3 = sedang; 4 = besar; 5 = sangat besar
3.3 Latar Belakang Pemilihan Isu Dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ditegaskan bahwa narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan saksama. Narkotika yang digunakan untuk kepentingan pengobatan adalah narkotika golongan II (contohnya Morfin, Petidin, Fentanil) yang mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan, dan narkotika golongan III (contohnya Kodein, Propiram, Etilmorfin) yang mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan, sedangkan narkotika golongan I (contohnya Heroin, Kokain, Ganja) yang mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan, hanya digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi. Tata kelola obat golongan narkotika harus dilaksanakan dengan baik, benar dan aman sesuai peraturan dan perundangan
yang berlaku untuk mencegah resiko
kehilangan obat yang berpotensi penyalahgunaan. Dalam Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Nomor : HK.02.04/E013/15560/IX/2015 tentang Pengelolaan dan Penggunaan Perbekalan Farmasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, disebutkan bahwa obat yang dikendalikan, meliputi obat golongan narkotika dan psikotropika, dicatat secara akurat
14