5 minute read
Yockie Suryo Prajogo:Pulangnya Sang Petualang Jagat Musik Nasional
YOCKIE SURYO PRAJOGO: PULANGNYA SANG PETUALANG JAGAT MUSIK NASIONAL
Awal tahun 2018 nampaknya menjadi catatan muram untuk insan penikmat musik di tanah air. Pasca di umumkannya majalah Rolling Stone Indonesia bubar dan tidak lagi mengedarkan informasi seputar musik di indonesia dalam format cetak maupun digital beberapa musisi papan atas pun menyusul tutup usia di awal tahun ini. Seperti pada 5 Januari 2018 Indonesia kehilangan musisi Yon Koeswoyo vokalis dari Koes Plus yang telah menorehkan sejarah perkembangan musik kontemporer tanah air lalu tepat sebulan setelahnya pada tanggal 5 Ferbruari 2018 Yockie Suryo Prajogo menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 63 di RSPI Bintaro, Jakarta pukul 07.35 Wib yang telah lama bertarung dengan komplikasi penyakit yang di deritanya dan riuhnya peringatan Hari Musik Nasional dan agenda Konferensi Musik Indonesia yang jatuh pada 9 Maret kemarin menjadi terasa kurang tanpa kehadiran mereka.
Advertisement
Yockie Suryo Prayogo lahir di Demak, Jawa Tengah, pada 14 September 1954. Nama aslinya adalah Jockie Surjoprajogo. Meskipun kerap kali penulisan nama di berbagai sumber berbeda namun tetap saja kita semua mengenalnya dengan nama Yockie. Petualang jagat musik nusantara ini barangtentu di tempa oleh berbagai pengalalam hidup. Maka tak heran karya yang di buatnya pun panjang umur dan dekat dengan keseharian 40
hidup manusia terlebih Yockie muda kerap kali berpindah-pindah tempat tinggal dari satu kota ke kota lain.
Karir musik Yockie melejit ketika ia pindah ke Jakarta dan bergabung dengan Godbless bersama Achmad albar dan Donny Fattah.Yockie sempat keluar tak lama setelah God Bless terbentuk dan pada tahun 1974 ia bergabung kembali dengan membawa dua kawannya dari malang ketika bersama Bentoel yaitu Ian Antono dan Teddy Sujaya. Meskipun ia sempat juga bergabung bersama band lain seperti band progressive rock pionir Giant Step, Suket, Swami, Kantata Taqwa, Bentoel, Safira, Jaguar dan melahirkan sejumlah album solo namun nama nya tak lepas dari Godbless yang mengantarkan ia ke gerbang puncak popularitas jagat musik nasional. Berbagai penghargaan musik bergengsi pun sempat ia raih selama perjalanan karirnya.
Seorang keyboardis dan pencipta lagu ini di samping kesibukannya sebagai musisi yang harus tampil di atas panggung dan menggarap karya bersama band ia pun kerap di libatkan dalam berbagai project musik, seperti misalkan pada soundtrack film Badai Pasti Berlalu garapan Eros Djarot, terlibat pada 6 album Chrisye dari Sabda Alam (1978) hingga Nona (1985). Bersama Iwan Fals, Setiawan Djody, Eros Djarot, Sawung Jabo, Donny Fattah, Innisisri dan W.S Rendra ia membentuk kelompok musik eksperimental Kantata Takwa, project musik yang di gadang-gadang terbesar dan melahirkan karya-karya avant-garde.
Mudahnya beradaptasi dengan aliran musik lain adalah salah satu kelebihan Yockie. Intuisi dalam bermusik terus ia asah maka karya-karya yang di hasilkannya pun beragam dan bersifat dinamis, mampu mengikuti jaman dan pasar musik Indonesia tanpa mengurangi kualitas dari musiknya itu sendiri. Nomor-nomor musik dari mulai yang keras sampai dengan yang melankolis ia gubah dan berhasil menduduki jajaran karya musik terbaik tanah air.
Melalui album solo Punk Ekslusif pada tahun 1983 yang di bantu oleh Eros Djarot dan Harry Sabar, mengingat minimnya referensi dan ruang menggali informasi pada saat itu Barangkali istilah Punk pun di kenalkan
41
secara luas kepada masyarakat indonesia tak lepas dari peran Yockie. Ritme dinamis perpanduan antara Ska dan New Wave juga lirik bernuansa kritik hedonisme menjadi identitas dari album tersebut.
Merenung nampaknya menjadi sahabat bagi Yockie, dari hasil perenungannya soal kehidupan ia mampu membuat karya yang kekal. misalnya lagu-lagu yang di garapnya bersama Godbless seperti “Semut Hitam”, “Kehidupan”, “Menjilat Matahari”, Badut Badut Jakarta”. Nomornomor lagu keras bernuansa kritik dan ajakan untuk menggali hidup yang tidak bisa di pisahkan dari eksistensi Godbless sampai dengan saat ini.
Yockie terkenal dengan sikapnya yang idealis dan tegas tak pandang bulu. Berbagai konflik pun tak pelak ia dapati.Beberapa gugatan pernah ia layangkan. Seperti ketika persoalan lagu Yockie yang sering di bawakaan Godbless tanpa seizinnya, Konser Kantata Barock, konflik bersama Chrisye, menegur sutradara Hanung Bramantyo yang menggunakan lagu “Kesaksian” tanpa seizin Yockie . Kendati demikian ia tetap berkarya bahkan tak sungkan untuk membagikan ilmunya kepada siapapun dan mau berkolaborasi dengan para musisi yang masih muda. Komentar dan kritik pun kerap ia lontarkan ketika ada yang memintanya menanggapi karya musik, seperti yang di lakukan Yockie ketika di wawancara oleh Sound From The Corner (bisa di saksikan di kanal YouTube), ihwal responnya ketika Yockie mendengarkan beberapa musik dari para musisi muda yang di garap secara indie.
Tepat 12 hari setelah di gelarnya pertunjukan kolaborasi penggalangan dana yang di beri judul “Pagelaran Sang Bahaduri” Yockie Suryo Prayogo pun menghembuskan nafas terakhir. Dan konser tersebut adalah salah satu bentuk solidaritas para musisi lintas generasi dan zaman yang di selenggarakan secara sukarela pada 24 Januari 2018 untuk biaya pengobatan Yockie dan berhasil mengumupulkan dana sebesar Rp. 514 juta, juga tentunya usaha dan penghormatan terakhir yang di berikan kepada sang petualang jagat musik Indonesia yang telah menorehkan tinta emas dalam perjalanan musik nasional.
Selamat Jalan Yokie Suryo Prayogo………
42
Catatan karir Yockie Suryo Prayogo (di ambil dari berbagai sumber) diantaranya:
Band : Jaguar, Bentoel, Godbless, Giant Step, Kantata Takwa, Swami, Suket
Album : 8 Album Solo diantaranya Jurang pemisah (Pramaqua - 1977), Musik Saya Adalah Saya (Musica Studio's - 1979), Terbanglah Lepas (Musica Studio's - 1981), Bila Damaipun Tiba (Musica Studio's - 1982), Punk Eksklusif (Musica Studio's - 1983), Selamat Jalan Kekasih (Musica Studio's - 1984), Penantian (Musica Studio's - 1986), Perjalanan Waktu (Bravo Musik -2015) lalu 6 Album bersama Chrisye, 3 Album Soundtrack, 5 Album bersama Godbless, 3 Album bersama Katata Takwa, 1 Album bersama Swami, 1 Album bersama Suket.
Penghargaan: Aransemen lagu terbaik ("Kesaksian" - Kantata Takwa) di BASF Awards 1990, Aransemen lagu terbaik ("Hio" - Swami) di BASF Awards 1992, Aransemen lagu "Mata Dewa" dari album Dialog milik Setiawan Djody di BASF Awards 1993, Pemuncak daftar "150 Album Indonesia Terbaik" versi majalah Rolling Stone Indonesia edisi 2007, "25 Artis Terbesar Sepanjang Masa" versi majalah Rolling Stone Indonesia edisi 2008, Lifetime Achievement Award dari Anugerah Musik Indonesia 2012.
Dan terlibat sebagai penggarah musik di berbgai garapan album musisi ternama seperti Mel Shandy, Ita Purnamasari, Ikang Fawzy, hingga Nicky Astria, dll.
43