3 minute read
Ucok Aka Dan Gairah Musik Rock Tanah Air
UCOK AKA DAN GAIRAH MUSIK ROCK TANAH AIR
Rambut kribo, kostum ornamen bunga, atraksi teaterikal, suara serak menjerit dan masih banyak lagi hal gila yang disajikan oleh musisi rock pioneer dekade 70-an ini.
Advertisement
Andalus Datoe Oloan Harahap alias Ucok AKA adalah satu dari sekian banyak musisi yang bernafas bersama musik hingga akhir hayatnya. Bersama AKA akronim dari Apotik Kali Asem inilah ucok memulai debutnya sebagai musisi. Era dimana referensi dan terbatasnya teknologi namun ucok besama kawan-kawannya tak jera membuat telinga di rajam dan tenggelam dalam suasana psikedelia.
Penampilannya yang nyentrik dan sikap nya sering menuai kontroversi membuatnya semakin di kenal di kalangan masyarakat umum, terlebih AKA tak pernah alfa dalam perbincangan musik di majalah-majalah populer pada saat itu seperti aktuil bahkan majalah tempo pernah memuat secara khusus wajah garang ucok untuk covernya pada salah satu edisi di tahun 1979. Kisah kehidupannya selalu menarik untuk di telisik, salah satunya adalah ketika ia memutuskan untuk mendalami ilmu mistik di antara teman-temannya yang lain sibuk hijrah mendalami ilmu agama.
Namun hari ini di tengah kebangkitan gairah music rock tanah air sangat sedikit sekali orang-orang yang secara serius membicarakan Ucok AKA, seakan ia teggelam dalam gemerlap masa lampau. Padahal ia adalah salah satu musisi yang berkontribusi besar menyuntikan spirit pemberontakan 37
dan ide segar dalam perkembangan musik Indonesia khususnya musik rock.
Seperti pada umumnya kita ketahui bagaimana kondisi sosial, budaya dan politik pada era orde baru, segala bentuk yang di anggap menyimpang dan membahayakan selalu habis di berangus, namun berbeda dengan ucok. Sekalipun ia ada pada situasi yang membatasi ekspresinya, ucok selalu bisa menyajikan penampilan yang maksimal, memukau dan nyaris sinting. Penonton di buat geleng kepala dengan aksi panggungnya yang tak biasa, meskipun banyak musisi rock yang seangkatan dengan ucok namun secara penampilan dan musikalitas ucok selalu menawarkan hal yang berbeda. Misalnya seperti dalam lirik lagu, ia nampak biasa saja dengan lirik yang mungkin kebanyakan orang di anggap tabu. seperti lagu Shake me yang syarat dengan makna seksualitas dan kehidupan hedonis lainnya. Ataupun aksi panggung yang kental dengan atraksi teaterikal.
Namun bukan ucok jika jalan kehidupannya lurus-lurus saja. Ia sempat menggelandang di gambir bersama farida karena cintanya di tentang oleh keluarga farida yang ayahnya adalah seorang jendral sedang ucok adalah seniman lalu ada saat ketika ia bimbang dengan jalan hidupnya, sementara personil AKA yang lain menemukan jalannya masing-masing. Seperti misal Arthur kaunang yang memilih rehat dari bermusik dan kemudian hijrah menjadi seorang kristiani yang taat dan menjadi pendeta, atau Sjech Abidin yang menjadi seorang muslim sejati. Kisah hidup Ucok yang memang rumit dan kebiasaannya bersemadi dari satu gunung ke gunung lainnya -bahkan konon terbentuk AKA pun hasil semadi ucok di gunung indrokilo-profesi sebagai dukun pun tidak bisa ditampik pernah tersemat padanya. Bahkan sampai menjadi dukun yang kondang di kota Malang.
Ucok menjadi musisi yang sangat produktif dalam melahirkan karya-karya fenomenal. Tercatat AKA sempat melahirkan 12 album. Salah satu kecerdasan ucok adalah ia bisa menciptakan musik yang sangat ideal bagi kehidupannya tapi di sisi lain ia pun bisa menciptakan karya yang bisa menyentuh pasar dengan selera musik masyarakat kebanyakan pada saat itu. Mungkin hal tersebut bisa di lihat dari album Reflections (1971) atau Shake Me (1972) yang cenderung terlihat bagaimana AKA begitu bergairah
38
dengan hingar bingar musik rock dengan segala bentuk kehiduppannya dan bandingkan dengan album AKA Kasidah atau AKA Pop Melayu yang kompromi dengan pasar tanpa menurunkan kualitas musiknya itu sendiri. Perdebatan antara rock dan music melayu sudah tidak relevan lagi ketika ucok hadir meawarkan karya-karyanya.
Badai bulan desember pun akhirnya hinggap di sang pencipta lagu nya sendiri, Ucok meninggal pada tanggal 3 Desember 2009, 6 hari setelah pertemuannya dengan Lia (Sutra Kharmelia Harahap) anak dari Farida istrinya yang ke 2 yang ia cari selama 29 tahun!
“Ucok bersama AKA termasuk perlopor musik rock di tanah air. Dia tampil di panggung dengan memadukan unsur teater yang aneh-aneh dan mengguncangkan. Dan itu memberi nilai tambah tersendiri bagi peta seni pertunjukan rock di Indonesia. Apa yang di lakukan ucok belum bisa di gantikan jagoan roc lain sepanjang empat dasawarsa ini”. (Remy Sylado, Redaktur Aktuil)
39