Connoisseur’s Corner
NEW VALUE,
NEW PERSPECTIVES Kolumnis kita, Dr. Bernard Cheong adalah duta Fondation de la Haute Horlogerie dengan lebih dari 3,000 koleksi arloji mewah dan pengetahuan tentang horologi yang tiada duanya. Di edisi ini ia berbagi pengalamannya dalam hal memilih jam tangan yang tepat untuk dikoleksi.
Awal 1950-an hingga 1960-an, industri jam tangan terobsesi oleh akurasi waktu HALAMAN SAMPING Bernard mengenakan jas Tom Ford custom tailored, arloji Greubel Forsey di tangan kanan dan Hublot di tangan kiri, sepatu Corthay
82
CGW Magazine
etelah 20 tahun mengamati pertumbuhan industri jam tangan, saya rasa sudah waktunya kita menambahkan perspektif baru dalam mempertimbangkan membeli arloji. Kita tidak perlu mengubah cara kita menilai jam tangan selama ini, tapi kita juga harus mengkritisi industri ini. Kebetulan saya punya posisi khusus. Di kalangan kolektor sedunia, saya salah satu yang dapat berinteraksi erat dengan para pionir industri horologi dan kreator jam tangan. Saya pernah membantu kreator jam tangan independen tak dikenal menjadi lebih diakui. Saya pernah salah beli. Saya bisa mengklaim pernyataan saya bebas dari keuntungan finansial industri horologi. Dan yang pasti, pernyataan saya didasari bukti. Kebanyakan orang takkan bisa menghasilkan uang sebanyak saya dengan menjual 30% koleksi saya. Mengapa? Karena saya sudah berburu arloji sejak dini, sebelum booming pada 1996. Saya sudah mulai sejak 1975. Saya tidak menuntut perubahan apa pun, karena saya juga kurang memahami kesehatan finansial industri jam tangan. Tapi saya tahu perspektif merupakan fondasi untuk pengiklan dan desainer. Saya paham perusahaan ingin segera meraup untung, tapi saat ini pasar sudah dibanjiri produk yang sama. Ini tidak bagus. Pasar sudah sarat diskon besar, tanpa memedulikan nilai jangka panjang produknya. Saya tidak punya solusi, tapi ada cara yang bisa kita tempuh. Saya tahu sejarah akan selalu berulang. Anda hanya harus tahu kapan itu terjadi, atau buatlah sejarah saat ini juga.
CGW Magazine
83
Periode pertama dalam pembuatan jam tangan... Berawal 300 tahun silam hingga akhir PD II. Mulanya kita memandang semua itu hanya sains dan kalkulasi matematis, yang dipadu menghasilkan suatu alat yang mengubah kehidupan manusia. Namun di penghujung penemuan navigasi, menggunakan marine chronometer “baru� kala itu yang terpasang di kapal tempur dan kapal dagang, jelas bahwa mekanisme teknis jam tidak akan berubah. Industri yang kala itu belum tercipta kemudian memiliki obsesi menutup lingkaran produksi yang membawa eksistensinya sendiri, serta melahirkan perusahaan dan merek pertama yang kita lihat sebagai jam antik dan jam saku tahun 1958. Akhirnya industri ini hanya menawarkan satu hal: seni, dalam bentuk dekorasi pada instrumen ilmiah. Tujuannya membuat jam tangan yang kian lama kian mahal. Periode kedua... Awal 1950-an hingga 1960-an, industri jam tangan terobsesi akurasi waktu. Adu cepat eksplorasi luar angkasa dan pembuatan pesawat terbang serta energi nuklir kembali menggiring pada sains. Industri jam tangan kewalahan ketika pasar belum siap menerima quartz. Menurut saya, industri jam tangan hanya berorientasi pada uang, bukan kejujuran. Quartz membuat sebuah industri besar yang belum siap dan rakus menjadi mati. Kala itu Anda dapat membeli arloji Patek dari emas seharga 10 kali lebih murah dari harga tahun 2015, dan itu dialami arloji apa pun. Tidak ada yang tertarik pada jam tangan kecuali Jerman dan Jepang (karena kuat di bidang sains dan penemuannya) serta Prancis (yang kaya seni). Itu berlangsung hingga internet lahir, dan mereka yang semula malu untuk beropini akhirnya mulai antusias menyampaikan arloji seperti apa yang benar-benar mereka sukai.
Saya memprediksi akan ada kelahiran dua raksasa pada 2020 nanti. Harap diingat, Anda membacanya pertama kali di sini lewat tulisan saya
Periode ketiga... Saat ini orang—baik kolektor maupun pembeli biasa—bersedia membeli jam yang harganya sangat tinggi. Namun kini jelas bahwa semua ideologi dan visi kita didasarkan pada pencarian status. Memang tidak salah, tapi tidak ada yang menginformasikan kepada pendatang baru ataupun pemain lama bahwa semua orang dapat menilai jam tangan. Semua tahu arloji merupakan karya seni yang riil. Namun adakah yang berusaha menyampaikan fakta bahwa itu satu-satunya karya seni yang sangat tangguh dan mampu bertahan bahkan lebih lama dari mobil? Adakah yang berusaha mempermudah cara verifikasi kualitas dan keotentikan arloji? Tidak, karena memang belum ada yang mau terbuka soal fakta banyak komponennya bersifat general, dibuat untuk pasar massal, atau dibuat di China, atau keaslian kualitasnya. Jual-beli mesin penunjuk waktu atau karya seni ini takkan ada bila kita tak ribut soal simbol status.
DARI KANAN ATAS Sang kolektor tengah mengenakan arloji MB&F1 kesayangannya; Arlojiarloji koleksinya yang dianggap memiiliki nilai jual sangat tinggi HALAMAN SAMPING DARI KANAN ATAS Bersama isteri tercinta, Dolly Cheong yang juga penggemar arloji berukuran besar; Kekuatan internet cukup besar dalam memperkenalkan koleksi arloji yang layak diburu; Berbagai koleksi arlojinya yang tak ternilai harganya
84
CGW Magazine
Intinya, orang bersedia melakukan apa saja demi status. Saya memprediksi akan ada kelahiran dua raksasa pada 2020 nanti. Harap diingat, Anda membacanya pertama kali di sini lewat tulisan saya: (1) GRAND SEIKO dan SEIKO PROSPEX (2) GREUBEL FORSEY Tahun yang sama dimana Porsche akan meluncurkan Mission E. Sains akan kembali bersama logika dan matematika, yang dipercepat oleh internet. Untuk arloji Seiko Prospex, Anda sudah melihatnya tahun 2013. Untuk Greubel Forsey, belum, karena masih terlalu sedikit dan terlalu didominasi pemilik top end, orang-orang yang tidak akan pernah menjual. Pada 2020 kelak, Anda bisa melihat bahwa seperti mobil, industri jam tangan akan memiliki pasar sekunder yang diregulasi oleh peritel yang memegang otoritas. Pada 2016, apa yang Anda beli dan dari siapa akan menjadi hal penting. Karena jam tangan memang abadi, dan harga atau nilainya sama seperti mobil.
CGW Magazine
85