angela ashes

Page 1

Dinamika eBooks.com


Dinamika eBooks.com

“Aku tergerak dan terpukau oleh keindahan, yang murung sekaligus lincah, yang disajikan buku ini; inilah kisah tentang bagaimana bertahan hidup dan tumbuh besar dengan mengalahkan segala rintangan; sebuah kronik yang mengurai kemenangan-kemenangan yang mengejutkan, yang ditulis dalam bahasa yang selalu saja menang.” —MARY GORDON, penulis The Shadow Man “Buku ini benar-benar luar biasa, serta amat menyentuh dan kuat.” —LYNDAMYLES “[Sebuah] penuturan yang mahir dan kadang memilukan... yang teramat terperinci dan kerap puitis. McCourt, seorang pensiunan guru, jelas sudah membayar penuh pada aliran kesusastraan Irlandia sub-James Joyce... ia juga dianugerahi rasa humor. Penderitaan dan selingan-selingan kegembiraan yang diuraikan McCourt tanpa terduga menjadi suatu karya renungan klasik, yang dengan brilian menghidupkan kembali sebuah dunia yang keras dan memusuhi perubahan.” —WALTER ELLIS, Sunday Times


Dinamika eBooks.com

“Luar biasa... sebuah narasi yang manis berpadu pahit, yang jenaka meski suram, tentang tumbuh besar sebagai orang teramat miskin di Limerick yang kuyup oleh hujan dan dikuasai oleh pendeta.” —BOYD TONKIN, New Statesman “Kesuraman yang begitu parah dalam memoar masa kecil ini ditebus oleh kedermawanan sang penulis dalam memberikan gambaran serta kegemilangan tulisannya.” —TERENCE BLACKER, Mail on Sunday “Kisah sesedih ini seharusnya membuat hati tersayat. Tetapi, ketabahan Frank muda, kemampuan Frank dewasa untuk menenun benang yang mengandung tidak sedikit serat humor, terus mendorong pembaca untuk melanjutkan. Sungguh buku yang sangat berharga.” —GRANIA MCFADDEN, Belfast Telegraph “Kelam, lucu, menggoyahkan, ceria. Angela’s Ashes adalah bacaan yang menghibur sekaligus, tak diragukan lagi, sebuah keberanian yang pernah ditulis.” —GEORGE O’BRIEN, Irish Times “Dickens Irlandia kita yang pertama... sentimen yang menggunung, kuat, tanpa malu-malu... persis yang dihindari bangsa Irlandia, karena takut akan hati mereka sendiri... Tetapi, di tangan orang-orang tertentu, sentimentalitas jadi bertenaga dan menjadi alat bagi kebenaran. Menurutku, sentimen dalam Angela’s Ashes adalah sesuatu yang akan membuat pembaca lebih kaya.” —NUALA O’FAOLAIN, Irish Times


Dinamika eBooks.com

“Masa kecil Frank McCourt di Irlandia mungkin memang suram, tetapi memoarnya lain lagi—bersemangat, impresionistik, dan lucu. Meski McCourt menuturkan hinaan-hinaan yang harus ia tanggung, Angela’s Ashes adalah bacaan yang menumbuhkan kegembiraan. Kemiskinan dalam buku ini memang tak berbelas kasih, dan penuturan McCourt akan terasa berat sekali tanpa ketabahan masyarakat di sana serta keindahan bahasa mereka. Apa pun yang sudah terjadi pada McCourt, kita boleh bersyukur bahwa dia selalu menyimpan kata-kata itu.” —ALIX MADRIGAL, San Francisco Chronicle “Pembaca memoar yang memesona ini hanya dapat berharap bahwa Tuan McCourt akan menuliskan kisah pengembaraan selanjutnya di Amerika dalam sebuah buku lain. Angela’s Ashes begitu bagusnya sehingga layak diikuti sekuel.” —KAKUTANI, New York Times “McCourt menggunakan humor gelap secara piawai dan naluri seorang penutur kisah yang alami... pengekspresiannya yang penuh keyakinan, musikal, cerdas, dan terus terang menutupi fakta bahwa ini adalah buku pertamanya. Hanya penutur kisah paling mahir saja yang mampu begitu memukau pembacanya dan membuat mereka menginginkan lebih ketika ia menyudahi kisahnya. Dengan Angela’s Ashes, Frank McCourt membuktikan dirinya adalah salah seorang yang termahir.” —MALCOLM JONES, Newsweek


Dinamika eBooks.com

“Dalam memoar liris tentang Irlandia dan Amerika karya Frank McCourt ini, seni dan kepedihan tak terpisahkan. Angela’s Ashes, yang bebas dan tanpa tedeng aling-aling, merayapi Anda dengan kekuatan sebuah sore hari di musim dingin di Irlandia... hasilnya adalah sebuah kisah yang terasa begitu dekat—begitu mencekam dengan keputusasaan demi keputusasaan setiap harinya—sampai Anda ingin bersyukur kepada Tuhan bahwa Frankie McCourt muda berhasil selamat sehingga dia bisa menulis buku ini.” —GAIL CALDWELL, Boston Globe


Dinamika eBooks.com


Dinamika eBooks.com

Angela’s Ashes Diterjemahkan dari Angela’s Ashes karya Frank McCourt Copyright © 1996, Frank McCourt Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved Hak terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ada pada Ufuk Publishing House Pewajah Sampul: Iksaka Banu Pewajah Isi: Ufukreatif Desain Penerjemah: Meda Satria Penyunting: Hikmah Ubaidillah Proof Reader: Uly Amalya Cetakan I: Agustus 2009 Cetakan II: Januari 2010 ISBN: 978-602-8224-43-7

UFUK PRESS PT. Ufuk Publishing House Anggota Ikapi Jl. Warga 23A, Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510, Indonesia Phone: 62-21 7976587, 79192866 Fax: 62-21 79190995 Homepage: www.ufukpress.com Blog: http://ufukpress.blogspot.com Email: info@ufukpress.com


Dinamika eBooks.com

*** Ini sebuah gita puja bagi perempuan. R’lene Dahlberg mengipasi bara api. Lisa Schwarzbaum membaca halaman-halaman awal dan menyemangatiku. Mary Breasted Smyth, seorang novelis yang elegan, membaca sepertiga pertama buku lalu menyerahkannya kepada Molly Friedrich, yang menjadi agenku dan berpendapat bahwa Nan Graham, Editor-in-Chief di Scribner, adalah orang yang tepat untuk memulai buku ini. Dan Molly benar. Putriku, Maggie, menunjukkan kepadaku betapa hidup bisa menjadi sebuah petualangan hebat, sedangkan momen-momen indah bersama cucu perempuanku, Chiara, membantuku mengingat kembali ketakjuban seorang bocah kecil. Istriku, Ellen, mendengarkan selagi aku membaca dan menyorakiku ketika sampai di halaman terakhir. Aku sungguh pria yang terberkati. ***


Dinamika eBooks.com

~1~ Ayah dan ibuku seharusnya tetap saja di New York, kota tempat mereka berkenalan lalu menikah, dan tempat aku dilahirkan. Alih-alih, mereka kembali ke Irlandia ketika aku berumur empat tahun; adik lelakiku, Malachy, tiga tahun; si kembar, Oliver dan Eugene, belum genap satu tahun; dan adik perempuanku, Margaret, sudah mati dan lenyap. Setiap mengenang masa kecilku, aku heran, bagaimana bisa aku bertahan hidup. Masa kecilku, tentu saja, menyedihkan—masa kecil yang bahagia hampir tidak perlu kaupikirkan. Tak ada yang lebih buruk dari masa kecil yang menyedihkan di Irlandia, dan yang paling buruk adalah masa kecil yang menyedihkan di Irlandia yang Katolik. Orang bisa saja membual dan meratap tentang penderitaan mereka di saat muda, tetapi pasti tak seburuk ala Irlandia: kemiskinan; ayah alkoholik yang tidak punya kemauan, tetapi banyak omong; ibu yang mengabdi dan takluk mengesah di dekat api; pastor-pastor yang angkuh; guru-guru yang suka menyiksa; orang-orang Inggris dan segala hal buruk yang mereka perbuat kepada kami selama delapan ratus tahun. Yang lebih gila lagi, kami kuyup. Jauh di Samudra Atlantik, hujan lebat menggumpal, berarak melintasi hulu Sungai Shannon, lalu menetap di Limerick. Hujan melembapkan kota sejak Perayaan Sirkumsisi hingga Malam Tahun Baru. Hujan menciptakan hiruk-pikuk


Dinamika eBooks.com

suara batuk tercekat, suara serak bronkial, suara desis asmatis, suara parau tuberkulosis. Hujan mengubah hidung jadi air mancur, paru-paru jadi spon penampung bakteri. Hujan membutuhkan banyak obat: untuk melegakan pernapasan, kau rebus bawang bombai dalam susu yang diberi merica sampai hitam; untuk saluran-saluran yang mampat, kau buat pasta dari rebusan terigu dan buah jelatang, bungkus dengan kain, dan tempelkan di dada selagi masih sangat panas. Dari Oktober sampai April, tembok-tembok Limerick berkelip karena lembap. Pakaian tidak pernah kering. Jaket dan mantel wol menjadi rumah bagi beraneka makhluk hidup, kadang-kadang muncul tetumbuhan misterius. Di pub, tempat para pria menghamburkan upah mingguan mereka, uap meruap dari tubuh dan baju yang lembap. Aromanya terhirup bersama asap rokok dan pipa, bercampur uap basi tumpahan stout1 dan wiski, serta ditingkahi semilir bau air seni dari kakus luar. Hujan mengantarkan kami ke gereja—suaka kami, kekuatan kami, satu-satunya tempat kering kami. Setiap Misa, Berkat, Novena2, kami berjubel dalam gerombolan besar yang lembap, terkantuk-kantuk sepanjang ceramah imam yang membosankan, sementara uap meruap dari pakaian kami, bergabung dengan keharuman dupa, bebungaan, dan lilin. Limerick terkenal akan kesalehannya. Tetapi, kami tahu bahwa itu hanyalah pada musim hujan. * Ayahku, Malachy McCourt, lahir di sebuah pertanian di Toome, wilayah County Antrim. Seperti ayahnya dulu, ia tumbuh tidak terarah, terlibat perkara dengan orang-orang 10


Dinamika eBooks.com

Inggris, atau orang-orang Irlandia, atau dua-duanya. Ia bergabung dengan IRA Lama dan, karena suatu tindakan nekat, akhirnya ia menjadi buronan. Polisi memberi hadiah bagi siapa pun yang berhasil membawa kepalanya. Sewaktu kecil, aku biasa memandangi ayahku—dengan rambutnya yang menipis dan gigi-giginya yang mulai tanggal—dan terheran-heran mengapa ada orang yang mau memberikan uang untuk kepala seperti itu. Ketika aku berusia tiga belas tahun, nenekku menceritakan sebuah rahasia, “Ketika masih bocah, ayahmu yang malang itu terjatuh dengan kepala lebih dulu. Sejak kecelakaan itu, ayahmu tidak pernah sama seperti sebelumnya. Kau tahu, orang-orang yang pernah jatuh di kepala bisa menjadi agak-agak aneh.� Gara-gara harga atas kepala bekas jatuh itu, ayahku harus dilarikan diam-diam dari Irlandia menggunakan kapal kargo yang datang dari Galway. Sesampai di New York, yang tengah memberlakukan Larangan Peredaran Minuman Keras, ayahku mengira ia sudah mati dan masuk neraka karena semua dosanya. Lalu, ia menemukan beberapa kedai minuman keras gelap, dan ia pun kegirangan. Setelah berkeliaran dan minum-minum di Amerika dan Inggris, ia mendambakan ketenangan di hari tuanya. Ayahku kembali ke Belfast3 ketika letusan bermunculan di segala penjuru. Ia berkata, terkutuklah semuanya. Lalu, ia bertemu dan mengobrol dengan nyonya-nyonya di Andersontown. Mereka menggodanya dengan hidangan lezat, tetapi ia menampik dan hanya mereguk tehnya. Ia pun sudah tidak merokok atau menyentuh alkohol lagi, apalagi yang ia cari? Sudah waktunya pergi, lalu ia pun meninggal di Rumah Sakit Royal Victoria.

11


Dinamika eBooks.com

Ibuku, yang memiliki nama gadis Angela Sheehan, tumbuh di daerah kumuh Limerick bersama ibunya, dua kakak laki-laki bernama Thomas dan Patrick, dan seorang kakak perempuan bernama Agnes. Ia tidak pernah melihat ayahnya yang lari ke Australia beberapa minggu sebelum ia lahir. Setelah semalaman minum porter4di pub-pub Limerick, ayah ibuku sempoyongan menyusuri jalan sambil melantunkan lagu kesukaannya, Siapa yang melempar celana ke dalam sup Nyonya Murphy? Tak ada yang bicara maka semakin lantang ia berkata Itu tipuan licik Irlandia dan aku bisa menghajar si Irlandia Yang melempar celana ke dalam sup Murphy. Ia merasa baik-baik saja dan ingin main-main sebentar dengan Patrick kecil yang berumur satu tahun. Anak kecil yang manis dan mencintai ayahnya. Ia tertawa ketika Papa melambungkannya ke atas. “Tenang saja, Paddy kecil, tenang saja.” Ia melambung tinggi di udara dalam kegelapan, begitu gelap. “Oh, Jasus, kau gagal menangkap anak itu sewaktu ia turun.” Patrick kecil yang malang mendarat dengan kepala lebih dulu, mendeguk sedikit, mengerang, lalu diam. Nenek bangun dari ranjang, berat oleh anak dalam perutnya, yaitu ibuku. Dia hampir tidak sanggup mengangkat Patrick kecil dari lantai. Dia mengeluh panjang untuk anak itu, lalu menoleh kepada kakek. Keluar kau! “Keluar! Kalau kau tetap di sini satu menit lagi, akan kuhabisi kau dengan kampak! Kau pemabuk gila. Demi Yesus, aku bisa bunuh diri gara-gara kau. Keluar!”

12


Dinamika eBooks.com

Kakek berdiri tegak di tempatnya, layaknya pria. “Aku punya hak,” katanya, “untuk tinggal di dalam rumahku sendiri.” Nenek menerjangnya dan kakek mengalah kepada seorang wanita lemah, yang menggendong seorang anak yang cedera di kedua lengannya dan seorang anak yang sehat bergerak-gerak di dalam perutnya. Ia terhuyung dari rumah, menyusuri gang, dan tidak berhenti sampai tiba di Melbourne, Australia. Pat kecil, pamanku, tidak pernah sama lagi sesudahnya. Setelah besar, daya pikirnya lemah, kaki kirinya menghadap ke arah yang satu, badannya ke arah yang lain. Ia tidak pernah belajar membaca atau menulis, tetapi Tuhan memberkahinya dalam hal lain. Ketika ia mulai berjualan koran di usia delapan tahun, ia bisa menghitung uang lebih baik daripada Menteri Keuangan. Tak ada yang tahu mengapa ia dipanggil Ab Sheehan5 atau The Abbot6, tetapi seluruh Limerick mencintainya. Kesusahan ibuku dimulai pada malam ia dilahirkan. Di ranjang itulah, nenekku terbaring, bernapas dengan susahpayah dan terengah-engah saking sakitnya melahirkan. Ia berdoa kepada St. Gerard Majella, santo pelindung para ibu yang tengah mengandung. Ada pula Suster O’Halloran, sang bidan, yang berdandan rapi dalam pakaian terbaiknya. Saat itu Malam Tahun Baru, dan Nyonya O’Halloran ingin anak ini segera lahir supaya dia bisa bergegas ke pesta dan perayaan. Katanya kepada nenekku, “Dorong, terus, dorong! Yesus, Maria, dan St. Yosef Yang Kudus, kalau kalian tidak mempercepat kelahiran anak ini, dia baru akan lahir setelah Tahun Baru. Apa gunanya aku mengenakan baju baruku? Lupakan St. Gerard Majella. Apa yang bisa diperbuat seorang 13


Dinamika eBooks.com

pria untuk seorang wanita di saat seperti ini, sekalipun dia santo? St. Gerard Majella tahi kucing!” Nenekku mengalihkan doanya kepada St. Ann, santa pelindung kelahiran yang sulit. Tetapi, si anak tidak mau keluar. Suster O’ Halloran memberi tahu nenekku, “Berdoalah kepada St. Jude, santo pelindung kasus-kasus berat.” “St. Jude, pelindung kasus-kasus berat, tolong aku. Aku putus asa.” Nenekku menggeram dan mengejan, dan kepala si bayi pun muncul. Hanya kepala. Itulah ibuku. Saat itu tepat tengah malam, Tahun Baru datang. Kota Limerick dipenuhi suara peluit, terompet, sirene, band tiup, orang-orang yang bersahutan dan bernyanyi, “Selamat Tahun Baru!” Should auld acquaintance be forgot. Lonceng-lonceng gereja pun mengumandangkan Angelus7. Suster O’Halloran meratapi bajunya yang tersia-sia. Anak itu masih di dalam sana dan aku dengan dandanan ini. “Maukah kau keluar, Nak?” Tolonglah. Nenek mengejan sekuat tenaga, dan anak itu hadir di dunia; seorang anak perempuan cantik dengan rambut ikal hitam dan mata biru yang sayu. “Ah, Tuhan di surga,” ucap Suster O’Halloran, “anak ini mengangkangi waktu. Lahir dengan kepala di Tahun Baru dan bokong di Tahun Lama. Atau, kepala di Tahun Lama dan bokong di Tahun Baru. Kau harus menulis surat kepada Paus, Nyonya, untuk mengetahui tahun berapa anak ini lahir, dan aku akan menyimpan gaunku ini untuk tahun depan.” Anak itu diberi nama Angela, merujuk kepada Angelus yang berkumandang di detik kelahirannya tengah malam itu, di Tahun Baru, dan karena dia memang malaikat kecil.

14


Dinamika eBooks.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.