COLLECTOR'S GUIDE - WATCHES, INDONESIA, EDISI 09 - 2017

Page 1

CGW INDONESIA

Collector’s Guide ®

WATCHES Edisi 09/2017

INDONESIA

LIPUTAN EKSKLUSIF Music & Time HKTDC Watch & Clock Fair 2017 Breitling Jet Trip BRAND TALK Jean-Claude Biver Matthieu Dupont Maxence Kinget CONNOISSEUR’S CORNER Dr. Bernard Cheong

Your Ultimate Guide To The World of Watches 09 - 2017

IDR 80,000 ISSN 2442-4188

9 772442 418026

PATEK PHILIPPE

A Feast For The Most Avid Collectors






Hugh Jackman and the new TimeWalker Chronograph The new TimeWalker Chronograph is inspired by performance and the spirit of racing. montblanc.com/timewalker Crafted for New Heights.

Plaza Indonesia Level 1 #I141 · 021-29924015 | Pacific Place Level G #28 · 021-51402762 Mall Taman Anggrek Level Upper Ground #85 · 021-5639576 | PIM 2 Level G 029A · 021-75900926 Tunjungan Plaza Mall Surabaya Level UG #30 · 031-5459762


Sheraton Hotel Tower Level 1 Lobby · 031-5348408 | Kota Kasablanka Level G #01 · 021-29488485 Plaza Senayan Level 1 #143B · 021-5725141 | Mall Kelapa Gading 3 Unit Island #k – 109 1st floor · 021-45853830 Mall Pantai Indah Kapuk Level G #B3 · 021-22570848




Be there when the world’s most important watch and jewellery brands present their latest innovations and creations. BASELWORLD: THE PREMIERE SHOW

22 – 27 March 2018


BASELWORLD.COM


Publisher’s Letter

The Music Of Time

S

aya menulis catatan penerbit kali ini dengan satu harapan mulia, yaitu ingin memberi dukungan dan semangat kepada para sahabat saya di industri media cetak di Tanah Air yang tengah mendapat pukulan hebat karena banyak penerbit terpaksa menutup edisi cetak mereka dan berpindah ke dunia digital, atau bahkan berhenti terbit sama sekali.

Dari apa yang saya baca dan ketahui, pencetus jurnalisme digital adalah Roger Fidler, yang pada awal 1980an menulis esai tentang masa depan berita. Dalam visinya tentang masa depan, berita dan informasi menuju ke internet yang baru lahir, di mana cerita akan segera dipublikasikan dari satu komputer ke jutaan komputer lainnya dalam hitungan detik, sehingga tidak perlu mengoperasikan biaya cetak media yang mahal yang dijalankan oleh pekerja yang juga mahal. Namun tahun lalu ia mulai meragukan teorinya sendiri, dan sadar bahwa mereplikasi cetak di perangkat digital jauh lebih sulit daripada apa yang ia bayangkan. Banyak yang mengamati bahwa cetak menawarkan jumlah ruang iklan terbatas, yang menjadi tidak terbatas di media online, sehingga otomatis menurunkan harga iklan dan membuat penerbit berlomba berlari di lingkaran setan, sementara ide untuk menghadirkan iklan interaktif di media online justru membuat pembaca sangat terganggu olehnya, sehingga mereka memblokir iklan tersebut dengan ekstensi browser. Sekarang jika argumennya adalah semakin banyaknya pembaca berusia muda bergerak menjauh dari media cetak, survei Pew dan analisis Iris Chyi, profesor dari University of Texas mengenai data Scarborough justru menunjukkan bahwa ketertarikan besar pada cetak tetap ada, bahkan di kalangan pembaca muda sekalipun, dan persentase yang membaca berita via komputer ternyata hanya lima persen di tahun 2014 hingga 2015. Semoga fakta ini dapat membuka mata kita bahwa media cetak tidak akan pernah mati, karena jurnalisme adalah tentang memperhatikan dengan seksama, mencatat dengan baik dan membuat laporan dari hasil catatan tersebut, dan apa yang sempurna mewakili catatan kalau bukan kertas dan pena? Saya setuju dengan ungkapan Sam Levenson, Don’t watch the clock, do what it does, keep going! (jangan hanya memandang jam di dinding, tapi lakukan apa yang dilakukannya, yaitu terus berjalan). Untuk itu kami akan terus menerbitkan edisi-edisi berikutnya dan meramaikan industri media cetak di Tanah Air. Dan saya mengajak Anda, para pembaca kami yang setia untuk terus bergerak maju, jangan sampai kita tertinggal oleh roda kehidupan yang terus berputar, teruslah berkarya dalam bidang kita masing-masing. Semoga semangat kita akan memberi energi positif bagi orangorang di sekitar kita, seperti halnya dengan tema di edisi kali ini, The Music Of Time, musik akan terus menjadi penyemangat kita, mengalun dan menembus ruang waktu. Selamat menyambut Tahun Baru dengan semangat baru!

Publisher & Chief Editor Lulu Fuad Pasha

10

CGW Magazine

DARI ATAS Bersama desainer perhiasan Alessio Boschi; Bersama aktor Jim Chim dan desainer perhiasan Anita So; Tim dari merek jam tangan dan perhiasan yang mendukung pemotretan fashion; Radja, Ananda.S, Maylaffayza, Lulu, Marlene Danusutedjo, Dini, Chendra. P dan Edison Siahaan



Collector’s Guide ®

WATCHES INDONESIA

PUBLISHER & CHIEF EDITOR: Lulu F. Pasha EDITOR: David Tang SENIOR GRAPHIC DESIGNERS: Adit Aribawa, Fatorahman Handayani SOCIALITE PHOTOGRAPHER: Setiyo Supratcoyo

PT. ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA CHAIRMAN: Ir. Nabiel Fuad. A. MSc (nabiel@zamrud-media.com) MANAGING DIRECTOR: Lulu F. Pasha (lulu@zamrud-media.com) DIRECTOR OF FINANCE: M. Ramzy (ramzy@zamrud-media.com) TECHNICAL ADVISOR: Anwar Pasha (anwar@zamrud-media.com) EXECUTIVE ASSISTANT: Ahmad Kholid (secretary@zamrud-media.com) OFFICE STAFF : Ahmad Firdaus (firdaus@zamrud-media.com)

CONTRIBUTORS

JAKARTA: Victor Revino, Yohanna Yuni / DUBAI: Faizal. A SINGAPORE: Dr. Bernard Cheong / SWITZERLAND: Maria Ronnie Bessire

PT. ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA Wisma Bunga Mas, 2nd Floor Jl. Blora No. 34-35, Menteng Jakarta 10310, INDONESIA Phone: +62 21 3190 6183 Website: www.cgw-indonesia.com

Sales Representative Office:

PT. Arintraco The City Tower Level 12-1N, Jl. MH. Thamrin No.81, Jakarta 10310, INDONESIA E-mail: sales@zamrud-media.com

Switzerland Sales Representative: Maria Ronnie Bessire (Ms.) E-mail: ronnie@zamrud-media.com

SUBSCRIPTIONS/GENERAL INQUIRIES: info@zamrud-media.com

BANK ACCOUNT

PT. Zamrud Khatulistiwa Media BCA - KCU TCT (The City Tower) A/C 31930 74797

CGW Magazine

WATCHES Edisi 09/2017

09 - 2017

12

Collector’s Guide ®

INDONESIA

LIPUTAN EKSKLUSIF Music & Time HKTDC Watch & Clock Fair 2017 Breitling Jet Trip BRAND TALK Jean-Claude Biver Matthieu Dupont Maxence Kinget CONNOISSEUR’S CORNER Dr. Bernard Cheong

Your Ultimate Guide To The World of Watches

PATEK PHILIPPE, A Feast For The Most Avid Collectors

CGW INDONESIA

COLLECTOR’S GUIDE – WATCHES, INDONESIA is published quarterly by PT. Zamrud Khatulistiwa Media. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced without the written permission of PT. Zamrud Khatulistiwa Media. Opinions expressed in CGW Indonesia are solely those of the writers and not necessarily endorsed by the Publisher and its editors. PT. Zamrud Khatulistiwa Media accepts no responsibility for unsolicited manuscripts, transparencies or other material. For further inquiries, contact: info@zamrud-media.com PRINTING: PT. Harapan Prima COVER PAGE

IDR 80,000 ISSN 2442-4188

9 772442 418026

PATEK PHILIPPE

A Feast For The Most Avid Collectors



Content In Every Issue 10 Publisher’s Letter 12 Team 18 In Brief 130 Glitz & Glam 142 Glossary Of Watch Terms 150 Promo Time 152 Archives

Collector’s Corner 24 Time To Beat Arloji-arloji teranyar, terindah, terunik dan tercanggih 30 Cover Story

Perjalanan sejarah panjang dan kesuksesan Patek Philippe

40 The Record-Breaker

Eratnya hubungan Paul Newman dan arloji Rolex

56 Sets The Tempo

Saat budaya musik rock dan tradisi jam mekanis berpadu

58 The Art of Engraving

Penghormatan Chopard terhadap seni ukir tradisional

79 Breitling Chronometrie

Fasilitas ultra modern bagi pengembangan arloji Breitling

88 Time Tribute

Persembahan Omega bagi penggemar Seamaster Aqua Terra

90 Game Of Time

Alasan utama para kolektor menyukai Patek Philippe

118 Illustrious Excellence

14

CGW Magazine

Menyambut pamerah perhiasan termegah di Asia


www.dewitt.ch

Academia Skeleton


Content Interviews 62 The Crossover

Pengabdian dan dedikasi tinggi seorang Maylaffayza

66 Going Vintage

Bell & Ross bagi penggemar balap mobil vintage

68 The Code Of Beauty

Kode kecantikan dengan koleksi IWC Da Vinci

74 Fly High With Breitling

Pengalaman aeronautika bersama Breitling

82 Special Report: Watch & Clock Fair 2017

Kesuksesan pameran jam termegah di kawasan Asia

108 Treasure Road To The World

Kesuksesan pameran perhiasan TGJF 2017

120 Connoisseur’s Corner

Tips bijak mengoleksi jam dari Dr. Bernard Cheong

148 One Stop Service

Customer Service Center resmi SWATCH Indonesia

Time for Fashion 96 The Music Of Time

Kolaborasi dua musisi kebanggaan Indonesia

114 Bold & Beautiful

Debut perhiasan Tiffany bersama Lady Gaga

116 Pinnacle Of Confluence

Kolaborasi terindah Mondial Jeweler dan Tex Saverio

Book Review 37 Legendary Scripture

Bioigrafi lengkap tentang Patek Philippe

Time to Travel 124 Without End

Perpaduan resor dan alam dengan keindahan abadi

126 The Never Ending Bliss

Resor terbaik di dunia ada di Sumba

128 Ubud’s Charm

16

CGW Magazine

SereS hadir berbalut keindahan alam Ubud



In Brief

Born To Dare

Tudor menunjuk ikon musik pop terkenal, Lady Gaga sebagai duta terbarunya untuk kampanye #BornToDare. Ia terpilih karena bersikap provokatif baik di atas maupun di luar panggung, dan memimpin sebuah yayasan yang berkomitmen untuk memberdayakan kaum muda, sehingga ia cocok mengusung semangat #BornToDare yang dimiliki Tudor. Lady Gaga memilih Tudor Heritage Black Bay Red, arloji otomatis stainless steel berdiameter 41mm yang merupakan interpretasi jam tangan serbaguna, abadi dan otentik. www.tudorwatch.com

The Hero of Time Di film Spider-Man: Homecoming, karakter Iron Man yang diperankan Robert Downey Jr mengenakan arloji Urwerk UR-110 RG, yang merupakan permintaan khusus sang aktor. Arloji yang terbuat dari titanium dan bezel dari rose gold 18-karat itu memiliki cara yang unik dan radikal dalam menunjukkan waktu, yaitu melalui kubus satelit inovatif yang berputar dan sangat teknis, dan bukan jarum jam tradisional. Arloji senilai USD 115.000 (sekitar IDR 1,5 milyar) ini bermesin UR-9.01 dan memiliki cadangan daya 39 jam. www.urwerk.com

Summer Time Chopard menyambut musim panas dengan serangkaian warna yang cerah ceria, dalam koleksi terbarunya dari lini Happy Sport. Arloji sporty yang terbuat dari baja atau rose gold berdiameter 36 dan 30mm ini bertatahkan berlian dan dilengkapi dengan tali berbahan karet yang dapat Anda ganti sendiri, seiring dengan suasana hati dan perubahan waktu. www.chopard.com

18

CGW Magazine



In Brief

Year of The Dog

In The Limelight Untuk menyambut liburan akhir tahun, Piaget meluncurkan serangkaian koleksi perhiasan dan jam tangan, termasuk arloji Limelight Gala yang dikenakan Duta Internasional Piaget, Jessica Chastain. Arloji cantik berdiameter 32mm ini menampilkan dial biru gelap yang elegan dan case dari emas putih 18K yang bertatahkan 62 butir berlian brilliant-cut (kira-kira 1.75ct), dan mesin jam quartz Piaget Manufacture 690P. www.piaget.com

Collector’s Corner

Para penggemar Omega semakin dimanjakan dengan hadirnya butik kelima Omega di Indonesia, tepatnya di lantai Dasar UnitG-41, Mall Kelapa Gading (MKG) 3, Jakarta, yang diresmikan pada 16 Agustus lalu. Butik seluas 124 meter persegi ini merupakan butik Omega terbesar di Indonesia saat ini, dan mengunggulkan koleksi Speedmaster 38MM “Cappuccino� terbaru sebagai koleksi utama, selain beragam koleksi penting lainnya seperti Constellation, Seamaster hingga De Ville. Desain butik yang modern dan elegan menawarkan kenyamanan berbelanja bagi para kolektor dan penggemar jam tangan asal Swiss ini. www.omegawatches.com

20

CGW Magazine

Menandai perayaan Tahun Anjing di 2018 mendatang, Chopard menciptakan koleksi L.U.C XP Urushi -Year of the Dog dari rose gold 18K, yang mengusung ikonografi, simbolisme universal dan kekuatan mitologis dan hanya diproduksi dalam edisi terbatas 88 buah. Menggunakan teknik Urushi dari pakar Urushi asal Jepang, Minori Koizumi yang dipadukan dengan pembuat jam utama di Chopard Manufacture di Fleurie, tangan sang pakar dengan cekatan menghias dial jam L.U.C XP Urushi, berpadu dengan mesin jam kaliber L.U.C 96.17-L. Bersama-sama, mereka merayakan Tahun Anjing, tanda ke-11 zodiak Cina, selama setahun yang didedikasikan untuk kemurahan hati dan kesetiaan. www.chopard.com



In Brief

Mother Earth Tribute Magerit adalah merek asal Spanyol berbasis di Madrid yang didirikan pada tahun 1994 oleh tim ahli profesional dalam pembuatan dan desain perhiasan mewah. Perhiasan Magerit memadukan kreativitas dan orisinalitas perancangnya dengan sentuhan akhir yang canggih dari masing-masing karya. Salah satu koleksi terbarunya adalah Veris (dari bahasa Latin) yang mewakili alam dan kesuburan sebagai elemen kunci dari kontinuitas. Perempuan dan tumbuh-tumbuhan bergabung dalam pelukan yang lembut, memberi hidup pada perhiasan yang mengejutkan dengan keanggunan dan feminitasnya. Terbuat dari emas 18 karat, berlian putih dan berlian hijau. www.mageritjoyas.com

Men’s Best Friend

Ulysse Nardin menyambut tahun baru Imlek dengan arloji edisi terbatas “Year of the Dogâ€? dari lini Classico yang diproduksi sejumlah 88 buah saja. Seniman pembuat jam mereka menggunakan metode enameling Grand Feu kuno, dengan panas luar biasa yang dibutuhkan untuk memadukan enamel, sesuai dengan teknik ChamplevĂŠ, yang melibatkan ukiran sel dengan pahat langsung pada dial jam, yang kemudian diisi dengan enamel berwarna yang berbeda. Langkah terakhir, yang juga paling halus, terdiri dari memperkaya motif dengan memahat semua bagian logam di permukaan jam. Terbuat dari rose gold 18K, arloji berdiameter 40mm ini kedap air sampai 50 meter dan memiliki cadangan daya 42 jam. www.ulysse-nardin.com

Time To Record Pada 18 Oktober lalu, Tissot ditunjuk sebagai Pencatat Waktu Resmi Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang tahun 2018. Tissot dan Asian Games memiliki nilai sama dalam hal tradisi, presisi dan semangat. Acara penandatanganan kerjasama ini dihadiri oleh Country Manager Tissot, William Yong, Dirjen OCA, Husain Al Musallam, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia & Kebudayaan, Puan Maharani, Presiden Inasgoc, Erick Thohir dan Deputy II Games Administration Inasgoc, Francis Wanandi. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Asian Games, dua kota akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan, yaitu di ibukota Indonesia Jakarta dan ibu kota Sumatra Selatan, Palembang, dari 18 Agustus sampai 2 September 2018. www.tissotwatches.com

22

CGW Magazine


TIME FOR LUXURY All About Luxury Watches Collector’s Corner Interviews

FREDERIQUE CONSTANT CGW Magazine 23


Collector’s Corner

Time

to Beat

Untuk menjawab tantangan di industri jam tangan yang kini tengah terlena dengan pesona ‘smartwatch’ yang semu, Collector’s Guide-WATCHES, Indonesia memilihkan beberapa koleksi jam tangan terbaru yang memamerkan kecanggihan teknologi terkini, namun tetap dikemas dalam tampilan yang elegan dan indah, mahakarya dari para pembuat jam tangan tradisional Swiss yang tak akan lekang oleh waktu.

MB&F Horological Machine N° 8 Pada pelelangan dua tahunan The Only Watch, MB&F menciptakan Horological Machine N° 8, sebuah edisi unik untuk dijual demi pengumpulan dana bagi Duchenne, distrofi otot, kelainan genetik yang ditandai dengan degenerasi otot progresif terutama yang mempengaruhi anak laki-laki. Desain arloji terinspirasi oleh balapan mobil Can-Am yang legendaris. Dan ukiran pada dial jam adalah gambar unik karya Cassandra Legendre, penari balet dari Madrid yang berusia 15 tahun. www.mbandf.com

24

CGW Magazine


HAUTLENCE Vortex Gamma Mengusung tema #BornFromColors, merek jam tangan independen HAUTLENCE menawarkan pengalaman teknik warna yang unik dengan Gamma Vortex, dengan menempatkan kromatika sebagai tema utama. Hadir dalam materi case baru yang eksklusif dan bisa menghasilkan warna atau bayangan, arloji ini memungkinkan untuk dipesan lebih dahulu dan dapat dipersonalisasi bagi para kolektor jam tangan, juga pada mesin HL2.0 in-house. Untuk rilis ini mereka menciptakan tiga model yang sangat eksklusif, edisi terbatas dan diproduksi hanya 8 buah. www.hautlence.com

CGW Magazine

25


LOUIS MOINET Russian Saga Sebagai penghormatan terhadap warisan unik Rusia, LOUIS MOINET menciptakan tiga kreasi yang terinspirasi oleh wilayah ini: Russian Saga, Flight Eagle dan Metropolis Moscow. Khusus untuk Russian Saga, mereka mengadopsi desain dial dan flens dari jam Tsar Rusia, berupa ukiran indah pada tombol dan case arloji. Komponen hias jam bersejarah dengan susah payah direproduksi dalam bagian ini, digabungkan ke dalam desain kontemporer melalui ukiran artistik dan kerajinan tangan. Arloji ini hanya tersedia di butik Moskow, dan tersedia dalam emas putih (12 buah) dan rose gold (12 buah). www.louismoinet.com 26

CGW Magazine


HUBLOT Big Bang Sapphire Chronograph Unico Limited Edition Usain Bolt Victory Set Saat pelari tercepat sepanjang masa, Usain Bolt mengakhiri karirnya setelah menaklukkan 11 gelar Kejuaraan Dunia dan 8 medali Olimpiade, HUBLOT merayakan kesuksesan pelari ini dengan menciptakan Hublot Big Bang Sapphire Usain Bolt yang baru dalam edisi terbatas hanya 8 buah, menggabungkan 8 medali Olimpiade dan dilengkapi dengan sebuah case safir yang jernih. Berdiameter 45mm, case arloji ii khusus dipotong dari balok kristal safir, bahan yang keras dan anti gores seperti berlian, dan dijual di dalam kotak resin khusus yang transparan dengan sepasang sepatu lari Puma Gold, sepatu yang sama dikenakan oleh Usain Bolt selama Olimpiade terakhirnya pada tahun 2016, dan tanda tangan Usain Bolt di atas kotak dan sepatunya. www.hublot.com CGW Magazine

27


DEWITT DeWitt Academia Skeleton Merek jam asal Swiss, DEWITT diciptakan oleh Jerome DeWitt, keturunan dari Napoleon Bonaparte. Pada akhir tahun lalu mereka menciptakan Academia Skeleton dengan karakter kreasi DeWitt yang kuat, jam tangan mekanis dengan mesin rumit dan langka dan jarum detik ‘dua arah’ yang terlihat paling menonjol, namun tetap memiliki fungsi utama sebuah jam yaitu menunjukkan waktu. Case arloji kerangka ini terbuat dari rose gold berukuran lebar 42.5mm dan tebal 10.25mm. www.dewitt.ch

28

CGW Magazine


URWERK UR-210

Untuk merayakan ulang tahun ke-20, URWERK memulai eksperimen retro-futuristik. Arloji UR-210 baru ini membuat pernyataan yang provokatif, unik dan diukir oleh tangan ahli Florian GĂźllert. Pekerjaan telaten ini memakan waktu lebih dari 260 jam untuk menyelesaikannya. Memastikan kontinuitas desain adalah tujuan utama dan kesulitan terbesar bagi sang pemahat. Arloji yang terbuat dari titanium dan baja ini berukuran lebar 43.8mm, panjang 53.6mm, dan tebal 17.8mm ini dilengkapi indikasi cadangan daya pada arah pukul satu, dengan cadangan daya 39 jam. www.urwerk.com

CGW Magazine

29


Cover Story

Back To

The Golden Age MENJELAJAHI SEJARAH PANJANG WARISAN TRADISI DAN SEJARAH MEREK PATEK PHILIPPE YANG MENGAGUMKAN

30

CGW Magazine


Tahun ini adalah tahun dimana model-model jam tangan vintage kembali menjadi tren, termasuk Patek Philippe Perpetual Calendar

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM Tampilan samping, depan dan belakang case arloji Patek Philippe Perpetual Calendar terbaru tahun ini; Model vintage P0072 adalah arloji Perpetual Calendar Ref.97975 pertama yang diciptakan Patek Philippe; Mesin jam Ref.5320G adalah calibre 324 S Q HALAMAN SAMPING Patek Philippe Perpetual Calendar Ref.5320G terbaru

T

ahukah Anda mengapa merek jam tangan yang satu ini menjadi favorit di kalangan para kolektor jam tangan mewah? Selain karena faktor perhatian terhadap detail, kualitas komponen yang tak kenal kompromi dan tradisi serta sejarah panjang pembuatan jam tangan tersebut, dari fakta juga terbukti bahwa nilai jam tangan Patek Philippe selalu naik dalam pelelangan, sehingga dapat dijadikan salah satu instrumen investasi yang menjanjikan. Faktor-faktor yang menjadi alasan utama mengapa orang menggemari Patek Philippe itu mewakili slogan merek asal Swiss ini, “Anda tidak pernah benar-benar memiliki Patek Philippe. Anda hanya merawatnya untuk generasi berikutnya,� (You never actually own a Patek Philippe. You merely look after it for the next generation). Jika kita berbicara tentang tradisi dan sejarah panjang pembuatan jam, tahun ini adalah tahun dimana model-model jam tangan vintage kembali menjadi tren. Dan di ajang BaselWorld lalu, terlihat para produsen jam tangan merilis kembali model terbaru mereka yang

CGW Magazine

31


32

CGW Magazine


CGW Magazine

33


Ref.5320G terbaru ini terinspirasi oleh bukan hanya satu atau dua, melainkan tiga referensi vintage yang berasal dari tahun 1941 HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM Berbagai model Perpetual Calendar dari koleksi Museum, yaitu arloji klasik Ref. 3448 tahun 1960an; Ref. 5050 seri jam tangan Perpetual Calendar pertama yang diproduksi yang memiliki fitur jarum tanggal retrograde; Ref. 1526 tahun 1942–1948; Jam saku dengan fitur Perpetual Calendar, P-899 tahun 1928-1929, berdiameter 45.3mm dari emas kuning HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM Beragam model klasik yang ditampilkan di pameran di New York yaitu dua wajah arloji Patek Philippe Grandmaster Chime Ref. 6300G; Jam saku P1412 dari tahun 1850an; Patek Philippe Ref. 6002 Sky Moon Tourbillon; Dua wajah jam saku P 1989 Caliber 89; Jam saku P1989 dengan mesin calibre 89 adalah jam saku dengan mesin jam paling rumit di dunia; Jam saku P704c yang mewah terbuat dari emas kuning

34

CGW Magazine


terinspirasi oleh model terdahulunya, termasuk Patek Philippe, yang tahun ini menghadirkan Patek Philippe Perpetual Calendar Ref.5320G terbaru. Arloji ini istimewa karena menyesuaikan dan menggabungkan ciri-ciri berbagai jam tangan Patek Philippe Perpetual Calendar vintage. Perpetual Calendar pada sebuah jam tangan adalah fitur sangat berguna karena akan mengurangi tugas berat pemiliknya untuk harus selalu mencocokkan waktu dengan memperhitungkan tidak konsistennya jumlah hari dalam sebulan. Khusus untuk fitur Perpetual Calendar (kalender abadi) pada jam tangan, model vintage Ref.97975 dari Patek Philippe secara luas dianggap sebagai salah satu arloji pertama yang menampilkan fitur yang di Prancis disebut QP (Quantième PerpÊtuel) ini. Setelah menemukan fitur kalender abadi yang dikenakan di pergelangan tangan pada tahun 1925 ketika membuat arloji yang dikenal sebagai Ref.97975 itu, tahun ini Patek membangkitkan kembali mesin jam legendarisnya selama 92 tahun tersebut dengan menghadirkan Ref.5320G. Dari segi desain, arloji Ref.5320G terbaru dari Patek Philippe ini terinspirasi oleh bukan hanya satu atau dua, melainkan tiga referensi vintage yang berasal dari tahun 1941, dan desain ini disambut dengan sangat baik oleh komunitas penggemar jam tangan. Case arloji terbuat dari emas putih 18K berdiameter 40mm dengan ketebalan 11,13mm dan 47,98mm panjang dari ujung lug ke ujung satunya. Ukuran ini sangat sempurna dan nyaman untuk dikenakan di pergelangan tangan, karena tidak akan terlihat kecil di pergelangan tangan yang besar, dan juga tidak akan menenggelamkan ukuran pergelangan tangan yang kecil.

Desain case arloji terinspirasi oleh Perpetual Calendar Ref.3449 dari tahun 60an, seperti bezel dan lug yang berbentuk undakan dan memberikan daya tarik visual pada case arloji, serta desain retro lug tiga tingkat yang terinspirasi oleh Ref.2405 dari tahun 1950an yang sangat jarang terlihat pada model jam tangan baru. Tampilan dial arloji yang klasik juga menerima banyak pujian dari komunitas penggemar jam tangan, namun fitur yang paling menarik perhatian adalah jarum jam dan menit berbentuk jarum suntik, yang terinspirasi oleh Perpetual Calendar Ref.1591 pertama yang terbuat dari stainless steel di tahun 40an yang dimiliki oleh seorang Maharajah dan dilelang di Christie’s tahun 2007 senilai USD 2,2juta. Baik jarum jam dan menit maupun penanda jam pada dial terbuat dari emas putih 18k yang dihitamkan. Empat cakram, masing-masing menyelesaikan perputaran dengan tingkat yang berbeda, digunakan untuk menampilkan hari, bulan, tahun kabisat dan siklus siang/malam. Fitur fase bulan dari mesin calibre 324 S Q ini memiliki ketepatan waktu hingga 122 tahun, yang berarti bahwa ia hanya memerlukan koreksi satu hari setelah lebih dari satu abad. Pada jantung arloji terdapat mesin jam Ref.5320G yang terdiri dari 367 bagian, 29-permata calibre 324 S Q (S untuk detik, Q untuk quantième perpĂŠtuel, istilah prancis untuk kalender abadi). Modul mesin kalender abadi tidak dapat dilihat dari bagian belakang case arloji karena tersembunyi dibalik dial jam. Dengan segala fitur yang ditampilkan, arloji senilai USD 82.800 atau sekitar IDR 1,1 milyar ini masih cukup terjangkau dibandingkan pesaing terdekat dari merek jam ini.

CGW Magazine

35


Pameran ini menampilkan tradisi manufaktur Patek Philippe dan sejarah 178 tahun perusahaan serta warisannya dalam domain Haute Horologerie

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Poster pameran; Gedung pameran di Cipriani Ballroom 42 Street, New York; Tiga model jam liontin Queen Victoria yang sangat mewah bertatahkan berlian, buatan tahun 1851

36

CGW Magazine

The Art Of Watches Tak lengkap rasanya jika kita membahas sejarah jam tangan tanpa mencantumkan koleksi-koleksi mereka yang terdapat di museum. Pada tanggal 13 - 23 Juli 2017 lalu di Cipriani 42nd Street, New York, Patek Philippe mengadakan pameran The Art of Watches, Grand Exhibition New York 2017 yang terbuka untuk umum, dan menampilkan tradisi manufaktur jam tangan ini dan sejarah 178 tahun perusahaan serta warisannya dalam domain Haute Horologerie. Pengunjung memiliki kesempatan untuk melihat dari dalam, merek jam asal Jenewa terakhir yang dimiliki dan dijalankan oleh keluarga secara pribadi ini. Patek Philippe dan keluarga Stern telah menikmati hubungan yang panjang dan penting dengan Amerika. Beragam arloji dengan mesin jam paling rumit yang paling mengesankan dari bengkel kerja Maison Patek adalah pesanan konglomerat AS seperti James Ward Packard, selama zaman keemasan di negara itu pada tahun 1920an hingga 30an, yang turut dipamerkan di museum ini. Selain itu terdapat jam tangan Perpetual Calendar pertama berpemutar otomatis dari tahun 1960 yaitu P1183, dan jam tangan seri pertama yang diproduksi di sekitar tahun 1041, yaitu P1664. Jam tangan Perpetual Calendar pertama juga termasuk jam liontin pertama untuk wanita buatan tahun 1898 yang kemudian ditransformasikan menjadi arloji pada tahun 1925 dengan lug berukir tangan, dan dijual pada tahun 1927. Jam tersebut menunjukkan hari dalam sebulan. Jarum jam dari emas yang terpusat pada dial arloji melompat dengan tepat dari satu bulan ke bulan berikutnya, juga di tahun kabisat. Terdapat sub-dial pada arah pukul 6 yang menunjukkan bulan, namun arloji ini tidak menunjukkan kapan ada tahun kabisat, dan fungsi untuk jam tangan kalender abadi ini juga merupakan penemuan Patek. Arloji vintage ini menampilkan mesin jam Caliber 12 yang berukuran diameter 27 mm pada case arloji berdiameter 34,4 mm. Momen bersejarah lainnya yang penting bagi Patek Philippe adalah pada tahun 1985, dimana mereka meluncurkan Ref 3940 berpemutar otomatis (rotor mikro) dan merupakan salah satu calibre tertipis di seluruh dunia. Pada masa itu, industri pembuatan jam tangan Swiss menghadapi krisis dengan mesin quartz dan tidak ada jam tangan yang diproduksi dengan mesin rumit. Terlepas dari itu, visi Philippe Stern adalah untuk mengembangkan jam tangan mekanis yang rumit dengan yang mesin-mesin jam akurat dan berukuran tipis.


Book Review

LEGENDARY SCRIPTURE Sejarah penting Patek Philippe dalam sebuah biografi apik

P

embuatan buku yang dimaksudkan sebagai penanda sejarah Patek Philippe dalam versi terbaru ini berjudul Patek Philippe: The Authorized Biography, yang ditulis oleh sejarawan, penulis, editor, spesialis seni dan horologi yang ternama, Nicholas Foulkes. Buku ini adalah biografi yang menggambarkan evolusi merek jam tangan independen asal Jenewa ini, dari tahun 1839 hingga sekarang. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan para pemilik perusahaan, staf dan para pembuat jam tangan, serta dokumen dari arsip perusahaan yang sebelumnya tidak pernah dibaca oleh publik, buku setebal 500 halaman ini merayakan sejarah Patek Philippe sebagai produsen jam tangan yang unik. Sang penulis menilik kembali sejarah Patek Philippe dari kehidupan

CGW Magazine

37


38

CGW Magazine


Ia juga menceritakan pengasingan Patek, hidupnya di Jenewa, hingga pertemuannya dengan ahli pembuat jam Jean Adrien Philippe

awal pendiri merek ini, Antoine Norbert de Patek di Polandia saat menjadi tentara kavaleri muda yang berjuang dalam pemberontakan yang gagal. Ia juga menceritakan pengasingan Patek, hidupnya di Jenewa, pertemuannya dengan ahli pembuat jam Jean Adrien Philippe, hingga dibelinya perusahaan pada tahun 1932 oleh keluarga Stern, yang selama lebih dari empat generasi telah berhasil menjadikan nama Patek Philippe melegenda seperti saat ini. Di dalam The Authorized Biography ini juga terdapat berbagai kisah menarik yang diungkapkan untuk pertama kalinya, tentang bagaimana Ratu Victoria membelikan jam yang sangat unik untuk suami tercintanya, Pangeran Albert. Sang penulis, Nicholas Foulkes juga mendapatkan akses khusus untuk mewawancarai janda dari mendiang desainer perhiasan asal Swiss yang melegenda, Gerald Genta yang mendesain model jam Nautilus pertama di tahun 1976. Buku ini secara detail menerangkan satu demi satu hasil karya merek jam yang telah mencapai 175 tahun ini. Presiden Kehormatan Patek Philippe, Philippe Stern mengakui, “Saya sangat bahagia melihat sejarah perusahaan keluarga hidup kembali melalui buku ini. Ini pertama kalinya arsip Patek Philippe bisa diakses dan hadir dalam suatu karya yang nyata dan definitif. Nicholas Foulkes telah secara detail dan sempurna menciptakan kembali atmosfir dan detail perjalanan 175 tahun kami di dalam buku ini.�Buku senilai CHF 220 ini (IDR 3,000,000,- diluar ongkos kirim) dapat dipesan langsung melalui situs resmi www.patek.com atau via e-mail: info@zamrud-media.com

CGW Magazine

39


Collector’s Corner

THE RECORD-BREAKER Cerita tentang bagaimana satu jam tangan mengubah segalanya

B

agi para kolektor jam tangan yang mengikuti perjalanan lelang jam tangan Rolex ‘Paul Newman’ Cosmograph Daytona 1968 yang berlangsung cukup cepat di Rumah Lelang Phillips di New York pada tanggal 26 Oktober lalu adalah pengalaman paling menegangkan dan epik! Betapa tidak, hanya dalam 12 menit penawaran, jam tangan tersebut terjual kepada seorang penawar di telepon, dan berhasil membuat rekor baru di dunia horologi dengan harga tertinggi yang pernah diraih untuk sebuah arloji saat dilelang. Bertempat di rumah lelang Phillips di 57th dan Park Avenue New York, tak kurang dari 400 orang dari seluruh dunia berkumpul untuk mengikuti pelelangan jam tangan paling legendaris tersebut. Sebagai salah satu bintang film yang paling bankable di dunia karena selalu mendatangkan keuntungan dan kesuksesan, Paul Newman malam itu menjadi raja di dunia arloji saat arloji Rolex Daytona 1968 legendaris miliknya terjual seharga USD 15,5 juta, dan setelah ditambah premi pembeli sebesar 12,5%, harga akhir mencapai USD 17,752,500. Rolex Daytona memiliki desain dial yang eksotis, dan dijuluki ‘Paul Newman’ pada tahun 1980an karena ia selalu terlihat mengenakannya, demikian ungkap Paul Boutros, Wakil Presiden Senior Phillips dan Kepala Divisi Jam Tangan untuk

40

CGW Magazine


Sebuah pesan dalam bentuk ukiran di bagian belakang case bertuliskan, “Drive Carefully Me”

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Sang aktor legendaris; Arloji Rolex, Reference 6284 The Americas; Ukiran pada bagian belakang case arloji Amerika. “Ini adalah dial dengan gaya art deco yang artistik,” katanya, “Ada sekitar 2.000 sampai 3.000 jenis dial serupa di dunia ini.” Sejak tahun 1980an, setiap orang telah mencari arloji Paul Newman dari Paul Newman, dan arloji itu akhirnya menemukan jalan ke rumah lelang Phillips melalui seorang kolektor. Boutros melanjutkan, “Inspirasi di balik acara lelang dengan tema arloji langka ini datang dari Rolex “Paul Newman” Daytona ini dan juga tempat acara ini berlangsung juga tempat dimana Paul Newman lahir dan dibesarkan, jadi ini merupakan waktu yang tepat untuk merayakan Paul Newman, sosok ikon aktor Amerika dari seluruh aktor yang ada.” Rolex Cosmograph Daytona dengan nomor referensi 6239 ini merupakan Cosmograph pertama yang menyuguhkan nama “Daytona” di belakangnya dan juga merupakan arloji Chronograph pertama Rolex yang menggunakan skala Tachymeter yang diukirkan pada bezel arloji, yang khusus didesain untuk mengukur kecepatan seketika dan jelas. Ada kisah menarik dibalik arloji ikonik ini, karena arloji ini adalah hadiah dari istrinya, aktris Joanne Woodward yang juga merupakan lawan main Paul di film ‘Winning’ yang menceritakan tentang seorang pembalap bernama Frank Capua. Joanne merasa sangat khawatir akan keselamatan sang suami yang melakukan adegan berbahaya tanpa pemeran pengganti.

HALAMAN SAMPING Dua tampilan arloji Rolex Paul Newman Daytona, Ref. 6239 yang ikonik; Paul Newman

Paul Newman yang juga merupakan pembalap handal dihadiahkan jam tangan Rolex Cosmograph Daytona dengan sebuah pesan dalam bentuk ukiran di bagian belakang case dengan tulisan, “Drive Carefully Me”, sebuah pesan yang menyentuh dan romantis dari Joanne untuk sang suami. Paul Newman mengenakan arloji ini secara menerus hingga tahun 1984 ketika ia akhirnya memberikan jam tangan ini kepada teman keluarga bernama James Cox yang juga memiliki cerita menarik dibalik pemberian arloji ini. Geoff Hess, seorang kolektor Rolex vintage dan CEO Analog Shift mengaku, “Banyak orang mengatakan ini adalah jam tangan termasyhur di planet ini”. Rumah lelang Phillips telah menjual beberapa jam tangan Paul Newman lainnya seperti “The Legend”, Daytona “Paul Newman” yang terbuat dari emas 18 karat dan arloji Paul Newman lainnya, yaitu Daytona “Oyster Sotto”.

CGW Magazine

41


Brand Talk

TIME

Jean-Claude Biver President LVMH Group-Watch Division

Machine

Keunggulan mesin jam Zenith terbaru yang radikal

S

aat Jean-Claude Biver, Presiden LVMH, Divisi Jam Tangan memperkenalkan Zenith Defy Lab untuk pertama kalinya di ajang BaselWorld pada bulan Maret lalu, banyak yang meragukan cara kerja arloji ini, karena ia tidak memiliki roda keseimbangan maupun hairspring, dan mesin jam bergantung pada komponen silikon yang bergetar cepat untuk menjaga ketepatan waktu. Kami pun masih penasaran, hingga kesempatan untuk mewawancarai orang nomor satu di balik nama besar merek-merek jam tangan ternama seperti TAG-Heuer, Hublot dan Zenith ini datang, atas undangan distributor eksklusif merek Zenith di Indonesia, Time International. Maka

42

CGW Magazine

pada tanggal 9 Oktober lalu, Collector’s Guide-WATCHES, Indonesia hadir di acara peluncuran lini arloji Zenith Defy Lab di Singapura. Berikut cuplikan wawancara kami dengan pria berusia 68 tahun yang sangat enerjik ini, dan pada edisi berikutnya akan kami hadirkan pembahasan lengkap mengenai regulator silikon baru Zenith Defy Lab yang didabuk menjadi jam tangan mekanis paling revolusioner dan paling akurat di dunia saat ini. Apa saja keunggulan dari mesin jam terbaru pada Zenith Defy Lab? Keunggulan utama dari mesin jam ini terletak pada amplitudo yang konstan, frekuensi tinggi dan bebas friksi. Ini adalah regulator yang


Arloji pertama yang berdiameter 44mm ini terbuat dari Aeronith, yaitu bahan komposit aluminium paling ringan di dunia

HALAMAN INI Model mengenakan arloji ZENITH Defy Lab; Dua model ZENITH Chronomaster El Primero Full Open Rose Gold 42mm; Mesin jam ZENITH Defy Lab; Versi Green Rose Gold; Bagian belakang case

HALAMAN SAMPING DARI ATAS Jean-Claude Biver, Presiden LVMH Group; Arloji ZENITH Defy Lab B 6 Blue Rose Gold

tidak memiliki pegas atau hairspring, tidak ada roda keseimbangan, tidak memerlukan minyak pelumas, karena tidak ada gesekan, dan akurat sampai satu detik dalam 24 jam, benar-benar sebuah jam tangan mekanis paling akurat yang pernah ada. Arloji pertama yang berdiameter 44mm ini terbuat dari Aeronith, yaitu bahan komposit aluminium paling ringan di dunia. Anda menyebutkan bahwa bahan yang digunakan untuk case arloji ini adalah aluminium paling ringan yang pernah ada, yaitu Aeronith. Mungkinkah membuat warna apa saja dari bahan tersebut dan apakah ada rencana untuk membuat mesin berdasarkan materi yang sama? Bahan baru ini menyerupai busa logam yang sangat padat dan dikembangkan dengan menggunakan proses berteknologi tinggi eksklusif dan memiliki kerapatan hanya 1,6 kg / dm3, yang 2,7 kali lebih ringan dari titanium, 1,7 kali lebih ringan dari aluminium dan 10%

lebih ringan dari serat karbon. Tidak menutup kemungkinan bagi kami untuk menciptakan warna apa pun dari bahan ini, dan dapat juga digunakan sebagai bahan utama pada mesin jam, namun tidak dalam waktu dekat ini. 10 arloji pertama akan dibuat dengan bahan yang luar biasa ini, Hublot lah yang pertama kali mengembangkan aluminium ultra ringan yang luar biasa ini. Jadi Anda akan memiliki yang pertama di dunia dalam hal materi jam tangan dan yang pertama di dunia dalam hal mesin jam. Bahan baru ini dibuat didasarkan pada prinsip spons. Yang unik dari spons adalah lubang di dalamnya. Dan bila Anda memasukkan spons ke dalam air, air mengisi bagian dalam dan spons menjadi jauh lebih berat. Jika kita membuat paduan aluminium dan memiliki bagian dalam seperti spons, apa yang akan terjadi? Anda akan melemahkan aluminium. Aluminium sudah sangat rapuh. Tapi bisakah kita membuat lubang di dalamnya tapi membuatnya sangat keras seperti karbon (komposit)? Menurut kami, tentu saja bisa, karena kita memiliki pabrik karbon di Hublot, kita membuat karbon (komposit) kita sendiri. Dibandingkan dengan merek jam tangan lainnya yang berada di bawah pengawasan Anda, apa pendekatan khusus Anda terhadap Zenith? Anda tahu saya mengelola tiga merek jam tangan, dan dapat disimpulkan sebagai konsep, strategi dan filosofi. Zenith adalah masa depan dari tradisi pembuatan jam tangan. Bukan hanya teknologi baru. Tradisi memiliki hak untuk mengembangkan dirinya ke masa depan. Saya ingin melangkah lebih jauh dengan Zenith. Jadi jika Zenith membuat jam tangan yang terhubung (connected watch), apakah itu masa depan tradisi? Bukan, itu hanya berbicara mengenai masa depan, namun jika Zenith membuat 1/100th dari chronograph kedua, maka itulah masa depan tradisi. Zenith telah menuliskan masa depannya dan memulai sebuah babak baru dalam sejarah industri jam tangan Swiss. Manufaktur Zenith telah membuat jam tangan mekanis selama 152 tahun dan saat ini memiliki kapasitas untuk memproduksi sekitar 40 mesin jam yang berbeda, yang mencerminkan keahliannya yang luar biasa.

CGW Magazine

43


Brand Talk

Maxence Kinget Managing Director Jaeger-LeCoultre, South-East Asia & Oceania

THE TIME IS TICKING

S

Jaeger-LeCoultre mempertahankan inovasi dan keunggulan pembuatan jam klasik

ejak menjabat sebagai Direktur Pelaksana JaegerLeCoultre di Asia Tenggara & Oceania tahun 2016, pria asal Prancis yang fasih berbahasa Prancis, Inggris, dan Spanyol ini sangat suka bepergian, menemukan budaya baru dan membangun jaringan dengan berbagai kalangan. Itu memudahkan Maxence Kinget dalam membangun kecintaan akan merk jam tangan mewah asal Swiss ini di kawasan Asia Tenggara. Saat kunjungannya ke Jakarta pada pertengahan tahun lalu, pria penggemar olahraga ini berbincangbincang dengan Collector’s Guide-WATCHES, Indonesia mengenai inovasi pada koleksi Reverso yang ikonik hingga warisan bersejarah merek jam ini. Berikut rangkumannya. Tahun ini, JLC telah menghidupkan kembali lini arloji Master Control setelah pertama kali diperkenalkan 25 tahun lalu. Bisa ceritakan mengenai keunggulannya? Koleksi Master Control adalah sebuah trilogi jam tangan yang terdiri dari tiga model, yaitu Master Control Date, Master Chronograph, dan

44

CGW Magazine

Master Geographic. Jam tangan ini memiliki desain vintage dengan penggunaan biru navy pada elemen seperti jarum jam skeletonised dan jarum detik stainless steel di bagian tengah, semuanya kontras dengan dial dari opaline putih. Mesin jam pada koleksi Master adalah mesin in-house bersertifikasi “1000 Hours Control� yang merupakan serangkaian tes radikal selama rentang waktu enam minggu untuk memastikan bahwa jam tangan dapat diandalkan. Dan jika dilihat dari sejarahnya, JLC telah memproduksi dan mengembangkan lebih dari 1.300 mesin caliber sejak tahun 1833, dan itulah yang membuat merek kami begitu kuat, yaitu kemampuan kami untuk membuat mesin-mesin jam terbaru, bahkan JLC lah yang membuat mesin jam bagi hampir setiap merek jam tangan lain, termasuk Patek Philppe, Audemars Piguet dan Vacheron Constantin. Tidak ada satu merek pun di industri ini yang dapat memproduksi caliber sebanyak yang kami produksi. Bisa ceritakan sedikit koleksi mana yang paling diminati dari JLC saat ini? Salah satu koleksi terbaru kami, yaitu Rendez-Vous 2017 telah menjadi koleksi terlaris kedua setelah Reverso. Selama sepuluh tahun


Mesin in-house bersertifikasi “1000 Hours Control� adalah serangkaian tes radikal selama rentang waktu enam minggu terakhir, kami telah berupaya keras dalam pengembangan jam tangan feminin, dan kami ingin melakukan sesuatu dan fokus pada hal itu agar kami tidak kehilangan dinamika ini. Persaingan saat ini juga semakin kuat sehingga kita berpikir bahwa kita perlu terus menjadi pemimpin di segmen ini, dan tidak kehilangan dinamika yang telah kita ciptakan. Jam tangan JLC sering dihubungkan dengan kejadian tak terlupakan dalam kehidupan pemiliknya. Yang membuat saya bahagia adalah saat Anda bisa mewariskan arloji JLC ke generasi berikutnya, mungkin salah satu sahabat, atau anak laki-laki dan perempuan Anda. Inilah keindahan JLC, di dunia di mana segala sesuatu dibuat untuk bertahan dalam waktu yang singkat, untuk kali ini Anda memiliki sesuatu yang akan bertahan selama beberapa dekade, sesuatu yang pasti akan menjadi bagian dari perjalanan hidup Anda. Untuk merek mapan seperti Jaeger-LeCoultre, apa tantangan terbesarnya? Karena pembuatan sebuah jam tangan memerlukan waktu berjamjam hingga berbulan-bulan pengerjaan dan pengembangannya oleh para ahli pembuat jam, maka tantangan terbesar kami adalah di bidang produksi. Butuh waktu untuk melatih orang yang tepat dan mengembangkan keterampilan yang kita miliki. Kami tidak ingin mengorbankan kualitas kami, hubungan yang kami miliki dan kepercayaan yang dimiliki orang terhadap Jaeger-LeCoultre.

HALAMAN SAMPING Maxence Kinget mengenakan Jaeger-LeCoultre Geophysic Tourbillon Universal Time; Arloji Jaeger-LeCoultre Geophysic Tourbillon Universal Time HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Arloji Reverso Tribute Duoface dari emas pink yang ikonik; Arloji Hybris Artistica mysterieuse; Arloji Jaeger-LeCoultre Rendez-Vous Celestial 2017; Arloji Jaeger-LeCoultre Master Chronograph

Dalam hal gaya pribadi Anda sendiri, model mana yang paling Anda sukai dan mengapa? Hari ini saya mengenakan jam tangan Geophysic Tourbillion World Time yang terbuat dari platinum. Keindahan arloji ini adalah bahwa Anda memiliki semua indikasi dari 24 zona waktu, nama-nama kota besar dan dial jam berbentuk bola yang tidak membuat jam tangan terlihat rata. Tourbillion pada arloji ini menunjukkan kekaguman pembuat jam terhadap bintang dan planet. Dan arloji ini hanya diproduksi sebanyak 100 buah. Selain arloji ini, saya ingin mengatakan jika saya menyukai semuanya, dan untuk para wanita termasuk istri saya, saya yakin mereka akan menyukai Rendez-Vous yang bertatahkan berlian, termasuk model Rendez-vous Secret yang menampilkan tutup berbentuk kubah yang dihiasi berlian dan safir dalam bentuk bunga, arloji Reverso One Duetto Jewelry yang barisan berliannya terinspirasi oleh desain Art Deco kuno tahun 1930an, Rendez-Vous Celestial dengan dial warna biru langit yang dilukis dengan tangan, dan Rendez-Vous Moon Medium dengan pola guilloche elips pada dial jam.

CGW Magazine

45


Brand Talk

Matthieu Dupont President Director Montblanc South East Asia

For A Good Cause Persembahan Montblanc bagi program-program mulia UNICEF

46

CGW Magazine


HALAMAN INI Arloji Montblanc Timewalker Chronograph terbaru; Mesin jam Timewalker HALAMAN SAMPING Matthieu Dupont saat berkunjung ke Jakarta

P

erusahaan produk mewah asal Jerman, Montblanc telah memiliki reputasi sebagai pembuat alat tulis terbaik yang dikoleksi oleh banyak tokoh terkenal, seperti mantan Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy dan Ratu Elizabeth II, dan sukses memproduksi jam tangan mekanik yang masih mengagungkan tradisi pembuatan jam tangan tradisional asal Swiss. Namun, dibalik segala kesuksesan itu, merek produk mewah ini juga menunjukkan sisi kemanusiaan dengan meluncurkan koleksi Montblanc for UNICEF. Koleksi yang terdiri dari instrumen penulisan edisi terbatas, arloji, asesoris dan barang-barang kulit itu menandai bab terakhir dalam kisah kemitraan khusus mereka dengan UNICEF yang telah membantu ribuan anak menemukan jalan mereka menuju pendidikan yang berkualitas. Presiden Direktur Montblanc untuk wilayah Asia Tenggara, Matthieu Dupont berbincang-bincang dengan kami dari Collector’s Guide – WATCHES, Indonesia mengenai program mulia yang bertema “Pass It On� ini. Montblanc memberikan kontribusi yang signifikan di bidang pendidikan bagi anak-anak di seluruh dunia melalui kolaborasi dengan UNICEF selama 13 tahun. Mengapa fokusnya adalah pada keaksaraan? Menulis adalah inti dari sejarah Maison dan pendidikan adalah paspor ke masa depan: Montblanc percaya bahwa menulis bukan hanya hadiah

Asia Tenggara adalah sektor yang sangat penting bagi Montblanc, terutama Indonesia yang berharga, tapi juga memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Melalui kolaborasi ini, kita memberdayakan anak-anak dan membantu memutus siklus kemiskinan. Indonesia juga bergulat dengan masalah terkait tuna aksara, peringkat 121 dari 215 negara di dunia. Akankah dana tersebut ditargetkan ke negara tertentu? Sebagai catatan, statistik dari UNESCO mencatat tingkat melek huruf rata-rata global sebesar 86,3%. Indonesia 93,9%, lebih tinggi dari Brasil (92,6%) dan Djibouti. Kami bertujuan untuk mengumpulkan donasi USD 1,5 juta. Di tingkat negara, dana Montblanc akan dikontribusikan ke negara Brasil, agar anak-anak berusia 4 sampai 17 tahun memiliki akses terhadap pendidikan dasar dan guru dan manajer sekolah telah mengembangkan kapasitas untuk pendidikan berkualitas untuk menurunkan angka putus sekolah; dan di Djibouti (Afrika), demi mendukung infrastruktur pendidikan termasuk renovasi ruang kelas, penyediaan perlengkapan sekolah dan perabotan, dan gaji guru di taman kanak-kanak masyarakat. Lebih penting lagi koleksinya memberi sorotan global tentang isu keaksaraan anak. Montblanc dapat menggunakan suaranya untuk meningkatkan kesadaran akan keaksaraan anak di seluruh dunia dan membantu membuat perbedaan.

CGW Magazine

47


Bisakah Anda ceritakan lebih banyak tentang #passiton? Intinya adalah menyebarkan pesan utama “Menulis membuka dunia. Lanjutkan hadiah berharga ini.� Program ini juga mengajak Anda untuk membagikan ingatan paling emosional Anda tentang menulis, baik foto dari memori tulisan tangan, selfie atau cukup publikasikan hanya salinannya di akun sosial media Anda menggunakan #PassItOn, #Montblanc, #UNICEF #foreverychild. Bagaimana orang bisa terlibat atau menunjukkan dukungan mereka? Belilah bagian dari koleksi Montblanc for UNICEF untuk menunjukkan dukungan dan bantu penggalangan dana. Ikut serta dalam kampanye sosial global dengan menggunakan tagar #PassItOn di sosial media untuk meningkatkan kesadaran akan kebutuhan akan pendidikan berkualitas bagi anak-anak. Seberapa pentingkah pasar Asia untuk Montblanc? Anda mengambil alih sebagai Presiden baru-baru ini. Apa rencana Anda untuk merek ini? Asia Tenggara adalah sektor yang sangat penting bagi Montblanc, terutama Indonesia, sebagai sebuah bangsa yang dinamis ditandai dengan peluang besar, sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke16 di dunia, dengan PDB sebesar USD 932 miliar (IMF, 2016), dan tertinggi di SEA. Indonesia juga diperkirakan akan mencapai hampir 40 persen pertumbuhan ASEAN pada tahun 2030. Populasi muda dan berkembang mencapai tingkat 2,9 juta per tahun, menjadikannya salah satu pasar konsumen dengan pertumbuhan tercepat di dunia (Mckinsey, 2014). Ritel berbasis toko masih mendominasi distribusi barang mewah di Indonesia pada 2016. Dan jangan lupakan infrastruktur, dengan pembangunan 48

CGW Magazine


Menulis adalah inti dari sejarah Maison dan pendidikan adalah paspor ke masa depan HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Pena Meisterstück, Writing is a Gift Skeleton 149 Edition; Ujung pena yang unik dari koleksi Meisterstück, Writing is a Gift Blue Solitaire Edition; Sesi wawancara dengan Matthieu Dupont; Satu set aksesoris pria dari lini UNICEF Jewellery; Serangkaian pilihan tas dan aksesoris berbahan kulit dari lini UNICEF Family HALAMAN SAMPING DARI ATAS Dua model arloji dari lini Montblanc Heritage Spirit Orbis Terrarum UNICEF Edisi Terbatas, dalam pilihan huruf Latin atau Chinese; Pena Meisterstück, Writing is a Gift; Unicef_Augmented Paper

sistem MRT yang akan memiliki akses langsung ke pusat perbelanjaan Jakarta akan meningkatkan laju pertumbuhan dan mendorong pertumbuhan yang kuat bagi industri barang mewah di Indonesia. (Euromonitor 2017). Dalam hal gaya pribadi Anda sendiri, jam tangan Montblanc apa yang Anda inginkan untuk dipakai dan mengapa? Untuk model Sporty: Timewalker. Untuk model Vintage: koleksi 1858 yang diluncurkan pada SIAR 2015, yang memberikan penghormatan kepada manufaktur Minerva, dan terinspirasi oleh jam tangan kronometer yang dibuat sepanjang sejarah Minerva selama 157 tahun. Arloji ini menangkap semangat kemajuan teknis yang menandai periode tahun 1930an dengan mengintegrasikan fitur desain historis utama. Untuk model Classic: 4810, lini paling laris yang pertama kali dipresentasikan pada tahun 2006. Koleksi 4810 baru hadir dengan tiga pilihan mesin jam buatan in-house termasuk sejumlah mesin buatan manufaktur, Calibre MB 29.21 ExoTourbillon Stop-Second, Calibre MB LL100.1 TwinFly Chronograph, dan Calibre MB 29.20 World Timer. Setiap arloji dalam koleksi ini mengikuti kode desain yang kuat dan elegan dari Maison dengan dasar muka jam guilloché yang menampilkan motif bintang Montblanc yang menonjol, angka Romawi dan indeks emas merah, dan case yang lebih besar dan lebih berani. Untuk lini jam tangan wanita: Boheme, karena sangat jarang sebuah jam tangan memamerkan kemegahan dan kerumitan mesin dalam pembuatan jam dengan cara feminin seperti arloji ini, di luar keindahan estetikanya. Koleksi Bohème mewujudkan ultra-femininitas, kemandirian dan kecanggihan.

CGW Magazine

49


Brand Talk

Bertrand Meylan CEO MELB Asia Ltd

Not Apples To Apples Berani memadukan antara keindahan haute-horlogerie dengan tren pembuatan jam modern

S

aat Bertrand Meylan berkunjung ke Jakarta untuk ke sekian kalinya, kami sempatkan berbincang-bincang tentang koleksi H. Moser & Cie yang tengah menjadi topik hangat di kalangan para pengamat dan penggemar jam tangan mewah. Dengan antusias, CEO MELB Asia Ltd yang juga putera dari President MELB Holding, Georges-Henri Meylan ini menjawab pertanyaanpertanyaan kami. Berikut rangkumannya.

50

CGW Magazine

Anda membuat respons lucu dan kreatif terhadap jam tangan pintar buatan Apple dan smartwatch pada umumnya. Mengapa? Ya, kami menciptakan arloji Swiss Alp Watch yang terlihat dan terasa seperti Apple Watch di pergelangan tangan, dan sebenarnya berukuran sama dengan variasi 38 mm. Swiss Alp Watch itu semacam simbolis yang mewakili ketahanan kita, hasrat kita untuk memperjuangkan nilai dan tradisi kita. Itu mewujudkan semua yang kita percaya. Dan dengan jumlah hanya puluhan unit jam tangan dalam versi emas putih, dengan harga lebih mahal dari Apple Watch edisi emas 18K,


dengan mudah teridentifikasi jika jam ini adalah H. Moser & Cie, tanpa strategi pemasaran apapun. Dibalik desain kontemporer ini tersimpan arloji yang 100% mekanikal, dengan desain minimalis.

Swiss Alp Watch itu simbolis yang mewakili ketahanan kita, hasrat kita untuk memperjuangkan nilai dan tradisi kita HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Arloji Swiss Alp Watch Zzzz; Pioneer Perpetual Calendar; Bagian belakang case arloji Swiss Alp Watch Zzzz HALAMAN SAMPING DARI KIRI Bertrand Meylan saat berkunjung ke Jakarta; Arloji Venturer Small Seconds XL Purity Cosmic Green

sebetulnya kami tidak akan menjadi ancaman bagi mereka. Tampilan arloji kami memiliki keunikan tertentu, ciri-ciri yang berbeda yang cenderung menarik banyak perhatian dan menciptakan percakapan. Arloji Swiss Alp Watch Zzzz misalnya, bentuk case persegi dengan sudutsudut melingkar dan dial jam berwarna hitam mengilap, sekilas, jam tangan ini terlihat seperti smartwatch dalam keadaan standby, tapi ketika dilihat lebih jelas, itu adalah jam tangan mekanik. Sesuai tagline Moser, 100% mekanik. 100% Swiss. Pada dial jam tidak terdapat logo, angka atau indikator apapun, model yang sekarang menjadi ikonik,

Apa saja koleksi Moser & Cie terbaru lainnya yang sudah tersedia bagi para kolektor jam tangan di Indonesia? Beberapa bulan yang lalu Anda sudah melihatnya langsung di ajang BaselWorld 2017 dan kini koleksi ini sudah diproduksi dan sudah bisa didapatkan di butik INDEPENDENT di Pacific Place, Jakarta. Diantaranya adalah Venturer Small Seconds XL Purity Cosmic Green dengan tampilan dial jam warna hijau terang, diproduksi sangat terbatas, hanya sejumlah 50 buah. Tahun ini juga hadir model Pioneer Perpetual Calendar yang modern dan sangat tangguh, kedap air hingga di kedalaman 120 meter, dan menjadi arloji yang didesain sedemikian rupa untuk menghadapi kondisi ekstrim, baik di darat maupun di bawah permukaan air. Arloji berdiameter 42.8mm dengan warna biru gelap pada dial dengan motif fume khas H. Moser & Cie ini merupakan arloji pertama di kelasnya yang disesuaikan untuk penggunaan seharihari, dengan case baja solid yang tangguh. Terdapat titik kecil pada flens dan jarum jam yang diberi lapisan SuperluminovaÂŽ sehingga memudahkan kita untuk melihat waktu, di tempat gelap sekalipun. Pasar konsumen utama Anda dimana saat ini dan seberapa pentingkah pasar Asia untuk merek Anda? Asia adalah pasar yang sangat luas dan sangat menjanjikan bagi merek jam tangan independen seperti kami, dan pengetahuan para kolektor jam tangan di Asia saat ini juga mengagumkan. Mereka adalah salah satu konsumen utama kami, dan negara Indonesia sangat menjanjikan, untuk itu kami hadirkan koleksi terbaru kami di Jakarta. Apakah media digital dan jaringan sosial mempengaruhi bisnis Anda? Tentu, bahkan sangat besar pengaruhnya, tanpa itu, kita akan jauh tertinggal dari posisi kita sekarang. Saya percaya kita berada di depan dibandingkan dengan banyak merek lainnya, tapi kita juga terpaksa menggunakan Facebook dan Instagram bahkan WeChat. Saya pikir merek yang lebih besar mencoba untuk mengejar ketinggalan tapi banyak yang belum menguasai alat ini. Ada yang melakukannya dan mereka menginvestasikan lebih dari yang kita lakukan, tapi banyak merek tertinggal jauh, dan itu bagus untuk kita.

CGW Magazine

51


Brand Talk

Alexandre Peraldi Director of Design, Baume & Mercier Design Studio

Tribute To Gentlesportmen Persembahan terbaru Baume & Mercier bagi pria modern

S

aat Direktur Desain dan Produk Baume & Mercier Alexandre Peraldi hadir di Jakarta, yang pertama terlintas dibenak kami adalah penampilan khasnya dengan apron hitam melilit di pinggang saat kami bertemu di ajang BaselWorld tahun lalu. Ternyata ia masih mempertahankan ciri khasnya, mengenakan apron! Kami sempat berbincang-bincang mengenai koleksi Clifton yang ikonik dan proses desain kreatifnya. Berikut rangkuman wawancaranya.

Elemen apa saja yang mengilhami koleksi Clifton saat ini, dan apakah ada perubahan terbaru? Kami mencoba menyimpan banyak elemen dari aslinya, dengan pembaruan untuk memenuhi standar kualitas saat ini. Bevel ganda pada bezel dan caseband adalah tanda estetika model ini, dan memungkinkan profil jam tetap langsing, meski mesinnya relatif tebal. Tepi yang miring terus berlanjut dari caseband sampai ke ujung lug, 52

CGW Magazine


Bevel ganda pada bezel dan caseband adalah tanda estetika model ini HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Koleksi Arloji Baume & Mercier Clifton; Alexandre Peraldi HALAMAN SAMPING Alexandre Peraldi saat berkunjung ke Jakarta; Arloji Baume & Mercier Clifton Club Shelby Cobra dan miniatur mobil menciptakan satu garis, dan memberikan kesatuan visual yang sempurna dari tali ke baseband. Dan daya tarik yang kuat dari angka Arabic pada dial juga sangat penting, dan jelas berbicara tentang sejarah merek kami. Dan ada beberapa konfigurasi yang tidak bisa kita gunakan dalam jam tangan Baume & Mercier manapun. Tidak ada mesin jam yang terlalu besar atau tebal, dan tentunya tidak ada fitur gadget atau komplikasi yang tidak berguna. Setiap versi Clifton yang kami rilis harus menegakkan ciri khas estetika lini ini. Bagaimana Anda bisa masuk ke desain jam tangan? Resep dari filsafat Zen selalu mengikutiku. Kira-kira disebutkan seperti ini: Jika Anda ingin melukis bambu, temukan bambu yang paling indah terlebih dahulu. Duduklah di depannya dan lihatlah. Dari semua sudut, di semua sisi, jadilah bambu itu. Pada saat itu, lupakan semuanya ... dan mulailah cat!. Saya mencoba menerapkan konsep ini pada semua karya desain. Bersiaplah terlebih dahulu untuk semua kemungkinan, teknis dan estetika, semua kendala dan semua tujuan, agar bisa membebaskan diri saya lebih baik saat mulai bekerja. Apa yang menarik dari Baume & Mercier? Pertama-tama, ini adalah merek yang sangat tua dan klasik. Ada sentuhan orisinalitas. Kami mencoba menjadi klasik dan tidak membosankan. Kami tidak memproduksi banyak dan kami bukan merek fashion. Kami adalah merek mewah dan cukup santai. Bahkan, salah satu target utama yang kami berikan kepada desainer kami adalah kenyamanan. Itu berarti, Anda harus merasa nyaman di pergelangan tangan saat Anda mengenakan Baume & Mercier

dan perhatikan bahwa estetika dan bentuknya sangat nyaman di pergelangan tangan. Kami fokus pada detail yang lebih kecil untuk pemilik jam tangan dan tidak merancang arloji untuk dikenali dari jarak puluhan meter. Ada banyak merek yang melakukan ini, tapi itu bukan tujuan kita. Kami mencoba untuk berhati-hati, tapi pada saat yang sama, memiliki beberapa detail kecil dan finishing kecil. Tidak mudah melakukannya sebagai desainer. Misalnya, untuk koleksi Clifton, yang pada dasarnya merupakan koleksi olahraga fungsional, kami juga memerlukan beberapa rincian agar dapat dikenakan untuk acara formal dan informal dimana fungsi olahraga tidak diperlukan. Bagi tim desain untuk memasukkan semua syarat itu dalam biaya yang diberikan itu menantang. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat jam tangan dari gagasan hingga konseptualisasi? Untuk koleksi Shelby Cobra butuh waktu lama. Namun, edisi terakhir sangat cepat karena kami memiliki waktu yang lama antara yang pertama dan yang terbaru untuk mempelajari DNA Shelby Cobra. Edisi terakhir sangat mempesona. Ketika kami memulai proyek ini, saya bertemu dengan Peter Brock, perancang mobil, dan kami berbagi visi tentang jam tangan dan dalam waktu kurang dari enam bulan kami dapat merancang dengan tepat apa yang kami inginkan. Biasanya, dibutuhkan antara 12 dan 18 bulan. Untuk yang satu ini, karena edisi sebelumnya dan juga karena bekerja sama dengan Peter, itu lebih cepat dan lebih menyenangkan juga. Proyek apa yang paling Anda banggakan? Saya dengan tulus bangga dengan semua proyek yang telah saya jalani, baik proyek yang sukses maupun kegagalan yang telah dijalani. Karena semua punya alasan bagus untuk eksis, dan semuanya dipikirkan dengan gairah dan semangat yang sama. Ketika saya melihat di jalan, di pergelangan tangan seseorang, sebuah arloji yang telah saya rancang, saya bangga, terlepas dari apapun modelnya.

CGW Magazine

53


Fashion Forward

For Him & Her Persembahan terbaru Charriol bagi para pencinta keindahan

B

agi mereka yang berjiwa muda dan menyukai perpaduan aksesoris dan jam tangan yang trendi namun tetap terlihat elegan dan klasik, Charriol menghadirkan beberapa koleksi jam tangan teranyarnya yang dapat dipadu padankan dengan perhiasan dan dikenakan bersama pasangan Anda. Untuk jam tangan, terdapat pilihan model Alexandre C yang klasik dan elegan, dengan dial jam lebih lebar dan bezel dihiasi huruf CHARRIOL, masing-masing model ditawarkan dalam gaya yang sesuai untuk pria, dengan case berdiameter 40mm, dan

54

CGW Magazine


Ini adalah cara yang sempurna bagi pasangan untuk mengekspresikan kebersamaan mereka HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS Arloji wanita Alexandre C; Arloji pria Alexandre C; Model mengenakan satu set perhiasan Malia dan arloji Alexandre C; Satu set perhiasan Malia HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Model mengenakan arloji Charriol Colvmbvs Grande Date GMT, gelang Celtic dan cincin Engagement; Arloji Colvmbvs Grande Date GMT Blue; Gelang-gelang dari lini Celtic; Beberapa model cincin bertatahkan berlian dari koleksi Engagement

wanita berdiameter 34mm. Terdapat pilihan dari stainless steel 316L, rose gold atau emas kuning PVD, dan terdapat model dengan dial kulit kerang bertatahkan 2 butir berlian. Jam tangan ini adalah cara yang sempurna bagi pasangan untuk mengekspresikan kebersamaan mereka dan pilihan yang tepat untuk pemberian hadiah. Khusus untuk pria, terdapat model maskulin CHARRIOL Colvmbvs Grande Date GMT Blue yang terbuat dari baja, terlihat sangat elegan dengan sentuhan warna biru laut. Tampilan Grande Date tampak jelas pada jendela di atas double-disc yang diperindah dengan teknik guillochĂŠ motif sunray pada dial arloji yang berdiameter 46mm ini. Untuk perhiasan wanita, Charriol menghadirkan koleksi Malia yang terinspirasi oleh keindahan bentuk bunga kamboja yang cantik. Motif baru ini terinspirasi oleh nama puteri pendiri brand, Coralie CharriolPaul yang lahir dan besar di pulau Hawaii, dimana bunga-bunga cantik ini tumbuh. Nama tradisional Hawaii Coralie adalah Malia, yang kemudian dijadikan nama koleksi perhiasan ini yang berarti ‘atraktif dan cantik’. Dan untuk koleksi perhiasan yang dapat dikenakan baik oleh kaum pria maupun wanita, terdapat gelang-gelang Charriol Jewelry Celtic terbaru yang hadir dalam warna-warni elegan, dan tentunya mengusung motif kabel celtic yang legendaris. Dan bagi mereka yang ingin mencari alternatif modern untuk cincin pertunangan atau cincin kawin yang biasanya terbuat dari emas, kini terdapat koleksi cincin cincin pertunangan baru yang terbuat dari perak sterling kontemporer, bertatahkan berlian solitaire yang cemerlang, menegaskan nilai pernikahan dan dirancang oleh Coralie Charriol-Paul.

CGW Magazine

55


Collector’s Corner

SETS THE TEMPO Saat budaya musik rock dan tradisi jam mekanis berpadu

B

agi sang pemuja pembuatan jam tangan dan bassis U2, Adam Clayton, mendapatkan hadiah gitar bass listrik Funky Blue yang dibuat khusus untuknya sebagai hadiah dari para pengrajin di Wild Customs dan H. Moser & Cie menjadi kebanggaan tersendiri. Selain sahabat dari merek jam tangan independen ini, ia juga menggemari warna fumé pada dial jam tangan tersebut dan mengoleksi beberapa model lain, seperti Pioneer Centre Seconds Automatic yang mewah, terbuat dari baja dan kedap air hingga 120 meter. Gitar dibuat dalam warna biru fumé (seperti yang terdapat pada dial jam Moser & Cie), dengan perhatian khusus terhadap detail, sama halnya seperti dalam dalam pembuatan jam tangan yang bagus, para pembuat instrumen senar (luthier) memilih perangkat kelas atas sesuai dengan semangat instrumen. Mengacu pada bagian belakang case jam berlapis kristal safir transparan yang menampilkan mesin jam, gigi terbuka Schaller pada gitar terlihat melalui kaca transparan elegan. Tombol-tombolnya diukir dengan halus dengan huruf “M” yang ditemukan di tombol pemutar jam tangan H. Moser & Cie. Keanggunan dan minimalisme yang dicintai H. Moser & Cie. hadir dalam desain alat musik unik ini, dengan sentuhan fumé yang sama kuatnya dengan daya tarik luar biasa. 56

CGW Magazine



Collector’s Corner

The Art of Engraving Penghormatan Chopard terhadap seni ukir tradisional Jepang dan Swiss

58

CGW Magazine


Kerajinan Fleurisanne adalah salah satu teknik artistik dekoratif yang merupakan bagian integral dari warisan horologis di abad ke-19 HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Detil mesin jam dengan detil ukiran bunga peony; Ahli ukir fleurisanne Chopard; Tampilan depan dan belakang arloji L.U.C XP Esprit de Fleurier Peony; Sketsa mesin jam; Proses pengerjaan yang rumit

HALAMAN SAMPING Arloji L.U.C XP Esprit de Fleurier Peony yang elegan dan unik

S

etelah 20 tahun terciptanya koleksi L.U.C di Manufaktur Chopard, merek asal Swiss ini kembali menarik perhatian para penggemar dan kolektor jam tangan mewah dengan koleksi L.U.C terbarunya yang luar biasa indah, yang terinspirasi oleh seni ukir tradisional dari negara Jepang dan Swiss. Keduanya menghasilkan mahakarya edisi terbatas yang akan menjadi buruan para kolektor jam tangan mewah, yaitu L.U.C Perpetual T – Spirit of the Chinese Zodiac yang menggunakan teknik ‘Urushi’ asal Jepang, dan L.U.C XP Esprit de Fleurier Peony yang menggunakan ukiran ‘Fleurisanne’ dari Swiss, keduanya mewarisi teknik ukir tradisional yang pengerjaannya dilakukan sepenuhnya oleh tangan. L.U.C XP Esprit de Fleurier Peony Teknik ukiran tradisional lainnya yang sangat langka dan rumit adalah “Fleurisanne” yang diangkat Chopard tahun ini dalam koleksi L.U.C XP Esprit de Fleurier Peony terbarunya yang sangat indah, lengkap dengan detil bunga yang rumit dalam relief yang dipahat di atas rose gold 18K. Dengan mempertahankan keterampilan yang telah menyusut hampir menjadi catatan kaki dalam sejarah ini, Chopard dan tempat kerja Haute Horlogerie LUC mereka menggunakan keahlian pengrajin untuk menciptakan tampilan ukiran tangan yang indah. Teknik ukiran Fleurisanne sendiri dikembangkan dan dipraktekkan pada abad ke-19 di Fleurier, Swiss, tempat pembuatan Chopard berada. Kerajinan Fleurisanne adalah salah satu teknik artistik dekoratif yang merupakan bagian integral dari warisan horologis pada abad ke-19, yang berkontribusi pada reputasi megah para pembuat jam di Swiss. Chopard telah menghidupkan kembali tradisi ini dan melatih pengrajinnya, meski

CGW Magazine

59


dibutuhkan waktu sekitar dua setengah minggu untuk menyelesaikan satu jam, dan dua minggu lagi hanya untuk membuat ukiran pada mesin jamnya. Mesin jam dari rose gold dihiasi motif peoni sesuai dengan teknik ukiran Fleurisanne. Dan ukiran pada dial jam dari emas putih ganda dipahat menggunakan teknik ditinggikan atau dibuat cembung dan bukan cekung, untuk menciptakan kontras yang mencolok dengan latar belakangnya. Pengukir motif mengerjakannya dengan hati-hati, lalu permukaan yang diawetkan kemudian diukir dengan pola bergulir atau bunga, lalu dipoles untuk mencapai efek mengilap. Bagian dasar disekitar motif tersebut kemudian diberi titik demi titik untuk menciptakan efek kasar. Untuk melakukan proses yang lambat dan panjang ini membutuhkan ketangkasan yang ekstrem, dan Chopard telah melatih tenaga ahli di studio kerja mereka untuk mengabadikan keterampilan tradisional ini. Setelah diukir, mesin rhodium dilapisi untuk mencapai penampilan twotone yang tidak biasa. Arloji berdiameter 35mm ini juga diproduksi sangat terbatas, hanya sejumlah 8 arloji saja. L.U.C Perpetual T – Spirit of the Chinese Zodiac Terinspirasi oleh pendekatan Chopard untuk menciptakan edisi tahunan dari ‘Urushi’ dial pada koleksi L.U.C mereka yang berdasarkan tanda zodiak China saat ini, maka lahirnya arloji L.U.C Perpetual T – Spirit of the Chinese Zodiac membawa kisah ini ke tingkat berikutnya, dengan pengerjaan case jam dari emas sepenuhnya oleh tangan. Pernis pada dial jam menggunakan teknik ‘Urushi’ yang diaplikasikan dengan sikat ke benda yang sudah terbentuk, biasanya dari kayu atau bambu, tapi kadang 60

CGW Magazine


Kuas urushi tradisional terbuat dari rambut manusia, karena teksturnya dianggap paling tepat

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Pengerjaan rumit pada dial jam; Seni indah yang tampak pada bagian samping case L.U.C Perpetual T – Spirit of the Chinese Zodiac; Mesin jam Calibre LUC 02-15-Lrecto HALAMAN SAMPING DARI ATAS Tampilan mewah arloji L.U.C Perpetual T – Spirit of the Chinese Zodiac; Bagian belakang case arloji memamerkan kerumitan mesin jam

dari bahan kertas, kulit, atau keranjang. Kuas urushi tradisional terbuat dari rambut manusia, karena teksturnya dianggap paling tepat. Sulit untuk menemukan sikat semacam ini bahkan di kalangan pengrajin tradisional. Anda bisa menemukan sikat menggunakan rambut dari berbagai jenis hewan termasuk domba, burung, dan bahkan tikus. Setelah pernis urushi mengeras, ia menyerap kelembaban dari udara. Hal ini membuat pernis terus mengilap dan apik. Hal ini juga membuatnya sangat tahan lama dan mampu menahan erosi dari air, asam, alkali, alkohol, dan perubahan suhu, yang merupakan alasan utama pernis menjadi salah satu bentuk seni. Penciptaan satu karya seni yang menggunakan teknik urushi ini sangat menyita waktu. Penerapan yang cermat dari banyak lapisan dan waktu pengeringan untuk setiap lapisannya, belum lagi ornamennya bisa memakan waktu berbulan-bulan. Dan demi menghormati seni tradisional kaum Tionghoa dan perayaan Tahun Baru China nanti, Chopard menciptakan mahakarya dengan teknik rumit yang luar biasa ini. Perajin Chopard menciptakan sebuah arloji dari rose gold dengan case yang diukir tangan sepenuhnya yang menggambarkan 12 tanda zodiak China dengan pengerjaan artistik yang komprehensif. Karya ini memberi penghormatan kepada budaya seribu tahun yang lalu, yang tentunya ditujukan untuk seorang kolektor yang paling cerdas, karena hanya dibuat satu buah saja. Tahun ini, seluruh zodiak China digambarkan di tengah case, dengan lapisan patina hitam yang menghiasi rose gold 18 karat. Ke-12 tanda zodiak tersebut diwakili secara individu menggunakan teknik pengerjaan champlevĂŠ. Teknik ukiran ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian luar biasa untuk membuat rongga kecil yang kemudian diisi dengan patina hitam. Sang pengukir mengabdikan 200 jam lebih untuk menciptakan penghormatan pada kekayaan budaya Tionghoa. tangan pakar ahli tersebut membentuk 12 hewan yang disusun secara kronologis dan melambangkan kalender China. Kepala harimau bertengger di tombol jam sementara tubuhnya menghiasi case. Seekor naga dan seekor ular dililitkan di antara dua lug arloji. Karena kompleksitasnya dan pekerjaan yang terlibat dalam pembuatannya, dan juga dengan penguasaan kerajinan artistik yang dimilikinya, wajar saja jika arloji berdiameter 43mm ini diproduksi dalam edisi sangat terbatas, yaitu satu buah arloji saja.

CGW Magazine

61


Point of View

THE CROSSOVER Bukti dari pengabdian dan dedikasi tinggi seorang Maylaffayza

62

CGW Magazine


“Yang saya ingat dari Idris Sardi, mentor saya adalah disiplin dan integritasnya�

D

unia musik Indonesia memang sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama di dunia tarik suara, dengan urutan artis yang sudah dikenal di mancanegara seperti Agnez Mo, Raisa dan lainnya. Daftar para vokalis wanita muda dan berbakat sudah cukup panjang, namun jika berbicara tentang pemain musik, apalagi untuk alat musik biola, sosok Maylaffayza masih menjadi satu-satunya nama besar sebagai violinist dari Indonesia yang sudah meraih pengakuan di mancanegara. Mulai menggemari alat musik biola di usia yang sangat dini, yaitu 9 tahun, Maylaffayza kecil sudah berguru ke beberapa maestro musik Indonesia seperti Elfa Secioria dan sang legenda Idris Sardi. Sosok anggun dan percaya diri telah menjadi trademark Maylaf (panggilan akrabnya) saat musisi jazz ini beraksi di panggung dengan biola kesayangannya. Kami berkesempatan untuk berbincangbincang dengan sang musisi yang kini kembali ke bangku kuliah untuk semakin memperdalam pengetahuannya di bidang musik ini. Anda berguru pada para legenda musik Indonesia, seperti Elfa Secioria dan Idris Sardi, apa yang bisa Anda ingat tentang waktu Anda bersama mentor-mentor Anda? Maestro Indonesia, almarhum Idris Sardi, komposer award-winning dan seorang virtuosic violinist, beliau adalah mentor biola saya sejak saya masih kecil hingga berkarir sekarang. Yang saya ingat dari beliau adalah disiplin dan integritasnya. Dalam empat tahun terakhir ini karena saya meneruskan studi musik secara formal di music conservatory Universitas Pelita Harapan, untuk instrumen biola pada classical music performance, saya dididik oleh Dr. Tomislav Dimov. Hal yang saya ingat dari beliau adalah pengetahuan, ambisi dan detail yang mendalam. Elfa Secioria, Bertha, Catharina Leimena, nama-nama besar Indonesia dalam bidang musik dan olah vokal, mereka semua adalah mentor saya. Hal yang saya ingat dari mereka adalah pengetahuan dan passion mereka terhadap musik dan juga terhadap dunia musik Indonesia.

HALAMAN SAMPING Maylaffayza mengenakan perhiasan TIFFANY & CO dari koleksi Tiffany HardWare dan jam tangan DELACOUR City Cadet 2 bertatahkan berlian, dan gaun AKASA dari Iwan Tirta Private Collection HALAMAN INI DARI ATAS Sang violinist kebanggaan Indonesia ini selalu tampil anggun; Duet Maylaffayza di panggung bersama penyanyi jazz, Tompi

Bagaimana menurut Anda, perkembangan musik Indonesia secara keseluruhan dibandingkan dengan pengaruh musik dari luar atau internasional? Jika musik internasional yang dimaksud adalah musik dari Amerika dan Eropa, maka musik Indonesia sejauh ini tetap berpatokan dan terinspirasi dari kedua negara tersebut karena sumber pengetahuan dan perkembangan musik selama ribuan tahuan berasal dari kedua negara itu. Semakin banyak generasi muda yang mendalami musik

CGW Magazine

63


“Para mentor saya, mereka sumber ilmu dan inspirasi saya�

64

CGW Magazine


secara keilmuan dan melalui pendidikan formal music conservatory, ini tentunya merupakan hal yang menyenangkan. Terlepas bahwa ilmu akan terus berkiblat dari pengetahuan musik barat, musik Indonesia semakin maju karena semakin banyak musisi yang mendalami ilmu secara formal. Hanya saja kita harus mengolah musik dan instrumen yang berasal dari budaya sendiri dan dapat dimodifikasi dengan unsur modern barat agar mempunyai ciri khas di dunia internasional. Jika tidak, maka kita hanya mengekor saja. Hal ini seharusnya didukung pemerintah dan institusi pendidikan musik. Inspirasi dalam bermusik merupakan hal yang penting untuk seorang musisi, darimana Anda mendapatkan inspirasi tersebut? Saya seorang kutu buku, jadi inspirasi utama saya adalah dari berbagai buku. Ini dikarenakan saya juga memiliki kemauan tinggi dalam hal pembelajaran, dan saya juga selalu dikelilingi para mentor, para guru saya di bidang musik. Mereka sumber ilmu dan inspirasi saya. Internet, media sosial dan online learning juga menjadi salah satu inspirasi saya. Selain itu film dan berbagai genre musik yang sekarang ini semakin luas referensinya dengan adanya kemajuan internet. Setelah album Maylaffayza, apa rencana Anda di tahun 2018? Di tahun 2018 saya akan memproduksi resital biola saya sendiri dalam aliran musik crossover. Musik crossover adalah tipe musik yang mencampurkan berbagai genre dan saya telah mengusung jenis musik ini selama lebih dari 17 tahun. Resital ini merupakan bagian dari agenda terakhir pendidikan saya di music conservatory, namun merupakan gebrakan awal saya untuk membawa aspek artistik musikalitas biola dengan genre crossover ke level selanjutnya. Tentunya di tahun 2018 saya juga harus menyelesaikan karya tulis ilmiah saya, sidang akhir dan lulus dari studi saya. Apakah Anda penyuka jam tangan dan mempunyai koleksi jam tangan? Saya menyukai jam tangan namun tidak mempunyai koleksi. Saya mengagumi gaya, desain, fashion dan craftsmanship jam tangan, termasuk berbagai commercial photography dari berbagai jam tangan ternama. Apakah ada brand jam tangan tertentu yang menjadi favorit Anda? Saya tidak memiliki brand favorit khusus, selama desain yang disuguhkan mewakili personalitas dan seirama dengan karakter saya, saya akan menyukainya. Saya juga suka sekali mengamati konsep berbagai foto komersial yang terpampang di berbagai etalase mall dari berbagai jam tangan, terutama yang memakai figur-figur dunia seperti musisi, aktor dan atlit dimana foto dan jam tangan itu sesuai dengan kepribadian mereka. Jika Anda diberikan kesempatan untuk mendesain jam tangan Anda sendiri, bentuk dan fitur penting apa saja yang Anda inginkan pada jam tersebut? Saya akan membuat desain yang sederhana, bersih, modern, mengikuti mode dan relevan dengan kegiatan saya sehari-hari. Desainnya harus sederhana namun berkelas tanpa ada kesan berlebihan.

HALAMAN INI Maylaffayza terlihat anggun dalam balutan Gaun Akasa dari Iwan Tirta Private Collection, perhiasan TIFFANY & CO serta jam tangan MONTBLANC Bohème Date Automatic dari emas bertatahkan berlian

Apa makna dan definisi WAKTU bagi Anda? Waktu adalah energi, time is energy. Dalam kehidupan manusia, kita memiliki waktu dan kondisi energi yang berbeda. Kesadaran akan hal ini memungkinkan manusia untuk mengatur kehidupan. To manage our time is to manage our energy. Totalitas dalam berkarya dan selalu mengejar pendidikan inilah yang menjadikan Maylaffayza lebih dari seorang musisi dan menjuru pada seorang maestro.

CGW Magazine

65


Point of View

Going Vintage

Persembahan Bell & Ross bagi penggemar balap mobil vintage

S

etelah sukses menciptakan sepeda motor B-Rocket dan supercar Aero GT, tahun ini Bell & Ross kembali pada hasrat utamanya dalam menentang batas-batas pembuatan mesin ekstrim dengan menciptakan mobil Bellytanker dengan aerodinamika seperti rudal. Kecepatan memang selalu menjadi inspirasi utama bagi merek jam tangan asal Prancis ini, yang sejak didirikan pada tahun 1992 telah menunjukkan semangat akan teknologi terbaru, dan mendorong mereka untuk unggul dalam pengembangan mekanisme yang sangat kompleks dan rumit untuk jam tangannya. GOOD NEWS: Arloji ini ditujukan untuk para pengemudi kontemporer dan antusias, yang mencintai hal-hal vintage. Terdiri dari dua model, koleksi Bellytanker ini mengadopsi bentuk case model retro, namun tetap terlihat modern, khusus dirancang untuk membangkitkan era legendaris balapan Bellytanker yang memecahkan rekor di Amerika Utara tahun lima puluhan, dimana para peserta melesat menyeberangi danau garam di Bonneville di dalam kendaraan buatan sendiri berbentuk rudal yang panas yang sangat cepat itu. Rentang padang pasir terbuka raksasa di mana sebagian besar air telah menguap memang sangat sesuai untuk kompetisi balap motor. Istilah ‘Bellytank’ sendiri

66

CGW Magazine


Terdiri dari dua model, koleksi Bellytanker ini mengadopsi bentuk case model retro, namun tetap terlihat modern awalnya mengacu pada tangki bahan bakar darurat yang dipasang di perut pesawat tempur di era 40an hingga 50an. Dilengkapi dengan mesin dan empat roda, tangki cadangan ini ditransformasikan menjadi mobil balap yang ramping dan berkecepatan tinggi. Model BR V2-94 Bellytanker tampil klasik dan terlihat sederhana dengan diameter 38,5mm dan skema warna yang sama dengan pembalap Bell & Ross, sementara model BR V2-94 Bellytanker yang berdiameter 41mm bisa dibilang sebagai salah satu chronograph terbaik yang mengusung mesin calibre BR-CAL.301 berpemutar otomatis, karena chronograph diciptakan untuk mengukur periode waktu yang singkat dan merupakan fungsi utama dalam balap motor. Sentuhan keren pada arloji dengan panda dial ini adalah pada detik sub-dial yang hanya memiliki angka “60� dan empat kuadran, dan bezel yang menampilkan skala tachymeter, memungkinkan untuk menghitung kecepatan mobil balap kapan saja. BAD NEWS: Arloji Edisi Terbatas ini hanya diproduksi sejumlah 500 buah saja, dan begitu para pembalap mobil Bellytanker dan kolektor jam tangan mengetahuinya, arloji ini mungkin akan segera menghilang secepat mobil yang dinamainya.

CGW Magazine

67


Special Report

The Code of

BEAUTY Temukan kode kecantikan dengan koleksi IWC Da Vinci

68

CGW Magazine


Motif “Flower of Life” adalah desain kompleks yang mewakili pencarian yang tak kenal lelah dan etos kerja Da Vinci

T HALAMAN SAMPING DARI ATAS Duta internasional IWC dan supermodel Karolina Kurkova; Arloji Da Vinci Automatic 36 bertatahkan berlian di atas motif Flower of Life HALAMAN INI DARI ATAS Arloji Da Vinci Automatic Moon Phase 36 bertatahkan berlian; Bagian belakang case arloji Da Vinci Automatic Moon Phase 36; Arloji Da Vinci Automatic 36 bertatahkan berlian dengan tali kulit warna pink yang feminin

erinspirasi oleh ilmuwan dan seniman Renaisans Leonardo da Vinci, produsen jam tangan mewah asal Swiss, IWC Schaffhausen yang berdiri sejak tahun 1868 mulai menciptakan koleksi Da Vinci pertamanya pada tahun 1979. Dan sebagai penghormatan terhadap sang seniman, bagian belakang dari setiap model jam diukir dengan motif “Flower of Life,” sebuah desain kompleks yang mewakili pencarian yang tak kenal lelah dan etos kerja Da Vinci demi prinsip keindahan universal yang dapat diukur secara geometris. Dan untuk merayakan koleksi Da Vinci mereka yang ikonik, IWC mengadakan acara pameran jam tangan IWC Da Vinci pertama di Asia Tenggara yang bertajuk IWC Da Vinci Retrospective Exhibition di Atrium Siam Paragon di Bangkok, Thailand pada tanggal 6 hingga 18 Juni lalu. Selain mengundang tamu VIP dan media dari berbagai negara untuk memecahkan kode keindahan waktu di pameran arloji eksklusif tersebut, IWC juga menghadirkan Duta internasional IWC sekaligus supermodel Karolina Kurkova dan publik figur dari berbagai negara termasuk dari Indonesia, Titi Kamal dan suaminya Christian Sugiono untuk turut menjadi saksi rekaman sejarah yang luar biasa dari arsip IWC Da Vinci hingga koleksi terbaru Da Vinci tahun 2017 itu. Para tamu VIP yang hadir dapat menyaksikan langsung dan mengagumi model-model jam tangan bersejarah mereka, yaitu jam saku Savonnette Lady dari tahun 1914, yang dibuat setelah Perang Dunia I, jam tangan Lady tahun 1967, Lady tahun 1976, lini arloji Da Vinci Line tahun 1979, arloji Da Vinci Lady Chronograph tahun 1995, Da Vinci Perpetual Calendar Tourbillon Prototype tahun 1999, Da Vinci SL Automatic Prototype tahun 1998, Da Vinci Perpetual Calendar Rattrapante tahun 2003 dan Da Vinci Chronograph Edition Laureus Sport for Good Foundation Prototype

CGW Magazine

69


HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS Karolina Kurkova terlihat anggun dengan arloji IWC Da Vinci; Tiga koleksi bersejarah IWC Da Vinci; Da Vinci Tourbillon Retrograde Chronograph di atas motif Flower of Life dan bagian belakang case HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM Dial dan bagian belakang case arloji Da Vinci Perpetual Calendar Chronograph; Versi Da Vinci Perpetual Calendar Chronograph dari rose gold; Arloji Da Vinci Automatic 36 dengan pilihan dial dan tali jam warna biru; Da Vinci Automatic Moon Phase 36 dalam pilihan tali kulit warna biru

IWC juga memamerkan 14 model Da Vinci terbaru mereka di tahun 2017 dengan case jam klasik berbentuk bulat

70

CGW Magazine


tahun 2008. Selain memamerkan kembali desain ikonik mereka, IWC juga memamerkan 14 model Da Vinci terbaru mereka di tahun 2017 dengan case arloji klasik khasnya yang berbentuk bulat, dengan 8 model khusus untuk wanita, seperti Da Vinci Automatic 36 dan Da Vinci Automatic Moon Phase 36 yang keduanya berukuran 36mm, disesuaikan dengan pergelangan tangan wanita, dua model unisex Da Vinci Automatic berukuran 40mm dan 4 model baru termasuk Da Vinci Perpetual Calendar Chronograph dan Da Vinci Tourbillon Retrograde Chronograph untuk kaum pria, yang menampilkan caliber buatan IWC yang baru dikembangkan dan menggabungkan dan mengintegrasikan mesin jam secara inovatif. Ruang pameran pun dirancang khusus untuk koleksi Da Vinci ini, terinspirasi oleh gaya khas palazzo Italia, sentuhan keanggunan kontemporer dengan aksen emas. Selain area lounge yang disediakan khusus yang berada di dalam ruang pameran, terdapat plafon stan dengan motif “Flower of Life� yang ikonik. Para pengunjung pun diberi kesempatan untuk berpose dengan fotografi interaktif yang dibuat untuk menciptakan efek kaleidoskop, dan dapt mereka bagikan melalui media sosial dengan hashtag khusus, #IWCDaVinci dan #TheCodeOfMe.

CGW Magazine

71


HALAMAN SAMPING DARI ATAS Stan foto Kaleidoscope; Sang supermodel saat menghadiri ajang SIHH 2017; Karolina Kurkova dan Lulu F. Pasha; Bunga mawar menghiasi suasana makan siang bersama sang supermodel HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM Sesi konferensi pers; Da Vinci Automatic 36 yang feminin bertatahkan berlian; Bagian belakang case arloji; Sonia Couling; Titi Kamal dan Christian Sugiono; Arloji Da Vinci Automatic 36 dengan pilihan dial dan tali jam warna hitam

72

CGW Magazine


“Waktu sangat penting. Kita perlu membuatnya berarti, setiap hari dan setiap detik. Saat melihat jam tangan, selalu ada cerita di baliknya.” ~ Karolina Kurkova Saat Duta merek internasional IWC, Karolina Kurkova menghadiri pembukaan pameran ini, sang supermodel yang telah bersama merek ini selama lima tahun, mengaku bahwa waktu sangat penting baginya, “Waktu sangat penting. Kita perlu membuatnya berarti, setiap hari dan setiap detik. Saat melihat jam tangan, selalu ada cerita di baliknya. Ini hampir seperti Anda berjalan ke set film. Dan koleksi Da Vinci ini benarbenar membawa kita kembali pada waktu bersejarah tersebut.” Ia hadir mengenakan arloji Da Vinci Da Vinci Automatic 36 warna biru yang elegan, yang diakuinya sebagai salah satu jam tangan favoritnya, karena ia adalah pecinta warna biru. Dan tidak perlu waktu lama bagi sang supermodel untuk jatuh cinta pada koleksi Da Vinci terbaru yang fashionable dan bertatahkan berlian itu, selain model lain yang juga digemarinya, yaitu Portofino. “Bekerja di industri fashion, saya suka mengenakan jam tangan yang sesuai dengan penampilan,” akunya. “Tapi biasanya saya memilih arloji yang berukuran lebih besar untuk kegiatan di siang hari dan yang lebih kecil untuk acara di malam hari.” Lebih lanjut, ibu dua anak yang aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan ini mengaku, “Saya menaruh perhatian khusus pada jam tangan yang akan saya pilih. Warnanya harus sesuai dengan apa yang saya kenakan. Pria akan berkata, ‘Tapi jam tangan apa pun bisa cocok dan OK saja!’ Tapi saya seorang wanita, jadi jam tangan harus cocok dengan apa yang saya kenakan.”

CGW Magazine

73


Special Report

Fly High With

BREITLING Pengalaman aeronautika yang mendebarkan hingga menjadi saksi proses pembuatan jam tangan Breitling

74

CGW Magazine


Kami beraerobatik di udara bersama pesawat latih tempur L-39 Albatros yang memacu adrenalin

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Barisan pesawat latih tempur L-39 Albatros; Irwan D. Mussry turut menerbangkan salah satu pesawat jet tempur Breitling; Persiapan sebelum terbang; Arloji Navitimer Rattrapante HALAMAN SAMPING Breitling Jet Team saat melakukan American Tour di Grand Canyon dalam versi emas 18K yang sangat elegan

D

edikasi Breitling di dunia aviasi dan hubungan otentik dan istimewa sudah diabadikan dengan bekerja sama dengan pilot elit dunia, termasuk Breitling Jet Team yang terkenal dengan kemampuan aerobatiknya yang spektakuler. Sebagai tim aerobatik sipil terbesar di dunia, Breitling Jet Team telah menerbangkan panji-panji merek tersebut dalam pesawat jet bersayap B dan penampilan aerobik dari skuad unik ini adalah pemandangan yang menakjubkan. Dan tahun ini Breitling menawarkan pengalaman luar biasa untuk menyenangkan para pelanggannya yang paling setia dengan tur VIP dan terbang bersama tim pesawat jet pribadi mereka yang sangat eksklusif. Kami dari Collector’s GuideWATCHES, Indonesia sangat beruntung mendapatkan undangan VIP dari peritel eksklusif Breitling di Indonesia, Time International untuk turut ke Dijon, Prancis bersama Presiden dan CEO Time International, Irwan D. Mussry dan mengikuti tur VIP Breitling yang berlangsung dari tanggal 28 – 30 Juni lalu.

CGW Magazine

75


76

CGW Magazine


Tidak semua chronometer adalah Breitling, namun seluruh jam tangan Breitling adalah chronometer

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM Tim Breitling Skydiving bersama tamu VIP; Pengalaman terjun payung dengan tim Breitling Skydiving; Saat diminta mengendalikan arah parasut; Arloji Chronoliner B04 Boutique Edition; Arloji Bentley GT Dark Sapphire Edition HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM Helikopter Breitling MD900 Explorer; Sertifikat setelah berhasil menerbangkan helikopter; Sesaat sebelum kami terbang; Maia Estianti berani menerbangkan pesawat latih tempur L-39 Albatros; Saat pesawat mulai berakrobat di udara; Paco Wallaert menambahkan pujian khusus di sertifikat; Saat pesawat terbang dengan posisi terbalik; Di pesawat MX2 bersama Nigel Lamb, pilot aerobatik legendaris; Berpose di Lapangan Terbang Dijon Bourgogne

A Lifetime Experience Hari pertama kami tiba di kota Dijon, Prancis yang terpilih oleh UNESCO sebagai salah satu kota gastronomi di Prancis, kami menghadiri acara makan malam eksklusif di ruang bawah tanah di Grand Hotel La Cloche, dan duduk satu meja dengan pebalap mobil veteran asal Inggris, yang kini menjadi duta mobil Bentley, Derek Bell. Esok paginya, kami diajak ke Lapangan Terbang Dijon Bourgogne untuk menjajal nyali ikut terbang dengan pesawat Breitling. Penulis sangat beruntung mendapatkan pengalaman terjun payung secara tandem dengan tim Breitling Skydiving dari ketinggian 4.000 meter, menjajal terbang dengan helikopter MD-900 Explorer dan menjadi co-pilot pesawat antik buatan tahun 1935, Bucker Ju131 Jungmann hingga beraerobatik di udara bersama pesawat latih tempur L-39 Albatros, yang seluruhnya memacu adrenalin dan jiwa petualang kami, dan juga dapat menjadi pengalaman Anda, para penggemar dan kolektor jam tangan Breitling! Rombongan dibagi dalam beberapa kelompok, dan masing-masing diberi pendamping pilot pesawat dari tim Jet Breitling, kemudian diminta untuk mengenakan baju khusus pilot berwarna hitam, dan helmet kuning berlogo Breitling. Kami pun diminta mengikuti sesi pelatihan keamanan yang intensif sebelum terbang, yang semakin memicu adrenalin. Armada terdiri dari delapan pesawat jet L-39C Albatros yang mampu mencapai kecepatan 465 mph (mil per jam) saat terbang dan 565 mph saat menukik. Dari formasi terbang tersebut, saya mendapatkan pesawat nomor 6 yang dipiloti oleh Paco Wallaert, pilot pesawat tempur Angkatan Udara Prancis yang mengantungi 4.800 jam terbang dan meneruskan karirnya di Tim Jet Breitling sebagai right outside wingman (posisi formasi terbang di kanan luar). Setelah berakrobat di udara selama sekitar 15 menit yang terasa begitu lama dan menegangkan, kami pun mendarat kembali dengan mulus, disambut rintik hujan sore itu. Kami menerima sertifikat khusus dari setiap penerbangan yang kami ikuti. Sungguh pengalaman yang paling mengesankan dan tak terlupakan. Dan setelah kami mengganti seragam terbang, maka tur diakhiri dengan kunjungan ke perkebunan anggur Château de Pommard di kawasan Burgundy dan ditutup dengan makan malam mewah di Château de Meursault yang terletak di ruang bawah tanah. CGW Magazine

77


HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Château de Meursault;Arloji Superocean 44 Special; Arloji Chonospace Evo B60 blue; Arloji Superocean 44 Special versi dial hitam; Tamu VIP disambut nyanyian tradisional Burgundy; Makan malam eksklusif; Gerbang masuk Château de Meursault

78

CGW Magazine

Instruments For Professional Tidak semua chronometer adalah Breitling, namun seluruh jam tangan Breitling adalah chronometer. Breitling yang didirikan pada tahun 1884 adalah fenomena global yang secara virtual memiliki sektor jam tangan teknik dan penerbangan sejak meluncurkan chronograph yang ikonik pada tahun 1984. Merek jam tangan asal Swiss ini adalah spesialis chronograph dan memainkan peran kunci dalam pengembangan teknis dari mesin jam ini, termasuk menghadirkan chronograph selfwinding pertama (1969). Mereka termasuk dalam lingkaran produsen jam tangan yang sangat eksklusif yang memiliki mesin chronograph mekanis mereka sendiri. Untuk memastikan penguasaan kualitas mesin mekanisnya secara menyeluruh, Breitling bahkan membangun pabrik ultra modern di pinggiran La Chauxde-Fonds, yaitu Breitling ChronomÊtrie. Selain itu, model elektronik semua dilengkapi dengan gerakan SuperQuartz™ yang sepuluh kali lebih akurat daripada kuarsa setara standar. Ukuran jam tangan Breitling cukup besar, berukuran 46 dan 48mm sudah menjadi ukuran standar mereka dan bukan pengecualian, sehingga memberi citra yang kuat, namun tidak menghalangi proses produksi dan mesin yang canggih. Chronograph Worldtimer didasarkan pada kinerja mesin jam yang sangat rumit, namun operasinya sederhana dan intuitif. Dan sejauh menyangkut ukuran case yang besar, itu demi ketahanan yang menjadi nilai inti merek ini, Breitling adalah yang pertama dan terutama menghasilkan instrumen pergelangan tangan dengan presisi tinggi yang harus berfungsi sempurna dalam segala kondisi, beroperasi 24/7 dalam berbagai keadaan.


Collector’s Corner

Breitling Chronometrie Fasilitas ultra modern bagi pengembangan dan produksi mesinmesin chronograph

B HALAMAN INI DARI ATAS Breitling Chronometrie; Patung tentara Asia berseragam hijau

anyak alasan untuk mengunjungi Swiss, terutama jika Anda seorang penggemar jam tangan, perjalanan itu akan terasa seperti datang ke surga dunia, karena Swiss merupakan rumah bagi pabrik-pabrik dan museum besar yang memamerkan industri horologi tingkat tinggi. Pada tanggal 30 Juni, Collector’s GuideWATCHES, Indonesia diundang untuk mengunjungi sebuah fasilitas ultra modern bernama Breitling ChronomÊtrie yang didedikasikan untuk pengembangan dan produksi mesinmesin chronograph mekanis Breitling. Fasilitas yang berlokasi di pinggiran La Chaux-de-Fonds itu juga memiliki solusi ramah lingkungan, termasuk menggunakan panas yang dihasilkan oleh mesin manufaktur untuk memanaskan bangunan selama musim dingin. La Chaux-deFonds sendiri adalah kota pusat jam tangan yang telah dimasukkan dalam daftar Warisan Dunia dari UNESCO karena industri terkemuka tersebut. Saat kami masuk, sejumlah besar poster bertema aviasi dan seni pop Breitling dan menghiasi dinding, jam dinding seperti yang digunakan pada kokpit pesawat tempur AS pada Perang Dunia ke-II dan sebuah patung tentara Asia berseragam hijau yang sangat besar berdiri di depan tangga, seakan menyambut kedatangan kami. Ternyata prajurit itu diletakkan di sana untuk melindungi fasilitas dari bagian Asia. Selain itu kami

CGW Magazine

79


Breitling adalah merek jam tangan yang berani menyerahkan seluruh mesin jamnya untuk dites, baik mekanis dan quartz, ke lembaga pengujian ketat dari COSC HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS Pintu masuk gedung Breitling Chronometrie; Proses perakitan mesin jam; Poster bertema aviasi dan seni pop Breitling; Breitling Chronometrie Micromechanic; HALAMAN INI DARI ATAS Poster bertema aviasi dan seni pop Breitling; Proses pengolahan menggunakan mesin berteknologi tinggi; Dua Patung pendiri perusahaan, Leon Brietling; Koleksi Jam tangan di Breitling Chronometrie; Pemasangan casing arloji Breitling

80

CGW Magazine


menemukan di setiap lantai terdapat patung Leon Brietling, pendiri perusahaan itu dalam warna-warna kontras. Gedung ini memang dirancang untuk menerima tur pelanggan selama beberapa tahun terakhir, sehingga setiap area di dalam fasilitas ini menawarkan layar televisi besar yang menampilkan video tentang apa yang terjadi di ruangan itu. Hal ini memungkinkan pengunjung melihat segala hal yang terjadi tanpa mengganggu arus produksi. Fasilitas ultra modern dan berteknologi tinggi seperti inilah yang diharapkan dari merek seperti Breitling. Di antara koleksi yang ditampilkan termasuk jam tangan sport funky dari tahun ‘70an, chronograph yang indah dari awal abad ke-20, hingga tonggak sejarah modern dalam perkembangan Breitling. Kami juga berkesempatan melihat proses pembuatan yang digunakan pada komponen-komponen jam yang sangat mengesankan. Area yang paling menarik bagi saya selama kunjungan adalah laboratorium penelitian dan pengembangan, dimana masing-masing komponen diuji untuk memastikan ada kemampuan untuk mempertahankan tekanan yang dibutuhkannya. Hal itu juga membuktikan bahwa Breitling mengembangkan berbagai jenis minyak pelumas mereka sendiri hanya dengan mengurangi pasokan Moebius yang terbatas di masa depan, ini hanyalah salah satu dari banyak program yang dirancang untuk memastikan perusahaan dapat tetap mandiri di masa depan. Dari tur ini kami baru mengetahui bahwa Breitling adalah pemasok utama angkatan udara di Inggris, Royal Air Force untuk jam yang dipasang di kokpit pesawat jet tempur mereka selama enam tahun berkobarnya Perang Dunia ke-II, dimana mereka memproduksi lebih dari 100.000 jam. Di akhir tur, kami diajak melihat sebuah tampilan yang menceritakan tentang inovasi terpenting dalam sejarah perusahaan, dan jam tangan yang dipamerkan adalah contoh asli dari model yang bersangkutan. Breitling adalah salah satu merek jam tangan yang sangat sedikit di dunia yang berani menyerahkan seluruh mesin jamnya untuk dites, baik mekanis dan quartz, ke lembaga pengujian ketat dari COSC (Swiss Official Chronometer Testing Institute atau Institut Pengujian Chronometer Resmi Swiss) yang merupakan patokan presisi dan keandalan tertinggi, dan satusatunya yang berbasis pada norma internasional. Breitling memang menyerahkan seluruh jam tangan mereka untuk diuji dan mendapatkan sertifikasi COSC, namun kami sama sekali tidak mengetahui bahwa mereka telah mengirimkannya sejak lebih dari 60 tahun yang lalu.

CGW Magazine

81


Special Report

HKTDC Watch &

Clock Fair 2017 Kesuksesan pameran jam tangan termegah di kawasan Asia 82

CGW Magazine


Hong Kong Watch & Clock Fair berhasil menghadirkan 827 peserta yang berasal dari 24 negara HALAMAN SAMPING DARI ATAS Model memamerkan salah satu jam di ajang Hong Kong Watch & Clock Fair 2017; Dua model Astronomia Tourbillon dari Jacob & Co. HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Adam Tin Nam Pak; Jim Chim mengenakan Memorigin Tourbillon; Salah satu arloji Memorigin Tourbillon; Dua model terkenal mengenakan arloji dari Mini VAN GOGH

H

ong Kong adalah tujuan wisata favorit di kawasan Asia dan China, namun tahukah Anda bahwa Hong Kong juga sukses menyelenggarakan pameran jam tangan bertaraf internasional? Melalui Hong Kong Trade Development Council (HKTDC), negara ini sukses menjadi tuan rumah ajang Hong Kong Watch & Clock Fair, yang pada edisi ke-36 tahun ini berhasil menghadirkan 827 peserta dengan merek yang berasal dari 24 negara, dan untuk pertama kalinya Lebanon mengirimkan delegasinya. Ajang yang berlangsung pada tanggal 5 – 9 September lalu di Hong Kong Convention & Exhibition Centre ini dihadiri lebih dari 20.867 pembeli dari 92 negara. Ada pertumbuhan menggembirakan dalam jumlah pembeli dari pasar Asia seperti China Daratan, Indonesia, Korea, Singapura dan Vietnam, sementara pertumbuhan dari daerah lain termasuk Kanada, Prancis, Iran, Rusia dan Inggris juga tercatat. Selama lima hari, 77 misi pembeli diselenggarakan, terdiri dari sekitar 4.300 pembeli dari 55 negara dan wilayah, termasuk produsen, pembeli dan peritel jam terkenal, seperti Taller Watches dari Swiss, Titan dari India, Wenger’s Ltd dari Kanada, Isetan Mitsukoshi dari Jepang, Shilla Duty Free dari Korea, S. Bacher & Co dari Afrika Selatan, Rivoli Group dari Uni Emirat Arab, dan Jomashop.com dari Amerika Serikat.

CGW Magazine

83


HALAMAN INI DARI ATAS SEARAH JARUM JAM Model mengenakan arloji Perry Ellis; Arloji Decagon dari Perry Ellis; Amarildo Pilo; Arloji Diatto Competizione dari Pilo & Co Genève; Stephan Ritzmann, CEO Chopard Asia-Pacific Region; Lulu F. Pasha bersama Diana Dorahy dan team dari Perry Ellis, Australia HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS Model mengenakan arloji dari merek Elmer Ingo; Peresmian pembukaan pameran; Arloji Audaz dan perwakilan dari Big Time Rush Ltd yang menjadi distributor resmi arloji Audaz; Hendra Kesuma dan istri dari RADA Time, Indonesia; Stefano Panico dari Independent Distribuzione Srls, Italy; Salah satu model terbaru arloji Owl Milano dari Italia

84

CGW Magazine


Ada pertumbuhan menggembirakan dalam jumlah pembeli dari pasar Asia seperti China Daratan, Indonesia, Korea, Singapura dan Vietnam

Beragam platform dengan tema dan zona tersedia, seperti ‘Pageant of Eternity’ yaitu zona jam tangan lengkap dengan beragam aksesoris jam dan ‘OEM Smart Watches’ yang menampilkan komponen-komponen yang terdapat di dalam sebuah jam tangan. Zona ‘Salon de TE’ menampilkan 145 merek jam tangan internasional, dan ‘World Brand Piazza’ memamerkan 13 nama besar di dunia Haute Horlogerie, termasuk Blancpain, Breguet, Chopard, Corum, H. Moser & Cie dan lainnya. Zona ‘Chic & Trendy’ menghadirkan produsen jam tangan dengan gaya dan tema masa kini, ‘Craft Treasure’ menampilkan mesin dan fungsi arloji dan permata berharga yang sering dipakai dalam pembuatan jam. ‘Renaissance Moment’ didedikasikan bagi para pembuat jam tangan bersejarah yang berasal dari Eropa seperti Guy Laroche, Lancaster, Van Gogh, sementara ‘Swiss Eminence’ dan ‘Swiss Independent Watchmaking Pavilion’ menampilkan jam tangan terbaik dari Switzerland. Yang tak kalah menariknya adalah zona ‘Wearable Tech’ yang menyuguhkan teknologi terbaru dalam dunia arloji seperti smartwatch.

CGW Magazine

85


HALAMAN SAMPING DARI ATAS Dua model arloji Ganeshayang terbuat dari emas; Dua tampilan Antiqua Watch dengan dasar muka jam koin Isle of Man Gold dan penanda jam dari kulit kerang; CEO dan pendiri Jaipur Watch Company, Gaurav Mehta HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM Model memamerkan arloji Romago; Presentasi jam Juvet; Pembukaan World Brand Piazza; ‘Roadster’ karya Tam Kwok Tung; ‘For Trees’ karya Wong Man Sum; ’Arche’ karya Ho Wing Ki; ‘Speedway’ karya Wong Ting Bong 86

CGW Magazine

Program-program menarik dikemas bagi para pengunjung dan peserta pameran, seperti Hong Kong International Watch Forum yang menghadirkan perwakilan di industri jam tangan dari Swiss, Prancis, Jerman, Jepang, Korea dan China Daratan. Dan HKTDC tidak melupakan para pesaing lokal dari Hong Kong dengan mengadakan ‘Hong Kong Watch & Clock Design Competition’ yang memperlihatkan kreativitas dari para pembuat jam tangan di Hong Kong sekaligus memberikan platform bagi para desainer muda untuk menunjukkan kemampuan mereka di dunia jam tangan internasional. Para pemenang dibagi dalam dua kelompok, yaitu Open Group dengan tema ‘Luxury Automobile’ dan Student Group dengan tema ‘Future Luxury’. Pemenang pertama dari Open Group adalah jam tangan ‘Roadster’ karya Tam Kwok Tung, juara kedua diraih Sketto Ltd dengan karya berjudul ‘Timespeed’, dan Runner Up kedua diraih desainer Wong Ting Bong dengan karya berjudul ‘Speedway’. Dari Student Group juara umum diraih Ho Wing Ki dari Technological & Higher Education Institute di Hong Kong. Karyanya ’Arche’ yang berasal dari kata Yunani yang berarti ‘awal’ atau ‘asal’ sangat unik, dimana ia mengganti tali jam tradisional dengan gelang, dan permukaan jam meniru gelombang kecil. Merek jam tangan independen dari Swiss yang menarik salah satunya adalah Pilo & Co Genève yang didirikan oleh Amarildo Pilo dan berasal dari daerah St. Gervais di Jenewa, rumah bersejarah para Cabinotier, yaitu pekerja yang dipekerjakan oleh kabinet dengan keahlian di bidang pembuat jam atau perhiasan atau pemahat. Model terbarunya, Diatto Competizione berbentuk kerangka dan didedikasikan bagi legenda otomotif, terbatas hanya 111 buah di seluruh dunia, arloji ini hadir dengan warna merah dan hitam dari karya klasik lama yang diproduksi oleh saudara laki-laki Diatto, ikon mobil sejati dari Italia.


Dibutuhkan waktu enam bulan untuk menyelesaikan Ganesha Watch dan sekitar 35 hari untuk mengukir jam tangan ini

From Jaipur With Gold Di negara yang berpenduduk lebih dari 1,3 miliar seperti India, komunitas pecinta perhiasan dan jam tangan berkelas tentunya cukup besar, bahkan banyak individu yang rela mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan jam tangan sesuai dengan keinginan mereka (custom watch) yang mewakili kepribadian pemiliknya dan menjadi semacam fashion statement. Inilah ceruk pasar yang dilirik salah satu produsen jam tangan mewah di India, Jaipur Watch Company (JWC) pimpinan Gaurav Mehta. Selain konsep personalisasi dan bespoke yang dipesan khusus dan menghasilkan custom watch, JWC juga menawarkan konsep tailored yang berpotensi sangat tinggi untuk sukses di bidang watchmaking. Konsumen dan pecinta arloji di India sangat menjunjung tinggi konsep tailored ini, bahkan banyak yang rela mengeluarkan biaya lebih dan menunggu lebih lama untuk hasil dari kustomisasi mereka yang mungkin bisa mencapai angka fantastis dan juga waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan bentuk yang mereka impikan. Untuk itu JWC hanya memproduksi edisi-edisi terbatas yang seluruhnya dikerjakan secara terampil oleh tangan-tangan ahli. Bahan berharga seperti emas dan berlian paling sering digunakan sebagai persembahan untuk tradisi India yang sangat mencintai kilau emas. Salah satu koleksi terbaru mereka adalah Antiqua Watch dengan case dari rose gold berdiameter 44mm yang memamerkan dial jam yang terbuat dari koin Isle of Man Gold, dan angka penanda jam diberi hiasan mother of pearl. Model lainnya adalah Ganesha Watch, bermesin ETA Automatic dengan case emas 22 karat dan berlian 1,6 karat pada bezel, jam tangan ini sangat unik hanya dengan motif patung Ganesha pada dial jam. Dibutuhkan waktu enam bulan untuk menyelesaikan Ganesha Watch dan sekitar 35 hari untuk mengukir jam tangan ini. Proses kustomisasi inilah yang membuat nama JWC dikenal dan permintaan akan desain-desain uniknya datang dari berbagai negara. Nantikan ajang HKTDC Hong Kong Watch & Clock Fair tahun depan yang akan diadakan pada 4-8 September 2018 di Hong Kong Convention & Exhibition Centre. E-mail: exhibitions@hktdc.org

CGW Magazine

87


Collector’s Corner

Time Tribute Persembahan Omega bagi penggemar Seamaster Aqua Terra

88

CGW Magazine


“Saya adalah penggemar sejarah dan saya menyukai warisan Omega yang kaya.” ~ Eddie Redmayne HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Eddie dan Hannah Redmayne; Nicholas Saputra dan President & CEO OMEGA, Raynald Aeschlimann; Tommy Siahaan dan Eddie Redmayne; Dua koleksi terbaru Seamaster Aqua Terra 2017 HALAMAN SAMPING Duta Omega, Eddie Redmayne

B

agi Omega, kota Venesia merupakan titik temu antara budaya, sejarah dan keanggunan, sehingga sempurna dengan atribut pada arloji Seamaster, bahkan logo ikonik Seamaster terinspirasi oleh emblem kuda laut di sisi perahu dayung gondola Venesia. Untuk itulah kota yang dikenal dengan sebutan Kota Terapung ini dipilih Omega untuk menggelar pesta megah sebagai penghormatan khusus bagi peluncuran koleksi terbaru Omega Seamaster Aqua Terra akhir Oktober lalu. Acara yang berlangsung di lingkungan mewah Palazzo Pisani Moretta ini dipandu oleh President dan CEO Omega, Raynald Aeschlimann dan dihadiri oleh aktor peraih Oscar, Eddy Redmayne yang merupakan wajah kampanye Aqua Terra terbaru, dan para tamu VIP dari berbagai negara, termasuk model David Gandy dan Oliver Cheshire, penyanyi Pixie Lott, aktor Indonesia Nicholas Saputra, aktor Jepang Ryohei Otani dan aktris Filipina Lovi Poe. Para tamu diberi kesempatan untuk mengenal model Aqua Terra terbaru yang dipresentasikan di lima ruangan yang didekorasi dengan indah, dan menikmati makan malam lezat yang disiapkan oleh koki Italia peraih Michelin Star, Carlo Cracco. Eddie Redmayne yang hadir malam itu berbicara tentang kemitraannya dengan Omega, “Saya adalah penggemar sejarah dan saya menyukai warisan Omega yang kaya”. Ia juga berujar betapa terkesannya dia dengan tampilan terbaru Aqua Terra yang halus dan simetris, dan ia mengaku bahwa tidak ada pengganti atas gaya klasik tersebut. Yang menarik pada koleksi Aqua Terra bagi sebagian orang adalah garis vertikal (yang kini berubah menjadi horisontal untuk koleksi terbarunya) yang menghiasi dasar muka jam dan menyerupai pola kayu jati dek kapal. Menegaskan kegunaan model-model Aqua Terra yang kedap air hingga di kedalaman 150 meter. Dua kata latin “Aqua” dan “Terra” terbukti tidak hanya menggambarkan dunia di bawah kaki kita, tapi juga asal usul koleksi Seamaster Omega. Arloji berdiameter 41mm ini ada yang terbuat dari stainless steel, emas Sedna™18K atau perpaduan keduanya, dan tentunya sudah mengantongi sertifikat uji Master Chronometer.

CGW Magazine

89


Fashion Forward

Game Of The Time Alasan utama para kolektor menyukai Patek Philippe Model: Karan Singh, Shela Nadine, Ai Syarif Jam tangan: PATEK PHILIPPE, Perhiasan: Koleksi pribadi Shela Nadine Setelan Jas & Kemeja: Ai Syarif 1965 dan koleksi pribadi Fotografer: Raja Aria Octivano (Establish Production), Fashion Stylist: Dini Nur Hardini Lokasi: Butik PATEK PHILIPPE, Plaza Indonesia, Tel: +6221 31926632

90

CGW Magazine


“You never actually own a Patek Philippe. You merely look after it for the next generation.” HALAMAN SAMPING DARI KIRI Model pria mengenakan Patek Philippe Annual Calendar, Moon Phases Complications 5396R; Model wanita mengenakan Patek Philippe 4910/11R Twenty~4®; Model pria mengenakan Patek Philippe Golden Ellipse 5738P HALAMAN INI Model mengenakan Patek Philippe 5200G-010 Gondolo 8 Days dengan case dari emas putih 18K berbentuk persegi panjang dan dial putih keperakan, dan memiliki cadangan daya hingga 8 hari

P

ara kolektor Patek Philippe tidaklah seperti kolektor jam tangan lainnya, karena mereka tidak tampil mencolok, karena memang tidak perlu. Itu karena keanggunan Patek Philippe yang bersahaja memunculkan kepercayaan diri. Pemilik Patek tahu bahwa mereka memiliki sebuah keahlian, warisan, dan desain terbaik yang tersemat di pergelangan tangan mereka, dan begitu Anda memiliki Patek Philippe, Anda dianggap sudah memiliki yang terbaik. Demikian menurut Kepala Divisi Internasional untuk Jam Tangan dari Rumah Lelang Christie’s, John Reardon, yang mengungkapkan 5 alasan utama tentang mengapa para pemuja Patek Philippe tidak pernah puas dengan yang terbaik. Collector’s Guide-WATCHES, Indonesia merangkumnya untuk Anda, para penggemar jam tangan mewah ini. Koleksi-koleksi klasik hingga yang terbaru yang dikenakan para model di halaman ini sudah bisa didapatkan di butik Patek Philippe di Plaza Indonesia, Jakarta.

CGW Magazine

91


“The strongest of all warriors are these two. Time and Patience.” ~ LEO TOLSTOY

92

CGW Magazine


HALAMAN SAMPING DARI KIRI Model mengenakan Patek Philippe Golden Ellipse 5738P dari platinum dengan bentuk case unik. Model ini pertama kali diluncurkan pada tahun 1968 dengan kotak bulat berbentuk persegi panjang yang bertuliskan di dalam “Golden Ratio�, sebuah konstanta matematis irasional yang ditunjukkan oleh huruf Yunani phi sebagai penghormatan kepada pematung Phidias, yang menggunakannya di Parthenon Model mengenakan koleksi klasik Patek Philippe Gondolo 5200G dengan mesin Caliber 28-20 REC 8J PS IRM C J berpemutar manual, yang dikenal sebagai jam tangan tradisional dan puritan, dilengkapi case dari emas putih 18K berbentuk persegi panjang yang terinspirasi Art Deco HALAMAN INI DARI KIRI Model pria mengenakan Patek Philippe 5146J Annual Calendar, Moon Phases dari emas kuning 18K dengan diameter 39mm, yang mengunggulkan kalender tahunan yang sudah terpatenkan dan sangat akurat, hanya perlu dikoreksi sekali dalam setahun; Lambang Patek yang ikonik juga terukir pada tombol arloji Patek Philippe 5146J Annual Calendar, Moon Phases

1. Kelangkaannya Dikatakan bahwa kurang dari 1 juta jam tangan Patek Philippe telah dibuat sejak 1839. Jumlah itu masih dibawah produksi dari beberapa produsen jam tangan Swiss kelas atas dalam setahun. Produksi Patek sangat rinci sehingga dibutuhkan sekitar sembilan bulan untuk membuat jam tangan paling dasar, dan lebih dari dua tahun untuk menghasilkan beberapa jam yang lebih rumit. 2. Desainnya Keindahan nyata dari desain Patek terdapat pada mesinnya. Setiap bagian individual dikerjakan dengan tangan, yang mungkin tampak berlebihan mengingat hanya pembuat jam yang benar-benar dapat menghargainya. Desain dial jam juga tak tertandingi, dengan penanda jam yang menampilkan bentuk tongkat memanjang (baton).

3. Nilai investasi Nilai jual kembali Patek Philippe mengalahkan semua pembuat jam lainnya, baik vintage maupun modern. Bahkan arloji untuk koleksi ulang tahun ke 175 Patek yang baru selesai dan dikirimkan ke butik untuk dijual dalam beberapa bulan terakhir sudah diperdagangkan lagi di pasar sekunder dengan harga luar biasa. Dari perspektif yang lebih luas dan historis, Anda bisa membeli Calatrava seharga USD 300 di tahun 1950an, dan hari ini bisa mencapai harga lebih dari USD 20.000. 4. Arsipnya Setiap arloji yang pernah dibuat memiliki data lengkap yang bisa dicari yang tersedia di arsip Patek Philippe. Ini menanamkan keyakinan besar karena mengetahui bahwa Anda dapat menemukan tanggal produksi dan tanggal penjualan asli untuk setiap karya Patek sejak 1839. Data inti yang secara cermat merinci sejarah setiap arloji, dan sebagian besar anggota keluarga kerajaan, kepala negara dan selebriti ada di arsip ini.

CGW Magazine

93


“A gentleman’s choice of timepiece says as much about him as does his Saville Row suit.” ~ Ian Fleming 5. DNA Patek Philippe Desain, seni dan keahlian yang seimbang dalam Patek Philippe tidak ada taranya. Bentuk case arloji, misalnya, mungkin terlihat sederhana, tapi Patek tidak mengambil jalan pintas. Di antara beberapa pembuat jam tangan lainnya, produksi case diselesaikan dengan mesin, di Patek Philippe, kebanyakan case dibuat sendiri (in-house) secara tradisional, dan ditempa dari potongan emas atau platinum padat. Untuk membuat satu case saja membutuhkan pengetahuan yang telah dilalui dari generasi ke generasi, sama seperti jam tangan Patek sendiri. Dan begitulah seharusnya. Itulah keindahan Patek Philippe. 94

CGW Magazine

HALAMAN INI Model pria mengenakan Patek Philippe Annual Calendar, Moon Phases Complications 5396R dengan diameter case 38,5mm dan terbuat dari rose gold. Salah satu keunggulan arloji ini adalah fitur kalender tahunan yang akurat sepanjang tahun, hanya perlu dikoreksi setahun sekali, menunjukkan keahlian Patek Philippe dalam pembuatan mesin-mesin jam terbaik dengan tingkat akurasi tinggi Model wanita mengenakan Patek Philippe 4910/11R - Twenty~4® dari rose gold bertatahkan 34 butir berlian pada case, 1 berlian pada tombol pemutar jam 10 berlian pada dial jam warna ‘Chocolate Dream’


TIME FOR FASHION Fashion Forward Watches Jewellery Haven Stars & Timepieces

TIFFANY & CO


Fashion Forward

96

CGW Magazine


The Music

of Time Inilah persembahan dua musisi kebanggaan Indonesia yang meniti nada dan menembus ruang dan waktu dengan mahakarya mereka yang mengagumkan

Model: Ananda Sukarlan, Maylaffayza Jam Tangan: deLaCour,Hautlence, Montblanc, Moser & Cie Perhiasan: Tiffany & Co. Pena: Montblanc Fotografer: Raja Aria Octivano (Establish Production) Fashion Stylist: Dini Nur Hardini Wardrobe: Iwan Tirta Private Collection Makeup & Hair: Edison Siahaan Lokasi: Li Feng Restaurant & MO Bar, MANDARIN Oriental Jakarta

CGW Magazine

97


“Where words fail, music speaks� ~ Hans Christian Andersen

98

CGW Magazine


HALAMAN SAMPING Maylaffayza mengenakan cincin berlian Yellow Diamond dan kalung Tiffany Keys bertatahkan berlian dari TIFFANY & CO; Jam tangan Grand City Lady dari emas bertatahkan berlian dan ruby, dari DELACOUR; Gaun panjang AKASA, Iwan Tirta Private Collection. HALAMAN INI DARI ATAS Ananda Sukarlan mengenakan jam tangan HAUTLENCE Atelier HL 01 Edisi Terbatas; Pena MONTBLANC Edition Patron of Arts Henry E. Steinway 4810 Edisi Terbatas; Kemeja batik Iwan Tirta Private Collection. Insert: Pena MONTBLANC Edition Patron of Arts Henry E. Steinway 4810 Edisi Terbatas dan jam tangan HAUTLENCE Atelier HL 01 versi titanium. Lokasi: Li Feng Restaurant, MANDARIN Oriental Jakarta

CGW Magazine

99


“Music is like a dream. One that I cannot hear” ~ Ludwig van Beethoven

HALAMAN INI Ananda Sukarlan mengenakan jam tangan MONTBLANC Timewalker Urban Speed Chronograph Automatic; Kemeja batik Iwan Tirta Private Collection. Maylaffayza mengenakan gelang Tiffany HardWare dari TIFFANY & CO; Gaun panjang AKASA warna biru, Iwan Tirta Private Collection. Insert: MONTBLANC Timewalker Urban Speed Chronograph Automatic. Lokasi: Li Feng Restaurant, MANDARIN Oriental Jakarta 100 CGW Magazine


HALAMAN INI Maylaffayza mengenakan cincin berlian Yellow Diamond dan kalung Tiffany Keys bertatahkan berlian dari TIFFANY & CO; Jam tangan Grand City Lady dari emas bertatahkan berlian dan ruby, dari DELACOUR; Gaun panjang AKASA, Iwan Tirta Private Collection. Ananda Sukarlan mengenakan jam tangan HAUTLENCE Atelier HL 01 Edisi Terbatas; Kemeja batik Iwan Tirta Private Collection. Lokasi: Li Feng Restaurant, MANDARIN Oriental Jakarta

CGW Magazine 101


“Music gives a soul to the universe, wings to the mind, flight to the imagination and life to everything” ~ Plato

HALAMAN INI Maylaffayza mengenakan satu set perhiasan TIFFANY & CO dari koleksi Tiffany HardWare dan jam tangan DELACOUR City Cadet 2 bertatahkan berlian; Gaun panjang AKASA, Iwan Tirta Private Collection. Insert: DELACOUR City Cadet 2. Lokasi: MO Bar, MANDARIN Oriental Jakarta

102 CGW Magazine


HALAMAN INI Maylaffayza mengenakan jam tangan MONTBLANC Boheme Moongarden berdiameter 36mm; Cincin berlian Yellow Diamond dan kalung Tiffany Keys bertatahkan berlian dari TIFFANY & CO; Gaun panjang AKASA, Iwan Tirta Private Collection. Ananda Sukarlan mengenakan jam tangan HAUTLENCE HL2.6 Concepts d’Exception Edisi Terbatas; Kemeja batik Iwan Tirta Private Collection. Insert: MONTBLANC Boheme Moongarden dan HAUTLENCE HL2.6 Concepts d’Exception. Lokasi: Li Feng Restaurant, MANDARIN Oriental Jakarta CGW Magazine 103


“The music is not in the notes, but in the silence between� ~ Wolfgang Amadeus Mozart

104 CGW Magazine


HALAMAN SAMPING DARI ATAS Ananda Sukarlan mengenakan jam tangan MOSER & CIE Swiss Alp Watch Small Seconds dengan dial biru fume; Kemeja batik Iwan Tirta Private Collection. Insert: Arloji MOSER & CIE Swiss Alp Watch Small Seconds. HALAMAN INI Maylaffayza mengenakan satu set perhiasan TIFFANY & CO dari koleksi Tiffany HardWare dan jam tangan MONTBLANC Bohème Date Automatic berdiameter 30mm dari emas bertatahkan berlian; Gaun panjang AKASA, Iwan Tirta Private Collection. Insert : satu set perhiasan Tiffany HardWare dan jam tangan MONTBLANC Bohème Date Automatic. Lokasi: MO Bar, MANDARIN Oriental Jakarta

CGW Magazine 105


Success at the Thailand Gems & Jewelry Fair 2017

Exhibitors, buyers, visitors and industry leaders met to strengthen relationships, conduct deals, and seek out new opportunities at the Thailand Gems & Jewelry Fair 2017 held from June 15 to 18 at IMPACT Challenger 2, Muang Thong Thani, Bangkok, Thailand. The four-day international gems and jewelry fair held in the Thai capital was buzzing with activities from trade negotiations, fashion shows, MOU-signing ceremonies, networking activities to seminars. Fresh relationships were forged, new products unveiled and the latest trends and technology showcased amidst the exciting atmosphere of the fair. Held under the theme of ‘Treasure Road to the World’, the Thailand Gems & Jewelry Fair 2017 (TGJF) featured over 1,000 booths from domestic and international exhibitors from 11 countries. Representatives from the gems and jewelry associations of China, Hong Kong, Malaysia, Australia, Italy, India, Myanmar, Cambodia, Vietnam, the Philippines and Sri Lanka participated in business talks

and trading activities at the fair, reinforcing Thailand’s strength as a gems and jewelry hub in the region. TGJTA President Mr. Suttipong Damrongsakul demonstrated his confidence in the future of the gems and jewelry industry in Asia-Pacific, and thanked all partners for their great support. “Asia-Pacific has always been the jewelry manufacturing hub of the world,” he said. “We must increase trade with our neighbours, as more than half of the world’s population is in the region. I believe that the fair will mark the beginning of us forging greater collaboration among gems and jewelry traders.”

, www.facebook.com/thailandgemsfair

info@thaigemjewelry.or.th


A total of 12,944 visitors participated in the Thailand Gems & Jewelry Fair 2017, with 5,728 visitors from overseas and 7,216 from within Thailand. The countries with the highest number of overseas visitors at the TGJF2017 were China, India and Myanmar. The TGJTA President also announced that the Thailand Gems & Jewelry Fair 2018 would be held during mid-2018, reflecting the great success of the 2017 fair.

Mr. Suttipong Damrongsakul, President of the Thai Gem and Jewelry Traders Association (TGJTA )

“The Thai gems and jewelry industry is proud to successfully host the first international mid-year fair in Bangkok,Thailand, with the Thailand Gems & Jewelry Fair 2017,” he said. “The fair would not have been possible without our partners in the public and private sectors, from the Ministry of Tourism and Sports, to the Tourism Authority of Thailand, the Tourist Police, and gems and jewelry fair associations across the Asia-Pacific region. Thank you all for your kind participation and we hope to see you again next year!”

“Thailand Gems & Jewelry Fair 2017 is well-received by the AEC+6 and other countries,” said Mr Simon Chan, Vice President of the Shanghai Gems & Jade Exchange. “Participating in this event does not only create trade opportunities and effective networking, but also collectively brings together international manufacturers, traders and customers. Thus, it is considered a great opportunity to publicize and promote AEC+6 gems and jewelry so it will become well-known throughout the world.” The TGJTA has been cooperating with gems and jewelry associations across the region to promote trade among its members for decades, “The first Thailand Gems & Jewelry Fair demonstrates the commitment, strength and great relationships among our partners in making the gems and jewelry industry a true success across the world,” Mr. Der Ming Siow, President of the Federation of Goldsmiths and Jewellers Association of Malaysia, said. “I would like to congratulate the TGJTA for the great support from the government on various initiatives that have made the gems and jewelry business in Thailand a great success and led to this great event.”

See you at the

TGJF2018

www.thailandgemsfair.com


Special Report

TREASURE ROAD TO THE WORLD

T

hailand yang dijuluki sebagai The Land of Smiles kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di wilayah Asia Tenggara. Bahkan menurut hasil survei Mastercard Index of Global Destination Cities tahun lalu, ibukota Thailand, Bangkok berhasil mengalahkan London sebagai kota yang paling banyak dikunjungi wisatawan dari seluruh dunia, dan sebagai tempat wisata favorit, Bangkok terilhat bak permata indah yang menyimpan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Namun selain beragam tempat wisata yang menarik dan kuliner yang menggoda selera, ternyata industri permata dan perhiasan di negeri Gajah Putih ini pun tumbuh dengan pesat. Dengan industri permata dan perhiasan yang meningkat, kini Thailand merupakan

108 CGW Magazine

Kesuksesan pameran perhiasan dan batu permata TGJF 2017


negara dengan kekayaan permata dan perhiasan terbesar ke-10 di dunia, dan ekspor permata dan perhiasan, tidak termasuk emas, diperkirakan akan naik 5% tahun ini menjadi 7,32 miliar dolar AS menurut Kementerian Perdagangan. Untuk itulah maka Thai Gem and Jewelry Traders Association (TGJTA) yang mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata & Olahraga maupun Otoritas Pariwisata Thailand berinisiatif untuk mengadakan pameran yang berskala internasional yang ditujukan untuk pengembangan industri Thailand khususnya di sektor perhiasan, serta mempromosikan nama Thailand sebagai destinasi turis dari luar negeri untuk berbelanja perhiasan. Ajang pameran perhiasan dan batu permata internasional Thailand Gems & Jewelry Fair (TGJF) 2017 pun digelar di gedung Impact Challenger Hall 2, Impact Muang Thong Thani, Bangkok dari tanggal 15-18 Juni 2017 dan sukses menampilkan lebih dari 1.000 stan dari peserta pameran domestik maupun internasional, yang berasal dari 11 negara. Turut hadir perwakilan dari asosiasi permata dan perhiasan China, Hong Kong, Malaysia, Australia, Italia, India, Myanmar, Kamboja, Vietnam, Filipina dan Sri Lanka. Acara pameran yang bertema ‘Treasure Road to the World’ ini adalah pameran dagang

HALAMAN SAMPING DARI ATAS Indahnya kota Bangkok di malam hari; Model mengenakan koleksi In the Truth karya Juthamas Phupradap HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Beragam jenis batu mulia yang dipamerkan; Alessio Boschi; Suasana talkshow yang menarik; Alessio Boschi diapit manajemen TGJF 2017; Sepasang anting berlian dan safir biru dengan desain unik yang turut dipamerkan

Untuk membuat permata menjadi ‘hidup’, salah satunya adalah dengan melibatkan emosi dalam penciptaan sebuah perhiasan ~ Alessio Boschi

CGW Magazine 109


Semua peserta pameran dan pembeli di Thailand Gems & Jewellery Fair tidak dibebani oleh bea masuk apapun 110 CGW Magazine


perhiasan internasional pertengahan tahun pertama di Thailand yang memberikan peluang bisnis yang sangat menjanjikan dan platform jaringan di seluruh dunia dalam industri permata dan perhiasan. Wakil Perdana Menteri Jenderal Tanasak Patimapragorn menyuarakan dukungan pemerintah untuk industri permata dan perhiasan di Thailand, yang merupakan salah satu dari tiga industri teratas mereka dengan nilai ekspor sebesar lebih dari USD 14 miliar pada tahun 2016. Dukungan pemerintahan termasuk memberikan insentif serta perpajakan yang murah untuk memfasilitasi perdagangan. Semua peserta pameran dan pembeli di Thailand Gems & Jewellery Fair tidak dibebani oleh bea masuk apapun, untuk semua perhiasan serta sama sekali tidak dibebani oleh Pajak Pertambahan Nilai (VAT) untuk batu permata kasar. Saat meresmikan pembukaan pameran, President TGJTA Suttipong Damrongsakkul menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat turut berpatisipasi di acara serupa tahun depan. Tahun ini, Collector’s Guide – WATCHES, Indonesia diundang menjadi mitra media resmi satu-satunya dari Indonesia untuk bermitra dengan TGJF yang menghadirkan tidak hanya pameran perhiasan dan batu mulia, namun juga berbagai kegiatan menarik lainnya seperti fashion show, pameran khusus dalam tema menarik, seminar hingga talkshow yang mendatangkan pembicara tamu desainer perhiasan ternama.

HALAMAN SAMPING Para model menampilkan beragam desain perhiasan emas bertatahkan berlian dari peserta pameran HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM Glamour Night Clutch dari Der Mond Jewelry; Kalung berlian dan ruby yang turut dipamerkan; Tiara dari koleksi In the Truth; Hiasan meja berbentuk bola yang terbuat dari kristal hitam dan putih dari Belga & Diam Co. Ltd

Jewellery Talk Salah satu sesi paling menarik dari pameran yang berlangsung selama empat hari ini adalah hadirnya Alessio Boschi sebagai Pembicara Utama dalam acara jewellery talk yang diadakan pada hari kedua pameran. Acara dengan tema “Mastering the Art of Thai Jewelry Crafting... Designing the Opportunity in Global Markets” (‘Menguasai Seni Kerajinan Perhiasan Thailand ... Merancang Peluang di Pasar Global) ini dibawakan dengan menarik oleh sang desainer yang berbagi pengalamannya yang luas di dunia perhiasan. Dan sebagai bagian dari proses kreatifnya, Alessio selalu mengawasi setiap langkah dalam pembuatan perhiasannya. Dia menyebutnya sebuah CGW Magazine 111


HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM Satu set kalung dan anting emas bertatahkan ruby dan berlian dari Duang Kaew Jewelry;Presiden TGJTA Suttipong Damrongsakkul dan Lulu F. Pasha; Suzanne Eid dari Collection Pan-Arab Luxury Magazine; Beragam batu kasar (rough stone) yang sangat berharga dari Afrika HALAMAN INI DARI ATAS Beragam desain perhiasan dari para mahasiswa Rajamangala University of Technology Rattanakosin yang memenangkan perlombaan desain tahun ini; Mahasiswa Rajamangala University of Technology Rattanakosin

dialog menantang setiap hari, yang dilakukan di beragam budaya dan orang yang berbeda, sekaligus menjawab rasa keingintahuannya. Proses yang rumit dan terampil inilah yang melahirkan sebuah karya seni. Ia mengaku bahwa permata itu ‘hidup’ dan memang dibutuhkan keahlian yang mumpuni untuk membuat permata menjadi ‘hidup’, salah satunya adalah dengan melibatkan emosi dalam penciptaan sebuah perhiasan, sehingga benda berharga yang kecil itu dapat menyentuh jiwa dan hati mereka yang mengenakannya. Seminar lain yang juga tak kalah pentingnya adalah ‘Quality Standards of Rubies and Sapphires’ (Standar Mutu Rubi dan Safir) yang diselenggarakan oleh Gem and Jewelry Institute of Thailand (GIT), dan seminar menarik tentang tren industri terbaru di Rajamangala University of Technology Rattanakosin yang bertema ‘Tren Desain Perhiasan Thailand di Industri Kreatif menuju Thailand 4.0’, yang juga menampilkan peragaan busana khusus oleh mahasiswa.

112 CGW Magazine


Presiden TGJTA Suttipong Damrongsakkul menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat turut berpatisipasi di acara serupa tahun depan T Mark for Quality Untuk meyakinkan kualitas dan keahlian perhiasan yang dibuat di Thailand, kini pembeli dapat mencari produk berlogo Thailand Trust Mark atau T Mark, sebagai simbol kualitas dan keunggulan yang terpercaya, yang ditetapkan oleh DITP (The Department of International Trade Promotion) dari Kementerian Perdagangan untuk memperkuat dan mempromosikan produk dan layanan Thailand dengan kualitas terpercaya di setiap dimensi dari standar produksi tertinggi. Banyak merek perhiasan Thailand telah menerima T Mark seperti Dhanu, de facto Asia, Beauty Gems, Pranda Jewelry, The Premier dan Maya Trade, yang kesemuanya merupakan merek perhiasan terkemuka yang diekspor ke seluruh dunia dan terkenal karena buatan tangan di Thailand. www.thailandgemsfair.com

FAST FACT: Kios: 1.200 Peserta pameran: 600 dari 30 negara Pengunjung: Sekitar 30.000 dari 125 negara Kategori: 1. Emas 2. Perak 3. Perhiasan lainnya 4. Batu permata berharga 5. Batu permata semi-precious 6. Berlian & mutiara 7. Peralatan, Alat dan Aksesoris 8. Publikasi dan Jasa untuk Industri

CGW Magazine 113


Jewellery Time

BOLD & BEAUTIFUL Debut Koleksi perhiasan Tiffany bersama Lady Gaga

S

aat merek perhiasan ternama asal New York, Tiffany & Co memilih ikon musik pop asal New York, Lady Gaga sebagai wajah kampanye Legendary Style untuk koleksi perhiasan fashion terbaru mereka,Tiffany HardWear, banyak yang bertanya-tanya, karena selama ini Tiffany & Co tidak pernah mengangkat seorang Duta untuk kampanye iklannya. Namun pilihan tersebut dianggap tepat, karena Lady Gaga adalah seorang New Yorker sejati yang memiliki gaya yang sangat feminin dan berani tampil beda, dan yang lebih penting, tentang perjalanan kreatifnya sendiri menuju ekspresi diri dan pemberdayaan.

114 CGW Magazine


“Bagi saya, Tiffany mewakili perhiasan Amerika abadi” ~ Lady Gaga

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Grace Coddington dan Lady Gaga; Serangkaian koleksi perhiasan dari lini Tiffany HardWear HALAMAN SAMPING Lady Gaga; Cincin dan gelang dari koleksi Tiffany HardWear

Karena kampanye Legendary Style mengacu pada para wanita yang percaya diri, memiliki kecantikan dan substansi, dipilih untuk kecerdasan dan keasliannya. Entah mereka aktor atau artis, model atau pemusik, mereka adalah pribadi sejati yang berani membuat peraturan mereka sendiri, dan Lady Gaga sempurna mempersonifikasikan cita-cita ini. Ia mengaku, “Di New York, Anda terlahir dan mengetahui bahwa Tiffany adalah yang terbaik, dan di situlah keajaiban terjadi. Merek ini definitif dan ikonik, namun terus berkembang seiring perkembangan zaman. Bagi saya, Tiffany mewakili perhiasan Amerika abadi.” Kampanye kreatif tersebut disutradarai oleh tim in-house Tiffany dalam kemitraan dengan Grace Coddington dan fotografer David Sims. Koleksi Tiffany HardWear terbaru ini terbuat dari emas 18K atau perak berkilauan, terdiri dari pilihan anting, cincin, kalung dan liontin, yang terinspirasi oleh gelang unisex dari tahun 1971 di Tiffany Archives. Urban dan elegan, Tiffany Hardwear sekuat wanita yang memakainya. “Selama lebih dari 180 tahun, wanita paling cantik di dunia telah memilih perhiasan Tiffany sebagai ekspresi kuat dari siapa mereka. Kampanye ini merayakan warisan Tiffany yang kaya dan modernitas gaya Tiffany. Lady Gaga dengan keaslian, kreativitas dan keberaniannya mencerminkan semangat koleksi ini,” ujar Caroline Naggiar, chief brand officer Tiffany & Co. Koleksi Tiffany HardWare sudah tersedia di butik Tiffany & Co di Plaza Indonesia, Tel. (021) 2992-4345.

CGW Magazine 115


Jewellery Time

PINNACLE OF CONFLUENCE Kolaborasi terindah Mondial Jeweler dan Tex Saverio

B

agi para pengamat dan pecinta dunia fashion di Tanah Air, nama Tex Saverio tentu sudah tidak asing lagi di telinga, bahkan Jennifer Lawrence, Lady Gaga, Ayumi Hamasaki hingga Kim Kardashian pun mengenakan desain busananya yang indah. Muda, eksentris dan tentunya bertalenta tinggi menjadikan nama Tex Saverio berhasil mendunia di usia yang relatif masih muda. Apa yang terjadi jika nama besar di dunia perhiasan Indonesia, Mondial Jeweler melakukan kolaborasi dengan nama besar di dunia mode? Hasil yang fenomenal tentunya. Dari kolaborasi apik ini lahirlah Elemental Collection-Earth Series, yaitu satu set perhiasan yang terdiri dari kalung, anting dan cincin yang bertemakan bumi. Koleksi Earth Series mengambil inspirasi dari indahnya bunga-bunga bermekaran, berpadu dengan kekuatan uliran ranting dan batang pohon. Perpaduan warna dari emas putih, rose dan kuning yang bertatahkan berlian-berlian terbaik Mondial yang berkualitas tinggi menambah kesan glamor pada perhiasan ini.

116 CGW Magazine


Koleksi ini diciptakan untuk memeriahkan ulang tahun ke-38 Mondial Jeweler

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Satu set perhiasan dari koleksi Elemental Haute Couture; Sketsa Elemental Jewellery; Satu set perhiasan dari koleksi Mondial Anniversary HALAMAN SAMPING DARI ATAS TexSaverio; Cincin dari seri Elemental Collection-Earth

Satu set perhiasan Elemental Collection-Earth Series ini terdiri dari cincin emas putih, kuning dan rose seberat 15 gram yang bertatahkan berlian putih sebesar 0.648 karat, berlian hijau dan coklat dengan total 0.310 karat dan batu safir pink dan rubi sebesar 0.656 karat. Liontin yang indah mengusung paduan emas putih, kuning dan rose seberat 20 gram yang bertatahkan berlian putih 1.284 karat, berlian hijau dan coklat seberat 0.822 karat dan Tex Saverio juga menggunakan batu safir pink dan rubi 1.410 karat. Dan yang terakhir, anting-anting yang terbuat dari perpaduan emas putih, kuning dan rose seberat 18 gram bertatahkan berlian putih 1.362 karat, berlian hijau dan coklat 0.824 karat serta batu safir pink dan rubi 3.277 karat. Seri Earth Collection ini merupakan seri pertama dari lima elemen yang akan dikeluarkan oleh Tex Saverio dan Mondial dari seri Water, Fire, Wind dan Metal. Koleksi ini diciptakan untuk memeriahkan ulang tahun ke-38 dari gerai pertama Mondial di Singapore yang berdiri pada tahun 1979. Elemental Collection-Earth Series bukan satu-satunya koleksi yang ditampilkan Mondial untuk perayaan kali ini, Fancy Intense Yellow-Cushion Shape juga hadir dalam satu set anting-anting, kalung dan cincin yang mewah. Kalung dari emas putih dan kuning seberat 26 gram dikelilingi oleh berlian putih 11.699 karat dan pada bagian tengahnya dihiasi batu berlian intense yellow 3.02 karat dalam bentuk cushion, sepasang anting dari emas putih dan kuning seberat 5 gram dan berlian putih 2.436 karat dihiasi berlian intense yellow berbentuk cushion sebesar 1.7 dan 1.8 karat, serta sebuah cincin emas putih dan kuning sebesar 5 gram dikelilingi berlian putih 1.489 karat dengan batu berlian kuning 2.31 karat. CGW Magazine 117


Jewellery Time

ILLUSTRIOUS EXCELLENCE Kemeriahan pameran perhiasan dan batu permata termegah di Hong Kong

H

ong Kong Trade Development Council (HKTDC) akan kembali menggelar dua pameran perhiasan termegah yaitu Hong Kong International Diamond, Gem & Pearl Show di Asia World-Expo yang memasuki tahun ke-5 dan Hong Kong International Jewellery Show yang ke-35 yang bertempat di Hong Kong Convention & Exhibition Centre (HKCEC), yang tentu sudah ditunggu-tunggu oleh para penggemar perhiasan dan pelaku di industri perhiasan dan batu permata dari berbagai belahan di dunia. Kedua pagelaran ini telah menjadi standar tertinggi di dunia perhiasan dan akan menampilkan lebih dari 4.480 peserta pameran dari 50 negara. Tahun ini HKTDC kembali menghadirkan beragam zona yang menarik untuk dikunjungi selama pameran berlangsung, seperti Hall of Fame yang akan menyajikan 30 brand ternama layaknya ELLE (Hong Kong) dan Lao Feng Xiang (China); Hall of Extraordinary yang akan menjadi rumah bagi lebih dari 100 perusahaan perhiasan internasional papan atas; Designer

118 CGW Magazine


Kedua pagelaran ini telah menjadi standar tertinggi di dunia perhiasan dan menampilkan lebih dari 4.480 peserta pameran dari 50 negara Galleria menjadi basis bagi para desainer dan brand yang berbeda dan memadu-madankan teknologi dengan setiap produknya; World of Glamour yang akan menggelar hasil karya mewah dari para desainer perhiasan dari Hong Kong. Zona-zona dengan tema lain juga dihadirkan, seperti Hall of Jade Jewellery, Antique & Vintage Jewellery dan Treasures of Craftmanship yang menampilkan produk-produk dekoratif. Hall of Time akan mempersembahkan produk dari industri jam tangan berkualitas tertinggi. Wedding Bijoux juga hadir untuk menggambarkan keindahan cinta dari sebuah pernikahan serta satu ruang spesial yang baru hadir pada pagelaran tahun ini, yaitu IT Solution for Jewellery yang menghadirkan para praktisi di bidang teknologi informasi yang diimplementasikan ke dalam dunia perhiasan dan jam tangan dalam bentuk aplikasi dan virtual reality. Bahan utama pada perhiasan yang terdiri dari beragam batu permata berkilauan, mutiara hingga batu semi mulia mendapatkan tempat khusus di pameran International Diamond, Gem & Pearl Show, yang terbagi lagi menjadi Hall of Fine Diamonds untuk batu berlian alami

HALAMAN INI DARI KIRI ATAS Jermain Jackson memainkan gitar bertatahkan berlian termahal di dunia; Dekorasi di Hong Kong Convention & Exhibition Centre; Roxanne Tong; Jennifer Shum dan Roxanne Tong; Dua model mengenakan perhiasan dari Crossfor Co Ltd, Jepang; Paola Guida, Trade Commissioner of Italian Trade Commission dan tamu undangan HALAMAN SAMPING DARI ATAS Suasana pesta pembukaan pameran; Hidetaka Dobashi, CEO Crossfor Co Ltd, Jepang dan team pada ajang Dancing Stone Award

berkualitas paling sempurna; Treasure of Nature yang menghadirkan pilihan batu-batu mulia berharga serta Treasure of Ocean yang menampilkan beragam pilihan mutiara. Turut menyemarakkan pameran ini adalah dengan digelarnya kompetisi yang bertajuk Jewellery Design Competition, yang hadir untuk ke-19 kalinya untuk menghargai kreativitas dan karya para desainer perhiasan lokal. Tema kompetisi kali ini adalah “The Vibrant of Hong Kong� yang mempunyai kriteria evaluasi seperti inovasi dan kreativitas, estatika dan tingkat kerumitan serta relevansi dengan tema yang ada. Pagelaran perhiasan utama di dunia ini telah dan akan terus menampilkan yang terbaik dan telah terbukti bahwa dua pagelaran megah yang diusung HKTDC ini telah mendapatkan pengakuan dunia. CGW Magazine 119


Connoisseur’s Corner

WISE WORDS Kolumnis kita, Dr. Bernard Cheong adalah duta Fondation de la Haute Horlogerie dengan lebih dari 3,000 koleksi arloji mewah dan pengetahuan tentang horologi yang tiada duanya. Di edisi ini ia berbagi info menarik bagi para kolektor jam tangan mewah

Seorang dokter, CEO dan pecinta dan kolektor jam tangan berkelas, Bernard Cheong memang dikenal sebagai sosok yang sangat vokal di dunia Haute Horlogerie. Pendapat sang pakar dapat dijadikan acuan dalam memilih sebuah jam tangan yang mewakili masing-masing individu. Ada alasan kenapa banyak produsen jam tangan mengeluarkan edisi terbatas di seluruh dunia, ini dikarenakan seiring berjalannya waktu, edisi terbatas tersebut akan menjadi sangat sulit untuk ditemukan. Sebagai seorang kolektor jam tangan berkelas, Bernard Cheong berpendapat bahwa sebuah arloji dari tangan kedua bisa dihargai lebih mahal dari harga aslinya. Adalah omong kosong jika seorang pecinta arloji lebih memilih jam tangan baru daripada arloji tangan kedua yang lebih berharga karena nilai sejarah dan daya tarik arloji tersebut. Beberapa jam tangan yang tergolong penting terlahir dari tahun 1988 hingga 2009, jadi jam tangan di era ini merupakan koleksi-koleksi yang wajib untuk dicari. Inilah trik untuk berburu dan mendapatkan jam tangan langka. Dibandingkan dengan bendabenda koleksi lainnya seperti lukisan, patung dan karya seni lainnya, jam tangan tergolong baru di dunia kolektor. Di tahun ini mungkin akan menjadi tahun terakhir dimana arloji tangan kedua hanya menjadi mainan belaka karena mulai banyak kolektor yang melihat segmen ini sebagai suatu aset berharga yang akan mempengaruhi pasar dengan demand yang begitu tinggi. Logikanya, jika sang pembeli ingin sebuah status sosial yang lebih, mungkin membeli jam tangan yang baru merupakan cara yang tepat, namun untuk pecinta legenda dan sejarah, maka tentunya pencarian arloji tangan kedua atau bekas ini adalah jalan yang patut untuk ditelusuri. Dalam perburuan jam tangan bekas, carilah jam tangan berbahan emas dan platinum, ini dikarenakan pada era tahun 90-an hingga sekarang, penggunaan emas dan platinum begitu banyak sehingga materi-materi tersebut menjadi faktor penting untuk mengidentifikasi jam tangan mana yang datang dari era tersebut. Langkah lain adalah untuk membeli jam tangan yang hanya atau lebih banyak menampilkan materi emas dan platinum dari produsen yang belum terkenal dibandingkan dengan pembuat-pembuat jam tangan yang sudah

120 CGW Magazine


Arloji Tag-Heuer Chronographs dan Arloji Cartier Chronographs

Pemilihan brand yang tidak begitu dikenal bukan tanpa alasan, sejak tahun 2006 terdapat pergeseran pasar yang cenderung menuju pada perusahaan independent Duta TAG-Heuer, Patrcik Dempsey, Dolly Cheong dan Bernard Cheong

CGW Magazine 121


TAG-Heuer sering mengeluarkan gebrakan, mulai dari tourbillon yang sudah mendunia hingga tren smartwatch, dari jejak inilah, saya memilih TAG-Heuer Pembelian jam tangan baru juga harus mengikuti guideline tertentu, terlebih jika pembelian arloji ini memiliki budget yang harus dihargai. Saya selalu memilih nama TAG-Heuer untuk mendapatkan “kelas�. TAG-Heuer sering mengeluarkan gebrakan mulai dari tourbillon yang sudah mendunia hingga tren smartwatch, dari jejak inilah, saya memilih TAG-Heuer sebagai

Arloji TAG twin balance 100seconds

mempunyai nama yang sering menggunakan bahan selain emas dan platinum. Pemilihan brand yang tidak begitu dikenal bukan tanpa alasan, sejak tahun 2006 terdapat pergeseran pasar yang lebih cenderung pada perusahaan pembuatan jam yang independent yang semakin banyak hadir di dunia Haute Horlogerie. Untuk beberapa brand yang bisa memberikan nilai lebih di kemudian hari, saya menyarankan Urwerk sebagai prioritas utama, karena produsen jam tangan ini adalah representasi terbaik dari yang terbaik yang datang dari Jerman dan Swiss, dua negara yang sudah dikenal sebagai pusat pembuatan jam tangan berkelas. Jika sebuah nama tidak begitu penting, maka saya menyarankan untuk memilih Grand Seiko dengan materi emas atau steel karena nama ini jarang sekali terdapat versi palsu dan juga lebih murah daripada sebuah Rolex. Untuk para kolektor yang menginginkan nama besar di koleksi mereka, pilih Panerai atau Rolex yang sudah memiliki reputasi lebih dari tiga generasi, namun tetap fokus pada Panerai dan Rolex second hand. Versi Rolex klasik memang banyak dicari, baik oleh pecinta jam maupun pemula di dunia Haute Horlogerie, ini dikarenakan pengalaman, sejarah dan nama besar dari Rolex yang terus berlangsung selama beberapa dekade, dari tua dan muda, semua pasti mengenal nama besar ini.

122 CGW Magazine

target jika seorang kolektor ingin membeli sebuah jam tangan baru. Seorang kolektor handal mengetahui jenjang waktu yang dibutuhkan untuk melepas koleksinya, seperti Cartier Santos XL, sebuah “berlian� di dalam tumpukan batu berharga. Contoh lainnya bisa dilihat dari TAGHeuer V4 atau Rolex Diamond Rainbow, jam tangan ini begitu sulit dicari, sehingga harganya akan melambung lebih dari angka 80.000 USD. Jadi secara logika, masuk akal untuk membeli sebuah jam tangan baru yang berkualitas dalam edisi terbatas dan menunggu hingga demand tinggi untuk jam tersebut, sehingga harganya akan melambung tinggi. Prinsip supply and demand begitu terasa di dunia ini, sama seperti pasar lainnya, namun dengan supply yang sedikit, maka harga arloji tangan kedua ini bisa melambung sangat tinggi.

Arloji Roger Dubuis


TIME TO TRAVEL All About Luxury Travels Parties Around The Globe

OMEGA


A Sense of Discovery on The Island Of The Gods, Anantara-Style… Dive into Bali’s exotic cultural heritage with a host of authentic island discoveries, while surrendering to blissful relaxation at a luxury retreat conceived to awaken the senses. Steps away from the rolling Indian Ocean, the 60 elegant suites of the island inspired, Anantara Seminyak Bali Resort offers a unique beachfront location, matched by engaging local adventures that will be forever imprinted in your heart and mind. Anantara Seminyak capitalizes on a stunning beachside location under a canopy of greenery, and light reflected by the ocean. The 59 suites are infused with all the touches of 21st Century convenience and feature expansive, freeflowing living spaces with Balinese-inspired décor, floor-to-ceiling glass doors and windows. Take in views of the sparkling ocean from signature terrazzo hydro tubs from your own private balcony. Created to be the perfect abodes, they reflect the authentic Anantara suite touches, along with contemporary Asian furniture and every modern lifestyle trimming to ensure guests are nestled in luxury and comfort. Measuring 420 square metres and offering sweeping, 180-degree ocean

Anantara Seminyak Bali Resort offers a unique beachfront location, matched by engaging local adventures

vistas, the modern minimalist décor of The Anantara Penthouse suite is the embodiment of the ultimate luxury experience, consisting of two bedrooms, a lounge, library, kitchen, bar and dining area in an open-plan style. Outdoors, it features a concept pool with glass roof, spacious sundeck with Weber BBQ area, loungers, daybeds and a Jacuzzi. Discover new culinary worlds at Anantara Seminyak and let the laid-back spirit of Bali set the tone for memorable dining experiences that combine sophisticated international tastes with the best of local flavors. MoonLite Kitchen and Bar, the rooftop restaurant, is the perfect setting to melt into the chilled-out vibes of Seminyak’s famed sunsets while savour Asianinspired dishes. The resort’s bistro-style café next to the infinity-edge pool, Wild Orchid, is where to head to for savoring elegant afternoon tea or lunch and dinner.

Anantara Seminyak Bali Resort Jl. Abimanyu (Dhyana Pura) Seminyak, Bali 80361 T: + 62 361 737773 W: www.bali.anantara.com


Collector’s Guide ®

CGW INDONESIA

WATCHES INDONESIA

Edisi 06/2016

LIPUTAN EKSKLUSIF Hong Kong Watch & Clock Fair 2016 BRAND TALK Anouar Guerraoui Eric Cantona Maximilian Büsser Pierre Jacques POINT OF VIEW Ananda Sukarlan Ilham Habibie Sandiaga Uno

Your Ultimate Guide To The World of Watches

NE SIA

2 0 17

A Creative Adult Is A Child Who Survived

IN D O N

Ul tim

E S IA

A

at e Gu id e

NE SI

7

Clock Fair 2017 Breitling Jet Trip

BRAND TALK Jean-Claude Biver Matthieu Dupont Maxence Kinget

Yo ur

IN D O

LIP UT AN EK BA SE LW SK OR LD LU SIF HK Je we In ter na 20 17 lle ry tio Th ai Sh ow 20na l Je we la nd Ge ms 17 lry Fa ir 20 & 17 PO IN Irw an T OF VI EW D. Pe tra Mu ssr y Ne mc CO NN ov a OI SS Dr. Be EU R’ S CO rn ar d RN ER Ch eo ng

To Th e

E d is

201 i 07/

9 772442 418026

CoLIPUTAN lle ct orEKSKLUSIF Music’s &Gu Time HKTDC Watchid&e ®

CORNER Cheong INDONESIAEdisCONNOISSEUR’S i Dr.0 8Bernard MB&F /

Edisi 09/2017

NESIA

Your Ultimate Guide To The World of Watches

CG W

INDO

IN DO

u id e ®

06 - 2016

sG e ct o r’

F LU SI 17 EK SK TA N SI HH 20ot if Ot om20 17 i ji & Ar lo am Ap LK n Ay hu D TA n Ta BR AN M ey la e ar d uf el Ed ou Sc he ar in ch ke -M ed ri -F ri r Sp ea te Ka rl IDR RN ER Pe80,000 S CO ng ISSN 2442-4188 EU R’ Ch eo OI SS ar d CO NN . Be rn Dr

CG W

WATCHES W ATCHE S E S H C T WA CGW INDONESIA

Co ll

Collector’s Guide ®

LI PU

Wo rld of Wa tch es

Yo ur Ul ti m at e G ui de e To Th Wor

09 - 2017

ch es

IDR 80,

ISSN

000

2442

-418

8

9 772

Srce Bro

P ie IDR

RicIalNArt PHILIPPE ET-heMMeAchanPATEK K A P E snan & 08 20 17

Wat ld of IDR 80,000 ISSN 2442-4188

9 772442 418026

442

418026 A Feast For The Most Avid Collectors

M il le

0 80,00188 2-4

N 244

20 17 07 -

ISS

2442

9 77

M ig li

CHOP ARD

a Cl as si c Ch ro n

og ra p

h

26

4180

Subscribe Now and stand a chance to win a twonight accommodation at Anantara Seminyak Bali Resort, inclusive of breakfast for two! Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer ke rekening kami di: PT. ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA BCA - KCU TCT (The City Tower) Jakarta Bank SWIFT Code: CENAIDJA A/C. 319-3074-894

Kirimkan formulir yang telah dilengkapi berikut bukti transfer melalui email: info@zamrud-media.com

1 Tahun (4 Edisi) IDR 320,000 2 Tahun (8 Edisi) IDR 640,000, disc. 25%: IDR 480,000 Nama/Name

:

Alamat/Address : Kota/City:

Kode pos/Post Code :

Pekerjaan/Occupation: No. Telepon/Phone No.:

E-mail:

- Gratis ongkos kirim khusus pelanggan di Jabodetabek, luar Jabodetabek tambah ongkos kirim. - Kami akan mengirimkan majalah 1-2 minggu setelah menerima bukti transfer dan formulir berlangganan. - Pembayaran pelanggan tidak dapat dikembalikan. - Pemenang akan dihubungi melalui telefon / e-mail. - Syarat & Ketentuan berlaku.


Time Travel

WITHOUT END Perpaduan resor and alam dengan keindahan tanpa batas

124 CGW Magazine

N

ama Anantara diambil dari Bahasa Sanskrit yang berarti tanpa batas atau without end. Arti nama ini juga berkesinambungan dengan definisi nama Seminyak, lokasi dimana resor ini berada. Nama Seminyak berasal dari kata “sami” dan “nyak” yang berarti “memiliki seluruhnya”. Di saat kedua nama ini berpadu, terciptalah arti Anantara yang secara alami menggabungkan resor berkelas dengan kebudayaan serta alam sekitar yang tanpa batas. Lokasi Anantara yang menghadap ke Samudra Hindia dan hamparan hijau lingkungan sekitar Seminyak yang masih asri adalah daya tarik utama dari resor mewah yang ramah lingkungan ini. Pantai Seminyak merupakan lokasi yang sempurna bagi 59 suite yang mengambil inspirasi dari dekor Bali untuk interiornya. Desain khas Bali ini dilengkapi dengan nuansa terbuka dan alami dengan penggunaan wooden-floor serta pintu dan jendela floor-to-ceiling yang terbuat dari kaca, menjadikan suite di Anantara Resort ini seluruhnya seakan tanpa batas dengan lautan. Resor mewah ini juga memiliki Anantara penthouse yang megah dan ditujukan untuk tamutamu spesial, dengan ukuran ruangan lebih dari 420 meter persegi


yang menghadap ke Samudra Hindia, menawarkan pemandangan ke laut lepas yang bisa dinikmati dari kolam renang infinity. Layanan untuk tamu penthouse dilengkapi dengan personal butler yang selalu siap sedia 24 jam untuk melayani beragam permintaan tamu, mulai dari mengatur jadwal sesi yoga privat atau spa dan meditasi yang dilakukan di ruangan terbuka, hingga sunset cocktail dan lobster BBQ di atas dek pribadi. Alami dan menyatu dengan lingkungan merupakan faktor penting bagi Anantara Resort, terlihat dari aktivitas menyenangkan yang ditawarkan oleh resor ini. Salah satunya adalah aktivitas kite-flying yang dikemas dalam ajang Festival Layangan Bali di bulan Juni dan Juli yang merupakan warisan budaya Bali dan ditujukan untuk memanjatkan doadoa. Layangan-layangan yang ada merupakan hasil karya dari artis pencipta layangan bernama Made Subrata. Aktivitas lain yang menjadi favorit para tamu adalah menikmati Anantara Spa yang menawarkan bahan-bahan eksotik yang tidak lazim dipakai, seperti galangal, tumerik, jahe, bubuk beras, liligundi, lada dan lainnya. Bahan-bahan tersebut menyatu menjadi salah satu produk untuk spa yang sangat terkenal yaitu Boreh.

Nama Seminyak berasal dari kata “sami” dan “nyak” yang berarti “memiliki semuanya” Jika Anda penyuka kegiatan budaya, kunjungan ke komunitas Bali Aga bisa dijadikan pilihan menarik dan merupakan suatu aktivitas yang sangat spritiual sekaligus sangat edukatif. Bali Aga merupakan komunitas Bali yang terletak di pegunungan Tengunan dan Trunyan yang masih mempercayai animisme. Kebudayaan Bali diekplorasi dengan sempurna dan detil di resor ini, bahkan tamu dapat melakukan kunjungan ke berbagai tempat ibadah atau “pura” yang terdapat di Bali seperti Pura Besakih yang terkenal atau Pura Luhur dan sebagainya. Tarian Bali dan kelas ukiran khas Bali juga dihadirkan untuk lebih mendalami kebudayaan milik Bali yang sangat menarik dan beragam. CGW Magazine 125


Time Travel

THE NEVER ENDING

BLISS N Resor terbaik di dunia ada di Sumba

126 CGW Magazine

ihi Sumba Island atau Nihiwatu sudah berhasil meraih predikat hotel nomor satu di dunia selama dua tahun berturutturut dengan anugrah “World’s Best Awards� dari majalah Travel + Leisure. Nihiwatu menampilkan sesuatu yang lebih dari sekedar tempat untuk berlibur dan bersantai, Nihi merupakan gaya hidup yang lebih menonjolkan sisi humanis yang berpusat pada pelayanan paripurna, dan yang menjadikan tempat ini sebagai resor terbaik selama dua tahun berturutturut. Investasi dilakukan oleh Nihi dengan melakukan konservasi warisan leluhur di lokasi resor sembari tetap


Investasi dilakukan oleh Nihi dengan melakukan konservasi warisan leluhur di lokasi resor sembari tetap melestarikan lanskap lokal yang alami melestarikan lanskap lokal yang alami, dan memberikan kebebasan bagi para wisatawan untuk mengeksplorasi keseluruhan resor Nihi Sumba Island yang subur dengan tanaman hijau. Tak heran jika Duta Nihi Sumba Island, Nicholas Saputra pun tampak begitu menikmati petualangannya di Nihi. Dengan berdirinya resor ini, penduduk lokal pun merasakan manfaat dengan banyaknya lapangan pekerjaan bagi mereka sehingga meningkatkan pendapatan mereka. Sumba Foundation pun diciptakan untuk membantu penduduk lokal, seperti sumber air bersih, klinik kesehatan dan pendidikan bagi anak kecil di Sumba. Tidak jarang para tamu juga menjadi donatur bagi Sumba Foundation. Fasilitas pelengkap pun bermunculan untuk lebih mensejahterakan kedua belah pihak, seperti pabrik coklat asli yang menggunakan biji kakao asli Sumba. Kegiatan Yoga juga bisa ditemukan di resor ini, yaitu outdoor yoga dengan aroma biji kakao yang mengelilingi resor dan untuk relaksasi, sesi massage menggunakan perpaduan antara minyak dan biji kakao untuk ekfoliasi yang lebih mendalam. Di resor ini juga terdapat danau yang masih alami yaitu Danau Weekuri berwarna biru yang sangat asri dimana para tamu dapat berenang atau piknik di tepi danau sekaligus menikmati keindahan danau yang terpisah dengan lautan oleh tebing yang terjal. Dan jika para tamu membutuhkan sesi yoga yang lebih menyeluruh, Retret Wellness hadir untuk memberikan keseimbangan tubuh dan jiwa yang dipandu oleh

instruktur kelas dunia. Kegiatan lain pun tak kalah menariknya, seperti berselancar, berkuda hingga paddle boarding, yang seluruhnya diselaraskan dan didukung oleh keindahan alam sekitar. Segala sesuatu dari resor karya Christopher Burch ini mengadopsi esensi alam, mulai dari estetika akomodasi yang berbentuk vila dan rumah pohon yang terbuat dari kayu-kayu asli tanah Sumba, hingga pengalaman menyantap makanan yang disajikan secara profesional dan penuh cita rasa di Ombak dan Nio Beach Club & Pool yang menyajikan bahan-bahan segar dari lautan di sekitar kepulauan Sumba. Alam pulau Sumba ini memberikan Nihi Sumba Island keunggulan tersendiri, yang melebihi apa yang ditawarkan oleh hotel-hotel lainnya di dunia, dan inilah mengapa Nihi Sumba Island tetap memegang predikat sebagai yang terbaik dari yang terbaik. CGW Magazine 127


Time Travel

UBUD’S CHARM SereS hadir berbalut keindahan alam Ubud yang memesona

P

ulau Dewata yang dikenal dengan sebutan pulau seribu pura memang menyimpan keindahan alam dan pesona budaya yang unik, sehingga menjadi daya tarik utama bagi para turis asing maupun lokal yang berkunjung ke pulau ini. Keindahan ini pula yang menjadi daya tarik utama yang diangkat oleh pengembang properti SereS Hotels & Resorts. Setelah sukses mengembangkan properti SereS dan SenS, pada 7 Oktober yang lalu mereka meresmikan SereS Springs Resort & Spa terbarunya di kawasan Ubud, yang diresmikan langsung oleh Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita. Resor bintang lima nan asri yang terletak di desa Singakerta, Ubud ini mengunggulkan desain arsitektural khas Bali yang bersahabat dengan alam pegunungan Ubud yang khas, sawah berteras yang mengikuti garis kontur tebing dan lembah serta memiliki mata air alami yang mengalir sepanjang tahun. Bagian depan resor menyuguhkan pemandangan luar biasa yang tidak terhalang di atas Sungai Wos, sawah, dan Gunung Agung yang sakral, tak heran jika resor ini menjanjikan pengalaman unik yang luar biasa, sesuai slogan mereka, yaitu “A Boutique Experience Beyond Expectations�.

128 CGW Magazine


Patung ukiran kayu yang indah menggabungkan warisan Hindu-Bali dari Karma dan kekuatan mistis Dengan mengagungkan Tri Hita Karana, yaitu konsep harmoni dan keseimbangan yang didukung oleh ATMA (manusia), ANGGA (alam), dan KHAYA (Dewa), resor ini menawarkan 44 kamar superior, 16 suite dengan bak mandi pribadi di balkon dan 20 vila yang masing-masing memiliki kolam renang pribadi. Dilapisi kaca dan ber-AC dalam menjamin kenyamanan dan disposisi pribadi yang istimewa, dengan pemandangan panorama alam yang luar biasa, fasilitas resor mencakup 2 kolam renang besar dengan 46 chaise atau kursi untuk bersantai, sebuah ballroom besar dengan foyer pra-fungsi untuk 350 tamu, ballroom junior untuk 150 tamu, ruang pertemuan perusahaan untuk 24 tamu, sebuah paviliun untuk pernikahan dan resepsi perusahaan yang dapat menampung 26 tamu, bale yoga untuk 18 yogi atau 26 tamu selama resepsi koktail, lounge, pusat kebugaran, klub anak-anak dan ruang video. Mulberry Place menyediakan santapan sepanjang hari, yang menampilkan beragam masakan dengan kapasitas tempat duduk untuk 45 tamu, dan restoran Bell’Aria Italia memiliki oven pizza khas untuk memasak dengan kayu bakar yang terbuat dari batu bata. Juga terdapat CafÊ DarSini Lounge & Bar dengan kapasitas live music dan tempat duduk untuk sekitar 60 orang tamu. Interior resor yang elegan dipercantik dengan pilihan patung ukiran kayu yang indah yang menggabungkan warisan Hindu-Bali dari Karma dan kekuatan mistis yang baik oleh dewa penjaga pelindung, malaikat dan hewan.

CGW Magazine 129


Wakil Perdana Menteri Jenderal Tanasak Patimapragorn

Pesta pembukaan TGJF 2017

Thailand Gems & Jewelry Fair 2017 Pada tanggal 15 – 18 Juni lalu, Thailand Gems & Jewelry Fair (TGJTA) bermitra dengan sektor publik dan swasta telah sukses menyelenggarakan pameran perhiasan dan batu permata di wilayah Asia yang bertajuk Thailand Gems & Jewelry Fair 2017. Acara yang berlangsung di IMPACT Challenger 2, Muang Thong Thani, Bangkok, Thailand ini menampilkan lebih dari 1.000 stan pameran dan diikuti oleh peserta pameran dari 11 negara, yaitu perwakilan dari asosiasi permata dan perhiasan dari China, Hong Kong, Malaysia, Australia, Italia, India, Myanmar, Kamboja, Vietnam, Filipina dan Sri Lanka. Acara dibuka oleh Presiden TGJTA Suttipong Damrongsakul dan dihadiri Wakil Perdana Menteri Thailand, Jenderal Tanasak Patimapragorn.

Para model turut memeriahkan acara pembukaan pameran

Anwar Pasha bersama Team PR TGJF 2017

130 CGW Magazine

Sambutan dari Presiden TGJTA, Suttipong Damrongsakul

Suasana pembukaan pameran yang megah

Nikki Natthineethiti, Lulu F. Pasha dan Nattamon Limthanachai

Tur VIP di lokasi pameran

Para perwakilan media internasional


Pebalap legendaris asal Inggris, Derek Reginald Bell

Anwar Pasha dan Nigel Lamb

Fly High Pada tanggal 29 Juni – 30 Juni lalu, Breitling mengadakan acara perjalanan eksklusif bagi tamu VIP dari beberapa negara di dunia, termasuk dua media Indonesia yang diundang Time International untuk turut merasakan pengalaman terbang dari lapangan terbang Dijon/Longvic Perancis (Pusat pelatihan dan pangkalan armada Breitling Jet Team). Selain itu, para tamu VIP juga diberi kesempatan langka untuk berkunjung ke Museum Breitling ChronomÊtrie di La Chaux-de-Fonds, Swiss untuk menyaksikan secara langsung pembuatan jam tangan dan mesin-mesin chronograph mereka. Sebagai spesialis dalam pembuatan jam-jam teknis dan pemasok resmi bagi kegiatan penerbangan, merek jam premium asal Swiss ini dikenal sebagai pemimpin di bidang chronograph yang dikenakan di pergelangan tangan sejak tahun 1884.

Maia Estianty

Para pilot pesawat jet tempur dari berbagai negara

Dahono Fitrianto, Derek Reginald Bell, Lulu F. Pasha, Ayuna Diya dan Maia Estianty

Nigel Lamb, salah satu pilot aerobatik legendaris Maia Estianty, Lulu dan Ayuna Diya

Para tamu dijamu saat menunggu jadwal terbang berikutnya

CGW Magazine 131


Glitz & Glam Collector’s Heaven Merek jam tangan independen asal Swiss, H. Moser & Cie kini semakin mendapatkan tempat di hati para kolektor jam tangan mewah di Indonesia, tak lain karena ketangguhan mesin jam dan eksklusivitasnya. Pada 15 Agustus lalu, CEO MELB Asia (yang mengelola merek-merek jam tangan independen termasuk H. Moser & Cie) Bertrand Meylan hadir di Jakarta dan menyampaikan presentasi tentang koleksi terbarunya yang sudah bisa didapatkan di Independent Boutique, Pacific Place Jakarta. Acara dilanjutkan dengan pertemuan dengan para kolektor jam tangan mewah di Jakarta yang diberikan kesempatan untuk melihat berbagai koleksi Moser & Cie terbaru yang sudah ada di Indonesia.

Michael Hung, Kartika S. Winata dan Sunan Kalijaga

Bertrand Meylan, Marcus Chow dan Michael Hung

Ferry Humato dan Ferdinand Putra

Vicky Steven Kyo, Yohannes Andryanus dan Albert Toari

Sunan Kalijaga, Susilo dan Rita Effendi

Para kolektor tengah mengamati koleksi terbaru

132 CGW Magazine

Andrianto Ekaputra, Richard Wijaya, Rezy Anwar, Jonathan Angkasa, Robert Samuel dan Herry Herdian


Rinrin Marinka

Erica Kerner, VP Marketing & Communications Tiffany & Co. Asia Pacific

Laura Basuki dan Marsha Timothy

Anastasia Siantar

Timeless Beauty

Pada 15 September lalu, merek perhiasan ternama asal AS, Tiffany & Co mengadakan acara preview koleksi Tiffany HardWear terbarunya yang kini hadir di Indonesia dan sudah bisa didapatkan di butik mereka di Plaza Indonesia. Merek yang baru saja mengumumkan Lady Gaga sebagai wajah kampanye terbaru mereka ini memamerkan kekuatan dan semangat kota New York dengan membangkitkan kembali gaya perhiasan dari tahun 1971 yang klasik, high fashion dan sentuhan street style. Acara dipandu oleh Laura Basuki dan Marsha Timothy dan dihadiri oleh perwakilan Tiffany & Co Asia Pasifik dan para penggemar perhiasan di Ibukota.

Jerry Kemit

Adelia Dimitri

Miranda Ng dan Carolyn Giang, PR Director Tiffany & Co. Asia Pacific

Koleksi Tiffany HardWear

Aimee Juliet

Debby Setiawaty dan Irmadini

Soetjipto H, Ria Wulandari dan Lulu F. Pasha Juliana Yu

Setiawan Sudjie, Claresta dan Moses Immanuel CGW Magazine 133


Glitz & Glam

Penyerahan karangan bunga sebagai apresiasi atas pena

mpilan mereka malam itu

Sang komponis, Ananda Sukarlan

The Musical Voyage Untuk merayakan ikatan antara Australia dan Indonesia dan peringatan Ulang Tahun ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, mengundang kami untuk hadir di pemutaran perdana konser bertajuk ‘The Voyage to Marege’, pada 31 Agustus lalu yang digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta. Dengan menggandeng musisi Australia Djakapurra Munyarrun, komponis ternama Indonesia, Ananda Sukarlan tampil menyajikan konser spektakuler dengan tema yang terinspirasi oleh istilah Makassar untuk Arnhem Land di bagian utara Australia dan koneksi antara masyarakat Yolngu dari Timur Laut Arnhem Land dan para pedagang Bugis dari Makassar.

Suzanne Kuhl dan Laura Kempt

Ghafur Dharmasaputra 134 CGW Magazine

Dubes Australia untuk Indonesia, HE Paul Grigson

Nyoman Giovani

Konser ‘The Voyage to Marege’

Kevin Yunupingu, HE Paul Grigson dan Djakapurra Munyarryun Daniel Zoet

Pinky Sudarman

Karini Nugroho, Gustina Armstrong dan Karina Suklan


Presiden Joko Widodo bersama Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh dan Menlu RI, Retno Marsudi

udi saling berpegangan tangan Presiden Joko Widodo dan Menlu RI, Retno Mars ra Asia Tenggara saat foto bersama dengan para perwakilan nega

Unity In Diversity

ASEAN dideklarasikan di Bangkok pada 8 Agustus 1967, dan untuk memperingati 50 tahun terbentuknya asosiasi negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) ini, maka pada tanggal 11 Agustus lalu, Sekretaris Jenderal ASEAN, Le Luong Minh mengundang Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk hadir dan memberikan sambutan dalam acara yang bertajuk “ASEAN @ 50: Celebrating the People’s Community” ini. Upacara resmi yang diselenggarakan di kantor ASEAN Secretariat, Jakarta yang dihadiri oleh perwakilan dari duta-duta besar negara sahabat, serta tamu undangan VIP lainnya ini dilanjutkan dengan acara perayaan termasuk hiburan yang merayakan kesenian Komunitas ASEAN yang bertempat di ASEAN Hall.

HE Wahid Al Hadid (Jordania) dan Madame Yvonne Bauman (Swiss)

Marti Natalegawa

i dan Madame Roya Rahman ah ell bd na Be ia ad HE Ou

hayaphant

HE Vincent Guerend dan HE Pitc Charnbhumidol

Madame Anna Aghadjanian dan HE Kyle O’Sullivan

HS Dillon

Hassan Wirajuda dan Raja Nushirwan

Sambutan Presiden Joko Widodo di peringatan 50 Tahun ASEAN

Retno Marsudi

HE Pakamisha dan HE Valiollah Mohammadi CGW Magazine 135


Glitz & Glam Jewellery Time Mondial Jeweler yang dinaungi oleh PT. Central Mega Kencana merayakan hari jadi yang ke-38 tahun dari merek perhiasan berlian ternama di Indonesia ini, yang berlangsung meriah di On Five, Grand Hyatt Jakarta pada tanggal 15 September lalu. Malam perayaan yang bertaburkan bintang-bintang terkenal seperti Bunga Citra Lestari, Duta Mondial, Dian Sastrowardoyo Adiguna, Thomas Djorghi dan desainer fashion Tex Saverio ini semakin terlihat semarak dengan parade busana dan perhiasan nan glamor dari koleksi terbaru Mondial Jeweler dan beberapa koleksi hasil kolaborasi merek perhiasan mewah ini dengan desainer Tex Saverio. Acara juga dihadiri oleh para tamu VIP yang dihibur dengan penampilan menawan dari Bunga Citra Lestari.

Dian Sastro, Tex Saverio, Minarni Tanu, Ho Chen, Petronella Soan dan Jenny Prasojo

Agnes Jennifer

Minarni Tanoe dan Bunga Citra Lestari

Cynthia Damayanti

Irene Imelda

Duta Mondial, Dian Sastrowardoyo Adiguna

Model mengenakan perhiasan Mondial

Jeanny Roos, Steven Gan, Thomas Djorghi dan Tiyas Mahardika

Mariana Untoro dan Ho Cen 136 CGW Magazine

Tex Saverio

Benson Agus dan Yenny Tutang

Santi Turino

Bunga Citra Lestari


Star-Studded Party Pada 28 September lalu, merek perhiasan dan jam tangan mewah Cartier merayakan kembalinya koleksi Panthère de Cartier yang legendaris di Jakarta dalam sebuah pesta megah yang diadakan di Leon, Jl. Wijaya, Jakarta dan dihadiri oleh lebih dari 450 tamu undangan VIP. Pesta bertabur bintang ini juga menghadirkan Maudy Ayunda, Luna Maya, Tara Basro, Jessica Iskandar, Atiqah Hasiholan, Rio Dewanto, dan Claudia Novira dan para kolektor jam tangan dan penggemar perhiasan di Jakarta. Jam tangan Panthère de Cartier memegang peran penting dalam sejarah pembuatan jam tangan Cartier dan pertama kali dibuat pada tahun 1983. Perayaan ini juga menandai tonggak sejarah baru dalam perjalanan Maison Cartier di Tanah Air.

Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto

BJ Baldev Singh

Jessica Iskandar

Sheilla dan Vidi Alviano

Luna Maya dan Anto Oudang

Ted Sulisto, Maeva Avril dan Irwan Danny Mussry

Arloji Cartier de Panthere

Ferry Salim

Amanda Soekasah, Wulan Guritno dan Janna Soekasah-Joesoef diapit para model Cartier

Maudy Ayunda

Maeva Avril dan Shannon Hartono

Erick Iskandar, Angel Pieters dan Raditya Dika

Budi Gozali, Steven Gan, Ari Wibowo dan Priyo Oktaviano

Rinrin Marinka

CGW Magazine 137


Glitz & Glam Art, Music, Intrigue Pada 8 September lalu, TAG-Heuer dan Art Provocateur berkolaborasi dan bersama-sama menyelenggarakan pesta pertama dalam rangka perayaan jagad seni dan musik, di Immigrant, Jakarta. Lebih dari 750 tamu undangan turut hadir dalam acara eksklusif yang mengundang beragam seniman, selebriti, media, influencer, dan tamu VIP ini. Pesta meriah menampilkan lukisan spektakuler karya sang seniman Alec Monopoly, area foto yang indah dan berseni, grafiti digital dan live tato dimana para peserta pesta dapat merasakan momen TAG Heuer mereka sendiri. Lelang arloji Carrera Heuer 01 yang dilukis oleh Alec Monopoly sendiri berhasil mengumpulkan dana 150 juta rupiah yang disumbangkan ke WeCare.ID, sebuah badan amal untuk mengumpulkan dana bagi pasien di daerah terpencil. Alec juga mempresentasikan sebuah lukisan khusus tentang karya seni kanvas kepada Irwan Danny Mussry, President & CEO Time International, sebagai tanda simbolis bagi kota Jakarta.

Irwan Danny Mussry, Alec Monopoly dan Alex Abbad

Al Ghazali dan Maia Estianty

Waine Santi

Alec Monopoly dan Arnold Putra Viola Mananta dan Daniel Mananta

Verrell Bramasta, Bastian Steel, Al Ghazali dan Ali Muhammad Hilabi Didiet Maulana

Mike Lewis dan Arifin Putra

138 CGW Magazine

Ibnu Jamil

Alex Abbad, Shannon Hartono, Daniel Mananta, Aprilla Mokalu dan Mike Lewis


Ismail Ekadana, Donna Agnesia dan Ganindra Bimo

Marco Mascis bersama team Bomberg Indonesia, Hartanto Alim dan Thomas Irawan

Dare To Be Different Pada tanggal 5 Oktober lalu, merek jam tangan asal Swiss, Bomberg merayakan peluncuran merek ini secara resmi dalam sebuah pesta meriah di Jakarta, yang sekaligus menandai kehadiran jam tangan yang berani tampil beda ini. Acara pesta yang berlangsung hingga larut malam di Immigrant Lounge & Club, Plaza Indonesia ini didahului dengan makan malam eksklusif bersama Chief Operating Officer Bomberg, Marco Mascis dan awak media, dimana dihadirkan beragam koleksi terbaru jam tangan yang mengusung desain inovatif dan memiliki kampanye yang provokatif ini. Tampak hadir para selebriti muda ibukota seperti Darius Sinathrya, Ismail Ekadana, Donna Agnesia dan Ganindra Bimo.

Marco Mascis dan An

dy Cahyadi

Darius Sinathrya

Sarah Deswita dan Bam Mastro

Model mengenakan koleksi Bomberg Bolt-68

COO Bomberg, Marco Mascis dan awak media

Tommy A. Siahaan dan Noor Aldy

Nyvi Stephanie dan Roy Ricardo

Richard Muljadi

Nino Fernandez

Samuel Wongso

CGW Magazine 139


Glitz & Glam

Penggagas Kusala Sastra Khatulistiwa, Richard

Oh

Dari kiri ke kanan, Rustam Rahmat (Managing Director Secure Parking), Chris Umpleby (General Manager Property Plaza Senayan), Siska Doviana (Partner Ford Foundation dari Wikimedia Indonesia), Richard Oh (Founder Kusala Sastra Khatulistiwa), Siti Gretiani (General Manager Gramedia Pustaka Utama) dan Febriana (Marketing & Public Relations Montblanc)

Natural Attraction

Chris Umpleby dan Bernard Suwanto

Pemenang kategori penulis perdana/kedua: Nunuk Y. Kusmiana dan Siska Doviana

Kusala Sastra Khatulistiwa yang dulunya dikenal dengan Khatulistiwa Literary Award adalah ajang penganugerahan penghargaan bagi dunia kesusastraan Indonesia dan Montblanc setia menjadi sponsor utama acara yang digagas oleh Richard Oh dan Takashi Ichiki (yang waktu itu adalah Presiden Direktur Plaza Senayan) pada tahun 2000. Pada perhelatan Kusala Sastra Khatulistiwa 2017 ke17 di Atrium Plaza Senayan Jakarta pada 25 Oktober lalu, dewan juri menentukan tiga karya pemenang untuk tiga kategori, yaitu Kategori Prosa: Dawuk, Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu karya Mahfud Ikhwan; Kategori Puisi: Di Ampenan, Apa Lagi yang Kau Cari? karya Kiki Sulistyo; dan Pemenang Kategori Karya Perdana atau Kedua: Lengking Burung Kasuari karya Nunuk Y. Kusmiana. Ketiga pemenang ini mendapatkan penghargaan dalam bentuk uang dan pena Montblanc.

Ketua Dewan Juri Geger Riyanto

Ketua Dewan Juri Geger Riyanto, Richard Oh dan para penerima penghargaan

Pena Montblanc UNICEF Meisterstuck 140

Michelle Angela Andrea, Miranda Ng, Febriana, Lulu F. Pasha, Trisnawati, Carol, Grace dan Nadia



Glossary of Watch Terms Alarm Alat yang membunyikan sinyal suara pada waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Altimeter Alat yang menentukan ketinggian berdasarkan respons terhadap perubahan tekanan barometrik. Analog Display Menggunakan tangan untuk menunjukkan waktu, bukan layar LCD. Analog Watch (Jam Tangan Analog) Jam tangan dengan muka arloji, jarum jam, dan angka atau penanda yang menunjukkan display jangka waktu total 12 jam. Digital analog adalah arloji yang dilengkapi display digital sekaligus jarum jam seperti pada arloji konvensional. Annual Calendar (Kalendar Tahunan) Mesin yang menunjukkan minimal tanggal, hari, dan bulan. Banyak model juga menunjukkan fase bulan. Arloji ini menyesuaikan dengan tepat bulan pendek maupun panjang; tapi tidak akurat untuk tahun kabisat (sekali dalam empat tahun, bulan Februari hanya terdiri dari 28 hari). Aperture Jendela atau bukaan kecil pada muka arloji jam tangan yang menunjukkan beberapa indikasi, misalnya jam dan tanggal. Beberapa muka arloji (dalam bahasa Prancis: montres Ă guichet) memiliki aperture semacam ini. Assembling (Perakitan) Proses pemasangan komponen-komponen sistem penggerak. Dulu proses ini seluruhnya dilakukan dengan tangan, tapi kini sebagian besar sudah dilakukan secara otomatis menggunakan mesin. Meski demikian, pekerjaan oleh manusia masih tetap ada, terutama untuk inspeksi dan pengujian. Automatic Movement (Sistem Penggerak Otomatis) Sistem penggerak mekanis yang tidak perlu diputar karena rotornya, bagian dari mekanisme otomatis, memutar pegas utama tiap kali pemakai menggerakkan tangannya. Sistem penggerak otomatis pertama diciptakan di Swiss oleh Abraham-Louis Perrelet pada abad ke-18. Bila sudah terputar penuh dan tak dipakai, kebanyakan arloji otomatis memiliki cadangan daya hingga 36 jam.

142 CGW Magazine

@VACHERON CONSTANTIN Auto Repeat Countdown Timer Timer hitung mundur yang langsung mengeset ulang begitu waktu yang sudah diset sebelumnya terlewatkan, dan memulai hitung mundur kembali. Timer ini terus mengulangi hitung mundur sampai penggunanya menekan tombol stop. Automatic Watch (Arloji Otomatis) Arloji yang pegas utamanya diputar oleh sistem penggerak atau akselerasi lengan pemakai. Berdasarkan prinsip daya tarik bumi, rotor berputar dan menyalurkan energinya ke pegas memakai mekanisme yang sesuai. Sistem ini ditemukan oleh Abraham-Louis Perrelet pada abad ke-18.

Automatic Winding/Self-Winding Istilah ini merujuk pada arloji yang memakai sistem penggerak mekanis (kebalikan dari sistem penggerak quartz atau elektrik). Pemutarannya dilakukan dengan gerakan lengan pengguna, bukan memutar sistem pemutarnya. Rotor yang berputar karena gerakan kemudian memutar pegas utama jam tangan. Jika arloji otomatis tidak dipakai satu atau dua hari, putarannya akan melambat dan perlu diputar secara manual agar berjalan kembali.


Balance Spring (Pegas Penyeimbang) Pegas yang sangat kecil (disebut juga “hair spring” atau pegas rambut) dalam arloji mekanis yang memutar roda penyeimbang kembali ke posisi netral. Balance Wheel (Roda Penyeimbang) Bagian dari sistem penggerak arloji mekanis yang berputar, membagi waktu menjadi beberapa segmen yang sama. Barrel Tabung tipis berisi pegas utama arloji. Tepian bergerigi barrel mendorong train. Battery Reserve Indicator Indikator cadangan baterai Bezel Cincin yang melingkari muka arloji, biasanya terbuat dari emas, lapisan emas atau baja. Bi-directional Rotating Bezel Bezel yang dapat digerakkan mengikuti arah jarum jam atau sebaliknya. Ini dipakai untuk kalkulasi matematis atau untuk mengecek waktu yang telah lewat. Bracelet (Gelang) Jenis tali arloji yang terbuat dari elemenelemen berbentuk menyerupai rantai. Bridge Bagian pelengkap yang terpasang ke pelat utama untuk membentuk bingkai sistem penggerak arloji. Bagian-bagian lainnya dipasang di dalam bingkai. Cabochon Batu penghias yang dibentuk bundar. Calendar (Kalender) Fitur yang menunjukkan tanggal, dan sering kali juga hari dan tahunnya. Ada beberapa macam arloji kalender. Caliber/Calibre Istilah yang sering dipakai oleh perusahaan jam tangan Swiss untuk menyebut tipe model tertentu, misalnya Caliber 48 berarti model 48. Istilah ini juga lebih lazim dipakai mengindikasikan bentuk, layout, atau ukuran sistem penggerak. Cambered Sering dipakai merujuk pada bentuk muka arloji atau bezel yang berlekuk atau melengkung.

Case Logam yang mewadahi komponenkomponen jam tangan. Logam yang paling lazim dipakai adalah stainless steel, tapi titanium, emas, perak, keramik, dan platinum juga bisa dipakai. Arloji yang kurang mahal biasanya terbuat dari kuningan dan dilapisi emas atau perak.

Complication Arloji yang dilengkapi fungsi-fungsi lain selain untuk menunjukkan waktu. Misalnya, chronograph adalah salah satu complication dalam jam tangan. Kerumitan atau complication lainnya antara lain minute repeater, tourbillon, kalender abadi, atau split second chronograph.

Caseback Sisi belakang case arloji, bagian yang menempel pada kulit. Kadang dibuat transparan sehingga dapat melihat mesin di dalam arlojinya, atau bisa juga solid. Kebanyakan manufaktur mengukir bagian punggung arloji ini dengan nama (brand) mereka, informasi tahan air dan guncangan, unsur logam case-nya, dan berbagai detail lainnya.

COSC Badan pengujian chronometer resmi di Swiss yang memeriksa setiap arloji chronometer dengan prosedur pengujian yang teliti selama 15 hari untuk memverifikasi presisi jam tangan.

Chime (Denting) Suara seperti bel yang timbul ketika hitungan jam sampai pada satu jam, setengah jam, dan sebagainya. Dua denting yang lazim ditemukan pada arloji adalah denting Westminster seperti suara lonceng Big Ben yang terkenal di London, dan bim bam, denting dua nada. Chronograph Arloji yang termasuk fungsi stop watch built-in – yaitu timer yang dapat dimulai dan dihentikan untuk menghitung waktu suatu kejadian. Ada banyak variasi chronograph. Ada yang beroperasi dengan jarum detik di tengah yang menentukan waktu pada muka arloji utama. Lainnya memakai subdial untuk jam, menit, dan detik yang telah lewat. Jangan keliru antara istilah “chronograph” dengan “chronometer”. Chronometer merujuk pada jam, yang mungkin dilengkapi fungsi chronograph atau bisa juga tidak, dan yang sudah memenuhi standar tinggi akurasi tertentu yang ditentukan oleh institusi arloji resmi di Swiss. Jam tangan yang di dalamnya dilengkapi fungsi chronograph sendiri disebut “chronograph”. Chronometer Istilah ini merujuk pada arloji presisi yang diuji dalam berbagai temperatur dan posisi, dengan demikian memenuhi standar akurasi yang ditentukan oeh sebuah institusi resmi di Swiss. Kebanyakan perusahaan jam tangan menyediakan sertifikat bagi pembeli chronometer.

Countdown Timer Fungsi yang memungkinkan pengguna memantau berapa lama waktu yang telah berlalu sesuai pengesetan sebelumnya. Beberapa countdown timer mengeluarkan bunyi peringatan beberapa detik sebelum waktu habis – ini berguna untuk acara-acara seperti balap yacht, di mana pelayar harus memanuver kapal ke posisinya sebelum kompetisi dimulai. Crown Juga disebut batang atau pin. Crown adalah tombol di bagian luar case yang digunakan untuk mengeset waktu dan kalender, dan dalam arloji mekanis, crown juga memutar pegas utama. Dalam hal ini, crown juga disebut “batang pemutar”. Crown yang dapat diputar mengunci seperti sekerup juga digunakan untuk membuat arloji lebih kedap air. Crystal (Kristal) Tutup transparan pada permukaan arloji yang terbuat dari kristal kaca, safir sintetis atau plastik. Arloji-arloji yang lebih baik sering kali memakai kristal safir yang sangat resisten tahan gores atau hancur. Day/Date Watch (Arloji Hari/Tanggal) Jam tangan yang tidak hanya menunjukkan tanggal, tapi juga hari. Day/Night Indicator (Indikator Siang/Malam) Lingkaran berwarna atau berpenutup yang menunjukkan zona waktu mana yang sedang dalam waktu siang hari dan mana yang dalam malam hari. Deployment/Deployant Buckle Jenis gesper yang membuka dan menutup menggunakan engsel yang diperpanjang dan sering kali dapat disesuaikan. Meski lebih CGW Magazine 143


mahal dibanding penutup seperti gesper sabuk, deployment buckle lebih mudah dipasang dan dilepas dan lebih nyaman di pergelangan tangan. Depth Alarm (Alarm kedalaman) Alarm pada arloji penyelam yang bersuara ketika pengguna melebihi kedalaman yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada kebanyakan jam tangan, alarm akan berhenti berbunyi ketika penyelam meninggalkan batas kedalaman tersebut. Dial (Muka arloji) Perwajahan jam tangan. Dalam arloji-arloji kelas atas, angkanya, indeks, dan desain permukaan dipasang sebagai elemen yang terpisah-pisah. Dalam arloji yang tidak terlalu mahal, muka arlojinya kemungkinan hanya dicetakkan pada muka arloji. Digital Watch (Jam Tangan Digital) Jam tangan yang menunjukkan waktu dengan digit, bukan muka arloji dan jarum jam. Direct-drive Fungsi yang memungkinkan jarum detik untuk bergerak maju patah-patah, bukan menyapu mulus tanpa henti sehingga meningkatkan akurasi penunjuk waktu. Dalam bahasa Prancis, istilah untuk jarum detik direct-drive adalah trotteuse. Dolphin Standard Jam tangan non-digital yang bertanda ‘Dolphin Standard’ pada punggung case telah di-upgrade untuk menawarkan spesifikasi kedap air eksklusif, artinya jam tangan dapat dipakai berenang dan menyelam seharian. Arloji Dolphin Standard dapat dipakai saat berenang, menyelam di perairan dangkal, yachting, semua olahraga air (kecuali scuba diving) dan saat mandi. Dual Timer Arloji yang menunjukkan waktu setempat saat itu dan setidaknya satu zona waktu lain. Elemen waktu tambahan ini bisa ditunjukkan dengan muka arloji dobel, jarum tambahan, subdial, atau cara lain. Elapsed Time Rotating Bezel Bezel putar yang bisa disesuaikan untuk menghitung durasi. Bezel dapat diputar sehingga pemakai dapat menyejajarkan angka nol pada bezel dengan jarum detik arloji. Pemakai dapat membaca waktu yang telah berlalu dari bezel. Ini menghemat 144 CGW Magazine

waktu karena tidak perlu menghitung seperti bila memakai muka arloji biasa.

Gear Train: Sistem gigi yang mengalirkan daya dari pegas utama ke escapement.Â

Electronic (quartz) watch (Arloji (quartz) elektronik) Jam tangan, biasanya memakai baterai, yang menggunakan arus listrik untuk membuat osilator quartz bergetar, normalnya 32.768 Hz per detik, tapi kadang frekuensinya jauh lebih tinggi. Getaran ini diproses oleh sirkuit terintegrasi yang mengubah arus menjadi gerak, kemudian dialurkan ke motor yang menggerakkan roda gigi penggerak jarum jam. Beberapa arloji quartz dilengkapi sel surya yang menyerap cahaya dari manapun, alami maupun buatan, dan mengubahnya menjadi energi listrik. Bentuk lain adalah Seiko Kinetic (Lihat Kinetic).

Gold plating (Lapis emas): Lapisan emas yang dipasangkan secara elektronik pada logam; ketebalannya hanya beberapa mikron.

Engine Turning Ukiran atau pahatan hiasan, biasanya pada perwajahan arloji.

Grande Sonnerie: Tipe repeater yang berbunyi tiap jam dan 15 menit ketika penggunanya menekan tombol. Guilloche: Gaya grafir rumit yang populer dipakai pada muka arloji, biasanya garis-garis sangat tipis yang saling terjalin membentuk tekstur permukaan. Hallmark: Stempel yang dicap pada arloji emas atau perak. Hands (Jarum jam): Jarum jam memiliki berbagai gaya:

Escapement Alat dalam sistem penggerak mekanis yang mengendalikan perputaran roda sehingga menggerakkan jarum jam. Sword hands (bentuk pedang) ETA Salah satu manufaktur arloji terdepan yang berpusat di Swiss. Sistem penggerak ETA dipakai oleh banyak merek arloji ternama Swiss. Face(Perwajahan) Sisi arloji tempat muka arloji. Sebagian besar muka arloji memakai angka Romawi atau Arab. Namun bila memakai angka Romawi, biasanya memakai IIII, bukan IV, untuk mengindikasikan posisi pukul 4. Flyback hand Jarum detik pada chronograph yang dapat dipakai mengukur putaran atau menentukan waktu finish untuk peserta dalam balapan. Function (Fungsi) Istilah untuk menggambarkan berbagai tugas berbeda yang dapat dilakukan suatu arloji misalnya chronograph dan penghitung countdown. Ini juga biasa disebut complication. Gasket: Kebanyakan arloji yang kedap air dilengkapi dengan gasket untuk menyegel punggung case, kristal, dan crown sehingga terlindung dari air dalam pemakaian normal. Gasket ini penting dicek dua tahun sekali guna menjaga arloji tetap kedap air.

Dauphine hands (bentuk lancip)

Straight flat hands (bentuk batang)

Breguet hands

Hard Metal (Logam keras) Logam tahan gores yang terbentuk dengan menggabungkan beberapa material, termasuk titanium dan tungsten carbide, yang kemudian dipres pada logam yang sangat keras dan dipoles dengan serbuk berlian agar gemerlap.


High-Tech Ceramic Lazim dipakai sebagai lapisan pelindung pesawat luar angkasa ketika memasuki atmosfer bumi, high-tech ceramic ini dilapisi dengan serbuk berlian untuk menghasilkan finishing yang sangat mengilap. Karena keramik ini dapat dicetak dari material berbentuk cairan, hasilnya dapat dibuat berkontur. Horology (Horologi): Ilmu pengukuran waktu, termasuk mendesain dan membuat jam.

Liquid-Crystal Display Display arloji digital yang menunjukkan waktu secara elektronik tapi melalui selapis cairan di antara dua pelat transparan.

seni

Index Hour Marker (Indeks penanda jam) Indikator jam berbentuk garis/batang sederhana pada muka arloji jam analog, dipakai sebagai alternatif angka. Integrated Bracelet Gelang jam tangan yang menyatu pada desain case. Jewels Batu safir atau batu delima sintetis yang berfungsi sebagai bantalan untuk gigi pada arloji mekanis, untuk mengurangi gesekan. Jump Hour Indicator Indikator ini menggantikan posisi jarum jam. Biasanya menunjukkan waktu (jam) dengan angka pada suatu jendela/lubang. Lap Memory Fitur yang terdapat pada beberapa arloji sport quartz, untuk menyimpan dalam memori arloji berapa putaran balap yang telah ditentukan oleh lap timer. Pemakainya dapat memunculkan data waktu ini pada layar digital dengan menekan tombol. Lap Timer Fungsi chronograph yang memungkinkan pemakai mengeset segmen waktu dalam balapan. Pada akhir putaran, timer distop, lalu kembali ke nol untuk mulai menghitung waktu putaran berikutnya. Lever Escapement Tuas terbagi menjadi dua palet yang mengunci dan membuka gigi roda escapement. Diatur oleh penyeimbang yang menyambung pada ujung tuas satunya, gigigigi escapement masuk ke bagian palet yang bergerigi, menggerakkan tuas sehingga mendorong penyeimbang. Limited Editions (Edisi Terbatas) Model arloji yang dimanufaktur

jumlah tertentu, sering kali diberi nomor, dan tersedia dalam jumlah terbatas. Model dengan edisi terbatas kebanyakan dibuat oleh manufaktur fine watches dan biasanya sangat dicari kolektor.

dalam

Lug Sangkutan logam di kedua sisi case tempat tali/gelang arloji dipasangkan. Luminous Hands/Hour Markers (Penanda jam fosforik): Fitur standar pada banyak jam tangan. Penanda jam dan/atau jarum jam diberi pelapis “glow in the dark” yang akan bersinar dalam kegelapan sehingga pemakainya dapat melihat waktu dalam penerangan minim. Hasilnya beragam, tergantung pada mutu dan kuantitas material fosforik yang dipakai. Main Plate (Pelat Utama) Pelat dasar tempat semua komponen sistem penggerak diletakkan. Mainspring (Pegas Utama): Pegas pendorong jam atau arloji, berada dalam barrel. Manual Wind (Pemutar Manual): Arloji berpemutar manual harus diputar setiap hari memakai crown agar berjalan. Meski merepotkan, arloji seperti ini masih tetap diproduksi oleh perusahaan jam tangan besar di Swiss. Sebagian arloji paling indah yang dibuat saat ini berpemutar manual. Punggung arloji transparan yang makin lazim menyajikan pemandangan sistem penggerak aktif tanpa terhalang rotor. Marine Chronometer Jam mekanis atau elektronik yang sangat akurat terbungkus dalam kotak (karena itulah muncul istilah box chronometer), digunakan untuk menentukan garis bujur di atas kapal. Marine chronometer dengan sistem penggerak mekanis dipasangkan pada gimbal sehingga tetap beada dalam posisi horizontal yang penting untuk presisinya. Measurement Conversion Fitur yang memungkinkan pemakai mengonversi dari satu ukuran ke ukuran lainnya – mil menjadi kilometer, misalnya, atau pon

menjadi kilogram. Biasanya berupa garis-garis pada bezel. Mechanical Movement (Sistem penggerak mekanis) Sistem penggerak yang didasarkan pada pegas utama yang diputar dengan tangan; ketika diputar, perlahan-lahan membuka pegas dalam gerakan yang konstan dan stabil. Arloji mekanis otomatis tidak perlu diputar karena ada rotor yang memutar pegas utama setiap kali pemakainya menggerakkan pergelangan tangan. Micron (Mikron) Unit ukuran ketebalan pelapisan emas. 1 mikron = 1/1000mm. Military / 24-hour time (Standar waktu militeristik/24 jam): Ketika waktu diukur dalam segmen 24 jam. Untuk mengubah waktu 12 jam menjadi 24 jam, tinggal menambahkan 12 pada setiap jam setelah siantengah hari. Untuk mengubah waktu 24 jam menjadi 12 jam, kurangkan 12 dari setiap angka jam 13 hingga 24. Mono (Single) Pusher Chronograph: Stopwatch yang dioperasikan dengan satu tombol. Meski 99% chronograph dioperasikan dengan pemakaian dua tombol – satu untuk memulai dan menyetop stopwatch, kedua untuk mengeset ulang stopwatch; kerumitan Mono Pusher memungkinkan 1 tombol untuk memulai, menyetop, dan mengeset ulang stopwatch. Moon-phase (Fase bulan) Jendela pada perwajahan arloji menunjukkan fase bulan saat itu.

yang

Mother-of-Pearl (Kulit kerang) Potongan bagian dalam kulit kerang yang berwarna seperti susu dan mengilap, digunakan sebagai muka arloji. Meski kebanyakan berwarna seperti susu, ada pula yang warnanya lain, misalnya abu-abu keperakan, biru kelabu, pink dan salmon. Movement (Sistem penggerak) Mekanisme dalam sebuah arloji yang menentukan waktu dan menggerakkan jarum jam, kalender, dan lain-lain. Sistem penggerak ada dua, mekanis atau quartz. Mystery Watch Temuan terpaten pembuat jam tangan Vincent Calabrese dan dibuat oleh Jean CGW Magazine 145


Marcel, manufaktur Swiss. Arloji mekanis otomatis Mystery tidak memakai jarum jam untuk mengindikasikan jam, menit, atau detik. Tapi sebuah jendela jumping hour bergerak searah jarum jam mengelilingi indikator menit, sementara indikator kedua, berbentuk panah, juga berdetik memutar. Jika menghembuskan napas ke kristal, akan muncul tulisan “mystery.� Pedometer:Alat yang menghitung jumlah langkah pemakai berdasarkan respons gerak langkah pemakai. Perpetual Calendar (Kalender Abadi): Kalender yang otomatis menyesuaikan dengan perubahan jumlah hari tiap bulannya serta tahun kabisat. Kalender abadi dapat memakai mesin penggerak quartz ataupun mekanis, dan akurasinya diprogram hingga tahun 2100. Banyak kolektor menyarankan menyimpan versi mekanis dalam kotak khusus yang dilengkapi penggerak bila tidak dipakai, agar dapat mempertahankan hitung mundur kalendernya. Platinum: Salah satu logam mulia terlangka. Juga salah satu yang terkuat dan terberat, menjadikannya pilihan populer untuk perhiasan dan arloji yang bertatahkan batu mulia. Kilaunya putih dan pekat, tampilannya sederhana. Platinum hipoalergenik dan tahan noda. Platinum yang dipakai untuk perhiasan dan jam tangan memiliki kadar kemurnian minimal 85-95%. Banyak jam tangan platinum yang dibuat dalam edisi terbatas karena biaya dan kelangkaan logam tersebut. Power Reserve (Cadangan Daya): Banyaknya cadangan energi yang disimpan agar jam tetap hidup sampai daya habis. Sisa daya terkadang diindikasikan oleh meteran kecil pada muka arloji. Power Reserve Indicator (Indikator Cadangan Daya): Fitur arloji mekanik yang menunjukkan berapa lama jam masih akan berfungsi sebelum harus diputar kembali. Pulsimeter: Skala pada arloji chronograph untuk mengukur detak jantung. Push-piece: Tombol yang ditekan untuk mengaktifkan mekanisme. (Push-piece pada chronograph, striking watch, alarm, dan lainlain.) 146 CGW Magazine

Quartz Crystal: Quartz sintetik kecil yang berputar 32,768 kali per detik, membagi waktu menjadi beberapa segmen yang sama. Quartz Movement (Sistem Penggerak Quartz): Sistem penggerak yang memungkinkan jam tangan tetap berjalan tanpa diputar. Teknologi ini memakai getaran kristal mungil untuk mempertahankan akurasi waktu. Dayanya berasal dari baterai yang harus diganti tiap 1,5 tahun. Beberapa tahun terakhir, teknologi quartz baru memungkinkan jam tangan mengisi ulang sendiri tanpa baterai pengganti. Daya ini dihasilkan melalui gerak tubuh seperti pada jam tangan mekanis otomatis, atau sinar dengan melalui sel surya, atau bahkan panas tubuh. Regulator / Regulateur: Display Regulator memisahkan jarum menit dan jam pada axial dan sub-dial yang terpisah, sehingga jarum jam tidak akan tumpang tindih dan waktu dapat terbaca lebih jelas. Repeater: Alat yang akan mendentingkan waktu jika pemakai menekan tombolnya. Rose (atau pink) Gold: Emas bernuansa warna lembut yang memiliki kandungan logam sama seperti emas kuning, tapi dengan konsentrasi tembaga lebih tinggi. Rose gold warna populer di Eropa. Pada jam tangan kerap ditemukan dalam gaya retro atau dalam versi-versi emas tiga warna. Beberapa arloji emas merah 18K mendapatkan warnanya dengan menambahkan tembaga dalam campurannya. Rotating Bezel (Bezel Putar): Bezel (cincin yang mengelilingi perwajahan arloji) yang dapat diputar. Tipe bezel putar yang berbeda memiliki fungsi waktu dan matematis yang berbeda pula.

Screw-Lock Crown: Crown yang dapat disekerupkan ke case agar jam tangan tidak kemasukan air. Second Time-Zone Indicator (Indikator Zona Waktu Kedua): Muka arloji tambahan yang dapat diset sesuai zona waktu lain, sehingga pemakai dapat mengetahui waktu setempat sekaligus waktu di negara lain. Shock Absorber (Peredam Guncangan): Bantalan elastis yang, dalam arloji, dimaksudkan untuk meredam guncangan yang dialami tongkat penyeimbang, sehingga melindungi porosnya dari kerusakan. Shock Resistance (Tahan Guncangan): Seperti didefinisikan dalam peraturan pemerintah Amerika, kemampuan jam tangan untuk menahan benturan setara dengan apabila dijatuhkan ke permukaan kayu dari ketinggian 90 cm. Skeleton Case: Case jam tangan dengan bagian depan atau belakang transparan sehingga pengguna dapat melihat sistem penggerakan jam tangan. Slide Rule: Alat yang terdiri dari pengukur logaritmis atau lainnya pada bagian luar perwajahan arloji, sehingga dapat dipakai menghitung. Solar Compass (Kompas Matahari): Kompas yang memungkinkan pengguna menentukan kutub geografis menggunakan bezel putar. Pengguna meletakkan arloji dengan jarum jam menghadap ke matahari. Perhitungkan hingga separuh jarak antara posisi tersebut dan pukul 12, lalu putar bezel hingga penanda “south� berada pada jarak tengah tersebut.

Rotor: Bagian dari arloji otomatis yang memutar pegas utama sistem penggerak.

Solar Powered Batteries (Baterai Bertenaga Surya): Baterai dalam arloji quartz yang diisi ulang melalui panel surya pada perwajahan jam tangan.

Sapphire Crystal (Kristal Safir): Kristal (penutup yang melindungi bagian muka jam tangan) yang terbuat dari safir sintetik, bahan yang tidak mudah hancur dan tahan gores.

Split Seconds Chronograph (Rattrapante): Chronograph dengan dua jarum detik. Jarum tambahannya berputar bersamaan dengan jarum chronograph utama, tapi dapat dihentikan secara terpisah, lalu


dijalankan agar mengejar chronograph yang sudah berjalan. Karena itu disebut ‘Split Seconds hand’yang merujuk pada dua jarum –jarum flyback (Rattrapante) dan jarum chronograph reguler. Kedua jarum bergerak bersamaan dengan dilengkapi kemampuan untuk putaran waktu atau finish bersamaan, pengguna dapat menghentikan flyback hand sementara jarum chronograph berputar. Ini memecah jarum menjadi dua. Dengan demikian split second bisa merekam waktu berurutan atau tambahan dari beberapa kejadian yang dimulai bersamaan. Spring bars (or pins)/Batang (atau pin) pegas: Batang-batang berisi pegas yang dipasang antar lug pada case, digunakan untuk memasangkan tali atau gelang logam pada case. Stainless Steel: Campuran logam yang sangat kuat (bahan utamanya kromium) yang praktis tahan karat, perubahan warna dan korosi; dapat diberi treatment tinggi hingga seperti logam mulia. Karena hal ini dan pentingnya perhiasan logam putih, baja telah menjadi bahan populer sebagai alas penatahan berlian. Karena kekuatannya, stainless steel kerap dipakai bahkan pada punggung arloji yang terbuat dari logam lain. Stepping Motor: Bagian dari sistem penggerak quartz yang menggerakkan gear train, yang kemudian menggerakkan jarum-jarum jam. Sterling Silver (Perak Murni): Logam mulia berwarna putih dan sangat mengilat. perak murni merujuk pada perak yang memiliki kadar kemurnian 92,5%, yang semestinya dicetakkan pada logamnya, terkadang disertai inisial desainer atau negara pembuatanya sebagai tanda keabsahan. Meski kurang kuat dibanding stainless steel dan logam-logam mulia lainnya, perak murni sering digunakan dalam jam tangan yang dipadukan dengan perhiasan—atau yang terlihat seperti—perak murni. Stopwatch: Jam tangan dengan jarum detik yang mengukur interval waktu. Ketika stopwatch dipadukan dengan jam standar, baik fungsi stopwatch maupun jam tangannya disebut sebagai “chronograph”.

Sub-dial: Dial kecil pada perwajahan jam tangan yang digunakan untuk beberapa tujuan, misalnya mengetahui menit atau jam yang sudah berlalu pada chronograph atau mengindikasikan tanggal.

Ketahanannya terhadap korosi dari air garam menjadikannya sangat berguna dalam jam tangan penyelam. Karena mudah tergores, beberapa manufaktur memakai pelapis terpaten untuk menahan goresan. Bahan ini hipoalergenik.

Swiss Made (Buatan Swiss): Sebuah jam tangan disebut jam tangan Swiss apabila sistem penggeraknya dirakit, dimulai, disesuaikan, dan dikontrol oleh manufaktur di Swiss.

Tonneau Watch: Jam tangan berbentuk seperti tong, dengan dua sisi yang melengkung.

Swiss A.O.S.C. (Certificate of Origin): Penanda yang mengidentifikasi sebuah jam tangan rakitan Swiss dengan komponenkomponen asal Swiss. Sweep Seconds-Hand: Jarum-jarum tambahan yang pada bagian tengah muka arloji.

dipasang

Tachymeter Scale / Tachometer: Alat yang lazim ditemukan pada jam tangan chronograph yang mengukur kecepatan pemakai dalam jarak yang terukur. Tank Watch: Jam tangan bentuk persegi panjang yang didesain Louis Cartier. Batang-batang pada sisi jam tangan terilhami jejak tank yang digunakan dalam Perang Dunia I. Telemeter: Telemeter menentukan jarak sebuah obyek dari pengamat dengan mengukur berapa lama waktu yang ditempuh suara untuk melewati jarak tertentu. Seperti tachymeter, terdiri dari stopwatch, atau chronograph, dan pengukur khusus, biasanya pada tepi terluar perwajahan arloji. 30-Minute Recorder (register): Subdial pada chronograph yang dapat mengukur periode waktu hingga 30 menit. Timer: Instrumen yang digunakan untuk mendata interval waktu (durasi, periode-periode pendek), tanpa indikasi waktu. Titanium: Logam “era luar angkasa”, sering dipakai dengan tampilan perak kelabu. Karena 30% lebih kuat dan hampir 50% lebih ringan dibanding baja, titanium semakin sering dipakai dalam pembuatan jam tangan, terutama model sport watch.

Totalizer: Mekanisme yang memantau waktu yang terlewatkan dan menunjukkannya, biasanya pada subdial. Tourbillon: Alat dalam jam mekanis yang menghilangkan kesalahan waktu akibat sedikit perbedaan yang ditimbulkan dari posisi jam tangan horizontal atau vertikal. Tourbillion terdiri dari carriage atau cage bundar, tempat escapement dan penyeimbang. Kontinu berputar sekali tiap menit. Tritium: Isotop hidrogen yang dipakai mengaktifkan titik-titik atau indeks yang bercahaya pada muka arloji. Radioaktif yang keluar dalam proses ini terlalu kecil untuk menimbulkan risiko kesehatan. Two Tone (Dua Nuansa Warna): Jam tangan yang memadukan dua logam, biasanya emas kuning dan stainless steel pada casefine watch. 12-Hour Recorder / Register: Subdial pada chronograph yang dapat mengukur periode waktu hingga 12 jam. Uni-directional Rotating Bezel (Bezel Putar Satu Arah): Bezel putar untuk waktu yang telah lewat, sering ditemukan pada jam tangan penyelam, yang hanya bisa bergerak berlawanan dengan arah jarum jam. Dirancang agar penyelam tidak akan mengubah posisi bezel secara tidak sengaja dari posisi semestinya, sehingga tidak mengubah perhitungan sisa persediaan oksigennya. Karena bezel hanya bergerak ke satu arah, kemungkinan kesalahan pengukuran waktu yang dilakukan penyelam tidak akan berbahaya. Banyak arloji penyelam yang bergigi, sehingga akan terkunci ke posisinya dan lebih aman.

CGW Magazine 147


wv

News Around The Clock

One Stop Service Jika Anda seorang kolektor jam yang selama ini kesulitan mencari tempat yang aman untuk memperbaiki atau merawat jam tangan kesayangan Anda, PT Swatch Group Indonesia, anak perusahaan dari produsen dan distributor jam tangan terbesar di dunia, SWATCH Group Ltd, sudah memiliki layanan Customer Service Center resmi yang berada di kantor mereka di Sampoerna Strategic Square, South Tower, Lantai 20, Jakarta. Customer Service Center dari PT Swatch Group Indonesia yang beroperasional dari Senin sampai Jumat, pukul 09.00 – 17.00 WIB ini sudah dilengkapi dengan alat-alat modern dan ditangani oleh tenaga ahli (watchmaker) yang dilatih khusus melalui program sekolah yang dikembangkan oleh WOSTEP (Watchmakers of Switzerland Training and Education Program / Program pendidikan dan pelatihan reparasi jam berstandar tinggi dari Swiss bagi para watchmaker) yang mendapat dukungan dari Asosiasi Perusahaan Industri Jam Tangan Swiss. Para konsumen setia dari merek dagang Swatch Group dengan mudah dapat melakukan pengecekan ataupun perbaikan jam tangan merek-merek di bawah SWATCH Group diantaranya merek Omega, Longines, Rado, Tissot, Certina, Mido dan Calvin Klein. Layanan yang ditawarkan pun beragam, mulai dari perbaikan jam tangan yang ringan, seperti penggantian baterai atau penggantian rantai jam, penyesuaian rantai jam (pemotongan atau penambahan rantai jam) atau penyesuaian waktu (kecepatan atau kelambatan) sampai dengan perbaikan jam yang sifatnya kompleks atau dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi (perbaikan chronograph, fitur kalender otomatis, fitur tourbillon, untuk mengatur tingkat akurasi waktu pada jam tangan, dan lainnya). Tel: +6221 29710011 / E-mail: Service.center@swatchgroup.co.id

148 CGW Magazine


WATCHES Collector’s Guide®

INDONESIA

Edisi 09/2017

The digital edition of CGW INDONESIA MAGAZINE can be viewed and purchased through SCOOP, Scanie, Magzter, or Rockstand Digital from your PC, Mac, Tablet, iPad, iPhone or Android www.cgw-indonesia.com


Archives

A Stroke Of Genius Seorang visioner sejati, Hans Wilsdorf (1881-1960) secara resmi mengajukan dan mendaftarkan nama “Rolex� pada tanggal 2 Juli 1908. Dan pada tahun 1926, usaha Hans Wilsdorf untuk mencapai tingkat kedap air pada sebuah jam tangan terbukti berhasil dengan penemuan Rolex Oyster, arloji kedap air pertama di dunia, berkat case jam yang dilengkapi dengan sistem paten yang cerdas yang terdiri dari bezel, bagian belakang case dan tombol pemutar jam yang dipasangkan dengan sekrup. Disegel secara horisontal, ia menawarkan perlindungan optimal bag imesin jam. Sejak diluncurkan pada tahun 1926, Oyster telah menjadi pilar dari koleksi jam tangan legendaris, yang paling terkenal dan paling dikenal di dunia. www.rolex.com

152 CGW Magazine




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.