DAFTAR ISI
Daftar Isi
……................................................................
Pengantar Redaksi
i
……...............................................
ii
Kebijakan Baru Pembinaan Widyaiswara Dalam Penyelenggaraan Diklat Aparatur – Nugroho In Saputro
……
1
Strategi Komunikasi Project Leader Guna Keberhasilan Proyek Perubahan Peserta Diklatpim Tingkat III – Enny Karnawati
……
19
Efektivitas Diklat Teknis Agribisnis Bagi Penyuluh Pertanian Lapangan – Kristiyo Sumarwono
……
42
Membangun Kompetensi Kerja Melalui Pengembangan Potensi Diri dan Implikasinya Terhadap Kinerja Pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah – Sri Esti Rejeki
……
58
Pegembangan Kualitas SDM Widyaiswara – Sudirman Mustafa
……
82
i
PENGANTAR REDAKSI
Salam Inovasi, Tim Redaksi sangat bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menghadirkan Jurnal Kediklatan Widya Praja untuk yang kelima kalinya. Jurnal Kediklatan ini dimaksudkan untuk memberikan media bagi para pihak terkait
kediklatan khususnya
Widyaiswara untuk menuangkan pemikiran kritis, inotivatif, terkait pengembangan kualitas aparatur sipil negara. Kami sangat berterimakasih kepada para penulis artikel kali ini baik yang berupa hasil penelitian maupun refleksi inovatif, karena hanya dengan dukungan artikel-artikel tersebut Jurnal Kediklatan Widya Praja dapat diterbitkan. Penerbitan jurnal ilmiah ini juga dimaksudkan untuk mendukung pengembangan profesi Widyaiswara melalui penulisan karya tulis ilmiah yang memang merupakan salah satu kewajiban bagi seorang Widyaiswara. Dalam diklat ASN, peran WIdyaiswara sangat penting, maka jurnal kediklatan kali ini hadir dengan artikel-artikel terkait kebijakan baru pembinaan Widyaiswara dan pengembangan kualitas Widyaiswara serta artikel lainnya. Semoga sajian kami yang kelima kali ini, meskipun masih perlu pengembangan, dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama pengelola diklat, penyelenggara diklat, widyaiswara, peserta dan alumni diklat.
Semarang, September 2015
Redaksi
ii
KEBIJAKAN BARU PEMBINAAN WIDYAISWARA DALAM PENYELENGGARAAN DIKLAT APARATUR Oleh : Nugroho In Saputro Abstrak Selain bertugas mendidik, mengajar dan/atau melatih pada unit pendidikan dan pelatihan pada satu instansi diklat pemerintah, Widyaiswara dituntut untuk memiliki kompetensi pada evaluasi diklat yang mendukung tugas pokok dan fungsinya. Kebijakan pembinaanWidyaiswara yang akan dicapai adalah dalam aspek kompetesi keahlian, manajerial, sosial, dan intelektual serta berpikir stratejik dalam rangka menjadi widyaiswara yang profesional dan memenuhi syarat sertifikasi. Hal ini dimaksudkan agar widyaiswara mampu menyelesaikan beban tugas secara mandiri serta terus melakukan pengembangan kapasitas dan profesionalismenya sesuai dengan spesialisasi yang telah dimiliki. Kebijakan pembinaan widyaiswara dalam rangka meningkatkan kompetensi untuk mewujudkan profesionalisme widyaiswara dapat dilakukan dengan mengikuti diklat atau training of fasilitator, magang, seminar dan kegiatan ilmiah lain yang relevan serta pengembangan profesi. Kata kunci : widyaiswara, kompetensi, profesional, sertifikasi, sasaran kinerja pegawai.
masing. Pelayanan kepada masyarakat
PENDAHULUAN Adalah
tuntutan
yang
masyarakat
efektif
dan
terwujud
segala aspek pembangunan. Kondisi
melaksanakan tugasnya senantiasa
ini
berorientasi
diimbangi
dengan
ASN
akan
terhadap pelayanan prima dalam
harus
apabila
efisien
kepada
dalam
kepuasan
reformasi birokrasi pemerintahan.
masyarakat yang didasarkan pada
Aparatur
Sipil
Negara
(ASN)
aturan, sistem dan prosedur kerja
sebagai
pelaku
utama
dalam
yang jelas, serta sesuai dengan
birokrasi
seyogyanya
prinsip
memiliki
-
prinsip
tata
kelola
kompetensi, handal, kreatif, inovatif,
kepemerintahan yang baik (Good
dan
governance management) .
berwawasan
global
serta
Usaha-usaha untuk memenuhi
memiliki integritas yang tinggi dan baik,
tuntutan di atas, maka pemerintah
sesuai tugas dan fungsinya masing-
mulai tahun 2014 terus mendorong
budaya
melayani
dengan
1
setiap ASN untuk mengikuti diklat
(substantif),
guna mencapai standar kompetensi
kompetensi
yang diperlukan. Melalui kegiatan
kepribadian, dan sosial.
diklat
setiap
akan
tetapi
pengelolaan
juga
pembelajaran,
Untuk mencapai penguasaan
aparatur
akan
mempunyai
kesempatan
untuk
melakukan
pengayaan
dan
Widyaiswara harus meningkatkan
penyegaran ilmu pengetahuan dan
profesionalismenya dalam mendidik,
teknologi
mengajar dan/atau melatih SDM ,
guna
peningkatan
keempat
mewujudkan
pelayanan
kompetensi
tersebut
Widyaiswara selain sebagai sumber
kepada
masyarakat. Konsekuensi logis dari
referensi
kebijakan tersebut adalah bahwa
menyampaikan
volume penyelenggaraan diklat pada
pemikiran baru, serta memfasilitasi
lembaga penyelenggara diklat akan
pemecahan masalah yang secara
meningkat pada masa mendatang.
umum dihadapi oleh masyarakat.
Seperti diketahui keberhasilan suatu
Dengan
penyelenggaraan
ditopang
menjadi narasumber dan fasilitator
oleh 4 (empat) sub sistem, yaitu
serta sebagai jembatan inovasi, agar
kelembagaan, ketenagaan, program
permasalahan kemasyarakatan dapat
dan sarana prasarana. Widyaiswara
dipecahkan dengan baik.
diklat
melalui
keaktifannya
gagasan
demikian
atau
Widyaiswara
sebagai komponen utama ketenagaan
Tugas-tugas fasilitator dalam
diklat memiliki tugas, tanggung
suatu diklat sangat luas. Peran
jawab,
widyaiswara
dan
wewenang
untuk
sebagai
fasilitator
mendidik, mengajar dan / atau
dalam penyelenggaraan diklat sangat
melatih
Sumber
Daya
Manusia
beragam. Secara spesifik kamus
(SDM)
aparatur
pada
Lembaga
wikipedia menyatakan bahwa:
Diklat.
Seiring
itu,
the facilitator's job is to
memiliki
support everyone to do their best
kecepatan, kepekaan dan kreativitas
thinking and practice. To do this, the
dalam mengembangkan kompetensinya,
facilitator
tidak saja kompetensi keilmuan
participation,
Widyaiswara
dituntut
dengan untuk
2
encourages promotes
full mutual
understanding and cultivates shared
pembelajaran,
sedangkan
responsibility. By supporting everyone to
berarti suara. Widyaiswara dapat
do their best thinking, aa facilitator
diartikan
enables group members to search
kebenaran, dengan tugas pokoknya
for inclusive solutions and build
menyampaikan nilai - nilai luhur untuk
sustainable agreement (http://www.
membentuk aparatur yang jujur,
wikipedia.com).
berakhlak mulia dan profesional.
sebagai
iswara
suatu
suara
Apabila diterjemahkan secara
Fungsi widyaiswara sejajar
bebas pernyataan di atas dapat
dengan para guru, dosen, tutor,
dimaknai sebagai berikut:
bahwa
instruktur, pembimbing, pelatih atau
tugas-tugas
adalah
trainer,coach, mentor, dan fasilitator
fasilitator
memberikan suatu dukungan penuh
yang
di dalam masyarakat kita
kepada
dikenal
sebagai
setiap
orang
untuk
tenaga
kependidikan.
dan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
melakukan praktek yang terbaik
2003 tentang Sistem Pendidikan
melalui kesempatan berpartisipasi
Nasional, pasal 1 ayat 1 menyatakan
penuh, semangat kerjasama saling
bahwa
memahami dan berbagi tanggung
kependidikan yang berkualifikasi
jawab menyelesaikan tugas.
sebagai
melakukan
tugas
berfikir
dalam
suatu
guru,
adalah
dosen,
tenaga
konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor,
Widyaiswara adalah fasilitator pelatihan
pendidik
instruktur, fasilitator, dan sebutan
diklat.
Sebagai satu profesi dalam sistem
lain
dan tatakelola Pegawai Negeri Sipil
kekhususannya, serta berpartisipasi
(PNS=Aparatur Sipil Negara), maka
dalam menyelenggarakan pendidikan. Di
Widyaiswara harus terus meiningkatkan
bagian lain dari peraturan tentang
kemampuannya
jabatan
agar
menjadi
yang
sesuai
widyaiswara
bahwa widyaiswara
fasilitator yang baik.
dengan
dinyatakan merupakan
Istilah Widyaiswara berasal
jabatan fungsional yang diberikan
dari bahasa Sansekerta, yaitu widya
kepada pegawai negeri sipil dengan
yang berarti pengetahuan, ilmu atau
tugas mendidik, mengajar dan/atau 3
melatih secara penuh pada unit
dengan
pendidikan dan pelatihan pada satu
kegunaan utama dari kolaborasi
instansi
adalah
pemerintah.
Karena
yang
lain.
Salah
pengembangan
satu
kapasitas
tugasnya, maka widyaiswara harus
lembaga pemerintah, organisasi dan komunitas
memiliki bekal yang luas untuk
untuk
belajar dan berbagi dalam dunia
tantangan masa depan. Oleh karena
intelektual dan akademis birokrasi,
itu kolaborasi diklat diselenggarakan
serta
diri
dengan cara pembagian kekuatan
sebagai “guru� bagi aparatur sipil
antara lembaga diklat satu dengan
dalam sikap, tingkah laku dan
lainnya
pengetahuan.
manfaat. Berbagai contoh kolaborasi
mampu
mewujudkan
menghadapi
dan
saling
tantangan-
memberikan
diklat diistilahkan dengan magang, kemitraan, tandem, dan lain-lain.
Kendala Pengembangan Kompetensi Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan lembaga pemerintah dalam
peningkatan
widyaiswara
Tugas-tugas utama Widyaiswara Kompetensi seorang
kompetensi
terutama
dari
yang
sisi
widyaiswara
terutama
adalah
mampu
dalam
bidang
tertentu
anggaran, fasilitas dan teknologi.
melatih
Kerjasama
kepada para peserta didik atau
/
kolaborasi
dalam
diklat
dengan
penyelenggaraan
peserta
pelatihan
yang
pada
diklat/lembaga
umumnya adalah PNS. Aparatur
lain diperlukan untuk mengatasi
sipil negara terdiri dari pejabat
keterbatasan tersebut.
struktural eselon IV sampai dengan
lembaga-lembaga
yang
merupakan
partnership
Kolaborasi
varian
merupakan
dari
eselon I, pejabat fungsional tertentu,
suatu
dan staf pelaksana atau fungsional
hubungan yang melibatkan pembagian
umum.
power, kerja, dukungan dan atau
pangkatnya para petugas pemerintah
informasi dengan yang lain untuk
diberikan
kesempatan
untuk
mencapai tujuan bersama dan atau
meningkatkan
kemampuannya
melalui
saling memberikan manfaat satu
berbagai pelatihan di lembaga diklat 4
Sesuai
jenjang
dan
pemerintah. Kompetensi yang akan
jumlahnya masih sangat terbatas.
menjadi fokus dalam diklat tersebut
Faktor lain yang dapat berpengaruh
terdiri dari aspek kognitif, afektif,
terhadap kinerja adalah perencanaan
dan psikomotorik. Para widyaiswara
program pengembangan widyaiswara yang
diharapkan
membentuk
belum terpadu dan berkelanjutan,
aparatur sipil negara (ASN) menjadi
sistem penganggaran diklat yang
pribadi
dalam
tidak
publik
diklat belum terstruktur, struktur
maupun tugas dan fungsinya dalam
kelembagaan diklat yang belum
kelembagaan pemerintah.
mencerminkan fungsi yang sebenarnya, dan
mampu
yangprofesional
melaksanakan
pelayanan
terkoordinasi,
kurang
Pengembangan Sumber Daya
mengoptimalkan
teknologi.
Diklat
pemerintahan adalah dalam rangka
investasi
untuk
mewujudkan
profesionalisme
Manusia
aparatur
(SDM)
di
kalangan
tercapainya
pemerintah
kondisi
yang
pelaksanaan
aparatur
inovasi merupakan
mengembangkan sumber
daya
manusia, hal tersebut akan terwujud
baik
(Good governance). Hal demikian
apabila
telah
kompetensinya jelas dan terarah.
menjadi
paradigma
baru
pengembangan
Tuntutan
dalampemerintahan saat ini baik
pola
terbesar
bagi
bagi pemerintahan pusat maupun
Widyaiswara saat ini dan masa
daerah. Namun demikian di dalam
mendatang
kenyataan
dirinya
masih
menghadapi
adalah
bagaimana
mampu
melakukan
kendala dalam banyak hal, mulai
pendalaman dan eksplorasi terhadap
dari faktor SDM sendiri sampai
kemampuannya secara optimal agar
dengan
sarana-prasarana
berkualitas. Harapan tersebut sejalan
Faktor
dengan
faktor
pendukungnya.
SDM
tugas
dan
tanggung
misaknya adalah mind set atau pola
jawabnya dalam menjaga dan selalu
pikir yang tetap atau tidak berubah
meningkatkan kualitas pelaksanaan
terhadap
pendidikan
inovasi
dan
kemajuan
dan
pelatihan
iptek.Sarana dan prasarana berupa
selaras
alat
organisasi birokrasi.
dan
fasilitas
kerja
yang 5
dengan
yang
perkembangan
Adapun
tugas
pokok
Widyaiswara Pertama, Widyaiswara Muda, Widyaiswara Madya sampai
Widyaiswara
dimulai
sejak
penyusunan
kurikulum
diklat,
Widyaiswara
Utama
yang
penyusunan bahan ajar, penyusunan
merupakan jenjang tertinggi jabatan
Garis
fungsional.
-
Garis
Pembelajaran
Besar
Program
(GBPP),
Rancang
Profesionalitas
Widyaiswara
Bangun Pembelajaran Mata Diklat
merupakan
(RBPMD),
Acara
posisi Widyaiswara berada dalam
Pembelajaran (SAP), dan Rencana
tingkatan jabatan fungsional yang
Pembelajaran
berperan melaksanakan tugas-tugas
Satuan
(RP),
penyusunan
keniscayaan,
bahan tayang, penyusunan modul,
kependidikan.
soal ujian, melaksanakan tatap muka
kompetensi
di depan kelas, memeriksa jawaban
bagi seorang widyaiswara harus
ujian Diklat, mengevaluasi program
dapat dicapai secara mandiri dengan
Diklat,
dukungan dari organisasi.
menganalisa
kebutuhan
Di
karena
samping
yang
itu,
dipersyaratkan
Diklat; membimbing peserta Diklat
Kompetensi tersebut antara lain
dalam penulisan Kertas Kerja (KK),
adalah : menyelesaikan beban tugas
membimbing peserta Diklat dalam
mandiri,
Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau
pengembangan
Observasi Lapangan (OL), menjadi
profesionalismenya, sesuai dengan
moderator
spesialisasi
(narasumber)
pada
mampu
melakukan
kapasitas
yang
telah
dan
dipilih.
seminar, lokakarya atau diskusi
Dengan demikian, meskipun tugas
dalam
utamanya
kelas,
menjadi
anggota
adalah
mendidik,
di
mengajar dan melatih (dikjartih),
instansinya, sampai bertugas sebagai
namun penguasaan kompetensi yang
penanggung
dipersyaratkan
pengelola
program
Diklat
jawab
diklat.
juga
harus
dan
dilaksanakan dan dipenuhi sehingga
Widyaiswara
fokus dari widyaiswara bukan hanya
tersebut akan sangat mempengaruhi
pada mengajar, jadwal pelatihan,
perjalanan jenjang karirnya dari
dan angka kredit saja.
Pemenuhan
terhadap
tanggung
jawab
tugas
6
Sebagai kemampuan menguasai
contoh menggunakan iptek,
adalah tugas-tugas yang menjadi
adalah
tanggung jawab widyaisawara.
dan
Perbandingan
kemampuan
aturan
antara
baik,
yang lama (Permenpan 14 Tahun
kemampuan menciptakan inovasi
2009) dan yang baru (Permenpan 22
dan lain-lain.
Tahun 2014) adalah sebagaimana
berkomunikasi
dengan
Tabel 1 berikut ini :
Substansi lain yang menjadi tuntutan peran widyaiswara dalam lembaga
diklat
adalah
merepresentasikan seseorang yang ahli dalam bidang diklat, yang terangkum dalam 23 macam tugas dan
tanggung
jawab.
Fokus
widyaiswara tidak terbatas dalam bidang dikjartih saja, tetapi lebih luas dan bervariasi. Tabel berikut
7
8
tugas
Permenpan & RB Nomor 22
dikjartih,
Tahun 2014 berlaku mulai tanggal
melakukan
diundangkan
5
pengembangan diklat. Bunyi
ini
Pasal 4 selengkapnya adalah:
Agustus
yakni
2014.
tanggal
Permenpan
evaluasi
yakni
menggantikan Permenpan Nomor 14
“Tugas
tahun 2009. Beberapa hal baru yang
adalah melaksanakan Dikjartih
diatur dalam Permenpan & RB
PNS,
Nomor 22 Tahun 2014 antara lain
Pengembangan
sebagai berikut:
Lembaga Diklat Pemerintah�.
1. Pasal Nomor
4
Permenpan& 22
tahun
pokok
dan
Widyaiswara
Evaluasi Diklat
dan pada
Evaluasi Diklat terdiri dari
RB
pengevaluasian
2014
memberikan tugas pokok baru
Diklat
bagi Widyaiswara disamping
pengevaluasian kinerja Widya 9
di
penyelenggaraan instansinya,
dan
iswara. Sementara pengembangan
dapat diperhitungkan sebagai
Diklat
dari
perolehan angka kredit. Hal ini
kebutuhan
dimungkinkan untuk dilakukan
Diklat, penyusunan kurikulum
sepanjang tidak ada pejabat
Diklat, dan penyusunan Modul
fungsional
Diklat. Dengan demikian maka
memiliki tugas pokok membina
Widyaiswara dapat berperan
masyarakat
lebih
menjadi obyek diklat (Pasal 9
terdiri
penganalisisan
luas,
tidak
sekedar
diklat.
Apakah
binaan
yang
3. Selain berita positif di atas,
tetapi juga turut mengevaluasi menganalisis
/
yang
Ayat 3)
sebagai aktoryang tampil saja,
dan
lainnya
kebutuhan
terdapat satu aturan baru yang
ini
sangat mungkin akan membuat
akan
mengintervensi dan mengurangi tugas
Widyaiswara
pejabat
ataukah
structural penyelenggara diklat)
bersinergi
akan cukup kerepotan. Hal ini
struktural,
diharapkan
akan
Permenpan tersebut dinyatakan
2. Hal lain yang merupakan angin adalah
melaksanakan
pejabat
muncul karena dalam pasal 15
dalam satu tim ?
segar
(dan
bahwa
selain
bahwa
tugas
pokok
menyusun
widyaiswara Sasaran
Kinerja
tersebut di atas, Widyaiswara
Pegawai
dapat
dilaksanakan selama satu tahun
melakukan
dikjartih
terhadap
Non ASN
lingkup
binaan
berjalan
dalam
(SKP)
wajib
yang
berdasarkan
akan
tugas
pokok widyaiswara.
instansinya
(Pasal 9 Ayat 1) . Peserta Diklat
Selanjutnya Pasal 16 mengatur
Non ASN adalah individu yang
bahwa dalam waktu satu tahun,
menjadi peserta Diklat sebagai
Widyaiswara wajib mengumpulkan
bagian dari masyarakat binaan
Angka Kredit dari sub unsur
instansi sesuai tugas dan fungsi
pelaksanaan Dikjartih, evaluasi
dari lembaganya. Berita baik
dan pengembangan Diklat, dan
tentunya bahwa hal tersebut
pengembangan profesi dengan 10
jumlah Angka Kredit paling
bagi sebagian Widyaiswara. Di
kurang:
sisi lain, instansi penyelenggara
a. 12,5
untuk
diklat harus menjamin bahw
Widyaiswara
asetiap
Ahli Pertama
Widyaiswaranya
memiliki
b. 25 untuk Widyaiswara Ahli
kesempatan
dan
peluang untuk dapat memenuhi
Muda c. 37,5
untuk
angka tersebut.
Widyaiswara
4. Berita berikutnya adalah bahwa
Ahli Madya
pengangkatan
d. 50 untuk Widyaiswara Ahli
PNS
dalam
Widyaiswara harus memenuhi
Utama. Jumlah angka kredit tersebut
syarat berijazah paling rendah
pada butir 4) hanya berlaku
Magister (S2) dari perguruan
untuk
Ahli
tinggi yang terakreditasi (Pasal
Pembina
28 Ayat 1 huruf a). Selain itu,
Utama Madya, golongan ruang
pada huruf d disyaratkan pula
IV/d.
bahwa
Widyaiswara
Utama,
pangkat
Jumlah
angka
kredit
calon
Widyaiswara
tersebut sebagai dasar untuk
harus memiliki pengalaman di
penilaian SKP.
bidang Dikjartih paling kurang
Pengumpulan jumlah Angka
dua
Kredit minimal dalam setiap
golongan ruang minimal III/b.
tahun tersebut tentu membuat
Terkait dengan pendidikan S2,
Widyaiswara
rajin
dalam Ketentuan Peralihan di
mengkompilasi kegiatan dan
Pasal 37 Ayat (2) diatur bahwa
mengajukan angka kredit setiap
Widyaiswara
tahunnya, dan tidak bisa lagi
memiliki ijazah Magister (S2)
hanya
tetap
harus
berkonsentrasi
mengajukan
tahun
dapat
dan
memiliki
yang
belum
melaksanakan
angka kredit pada tahun-tahun
tugasnya sebagai Widyaiswara
terakhir.
dan
Hal ini merupakan
harus
memiliki
ijazah
cukup
Magister (S2) paling lama 5
melelahkan dan membosankan
(lima) tahun sejak berlakunya
pekerjaan
yang
11
Peraturan Menpan dan RB
dapat
memenuhi
Nomor 22 tahun 2014 ini.
kreditnya. 6. Untuk
Apabila tidak memiliki ijazah
angka
Pemberhentian
S2 maka Widyaiswara tersebut
Jabatan diatur dalam Pasal
dapat
34.
diberikan
kenaikan
pangkat paling tinggi Penata
Dalam
Tingkat I, golongan ruang III/d
disebutkan bahwa Widya
ataupangkat
iswara diberhentikan dari
terakhir
yang
pasal
tersebut
jabatannya apabila dijatuhi
didudukinya. bagi
hukuman disiplin tingkat
Widyaiswara diatur pada Pasal
berat dan telah mempunyai
32 yang menyebutkan bahwa
kekuatan
Widyaiswara dibebaskan se-
kecuali hukuman disiplin
mentara
berat
5. Pembebasan
sementara
dari
jabatannya
hukum
berupa
pangkat
apabila: a. Diberhentikan
tetap
penurunan
setingkat
lebih
rendah selama tiga tahun
sementara
dan
sebagai PNS
pemindahan jabatan
dalam rangka penurunan
b. Ditugaskan secara penuh di
jabatan
luar jabatan Widyaiswara
setingkat
lebih
luar
rendah. Jika dilihat pada PP
tanggungan negara kecuali
53 Tahun 2010 maka sesuai
untuk
anak
Pasal 7 Ayat (4) hukuman
seterusnya,
disiplin tingkat berat terdiri
c. Menjalani
cuti
di
persalinan
keempat
dan
dari:
atau d. Menjalani lebih
dari
tugas enam
a. Penurunan
belajar
setingkat lebih rendah
bulan
selama 3 (tiga) tahun;
Dari uraian di atas tampak bahwa
tidak
b. Pemindahan
ada
rangka
pembebasan sementara bagi Widyaiswara
yang
pangkat
tidak 12
dalam penurunan
jabatan setingkat lebih
lembaga diklat. Program kegiatan
rendah;
yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab widyaiswara mutlak
c. Pembebasan dari jabat-
untuk
an;
tidak
pemahaman
atas
permintaan
diimplementasikan.
Sehubungan dengan itu diperlukan
d. Pemberhentian dengan hormat
selalu
tentang
proses
manajemen penyelenggaraan diklat
sendiri
seperti perencanaan, penganggaran,
sebagai PNS; tidak
desain kurikulum, modul, desain
dengan hormat sebagai
ruang belajar mengajar, termasuk
PNS.
penyediaan
e. Pemberhentian
sarana
monitoring
Sebagai sebuah profesi yang
dan
prasarana,
evaluasi
diklat,
sangat terhormat maka kewajiban
pasca diklat dan bimbingan lanjutan
widyaiswara juga untuk menjunjung
dengan
tinggi
perencanaan diklat ditindaklanjuti
profesinya
menjadikan tanggung
seluruh jawab
terinternalisasi Dalam
dengan tugas yang
dalam
buku
dan
oleh
ada
proses
pejabat
Selanjutnya
setruktural
penyusunan
dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Belanja
dirinya.
Profil
baik.
Tahunan di Kementerian/Lembaga.
Pendidik
Lilin
Profesional (Sahertian 1994: 29),
Budiarti
dinyatakan bahwa mendidik dan
menyatakan
mengajar merupakan pilihan hati
dalam peran kuncinya sebagai agen
nurani dengan bobot nilai yang tak
perubahan,
terukur serta memiliki tanggung
restorasi pola pikir bahwa tugas
jawab, sehingga
widyaiswara tidak hanya mengajar
menjadi widya
iswara profesional adalah cita-cita
dengan
luhur
perlu
yang
harus
diraih
oleh
Widyaiswara
berperan
mengikuti
sebagai pelayan masyarakat disuatu 13
melakukan
modul
mengembangkannya
mindset,
pula
widyaiswara
perlu
berdasarkan
pertimbangan
widyaiswara sejati.
bahwa
(2013)
rasionalitas, dan
perilaku diklat
tapi sesuai
perubahan setelah termasuk
didalamnya menata struktur pola
perlu menunggu perintah atasan.
pikir
Widyaiswara
yang
mereformasi struktur,
mengembangkan
kultur, dan etika birokrasi. Pada
jejaring kerja dan berperan sebagai
kondisi yang demikian diperlukan
“innovation agent� bagi pihak-pihak
kreatifitas widyaiswara agar apa
terkait dalam pengembangan SDM
yang disampaikannya menyentuh,
seperti tergambar dalam diagram
dan
berikut ini.
memiliki
roh
yang
akan
berpengaruh secara nyata dalam merubah pengetahuan, sikap, dan perilaku orang yang dididiknya. Sebagai
seseorang
yang
dapat
disebut sosok reformis struktural atau pencerah bangsa widyaiswara harus siap mencurahkan jiwa, raga, dan
roh
sebagai
motivator,
Di era globalisasi saat ini
transformator,
sekaligus
seorang widyaiswara seyogyanya
motor
memiliki open mind dan borderless
perubahan dalam birokrasi terkait
action karena dalam kenyataannya
dengan kinerja pemerintahan. Widyaiswara membina dirinya
dan
perlu
aktifitas Widaiswara tidak dapat
terus
dipisahkan antara tugasnya sebagai
mengembangkan
pejabat
karena secara personal
kompetensi
menjadi widyaiswara adalah suatu
terus
panggilan hati untuk terus belajar dan berbagi sekaligus kebenaran.
ranah
diri
yang
diaplikasikan diluar
dunia
profesi
yang
lain.Profesi
kompetensi personal yang dimiliki
keahlian, manajerial, sosial, dan
mampu berkembang sesuai dengan
intelektual serta berpikir strategik. perlu
profesionalnya
widyaiswara akan lestari apabila
dilakukan dalam aspek kompetensi
Widyaiswara
dengan
birokrasi dengan memasuki ranah-
penyuara
Pengembangan
fungsional,
tuntutan perubahan di segala bidang,
terus
grow up and develop.
mengembangkan dirinya dan tidak 14
iswara. Sementara pengembangan Kebijakan Membangun
Diklat terdiri dari penganalisisan
Kompetensi Widyaiswara
kebutuhan
Diklat,
penyusunan
Pendayagunaan
kurikulum Diklat, dan penyusunan
Aparatur Negara dan RB Nomor 22
Modul Diklat. Dengan demikian
Tahun
Jabatan
maka Widyaiswara dapat berperan
Fungsional Widyaiswara dan Angka
lebih luas, tidak sekedar sebagai
Kreditnya (Permenpan & RB Nomor
fasilitator yang tampil di depan kelas
22 Tahun 2014)
saja, tetapi juga turut mengevaluasi
Peraturan
Menteri
2014
tentang
berlaku mulai
dan menganalisis kebutuhan diklat.
tanggal diundangkan yakni tanggal 5 Agustus
2014.
Permenpan
Mengapa setiap widyaiswara
ini
menggantikan Permenpan Nomor 14
harus
tahun 2009. Beberapa hal baru yang
metodologis
diatur dalam Permenpan & RB
Bahwakompetensi
Nomor 22 Tahun 2014 antara lain:
modal awal bagi pertumbuhan dan
Pasal 4 Permenpan& RB Nomor 22
perkembangan masyarakat. Secara
tahun
2014
tugas
umum pengertian kompetensi dapat
pokok
baru
Widyaiswara
mengacu pada definisi berikut ini:
disamping tugas dikjartih, yaitu
compentency has been defined in the
melakukan
dan
ligh of actual circumstances relating
pengembangan diklat. Bunyi Pasal 4
to the individual and work. Kamus
selengkapnya adalah : “Tugas pokok
Webster mendefinisikan bahwa : “ A
Widyaiswara adalah melaksanakan
compelence is a description of
Dikjartih
dan
somethingwhich a person who works
pada
in a given occupational area shold
Pemerintah”.
be able to do. It is adescription of an
memberikan bagi
evaluasi
PNS,
Evaluasi
Pengembangan Lembaga
Diklat
Evaluasi
Diklat
pengevaluasian Diklat
Diklat
di
pengevaluasian
terdiri
kinerja
kompetensi
maupun
substantif? merupakan
action, behavior or outcome which a
dari
person
penyelenggaraan instansinya,
memiliki
should
todemonstrate.”
dan
be Dari
able kedua
pengertian tersebut dapat diketahui
Widya 15
bahwa
kompetensipada
diajarkan,
dasarnya
memilih
dan
adalah gambaran tentang apa yang
menggunakan berbagai metode
dapat dilakukan (be able to do)
mengajar
di
seseorang dalam suatu pekerjaan,
belajar
mengajar
berupa
diselenggarakannya.
kegiatan
perilaku
dan 2.
hasilyang dapat ditampilkan atau
dalam
proses yang
Kompetensi sosial kemasya-
ditunjukkan.Agar dapat melakukan
rakatan, seorang widyaiswara
(be able to do) sesuatu dalam
harus mampu berkomunikasi,
pekerjaannya,
harus
baik dengan peserta diklat,
(ability)
sesama widyaiswara, maupun
memiliki dalam
seseorang
kemampuan bentuk
masyarakat luas.
pengetahuan 3.
(knowledge), sikap (attitude) dan
Kompetensi personal,
yaitu
keterampilan (skill) yang sesuai
bahwa seorang widyaisawara
dengan bidang pekerjaannya.
harus
memiliki
kepribadian
yang
mantap
dan
Mengacu
pada
pengertian
patut
kompotensi di atas, maka dalam hal
diteladani oleh orang lain.
ini kompotensi Widyaiswara dapat
Dengan
demikian,
seorang
dimaknai sebagai gambaran tentang
Widyaiswara akan mampu menjadi
apa yang dapat dilakukansesorang
seorang
Widyaiswara dalam melaksanakan
menjalankan peran: ing ngarso sung
pekerjaannya, baik berupa kegiatan,
tulada, ing madya mangun karsa, tut
berperilaku
wuri
maupun
hasil.
pemimpin
handayani.
Berdasarkan pengertian kompetensi,
menjadi teladan,
kompetensi
yang
seorang
widyaiswara
Di
dapat dikelompokkan ke dalam tiga
motivator,
jenis kompetensi, yaitu:
menjadi pendukung.
1.
Kompetensi seorang memiliki
Bidang
profesional,
depan
ia
ditengah-tengah
dipimpinnya dan
yang
di
menjadi belakang
yang
ia
seharusnya
Widyaiswara
harus
dikuasai oleh Widyaiswara sangat
pengetahuan
yang
luas. Sebagai agen inovasi atau innovation
luas dari bidang studi yang 16
agent
akan
memungkinkan setiap stake holder
ditentukan
oleh
meningkat terus kompetensinya di
widyaiswara.
Hasil
bidangnya masing-masing. Sejalan
Masfifah (2007) menunjukkan bahwa
dengan tantangan kehidupan global,
42,2%
peran
Prajabatan Golongan III, dipengaruhi
dan
tanggung
jawab
kepuasan
widyaiswara pada masa mendatang
oleh
akan semakin kompleks, sehingga
widyaiswara.
menuntut
widyaiswara
kualitas
senantiasa
melakukan
peningkatan
dan
untuk
kualitas penelitian
peserta
kualitas
diklat
pembelajaran
Oleh
karena
widyaiswara
itu harus
senantiasa ditingkatkan agar dapat
berbagai
mengikuti
penyesuaian
perkembangan
penguasaan teknologi. Widyaiswara
pengetahuan
harus lebih dinamis dan kreatif
Peningkatan kualitas widyaiswara
dalam
harus senantiasa dilakukan karena
mengembangkan
proses
dan
ilmu
pembelajaran.
beberapa
hal:
Di samping itu, widyaiswara masa
dituntut
mampu
depan harus paham penelitian guna
tugasnya secara profesional, (2)
mendukung
Widyaiswara
terhadap
efektivitas
(1)
teknologi.
Widyaiswara melaksanakan
harus
pembelajaran yang dilaksanakannya.
mengikuti
perkembangan
Demikian juga, dengan dukungan
pengetahuan dan teknologi.
mampu lmu
mutakhir
Kegiatan
memungkinkan widyaiswara untuk
Widyaiswara
melakukan
yang
melandasi
bervariasi dari tahun ke tahun,
berinovasi
disesuaikan
konteks
pembelajaran di kelas.Hasil kajian
pengembangan ilmu pengetahuan
Karnawati (2014: 45) tentang Hasil
dan teknologi yang ada.
Evaluasi Kepemimpinan Diklatpim
hasil
penelitian
yang
pembelajaran
dengan
pengembangan tersebut
akan
Widyaiswara
dalam
dalam
menyampaikan
sangat
III di Badan Diklat Provinsi Jawa
strategis dalam proses transformasi
Tengah menunjukkan bahwa dari 3
kualitas
angkatan diklatpim yang dievaluasi
Peran
widyaiswara
sumber
daya
aparatur.
(sejumlah
Bahwa keberhasilan penyelenggaraan diklat 17
90
orang
peserta)
didapatkan bahwa 21 orang atau
pembelajaran
23,33
membuat
%
peserta
diklatpim
di
kelas
lancarnya
akan proses
mendapatkan
predikat
kurang
pembelajaran. Begitu juga dengan
memuaskan,
dan
ditunda
adanya kelembagaan yang kuat,
kelulusannya sebesar 10 % atau 9
tentu akan membuat Widyaiswara
orang. Hal ini menunjukkan bahwa
menjadi lebih bersemangat dan terus
satu angkatan diklatpim (seandainya
bekerja keras untuk menjadi lebih
30 orang tersebut dijadikan satu
profesional lagi. Kelembagaan yang
kelas) dinyatakan sebagai diklat
terpercaya dan terakreditasi dalam
tidak efektif atau tidak mencapai
melaksanakan Diklat aparatur akan
target. Kenyataan demikian adalah
membuat
pemborosan dan kurang berhasil.
Widyaiswara menjadi lebih optimal
Tentu kita tidak boleh menyalahkan
bila diberdayakan secara propor-
para
sional.
Widyaiswara
pengampu
status
atau
kondisi
Diklatpim III yang menyebabkan kegagalan
tersebut,
yang
pasti
Pengembangan
terdapat faktor pada diri peserta yang
harus
dikoreksi.
Standar
Namun,
iswara
Diklatpim
pengelolaan
tersebut
Widya
iswara Untuk Tujuan Sertifikasi
kurang suksesnya peserta mengikuti III
Kompetensi
menjadi
kompetensi
terdiri
dari
Widya
kompetensi
pembelajaran,
kompetensi
catatan tersendiri bagi Widyaiswara
kepribadian, kompetensi sosial dan
untuk melakukan perbaikan metode
kompetensi substantif. Kompetensi
atau
yang
pengelolaan pembelajaran adalah
para
kemampuan yang harus dimiliki
materi
pembelajaran
disampaikannya
kepada
Widyaiswara dalam merencanakan,
peserta. Sumber
daya
penyelenggara profesional disiplin,
Diklat dalam
dan
pemenuhan
menyusun,
manusia
arti
empati kebutuhan
melaksanakan,
dan
mengevaluasi pembelajaran.
yang
Kompetensi
tertib,
adalah
terhadap
dimiliki
proses 18
kemampuan
kepribadian yang
Widyaiswara
harus
mengenai
Kompetensi
tingkah laku dalam melaksanakan
pengelolaan
tugas jabatannya yang dapat diamati
pembelajaran adalah kemampuan
dan dijadikan teladan bagi peserta
yang harus dimiliki Widyaiswara
diklat, kompetensi sosial adalah
dalam merencanakan,
kemampuan yang harus dimiliki
melaksanakan, dan mengevaluasi
Widyaiswara
melakukan
pembelajaran, meliputi kemampuan: a. Membuat Garis Besar Program
dalam
hubungan
dengan
lingkungan
kerjanya,
sedangkan
kompetensi
Pembelajaran
menyusun,
(GBPP)
atau
substantif adalah kemampuan yang
Rancang Bangun Pembelajaran
harus
Mata Diklat (RBPMD) dan
dimiliki
Widyaiswara
dibidang keilmuan dan keterampilan
Satuan
Acara
Pembelajaran
dalam mata diklat yang diajarkan.
(SAP)
Sesuai dengan pearturan bersama
Pembelajaran (RP);
atau
Rencana
Kepala LAN dan BKN tahun 2013
b. Menyusun bahan ajar;
maka perlu kiranya masing-masing
c. Menerapkan orang dewasa;
Widyaiswara untuk mempersiapkan diri
mengikuti
sertifikasi
dipersyaratkan
bagi
d. Melakukan komunikasi yang
yang
efektif dengan peserta diklat;
jabatan
e. Memotivasi semangat belajar
fungsional widyaiswara.Berdasarkan Peraturan
Kepala
Kepegawaian
Negara
Nomor
Tahun
tentang
Ketentuan
2013
pembelajaran
peserta diklat; dan
Badan f.
1
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Mengevaluasi pembelajaran;
2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi
Nomor 46 Tahun 2011 tentang
kepribadian
Widyaiswara meliputi:
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
a. Kemampuan
Negeri Sipil standar kompetensi Widyaiswara, sebagai berikut:
Sikap
dan
1. Kompetesi Pengelolaan
Widyaiswara
orientasi
pelayanan.
perilaku dalam
kerja
memberikan
pelayanan terbaik kepada pihak
Pembelajaran
yang 19
dilayani
antara
lain
meliputi
dan mempengaruhi orang lain
masyarakat, atasan,
rekan sekerja, unit kerja terkait,
dan
rekan
dan/atau instansi lain.
berkaitan tugasnya
b. Integritas Kemampuan
Widyaiswara
sejawat
yang
dengan demi
bidang
tercapainya
tujuan organisasi.
untuk f.
bertindak sesuai dengan nilai,
Keteladanan
dalam
Sikap, perilaku, dan kebiasaan
bersikap
Widyaiswara yang secara sadar
konsisten dalam perkataan dan
dan tidak sadar patut ditiru dan
perbuatan.
menjadi teladan bagi orang lain.
norma
dan
organisasi
etika serta
g. Menjunjung tinggi kode etik
c. Komitmen Kemauan
dan
Melaksanakan kode etik secara
kemampuan
Widyaiswara untuk menyelaraskan
konsisten
sikap
etos kerja sebagai Widyaiswara
dan
tindakan
yang
dan
menunjukkan
yang profesional.
dilakukan dalam mewujudkan tujuan organisasi dengan sikap mengutamakan
kepentingan
3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial adalah
dinas daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang,
kemampuan yang harus dimiliki
dan/atau
oleh
golongan.
Widyaiswara
dalam
melakukan
hubungan
dengan
Kesanggupan Pegawai Negeri
lingkungan
kerjanya,
meliputi
Sipil untuk menaati kewajiban
kemampuan:
dan larangan yang ditentukan
a. membina
d. Disiplin
dalam
peraturan
kerjasama
perundang-
dengan
dan sesama
Widyaiswara;
undangan dan/atau peraturan
b. menjalin hubungan kerjasama
kedinasan yang berlaku.
dengan pengelola diklat dan
e. Kepemimpinan Kemampuan
hubungan
dan
pemangku kepentingan lainnya
kemauan
Widyaiswara untuk memotivasi 20
dalam
workshop, d. mengikuti in house
penyelenggaraan/pengem-
training, e. menjadi anggota asosiasi
bangan diklat; dan
ilmiah,
c. mengaplikasikan hasil diklat
f.
melakukan kerjasama
dalam pengembangan kemampuan
dalam penyelenggaraan diklat, dan
alumni diklat.
g.
mengikuti beberapa
ilmiah
mendukung
tugas
pokok dan fungsinya.
4. Kompetensi Substantif Kompetensi
yang
kegiatan
1. Mengikuti diklat (training).
substantif
adalah kemampuan yang harus
Kegiatan mengikuti diklat adalah
dimiliki Widyaiswara dibidang
kegiatan
keilmuan
Widyaiswara
dalam
dan mata
keterampilan diklat
katkan
yang
dan
dengan
spesialisasi
kompetensi
untuk
diikuti mening-
kompetensinya.
TOT
(Training of Master Trainer),
keilmuan
keterampilan
harus
(Training of Trainer), TOMT
diajarkan, meliputi kemampuan: a. mengembangkan
yang
sesuai
TOF (Training of Facilitator)
dan
adalah bentuk-bentuk diklat yang telah
yang
terbukti
mampu
meningkatkan kompetensi Widya
diampunya; dan
iswara.
b. menulis KTI sebagai hasil
Pada
tahun
2015
pelaksanaan penelitian yang
Lembaga Administrasi Negara,
terkait
Republik
dengan
kediklatan
lingkup
Indonesia
telah
menyusun suatu jadwal diklat
dan/atau
pengembangan
yang dapat diikuti oleh para
spesialisasinya.
widyaiswara.
Strategi
pengembangan
Tawaran
ini
bersifat umum, artinya kesem-
kapasitas
Widyaiswara dalam rangka tujuan
patan
sertifikasi dapat dilakukan dengan
dimanfaatkan dengan memper-
beberapa kegiatan antara lain: a.
hatikan kebutuhan widyaiswara
Widyaiswara mengikuti diklat, b.
dan kebutuhan instansi. Jadwal
melakukan magang, c. mengikuti 21
yang
ada
dapat
kegiatan diklat tersusun dalam
yaitu
Widyaiswara
tabel 1 sebagai berikut :
proposal peningkatan kompetensi
substantif
2. Magang (Internship Program,
berupa
membuat
diklat
dan
Apprenticeship, sit - in)
kegiatan magang. Peningkatan
Widyaiswara
ilmu pengetahuan dan teknologi
melaksanakan
magang di perusahaan/lembaga
sesuai
lain termasuk lembaga penelitian
kompetensi
dengan sumber dana berasal dari
Peningkatan pengalaman dalam
instansi,
juga
melaksanakan pekerjaan sesuai
oleh
dengan
diberikan
namun
dapat
insentif
dengan
dunia
dunia
kerja,
standar kerja.
magang
vendor/lembaga tempat magang
ditujukan kepada lembaga lain,
tersebut.
atau dapat juga diusulkan oleh
Proses
kegiatannya
22
lembaga
widyaiswara
sesuai
keperluan
kompetensi
bidang
yang diampu.
dari pihak luar yang pakar dan profesional dari
Lama magang
Anggaran berasal
lembaga
penyelenggara
disesuaikan dengan ketersediaan
Peningkatan kompetensi kepri-
anggaran.
badian,
sosial
berupa
:
Contoh:
magang
diklatpim-II (sit-in)
dan substantif
Membuka
jaringan
antara
lembaga/Widyaiswara
Nasional dan Internasional)
dengan
pihak
Widyaiswara
kegiatan-
penyelenggaraan diklat Peme-
kegiatan workshop sesuai dengan
nuhan kebutuhan pengetahuan
bidang
dan
3. Workshop dan Seminar (Regional,
mengikuti
kompetensinya,
yang
yang
dalam
ketrampilan
sesuai
kompetensi yang dibutuhkan
diselenggarakan oleh instansi/ perusahaan
luar
5. Work Station (Training center)
bertaraf
Widyaiswara
tenaga
nasional
internasional.
Anggaran dapat
kerjadalam
berasal
instansi
sendiri
instansi sendiri dimana dana
donatur.
penyelenggaraannya dari pihak
dari
maupun
pihak
dan
sebagai
regional,
bengkel
kerja
Peningkatan kompetensi kepri-
lembaga
badian,
pakar dapat didatangkan dari
sosial
dan substantif
sendiri,
di
berupa : Peningkatan ilmu terkait
luar.
isu yang berkembang serta lebih
Substantif,
banyak
jaringan/
Kepribadian Widyaiswara dapat
Peningkatan peng-
bekerja secara fokus dan dapat
membuka
networking.
alaman/pengetahuan adanya
Peningkatan
sedangkan
Pembelajaran
mengembangkan
karena
kompetensi dan
pengetahuan
dan ketrampilan melalui berbagai
sharing dengan para
uji
pakar yang kompeten
coba
variasi
4. In House Training
metodologi
diklat,
peserta
diklat
Widyaiswara menyelenggarakan
Widyaiswara bisa meningkatkan
kegiatan
kompetensi
training
instansi sendiri dengan
didalam
melalui
dengan pakar dari luar
trainer 23
sharing
adanya tuntutan kualitas dari
6. Kemitraan (Partnership) Lembaga
melakukan
pihak
promosi
lain.¡
Periode
mengenai program diklat dengan
kerjasama
lembaga lain (pihak lain) melalui
membantu Widyaiswara dalam
penyelenggaraan rapat koordinasi
membuat rencana kerja kedepan.
dengan mengundang beberapa
Menambah pengetahuan dalam
lembaga diklat dan instansi lain
upaya memberikan penawaran
pada
diklat yang lebih diminati pihak
Peningkatan
kompetensi
Substantif, Pembelajaran, Kepri-
lain.
badian dan Sosial, membuka
mengenal
jaringan
keseluruhan
bagi
instansi
diklat
yang
waktu
Pihak
jelas,
luar
akan
akan
lebih
profil
secara
lembaga
sendiri,
dengan pihak luar, Membuka
sehingga
jaringan bagi lembaga beberapa
networking
kabupaten. Lembaga yang hadir
lembaga yang bersangkutan
pada
acara
rakor
ditindaklanjuti
7.
kemudian
dengan
dapat
memperluas
Widyaiswara
Keanggotaan
pada
dan
Asosiasi
(Membership)
surat
tertulis yang memuat program-
Widyaiswara ikut serta menjadi
program
anggota dalam asosiasi profesi
diklat
yang
dapat
maupun
organisasi
MOU dengan lembaga diklat/
kaitannya
dengan
pihak lain yang menanggapi surat
bidang masing-masing Pening-
tertulis tersebut untuk periode
katan
waktu tertentu.¡ Kerjasama dapat
Kepribadian
dan
Sosial,
meningkatkan kinerja lembaga
Menambah
wawasan,
penge-
yaitu
tahuan
dikolaborasikan.
Pembuatan
meningkatkan
jumlah
kompetensi
dan
dalam
kompetensi
Substantif,
teknologi
dari
peserta diklat yang dapat dilatih
kegiatan yang dilakukan penye-
diluar target yang harus dicapai
lenggara asosiasi¡ Memperoleh
diklat
luar.
setifikasi dari Asosiasi, sehingga
Memotivasi Widyaiswara untuk
ada pengakuan Kompetensi. Bisa
dengan
pihak
bekerja lebih profesional karena 24
update isu-isu dan teknologi yang
terdiri atas unsur SKP (Sasaran
menjadi tugas pokok Asosiasi.
Kerja Pegawai) dan perilaku
Selain kegiatan di atas maka
kerja.
Widyaiswara perlu meningkatkan
Yang dimaksudkan dengan SKP
kompetensinya dalam pengem-
adalah rencana kerja dan target
bangan profesi. Unsur pengem-
yang akan dicapai oleh seorang
bangan profesi merupakan salah
PNS.
satu syarat bagi Widyaiswara
tahun pada bulan Januari. Pada
untuk
kenaikan
Pasal 6 PP 46/2011 disebutkan
pangkat. Hal ini memberikan
bahwa PNS yang tidak menyusun
konsekuensi
SKP dijatuhi hukuman disiplin
memperoleh
bagi
Widyaisara
SKP
ditetapkan
setiap
untuk tidak hanya melakukan
sesuai
dengan
kegiatan dikjartih, evaluasi dan
peraturan
perundang-undangan
pengembangan
namun
yang mengatur mengenai disiplin
lebih jauh Widyaiswara dituntut
PNS.Selanjutnya Pasal 10 PP
untuk melakukan kajian atau
46/2011 menyebutkan bah wa
menyusun karya tulis ilmiah
dalamhal
ataupun
tugas tambahan yang diberikan
diklat,
membuat
penemuan-
PNS
ketentuan
melaksanakan
penemuan yang inovativ. Hal ini
oleh
memacu
penilai yang berkaitan dengan
widyaiswara
untuk
pimpinan
selalu melakukan inovasi-inovasi
tugas
baik
menunjukkan
dalam
kajian,
ataupun penemuan yang
tulisan
atau
jabtan
pejabat
dan/atau
kreativitas yang
bermanfaat bagi organisasi dalam
dapat
melaksanakan
dipatenkan.
tugas
jabatan
pencapaian
maka hasil penilaian menjadi
sasaran kerja pegawai, maka kita
bagian dari penilaian capaian
perlu menilik Peraturan Peme-
SKP. Penilaian SKP dilakukan
rintah Nomor 46 Tahun 2011
dengan
tentang Penilaian Prestasi Kerja.
antara realisasi kerja dengan
Penilaian prestasi kerja PNS
target. Dalam hal realisasi kerja
Terkait
dengan
25
cara
membandingkan
melebihi
dari
target
e. 50 ke bawah: buruk
maka
penilaian SKP capaiannya dapat
Dari ketentuan di atas dapat
lebih
disimpulkan
dari
100
(seratus).
bahwa baik,
selain
Sementara itu Penilaian perilaku
berprestasi
seorang
kerja bagi Widyaiswara meliputi
Widyaiswara
aspek :
berperilaku kerja yang baik.
juga
harus
a. orientasi pelayanan; b. integritas;
Kebijakan pengembangan kompe-
c. komitmen;
tensi dalam praktek Kegiatan peningkatan kompe-
d. disiplin;
tensi Widyaiswara dalam berbagai
e. kerja sama Untuk nilai perilaku kerja dapat
aspek, peningkatan pengetahuan dan
diberikan
wawasan sesuai kebutuhan dunia
paling
tinggi
100
(seratus).
kerja, memperluas networking untuk
Selanjutnya untuk mendapatkan
peningkatan
penilaian prestasi kerja maka
pemilihan model kolaborasi yang
dilakukan dengan cara meng-
lebih efektif dan efisien disesuaikan
gabungkan penilaian SKP dengan
dengan kondisi instansi. Strategi
penilaian perilaku kerja. Bobot
yang
nilai unsur SKP 60% (enam
peningkatan
puluh persen) dan perilaku kerja
lembaga/pihak lain dalam upaya
40%
persen).
peningkatan
Selanjutnya nilai prestasi kerja
iswara yaitu
tersebut
1.
(empat
angka
puluh
dinyatakan dan
sebutan
dengan
dapat
diterapkan kolaborasi
kompetensi
serta
dalam dengan
widya
Memperbanyak promosi lembaga
sebagai
wawasan,
dan
Widyaiswaranya
melalui berbagai media (leaflet,
berikut: a. 91 ke atas: sangat baik
booklet, website, dan lain-lain)
b. 76--90: baik
kepada lembaga diklat dan
c. 61--75: cukup
lembaga lain.
d. 51--60: kurang 26
2. Mengundang lembaga diklat
7. Membangun jejaring kerjasama
lain dan atau pihak lain dalam
dengan lembaga-lembaga pene-
rapat-rapat koordinasi
litian
(khususnya
untuk
3. sebagai ajang promosi, karena
pertanian)
memperoleh
dan
dapat melihat secara langsung
menyebarkan inovasi teknologi
kondisi potensi lembaga(SDM,
bagi
sarana prasarana, fasilitas, dan
melalui
lain-lain).
jurnal
kemajuan
masyarakat,
pembahasan penelitian,
jurnal-
hasil-hasil
alumni
litbang dan uji coba serta
peserta diklat sebagai mitra
sosialisasi hasil-hasil penelitian
dalam
ilmiah.
4. Menjadikan
ikatan
memperoleh
balikperbaikan
umpan
sistem
diklat
dan informasi berbagai kola-
PENUTUP PERMENPAN No. 22 Tahun
borasi diklat.
2014
5. Menghimpun informasi tentang
menuntut
kesiapan
berbagai Asosiasi Profesi serta
widyaiswara dalam meningkatkan
kemungkinan Widyaiswara un-
kompetensinya
tuk menjadi anggota.
standar
6. Mendorong timalkan
dan
keterlibatan
memenuhi
widya
dengan
kompetensi
widyaiswara
mengop-
sesuai
jabatan
dan
berupaya
kewajiban
mengikuti
iswara dalam kegiatan promosi
Diklat Berjenjang Kewidyaiswaraan
dan kolaborasi diklat (dalam
yang merupakan salah satu syarat
bentuk diklat klasikal tatap
untuk naik pangkat dan jabatan
muka, diklat di tempat kerja
setingkat lebih tinggi.
dandiklat
Dukungan dari instansi kerja
jarak jauh), serta
membangun networking deng-
sangat
an beberapa lembaga diklat
kebijakan dan anggaran Diklat bagi
danlembaga lain yang didukung
widyaiswara untuk meningkatkan
dengan adanya MOU bersama.
kompetensi
27
diharapkan
baik
pembelajaran
berupa
dan
Http://www.Wikipedia.com tanggal 7 Juli 2015.
substansi sesuai dengan spesialisasi masing-masing. Pemilihan
model
Karnawati, Enny., 2014. Kajian Tentang Hasil Evaluasi Kepemimpinan Peserta Diklatpim TK. III Angkatan I, II, dan III di Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah. Makalah seminar karya tulis ilmiah. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah – Semarang.
kerjasama
yang efisien (dari sisi anggaran lembaga) dan efektifitas (pencapaian kinerja
lembaga),
serta
dapat
memberikan manfaat optimal bagi
LAN., 2008. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 5 tahun 2008, tentang
lembaga dan peningkatan kualitas Widyaiswara. Selain itu kedisiplinan Widyaiswara
untuk
terus
Standar Kompetensi Widyaiswara, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta.
aktif
berkarya dan komitmen yang tinggi terhadap
tugas
dan
diundhuh
Masfifah., 2007. Pengaruh Pelayanan dan Pembelajaran Widyaiswara terhadap Kepuasan Peserta Prajabatan Golongan III Departemen Agama di Balai Pendidikandan Pelatihan Keagamaan Semarang. Tesis Program Studi Manajemen PendidikanProgram Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang. Tidak dipublikasikan.
tanggung
jawabnya akan dapat memenuhi sasaran kinerja pegawai (SKP) yang dipersyaratkan kepadanya. -------------------------------------DAFTAR PUSTAKA
PERMENPAN No. 14 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya
Badan Kepegawaian Negara., 2013. Peraturan Kepala BKN No. 1 tahun 2013 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. BKN Jakarta.
Perkalan No. 5 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Widya iswara
Budiati, Lilin.,(2013). Menjawab Tantangan Widyaiswara. (http://www.suaramerdeka.com/v 1/index.php/read diakses tanggal 9 Juli 2015.
Perkalan No. 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Sertifikasi Widyaiwara
Hasan, Hasniah., Tanggung Jawab Pengembangan Profesi Widyaiswara.
Perkalan No. 9 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang
http://www.artikata.com/arti-356673widyaiswara.html, diakses tanggal 9 Juli 2015.
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
28
Syahroni,Caca. LAN Jakarta, 2014, Kebijakan Peembinaan Widyaiswara dan Angka Kreditnya ,Bahan Tayang Sosilaisasi Permenpan Nomor:22 Tahun 2014, Jakarta
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Sahertian, Piet. A., 1994. Profil Pendidik Profesional. Penerbit Andi Offset–Yogyakarta.
29
STRATEGI KOMUNIKASI PROJECT LEADER GUNA KEBERHASILAN PROYEK PERUBAHAN PESERTA DIKLATPIM TINGKAT III Oleh: Enny Karnawati Abstrak Kebijakan Perka-LAN No. 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III telah diimplementasikan mulai Tahun 2014. Peserta Diklatpim Tk.III sebagai Project Leader, diharapkan menjadi Pemimpin Perubahan. Sejumlah 90 orang Peserta Diklatpim Tk.III Angk.I, II, III, yang lulus 81 orang (90%), dan ditunda kelulusannya 9 orang (10%). - Berdasarkan rumusan masalah, diajukan pertanyaan penelitian: 1) Bagaimana Strategi Komunikasi yang efektif dapat mendukung dalam memobilisasi Stakeholders untuk mencapai tujuan Proyek Perubahan (Proper)? 2) Apa saja kendala Strategi Komunikasi dalam memobilisasi Stakeholders untuk mencapai tujuan Proper? - Tujuan penelitian: 1) Menganalisis dan mendeskripsikan Strategi Komunikasi yang efektif dalam memobilisasi Stakeholdersuntuk mencapai tujuan Proper; 2) Menganalisis dan mendeskripsikan kendala Strategi Komunikasi dalam memobilisasi Stakeholders untuk mencapai tujuan Proper. - Manfaat Penelitian: 1) Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan teori Membangun Tim Efektif dengan pokok bahasan Strategi Komunikasi; 2) Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan bagi Widyaiswara/Pengajar , Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Peserta Diklatpim (khususnya peserta Diklatpim Tk.III). Tinjauan pustaka meliputi: Komunikasi sebagai Pendukung Tim yang Efektif, Jenis dan Gaya Komunikasi, Strategi Komunikasi, Peserta Diklatpim Tk.III sebagai Proyect Leader, Stakeholders, Peran Mentor dan Coach. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode studi kasus, berlokasi di wilayah Provinsi Jawa Tengah.Hasil penelitian berupa: Implikasi teoritis: a). Memperkuat teori Strategi Komunikasi dari Rabinowitz yang telah diajarkan pada Diklatpim Tk. III; b).Menambahkan teori sebelumnya.Adapun Implikasi praktis: a) Widyaiswara pengampu mata diklat Membangun Tim Efektif (MTE), agar menambahkan Strategi Komunikasi selain dari Robinowitz, b) LAN-RI yang berwenang menetapkan bahan ajar atau modul Diklatpim Tk III disarankan untuk melakukan revisi Bahan Ajar atau Modul Membangun Tim Efektif;c) Bagi peserta Diklatpim Tk III disarankan menggunakan Strategi Komunikasi yang terbuka, terstruktur, bersemangat, seimbang, mengabaikan kepentingan pribadi, dengan perkataan yang tepat, memiliki kesamaan pandang, memilih bentuk kemasan keresmian komunikasi yang tepat, semua anggota saling
30
melengkapi, memilih jenis komunikasi yang tepat dalam memobilisasi Stakeholders. Kata kunci: Strategi Komunikasi, Project Leader, dan Proyek Perubahan
5. Tahap PENDAHULUAN
Kepemimpinan - 2 hari (on
A. Latar Belakang
campus).
Kebijakan Perka-LAN No. 12
Tahun
2013
Tugas wajib bagi Peserta
tentang
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III
telah
diimplementasikan
dan
Kepemimpinan
lima
Rancangan
Proyek
Perubahan
(RPP)
dan
yang
tahap
Proyek
merupakan
merupakan
kemampuan
inti
tolok
Peserta
pencapaian
1. Tahap Diagnosa Kebutuhan
dari
ukur dalam
Kepemimpinan
Taktikal.
hari (on
Peserta Diklatpim Tk.III
campus); 2. Tahap
menyusun
pembelajaran Diklatpim Tk.III,
pembelajaran, yaitu:
Perubahan - 9
yaitu:
tersebut
III
(Diklatpim) Tk.III selama 93 hari kerja,dibagi
Tk.III
Perubahan (Proper). Dua tugas
Pelatihan
Tingkat
Diklatpim
mengimplementasikan
mulai Tahun 2014.Pembelajaran Pendidikan
Evaluasi
sebagai Project Leader dalam TakingOwner-ship
tim
(Breakthrough I) - 5 hari (off
Perubahan,
diharapkan menjadi Pemimpin
campus);
Perubahan, yaitu: pemimpin yang
3. TahapMerancang Perubahan
berhasil
dan Membangun Tim - 17
membawa
perubahan
pada unit organisasi (eselon III)
hari (on campus); 4. Tahap
Proyek
yang dipimpinnya. Keberhasilan
Laboratorium
menjadi
Kepemimpinan
pemimpin
perubahan
dapat dilihat pada saat Project
(Breakthrough II) - 60 hari
Leader
(off campus);
menerapkan/
mengimplementasikan RPP yang 31
Implementasi
40%) dan aspek Manajemen
RPP yang dilaksanakan pada
Perubahan (bobot nilai 60%),
Tahap
sedangkan
aspek
perilaku
merupakan
telah dibuatnya.
IV
yaitu
Laboratorium
Tahap
Kepemimpinan,
secara spesifik memiliki tujuan:
competence
1)
pertimbangan
Melaksanakan
roadmap/
memobilisasi
mereka
soft
dijadikan
penentuan
Mencermati
disusun, 2) Menerapkan hasil Stakeholders
dapat
dan
hasil
nilai akhir.
milestone perubahan yang telah
analisis
sikap
kualifikasi
untuk
kelulusan Diklatpim Tk.III yang
dalam
diselenggarakan
Badan
melaksanakan Proyek Perubahan,
Pendidikan
dan
3) Melaksanakan Strategi
(Diklat) Provinsi Jawa Tengah,
Komunikasi guna menggalang
khususnya Angk. I, II, dan III
dukungan dari Stakeholder dalam
(sebanyak 90 orang)
menerapkan RPP.
masih menggunakan kualifikasi
Perubahan
evaluasi/penilaian seminar
RPP
Laboratorium Sesuai
saat
diperoleh hasil yang dinyatakan
seminar
lulus 81orang (90%) dan ditunda
pada
kelulusannya 9 orang (10%).
Kepemimpinan.
kebijakan
Peserta yang lulus dengan nilai:
Perka-LAN
No.12 Tahun 2013,
-
evaluasi
kepemimpinan peserta Diklatpim
Perilaku (bobot nilai 40%)
-
-
perubahan,
yaitu:
(88-
Memuaskan
(76-87)
ada
Cukup memuaskan (64-75) ada 29(32,22%);
Namun sejak Juli
penilaian
memuaskan
27(30%);
dan
aspek Kualitas Perubahan (bobot
2014
-Sangat
100) ada 4(4,45%);
Tk.III, meliputi: aspek Sikap dan
nilai 60%).
yang
100, dan nilai ditunda lulus <51,
dilakukan
dan
Pelatihan
kelulusan dengan nilai lulus 51-
RPP dan hasil pelaksanaan Proyek
dan
-
mengalami aspek
Kurang memuaskan (51-63) ada 21(23,33%).
Perencanaan Inovasi (bobot nilai 32
Kategori
kelulusan
yang
Diklatpim
Tk.
III
gabungan
beragam
tersebut,
sangat
Angk.I, II, dan III nampak pada
dipengaruhi
oleh
empat
Tabel 1.
indikator
pada
nilai
Nilai
Kompetensi
rata-rata
kompetensi
Kepemimpinan dalam Perencanaan Kepemimpinan
Taktikal
menunjukkan angka 68,24 masuk
Inovasi, yaitu: 1) Jenis Perubahan;
kategori Cukup Memuaskan (64-
2) Cakupan Manfaat Perubahan;
75). Mencermati
3) Kejelasan Tahap Perubahan;
- Jumlah
Juga dipengaruhi pula oleh nilai indikator
pada
Manajemen Perubahan, yaitu:
4) Peta Stakeholders.
tiga
penilaian
Memobilisir
Dukungan dengan nilai rata-rata
Kompetensi
Kepemimpinan
Kegiatan
70,13
dalam
- Pernyataan
Manajemen Perubahan, yaitu:
Dukungan
dengan
nilai rata-rata 71,22
1) Jumlah Kegiatan Memobilisir
- Capaian Perubahan dengan nilai
Dukungan; 2) Pernyataan Dukungan;
rata-rata 71,78; dapat diartikan
3) Capaian Perubahan.
bahwa
Nilai indikator Kepemimpinan
rata-rata
kompetensi
setiap
kepemimpinan Peserta Diklatpim
Kompetensi
Tk.III (Angk.I, II, III) dalam
Peserta
memanage
perubahan
kurang
atau tidak bersungguh-sungguh. Beberapa
hal
yang
dijadikan
penyebab
ketidak-
sungguhan
dalam
perubahan
diantaranya
melaksanakan
memanage dalam
komunikasi
dengan Anggota Timnya.
33
dapat
2. Menganalisis
dan
mendeskripsikan
kendala
Strategi Komunikasi dalam memobilisasi
B. Rumusan Masalah Bagaimana Strategi
untuk
efektivitas
Komunikasi
memobilisasi
diajukan
mencapai
Stakeholders D. Manfaat Penelitian
?
1. Manfaat
Selanjutnya,
beberapa
teoritis
mengembangkan
1. Bagaimana
Membangun dengan
mendukung
dalam
Strategi Komunikasi.
mencapai
memobilisasi
bahan
Stakeholders
dari
masukan
bagi ,
Administrasi
Negara (LAN) dan Peserta
tujuan
Diklatpim
(khususnya
peserta Diklatpim Tk.III).
II. TINJAUAN PUSTAKA
C. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis
dan
mendeskripsikan
dalam
praktis
Lembaga
Proyek perubahan?
Komunikasi
bahasan
Widyaiswara/Pengajar
dalam
mencapai
Efektif
penelitian ini adalah sebagai
tujuan
2. Apa saja kendala strategi komunikasi
pokok
2. Manfaat
Stakeholders
Proyek Perubahan?
untuk
Tim
efektif
memobilisasi untuk
Strategi
teori
yang
Komunikasi
dari
penelitian ini adalah untuk
pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
dapat
tujuan
Proyek Perubahan.
dalam
untuk mencapai tujuan Proyek Perubahan
Stakeholders
yang
A. Komunikasi sebagai
Strategi
Pendukung Tim yang Efektif
efektif
1. Komunikasi
memobilisasi
Komunikasi
adalah
proses
Stakeholder suntuk mencapai
penyampaian
tujuan Proyek Perubahan.
gagasan, emosi, keahlian, dan 34
informasi,
sebagainya,
melalui
penggunaan
simbol-simbol
seperti
kata-kata,
menyelesaikan tertentu,
dengan
secara
gambar,
tujuan bekerja
inter-dependensi,
angka, dan lain-lain (Berelson
berkomunikasi secara efektif,
dan Stainer dalam Sendjaja,
dan membuat keputusan yang
1993). Menurut Code (dalam
mempengaruhi
Sendjaja, 1993), komunikasi
Selanjutnya Mustafa (2001: 2)
adalah suatu
menjelaskan
proses
yang
pekerjaan.
Membangun
membuat sesuatu dari yang
sebuah Tim, artinya harus
semula
mengembangkan
semangat,
menjadi dimiliki dua orang
saling
kedekatan,
atau lebih.
komunikasi,
dimiliki
seseorang
Komunikasi
efektif
adalah
komunikasi
yang
mampu
menghasilkan
percaya,
dan
produktivitas.
perubahan
B. Jenis dan Gaya Komunikasi
sikap (attitude change) pada
1. Jenis Komunikasi
orang yang terlibat dalam
Berdasarkan arah komunikasi
komunikasi.
Tujuan
yang sering dilakukan dalam
adalah
lingkungan
komunikasi
efektif
organisasi,
memberi kemudahan dalam
tiga
memahami
yaitu:Komunikasi
pesan
yang
jenis
ada
komunikasi, Vertikal,
disampaikan antara pemberi
Komunikasi Horizontal, dan
dan
Komunikasi Diagonal.
menerima
pesan,
tercipta
feedback
sehingga
Seiring dengan perkembangan
yang baik antara pemberi dan
organisasi,
penerima pesan.
komunikasi semakin terbuka
2. Tim yang Efektif
pada ketiga arah tersebut. Hal
Dijelaskan (2007: kelompok
7),
oleh
Topchick
Tim individu
ini
adalah
dikarenakan
tuntutan
yang
maka
pekerjaan
arah
adanya yang
semakin membutuhkan kerja 35
tim antar unit dalam sebuah
yaitu informatif dan jujur
organisasi.
dalam berkomunikasi.
2. Gaya Komunikasi Menurut
Steward
L.Tubbs
2. Terstruktur
(dalam
Komunikasi yang terstruktur
Bahan Ajar Membangun Tim
dapat dipresentasikan dengan
Efektif Diklatpim Tk.I dan II,
cara
2014: 26-29) ada enam gaya
mudah
komunikasi, yaitu:
audiens.
dan
a.
Sylvia
Moss
Gaya
b.
c.
Komunikasi
oleh
Komunikasi harus dikemas
Gaya Komunikasi Dua
dengan
Arah;
bersemangat
4. Seimbang Untuk
KomunikasiSedia
Gaya
menciptakan
komunikasi perlu
Komunikasi
Menghindar.
Menurut
efektif, frekuensi
penyampaian
pesan.
Penyampaian
dengan sedikit,
akan
menjadikan kebingungan dan
Rabinowitz enam
yang
mengatur
frekuensi
C. Strategi Komunikasi ada
untuk
pesan.
Komunikasi
Menerima;
(2014)
yang
bertindak setelah menerima
Dinamis; Gaya
nuansa
memastikan audiens segera
Komunikasi
Gaya
f.
dimengerti
agar
3. Semangat
Berstruktur;
e.
menarik,
Mengendalikan;
Gaya
d.
yang
frustasi
strategi
bagi
audiens.
komunikasi yaitu:
Sebaliknya,
1. Terbuka
pesan
dengan
sering,
menjadikan
Kunci
utama
untuk
penyampaian
apatis bagi audiens.
menciptakan komunikasi yang
5. Profesional
efektif adalah transparansi, 36
frekuensi sikap
Komunikasi harus dikemas secara profesional.
Pesan
E. Stakeholders
yang dibuat dengan baik dan tanpa
kepentingan
akan
lebih
efektif
West
pribadi,
(1998:66)
mendefisikan
dalam
sebagai
lingkungan kerja.
Stakeholder
perorangan
maupun
kelompok yang tertarik, baik berasal dari dalam maupun dari
6. Wording Pemilihan kata yang tepat
luar
akan menjadikan komunikasi
berpengaruh maupun terpengaruh
lebih efektif.
oleh tujuan-tujuan dan tindakan-
organisasi,
yang
tindakan sebuah tim.Ada tiga
D. Peserta
Diklatpim
jenis
Tk.III
Stakeholders
sebagai Proyect Leader
holders
Dalam pembelajaran Tahap IV
(Tahap
yaitu
:
Primer,
Stake-
Sekunder,
dan
Stakeholders Utama.
Laboratorium
Kepemimpinan),
Stakeholders,
Bagi
Peserta
Project
Leader,
Diklatpim Tk.III berkewajiban
tidaklah mudah membentuk tim
melaksanakan/mengimplementas
efektif, karena tidak hanya terkait
ikanProyek Perubahan yang telah
dengan penggunaan kewenangan
dirancang. Tahap Laboratorium
formal (formal authority) yang
Kepemimpinan bertujuan untuk
dimiliki karena jabatan, namun
mengarahkan peserta Diklatpim
juga memerlukan kewenangan
Tk.III dan menguji kapasitas
informal
kepemimpinannya
berupa
dalam
(informal
authority)
pengaruh
yang
mengeksekusi Rancangan Proyek
ditimbulkannya,
Perubahan
yang
problem dan tantangan yang
disusunnya. Kedudukan peserta
dihadapinya tidak hanya bersifat
Diklatpim
teknis yang dapat diselesaikan
(RPP)
Tk.III
dalam
mengingat
pelaksanaan Proyek Perubahan
melalui
kewenangan
sebagai Project Leader.
namun
juga
37
formal,
problem
dan
tantangan yang bersifat adaptif
peserta secara langsung di SKPD
yang memerlukan kewenangan
masing-masing.
informal dalam menuntaskannya.
Coach memberikan bimbingan
Berbagai mempengaruhi harus
dengan
upaya
diawali
berdasarkan
Provinsi
Stakeholders
pengaruh
informasi
sarana berupa
Portal E Learning Bandiklat
dengan
mengelompokkan
menggunakan
teknologi
Stakeholders
Sedangkan
Jateng,
E-mail,
WhatApps, HandPhone, dll.
dan
kepentingan yang dimilikinya, dengan mengggunakan analisis
III. METODE PENELITIAN
net-map. Ada empat kelompok
A. Pendekatan Penelitian Penelitian
Stakeholders yaitu : Promoters, Defenders,
Latens,
Apathetics.
dan
menggunakan
Seorang Project
Leader
harus
ini
penelitian
pendekatan
kualitatif,
dengan
dapat
metode penelitian : studi kasus.
seluruh
Merupakan kasus penting untuk
Stakeholders untuk mendukung
kediklatan, karena terkait dengan
program/kegiatan
mata diklat Membangun Tim
mempengaruhi
yang
sudah
direncanakan.
Efektif yang dibutuhkan oleh peserta
dalam
Diklatpim merancang
mengimplementasikan Perubahan
Tk.III
dapat
dan
diterapkan
Proyek
Dalam
penelitian
â&#x20AC;?memahamiâ&#x20AC;?
bimbingandari Mentor (atasan
diprediksikan)
langsung)
Komunikasi,
Coach
(Widyaiswara). Mentor
dalam
pelaksanaan proyek perubahan.
mendapat
dan
guna
mendapatkan pengetahuan yang
F.Peran Mentor dan Coach Peserta
Diklatpim
ini
akan (yang
teori yang
Strategi merupakan
sub pokok bahasan mata diklat memberikan
Membangun
bimbingan dan dukungan kepada
Tim
Efektif.
Dengan demikian, studi kasus 38
bisa
untuk
purposive
sample,
yaitu:
proposisi
pemilihan
sampel
yang
digunakan
menentukan
apakah
teori tersebut benar, ataukah
didasarkan atas tujuan tertentu,
beberapa alternatif penjelasannya
yaitu
dengan
memperhatikan
lebih relevan.
hasil
nilai
kepemimpinan
taktikal,
(yang diberlakukan pada awal
B. Fokus Penelitian
Tahun 2014) yaitu:
Fokus penelitian ini adalah analisis
terhadap
1) sangatmemuaskan, nilai 88-
Strategi
100;
Komunikasi Guna Tercapainya Tujuan Alumni
berdasarkan kategori
Proyek
2) memuaskan, nilai 76-87;
Perubahan
Diklatpim
3) cukup memuaskan, nilai 64-
Tk.III
75;
Angk.I, II, IIIdi Provinsi Jawa
4) kurang memuaskan, 51-63;
Tengah.
5) ditunda kelulusannya, nilai <51.
C. Lokasi Penelitian Lokasi
penelitian
Selanjutnya
di
menganalisa
wilayah Provinsi Jawa Tengah.
informasi
perkembangan
maupun
sumbernya
digunakan prinsip bola salju
D. Informan dan Teknik Pemilihan Informan Informan kunci (sebagai sumber data) :
untuk
(snowball
sampling),
juga
dilakukan
triangulasi
untuk
menjaga keseimbangan informasi
Alumni
Diklatpim Tk III Angkatan I, II,
yang
III Tahun 2014; Anggota Tim,
memanfaatkan informan berupa:
dan Atasan Langsung (Mentor)
anggota tim dan mentor (atasan
Alumni
langsung).
Diklatpim
Tk
III
diperoleh
dengan
Angk.I,II,III Tahun 2014. Teknik
pemilihan
E.
informan/sumber informasisecara
Jenis
dan
Penelitian 39
Sumber
Data
Data yang dibutuhkan dalam
Alat utama dalam penelitian
penelitian ini yaitu: data primer
ini adalah peneliti sendiri. Dalam
dan data sekunder. Data primer
penelitian ini, instrumen yang
yang berawal dari informan. Data
digunakan
berupa
sekunder
wawancara
(interview
berupa:
Hasil
pedoman guide)
peserta
antara peneliti dengan informan
Diklatpim Tk. III Angkatan I,II,
yang berisi item-item pertanyaan
dan III yang berasal dari Petugas
untuk menyerap informasi yang
Pengolah Nilai Peserta Diklatpim
akurat.
Tk.III,
dari
digunakan catatan dan kamera
Penilai (Narasumber dan Coach)
untuk mengambil gambar/foto
saat kegiatan Seminar RPP dan
yang berkaitan dengan penelitian.
rekapitulasi
nilai
yang sumbernya
Seminar
Sebagai
bantu
Laboratorium
Kepemimpinan.
H. Teknik Analisis Data Analisis
penelitian
data
dilakukan
selama proses pengumpulan data.
F. Teknik Pengumpulan Data Dalam
alat
Setelah
ini,
data
terkumpul,
pengumpulan data dilakukan oleh
berikutnya mereduksi data untuk
peneliti
menemukan
pengumpulan
fenomena
yang
dengan
teknik
data
melalui:
dianggap relevan dengan fokus
kepada
penelitian.Selanjutnya dilakukan
wawancara
Peserta/Alumni Diklatpim Tk.III
analisis
Angk. I, II, III, dan melalui
menggunakan logika penjodohan
triangulasi
yaitu
pola, yaitu membandingkan pola
dengan
yang didasarkan empirik dengan
sumber lain: Anggota Tim, serta
pola yang diprediksikan. Jika
Mentor (atasan langsung).
kedua
pengumpulan
â&#x20AC;?sumberâ&#x20AC;? data
data
pola
dengan
tersebut
ada
kesamaan, maka hasilnya dapat menguatkan
G. Instrumen Penelitian
validasi
internal
studi kasus yang bersangkutan 40
(Yin, 2013:140).Menurut Donald Cambell (dalam Yin, 2013:35), penjodohan
pola
adalah
mengaitkan beberapa informasi kasus
yang
sama
dengan
beberapa proposisi teoritis. Yin (2013:29,31) menyatakan â&#x20AC;?setiap proposisi mengarahkan perhatian peneliti kepada sesuatu yang harus diselidikiâ&#x20AC;?. Penjodohan penelitian
ini,
pola
dalam
menjodohkan
aspek-aspek Strategi Komunikasi (Pola
A)
dengan
perpaduan
komunikasi yang efektif (Pola B). Pola A dan Pola B didasarkan
I. Pengujian Keabsahan Data
pada studi literatur dan penelitian pendahuluan.Indikasi
Dalam
aspek-
aspek yang sudah disusun, bisa berubah seiring berkembangnya
penelitian
ini
keabsahan
data
dilakukan
uji
dengan
menggunakan
uji
credibility(kredibilitas) data berupa
hasil penelitian.
triangulasi yang bertujuan untuk mengecek kebenaran data tertentu, dan membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain pada berbagai phase penelitian di lapangan, di waktu yang berbeda, dan
sering
pula
menggunakan
metode yang berbeda (Lincoln dan Guba, 1985). 41
IV.
PEMBAHASAN
dengan nilai kategori Sangat
HASIL
Memuaskan mengatakan sebagai
PENELITIAN
berikut:
A. Strategi Komunikasi Dalam Memobilisasi untuk
”Sepenuhnya terbuka dalam
Stakeholders
Mencapai
komunikasi, tidak ada yang
Tujuan
ditutupi.Hambatan
Proyek Perubahan Berdasarkan
yang
pernah ada yaitu prosedur
hasil
wawancara kepada para sumber
yang
informasi, menunjukkan bahwa
dipenuhi
dalam
Proyek
untuk pengesahan menjadi
Diklatpim
keputusan Gubernur, yang
melaksanakan
Perubahan,
peserta
memang yaitu:
Tk.III Angk.I, II, III menerapkan
harus
keterbukaan dalam komunikasi.
setiap lembarnya.”
harus prosedur
ditanda-tangani
Keterbukaan dalam komunikasi diterapkan
oleh
Diklatpim
Tk.III
dengan
kategori
Sementara
Peserta yang
bagi
Peserta
Diklatpim Tk.III yang Ditunda
lulus
Kelulusannya,
Sangat
keterbukaan
Memuaskan (SM), Memuaskan
komunikasi lebih banyak hanya
(M), Cukup Memuaskan (CM),
ditunjukkan melalui rapat-rapat
Kurang
saja,
Memuaskan
(KM),
yang Sangat
lulus
ada
Tk.III
yang saat mengikuti Diklatpim
kategori
Tk. III Angk. III ditunda lulus
Diklatpim dengan
penting
komunikasi. Mentor dari alumni
maupun yang Ditunda Kelulusan. Peserta
yang
Memuaskan
mengatakan sebagai berikut:
(SM)
mengatakan bahwa mereka telah
”Terkait keterbukaan alumni,
menerapkan Strategi Komunikasi
yang saya amati yang penting
yang sangat terbuka, tidak ada
mereka
lagi hal-hal yang ditutupi.
biasanya melalui rapat”.
Peserta Diklatpim Tk.III Angk.I (Temmy Purboyo, ST.SH.MM.) 42
ada
komunikasi,
Hasil
penelitian
ini
Komunikasi
menunjukkan betapa pentingnya
menjadikan
keterbukaan komunikasi dalam
merasa bebas mengekspresikan
memobilisasi takeholders Proyek
pendapatnya tentang tugas dan
Perubahan. Hasil penelitian ini
operasionalisasi
sejalan
dengan
Perubahan,
Kaswan
(2013:
pemikiran 16)
menjelaskan bahwa
yang
terbuka Anggota
Tim
Proyek sehingga
komunikasi efektif.
implikasi
Selanjutnya, terkait dengan
sikap terbuka dalam komunikasi
komunikasi
yang
terstruktur,
yaitu:
berdasarkan
hasil
wawancara
a. Menilai pesan secara obyektif,
kepada
sumber
informasi,
dengan
menggunakan
data
menunjukkan
dan konsistensi logika;
nuansa
Tk.III
dan
Perubahan.
c. Berorientasi terhadap isi; informasi
bersifat
(menerima
dari
tertentu)
Sangat
privisional
Peserta
dan
pengertian
yang tidak sesuai
Proyek Diklatpim
Memuaskan
dan memulai
pelaksanaan Proyek Perubahan
waktu
dengan menekankan tugas SKPD
bersedia
dengan
mengubah kepercayaan; f. Mencari
tujuan
Memuaskan
untuk
memper-
Tk.III yang lulus dengan kategori
berbagai sumber; e. Lebih
cenderung
timbangkan
sebagainya;
d. Mencari
dalam
berkomunikasi Peserta Diklatpim
b. Membedakan dengan mudah, melihat
bahwa
struktur
mempertimbangkan organisasi,
kemudian
pesan
dilanjutkan dengan menyinggung
dengan
Proyek Perubahan yang memang
rangkaian kepercayaannya.
sangat
terkait
dengan
tugas
SKPD. Hal ini muncul pada saat wawancara
Berdasarkan hal tersebut,
dengan
Peserta
Diklatpim Tk. III yang lulus
Proposisi minor 1:
dengan 43
kategori
Sangat
Memuaskan
(Dra.
Ratna
Dewajati, MT.) sebagai berikut: â&#x20AC;? Dalam
dengan
cara:
melakukan
komunikasi
yang
konstruktif, yaitu menjelaskan
berkomunikasi,
pertimbangan
diantaranya
penetapan
pertama
tujuan,
pemberian
adalah menjelaskan tugas
tugas, penjadwalan pekerjaan,
organisasi.
pengumuman,
Setelah
itu
pemecahan
menyampaikan hal-hal yang
masalah, evaluasi kinerja, umpan
terkait
balik korektif, pujian, diskusi,
dengan
Proyek
Perubahan, seperti tujuan
dsb.
Proyek
Perubahan,
Tim
konsensus
Kerja,
Penjadwalan,
dan
win-win.
prosedur kerja pelaksanaan
Berusaha untuk mencapai tim dan kesepakatan
Berdasarkan hal tersebut,
Proyek Perubahan.â&#x20AC;?
Proposisi minor 2: Komunikasi yang terstruktur
Sementara
Peserta
diawali dengan mengkaitkan
Diklatpim Tk. III yang lulus
tugas
kategori Cukup Memuaskan dan
mempertimbangkan
Kurang
organisasi,
Memuaskan
melakukan
dalam
komunikasi
cenderung
hanya
timbangkan
Proyek
bahwa
sehingga
efektif. Hasil
secara tidak terstruktur.
menerangkan,
Proyek
menghasilkan komunikasi yang
serta jadwal Proyek Perubahan
(2013:
struktur
selanjutnya
Perubahan,
Perubahan dan prosedur kerja,
Kaswan
dengan
menjelaskan
memper-
tujuan
SKPD
penelitian
selanjutnya adalah terkait dengan 79)
semangat dalam berkomunikasi
seorang
dengan
Anggota
Tim.
Pemimpin Tim memainkan peran
Berdasarkan
penting
dengan Peserta/Alumnidan para
dalam
membimbing
Anggota Tim dan memotivasi
Mentor
mereka
menyatakan,
agar
tetap
fokus, 44
serta
hasil
wawancara
Anggota bahwa
Tim
semangat
komunikasi
tergantung
tatap
pada
muka
dengan
karakter Anggota Tim.Terhadap
memberikan
Anggota Tim yang tugasnya
terkait
dengan
sangat terkait dengan Proyek
Proyek
Perubahan,
Perubahan,
dengan
Ketua
Tim
menunjukkan yang
tujuan
saya
dan
(Mentor)
sering
semangat
berkomunikasi
penjelasan
mengguna
WhatsApp.â&#x20AC;?
tinggi.
Namun terhadap Anggota Tim yang tugasnya kurang terkait,
Untuk menjaga semangat
Ketua Tim kurang bersemangat
berkomunikasi
dalam berkomunikasi.
Peserta Diklatpim Tk.III yang
sesuai
penjelasan
Herawati,
MKes.
Hal ini dr.
-
Susi
dalam
tim,
lulus dengan kategori Sangat
Direktur
Memuaskan
dan
Memuaskan
RSUD Kota Semarang, selaku
cenderung melakukan berbagai
Mentor dari Peserta Diklatpim
upaya, antara lain: mengadakan
Tk.III
pertemuan,
Angk.III
kategori
yang
Memuaskan,
lulus sebagai
memotivasi,
dan
berdialog langsung. Sementara
berikut:
peserta
yang
lulusdengan
â&#x20AC;? Meskipun dr. Suzana Dewi
kategori Cukup Memuaskan dan
Ratih, MKes. lebih senior,
Kurang Memuaskan, melakukan
beliau tetap semangat dalam
upaya
berkomunikasi dengan saya
Mentor,
dan Anggota Tim Kerja.
memantau
Sebagai
menjaga
Kepala
Bidang
melaporkan
kepada
berkoordinasi, kegiatan
untuk semangat
Pelayanan, beliau sangat
berkomunikasi. Jadi meskipun
prihatin
memiliki
cara
dalam
menjaga
dengan
visit/kunjungan dokter
ke
ruang pasien yang tidak
berkomunikasi,
tepat
Alumni
waktu.
berkomunikasinya
Semangat melalui
berbeda semangat
para
Peserta/
Diklatpim
Tk.III
menunjukkan 45
yang
semangat
d. Mengembangkan
berkomunikasi yang baik dan
melengkapi anggota tim
konsisten.
untuk meraih kesuksesan.
Kaswan (2013: 465-466)
- Jika semangat tinggi, maka
menyarankan: Jika para Anggota Tim memiliki semangat yang
Project
beragam, yaitu rendah, sedang,
melakukan:
atau tinggi, maka yang harus
a. Komunikasikan
dilakukan
dan
Project
kesuksesan
Leaderjuga
- Jika semangat rendah, maka Leader
harus
yang
telah
diraih;
harus beragam sebagai berikut:
Project
Leader
b. Singkirkan
perusak
semangat;
harus
c. Ijinkan
melakukan:
Anggota
Tim
untuk memimpin.
a. Berikan contoh perilaku yang mendatangkan hasil; b. Kembangkan
hubungan
Berdasarkan hal tersebut,
dengan orang-orang yang
Proposisi minor 3:
berkemampuan tinggi;
Komunikasi
c. Raihlah
kemenangan-
yang
dikemas
dengan semangat yang tinggi
kemenangan kecil;
menghasilkan komunikasi yang
d. Komunikasikan visi.
efektif, sehingga menghasilkan
- Jika semangat sedang, Project
energi
guna
melakukan
Leader harus melakukan:
tindakan kesuksesan Proyek
a. Membuat
Perubahan.
perbedaan-
perbedaan yang membuat
Hasil penelitian berikutnya
tim lebih baik; b. Bisa
dipercaya
mengungkapkan oleh
komunikasi
yang seimbang antara Ketua dan
anggota tim;
Anggota Tim.Hasil wawancara
c. Mengkomunikasikan
menunjukkan
komitmen;
bahwa,
Peserta
sebagai Project Leader (Ketua Tim) 46
menjaga
supaya
komunikasi dengan Anggota Tim
3) meyakinkan tujuan jangka
tidak terlalu sedikit dan juga
panjang
yang
ingin
dicapai
tidak
dengan
melalui
pelaksanaan
Proyek
lain
Perubahan,
terlalu
berbagai
sering,
cara
komunikasi
antara
secara
:
dan
Anggota
komunikasi
4)
mengedepankan
bergantian
selalu
kepentingan
organisasi secara profesional.
antara Project Leader (Ketua Tim)
dan
Peserta
Tim,
Diklatpim
(Project
menyesuaikan
Leader)
Tk.III rata-rata
situasi. Peserta Diklatpim Tk. III
cenderung dominan berkomu-
yang
lulus
kategori
Kurang
nikasi
dan
Cukup
Proyek
Memuaskan
dalam
melaksanakan
Perubahan.
Mereka
Memuaskan ada kecenderungan
beralasan Project Leader dituntut
lebih
dominan, karena bertanggung-
sering
dengan
berkomunikasi
sering
jawab
melakukan
tercapainya
evaluasi.
selalu
Diklatpim Leader)
efektif, Tk.III
secara
yang
peserta
tujuan
lulus
Sangat
(Project
umum
menjamin Proyek
Perubahan. Namun bagi peserta
Untuk menjaga komunikasi agar
untuk
dengan
kategori
Memuaskan
ada
kecenderungan kurang dominan,
telah
menghindari kepentingan pribadi
dengan
dalam
kesempatan Anggota Tim untuk
berkomunikasi
dengan
alasan
AnggotaTim.Berbagai cara telah
lebih
dilakukan, yaitu:1) menjelaskan
sifatnya mengambil keputusan,
tugas
dominanoleh
Project
dilanjutkan menjelaskan tugas
Sementara
untuk
Proyek Perubahan, 2) memilih
pelaksanaan komunikasi lebih
Proyek Perubahan yang benar-
banyak dilakukan oleh Anggota
benar
Tim.
organisasi,
sesuai
kemudian
kebutuhan
terlibat,
memberi
hanya
yang
Leader. teknis
organisasi bahkan sesuai isu
Kutipan hasil wawancara
hangat yang dihadapi organisasi,
dengan Peserta Diklatpim Tk. III 47
Angk. I Dra. Ratna Dewajati, MT
frekuensi
sering,
menjadikan
:
sikap apatis bagi audiens. â&#x20AC;?Awalnya Ketua Tim sering berkomunikasi,
setelah
Berdasarkan hal tersebut,
proyek berjalan, komunikasi
Proposisi minor 4:
situasional.â&#x20AC;?
Komunikasi antara
Steward Sylvia
Moss
L.Tubbs (2014:
yang
seimbang
kepentingan
Project
dan
Leader
dalam
pencapaian
26-27),
tujuan
Proyek
Perubahan
menjelaskan bahwa persyaratan
dengan memberi kesempatan
sederhana
dan mendorong Anggota Tim
untuk
membangun
Tim yang Efektif, diantaranya
untuk
melakukan dialog secara berkala
Proyek
dengan Anggota Tim. Dengan
menghasilkan komunikasi yang
dialog akan mendapatkan banyak
efektif.
hal, terutama permasalahan yang
memahami
tujuan
Perubahan,
Selanjutnya
terkait
ada dalam Tim. Diperjelas oleh
profesionalitas, untuk menjaga
Rabinowitz P. (dalam paparan
komunikasi agar selalu efektif,
materi Membangun Tim Efektif -
secara
Diklatpim Tk.III LAN, 2014),
Diklatpim
bahwa
menghindari
untuk
menciptakan
umum
Peserta
Tk.III
berusaha kepentingan
komunikasi yang efektif, perlu
pribadi dalam berkomunikasi
mengatur frekuensi penyampaian
dengan Anggota Tim. Cara
pesan
yang
agar
seimbang.
dilakukan
yaitu:
Penyampaian dengan frekuensi
menjelaskan tugas organisasi,
sedikit,
setelah itu menjelaskan tugas
akan
menjadikan
kebingungan dan frustasi bagi
Proyek
audiens.
memilih
penyampaian
Sebaliknya pesan
dengan
Perubahan, Proyek
dan
Perubahan
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi bahkan sesuai isu 48
hangat
yang
lingkungan kerja.
dihadapi
organisasi, meyakinkan tujuan
oleh
jangka panjang yang ingin
bahwa dalam Tim diperlukan
dicapai melalui implementasi
beberapa
Proyek Perubahan, dan selalu
Komitmen yang kuat terhadap
mengedepankan
begaimana
kepentingan
Kaswan
Diterangkan
(2013:
unsur,
38-39)
diantaranya:
pekerjaan
itu
diselesaikan, dan tanggung-jawab
organisasi secara profesional. hasil
yang timbal-balik, artinya: Ketua
peserta
Tim dan Anggota Tim terlibat
Diklatpim Tk III Angk. II
dan berkontribusi terhadap hasil,
Kustantinah, SE.:
yang menjadi tanggung-jawab
Kutipan wawancara
dari
dengan
bersama.
â&#x20AC;?Mengutamakan kepentingan agar
organisasi,
cagar
budaya
selamat.
Proposisi minor 5:
Selalu
berkoordinasi dengan
Berdasarkan hal tersebut,
Diperlukan
dengan
komitmen
tanggung-jawab
dan
bersama
Balai
Aerologi
(Ketua Tim dan Anggota Tim)
Jangka
Panjang,
untuk
komunikasi
efektif
terkait pelestarian Candi
dalam
pencapaian
tujuan
di Kecamatan Pecalungan
Proyek Perubahan.
untuk
Kabupaten Batang.â&#x20AC;?
Berikutnya terkait dengan pemilihan kata-kata (Wording)
Rabinowitz menyatakan
P.(2014),
bahwa
yang tepat, dalam berkomunikasi
untuk
untuk
penyampaian
informasi
menciptakan komunikasi yang
yang tidak menyenangkan untuk
efektif,
komunikasi
harus
anggota, bagi Peserta Diklatpim
dikemas
secara
profesional.
Tk.III yang lulus dengan kategori
Pesan yang dibuat dengan baik
Sangat Memuaskan menyatakan
dan tanpa kepentingan pribadi,
bahwa asal persoalannya sudah
akan
jelas,
lebih
efektif
dalam 49
maka
informasi
disampaikan
secara
tepat, dengan bahasa yang
terbuka
santun.â&#x20AC;?
dengan menggunakan kata-kata yang tepat tidak menimbulkan
Rabinowitz P. (2014), telah
masalah. Namun Diklatpim
bagi Tk.III
yang
kategori
menjelaskan bahwa pemilihan
Peserta
kata-kata
nilai
(Wording)
Memuaskan
penyampaian cenderung
efektif,
dengan
dengan
situasi/kondisi.
Peserta
dimaksudkan
Penyampaian
masuk
dengan
Cukup
dan
Kurang
Memuaskan
perlu
Proposisiminor 6:
Diklatpim Tk.III yang nilainya kategori
untuk
Berdasarkan haltersebut,
melihat
Bagi
diperlukan
pemilihan kata yang tepat.
kata-kata yang lebih halus dan santun
komunikasi
menciptakan komunikasi yang
informasi dilakukan
dalam
informasi
kata-kata
tepat/sesuai
dan
yang
dilakukan
Memuaskan, serta Ditunda Lulus,
secara santun akan mudah
menyampaikan informasi dengan
dipahami,
kata-kata yang lebih halus dan
menghasilkan komunikasi yang
sangat hati-hati atau dengan joke-
efektif untuk menggerakkan
joke yang menyegarkan.
Anggota
Kutipan hasil
wawancara
dalam
dengan Peserta Diklatpim Tk.III
Tim
pencapaian
terkait
dapat
pandangan
sebagai
berikut:
dengan
komunikasi. yang
Proyek
Hasil penelitian berikutnya
lulusdengan kategori Memuaskan
â&#x20AC;?Informasi
berpartisipasi
Perubahan.
Angk.III (Dalmini, SSos.) yang
diungkapkan
sehingga
kesamaan
dalam mengawali Berbagai
cara
tidak
komunikasi yang telah dilakukan
menyenangkan,
saya
Peserta Diklatpim Tk.III dalam
menyampaikan
pada
mengatasi perbedaan pandangan
saatsituasi dan kondisi yang
dengan Tim Kerja, yaitu: masing50
masing
yang
pandangan,dalam informasi
Anggota Tim dapat terjaga
berbeda
secara baikâ&#x20AC;?.
memberi
yang
mendalam
dilakukan secara duduk bersama untuk
menyamakan
Berdasarkan hal tersebut,
persepsi,
Proposisi minor 7:
diskusi bersama, minta dukungan
Komunikasi
data untuk pendapat pribadi dan
mencari kesepakatan bersama
sinkronisasi
atas
informasi
serta
yang
selalu
perbedaanpandangan,
memberikan arahan serta minta
menghasilkan komunikasi yang
dukungan
lebih efektif.
Mentor.
Dalam
mencari kesepakatan bersama, setiap
pandangan
mendalam
dalam
Hasil penelitian yang dapat
dianalisis rapat
diungkapkan berikutnya adalah
dan
terkait denganpemilihan bentuk
diskusi.
kemasan keresmian komunikasi
Hasil wawancara dengan
(formal atau non-formal). Peserta
Peserta Diklatpim Tk.III Angk.III
Diklatpim Tk. III yang lulus
yang
dengan
memperoleh
predikat
kategori
Sangat
Memuaskan (Ir. Een Endarto,
Memuaskan menyatakan bahwa
MM.) dapat diungkapkan sebagai
asalkan persoalannya sudah jelas,
berikut:
maka
informasi
secara
formal
â&#x20AC;? Biasanya
kami
melakukan
lebih
pendekatan
menimbulkan
disampaikan terbuka
tidak
masalah.Namun
secara
pribadi
bagi Peserta Diklatpim Tk. III
namundidukung
dengan
yang nilai kategori Memuaskan
data atau aturan yang dapat
penyampaian
memperjelas
cenderung
terjadinya
alasan perbedaan
informasi dilakukan
forum formal dan non-formal,
tersebut, sehingga hubungan
serta
baik
situasi/kondisi
antar
kami
dalam
dan
dengan
secara santun. 51
dan
melihat dilakukan
Hasil wawancara peneliti
menghasilkan
dengan Peserta Angk.III (Ir. Een
efektif. Hasil penelitian berikutnya
Endarto, MM.): â&#x20AC;?Terkait
komunikasi
informasi
terkait pandangan Ketua Tim
yang
kurang menyenangkan dan
terhadap
harusdisampaikan
pernah
Tim yang kuat dan Anggota Tim
terjadi, yaitu dalam hal
yang lemah. Berdasarkan hasil
pengambilan
data
video
wawancara dengan para sumber
jalan
tidak
bisa
informasi menunjukkan bahwa
dilakukan olehAnggotaTim
para Peserta Diklatpim Tk.III
teknis
selaku Ketua Tim cenderung
yang
kami
karena
faktorteknik
keberadaan
mempunyai
keilmuan
Anggota
pandangan
yang
tentang pengelolaan video
sama, yaitu bahwa Anggota Tim
yang tidak dimiliki.Dengan
pada
cara saya sampaikan secara
melengkapi. Kekurangan yang
formal
ada pada seorang Anggota bisa
akan
kesempatan
memberikan untuk
hakekatnya
saling
diatasi bersama. Bagi Anggota
ikut
kursus singkat tentang cara
yang
pembuatan dan pengelolaan
kekurangan bisa diatasi dengan
video
diberikan briefing oleh Ketua
hasil
pemotretan
memiliki
banyak
Tim. Terdapat perbedaan dalam
sendiriâ&#x20AC;?.
memandang kekuatan, sebagian Ketua Tim menyatakan bahwa
Berdasarkan hal tersebut, Proposisi minor 8: Pemilihan
bentuk
kemasan
Anggota
yang
memiliki
kekuatan
semangat
kerja
atau
yang
sementara Ketua Tim yang lain
tingkat
menyatakan bahwa Anggota Tim
kejelasan pesan/informasi yang
yang senior memiliki kekuatan
kurang menyenangkan dapat
sudah tahu tugas dan tanggung
mempertimbangkan
52
lebih
muda
keresmian komunikasi (formal non-formal)
yang
masih
tinggi,
jawabnya. Namun Ketua Tim
menghasilkan komunikasi yang
menyadari, bahwa Anggota Tim
efektif.
cenderung
Hasil penelitian berikutnya
kurang pengalaman dan masih
adalah terkait dengan pilihan
labil emosinya.
jenis
yang
lebih
muda
memperhatikan
Kutipan hasil wawancara dengan
beberapa
Diklatpim
Tk.
komunikasi
yang keragaman
Peserta
Stakeholders. Dalam mencapai
dapat
keberhasilan Proyek Perubahan,
III,
jenis komunikasi yang dominan
diungkapkan sebagai berikut: menunjukkan,
diterapkan oleh para Ketua Tim,
bahwa Anggota Tim selalu
berbeda. Proyek Perubahan yang
saling
dalam
hanya melibatkan Stakeholders
Proyek
internal, dominan menggunakan
â&#x20AC;?Pengalaman
melengkapi
melaksanakan Perubahanâ&#x20AC;?
jenis
(Temmy
komunikasi
horizontal
Purboyo, ST. SH. MM.,
dengan
didukung
komunikasi
Angk.I Sangat Memuaskan);
vertikal
dengan
pimpinan.
Sementara
â&#x20AC;?Ada kekurangan, diperbaiki atau
ditambah,
yang
yang
Proyek
banyak
Perubahan melibatkan
sifatnya pribadi dilakukan
Stakeholders eksternal, dominan
secara
menggunakan jenis komunikasi
(Sartono SSTP,
face
to
Eko Angk.
faceâ&#x20AC;?
diagonal
Saputro, II
dengan
komunikasi
-
Memuaskan).
vertikal
pimpinan.
Kondisi
dilakukan
baik
Memuaskan
Proposisi minor 9: bahwa
Memuaskan.
antara Anggota Tim yang kuat
Kutipan
pandangan
dengan ini
oleh
sama Peserta
Diklatpim Tk.III dengan predikat
Berdasarkan hal tersebut,
Adanya
dukungan
maupun
beberapa
Kurang
hasil
dan Anggota Tim yang lemah
wawancara dapat diungkapkan
saling
sebagai berikut:
melengkapi, 53
yang
â&#x20AC;? Yang paling berhasil pada Proyek
Perubahan
adalah
sangat
mendukung
keberhasilan
kami
adalah
komunikasi vertikal kepada
komunikasi dialog
atasan/mentorâ&#x20AC;? (Dra. Ratna
antara Anggota Tim yang
Dewajati, MT. - Angk 1,
berasal
Sangat Memuaskan).
diagonal,
yaitu
dari
berbeda yang
level
dengan
berbeda,
yang bidang
sehingga
Berdasarkan hal tersebut,
informasi yang diperoleh
Proposisi minor 10:
sebagai
Pilihan
data
Proyek
jenis
komunikasi
Perubahan lebih beragam
(vertikal, horizontal, diagonal)
dan akurat, karena datanya
yang
berasal dari bidang-bidang
ragam
Stakeholders
yang
internal
dan
menangani.Contoh:
data
informasi
tentang
eksternal,
menghasilkan komunikasi yang
penangananjalan di daerah dengan
mempertimbangkan
lebih efektif.
karakteristik
tertentu (missal : wilayah
Dengan mendasarkan pada
timur akan berbeda datanya
10 (sepuluh) proposisi minor
dari wilayah barat maupun
tersebut,
tengah),
mengajukan Proposisi major :
dengan
alasan
Peneliti
yang beragam pula baik
Strategi
dari
terbuka,
sisi
budaya,
sosial
dapat
Komunikasi
yang
terstruktur,
masyarakat, maupun tingkat
bersemangat,
seimbang,
ekonominyaâ&#x20AC;?
berkomitmen,
wording,
(Ir.
Een
Endarto, MM. - Angk III,
memiliki kesamaan pandang,
Memuaskan).
memilih
â&#x20AC;?Komunikasi
yangbanyak
keresmian
dilakukan jenis komunikasi
tepat,
horizontal,
anggota
namun 54
bentuk
kemasan
komunikasi
berpandangan saling
yang semua
melengkapi,
memilih jenis komunikasi yang
dengan
mempertimbangkan
redudancy/repetition (mengulang
Stakeholders,
ragam
pesan
menghasilkan
metode
untuk
komunikasi
mempengaruhi
komunikasi yang efektif dalam
Anggota
Tim)
memobilisasi
menjelaskan
bahwa
kegiatan
Perubahan
adalah
sehingga
Stakeholders,
berhasil
Proyek
mencapai
dengan
kegiatan unit kerja dan bukan
tujuan Proyek Perubahan.
kegiatan kediklatan semata. B. Penghambat
Strategi
Strategi
semestinya
menentukan
Komunikasi
langkah
dan
menetapkan tindakan, hal ini
Hambatan yang dijumpai para Peserta/Alumni pada saat
dinyatakan
melaksanakan Proyek Perubahan,
(http://www.rumahkomunikasi.c
terutama keterbatasan personil
om/2014/10/strategi-komunikasi-
yang mendukung pelaksanaan
pengertian -dan. html). Adanya
Proyek Perubahan dikarenakan
kendala dalam penerapan Strategi
banyaknya tugas rutin untuk
Komunikasi
masing-masing
pelaksanaan/implementasi
personil,
dan
adanya prosedur yang baku. Hambatan
lebih
Proyek
banyak
oleh
Quinn
pada
Perubahan,
saat
pada
umumnya disebabkan beberapa
dihadapi oleh Peserta Diklatpim
hal, diantaranya:
Tk.III yang nilainya kategori
-
Rasa
segan
(â&#x20AC;?ewuh
Kurang Memuaskan dan Ditunda
pakewuhâ&#x20AC;?)
Kelulusan.
mengatasi
informasi yang tidak pas
hambatan, para peserta Diklatpim
yang bagi Anggota Tim,
Tk.III
melakukan
sehingga
upaya,
seperti:
waktu
Dalam
kegiatan
beberapa
menyampaikan
diperlukan
memadukan
pemilihan cara penyampaian
Proyek
atau mencari jembatan agar
Perubahan dengan kegiatan yang
informasi
lain, sering mengadakan rapat
dan diterima Anggota Tim. 55
dapat
dipahami
Hal ini seperti diungkapkan
V. KESIMPULAN
oleh Peserta Diklatpim Tk.III
-
Pertanyaan
Angk.II (Dr. Drs. Soedjono,
pertama : Bagaimana Strategi
MSi.) dengan nilai kategori
Komunikasi yang efektif dapat
Sangat Memuaskan.
mendukung
Kompetensi Anggota Tim
memobilisasi
yang tidak/belum memadai
untuk mencapai tujuan Proyek
seperti harapan Ketua Tim.
Perubahan ?
Hal
ini
dialami
Stakeholders
Strategi Komunikasi yang
Diklatpim Tk.III Angk.III (Ir.
efektif dapat mendukung dalam
Een Endarto, MM.), dengan
memobilisasi Stakeholders untuk
nilai
mencapai
Memuaskan
bahwa
dalam
hal
1. Strategi
jalan) dengan menggunakan
belum
Proyek
Komunikasi
terbuka dalam tim kerja;
video, ternyata Anggota Tim teknis
tujuan
Perubahan, meliputi:
pengambilan data (gambar
2. Strategi
mampu
Komunikasi
terstruktur
dengan
melaksanakan
tugasnya
penekanan pada tugas pokok
dengan
hasilnya
dan
baik,
fungsi
(tupoksi)
organisasi;
mengecewakan. Anggota Tim yang memiliki
3. Strategi Komunikasi yang
karakter yang berbeda-beda,
bersemangat tinggi, namun
yang harus hati-hati dalam
tetap
menyampaikan
perbedaan karakter Anggota
informasi
terkait Proyek Perubahan. -
dalam
Peserta
pernah
-
penelitian
Tim;
Terbatasnya jumlah personil organisasi, berpengaruh
memperhatikan
4. Strategi
sangat
Komunikasi
yangmenyeimbangkan
terhadap
antara kepentingan Ketua
pelaksanaan/implementasi
Tim
Proyek Perubahan. 56
dan Angggota Tim;
5. Strategi Komunikasi yang mengabaikan pribadi
kepentingan
Ketua
dalam
Pertanyaan kedua:
Tim
Strategi dalam
memobilisasi
6. Strategi Komunikasi dengan
Stakeholders
untuk mencapai tujuan Proyek
kata-kata
Perubahan?
yang tepat dan jelas;
Kendala
7. Strategi komunikasi yang
8.
kendala
Komunikasi
dengan Anggota Tim;
mencari
Apa saja
penerapan
berkomunikasi
menggunakan
penelitian
Strategi
kesepakatan
penerapan
Komunikasi
dalam
memobilisasi Stakeholders untuk
bersama untuk mengatasi
mencapai
perbedaan pandangan dalam
Perubahan meliputi:
Tim Kerja;
1.
tujuan
Adanya
Proyek
segan
(ewuh
Strategi Komunikasi dengan
pakewuh) antara Ketua Tim
bentuk kemasan keresmian
dengan
komunikasi
(formal
atau
terutama adanya perbedaan
non-formal)
yang
tepat
usia (Ketua Tim lebih muda
sesuai
tingkat
kejelasan
Anggota
Tim,
daripada Anggota Tim);
pesan;
2. Tingkat kompetensi Anggota
9. Strategi Komunikasi yang
Tim yang belum memadai.
memandang Anggota Tim
Anggota Tim yang muda
yang
cenderung semangat, namun
kuat
lemah
dan
dapat
yang saling
belum
melengkapi; 10. Strategi diagonal
Sementara Komunikasi untuk
pengalaman. yang
cenderung
Proyek
tua
cukup/ada
pengalaman, namun semangat
Perubahan yang melibatkan banyak
cukup
rendah;
Stakeholders
3. Adanya keragaman karakter
eksternal.
Anggota
Tim
yang
disebabkan adanya perbedaan 57
tingkat
keterkaitan
berhasil mencapai tujuan
tugas
Proyek Perubahan.
Anggota Tim dengan Proyek Perubahan.
Anggota
b) Menambahkan
Tim
teori
yang tugasnya kurang terkait
sebelumnya
dengan
dengan
Perubahan,
mengajukan
proposisi
mendukung
Strategi Komunikasi,yaitu:
Proyek
Jika Strategi Komunikasi
maka
proyek kurang
pelaksanaan
memiliki
Perubahan.
kesamaan
pandang, memilih bentuk
4. Adanya keterbatasan jumlah personil untuk melaksanakan
kemasan
Proyek
komunikasi
Perubahan,
keresmian yang
tepat,
dikarenakan banyaknya tugas
berpandangan
bahwa
rutin kedinasan.
Anggota Tim yang kuat
Penelitian ini memberikan
dan yang lemah saling
implikasi teoritis dan praktis
melengkapi, memilih jenis
sebagai berikut:
komunikasi
1) Implikasi teoritis:
mempertimbangkan ragam Stakeholders
a) Memperkuat teori Strategi Komunikasi
dari
Rabinowitz
yang telah
yang
maka
menghasilkan komunikasi yang
efektif
dalam
diajarkan pada Diklatpim
memobilisasi Stakeholders
Tk III, yaitu : Strategi
sehingga
Komunikasi yang terbuka,
mencapai tujuan Proyek
terstruktur,
bersemangat,
Perubahan.
seimbang,
berkomitmen,
dengan
kata-kata
berhasil
2) Implikasi praktis:
yang
tepat akan menghasilkan
a) Dengan hasil penelitian
komunikasi yang efektif
yang menunjukkan, bahwa
dalam
memobilisasi
Strategi Komunikasi yang
sehingga
digunakan Peserta sangat
Stakeholders
58
menentukan
keberhasilan
penelitian ini agar lebih
dalam
memobilisasi
membantu
Peserta
untuk
Diklatpim
dalam
Stakeholders
mencapai tujuan Proyek
memobilisasi Stakeholders
Perubahan,
Proyek Perubahan;
maka
widyaiswara
pengampu
c) Bagi peserta Diklatpim Tk
mata diklat Membangun
III
Tim
(MTE)
(sedang berjalan) dan yang
terutama pokok bahasan
akan datang, disarankan
tentang
menggunakan
Efektif
Strategi
Komunikasi
agar
menambahkan
selain
Robinowitz,
sekarang
Strategi
Komunikasi yang terbuka,
Strategi
Komunikasi
angkatan
dari untuk
terstruktur,
bersemangat,
seimbang,
mengabaikan
kepentingan
pribadi,
Diklatpim Tk III angkatan-
dengan
angkatan
tepat, memiliki kesamaan
yang
akan
datang;
kata-kata
yang
pandang, memilih bentuk
b) Lembaga Negara
Administrasi RI
berwenang
kemasan
keresmian
komunikasi
yang
semua
menetapkan
yang
anggota
tepat, saling
bahan
ajar/modul
melengkapi, memilih jenis
Diklatpim
Tk
komunikasi
yang
dalam
memobilisasi
disarankan
III untuk
Stakeholders.
melakukan revisi Bahan Ajar/Modul Tim pokok
tepat
Membangun
Efektif bahasan
Komunikasi menambahkan temuan-temuan
-----------------------------
terutama Strategi dengan dari dalam 59
Mustafa, Hasan. 2001. Team Building. http:/www.bussinestown.com/p eople/ motivationteam.asp.
DAFTAR PUSTAKA Ancok,Djamaluddin. 2012.Psikologi Kepemimpinan & Inovasi.Erlangga, Jakarta.
Rukmana D.W., Nana. 2006. Strategic Partnering For Educational Management, Model Manajemen Pendidikan Berbasis Kemitraan. Penerbit: Alfabeta, Bandung.
Hamid, Farid dan Budianto, Heri. 2011. Ilmu Komunikasi: Sekarang dan Tantangan Masa Depan. Kencana Predana Media Group, Jakarta.
Nugroho, Riant. 2008. Policy. PT. Elex Komputindo, Jakarta.
Ilyas, Yasin, 2003,Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja,PT Gramedia PustakaUtama, Jakarta.
Public Media
Pradhan, N dan Niti Chopra. 2008. Communication Skills for Educational Managers. Jaipur: Book Encave.
Karnawati, Enny. 2014. Kajian Tentang Hasil Evaluasi Kepemimpinan PesertaDiklatpim Tk. III Angkatan I, II, III Di Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah. (Karya Tulis Ilmiah - Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah), Semarang.
Sendjaya, Sasa Djuarsa. 1993. Pengantar Ilmu Komunikasi. Universitas Terbuka, Jakarta. Sugiyono. 2006. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung. Topchick, Gary S. 2007. The First Time Managerâ&#x20AC;&#x2122;s Guide to Team Building. New York: Amacom.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Membangun Tim Efektif. Bahan Ajar Diklatpim Tk.I dan Tk.II. LAN, Jakarta.
West, Michael. 1998.Effective Team Work, Kanisius, Yogyakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Membangun Tim Efektif. Bahan Paparan Diklatpim Tk.III. LAN, Jakarta.
Yin, Rober K.. 2013. Studi Kasus, Design & Metode (terjemaahan). PT Rajagrafindo, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2013. Membangun Tim Efektif. Bahan Ajar Diklatpim Tk.III. LAN, Jakarta.
Peraturan Kepala - Lembaga Administrasi Negara No.12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III.
Moleong, Lexy J,, 2002, MetodePenelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
60
Strategi Komunikasi: Pengertian dan Ruang Lingkup. http://www.rumahkomunikasi.com/2 014/10/strategi-komunikasipengertian-dan.html. Strategi Komunikasi. Blog Pribadi Rudy Hizkia. http://rudytahu.blogspot.com/2 013/11/strategikomunikasi.html. Strategi Menciptakan Komunikasi yang Efektif dan Keterbukaan Antar Anggota KSR PMI Unit UPI. https://destydinadaniar.wordpr ess.com/2012/02/10strategimenciptakan-komunikasi-yang efektif-dan- keterbukaan-antaranggota-ksr-pmi-unit-upi/. Streategi Komunikasi: Pengertian dan Ruang Lingkup. http://www.rumahkomunikasi.c om/2014/10/strategikomunikasi-pengertian dan.html.
61
EFEKTIVITAS DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS BAGI PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN Oleh : Kristiyo Sumarwono Abstrak Penelitian ini bertujuan: (1) menemukan model diklat teknis agribisnis bagi Penyuluh Pertanian Lapangan yang paling efektif untuk dilaksanakan, (2) mengidentifikasi tingkat pengetahuan, keterampilan agribisnis tertinggi, dan sikap percaya diri yang paling kuat dalam agribisnis yang dapat dicapai oleh peserta dari pola-pola diklat yang diterapkan. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen dengan diklat pola reguler sebagai kontrol, dan diklat pola pendampingan serta diklat pola magang sebagai perlakuan. Ketiga pola diklat sebagai variabel bebas, sementara pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri agribisnis sebagai variabel terikat. Penelitian dilaksanakan di tiga lokasi yaitu BPSMP (Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian) Daerah Istimewa Yogyakarta, BPSDMTAN (Balai Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Pertanian) Soropadan â&#x20AC;&#x201C; Temanggung Jawa Tengah, dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah Semarang. Penelitian memanfaatkan seluruh peserta yang mengikuti diklat teknis agribisnis sebagai subjek penelitian. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 s/d Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan dan keterampilan peserta yang mengikuti diklat pola reguler dan pola diklat pendampingan; (2) diklat pola reguler dan pola pendampingan menunjukkan perbedaan yang signifikan pada variabel sikap percaya diri PPL (t hitung = â&#x20AC;&#x201C; 2,28; p = 0,03) dan (t hitung = â&#x20AC;&#x201C; 2,41; p = 0,02); (3) diklat pola magang menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan untuk variabel keterampilan agribisnis (t hitung = - 4,97, p = 0,00) dan untuk variabel sikap percaya diri (t hitung = - 4,94, p = 0,00). Diklat pola magang efektif memberikan perubahan yang signifikan dalam meningkatkan keterampilan dan sikap percaya diri para PPL, masing-masing sebesar 9,43% dan 7,75% dalam melaksanakan usaha agribisnis dibandingkan pola diklat yang lain. Kata Kunci: pengetahuan, keterampilan, sikap percaya diri, agribisnis, pola magang .
Swasembada dan kedaulatan pangan Pendahuluan
dalam
Pembangunan pertanian yang
prioritas
untuk
menjadi
prioritas
utama untuk dicapai setidaknya
dilaksanakan pada saat ini memiliki 5
negeri
dalam tiga tahun ke depan. Padi,
dicapai.
kedelai, 62
dan
jagung
merupakan
komoditas yang akan ditingkatkan
rendahnya minat bekerja di bidang
produksinya
pertanian adalah karena alih fungsi
untuk
memenuhi
kebutuhan
dalam
negeri
dan
lahan yang terus terjadi dan menurut
mengurangi
impor.
Upaya-upaya
kalangan muda bekerja di pertanian
untuk mendukung swasembada dan
kurang prospektif dan kurang keren.
kedaulatan pangan dalam 5 (lima)
Generasi muda kurang tertarik untuk
rencana kerja dilakukan dengan: (1)
menekuninya.
perbaikan
saluran
irigasi;
PPL yang kompeten di bidang
(2)
peningkatan distribusi pupuk dan
agribisnis
menjadi
benih; (3) penyediaan alat dan
keniscayaan.
Banyak
mesin pertanian khususnya traktor;
pertanian milik petani yang tidak
(4) jaminan pemasaran; dan (5)
terpasarkan dengan baik pada saat
pemberdayaan Penyuluh Pertanian
panen raya. Petani tidak mampu
Lapangan.
kebijakan
memasarkan hasil-hasil pertanian
target utama tersebut tertuang dalam
yang berlimpah dengan harga wajar
rencana kerja Kementerian Pertanian
yang menyebabkan kerugian bagi
Republik Indonesia tahun 2015-
petani yang cukup besar. Sebagai
2019.
contoh harga gabah di tingkat petani
Penetapan
suatu hasil-hasil
Kegiatan bertani pada saat ini
sebesar Rp. 4.250,-/kg GKG pada
semakin tidak diminati terutama
saat itu belum mampu mengimbangi
oleh kaum muda. Hal ini berakibat
biaya produksi rata-rata per-kg yang
terjadinya kelangkaan tenaga kerja
dikeluarkan petani produsen sebesar
di berbagai sentra pertanian seperti
Rp.
di Jawa Tengah dan Jawa Timur,
pengalaman
khususnya pada saat musim tanam
tanaman pangan dari para PPL
maupun panen. Alasan klasik adalah
sangat dibutuhkan oleh petani untuk
bahwa bekerja di bidang pertanian
mengatasi permasalahan yang terus
hanya mendapatkan upah harian
berulang setiap saat yaitu masalah
yang rendah yang akan habis dalam
pemasaran hasil pertanian.
beberapa hari. Alasan yang lain dari 63
6.000,-.
Pengetahuan dalam
dan
agribisnis
Peningkatan membawa
konsekuensi
pengelolaan
Teknis Pendidikan dan Pelatihan
kesejahteraan
(UPT Diklat) di seluruh Indonesia.
terhadap
Pelatihan
penyelenggaraan
tersebut
merupakan
pengembangan sumberdaya manusia
transfer teknologi pertanian hasil
pertanian.
penelitian kepada para petani oleh
Konsekuensi
dari
para PPL. Para
kebijakan tersebut adalah bahwa program pendidikan dan
PPL dilatih di Balai maupun
pelatihan pertanian diarahkan dan
Badan Pendidikan dan Pelatihan
difokuskan pada dukungan dapat
oleh
tercapainya tujuan dan sasaran target
beberapa
utama
suatu
semua
pembangunan
pertanian.
para
Widyaiswara hari
untuk
teknologi
selama
menguasai
pertanian
Usaha pencapaian swasembada dan
program
kedaulatan pangan ditempuh melalui
didesiminasikan
suatu
petani secara luas. Pelatihan dari
program dana kontigensi
senilai 1,3
triliun rupiah
yang
atau
selanjutnya ke
masyarakat
para Widyaiswara kepada para PPL
yang
disalurkan ke 12 provinsi untuk
adalah
akselerasi swasembada padi dengan
Peraturan Pemerintah No. 101/2000
target 73,4 juta ton gabah kering
tentang
giling (GKG) pada tahun 2015
pemerintah.
Dalam
Peraturan
(Renstra
Pemerintah
tersebut
disebutkan
Kementerian
Pertanian
bagi
aparatur
bagi Pegawai Negeri Sipil adalah
Diklat Teknis pertanian bagi PPL
Diklat
ketentuan
bahwa pendidikan dan pelatihan
2015-2019, p.155).
para
memenuhi
dilaksanakan
hak
oleh
sekaligus
kewajiban
lembaga-lembaga pendidikan dan
sebelum
pelatihan (diklat) pemerintah di
melaksanakan tugas (Badan Diklat
bawah Kementerian Pertanian dan
Pertanian 1993, p.15).
lembaga-lembaga
Metode Penelitian
diklat
yang
maupun
baik selama
Pemerintah
Penelitian tentang Efektifitas
Provinsi maupun Kabupaten/Kota
Model Diklat Teknis Agribisnis bagi
yang disebut dengan Unit Pelaksana
Penyuluh
didirikan
baik
oleh
64
Pertanian
Lapangan
dilaksanakan
di
Badan
yang paling benar dari 4 (empat)
Diklat
Provinsi Jawa Tengah Semarang,
kemungkinan
Balai Pemberdayaan Sumberdaya
jenis data, metode pengumpulan
Manusia Pertanian Jawa Tengah
data, waktu pengambilan data, dan
Temanggung,
Balai
instrumennya adalah seperti tersusun
Sumberdaya
dalam tabel data penelitian sebagai
dan
Pengembangan
di
jawaban.
Manusia Pertanian Daerah Istimewa
berikut:
Yogyakarta di Yogyakarta. Kegiatan
Jenis Penelitian
dilaksanakan
pada
tanggal
Penelitian
1
ini
Adapun
merupakan
Oktober 2013 sampai dengan 31
penelitian
Maret 2014. Populasi penelitian ini
rancangan ini dipilih karena keadaan
adalah seluruh peserta diklat teknis
yang tidak memungkinkan untuk
agribisnis tanaman pangan tahun
mengontrol
anggaran
memanipulasikan semua
2013/2014
yang
quasi
eksperimen,
dan
yang
Daerah
eksperimental ini, pola magang dan
bawah
Pemerintah
Pada
variabel
dilaksanakan oleh Badan Diklat (di
relevan.
atau
rancangan
Daerah) dengan jumlah populasi 90
pola
orang peserta. Berdasarkan jumlah
kelompok
populasi maka keseluruhan populasi
dibandingkan dengan pola reguler
digunakan
sebagai kelompok kontrol (tanpa
sebagai
subyek
perlakuan,
perlakuan). Pada
penelitian.
dalam
menjadi yang
pelaksanaannya
terdapat tiga buah pre-test dan tiga
Untuk memperoleh data yang diperlukan
pendampingan
buah post-test.
menjawab
permasalahan yang telah diajukan,
Target/Subjek Penelitian Populasi
maka dilakukan pengumpulan data
penelitian
adalah
yang diperlukan dengan instrumen
seluruh Petugas Penyuluh Pertanian
yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Lapangan,
Instrumen berupa pertanyaan untuk
agribisnis sejumlah 90 orang di 3
kategori tingkat pengetahuan peserta
(tiga) lokasi penyelenggaraan diklat
dengan memilih salah satu jawaban
di Jawa Tengah dan DIY. 65
peserta
diklat
teknis
menggunakan statistik teknik t-test
Prosedur Untuk
mengetahui
pair sample. Uji beda dilakukan
model
diklat agribisnis yang efektif bagi
terhadap
skor
kumulatif
Penyuluh Pertanian Lapangan suatu
indikator pada variabel terikat.
eksperimen
dilakukan
Analisis
menggunakan
perlakuan
menggunakan
bantuan
sebagai berikut:
komputer
SPSS
X0 = Kelas diklat agribisnis pola
Program for Social Science) for
penelitian dengan
dilakukan
semua
reguler, sebagai kontrol
Windows
version
X1 = Kelas diklat agribisnis dengan
penelitian
ini
dengan program
(Statistical
21.0.
diteliti
Dalam pengaruh
penerapan pola pendampingan
variabel bebas (diklat pola reguler,
X2 = Kelas diklat agribisnis pola
diklat pola magang, dan diklat pola
magang
pendampingan
Rancangan penelitian yang
agribisnis terhadap tiga variabel
digunakan
mengacu
pada
terikat
buku
dalam
(penguasaan
diklat
konsep
Research Methods in Education: An
agribisnis, keterampilan agribisnis,
Introductian oleh Wiersma, W.,
dan sikap percaya diri peserta).
yaitu
Pengaruh
Pretest-posttest,
Nonequivalent Design
Control
dengan
eksperimen
dan
variabel
Group
masing-masing
bebas
terhadap
ketiga
dua
kelompok
variabel terikat akan tampil dalam
satu
kelompok
dua versi. Versi pertama akan
kontrol (Wiersma 1995, p.144).
dihasilkan
oleh
uji
multivariat
Teknik Analisis Data
(Multivariate Tests) dan versi kedua dilakukan
dihasilkan oleh uji pengaruh antar
dengan melakukan uji beda skor
subjek (Tests of Between-Subjects
total pemahaman konsep agribisnis,
Effects).
Analisis
data
Uji
keterampilan agribisnis dan sikap
multivariat
akan
pengaruh
masing-
percaya diri peserta antara sebelum
menampilkan
dan sesudah mengikuti pelatihan.
masing variabel terhadap semua
Uji
variabel terikat secara bersama-
beda
dilakukan
dengan 66
sama, sedangkan uji pengaruh antar
untuk menguji apakah variabel yang
subjek akan menampilkan pengaruh
diteliti
masing-masing
terhadap
normal atau tidak dengan kriteria
variabel terikat secara individual.
jika nilai signifikansi Kolmogorov-
Uji multivariat dilakukan terhadap
Smirnov lebih besar 0,05 maka dapat
angka-angka signifikansi dari nilai-
diambil simpulan bahwa variabel
variabel
memiliki
sebaran
yang
nilai F statistik Pillaiâ&#x20AC;&#x2122;s Trace, Wilksâ&#x20AC;&#x2122; Lambda, Hotellingâ&#x20AC;&#x2122;s Trace, dan
memiliki normal.
Royâ&#x20AC;&#x2122;s Largest Root. Uji hipotesis
sebaran
digunakan uji F melalui Manova
sebaran Hasil
data
uji
terangkum
yang
normalitas
dalam tabel
sebagai berikut:
dengan bantuan SPSS 21.0 for Windows.
Semua nilai p untuk variabel pengetahuan,
Hasil Penelitian dan Pembahasan Uji disyaratkan
prasyarat
analisis
untuk
statistik
uji
agribisnis untuk diklat pola reguler, pendampingan, dan magang baik pada tahap pre-test maupun post-test
uji t dan Analisis Varian (Anova). prasyarat
analisis
lebih besar dari 0,05. Karena p >
yang
0,05 maka dapat diperoleh simpulan
disyaratkan untuk Analisis Varian (Anova)
adalah
uji
bahwa
normalitas
variabel
sebaran dan uji homogenitas varian.
semua
kelompok
memiliki
sebaran
pada atau
distribusi data yang normal
Uji normalitas dimaksudkan untuk
Uji
melihat apakah variabel penelitian
dimaksudkan
memiliki sebaran data yang normal
homogenitas untuk
varian
mengetahui
apakah varian antar kelompok atau
atau tidak. Teknik analisis statistik Kolmogorov-Smirnov
dan
sikap percaya diri peserta dalam
parametrik, termasuk di dalamnya
Uji
keterampilan,
antar pola diklat bersifat homogen
digunakan 67
(mendekati sama) atau tidak. Jika
ini uji
varian homogen, maka proses uji
(Anova), dapat dilakukan.
beda
Komparasi Pengetahuan,
dengan
metode
statistik
t
dan
Analisis
Varian
parametrik dapat dilakukan. Hasil
Keterampilan, dan Sikap percaya
uji
diri Peserta diklat pada saat pre-test
homogenitas
varian
dengan
dan post-test
Leveneâ&#x20AC;&#x2122;s test adalah sebagai berikut:
Diklat pola reguler pada tahap
Nilai Levene Statistic (F) pengetahuan
pre-test menunjukkan mean skor
agribisnis kelompok pre-test sebesar
total untuk pengetahuan agribisnis
1,477 dengan p = 0,234, sedangkan
sebesar 41,93 (SD = 6,00) dan
nilai Levene Statistic (F) untuk
berubah menjadi 41,00 (SD = 5,91)
kelompok post-test adalah 0,297
pada tahap post-test. Sementara itu,
dengan p = 0,744. Demikian juga
untuk
nilai p untuk variabel keterampilan
agribisnis diperoleh mean skor total
dan sikap percaya diri >0,05. Karena
pada tahap pre-test sebesar 134,10
nilai
(SD = 11,83) dan setelah dilakukan
untuk
variabel
p
>
0,05
maka
dapat
variabel
disimpulkan bahwa kelompok pre-
diklat
test
meningkat menjadi 136,20 (SD =
maupun
post-test
memiliki
pola
keterampilan
reguler
varian yang homogen antar diklat
8,95).
pola reguler, pendampingan, dan
menunjukkan
magang. Karena uji persyaratan
sebesar 165,07 (SD = 7,72) pada
analisis
tahap
telah
terpenuhi
baik
Sikap
(post-test)
percaya mean
pre-test 168,07
dan
total
meningkat
normalitas sebaran data maupun
menjadi
homogenitas varian, maka analisis
Persentase perubahan mean skor
statistik parametrik, yang dalam hal
total dirangkum dalam tabel 4 sebagai berikut: 68
(SD
skor
diri
=
9,75).
Pengetahuan agribisnis dan keterampilan agribisnis pada diklat pola
reguler
tidak
mengalami
perubahan yang signifikan yang
diindikasikan oleh nilai p berturut-
Uji t sampel berpasangan dilakukan
turut sebesar 0,324 dan 0,296, yang
pengetahuan
lebih besar dari 0,05. Sikap percaya
agribisnis, keterampilan agribisnis,
diri peserta diklat pada diklat pola
dan sikap percaya diri pada peserta
reguler
kelompok diklat pola reguler guna
signifikan dengan nilai p sebesar
mengetahui
0,030, yang lebih kecil dari 0,05.
(paired-sample untuk
t-test)
variabel
(signifikansi)
kemaknaan
peningkatan
tiap
Hasil pengujian hipotesis untuk
ke post-test.
diklat pola pendampingan adalah
statistik
perubahan pre-test
mengalami
dari
Hasil uji t sampel berpasangan
sebagai
(paired sample t-test) pada diklat
pendampingan pada tahap pre-test
pola
menunjukkan mean skor total untuk
reguler
pengetahuan
untuk
variabel
berikut:
pengetahuan
agribisnis,
diklat
agribisnis
pola
sebesar
keterampilan agribisnis, dan sikap
41,90 (SD = 4,71) dan berubah
percaya diri disajikan pada Tabel 5
menjadi 43,73 (SD = 4,94) pada
sebagai berikut :
tahap
post-test.
Untuk
variabel
keterampilan agribisnis diperoleh 69
mean skor total pada tahap pre-test sebesar 145,90 (SD = 21,87) dan setelah
dilakukan
diklat
pola
pendampingan (post-test) meningkat
keterampilan agribisnis, dan sikap
menjadi 150,47 (SD = 17,42). Sikap
percaya diri dirangkum pada tabel
percaya diri menunjukkan mean
sebagai berikut:
skor total sebesar 171,27 (SD = 13,28) pada tahap pre-test dan meningkat menjadi 175,90 (SD = Pengetahuan agribisnis dan
13,01) setelah dilakukan diklat pola pendampingan. perubahan
mean
dirangkum
keterampilan agribisnis pada diklat
Persentase total
pola pendampingan tidak mengalami
sebagai
perubahan yang bermakna yang
skor
dalam tabel
diindikasikan oleh nilai p berturut-
berikut:
turut sebesar 0,180 dan 0,219, yang lebih besar dari 0,05. Sikap percaya diri perserta diklat dengan pola pendampingan
Uji t sampel berpasangan (paired-sample untuk
t-test)
variabel
peningkatan bermakna dengan nilai
dilakukan
p sebesar 0,023, yang lebih kecil
pengetahuan
dari 0,05. Diklat pola magang pada
agribisnis, keterampilan agribisnis,
tahap pre-test menunjukkan mean
dan sikap percaya diri pada peserta kelompok pendampingan signifikansi
diklat guna statistik
perubahan pre-test
skor
pola
untuk
pengetahuan
dan berubah menjadi 44,53 (SD =
tiap
5,84) pada tahap post-test. Untuk
ke post-test.
variabel
Hasil uji t sampel berpasangan
keterampilan
agribisnis
diperoleh mean skor total pada tahap
(paired-sample t-test) pada diklat
pre-test sebesar 141,73 (SD = 19,09)
pola pendampingan untuk variabel pengetahuan
total
agribisnis sebesar 44,27 (SD = 6,50)
mengetahui dari
mengalami
dan setelah dilakukan diklat pola
agribisnis, 70
magang
(post-test)
meningkat
menjadi 155,10 (SD = 14,94). Sikap
Pengetahuan agribisnis pada
percaya diri menunjukkan mean
diklat pola magang tidak mengalami
skor total sebesar 167,80 (SD =
perubahan
10,85) pada tahap pre-test dan
diindikasikan oleh nilai p sebesar
meningkat menjadi 180,80 (SD =
0,777, yang lebih besar dari 0,05.
12,61) setelah dilakukan pola diklat
Sementara
magang. Persentase perubahan mean
agribisnis dan sikap percaya diri
skor total adalah sebagai berikut:
perserta diklat dengan pola magang
yang
berbeda
itu,
yang
keterampilan
mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan nilai p masing-
Uji t sampel berpasangan (paired-sample untuk
t-test)
variabel
masing sebesar 0,000, yang lebih
dilakukan
kecil dari 0,01.
pengetahuan
agribisnis, keterampilan agribisnis, dan sikap percaya diri pada peserta
Komparasi Pengetahuan,
kelompok
Keterampilan, dan Sikap percaya
diklat
magang
mengetahui (signifikansi)
guna
kemaknaan statistik
dari
diri Peserta diklat Antar Pola
tiap
diklat
ke post-test.
Pada
Hasil uji t sampel berpasangan
diharapkan
(paired-sample t-test) pada diklat
perbedaan yang bermakna antar pola
pola
diklat karena masing-masing pola
perubahan pre-test
magang
pengetahuan
untuk
variabel
belum
agribisnis,
kelompok tidak
mendapatkan
pre-test
menunjukkan
perlakuan.
keterampilan agribisnis, dan sikap
Hasil pengujian dengan analisis
percaya diri tersaji pada tabel 9
varian menunjukkan nilai F hitung
sebagai berikut :
untuk pengetahuan agribisnis pada saat pre-test sebesar 1,650 dengan p = 0,198. Karena nilai p > 0,05 maka dapat diperoleh simpulan bahwa tidak 71
terdapat
perbedaan
yang
signifikan
dalam
pengetahuan
agribisnis antar diklat pola reguler, pendampingan, dan magang pada tahap pre-test. Keterampilan agribisnis pada tahap pre-test menunjukkan nilai F Hasil
hitung sebesar 3,281 dengan p =
pengujian
dengan
0,042. Karena nilai p < 0,05, dapat
analisis varian menunjukkan nilai F
disimpulkan
terdapat
hitung untuk pengetahuan agribisnis
perbedaan yang signifikan dalam
pada saat post-test sebesar 3,307
keterampilan antar
diklat pola
dengan p = 0,041. Karena nilai p <
reguler, pendampingan, dan magang
0,05 maka dapat diambil simpulan
pada tahap pre-test. Hasil analisis
bahwa terdapat perbedaan nyata
varian untuk variabel sikap percaya
dalam
pengetahuan
diri kelompok pre-test menunjukkan
antar
diklat
nilai F hitung sebesar 2,457 dengan
pendampingan, dan magang pada
p = 0,092. Karena nilai p > 0,05
tahap post-test.
bahwa
agribisnis
pola
reguler,
simpulan
Keterampilan agribisnis pada
bahwa tidak terdapat perbedaan
tahap post-test menunjukkan nilai F
yang nyata dalam aspek sikap
hitung sebesar 14,397 dengan p =
percaya diri antar diklat pola
0,000. Karena nilai p < 0,05 (atau
reguler, pendampingan, dan magang
bahkan < 0,01) maka dapat diambil
pada
simpulan bahwa terdapat perbedaan
maka
dapat
tahap
diperoleh
pre-test.
Secara
keseluruhan, hasil pengujian pada
yang
tahap
keterampilan
pre-test
untuk
variabel
sangat
nyata
dalam
agribisnis
antar
agribisnis,
diklat pola reguler, pendampingan,
keterampilan agribisnis, dan sikap
dan magang pada tahap post-test.
percaya diri dirangkum pada tabel
Berikutnya dilaporkan hasil uji beda
10 sebagai berikut:
dengan
pengetahuan
Analisis
varian
untuk
kelompok sikap percaya diri pada 72
tahap post-test.Hasil analisis varian
perlakuan pretest-posttest dengan
untuk variabel sikap percaya diri
pola
kelompok post-test
menunjukkan
dilakukan uji manova (multivariate
nilai F hitung sebesar 8,777 dengan
analysis of variance). Hasil analisis
p = 0,000. Karena nilai p < 0,05
untuk melihat pengaruh perlakuan
(bahkan < 0,01) maka dapat ditarik
pre-testâ&#x20AC;&#x201C;post-test
simpulan bahwa terdapat perbedaan
interaksi antara perlakuan pretestâ&#x20AC;&#x201C;
yang sangat nyata dalam aspek
posttest dan diklat pola reguler,
sikap percaya diri antar diklat pola
pendampingan,
reguler, pendampingan, dan magang
disajikan dalam tabel 12 sebagai
pada
tahap
post-test.
diklat
yang
digunakan
dan juga
dan
efek
magang
Secara
keseluruhan, hasil pengujian pada tahap
post-test
untuk
pengetahuan
variabel agribisnis, berikut
keterampilan agribisnis, dan sikap percaya diri disajikan pada tabel 11
Nilai F hitung sebesar 0,387
sebagai berikut :
dengan signifikansi p = 0,536. Karena nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam skor pengetahuan agribisnis antara Komparasi Pengetahuan,
kelompok pre-test
Keterampilan, dan Sikap percaya
tanpa
diri Peserta diklat tanpa
Artinya pemberian kegiatan diklat
mempertimbangkan pola diklat.
tidak memberikan perubahan yang
tanpa
diklat.
Efek interaksi antara ulangan
dan post-test
mempertimbangkan
pola
nyata bagi pengetahuan agribisnis.
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pre-test
memandang
dan post-test
pretest-post-test dan pola diklat
pola
terhadap
diklat dan juga pengaruh interaksi 73
pengetahuan
agribisnis
ditunjukkan oleh baris kedua tabel
kemudian disusul oleh diklat pola
tersebut. Baris kedua menunjukkan
magang
nilai F hitung sebesar 1,641 dengan
perubahan sebesar 0,59% dari 44,27
signifikansi p = 0,200. Karena nilai
menjadi 44,53. Pada diklat pola
p > 0,05 maka dapat disimpulkan
reguler, skor pengetahuan agribisnis
bahwa interaksi ulangan pretest-
para peserta mengalami penurunan
posttest
sebesar 2,22% (-2,22%) dari 41,93
dan
pola
diklat
tidak
yang
memberikan
menurun menjadi 41,00.
memberikan efek perbedaan yang pengetahuan
Hasil pengujian dengan teknik
agribisnis. Representasi grafis antara
analisis Manova (General Linear
pre-test dan post-test untuk diklat
Model) dengan pilihan repeated
pola reguler, pendampingan, dan
measures
magang tersaji pada gambar 2
berupa koefisien Pillai Trace, Wilksâ&#x20AC;&#x2122;
nyata
dalam
skor
dengan
alat
analisis
Lambda, Hotellingâ&#x20AC;&#x2122;s Trace dan Royâ&#x20AC;&#x2122;s variabel
Largest
Root
pengetahuan
menunjukkan
terhadap agribisnis
tidak
adanya
perbedaan yang signifikan (nilai F hitung sebagai berikut:
sebesar
0,387
dengan
signifikansi p = 0,536) antara tahap pretestâ&#x20AC;&#x201C;posttest tanpa melihat pola
Secara diketahui
sederhana bahwa
dalam
dapat
diklat yang digunakan. Artinya,
hal
ketiga pola diklat memiliki kinerja
pengetahuan agribisnis, diklat pola
yang
pendampingan
meningkatkan
memberikan
hampir
sama
dalam
pengetahuan
persentase perubahan dari skor pre-
agribisnis. Hasil pengujian efek
test ke post-test yang terbesar jika
interaksi antara ulangan pretestâ&#x20AC;&#x201C;
dibandingkan dengan pola diklat
posttest dan pola diklat terhadap
lainnya, yaitu sebesar 4,37% dari
pengetahuan agribisnis juga tidak
skor rerata 41,90 menjadi 43,73,
menunjukkan pengaruh yang nyata 74
(F hitung sebesar 1,641 dengan
t tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikansi p = 0,200). Artinya
nyata
interaksi ulangan pretestâ&#x20AC;&#x201C;posttest
agribisnis.
dan pola diklat tidak memberikan
perbedaan pretestâ&#x20AC;&#x201C;posttest dalam hal
efek perbedaan yang nyata dalam
keterampilan
skor pengetahuan agribisnis.
menunjukkan
Dalam agribisnis, terbukti
keterampilan diklat
pola
memberikan
perubahan
yang
hal
pengetahuan
Hasil
pengujian
agribisnis adanya
perbedaan
yang sangat signifikan (nilai F
magang
hitung
persentase
terbesar,
dalam
sebesar
16,492
dengan
signifikansi p = 0,000). Terdapat
yaitu
perbedaan yang sangat signifikan
sebesar 9,43% dari skor rerata
dalam skor keterampilan agribisnis
141,73 (pre-test) menjadi 155,10
antara kelompok pre-test dan post-
(post-test), disusul oleh diklat pola
test tanpa memandang pola diklat.
pendampingan yang memberikan
Artinya
perubahan sebesar 3.13% dari skor
perubahan yang sangat signifikan
rerata 145,90 meningkat menjadi
bagi keterampilan agribisnis. Hasil
150,47.
pengujian
Diklat
pola
reguler
diklat
efek
memberikan
interaksi
antara
memberikan persentase perubahan
ulangan pretest-posttest dan pola
terkecil dalam skor keterampilan
diklat
agribisnis yaitu sebesar 1,57% dari
agribisnis menunjukkan perbedaan
skor rerata pre-test 134,10 menjadi
yang sangat signifikan (nilai F
skor post-test 136,20.
hitung
terhadap
sebesar
keterampilan
4,324
dengan
sampel
signifikansi p = 0,016). Interaksi
diklat
ulangan pretest-posttest dan pola
magang menunjukkan perbedaan
diklat memberikan efek perbedaan
yang
yang
Hasil berpasangan
sangat
uji pada
t pola
signifikan
untuk
signifikan
dalam
skor
variabel keterampilan agribisnis (t
keterampilan agribisnis. Hal tersebut
hitung = -4,974, p = 0,000) dan
memberikan makna bahwa pola
untuk variabel sikap percaya diri (t
diklat
hitung = -4,944, p = 0,000). Hasil uji
pengaruh 75
yang
dipilih
memiliki
signifikan
terhadap
keterampilan
agribisnis
reguler
dalam
hanya
menunjukkan
membuat perbedaan antara pre-test
perbedaan yang signifikan pada
dan post-test.
variabel sikap percaya diri yang diindikasikan oleh nilai t hitung
Dalam aspek sikap percaya diri persentase perubahannya hampir
sebesar
sama dengan perubahan pada aspek
Sementara
keterampilan
pengetahuan
agribisnis
dengan
â&#x20AC;&#x201C;2,279
(p
=
0,030).
untuk
variabel
agribisnis
dan
urutan terbesar dicapai oleh diklat
keterampilan agribisnis tidak terjadi
pola magang, disusul diklat pola
perbedaan yang nyata.
pendampingan, dan terakhir diklat
Uji t sampel berpasangan
pola reguler. Diklat pola magang
pada diklat pola pendampingan
terbukti
menunjukkan perbedaan yang nyata
memberikan
persentase yaitu
untuk variabel sikap percaya diri
sebesar 7,75% dari skor rerata
yang diindikasikan oleh nilai t
167,80 (pre-test) menjadi 180,80
hitung sebesar â&#x20AC;&#x201C;2,410 (p = 0,023).
(post-test), disusul oleh diklat pola
Hasil uji t sampel berpasangan tidak
pendampingan yang memberikan
menunjukkan perbedaan yang nyata
perubahan sebesar 2,70% dari skor
untuk
rerata 171,27 meningkat menjadi
agribisnis
175,90.
reguler
agribisnis.
memberikan persentase perubahan
perbedaan
terkecil dalam skor sikap percaya
menunjukkan perbedaan yang sangat
diri dalam agribisnis yaitu sebesar
signifikan dalam hal sikap percaya
1,82% dari skor rerata pre-test
diri (nilai F hitung sebesar 34,490
165,07
dengan signifikansi p = 0,000) tanpa
perubahan
yang
terbesar,
Diklat
pola
menjadi
skor
post-test
variabel
pengetahuan
dan
keterampilan
Hasil
pengujian
pre-testâ&#x20AC;&#x201C;post-test
memperhatikan pola diklat yang
168,07. dengan
digunakan.
sampel
memberikan perubahan yang sangat
berpasangan (paired-sample t-test)
signifikan bagi sikap percaya diri.
menunjukkan bahwa diklat pola
Hasil pengujian efek interaksi antara
Uji menggunakan
beda uji
t
76
Artinya
diklat
ulangan pretestâ&#x20AC;&#x201C;posttest dan pola diklat terhadap sikap percaya diri menunjukkan efek interaksi yang sangat signifikan terhadap sikap percaya diri (nilai F hitung sebesar 6,994 dengan signifikansi p = 0,002). Interaksi ulangan pretestâ&#x20AC;&#x201C; posttest dan pola diklat memberikan efek
perbedaan
yang
Diagram
sangat
menggambarkan
signifikan dalam skor sikap percaya
faktor-faktor
diri. Artinya pola diklat yang dipilih
proses, dan output yang terjadi
memiliki
dalam
pengaruh
signifikan
kontekstual,
suatu
input,
penyelenggaraan
terhadap sikap percaya diri dalam
pendidikan dan pelatihan, baik di
membuat perbedaan antara pre-test
tingkat diklat maupun di tingkatan
dan post-test.
ruangan kelas. Evaluasi terhadap tentang
konteks pelatihan terkait dengan
dapat
penilaian tujuan yang dicapai oleh
menerapkan
peserta diklat setelah mengikuti
evaluasi berdasarkan context, input,
suatu program diklat. Dalam diklat
process, dan output, seperti yang
teknis agribisnis bagi PPL, tujuan
digunakan
dalam
mengukur
yang akan dicapai adalah bahwa
efektifitas
schooling
yang
setelah mengikuti diklat peserta
Hasil
penelitian
keefektifan diketahui
suatu
diklat
dengan
diperkenalkan
oleh
diklat
Scheerens
meningkat
pengetahuan,
(1990:73). Penyelenggaraan sebuah
keterampilan, dan sikapnya dalam
diklat adalah hasil kerjasama semua
wirausaha agribisnis. Tujuan yang
komponen yang ada di lembaga
kedua adalah bahwa peserta diklat
diklat.
Secara
integral
sistem
mampu melaksanakan penyuluhan
penyelenggaraan
diklat
dapat
pertanian kepada petani dengan
digambarkan dalam suatu model
menerapkan
dasar fungsi diklat sebagai berikut:
agribisnis. Pada tujuan yang pertama 77
prinsip-prinsip
secara umum kegiatan diklat telah
percaya diri PPL (t hitung = â&#x20AC;&#x201C;2,279;
mampu meningkatkan pengetahuan,
p
keterampilan, dan sikap percaya diri
pendampingan
dengan presentase rata-rata untuk
perbedaan yang signifikan untuk
pengetahuan 1,00%, keterampilan
variabel sikap percaya diri (t hitung
4,71%, dan perubahan sikap percaya
= â&#x20AC;&#x201C;2,410; p = 0,023). Diklat pola
diri sebesar 4,01%. Peningkatan
magang
PKS
bila
sangat signifikan untuk variabel
dibandingkan dengan biaya yang
keterampilan agribisnis (t hitung = -
dikeluarkan,
dengan
4,974, p = 0,000) dan untuk variabel
Keuangan
sikap percaya diri (t hitung = -4,944,
ini
relatif
Peraturan
rendah
sesuai Menteri
No.115/PMK.2/2015 Standar
Biaya
0,030).
Diklat
pola
menunjukkan
menunjukkan
perbedaan
p = 0,000).
tentang
Keluaran
=
Tingkat
yang
pengetahuan
menyatakan bahwa satuan biaya
agribisnis
peserta,
persentase
untuk diklat teknis agribisnis adalah
perubahan
terbesar dicapai oleh
sebesar Rp. 3.559.666,00/orang.
peserta diklat pola pendampingan, disusul diklat pola magang dan
Simpulan dan Saran
reguler.
Simpulan
keterampilan agribisnis, terbesar
Pelaksanaan magang lebih
Selanjutnya
peningkatan
pola
dicapai melalui diklat pola magang,
efektif dalam
disusul diklat pola pendampingan
diklat
dan
dan diklat pola reguler. Perubahan
merubah sikap percaya diri peserta
pada aspek sikap percaya diri
diklat dibandingkan dengan diklat
persentase terbesar dicapai oleh
pola
pola
diklat pola magang, disusul diklat
kenaikan
pola pendampingan, dan diklat pola
meningkatkan
reguler,
keterampilan
pendampingan dengan
dan
reguler.
keterampilan rata-rata 8,34% dan
Perlakuan
perubahan sikap sebesar 8,02%.
pretest-posttest
Diklat pola reguler menunjukkan
(tanpa memperhatikan pola diklat)
perbedaan nyata pada variabel sikap
memberikan perbedaan yang sangat 78
signifikan
untuk
menggunakan
variabel
diklat
pola
keterampilan agribisnis (F hitung =
pendampingan atau magang sebagai
16,492; p = 0,000). dan sikap
pola diklat teknis agribisnis yang
percaya diri (F hitung = 34,490; p =
dapat
0,000), namun tidak signifikan pada
signifikan.
memberikan
variabel pengetahuan agribisnis (F
Diklat pola reguler dapat terus
hitung = 0,387; p = 0,536). Pola
kontribusi
dilaksanakan reguler
mengembangkan kurikulum diklat,
menunjukkan perbedaan nyata antar
dengan kegiatan praktek yang lebih
pretest-posttest pada variabel sikap
banyak daripada teori.
percaya
diklat
dengan
diri
PPL
signifikan
untuk
pengetahuan
dan
agribisnis.
dan
tidak
Diklat teknis agribisnis sangat
variabel
penting untuk terus diselenggarakan
keterampilan
Pola
pendampingan perbedaan
meningkatkan
kinerja
diklat
Penyuluh Pertanian Lapangan dalam
menunjukkan
membawa perubahan taraf hidup
variabel
petani dan keluarganya yang lebih
sikap percaya diri dan tidak berbeda
baik melalui pengembangan usaha
nyata untuk variabel pengetahuan
agribinis.
dan
nyata
guna
untuk
keterampilan
agribisnis.
Penelitian
berikutnya
Sementara itu, pola diklat magang
disarankan untuk mengkaji variabel-
menunjukkan perbedaan yang sangat
variabel
signifikan
mempengaruhi hasil diklat seperti
untuk
variabel
keterampilan agribisnis dan
sikap
lain
yang
dapat
motivasi peserta, latar belakang
percaya diri tetapi tidak berbeda
pendidikan, dan umur peserta.
nyata untuk pengetahuan agribisnis.
------------------------------
Saran Guna pengetahuan
meningkatkan
Daftar Pustaka
agribisnis, Badan
keterampilan agribisnis, dan sikap percaya
diri,
disarankan
untuk 79
Pendidikan Pertanian.
dan
Latihan (1993).
Agribisnis Seri 1 Jakarta: Departemen Pertanian. Badan
Kementerian Keuangan. (2014). Peraturan Menteri Keuangan No.115/PMK.2/2015 tentang Standar Biaya Keluaran. Jakarta: Kementerian Pertanian
Pusat Statistik. (2014). Statistik Indonesia 2014. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Davis, J.H. & Goldberg, A.R. (1957). A Concept of Agribusiness. Boston: Harvard University.
Scheerens, J. (1990). School effectiveness research and the development of process indicators of scgool functioning. School Effectiveness and School Improvement, 1(1), 61-80. Lisses:Swets & Zeitlinger.
Kementerian Pertanian. (2014). Laporan Hasil Rapat Kerja Khusus Percepatan Swasembada Pangan 2014. Jakarta: Kementerian Pertanian RI.
Wiersma., W. (1995)., Research Methods in Education: An Introduction. Massachusetts: A Simon and Schuster Company
Kementerian Pertanian. (2014). Renstra 2015 â&#x20AC;&#x201C; 2019 Kementerian Pertanian RI. Jakarta: Kementerian Pertanian
80
MEMBANGUN KOMPETENSI KERJA MELALUI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN DIKLAT PROVINSI JAWA TENGAH Oleh Sri Esti Redjeki Abstrak
Sumberdaya manusia merupakan motor penggerak dan dinamisator aktivitas organisasi yang sanagat penting, hali ini dikarenakan peranya dalam organisasi sangt penting mencapai visi dan misi . Tujuan organisasi dapat dicapai jika aparatur negara memiliki kompetensi dibidangnya masing masing.Pemerintah memiliki wacana akan melakukan uji kompetensi dasar bagi Pegawai Negeri Sipil untuk mendorong peningkatan kinerja. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif, dengan jumlah sampel penelitian 68 responden yang terdiri dari pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan teknik regresi linier sederhana dua tahap. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengembangan potensi diri terhadap kompetensi pegawai, ini berarti kompetensi kerja memiliki implikasi yang positif terhadap kinerja pegawai. Kata kunci: Pengembangan Potensi Diri, Kompetensi Kerja, Kinerja Pegawai
pelayanan publik (public service). PENDAHULUAN
Dengan kebijakan-kebijakan yang
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
diambil
atau birokrasi memiliki peran sentral dalam
bangsa.
setiap
membutuhkan
warga
pelayanan
terpenuhi
pengendali
kekuasaan
yang
dinamakan
terpuaskan.
keinginan masyarakat, bukan malah
dari
sebagai
dan
Pemerintah harus siap melayani
negara
pemerintah
oleh
keinginan dalam berbagai segi dapat
Menurut
Sinambela (2007), dalam kehidupan bernegara,
dikeluarkan
pemerintah, mereka berharap semua
melaksananakan
pembangunan
dan
sebaliknya. Kesan yang ada di masyarakat 81
saat
ini,
pelayanan
publik yang berkualitas masih jauh
yang diperlukan dalam pelaksanaan
dari harapan, berbelit-belit, lamban,
tugas
dan mahal.
seorang PNS dapat menjalankan
PNS,
menggelar
uji
pemerintah
akan
kompetensi
bagi
jabatannya,
sehingga
perannya secara professional, efektif
Untuk mendorong peningkatan kinerja
dan
dan efisien. Menurut
Prihadi
(2008),
aparatur negara. Uji kompetensi ini
berdasarkan
meliputi
yakni
psikologi dan pendidikan terapan,
integritas
kedokteran, dan lain-lain, terdapat
lima
inteligensia
uji
dasar
dasar,
kepribadian,
pengetahuan
suatu
umum
perkembangan
temuan
yang
ilmu
memiliki
sesuai bidangnya, manajerial dasar,
kesimpulan bahwa setiap manusia
dan kepemimpinan. Hasilnya akan
memiliki potensi untuk menjadi
didapatkan PNS yang kompeten,
cerdas, kreatif dan sukses dengan
setengah
pendekatan-pendekatan
kompeten,
kompeten.
PNS
dan
yang
tidak
yang
disesuaikan dengan pribadi masing-
memiliki
kompeten akan tetap berlanjut sesuai
masing
dengan tugas dan jenjang karirnya.
tinggi kompetensi yang dimiliki oleh
Sedangkan
seorang
untuk
PNS
yang
si
pembelajar.
pegawai,
Semakin
maka
akan
setengah kompeten, akan dilatih
berdampak nyata pada peningkatan
untuk
kinerjanya,
meningkatkan
yaitu
output
yang
kemampuannya. Bagi PNS yang
dihasilkan pada suatu pekerjaan
tidak
sama
dalam waktu tertentu. Hal ini sesuai
sekali maka akan dilakukan pensiun
dengan pendapat Wirawan (2009),
dini.
menurut
bahwa kinerja pegawai merupakan
Daerah
sinergi dari sejumlah faktor, baik
adalah
lingkungan
memiliki
kompeten
Kompetensi PNS
Badan
Kepegawaian
(Sudarmanto,
2009)
internal
organisasi,
kemampuan dan karakteristik yang
lingkungan eksternal, dan faktor
dimiliki
internal karyawan.
oleh
seorang
aparatur
pengetahuan,
Oleh karena itu, perlu suatu
keterampilan, dan sikap perilaku
kajian akademik yang mendalam
negara
berupa
82
untuk memecahkan permasalahan
yang
mengenai kompetensi dan kinerja
manajemen yang dapat dicapai
Pegawai Negeri Sipil sehingga dapat
oleh pegawai atau organisasi.
terwujud
Sedangkan
aparatur
negara
yang
berkualitas.
komitmen
menurut
Mangkunegara (2010), definisi
Berdasarkan tersebut,
merupakan
latar
maka
belakang
kinerja adalah hasil kerja secara
rumusan
kualitas dan kuantitas yang
permasalahan dalam penelitian ini
dapat
adalah bagaimana pengembangan
karyawan dalam melaksanakan
potensi diri terhadap kompetensi
tugas sesuai dengan tanggung
pegawai
jawab
serta
implikasinya
terhadap kinerja pegawai. Tujuan
yang
akan
dicapai
oleh seorang
yang
diberikan
kepadanya. dicapai
Ada
beberapa
dalam penelitian ini adalah untuk
memengaruhi
menganalisis
kinerja
pengaruh
faktor
yang
pencapaian
adalah
faktor
pengembangan potensi diri terhadap
kemampuan (ability) dan faktor
kompetensi
dan
motivasi (motivation). Hal ini
menganalisis pengaruh kompetensi
sesuai dengan pendapat Keith
kerja terhadap kinerja pegawai.
Davis (2008) yang merumuskan
pegawai
bahwa: KAJIAN
PUSTAKA
DAN Human Performance Ability + Motivation
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kajian Pustaka
Motivation + Situation
1. Kinerja Pegawai Secara
umum,
kinerja
Ability Knowledge + Skill
merupakan suatu ukuran dari hubungan antara output yang dihasilkan oleh input tertentu. Performance
atau
=
Secara
kinerja
lebih
=
Attitude
=
mendetail,
Wirawan (2009) menjelaskan
adalah suatu spesifik target 83
faktor-faktor
memengaruhi
kinerja pegawai, yaitu: 1. Faktor yaitu
internal
2. Kompetensi Kerja pegawai,
faktor-faktor
Menurut
Richard
Boyatzis
dari
(2009), kompetensi merupakan
dalam diri pegawai yang
karakteristik yang berhubungan
merupakan
sejak
dengan
kinerja
lahir dan diperoleh individu
efektif
dalam
ketika ia berkembang.
Sedangkan Badan Kepegawaian
bawaan
2. Faktor lingkungan internal organisasi,
pegawai
dan
pekerjaan.
Daerah (2003), mendefinisikan
dalam
melaksanakan
unggul
kompetensi
tugasnya,
sebagai
karakteristik yang dimiliki oleh
memerlukan
PNS
berupa
pengetahuan,
dukungan organisasi tempat
keterampilan dan sikap perilaku
dimana
bekerja.
yang diperlukan dalam tugas
Dukungan tersebut secara
dan jabatannya, sehingga PNS
otomatis akan memengaruhi
tersebut mampu menjalankan
tinggi
perannya secara maksimal.
ia
rendahnya
kinerja
pegawai.
Dalam bukunya yang berjudul
3. Faktor lingkungan eksternal organisasi,
faktor
The
Competent
Manager,
ini
Boyatziz membagi komponen
berkaitan dengan kejadian
kompetensi menjadi beberapa
atau situasi yang terjadi di
bagian, yaitu:
lingkungan
a. Dorongan (motive)
eksternal
organisasi, misalnya inflasi,
b. Ciri atau sifat atau karakter
krisis ekonomi.
pembawaan (trais) c. Citra diri (self image) d. Peran sosial (social role) e. Keterampilan (Skill)
84
Kompetensi sebagai suatu dasar
konsep, pengakuan pola-
dalam manajemen sumber daya
pola, pengembangan teori,
manusia
berbagai
kemampuan
analisis,
Gugus
objektivitas
sosial,
gugus
memiliki dan
dimensi.
komunikasi tertulis.
merupakan pengelompokan dari dimensi
yang
sempurna
sejenis
(cluster),
Sedangkan
atau
(2009),
dimensi
Hary
Schroder
membagi
komponen
merupakan aspek-aspek yang
dalam
lebih spesifik. Richard Boyatzis
sebagai berikut:
membagi
a. Kognitif, mencakup dimensi
kompetensi
dalam
gugus
gugus dan dimensi sebagai
mencari
berikut:
pemikiran
a. Kemampuan tujuan
dimensi
informasi, konseptual,
fleksibilitas.
manajemen
dan
dan
b. Direksional,
tindakan,
mencakup
memiliki dimensi sebagai
dimensi dampak, percaya
berikut:
efisiensi,
diri, presentasi.
perencanaan,
inisiatif,
c. Motivasional,
perhatian kepada hal yang
dimensi
detail,
mengelola
control
diri,
b. Kemampuan
berikut:
berprestasi.
empati,
percaya
pengembangan
mencakup
orientasi proaktif, orientasi
persuasif, jaringan kerja, negosiasi,
interaksi,
d. Berprestasi,
manajemen
memiliki dimensi
sebagai
interpersonal,
orientasi pengembangan.
fleksibilitas.
orang,
mencakup
3. Pengembangan Potensi Diri
diri,
Menurut Prihadi (2008), potensi
diri,
bisa
disebut
kekuatan,
komunikasi lisan.
sebagai energi,
suatu atau
kemampuan yang terpendam
c. Kemampuan logika analisis, memiliki dimensi sebagai
yang
berikut:
dimanfaatkan secara optimal.
menggunakan 85
dimiliki
dan
belum
Lebih
lanjut
serta kebiasaan seseorang
Prihadi
menjelaskan, bahwa manusia
baik
pada dasarnya semua dilahirkan
mental, rohani, emosional
ke dunia dengan kepintaran
maupun
masing-masing.
Tetapi
semuanya
permasalahannya
adalah
dalam cara khas di bawah
menemukan
berbagai pengaruh dari luar.
dan menggali potensi-potensi
Pola ini terwujud dalam
pada
dan
bentuk tingkah laku dalam
optimal
usahanya menjadi manusia
bagaimana
cara
diri
pembelajar
mengelola
secara
yang
jasmaniah,
sosial
yang
telah
ditata
dimilikinya
sebagaimana
tersebut. Hal ini berguna untuk
dikehendaki.
Contoh
memudahkan seseorang untuk
kepribadian
adalah
menjadi pribadi yang lebih
ketulusan,
cerdas,
kecerdasan emosi.
potensi
yang
kreatif
dan
sukses
yang
telah
kelincahan,
sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Pengembangan Hipotesis
Potensi dapat diklasifikasikan
1. Hubungan
Pengembangan
sebagai berikut:
Potensi
1. Kemampuan dasar seperti
Kompetensi Kerja
tingkat
Menurut
intelegensia,
kemmapuan
Diri
Sudarmanto (2009),
pembahasan
abstraksi,
dengan
terkait
masalah
kompetensi adalah bisa atau
logika dan daya tangkap. seperti
tidaknya kompetensi seseorang
ketekunan, etelitian, tempo
ditingkatkan atau diperbaiki. Hal
kerja,
ini cukup penting mengingat
2. Sikap
kerja
dan
daya
tahan
semua
terhadap tekanan. 3. Kepribadian, menyeluruh kemampuan,
yaitu
organisasi
menginginkan
pola
sumber
tentu daya
semua
manusia yang mereka miliki,
perbuatan
mempunyai kompetensi yang 86
unggul dan handal, sehingga
berusaha untuk mengembangkan
dapat
kepribadian yang berasal dari
meningkatkan
kinerja
organisasi.
dalam
Terdapat 7 determinan yang
dikembangkan
memengaruhi atau membentuk
berinteraksi dengan lingkungan
kompetensi, yaitu:
dimana seseorang itu berada.
a. Kepercayaan dan nilai;
Potensi diri merupakan daya
b. Keahlian atau keterampilan;
yang
c. Pengalaman;
maupun negatif. Daya yang
d. Karateristik personal;
bersifat positif berupa kekuatan
e. Motivasi;
(power),
dan
f.
negatif
berupa
Isu-isu emosional;
poin
di
atas,
dominan
yang
terhadap
kompetensi
kemampuan
dapat
kemudian setelah
bersifat
positif
yang
bersifat
kelemahan
(weakness).
g. Kapasitas intelektual. Dari
(bakat)
mengembangkan
faktor
diri
yang
bersifat positif, makan akan
berpengaruh
mendorong
adalah
dasar
Dengan
tercapainya
kompetensi seorang pegawai.
yang
merupakan tingkat intelegensia
Demikian
atau
potensi diri tidak dikembangkan,
kapasitas
kemampuan
individu,
abstraksi
sebaliknya,
jika
maka seorang pegawai tidak
atau
bahasa, kemampuan logika dan
memiliki
daya tangkap. Faktor tersebut
menjalankan perannya.
merupakan bagian yang tidak
Berdasarkan uraian
terpisahkan dari potensi diri
maka dikembangkan hipotesis
manusia.
sebagai berikut :
Mengenal
mengembangkan akan
potensi
memberikan
kepribadian
dan
kompetensi
untuk
di
atas,
diri
gambaran
H1: Terdapat pengaruh positif
seseorang,
pengembangan
terutamanya dalam berperilaku.
terhadap
Pengembangan potensi berarti
pegawai.Semakin 87
potensi
kompetensi
diri kerja tinggi
yang
seseorang;
dikembangkan oleh seorang
kesadaran
atau
pegawai, semakin tinggi pula
mengenai
sesuatu,
kompetensi kerjanya.
pemahaman
potensi
diri
mengetahui pemahaman misalnya mengenai
pekerjaan.
Keterampilan
melukiskan kemampuan yang
2. Hubungan Kompetensi Kerja dengan Kinerja Pegawai
dapat
Kinerja
dikembangkan melalui praktek,
pegawai
merupakan
diukur
telah
hasil kerja secara kualitas dan
pelatihan,
kuantitas yang dapat dicapai
Kompetensi
oleh seorang karyawan dalam
dapat diukur dan dikembangkan
melaksanakan
melalui supervise, manajemen
tugas
sesuai
atau
dan
pengalaman.
secara
objektif,
dengan tanggung jawab yang
kinerja,
diberikan kepadanya. Menurut
pengembangan
Wirawan (2009), salah satu
manusia. Secara jelas, Wirawan
faktor internal pegawai yag
menggambarkan
memengaruhi kinerja pegawai
kompetensi
adalah
seperti berikut :
kompetensi.
Kinerja
hubungan
kasual
kompetensi.
Kinerja
memiliki dengan
merupakan
fungsi
dan
program sumber
daya
hubungan
dengan
kinerja
Hubungan kompetensi dengan
dari
kompetensi, sikap dan tindakan.
kinerja tersebut di atas diperkuat
Kompetensi
melukiskan
oleh hasil penelitian Ridwan
karakteristik
pengetahuan,
keterampilan,
perilaku
(2006),
yang
kompetensi
dan
menjelaskan profesional
pengalaman untuk melakukan
memiliki kontribusi yang positif
suatu pekerjaan atau suatu peran
dan signifikan terhadap tinggi
tertentu
rendahnya
Pengetahuan
secara
efektif.
melukiskan
kinerja
dosen.
Temuan penelitian menunjukkan
apa
kompetensi
yang terdapat dalam kepala 88
profesional
yang
didefinisikan
tinggi tingkat kompetensi, maka
sebagai
kemampuan dan kewenangan
semakin tinggi pula
seorang
produktivitas kerja pegawai.
dosen
dalam
tingkat
menjalankan profesinya dengan
Dari pendapat Wirawan (2009)
baik, memiliki kontribusi yang
yang
positif terhadap kinerja dosen
dengan hasil penelitian Ridwan
sebesar 3, 46%. Kompetensi
(2006) dan Setiawati (2011),
dosen
maka
yang
diukur
dengan
kemudian
dapat
dan
hipotesis
keterampilan yang melekat pada
berikut :
pengetahuan,
sikap
ditunjang
dikembangkan
penelitian
sebagai
dirinya, selanjutnya dijabarkan menjadi lima kompetensi yaitu:
H2: Terdapat pengaruh positif
kompetensi
personal,
kompetensi
kompetensi
profesional,
kerja
terhadap
kinerja
pegawai.
Semakin
kompetensi sosial, kompetensi
tinggi
kompetensi
intelektual,
seorang
dan
kompetensi
spiritual.
pegawai,
kerja semakin
tinggi pula kinerjanya.
Penelitian sebelumnya tentang Kerangka Pemikiran Teoritis
pengaruh kompetensi terhadap kinerja
juga
dilakukan
oleh
Setiawati (2011) dengan judul pengaruh kompetensi terhadap produktivitas
kerja
pegawai
Gambar
Sekretariat Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara.
kompetensi
menjelaskan,
proses peningkatan kinerja pegawai
Hasil
berdasarkan pengembangan potensi
penelitian menunjukkan bahwa variabel
tersebut
diri
dan
melalui
kompetensi
kerja.
Upaya seorang pegawai untuk terus
produktivitas kerja mempunyai
dapat mengembangkan potensi diri
hubungan yang kuat dan positif.
yang dimilikinya akan membawa
Hal ini ditunjukkan dari semakin 89
Dimana:
dampak positif pada kompetensi pekerjaannya.
Semakin
n = ukuran sampel
tinggi
kompetensi yang dimilikinya, maka
N = ukuran populasi
akan membawa efek pada semakin
e = presisi yang ditetapkan
baiknya
kualitas,
ketepatan
kuantitas,
waktu
dalam
Variabel Operasional
pekerjaannya,
Secara operasional, variabel yang
kreativitas, serta berpengaruh dalam
digunakan dalam penelitian ini dapat
tingkat kemandiriannya.
didefinisikan sebagai berikut:
menyelesaikan
1. Pengembangan potensi diri METODE PENELITIAN
Merupakan kekuatan, energi,
Populasi dan Sampel Penelitian
atau
Populasi merupakan seluruh elemen
yang dimiliki oleh seseorang
yang
untuk
yang dapat dimanfaatkan secara
kesimpulan
optimal untuk kehidupannya.
dapat
membuat
digunakan
beberapa
kemampuan
terpendam
penelitian. Populasi yang digunakan
Pengembangan
dalam penelitian ini adalah pegawai
dalam penelitian ini diukur
di lingkungan Badan Diklat Provinsi
dengan indikator:
Jawa Tengah berjumlah 210 orang.
•
Sampel
merupakan
keterwakilan
populasi
dalam penelitian
menjadi
syarat
penting
Mengetahui
potensi
diri
apa
yang
apa
yang
dimiliki •
yang dalam
Mengetahui diinginkan
•
melakukan penarikan kesimpulan.
Mengetahui
bagaimana
Pengambilan sampel menggunakan
mengelola sumber-sumber
metode sampling incidental. Adapun
yang ada
penentuan
sampel
•
menggunakan
rumus Slovin:
Mengetahui
apa
yang
harus dilakukan •
Keyakinan untuk mencapai keinginan
2. Kompetensi kerja 90
Kompetensi adalah
kerja
pegawai
kemampuan
karakteristik
yang
dan dimiliki
Metode Analisis Data
seorang pegawai sehubungan dengan
pelaksanaan
1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik
tugas
deskriptif
adalah
Kompetensi
statistik yang digunakan untuk
dalam penelitian ini diukur
menganalisis data dengan cara
dengan indikator:
menggambarkan
• Pengetahuan
telah terkumpul sebagaimana
• Keterampilan
adanya
• Sikap
membuat
pekerjaannya.
Kinerja
tanpa
berlaku
3. Kinerja pegawai pegawai
data
yang
bermaksud
kesimpulan
yang
untuk
umum
(generalisasi).
adalah
perbandingan hasil kerja yang
Dalam penelitian ini, analisis
dicapai oleh karyawan, baik
statistik deskriptif digunakan
yang berupa kuantitas ataupun
untuk menggambarkan profil
kualitas,
atau
sesuai
dengan
identitas
responden,
tanggung jawab yang diberikan
jawaban responden terhadap
kepadanya berdasarkan standar
pertanyaan
yang
pertanyaan terbuka. Penyajian
organisasi.
telah
ditentukan
Kinerja
data
pegawai
tertutup
dalam
maupun
analisis tabel
ini
dalann penelitian ini diukur
menggunakan
dengan indikator:
deskriptif
frekuensi,
• Kualitas pekerjaan
rentang
kriteria
• Kuantitas pekerjaan
mengetahui
• Ketepatan waktu
responden mengenai variabel
• Kreativitas
yang diteliti.
• Kemandirian
Setelah 68 responden yang
• Tanggung jawab
diminta pendapatnya mengenai
persepsi
untuk dan untuk umum
variabel pengembangan potensi 91
diri, kompetensi kerja, dan kinerja
pegawai,
selanjutnya
ingin
Tahap proses selanjutnya
maka
adalah
diketahui
menentukan
nilai
responden
indeks atau skor terendah
mengenai sebuah variabel yang
dan tertinggi dengan cara
diteliti.
mengalikan jumlah sampel n
persepsi
umum
Untuk
gambaran
mendapatkan
tentang
= 68
derajat
dengan bobot. Skor
atas
paling rendah adalah jika
variabel yang diteliti, sebua
semua responden menjawab
angka indeks atau skor dapat
sangat tidak setuju yang
dikembangkan
dengan
memiliki bobot 1, sehingga
menggunakan rumus sebagai
skor terendah adalah 1 x 68
berikut:
= 68 dan skor paling tinggi
persepsi
responden
adalah jika semua responden Skor = (F1x1) + (F2x2) +
menjawab
sangat
setuju
(F3x3) + (F4x4) + (F5x5)
yang memiliki bobot 5,
Dimana:
sehingga skore tertinggi 5 x
F1 adalah frekuensi responden
68 = 340.
yang menjawab Sangat Tidak
Selanjutnya,
Setuju (STS)
ditentukan melalui Rentang
F2 adalah frekuensi responden
Skala
yang menjawab Tidak Setuju
kategori
(TS)
menggunakan
F3 adalah frekuensi responden
sebagai
yang menjawab Netral (N)
2004) :
untuk
F4 adalah frekuensi respponden yang menjawab Setuju (S) F5 adalah fekuensi responden yang menjawab Sangat Setuju Dimana:
(SS) 92
dapat
menentukan dengan
berikut
rumus (Umar,
n = Jumlah sampel m
=
a. Uji Validitas Azwar (1997), mengatakan
Jumlah
alternatif jawaban tiap item
bahwa
validitas
berarti
Rentang skala tiap kriteria
sejauhmana ketepatan dan
berdasarkan rumus di atas
kecermatan
adalah:
instrumen pengukur (tes)
suatu
dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dapat dikatakan dibulatkan jadi 54
memiliki
validitas tinggi apabila tes tersebut
Berdasarkan rentang skala
menjalankan
fungsi
tersebut, maka penilaian tiap kriteria atau kategori adalah sebagai berikut:
ukurnya,
atau
memberikan
hasil
yang
dan
tepat
sesuai
dengan
ukur akurat
maksud
diadakannya tes tersebut. Pengujian
daya
beda
(validitas)
item
dalam
penelitian ini dengan 2. Analisis Statistik Inferensial
for Windows Release 16.
statistik induktif atau statistik adalah
Adapun
teknik
digunakan
statistik yang digunakan untuk
diberlakukan
untuk
populasi
(Sugiyono,
2009).
Analisis
statistik
teknik
yang korelasi
Product Moment Pearson.
menganalisis data sampel dan hasilnya
menggunakan
program komputer SPSS
Statistik inferensial disebut juga
probabilitas
dilakukan
Item dianggap konsisten apabila koefisien korelasi item dengan item total
inferensial
lebih besar atau sama r
dalam penelitian ini meliputi:
tabel (Ghozali, 2011): 93
1) Jika r hitung maka
r tabel, kuesioner
tersebut valid 2) Jika r hitung maka
r tabel, kuesioner
terhadap
dependen
dianalisis
dengan regresi.
Persamaan
matematis
regresi
linear
sederhana
yang
diajukan
berikut:
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu
menggunakan
cronbach Pengujiannya
+e
= Kompetensi pegawai
alpha.
= Kinerja pegawai X = Pengembangan potensi
menggunakan
diri a = Konstanta
Windows Release 16. Alat dapat
b = Koefisien regresi
dikatakan
e
reliabel jika nila koefisien
= Error atau kesalahan persamaan
(Ghozali, 2011).
d. Uji Hipotesis
c. Analisis Regresi
Koefisien regresi yang
menguji
penelitian
=
teknik
program komputer SPSS for
Untuk
X+e
Dimana:
dilakukan
dengan
ukur
=
Pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini
dalam
penelitian ini adalah sebagai
tersebut tidak valid.
pengukuran.
maka
hipotesis
diperoleh
kemudian
akan
diuji
digunakan analisis regresi
dari
linear sederhana. Menurut
diketemukan
Sugiyono (2009), apabila
harga t kritis (t tabel).
ingin
memprediksi
Apabila harga t hitung
pengaruh
sama atau melebihi t
independen
kritis dan probabilitas
bagaimana variabel
maka
94
signifikansinya harga
t
yang dengan
signifikansinya
lebih
kecil
0,05,
daripada
1.1 Deskripsi
Identitas
Responden
maka dapat disimpulkan
Untuk
menggambarkan
bahwa hipotesis yang
demografi
diajukan dapat diterima
maka dilakukan analisis
(Hadi, 2004).
deskriptif
respponden,
identitas
responden, meliputi: jenis HASIL
PENELITIAN
kelamin, umur, golongan,
DAN
masa kerja dan tingkat
PEMBAHASAN
pendidikan.
Sampel dalam penelitian adalah pegawai
di
lingkungan
Badan
1.1.1 Deskripsi
Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Responden
Jawa Tengah. Dari 68 jawaban para
Berdasarkan Jenis
responden,
Kelamin
selanjutya
dianalisis
menggunakan dua teknik statistik,
Analisis berdasakan
yaitu:
jenis
(1)
deskriptif,
untuk
menggambarkan identitas responden
bertujuan
dan
mengetahui
jawaban
terhadap
variabel
kelamin untuk
penelitian; (2) inferensial, untuk
demografi
menguji instrument penelitian, uji
karakteristik
asumsi dan uji hipotesis penelitian
responden
atas
yang diajukan.
perbedaan
gender.
Hasilnya
1. Analisis Deskriptif
dapat
Analisis deskriptif dalam studi
terlihat pada tabel
ini
berikut:
menggunakan
tabulasi
jawaban responden berdasarkan identitas
responden,
skala
penelitian
dan
pandangan
responden
dari
pertanyaan
terbuka. 95
Dari tabel tersebut, dapat diketahui data responden sebanyak 56 orang atau 82,4%
Dari tabel tersebut
adalah laki-laki dan
menunjukkan bahwa
12 orang atau 17,6%
responden
adalah wanita. Data
dominan
tersebut
sesuai
berdasarkan
dengan
kondisi
kepegawaian Badan
tahun
dengan
di
umur sampai
50
tahun
Pendidikan
yaitu sebanyak 30
Pelatihan
orang atau 44,1%.
dan Provinsi
1.1.2
41
paling
Kemudian
Jawa
diikuti
Tengah.
oleh responden yang
Deskripsi
berusia
Responden
sampai dengan 40
Berdasarkan Umur
tahun sebanyak 18
Analisis
deskriptif
orang atau 26,5%,
ini bertujuan untuk
berusia di atas 51
mengetahui
tahun sebanyak 51
karakteristik
orang atau 22,1%
pegawai di Badan
dan berusia kurang
Pendidikan
dari
dan
31
3o
tahun
tahun
Pelatihan
Provinsi
sebanyak 5 orang
Jawa
Tengah,
atau
7,4%.
Hal
dimana
hasil
tersebut
penelitian
dapat
mengindikasikan
dilihat
bahwa
pada tabel
pegawai
berikut:
96
mayoritas berada
1.1.3
pada usia matang
paling banyak adalah gologan
secara emosioal.
III.
Deskripsi
2.1.1
Deskripsi Responden
Responden
Berdasarkan
Berdasarkan
Kerja
Golongan
Analisis
Masa
deskriptif
mengenai
responden berdasarkan
deskriptif identitas responden
masa kerja bertujuan
berdasarkan
untuk
2. Hasil
penelitian
golongan
mengetahui
fungsional dapat ditampilkan
lamanya
responden
pada tabel berikut.
berkarir
menjadi
pegawai
negeri
sipil
(PNS).
Gambaran
umum
responden
berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel Dari
tabel
dketahui
di
bahwa
atas,
dapat
berikut.
responden
dominan memiliki golongan III sebanyak 47 orang atau 69,1%, diikuti golongan IV sebanyak 16 orang atau 23,5% dan
Dari
golongan II sebanyak orang
menunjukkan
atau 7,4%. Kondisi tersebut
bahwa
dikarenakan
responden
persyaratan
tabel
tersebut data
masa
kerja paling
pendidikan terakhir pada saat
banyak antara 11 tahun
proses pengangkatan menjadi
sampai
pegawai negeri sipil adalah
tahun, yaitu sebanyak
sarjana strata 1 (S1), sehingga
32 orang atau 47,1%
golongan kepangkatannya yang
kemudian untuk masa 97
dengan
20
kerja
lebih
dari
tahun
sebanyak
orang
atau
20
oleh seorng pegawai.
18
Tingkat
pendidikan
eorang
26,5%,
pegawai
sedangkan untuk masa
diharapkan berbandng
kerja kurang dari 5
lurus
tahun
sebanyak
10
pengetahuan
dan
orang
atau
sekitar
ketrampilan
yang
14,7% dan untuk masa
dimilikinya.
kerja 6 â&#x20AC;&#x201C; 10 tahun
Pengetahuan
jumlah
persentase
ketrampilan
tersebut
sebanyak 11,8% atau
dibutuhkan
untuk
sekitar 8 orang. Data
menyelesaikan
tersebut
pekerjaan
mengandung
informasi
bahwa
responden
telah
dengan
dibebankan
dan
yang kepada
pegawai.
mengabdi cukup lama
Gambaran
di instansi pemerintah
responden dilihat dari
khususnya
Badan
pendidikan terakhirnya
dan
dapat ditampilkan pada
Pendidikan
di
umum
tabel 1.1.5 berikut:
Pelatihan Provinsi Jawa Tengah. 2.1.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Analisis
deskriptif
responden berdasarkan
Dari
tabel
terseut
tngkat
menunjukkan
bahwa
memiliki tujuan untuk
berdasarkan
tingkat
mengetahui pendidikan
pendidikan
tertinggi yang dimiliki
responden
pendidikan
98
mayoritas
berpendidikan Sarjana Strata
1
(S1)
2.2
yaitu
Deskripsi
Variabel
Penelitian
sebanyak 38 orang atau
Deskripsi variabel penelitian
55,9
diikuti
dalam penelitian ini berisi
berpendidikan SMA 21
mengenai jawaban responden
orang atau 30,9 persen,
dari berbagai variabel yang
S2 sebanyak 8 orang
menjadi fokus permasalahan.
atau 11,8 persen dan
Setelah pertanyaan tertutup,
berpendidikan
S3
pertanyaan terbka diberikan
sebanyak 1 orang atau
kepada responden pada setiap
1,5 persen. Hal tersebut
item pernyataan dari variabel
sejalan
dalam penelitian ini. Adapun
persen,
dengan
persyaratan
minimal
pendidikan
dalam
system
sehingga banyak berpendidikan Dengan diharapkan
adalah
pengembangan potensi diri,
adalah
strata
yang
dimaksud
penerimaan
kepegawaian sarjana
variabel-variabel
kompetensi kerja dan kinerja
1
pegawai.
pegawai
Selanjutnya, data statistik dari
yang
setiap
S1.
pernyataan
dari
indikator variabel penelitian
demikian
dihitung
pegawai
nilai
skor
atau
indeksnya,
berdasarkan
memiliki pengetahuan
rentang
kategorisasi
yang memadai untuk
atau penggolongan yang telah
menyukseskan
visi,
dibuat, dibagi menjadi lima
misis, tugas dan fungsi
yaitu rentang 68 s/d 122
Badan Pendidikan dan
masuk dalam kategori sangat
Pelatihan Provinsi Jawa
rendah, 123 s/d 177 tergolong
Tengah.
rendah, 178 s/d 232 tergolong
skala
sedang, 233 s/d 287 masuk 99
dalam kategori tinggi dan 288 s/d
340
masuk
dalamm
kategori sangat tinggi. 3. Analisis Inferensial 3.1
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk
mengukur
sejauhmana
ketepatan
dan
kecermatan
suatu
Dari
tabel
tersebut,
kita
ketahui
instrumen pengukur (tes)
dapat
dalam melakukan fungsi
bahwa
ukurnya. Item pernyataan
pengukuran
dianggap
konsisten
pengembangan potensi
apabila koefisien korelasi
diri sebanyak 10 item
item dengan item total (r
valid
hitung) lebih besar atau
memiliki
sama dengan nilai kritis
korelasi (r hitung) lebih
(r tabel). Untuk jumlah
besar dari nilai kritis (r
sampel (n) = 68 besarnya
tabel).
skala variabel
semua
karena koefisien
r tabel adalah 0,239. 3.1.1
Uji Validitas Variabel
3.1.2
Uji Validitas Variabel
Pengembangan Potensi
Kompetensi kerja
Diri
Berdasarkan
Berdasarkan perhitungan
perhitungan
program
program
SPSS,
validitas
SPSS,
validitas
uji
variabel
uji
variabel
pengembangan
potensi
kerja
diri
sebagai
berikut:
adalah
berikut:
100
kompetensi
adalah
sebagai
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa skala pengukuran
variabel
kinerja
pegawai
sebanyak 12 item valid Dari tabel di atas, dapat
semua karena memiliki
diketahui bahwa skala pengukuran
variabel
kompetensi
pegawai
koefisien hitung)
korelasi lebih
(r
besar
daripada r tabel.
sebanyak 6 item valid semua karena memiliki koefisien hitung)
korelasi lebih
3.2
(r
Uji Reliabilitas Setelah
besar
dilakukan
validitas,
daripada nilai kritis (r
uji
adalah
uji
Instrumen Uji Validitas Variabel
untuk
Kinerja Pegawai
SPSS,
reliabilitas.
ini
digunakan
mengukur
tingkat
kehandalan
Berdasarkan perhitungan program
instrumen
selanjutnya yang dilakukan
tabel).
3.1.3
uji
atau
kekonsistenan
uji
suatu
pengukuran.
validitas variabel kinerja
hasil
Pengujian
reliabilitas dalam penelitian
pegawai adalah sebagai
ini
berikut:
menggunakan
teknik
cronbach alpha. Alat ukur dikatakan
reliabel
apabila
nilai koefisien Îą> 0,6. Hasil reliabilitas
perhitungan
uji variabel
pengembangan potensi diri, kompetensi kerja dan kinerja pegawai 101
menggunakan
program SPSS dapat dilihat
skala penelitian kompetensi
pada tabel berikut:
kerja tersebut adalah reliabel atau konsisten. Hasil
analisis
terhadap
reliabilitas
item-item
skala
kinerja pegawai yang valid Hasil
analisis
terhadap
reliabilitas
item-item
skala
menggunakan
rumus
“Cronbach
Alpha”
pengembangan potensi diri
sebagaimana
yang
tabel
valid
rumus
“Cronbach
sebagaimana tabel
menggunakan
2.2,
menunjukkan
koefisien reliabilitas sebesar
pada
0.880. Karena nilai ini jauh di
menunjukkan
atas 0.6 maka dapat dikatakan
koefisien reliabilitas sebesar
skala
0.860. Karena nilai ini jauh di
pegawai
atas 0.6 maka dapat dikatakan
reliabel atau konsisten.
skala
penelitian
3.3
Sebelum
tersebut adalah reliabel atau konsisten. analisis
terhadap
reliabilitas
item-item
penelitian
kinerja
tersebut
adalah
Uji Asumsi Dasar
pengembangan potensi diri
Hasil
pada
Alpha”
terlihat
2.2,
terlihat
tahap
analisis
statistik
untuk
menguji
hipotesis,
terlebih
dahulu
perlu dilakukan uji asumsi
skala
atau uji pra syarat untuk
kompetensi kerja yang valid
melihat apakah data yang
menggunakan
rumus
diperoleh
“Cronbach
Alpha”
berdistribusi
sebagaimana tabel
2.2,
terlihat
dalam
penelitian
normal
dan
pada
hubungan antarvariabel linear.
menunjukkan
Uji asumsi dilakukan dengan
koefisien reliabilitas sebesar
menggunakan
0.716. Karena nilai ini jauh di
Statistical
atas 0.6 maka dapat dikatakan 102
program Product
and
Service
Solutions
(SPSS)
Berdasarkan uji normalitas
versi 16. 3.3.1
terhadap skala kompetensi kerja
Uji Normalitas Data Uji
normalitas
diperoleh
data
Kolmogorov-Smirnov Z =
untuk
0,989 dengan probabilitas
membuktikan bahwa data
signifikansi (p) = 0,282
berdistribusi
(p>0,05). Hasil tersebut
dilakukan
normal
atau
tidak. Uji normalitas dalam
menunjukkan
penelitian ini menggunakan
sebaran
teknik
kompetensi kerja memiliki
One
Sample
Kolmogorov-Smirnov
Z.
bahwa
data
variabel
distribusi normal.
Hasil uji normalitas dapat
Untuk
dilihat pada tabel berikut:
pegawai berdasarkan uji
variabel
normalitas
di
diketahui
kinerja
atas, nilai
Kolmogorov-Smirnov Z = 1,067 dengan probabilitas Berdasarkan
tabel
signifikansi (p) = 0,205
uji
(p>0,005). Hasil tersebut
normalitas di atas pada skala pengembangan diperoleh
menunjukkan
potensi
sebaran
Kolmogorov-
data
variabel
kinerja pegawai memiliki
Smirnov Z = 0.889 dengan
distribusi normal.
probabilitas signifikansi (p)
3.3.2 Uji Linearitas
= 0,408 (p>0,05). Hasil tersebut
bahwa
Selain
menunjukkan
bahwa sebaran data variabel pengembangan potensi diri
uji
normalitas,
asumsi
yang
harus
dipenuhi
dalam
teknik
regresi linear adalah uji
memiliki distribusi normal.
linearitas yaitu pengaruh variabel 103
independen
terhadap
sebesar 0,002<0,001. Hasil
variabel
dependen. Uji linearitas
tersebut
dalam
ini
bahwa pengaruh variabel
analisi
kompetensi kerja terhadap
dengan bantuan
variabel kinerja pegawai
penelitian
menggunakan varians
adalah linier.
program SPSS. Hasil uji linearitas dapat disajikan
menunjukkan
3.4
pada tabel berikut.
Analisis
Regresi
Linear
dan Pengujian Hipotesis 3.4.1
Persamaan Regresi Linear Teknik
analisis
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear Berdasarkan uji lineritas
sederhana
tersebut,
Berdasarkan
hasilnya bahwa
dengan
variabel
SPSS,
menunjukkan pengaruh
dua
tahap.
perhitungan
bantuan
program
maka
hasil
pengembangan potensi diri
perhitungan regresi linier
terhadap komptensi kerja
sederhana dua tahap tersebut
adalah
dapat diringkas berikut ini:
linier
Linearity
karena pengaruh
pengembangan potensi diri terhadap kompetensi kerja sebesar
0,000<0,001.
Selanjutnya,
dari
uji
linieritas di atas, diperoleh nilai
signifikansi
Linearity
pada
pengaruh
variabel kompetensi diri terhadap kinerja pegawai 104
Dari kedua tabel tersebut,
juga akan meningkat
selanjutnya
sebesar 0,469 satuan.
disusun •
persamaan regresi seperti berikut: Y1
=
Koefisien
regresi
variabel 0,649
X
+
e
Kerja
Kompetensi (Y1)
sebesar
…………………………
0,409 (bertanda positif)
…………………………
artinya bahwa apabila
….. (1)
Kompetensi
Y2
=
0,409
X
+
e
meningkat
Kerja 1
satuan
…………………………
maka kinerja pegawai
…………………………
juga akan meningkat
…...(2)
sebesar 0,409 satuan.
Dimana:
3.4.2
Pengujian Hipotesis
Y1
= Kompetensi Kerja
Hipotesis
Y2
= Kinerja Pegawai
pengaruh
X
=
pengembangan
Pengembangan
Potensi Diri Dari
persamaan
1:
Terdapat positif potensi
diri terhadap kompetensi regresi
kerja
pegawai.Semakin
linier sederhana di atas
tinggi potensi diri yang
dapat dijelaskan sebagai
dikembangkan
berikut:
seorang pegawai, semakin
•
Koefisien
regresi
tinggi
pula
oleh
kompetensi
variabel Pengembangan
kerjanya.
Potensi Diri (X) sebesar
Hasil
0,469 (bertanda positif)
program SPSS sebagaimana
artinya bahwa apabila
tampak pada tabel 2.4.1a
pengembangan potensi
dapat
diri meningkat 1 satuan
probabilitas/signifikansi
maka kompetensi kerja
0,000 < taraf signifikan α = 5%, 105
pengujian
dengan
diketahaui
maka
nilai
dapat
disimpulkan bahwa terdapat
kompetensi
pengaruh yang positif dan
variabel
signifikan antara variabel
Dengan demikian, hipotesis
pengembangan potensi diri
2 dapat diterima, itu berarti
terhadap kompetensi kerja
semakin tinggi kompetensi
pegawai. Dengan demikian,
kerja seorang pegawai maka
hipotesis 1 dapat diterima,
semakin
artinya
kinerjanya.
semakin
tinggi
kerja
kinerja
dengan pegawai.
tinggi
pula
potensi diri seorang pegawai dikembangkan, tinggi
pula
semakin kompetensi
4. Pembahasan 4.1
kerjanya.
Pengaruh Pengembangan Potensi
Diri
Terhadap
Kompetensi Kerja Hipotesis
2:Terdapat
pengaruh
positif
Hasil pengujian hipotesis pertama
yang
berbunyi
kompetensi kerja terhadap
â&#x20AC;&#x153;terdapat pengaruh positif
kinerja pegawai. Semakin
pengembangan potensi diri
tinggi
terhadap kompensasi kerja
kompetensi kerja
seorang pegawai, semakin
pegawaiâ&#x20AC;?
dapat
tinggi pula kinerjanya.
Hal ini
mengindikasikan,
Hasil
semakin tinggi potensi diri
pengujian
dengan
diterima.
program SPSS sebagaimana
dikembangkan,
tampak
tabel
kompetensi kerja pegawai
2.4.1bdapat diketahui nilai
juga akan meningkat. Hasil
probabilitas/signifikansi
penelitian ini sesuai dengan
0,000 < taraf signifikansi Îą
pendapat Zwel (2009) yang
=
menjelaskan bahwa faktor
5%,
pada
maka
dapat
maka
disimpulkan bahwa terdapat
yang
pengaruh yang positif dan
terhadap kompetensi kerja
signifikan antara variabel
adalah kemampuan 106
memiliki kontribusi
dasar
yang
merupakan
mengembangkan
tingkat
potensi
intelegensia atau kapasitas
dirinya telah tinggi, yang
individu dan kemampuan
ditandai nilai rata-rata skor
abstraksi atau bahasa yang
yang masuk kriteria tinggi.
merupakan
diri
Indikator
Hal
mengembangkan
seorang
potensi pegawai.
tersebut
dapat
bahwa
seorang
keinginan potensi
diri melalui seminar atau
dijelaskan
pelatihan
pegawai
lebih
tinggi
yang mampu mengetahuiapa
dibandingkan
yang dimilikinya, apa-apa
indikator yang lain, hal ini
yang
diinginkannya,
berarti semangat responden
mengelola
untuk terus mengoptimalkan
sumber-sumber yang ada,
potensi dirinya sudah baik
mengetahui apa yang harus
sehingga perlu dijaga.
dilakukan
Upaya
bagaimana
dan
mencapai
mampu
apa
diinginkan, pengetahuan,
dengan
peningkatan
yang
kompetensi
maka
pengembangan potensi diri pegawai
keterampilan
kerja
dapat
melalui
dilakukan
dan sikapnya akan semakin
sesuai
tinggi.
praktis untuk menemukan
Studi
ini
secara
dan
membuktikan
empiris
pengaruh
langkah-langkah
mengelola
potensi
daur
ulang
adanya
dengan
positif
aktualisasi potensi (DAP)
pengembangan potensi diri
sebagaimana
terhadap tingkat kompetensi
Prihadi
pegawai.
meliputi
Hal
dijelaskan berdasarkan deskriptif
ini
dapat
dijelaskan
(2008),
yang
menemukan,
menciptakan,
bahwa
mensinkronisasikan,
statistik
menentukan, merencanakan,
diketahui
mewujudkan,
keinginan responden untuk 107
secara
empiris.
dan
mengoptimalkan.
Upaya
Hasil studi ini sesuai dengan
tersebut perlu dukungan dari
teori Keith Davis (2008)
semua
yang merumuskan bahwa
pihak
yang
berkepentingan
kinerja
(stakeholders) agar dapat
tingkat kemampuan (ability)
mencapai
yang di dalamnya terdapat
kompetensi
pegawai
sesuai
bidang
ditentukan
oleh
pengetahuan
dan
tugasnya.
keterampilan sebagai bagian
Hasil penelitian ini sesuai
dari kompetensi kerja.
dengan pernyataan bahwa
Dengan
potensi diri yang ada pada
hipotesis ini berarti sesuai
pegawai merupakan faktor
dengan pendapat Wirawan
penting
yang
(2009) yang
oleh
pegawai
meningkatkan
4.2
diterima
mengembangkan,
dibutuhkan untuk
salah
kompetensi
kerjanya,
sehingga
bekerja
secara
diterimanya
satu
menjelaskan faktor
yang
memiliki implikasi terhadap
dapat
tinggi
rendahnya
efektif,
adalah
kompetensi
kerja.
penelitian
ini
kinerja
efisien yang dilandasi oleh
Hasil
pengetahuan
atau
skill,
mengandung
keterampilan
kerja
serta
semakin tinggi kompetensi
arti
bahwa
sikap di tempat kerja.
kerja seorang pegawai maka
Pengaruh
Kompetensi
semakin tinggi pula kinerja
Kerja Terhadap Kinerja
pegawai tersebut. Hal ini
Pegawai
dapat
Hasil pengujian hipotesis
pengetahuan, keterampilan,
kedua
dan sikap di tempat kerja
yang
berbunyi
dijelaskan,
â&#x20AC;&#x153;terdapat pengaruh positif
seorang
kompetensi kerja terhadap
menentukan tingkat kualitas,
kinerja
kuantitas, ketepatan waktu,
pegawaiâ&#x20AC;?
dapat 108
pegawai
bahwa
sangat
kreativitas,
Hasil
kemandirian,
penelitian
dan tanggung jawab sebagai
menunjukkan
bagian dari sebuah prestasi
kerja
kerja.
yang positif dan signifikan
Hasil
penelitian
menyatakan
memiliki
terhadap
yang
kompetensi pengaruh
kinerja
pegawai
Badan Diklat Provinsi Jawa
bahwa
kompetensi kerja berdampak
Tengah,
positif
kompetensi pegawai dapat
terhadap
pegawai
kinerja
hal
ini
berarti
mengandung
memprediksi
atau
teoritis
memengaruhi
keefektifan
implikasi
penelitian
kinerja pegawai. Untuk itu,
Ridwan (2006), kompetensi
kompetensi pegawai yang
profesional
dibangun dari pengetahuan,
mendukung
sumber
daya
manusia memiliki kontribusi
keterampilan,
positif dan penting terhadap
kerja
tinggi
ditumbuhkembangkan
rendahnya
kinerja.
dan
perlu
sikap terus
Pengetahuan, keterampilan,
sehingga memenuhi standar
dan sikap kerja merupakan
yang
faktor penentu keberhasilan
pemerintah. Pada akhirnya,
pegawai
kompetensi
dalam
ditetapkan
yang
oleh
tinggi
pekerjaan
membawa perbaikan kinerja
yang dibebankan. Semakin
organisasi ke arah yang
tinggi
kompetensi
kerja
lebih baik.
yang
dimiliki,
maka
menyelesaikan
-----------------
berdampak positif terhadap kualitas
kerja,
jumlah
pekerjaan
yang
mampuu
diselesaikan,
dan
kemandirian pegawai dalam berkarya. 109
Kinerja Pegawai pada Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Perak Surabaya. Jurnal Eksekutif. Vol. 4 (1), April, Hal. 127.
DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. 1997. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prihadhi, Endra K. 2008. My Potency. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit â&#x20AC;&#x201C; Undip.
Ridwan. 2006. Kontribusi Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen. Tesis Tidak Diterbitkan. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Hartati, Iswahyu. 2005. Pengaruh Kesesuaian Kompetensi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Malang. Jurnal Eksekutif (EKSEKUTIF). Vol.2 (1), April 2005, P.63-80, 2005.
Setiawat, Hanik. 2011. Pengaruh Kompetensi, Kepemimpinan, Kompensasi Terhadap Produktivitas Pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Tesis. Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Kasali, R. 2007. Birokrasi (Bukan) Keranjang Sampah. Majalah Swa Sembada. Nomor 5. 1-15 Maret 2007.
Sinambela, L.P. 2007. Reformasi Pelayanan Publik. Teori, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.
LAN. 2008. Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV: Pengenalan dan Pengukuran Potensi Diri. Jakarta: LAN RI.
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Teori, Dimensi Pengukuran, dan Implementasi dalam Organisasi.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D).
Murni, Siti Sri. 2007. Pengaruh Insentif, Motivasi dan Kompetensi Terhadap 110
Bandung: Alfabeta.
Penerbit
Umar, Husen. 2004. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Zainun, Buchori. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: CV Haji Mas Agung.
111
PENGEMBANGAN KUALITAS SDM WIDYAISWARA Oleh : Sudirman Mustafa Abstrak Sikap dan perilaku merupakan pondasi paling mendasar yang harus dimiliki oleh setiap insan widyaiswara, sikap dan perilaku merupakan cerminan kepribadian seorang widyaiswara dalam mengemban tugasnya sebagai pentransfer knowledge skill kepada seluruh abdi negara yang sekarang disebut Aparatur Sipil Negara. Sungguh amat ironis apabila masih ada widyaiswara yang suka marah-marah kepada peserta diklat, memicu konflik sesama rekan sejawat, arogansi otoriter, Pendidikan dan Pelatihan bagi Aparatur Sipil Negara atau ASN sesuai dengan sebutan baru PNS dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN) Nomor 5 tahun 2014. Adalah merupakan suatu kebutuhan yang yang realistis, faktual, mutlak harus diikuti oleh setiap Unsur Aparatur Sipil Negara. Pendidikan dan Pelatihan adalah kata kunci untuk meningkatkan kesejahteraan dan martabat bangsa di pentas persaingan global dunia, maka tidaklah berlebihan, dan salah jika pendidikan dan pelatihan bagi Aparatur Sipil Negara, melalui kurikulum Pola Baru jika kita sebut sebagai Pilar Pokok dalam pembangunan Masa Depan Bangsa. Tinggi atau rendahnya derajat sebuah bangsa dapat dilihat dari kualitas hasil Pendidikan dan Pelatihan yang diterapkan oleh pemerintah kepada ASN, maka tidak lepas dari sejauhmana kualitas pengampu atau Widyaiswa sebagai nafas motivator bagi Pendidikan dan Pelatihan aparatur pemerintah. Pendidikan dan Pelatihan Pola Baru yang diterapkan pada tahun 2014, tepat, dan dapat dikatakan efektif, serta efisien jika melahirkan anak-anak bangsa sebagai Aparatur Sipil Negarayang cerdas, bermoral, memiliki akhlakulkharimah, etos kerja, dedikasi, serta inovasi dan kreativitas yang tinggi, Negara-negara maju di dunia yang telah berhasil menggapai kemashuran dan menguasai peradaban teknologi, serta globlisasi di semua bidang aspek kehidupan. Mengawali kesuksesan itu dengan melalui proses perhatian pemerintahannya yang sangat besar terhadap perkembangan sektor pendidikan dan pelatihan bagi aparatur pemerintahannya secara nasional. Jika semua jenjang Diklat diharapkan berhasil jika Widyaiswara sebagai motor utama penggerak diklat harus dapatmengembangkan diri, memiliki sikap dan perilaku yang terpuji, menjunjung tinggi etika dan moral, serta pemerintah mempersiapkan proses pembinaan dan pengembangan yang tepat bagi Widyaiswara secara nasional. Sebuah sinergitas, integritas, dan komitmen antara lembaga diklat dengan Widyiswara merupakan kunci utama suksesnya semua jenjang diklat bagi aparatur sipil negara, dalam kerangka membangun NKRI yang semakin baik.
112
Kata Kunci :Sikap
perilaku
Widyaiswara,
Diklat
ASN,
Pembinaan
Widyaiswara, Integritas dan komitmen.
terwujudnya kepemerintahan yang
A. LATAR BELAKANG Pembinaan Mental dan Moral serta
pengembangan
baik
kapasitas
(good
pemerintah
Widyaiswara tidak bisa lepas dari
governance) yang
bersih
dan (clean
government).
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
Sebagai bagian integral dari
merupakan bagian terintegral dari
pengembangan
pembinaan Sumber Daya Manusia
Manusia
(SDM) aparatur pemerintah secara
pemerintah,
keseluruhan.
pelatihan (Diklat) memiliki peran
Dalam
hal
ini
adalah
Sumber (SDM)
penting
aparatur
pendidikan
dan
Daya
strategis
dan
dalam
Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah
pembangunan bangsa. Menyadari
melalui Lembaga Pendidikan dan
arti peran tersebut, maka upaya yang
Pelatihan Provinsi Jawa Tengah, dan
terus menerus untuk melakukan
Lembaga
Administrasi
Negara
pembinaan
Republik
Indonesia
(LAN)
terhadap
Widyaiswara
dan
Aparatur
Sipil
Pentingnya
pembinaan
pengembangan sebagai
Negara
sebagai (ASN)
sebagai nafas peningkatan kualitas SDM Aparatur Sipil Negara secara
jenjang
umum, dan khususnya di lingkungan
aparatur pemerintah adalah karena
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
fungsinya yang sentral dalam arti
Tengah, harus dilakukan. Mengingat
sangat
posisi
bagi
pendidikan
pengembangan
dan
pelatihan
nafas
Widyaiswara
dan
semua
menentukan
dalam
ASN
merupakan
tulang
penyelenggara
Negara
pembangunan bangsa dan Negara,
punggung
bagi aparatur Sipil Negara (ASN)
yang
yang memiliki kualitas SDM, mental
mendapat sorotan negatif akibat
dan moral, serta dedikasi yang baik
kemerosotan kualitas SDM, mental
dan tinggi dapat mendorong bagi
maupun moralnya. 113
belakangan
ini
banyak
Menurut Kemenpan RB, ASN
dipungkiri.Kenyataan ini berdampak
saat ini yang memiliki kualitas baik
pada
hanya 5 persen dari jumlah SDM
kepercayaan masyarakat terhadap
ASN seluruh Indonesia 4.5 juta
kualitas
pegawai. Kualitas SDM, mental dan
memberikan
moral
mereka.Oleh karena itu, mau tidak
yang
ditunjukkan
melaksanakan
tugas
mengemukanya
dalam
pelayanan,
praktek
semakin
mau
KKN
menurunnya
alumni
diklat
pelayanan
harus
yang terhadap
direspons
dengan
kebijakan strategis dan dibuktikan
(Kolusi, Korupsi dan Nepotisme),
dengan
menguaknya issue amoral yang telah
menyentuh nurani masyarakat.
melibatkan penyelenggara negara,
program
aksi
yang
Berangkat dari kondisi objektif
juga terungkap perilaku kekerasan
inilah,
dalam rumah tangga yang dilakukan
Pengembangan
oleh anggota ASN, Widyaiswara
Widyaiswara, mental dan moral
sebagai bagian dari ASN pun tidak
mereka
luput dari sorotan masyarakat dalam
melalui berbagai upaya antara lain
melaksanakan tugas belum memiliki
melalui Pendidikan dan Pelatihan,
integritas
peningkatan
disiplin
yang
tinggi
Pembinaan
dan kapasitas
perlu
terus
kualitas
dilakukan
Spritual
sebagai pemberi keteladanan kepada
Quotian, serta Emosional Quotient
peserta
para Widyaiswara.
diklat,
berpakaian,
baik
performa
dalam
kerapihan
Kegagalan dalam penanaman
rambut sampai pemakaian sepatu
nilai-nilai moral serta pembangunan
sesuai
norma-noma
mental sumber daya manusia saat ini
kedisiplinan sebagai Aparatur Sipil
dalam kontek keIndonesiaan banyak
Negara yang menyandang sebagai
menjadi bahan diskusi para praktisi.
Widyaiswara,
Krisis
dengan
Penyambung
guru, lidah
motivator. pemerintah
berkepanjangan,
kepada peserta diklat ASN. Penyampaian adalah
fakta
materi
yang
tidak
sosial
yang
terus
merajalelanya
korupsi kolusi dan nepotisme di diklat,
semua level kehidupan berbangsa
dapat
dan bernegara, potret dari kegagalan 114
pendidikan
dalam
mentran-
Fenomena
pendidikan
yang
formasikan nilai-nilai moral sebagai
terjadi dalam rentang waktu sejarah
pusat
yang
pemberdayaan
sumber
panjang
manusia
sangat
manusia. Lemahnya bekal nilai-nilai
mengagungkan
moral semacam itu pada gilirannya
terkait dengan kemampuan otak dan
akan melahirkan individu-individu
daya
lemah
kehilangan
intelektual/IQ).Kemampuan berpikir
eksistensinya sebagai manusia sejati
dianggap sebagai primadona bahkan
yang selalu dilandasi oleh semangat
diklaim
kejujuran.
Konsekuensinya
moral
Dalam manusia,
yang
nalar
yang
(kecerdasan
sebagai
â&#x20AC;&#x153;dewaâ&#x20AC;?.
kecerdasan
diri
sejarah
peradaban
manusia yang lain dianggap inferior
pendidikan
senantiasa
dan bahkan dimarginalkan. Pola
menjadi perhatian utama rangka
pendidikan
memajukan
dalam
pikir
dan
cara
pandang
yang
kehidupan
demikian telah melahirkan manusia-
manusia dari generasi ke generasi.
manusia terdidik dengan otak yang
Pada
sangat cerdas, tetapi sikap, perilaku,
kontek
berfungsi
ini
sebagai
pendidikan dalam
dan pola hidupnya sangat kontras
transfer of knowledge dan transfer
dengan kemampuan intektualnya.
of
itu
Mereka memiliki kepribadian yang
pendidikan menjadi sumber utama
terbelah (split personality) sehingga
manusia dalam menimba culture,
tidak terjadi integrasi antara otak
value, dan norma sebagai bentuk
dan hati.
culture,
artikulasi
media
oleh
manusia
karena
sehingga
Kondisi
tersebut
pada
pendidikan merupakan suatu sistem
gilirannya menimbulkan krisis moral
yang dalam perspektif ontology
yang
adalah suatu upaya pemanusiaan
hatiankan.Fenomena tersebut telah
manusia (humanisasi) dengan cara
menyadarkan para pakar bahwa
yang manusiawi untuk mencapai
kesuksesan proses pendidikan untuk
nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi.
anak didik tidak hanya ditentukan
sangat
mempri-
oleh kecerdasan otak dan daya pikir 115
semata, tetapi malah lebih banyak
sebagai â&#x20AC;&#x153;Makhluk Tuhanâ&#x20AC;? (dimensi
ditentukan oleh kemampuan untuk
vertikal-spiritual).
mengintegrasikan
kecerdasan
intelektual
kecerdasan
(IQ),
Berangkat bahwa
dari
sehebat
pandangan
apapun manusia
emosional (EQ), dan kecerdasan
dengan kecerdasan intelektualnya,
spiritual (SQ). Tentunya ada yang
pada
keliru dalam pola pembangunan
perimbangan fungsi afektif, kognitif
Sumber
Daya
Manusia
(SDM)
dan konatifnya akan meyakini dan
selama
ini,
yakni
terlalu
menerima tanpa keraguan bahwa
kecerdasan
diluar dirinya ada kekuatan maha
dengan
agung yang melebihi apapun, oleh
mengedepankan intelektual
(IQ)
mengabaikan (EQ) dan (SQ). Kondisi
saat-saat
melalui
sebab itu pemikiran tentang Spritual
demikian
sudah
Quotient (SQ) merupakan rembesan
waktunya diakhiri. Pendidikan harus
dari
diterapkan secara sehimbang dengan
kemampuan
memperhatikan
berkenaan
dan
tertentu
memberi
nilai-nilai
yakni
suatu
manusia
yang
dengan
usaha
penekanan yang sama pada IQ, EQ
memberikan
dan SQ. Artinya perkembangan
bagaimana agar hidup ini lebih
dalam usaha untuk menguak rahasia
bermakna.
kecerdasan dengan
manusia
fitrah
berkaitan
manusia
Kita
sebagai
kecerdasan
penghayatan
belum
terlambat,
spritual
(SQ),
jika bisa
makhluk Tuhan menjadi trend yang
dikelola dan dikembangkan melalui
bergulir. Kecerdasan intelektual dan
pendidikan dan pelatihan sumber
kecerdasan
daya manusia aparatur dengan baik.
masih
makhluk
dipandang
berdimensi
materialistik sebagai
emosional
horizontal
belaka
makhluk sosial)
(manusia
individu dan
B. PERMASALAHAN
dan
Dari
uraian
latar
belakang
diatas, muncul beberapa masalah,
belum
yaitu :
menyentuh persoalan inti kehidupan yang menyangkut fitrah manusia 116
rangsangan kepada karyawan atau
1. Apa saja strategi pembinaan
peserta pendidikan dan pelatihan,
kapasitas SDMWidyaiswara ?
mereka rela bekerja setelah selesai
2. Apa yang dimaksud dengan
diklat di instansi masing-masing
pengembangan SDM ?
tanpa ada tekanan dan paksaan dari C. PEMBINAAN
atasan. Maka Widyaiswara sebagai
DAN
PENGEMBANGAN
pemberi materi pendidikan dan
WIDYAISWARA SEBAGAI
pelatihan
sekaligus
ASN
motivasi
kepada
Allah SWT melalui Al Qurâ&#x20AC;&#x2122;an
merupakan tanggungjawab
memerintahkan
kepada
hambanya
dalam
sesungguhnya
sumber
haqiqinya
adalah
selalu
diklat yang
daya
manusia
yang
mentransfer knowledge skill kepada
kebaikan,
manusia
peserta
sangat penting dan strategis sebagai
hamba-
berlomba-lombalah
selalu
memberikan
pada
Aparatur
Sipil
Negara
ingin
pembangunan bangsa. Widyaiswara
berbuat kebaikan dan ingin menjadi
yang
dalam
memiliki
yang terbaik di setiap sikap dan
kedudukan yang sangat strategis
perilakunya
tersebut perlu dilakukan secara
sebagai
makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. (Fastabiqul
terus-menerus
khoirot).
Widyaiswara
sebagai
pengembangan
fasilitator
sekaligus
menjadi
pemberdayaan
pembinaan
dan
terhadap sumber
daya
motivator peserta diklat Aparatur
manusia widyaiswara (empowering
Sipil
of
Negara,
adalah
semua
human
resourses)
suatu
kekuatan yang ada dalam diri
managemen yang sangat kunci dan
seorang
strategis,
widyaiswara,
memberi
karena
Sumber
Daya
dan
Manusia menunjukkan daya yang
memelihara tingkah laku. Dalam
bersumber dari manusia yang akan
kehidupan sehari-hari motivasi ini
memberi daya terhadap sumber-
diartikan
sumber
daya,
memberi
sebagai
arah
keseluruhan
proses pemberian dorongan atau 117
lainnya
dalam
suatu
managemen
untuk
mewujudkan
Hal ini diperkuat oleh Indrawan
tujuan yang sudah ditetapkan.
Nugroho bahwa
SDM
berdaya
Menurut Harjani MA, salah
adalah orang yang mau dengan
seorang pakar SQ, pemberdayaan
kesungguhan hati untuk bekerja
SDM diartikan sebagai upaya untuk
keras, bekerja cerdas dan bekerja
mencuatkan potensi baik dalam diri
ikhlas. Pembinaan
dan menekan sifat-sifat buruk agar
pengembangan
tidak muncul. Potensi baik dalam
Manuisa
diri ini sebagai daya dari dalam diri
membangun sikap mental, menurut
yang
Ary Ginanjar Agustian( 2003) hal
membuat
berkembang.
seseorang
Sebagaimana
dinyatakan
Indrawan
yang
kubik
Nugroho,
leadership
Sumber
(widyaiswara) adalah
dengan 6 prinsip yaitu : 1. berprinsip kepada Tuhan Yang
bahwa
Maha Esa,
pemberdayaan SDM adalah daya
2. prinsip malaikat,
dalam diri yang mampu membuat
3. prinsip kepemimpinan,
seseorang itu mau berkembang dan
4. prinsip pembelajaran,
mampu berkembang. Jamil Azzaini,
5. prinsip masa depan dan;
seorang konsultan bisnis dan trainer
6. prinsip keteraturan.
motivasi terbaik Asia tahun 2004, menyatakan
SDM
Daya
tersebut dapat dilakukan dilakukan
master trainer dan penulis buku best seller
dan
Dengan 6 prinsip ini seseorang
dikatakan
SDM (Widyaiswara) akan memiliki
berdaya apabila dia bergerak tanpa
keyakinan dalam bekerja di dunia
disuruh-suruh,
namun
tanpa
menunggu
berbasis
akhirat.Firman
reward dan punisment, tapi dia
AllahSWTDan carilah dengan apa
bergerak
ingin
yang dianugerahkan Allah SWT
memberikan sesuatu yang berarti
kepada engkau akan negeri akhirat
dalam
ingin
dan janganlah engkau melupakan
berkontribusi sebelum meninggal
bagianmu di dunia, dan berbuat
dunia dan dia ingin selama hidup
baiklah sebagaimana Allah SWT,
ini membuat arti dalam kehidupan.
berbuat
karena
hidup
ini.
dia
Dia
118
baik
kepadamu.
Dan
3) penetapan
janganlah engkau berbuat bencana
perilaku
yang
di bumi. Sesungguhnya Allah SWT
diinginkan dalam diri manusia
tidak menyukai orang-orang berbuat
tersebut (refreezing).
bencana (Al Quran surat Al Qashash
Pelaksanaan
penyelenggaraan
SDM
pendidikan dan pelatihan Aparatur
(Widyaiswara) melalui pembinaan
Sipil Negara (ASN), setiap lembaga
dan pengembangan sikap mental
pendidkan
yang terpuji diperlukan pembiasaan
mengninginkan hasil yang optimal,
sehari-hari. Menurut AA Gym perlu
sehingga menhasilkan alumni yang
4 hal dalam pola pembinaan dan
memiliki inovatif, kreatif, jujur,
pengembangan SDM(Widyaiswara)
integritas, disiplin, dan memiliki
:
dedikasi yang tinggi.Era globalisasi
ayat
77).Pemberdayaan
pasti
dan
oleh setiap bangsa pada saat ini dan
yang
merupakan era di mana dunia
pendidikan
pelatihan
menjadi terbuka dan ini menuntut
berkesinambungan
kesiapan sumber daya manusia
3) adanya sistem yang kondusif
untuk semakin sadar akan adanya
dan 4) dilandasi
dengan
keterbukaan
kekuatan
juga
kesadaran
ibadah. Sedang
menurut
di
Pusdiklat
akan
kewajibannya
hasil
menuntut hak
dan
sebagai
insan
budaya
global
berbudaya.
pembahasan kompetensi sosial dan spiritual
pelatihan
adalah era yang sedang dihadapi
1) Adanya keteladanan, 2) adanya
dan
Pengaruh
Pegawai
(2005), sikap dan perilaku positip
tersebut secara disadari maupun
dapat dibentuk dalam diklat melalui
tidak, pada suatu saat akan sampai
3 tahap yaitu
kepada setiap bangsa di dunia, tidak
1) Zero
Mind
Process
terkecuali bangsa Indonesia. Oleh
dan
karenanya,
instropeksi diri (Infreezing ),
apapun
unsur
yang
2) proses pembentukan sikap dan
terkandung di dalam era global
perilaku baru (moving) dan
tersebut menuntut kesiapan suatu 119
bangsa
dalam
II nanti mengharuskan angkatan
menghadapinya,
khususnya kesiapan sumber daya
kerja
manusianya.Suatu
bahwa
angkatan kerja yang ada hanya 11%
bangsa Indonesia masih belum siap
saja yang tidak berpendidikan; 52%
untuk bersaing dalam dunia global
berpendidikan
dapat dilihat dari kemampuan daya
berpendidikan menengah; dan 5%
saing sumber daya manusianya,
dari angkatan kerja harus telah
sebagaimana
berpendidikan universitas.
bukti
dikemukakan
kita
berpendidikan.
Dari
dasar;
32%
dalam
Kondisi di atas, memberikan
Suyanto dan Hisyam (2000:3) yang
informasi kepada kita bahwa secara
menyatakan
bahwa
tegas
kemampuan
sebagai
oleh Boediono (1997:82)
berbicara
pendidikan
yang
sedang
bangsa,
dilaksanakan oleh bangsa Indonesia
tampaknya kita belum siap benar
perlu dioptimalkan, khususnya yang
menghadapi
menyangkut pengelolaan sumber
persaingan
pada
milenium ketiga. Tenaga ahli kita belum cukup
daya
manusianya.Pengelolaan
sumber
daya
manusia
merupakan
aspek
tingkatPengelolaan Sumber Daya
penting
untuk
Manusia global.
keberlangsungan suatu bangsa.
memadai
untuk
bersaing
Dilihat
di
dari
pendidikannya, angkatan kerja kita saat
ini
yang
ini sangat
menunjang
Untuk mengatasi hal-hal yang
sungguh
menyangkut
mengenai
memprihatinkan.Sebagian
besar
permasalahan sumber daya manusia
angkatan
tidak
yang
yang
globalisasi
seperti
saat
berpendidikan dasar sebanyak 34%,
diperlukan
suatu
pembinaan,
berpendidikan menengah 11%, dan
pengembangan dan cara-cara lain
yang
yang jitu dalam mengembangkan
kerja
(53%)
berpendidikan.Mereka
berpendidikan
(universitas)
hanya
tinggi
2%.Padahal
mampu
bersaing
di
era ini,
sumber daya manusia.
tuntutan dari dunia kerja pada akhir
Berdasarkan
pembangunan pada jangka panjang
Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, 120
ada beberapa hal yang signifikan
pendidikan
terhadap
S.3. (Program Doktor).
pembinaan
dan
3. Perlu
pengembangan Widyaiswara
Negara,
dalam
pola
adanya
program
rewards
punishment
1. Sebagai bagian dari Aparatur Sipil
melalui
dan
terhadap
Widyaiswara
widyaiswara yang berprestasi
pengembangan
dan kepada widyaiswara yang
dalam jabatan dapat diterapkan
melalukan
pelanggaran
sigsak jabatan, dalam artian
peraturan
kepegawaian,
widyaiswara
maupun
norma-norma
suatu
saat
dibutuhkan oleh lembaga, maka
pemerintahan
dapat diangkat kembali pada
masyarakat.
jabatan struktural. 2. Bagaimana
4. Mengikuti
dengan
pola
maupun
pendidikan
pelatihan
bagi
dan
widyaiswara
pengembangan pendidikan bagi
secara berjenjang rutin dan
widyaiswara,
melalui kuantitas yang lebih
pengamatan
dalam pada
Badan
Pendidikan
Pelatihan
di
lembaga
variatif.
dan
Provinsi
Strategi
pembinaan
pelatihan SDM diarahkan agar
Jawa
pelatihan
mampu
berfungsi
Tengah belum ada program
memenuhi tuntutan bagi sebuah
peningkatan pendidikan para
lembaga
widyaiswara
dibandingkan
Pelatihan Aparatur Sipil Negara
dengan lembaga yang sama di
(Badan Diklat). Hal ini perlu
daerah lain di Indonesia, maka
dilakukan
perlu ada kebijakan Gubernur
tuntutan dunia kinerja yang
melalui Kepala Badan Diklat
dibutuhkan
dalam
reformasi
upaya
peningkatan
Pendidikan
sesuai
dan
dengan
dalam
rangka Birokrasi,
pendidikan para widyaiswara,
perkembangan teknologi dan
ada
perkembangan
bantuan
peningkatan
subsidi
dalam kualitas
pembangunan
masing-masing daerah.
121
Kemudian
dalam
sebagai
rangka
ASN,
baik
dalam
pembinaan Widyaiswara, maka
bentuk jam kerja, kerapihan
perlu
berpakaian,
ada
program rutin
tindakan
pembinaan kepada
atau
kerapihan
secara
sepatu
widyaiswara
maupun
performa
rambut,
sesuai
dengan
standar yang telah ditentukan
sebagai berikut : 1. Widyaiswara
atribut,
sebagai
oleh PP 53 tahun 2010.
ujung
pembangunan
3. Pembinaan Spritual Quotiens,
pembentukan kualitas Sumber
kebutuhan Rakhani bagi setiap
Daya Aparatur Sipil Negara,
insan manusia dimana pun ia
perlu ada program pertemuan
berada
sangat
penting
curah
urgen
untuk
mendapatkan
tombak
pendapat
antara
dan
para
santapan Rohani, widyaiswara
Badan
bersama-sama dengan seluruh
Pelatihan
jajaran pegawai sebuah Badan
sehingga
Pendidikan dan Pelatihan di
dapat mewujudkan persamaan
seluruh Indonesia layak dan
persepsi
dalam
wajib seharusnya mendapatkan
mengemban amanah visi dan
siraman Rohani, sebagai upaya
misi
dalam
widyaiswara pejabat
dengan
struktural
Pendidikan secara
dan rutin,
dan
tujuan
Badan
Pendidikan
Quotiens,
dan Pelatihan. 2. Perlu
diadakannya
widyaiswara yang
program
berkaitan
kecerdasan sehingga
kualitas
diklat
widyaisara
dengan maupun
maupun pegawai
lainnya pada lembaga Badan
widyaiswara
implementasi
intelektual,
dapat
Kecerdasan Emosional seorang
dengan Emosional,
para
Spritual
sehingga
memperseimbangkan
bagi
Pendidikan dan Pelatihan.
dapat lebih mengendalikan diri dalam
peningkatan
4. Setiap
displin
Pegawai
sebagai pegawai ASN, dan
sepatutnya
pelanggaran terhadap disiplin
kepada peraturan 122
patuh
ASN, dan
taat
Pemerintah
(PP) Nomor 53 Tahun 2010,
pegalaman, keahlian dan sikap
dimana
Peraturan
untuk menjadi atau meraih
Pemerintah ini sudah diatur
sukses sebagai alat transfer
Kewajiban, hak dan larangan
knowledge
serta
diklat aparatur. Oleh Karena
dalam
punishment
terhadap
pegawai
ASN.
Strategi
pembinaan
pelatihan
itu,
SDM
kepada
kegiatan
peserta
pengembanagn
ditunjukan
membantu
diarahkan agar pendidikan dan
widyaiswara
pelatihan
menangani jawabannya dimasa
pengajar
iswara) mampu
berfungsi
memenuhi kualitas
sipil
dengan
memperhatikan
kinerja
kewajiban
tugas
yang
dan
dihadapi
yang
sekarang sebagai widyaiswara
dibutuhkan saat ini. Hal ini
atau pengajar bagi peningkatan
perlu dilakukan sesuai dengan,
kualitas SDM aparatur sipil
perkembangan teknologi dan
Negara.
perkembangan
Walaupun
Strategi
widyaiswara
menggunakan kesisteman
secara
optimal
pendidikan
dan
pelatihan dapat membantu bagi
para
berkesinambungan, secara
dan
bagi
widyaiswara
dibina
pembangunan.
pendidikan
pelatihan
pendekatan
Negara
dapat
mendatang,
tuntutan
peningkatan aparatur
(widya-
untuk
untuk
meningkatkan
dan
saat
ini,
tugas
mereka
keuntungan
dari dan
terpadu,
program
pendidikan
berperan
pelatihan
dapat
dan
diperoleh
sepanjang karirnya dan dapat
menghasilkan tenaga pengajar
membantu
(widyaiswara) yang siap pakai,
karirnya
terampil, disiplin dan produktif.
Pengembangan,
Pengembangan
dapat membantu individu untuk
manajeman
peningkatan dimasa
adalah suatu proses bagaimana
memegang
manajemen
dimasa mendatang.
mendapatkan 123
mendatang. sebaliknya,
tanggung
jawab
menangani jawabannya dimasa D. Kesimpulan 1. Pengertian Pembinaan secara
mendatang,
dengan
memperhatikan
tugas
umum diartikan sebagai usaha
kewajiban
untuk memberi pengarahan dan
sekarang.
bimbingan
guna
yang
4. Kegiatan
mencapai
dan
dihadapi
dalam
rangka
peningkatan Spritual Quotiens
suatu tujuan tertentu.
para
2. Pembinaan dan pengembangan
widyaiswara,
maka
bagi widyaiswara sangat mutlak
program
dilaksanakan
sebagai
merupakan suatu
rangka
mutlak yang perlu dilaksanakan
kebutuhan
dalam
siraman
rohani
kebutuhan
peningkatan kualitas Sumber
oleh
Daya Manusia (widyaiswara)
Pendidikan
dalam
bersama-sama dengan semua
mengemban
sebagai
transfer
knowledge
tugas of
kepada
peserta
lembaga
Badan
dan
Pelatihan
Aparatur Sipil
Negara,
minimal
kali
satu
dalam
diklat Aparatur Sipil Negara
sebulan, yang selama ini belum
dalam
pernah
mengemban
pembangunan
bangsa
tugas
5. Perlu
dan
negara. 3. Pengembangan
manajeman
dilakukan. dilaksanakan
program
pertemuan
rutin
antara
widyaiswara
dengan
pejabat
adalah suatu proses bagaimana
struktural secara rutin yang
manajemen
dilakukan setiap bulan, sebagai
mendapatkan
pegalaman, keahlian dan sikap
media
untuk
penyamaan
menjadi atau meraih
harmonisasi, pandangan
dan atau
sukses sebagai pemimpin dalam
persepsi
organisasi mereka. Karena itu,
dan mengembangkan lembaga
kegiatan
kediklattan secara bersama-
pengembangan
ditunjukan karyawan
sama,
membantu untuk
mendapat 124
dalam membangun
terintegritas,
dan
memiliki
integritas
dan
komitmen bersama. ----------------------
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang
Aparatur
Sipil
Negara Nomor 5 Tahun 2014; Peraturan
Peraturan
Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010; Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, Kecerdasan
Emosional,
Lembaga
Administrasi
Negara, Tahun
2008;
Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, LAN Tahun 2008; Barthos, Basir. 2004. Manajemen Sumber
daya
Manusia.
Jakarta : Bumi Aksara Rivai, Veithzal. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta : Murai Kencana. Winardi.
1983. Asas-Asas
Manajemen. Bandung : Offset Alumni
125
Biodata Penulis Nugroho In Saputro, lahir di Solo 18 Februari 1959, menyelesaikan pendidikan SD, SMP dan SMA di Surakarta, S1 Sarjana Kehutanan UGM Yogyakarta tahun 1982, S2 Magister Manajemen Universitas Satyagama Jakarta tahun 1997 dan Program Doktor Manajemen Pendidikan S3 di UNJ Jakarta tahun 2009. Mengawali karir Pegawai Negeri Sipil sebagai Kepala Cabang Dinhut Kab. Bengkulu Selatan tahun 1990, Kepala Cabang Dinhut Kab. Bengkulu Utara tahun 1993, Kasubbag Penyaringan Biro Kepegawaian tahun 1994, Kasubbag Penyusunan Karier Biro Kepegawaian 1999, Kabid Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan tahun 2001, Kabid Program tahun 2007 dan sebagai Widyaiswara Badan Diklat Prov. Jateng sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang. Pangkat/Golongan terakhir adalah Pembina Utama / IV E (Widyaiswara Ahli Utama). Dapat dihubungi melalui email : nugrohoinsaputro@gmail.com Kristiyo Sumarwono, lahir di Yogyakarta 11 Januari 1960, menyelesaikan studi di jurusan agronomi, Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta pada tahun 1984, menyelesaikan S2 bidang Farming System di Asian Institute of Technology ( AIT) Bangkok Thailand pada tahun 1989. Saat ini menjadi Widyaiswara Ahli Madya Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah dan menyelesaikan program Doktor di Universitas Negeri Yogyakarta dalam bidang studi Pendidikan Teknologi Kejuruan pada tahun 2015. Dapat dihubungi melalui email : kristiyo_s@yahoo.com Enny Karnawati, lahir di Semarang 30 Agustus 1958. Pendidkan SD, SMP, SMA di Semarang. Melanjutkan pendidikan Strata 1 di Fakultas Peternakan - UNDIP, dan Strata 2 di Magister Ilmu Administrasi - UNDIP. Pada saat ini sedang menempuh Strata 3 di program Doktor Administrasi Publik UNDIP. Mengawali karier Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada Tahun 1983 sebagai Manager KUD â&#x20AC;?Semarang Selatanâ&#x20AC;? Kota Semarang. Sebagai Widyaiswara dimulai Tahun 1998 di Balai Pelatihan Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah. Pada Tahun 2008 mutasi ke Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah. Jabatan sekarang Widyaiswara Ahli Madya (Gol. IV/c), dan dalam proses ke jenjang Widyaiswara Ahli Utama (Gol. IV/d). Dapat dihubungi melalui email : enny_karnawati@yahoo.com Sri Esti Rejeki, lahir di Slawi Kabupaten Tegal 3 Oktober 1961, Pendidikan S1 Sastra Inggris Universitas Diponegoro dan juga S1Ilmu Hukum di Universitas Darul Ulum Islamic Center (UNDARIS) Ungaran. Diangkat menjadi Widyaiswara Muda pada tahun 2006 dan saat ini masih aktif sebagai Widyaiswara Ahli Madya di Badan Pendidikan dan Pelatihan
126
Provinsi Jawa Tengah di berbagai diklat aparatur sipil Negara. Dapat dihubungi melalui email : estinas@yahoo.co.id Sudirman Mustafa, lahir di Kota Empek-empek Palembang, Sumatera Selatan 16 September 1962, menyelesaikan pendidikan SD, SMP di semarang, menamatkan SMA di NTT, dan Sarjana Hukum pada Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, serta menyelesikan studi S.2 Magister iImu Hukum, jurusan Hukum Ekonomi dan Teknologi Universitas Diponegoro Undip Semarang pada Tahun 2000. Mengawali karir sebagai PNS sejak tahun 1995, di Kabupaten semarang, karir dibidang pengajaran dimulai sejak tahun 1986/1987 sebagai Manggala P-4 BP-7 Provinsi Jawa Jawa Tengah. Dan sekarang masih aktif sebagai Widayaisawa Ahli Madya di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah, di berbagai Diklat Aparatur Sipil Negara. Dan pada tahun 2014 ditunjuk oleh Badan diklat Kementerian Dalam Dalam negeri sebagai nara Sumber pada Orientasi Anggota DPRD se provinsi Jawa Tengah, 35 Kabupaten dan Kota. Dapat dihubungi melalui email : mustafadirman@gmail.com
127
Biodata Penulis Nugroho In Saputro, lahir di Solo 18 Februari 1959, menyelesaikan pendidikan SD, SMP dan SMA di Surakarta, S1 Sarjana Kehutanan UGM Yogyakarta tahun 1982, S2 Magister Manajemen Universitas Satyagama Jakarta tahun 1997 dan Program Doktor Manajemen Pendidikan S3 di UNJ Jakarta tahun 2009. Mengawali karir Pegawai Negeri Sipil sebagai Kepala Cabang Dinhut Kab. Bengkulu Selatan tahun 1990, Kepala Cabang Dinhut Kab. Bengkulu Utara tahun 1993, Kasubbag Penyaringan Biro Kepegawaian tahun 1994, Kasubbag Penyusunan Karier Biro Kepegawaian 1999, Kabid Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan tahun 2001, Kabid Program tahun 2007 dan sebagai Widyaiswara Badan Diklat Prov. Jateng sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang. Pangkat/Golongan terakhir adalah Pembina Utama / IV E (Widyaiswara Ahli Utama). Dapat dihubungi melalui email : nugrohoinsaputro@gmail.com Kristiyo Sumarwono, lahir di Yogyakarta 11 Januari 1960, menyelesaikan studi di jurusan agronomi, Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta pada tahun 1984, menyelesaikan S2 bidang Farming System di Asian Institute of Technology ( AIT) Bangkok Thailand pada tahun 1989. Saat ini menjadi Widyaiswara Ahli Madya Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah dan menyelesaikan program Doktor di Universitas Negeri Yogyakarta dalam bidang studi Pendidikan Teknologi Kejuruan pada tahun 2015. Dapat dihubungi melalui email : kristiyo_s@yahoo.com Enny Karnawati, lahir di Semarang 30 Agustus 1958. Pendidkan SD, SMP, SMA di Semarang. Melanjutkan pendidikan Strata 1 di Fakultas Peternakan - UNDIP, dan Strata 2 di Magister Ilmu Administrasi - UNDIP. Pada saat ini sedang menempuh Strata 3 di program Doktor Administrasi Publik UNDIP. Mengawali karier Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada Tahun 1983 sebagai Manager KUD â&#x20AC;?Semarang Selatanâ&#x20AC;? Kota Semarang. Sebagai Widyaiswara dimulai Tahun 1998 di Balai Pelatihan Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah. Pada Tahun 2008 mutasi ke Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah. Jabatan sekarang Widyaiswara Ahli Madya (Gol. IV/c), dan dalam proses ke jenjang Widyaiswara Ahli Utama (Gol. IV/d). Dapat dihubungi melalui email : enny_karnawati@yahoo.com Sri Esti Rejeki, lahir di Slawi Kabupaten Tegal 3 Oktober 1961, Pendidikan S1 Sastra Inggris Universitas Diponegoro dan juga S1Ilmu Hukum di Universitas Darul Ulum Islamic Center (UNDARIS) Ungaran. Diangkat menjadi Widyaiswara Muda pada tahun 2006 dan saat ini masih aktif sebagai Widyaiswara Ahli Madya di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah di berbagai diklat aparatur sipil Negara. Dapat dihubungi melalui email : estinas@yahoo.co.id Sudirman Mustafa, lahir di Kota Empek-empek Palembang, Sumatera Selatan 16 September 1962, menyelesaikan pendidikan SD, SMP di semarang, menamatkan SMA di NTT, dan Sarjana Hukum pada Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, serta menyelesikan studi S.2 Magister iImu Hukum, jurusan Hukum Ekonomi dan Teknologi Universitas Diponegoro Undip Semarang pada Tahun 2000. Mengawali karir sebagai PNS sejak tahun 1995, di Kabupaten semarang, karir dibidang pengajaran dimulai sejak tahun 1986/1987 sebagai Manggala P-4 BP-7 Provinsi Jawa Jawa Tengah. Dan sekarang masih aktif sebagai Widayaisawa Ahli Madya di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah, di berbagai Diklat Aparatur Sipil Negara. Dan pada tahun 2014 ditunjuk oleh Badan diklat Kementerian Dalam Dalam negeri sebagai nara Sumber pada Orientasi Anggota DPRD se provinsi Jawa Tengah, 35 Kabupaten dan Kota. Dapat dihubungi melalui email : mustafadirman@gmail.com