi.

Output: Hasil observasi pelakasanaan kegiatan mobilisasi pada pasien anak dengan tirah baring di Ruang Kenanga 1 disimpulkan pada tanggal 6 Juli 2021.

Evaluasi Pelaksanaan Mobilisasi 7 6 5 4 3 2 1 0 Keluarga merubah posisi pasien setiap 2 jam.

Keluarga memposisikan pasien kanan – terlentang – kiri secara bergantian.

Keluarga memposisikan pasien dengan posisi miring 30 - 90 derajat (menyanggahnya dengan satu atau dua bantal).

Evaluasi Pelaksanaan Mobilisasi

Berdasarkan diagram tersebut diketahui bahwa seluruh keluarga pasien (100%) berjumlah 7 orang dapat mengaplikasikan secara mandiri kegiatan mobilisasi sesuai dengan edukasi yang telah diberikan. Ketiga indikator evaluasi dapat tercapai dengan baik oleh keluarga pasien dengan melihat jadwal kegiatan mobilisasi dalam media lembar balik.

44


c. Menyampaikan hasil evaluasi kepada kepala ruangan dan mentor.

Output: Hasil evaluasi pelaksanaan mobilisasi disampaikan kepada kepala ruangan dan mentor pada tanggal 6 Juli 2021.

(Penyampaian hasil observasi pelaksanaan mobilisasi) 2.

Pemahaman Nilai Dasar ASN a. Akuntabilitas Kegiatan mobilisasi yang dilakukan oleh keluarga pasien, diobservasi pelaksanaannya secara jelas dan terukur sesuai dengan fakta yang ada. Hasil observasi kemudian diolah dan disimpulkan pengaplikasiannya secara transparan kepada mentor dan kepala ruangan. b. Nasionalisme Dalam menyampaikan hasil evaluasi pelaksaan kegiatan mobilisasi kepada kepala ruangan dan mentor, penulis menerapkan sikap penuh sopan santun. c. Komitmen Mutu Dengan dilakukannya evaluasi pelaksanan kegiatan sosialisasi, penulis dapat mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dalam penyampaian edukasi sehingga ikut berkontribusi dalam meningkatkan mutu pelayanan pasien. d. Anti Korupsi Dalam melakukan observasi kegiatan mobilisasi pada pasien tirah baring, penulis lakukan dengan jujur berdasarkan fakta yang ada di ruangan.

3.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Pelaksanaan evaluasi mengenai tindakan mobilisasi, berperan dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berdasarkan gotong royong sesuai dengan visi Rumah Sakit dan dapat meningkatkan kualitas perawat serta kualitas hidup pasien sesuai dengan misi Rumah Sakit.

45


4.

Penguatan Nilai Organisasi Dengan dilaksanakannya evaluasi terhadap kegiatan mobilisasi, dapat menguatkan nilai profesional perawat dalam melakukan tugas dan fungsinya serta penguatan nilai integritas dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

5.

Analisis Dampak Pada pelaksanaan evaluasi kegiatan, dapat diketahui efektifitas implementasi yang telah dilakukan sehingga didapatkan evaluasi dan rencana tindak lanjut untuk perbaikan di masa yang akan datang. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak menerapkan nilai dasar ASN, maka tidak akan didapatkan data dan tidak diperolehnya evaluasi serta rencana tindak lanjut demi perbaikan di masa yang akan datang yang akan meningkatkan mutu pelayanan.

46


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1

Kesimpulan Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi merupakan

nilai-nilai dasar ASN yang harus diamalkan dalam kehidupan oleh seluruh ASN tanpa terkecuali. Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan dasar bertujuan untuk menstimulasi peserta pelatihan dasar dalam memahami lebih dalam nilai-nilai dasar ASN tersebut. Selain itu, peserta pelatihan dasar juga distimulasi untuk dapat memahami peran dan kedudukannya dalam manajemen ASN, pelayanan publik, dan Whole of

Government untuk kemudian diaktualisasikan selama menjalankan tugas di satuan kerja masing-masing. Penerapan nilai-nilai tersebut merupakan hal yang sangat penting karena akan menjadi acuan pada saat bekerja terutama dalam cara berpikir agar implementasi yang diberikan

ketika

bekerja

selalu

berorientasi

pada

pelayanan

publik.

Selama

mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut peserta pelatihan dasar diharapkan mampu mengubah sikap, budaya, dan perilaku kerja ASN di satuan kerja serta meningkatkan kualitas dan mutu layanan yang pada akhirnya akan berdampak kepada kepuasan pengguna layanan serta meningkatnya kualitas mutu pelayanan. Melalui proses aktualisasi dan penerapan nilai-nilai dasar ASN, peserta pelatihan dasar diharapkan mampu menjadi agent of change untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya di satuan kerja masing-masing. Dalam hal ini yaitu mengenai pelaksanaan edukasi mobilisasi pada pasien anak dengan tirah baring di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Edukasi mengenai mobilisasi pasien merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan oleh perawat dalam mencegah dan mengurangi luka dekubitus demi meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan mewujudkan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong serta meningkatkan kualitas manusia Indonesia. 5.2

Saran

5.2.1 Bagi Penulis Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan, maka diharapkan peserta dapat mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) pada kehidupan sosial sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan selama aktualisasi diharapkan akan terus dijalankan dan dijadikan kebiasaan di unit kerja.

47


5.2.2 Bagi Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang Pelaksanaan aktualisasi pada pelatihan dasar CPNS ini perlu adanya evaluasi terkait proporsi materi dan metode penyampaian materi-materi agar materi lebih mudah dipahami sehingga manfaat dari kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN di unit kerja masing-masih menjadi lebih dirasakan oleh unit kerja tersebut. 5.2.3 Bagi Satuan Kerja Dukungan

dari

lingkungan

di

satuan

kerja menjadi

penting

untuk

dapat

mengaktualiasikan niali-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Nilai-nilai dasar ASN ini pula harus diimplementasikan secara berkelanjutan sehingga mampu berdampak pada perubahan sistem pelayanan yang berkualitas serta mampu mewujudkan visi RSUP DR. Hasan Sadikin Kota Bandung yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong serta meningkatkan kualitas manusia Indonesia.

48


DAFTAR PUSTAKA

Berman, A. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC. Irawan A. 2010. Hubungan Lama Hari Rawat Dengan Terjadinya Dekubitus Pada Pasien Yang di Rawat di Ruang ICU RSUP dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas Banjarmasin: Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Diklat Prajabatan Golongan

III - Akuntabilitas. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Diklat Prajabatan Golongan

III - Anti Korupsi. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Diklat Prajabatan Golongan

III - Etika Publik. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Diklat Prajabatan Golongan

III - Komitmen Mutu. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Diklat Prajabatan Golongan

III - Manajemen ASN. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Diklat Prajabatan Golongan

III - Nasionalisme. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Diklat Prajabatan Golongan

III - Pelayanan Publik. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Diklat Prajabatan Golongan

III - Whole of Goverment. Jakarta

49


Mitchell, M. L. & Chaboyer, W. (2010). Family-centered care: A way to connect patients, families and nurses in critical care: A qualitative study using telephone interviews.

Intensive and Critical Care Nursing. Sari, Y. (2007). Luka Tekan: Penyebab dan Pencegahan. Retrieved from www.ppni.com February 4, 2010 Shields, L. (2011). Family Centered Care: Effective Care Delivery Or Sacred Cow?Forum on

Public Policy Tarihoran, D. E. T. A. U., Sitorus, R., & Sukmarini, L. (2010). Penurunan Kejadian Luka Tekan Grade I (Non Blanchable Erythema) Pada Klien Stroke Melalui Posisi Miring 30 Derajat. Jurnal Keperawatan Indonesia. https://doi.org/ 10.7454/jki.v13i3.250 Tiurnamauli R. S. & Agus Purnama. (2020). Efektivitas Mobilisasi Miring Kiri Miring Kanan Dalam Upaya Pencegahan Pressure Injury Pada Pasien Sepsis Di Ruang Instalasi Pelayanan Intensif. Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 6 No.1, Januari 2020: 35-44. Trajkovski, S., Schmied, V., Vickers, M., & Jackson, D. (2012). Neonatal nurses’ perspective of family centered care: A Qualitative Study. Journal of Clinical Nursing.

50


LAMPIRAN

51


Sasaran Kerja Pegawai

52


Lembar konsultasi dengan mentor

53


Lembar konsultasi dengan kepala ruangan Kenanga 1

54


Lembar konsultasi dengan kepala ruangan Kenanga 1

55


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.