Of Mice

Page 1

Dinamika eBooks.com George yang bertubuh kecil dan Lennie yang jauh lebih besar dan dungu adalah sepasang pengelana. Mereka tak punya apa-apa di dunia ini selain diri mereka sendiri dan sebuah impian. Mereka bermimpi memiliki sebidang tanah sehingga bisa hidup dengan damai. Mereka pun mencari pekerjaan di sebuah peternakan di Kalifornia, dengan harapan akan tinggal cukup lama di sana dan mengumpulkan uang bersama. Tetapi, Lennie, yang baik hati dan bersifat kekanakan, sering mendapat masalah. Ia tak mampu mengendalikan diri, baik emosi maupun kekuatan luar biasanya. Ia pun menjadi sasaran kekejaman orang lain. Ketika suatu hari ia mendapat masalah besar lagi, tampaknya George tak akan dapat menyelamatkan sahabat sejatinya seperti sebelumnya. Bagaimanakah akhir petualangan mereka, akankah mereka terpisah? Of Mice and Men merupakan salah satu buku karya John Steinbeck yang terkenal dan paling populer. “Aku selalu senang mengajarkan Of Mice and Men. Sangat sederhana sekali. Para siswa muda dapat benarbenar memahami kemurnian yang ada dalam buku ini.” —Dan Brown, Penulis Megalaris The Da Vinci Code “Teknik yang dihadiahkan Steinbeck padaku tampaknya akan menjadi milik tetap... Steinbeck menderetkan kata-kata sederhana bermuatan padat, kalimat-kalimat apik dan utuh.” —Pramoedya Ananta Toer N O V E L ISBN: 978-602-8224-72-7


Dinamika eBooks.com


Dinamika eBooks.com

Of Mice and Men Diterjemahkan dari Of Mice and Men karya John Steinbeck Copyright Š 1937 by John Steinbeck Copyright renewed John Steinbeck, 1965 Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved Hak terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ada pada PT. Ufuk Publishing House Penerjemah: Isma B. Koesalamwardi Penyunting: Huzeim Pewajah Sampul: Iksaka Banu Pewajah Isi: Ufukreatif Desain Cetakan I: Desember 2009 ISBN: 978-602-8224-72-7

UFUK PRESS PT. Ufuk Publishing House Anggota IKAPI Jl. Warga 23A, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12510, Indonesia Phone: 62-21-7976587, 79192866 Homepage: www.ufukpress.com Blog : http://ufukpress.blogspot.com Email : info@ufukpress.com


Dinamika eBooks.com

Of Mice and Men John Steinbeck


Dinamika eBooks.com


Dinamika eBooks.com

1

Beberapa mil di Soledad selatan, Sungai

Sali­nas yang dalam dan berair hijau me­nga­lir dekat sisi bukit. Airnya terasa hangat karena sungai itu mengalir meliuk-liuk me­lalui tanah kuning dan berkilauan yang di­ter­pa sinar matahari se­belum mencapai da­nau sempit. Pada satu sisi sungai tersebut lereng kaki bu­kit menikung ke arah pengu­nungan Gabilan, tetapi pada sisi lembah air sungai dibatasi pepohonan willow yang

Sejenis pohon yang memiliki daun kecil, mudah rontok, dan batang yang kokoh namun ringan.


Dinamika eBooks.com

se­gar dan hijau de­ngan daun-daun muda­nya, yang ujung-ujung daunnya dipenuhi sampahsampah yang ter­bawa banjir musim salju; pohon-pohon sika­mor** dengan dahan-dahan­nya yang rebah ber­warna putih corang-moreng serta cabang-cabangnya yang men­cuat melebihi permu­kaan danau. Di bawah pe­po­hon­­an di tepi sungai yang berpasir, de­daunan ter­tumpuk begitu te­bal dan kering sehingga jika seekor kadal berlarian di se­kitar­nya akan me­nimbulkan bunyibunyi yang menakutkan. Be­berapa ekor kelinci ke­­luar dari semak-semak lalu duduk di atas pasir pada malam hari, dan tanah da­tar yang lembab tertutup oleh jejak rakun yang berjalan di malam hari, oleh jejak anjing peternakan, dan oleh jejak rusa yang da­tang berkelompok untuk minum di sungai tersebut pada malam hari. Ada jalan setapak menembus pe­pohon­an willow dan di antara pepohonan sika­mor, se­buah ** Sejenis pohon yang kini sudah punah, sudah tak pernah lagi terdengar.


Dinamika eBooks.com

jalan setapak yang rusak kare­na ter­injak-injak oleh anak-anak lelaki yang datang dari peternakan untuk berenang di danau yang da­lam, dan juga oleh para tu­na­wisma yang da­tang dari jalan raya, sing­gah karena keletihan pada malam hari un­tuk berkemah di dekat sungai. Di depan da­han pohon sika­mor yang besar sekali ada tumpukan abu api unggun; batang-batang pohon itu jadi halus karena sering diduduki oleh orang-orang yang singgah. Pada malam hari setelah siang yang pa­nas, angin sepoi-sepoi menerobos di an­tara dedaun­an. Bayangan malam merayap naik dari kaki bukit ke arah puncaknya. Di tepi sungai ber­pasir, kelinci-kelinci duduk te­nang seperti patungpatung batu ber­war­na kelabu. Lalu, dari arah jalan raya ter­dengar langkah kaki menapaki daun-daun sikamor yang gu­gur. Kelinci-kelinci itu ber­gegas, ribut, men­cari perlindungan. Se­ekor burung bangau yang jangkung terbang di angkasa, lalu me­nukik ke air. Sesaat tempat


Dinamika eBooks.com

itu tampak mati, hingga dua orang lelaki muncul dari jalan setapak dan tiba di area terbuka di tepi ko­lam yang hijau. Mereka berjalan beriringan di jalan se­tapak itu. Walaupun mereka berada di jalan yang cu­kup luas, namun yang satu berjalan di bela­kang yang lainnya. Mereka meng­gu­na­kan cela­na dan jaket dari bahan de­nim. Kan­cingnya terbuat dari logam ku­ning­­an. Me­reka me­nge­nakan topi hitam tak ber­ben­tuk dan membawa selimut yang di­gulung pa­dat yang dipanggul pada bahu me­­reka. Lelaki pertama bertubuh kecil dan sigap, ber­wajah gelap, eksprisinya kuat, ma­ta­nya ta­jam dan tampak cemas. Setiap bagian tubuhnya jelas: tangannya kecil dan kuat. Sepasang lengan yang ramping, serta ber­tulang hidung pipih. Di belakangnya ber­jalan seorang lelaki yang sebaliknya, ber­tubuh besar, bentuk wa­jah­nya tak ber­atur­an, matanya besar pucat serta punya bahu yang lebar menurun; Ja­lannya terkesan be­rat, agak menyeret kaki­nya, seperti


Dinamika eBooks.com

seekor beruang menyeret kaki-kaki­nya. Kedua le­ngan­nya tidak terayun di sisi tubuhnya, te­tapi hanya tergantung lemas. Lelaki pertama tiba-tiba berhenti di te­ngah area terbuka, sehingga lelaki di bela­kangnya hampir menabraknya. Ia melepas to­pi­nya dan menyeka bandananya dengan telunjuknya. Ka­wan­­nya yang bertubuh besar menjatuhkan se­limutnya lalu dengan be­bas berjalan ke tepi kolam yang hijau dan me­minum air di per­mukaan kolam; memi­num­nya dengan tegukan-tegukan yang pan­jang, mendengus di atas per­mukaan air seperti se­ekor kuda. Lelaki ber­tubuh kecil dengan gu­gup melangkah ke sisinya. “Lennie!” bentaknya. “Lennie, demi Tu­han, jangan minum sebanyak itu!” Namun, Lennie terus mendengus-dengus ke arah air kolam. Le­laki kecil itu lalu membungkuk dan meng­gun­cang bahu Lennie. “Lennie, kau bisa sakit lagi seperti kemarin malam.”


Dinamika eBooks.com

Lennie bahkan membenamkan seluruh ke­­pala­nya ke dalam air, bersama topi dan semua­nya, lalu ia duduk di tepi kolam, se­men­tara topinya meneteskan air sehingga mem­basahi jaket dan punggungnya. “Enak sekali,” kata­nya. “Minumlah sedikit, George. Kau boleh minum banyak.” Katanya sambil ter­senyum gembira. George melepaskan bawaannya dan men­­­­­­jatuhkannya perlahan di tepi sungai. “Aku tidak yakin air itu bisa diminum,” ka­ta­nya. “Ke­lihatan­ nya agak berbuih.” Lennie mencelupkan tangan besarnya ke dalam air dan menggoyangkan jemari­nya se­hingga air membuncah dalam riak-riak kecil; membentuk lingkaran yang se­makin lebar ke sisi lain kolam tersebut dan kembali lagi. Len­nie melihat riak air itu meng­hilang. “Lihat, George. Lihat yang ku­laku­kan tadi.” George berlutut di tepi kolam dan me­mi­num air kolam dari cidukan tangannya. “Ra­sa­nya sih tak ada.” katanya. “Tapi, air ini tidak mengalir. 10


Dinamika eBooks.com

Kau tidak boleh me­mi­num air yang tak mengalir, Lennie,” kata­nya lagi dengan letih. “Jika kau haus, boleh minum air dari saluran air.” Ia menyiram wajahnya dengan se­ciduk air, lalu mem­ba­suh tangan, dagu, dan leher belakangnya. Setelah itu, ia menanggal­kan topinya, lalu mundur menjauh dari sungai, kemudian me­ne­kuk lututnya dan memeluk ke­dua lutut­nya. Lennie, yang se­dang melihatnya, me­niru semua yang dila­kukan George. Ia ber­gerak mundur, menekuk lututnya, memeluk ke­dua lututnya, lalu me­natap George untuk me­masti­kan apakah ia telah melakukannya de­ngan benar. Ia me­na­rik topinya sedikit ke ba­wah, hingga mele­wati matanya, persis se­perti George menge­nakan topinya. George menatap murung ke arah su­ngai. Bagian pinggir matanya merah kare­na ter­paan sinar matahari. Ia berkata de­ngan ma­rah, “Kita seharusnya bisa saja te­tap berada di dalam bis hingga tiba di peter­nakan jika supir bis sialan itu tidak bicara sembarangan. ‘Ya ampun! Tidak jauh 11


Dinamika eBooks.com

lagi dari jalan raya,’ katanya. ‘Ya Tuhan, ting­gal sedikit lagi’. Em­pat mil lagi. Itu saja. Ia tak mau berhenti di depan pintu peter­na­kan, itu saja. Dasar supir pemalas. Jangan-jangan ia juga tidak sang­gup berhenti di Sole­dad. Ia menyuruh kita turun sambil ber­kata, ‘Ya ampun! Tinggal se­dikit lagi.’ Aku ber­taruh, itu tadi lebih dari empat mil. Ma­na panasnya minta ampun. Sialan.” Lennie menatap dengan malu-malu pa­da­­nya. “George?” “Apa. Kau mau apa?” “Kita mau ke mana, George?” Lelaki kecil itu menghentakkan tepian topi­­nya dan menyumpahi Lennie. “Jadi kau sudah lupa, kan? Aku harus mengatakan­nya padamu lagi, gitu? Ya Tuhan, kau anak sialan!” “Aku lupa,” kata Lennie perlahan. “Aku coba untuk tidak lupa. Sumpah demi Tu­han. Aku berusaha, George.” “Oke...Oke, aku akan katakan lagi pa­da­­mu. Aku tak peduli. Mungkin ini hanya mem­­buang12


Dinamika eBooks.com

buang waktuku, karena kau mung­­kin akan melupakannya lagi, dan aku pun harus mengatakannya lagi padamu.” “Kucoba dan kucoba lagi,” sahut Lennie, “tapi tidak berhasil. Aku ingat ten­tang kelinci itu, George.” “Persetan dengan kelinci-kelinci itu. Kau hanya bisa mengingat kelinci-kelinci itu. Oke! Sekarang dengarkan! Dan kali ini kau harus ingat sehingga kita tak akan men­dapat ma­salah. Kau ingat ketika kita bersembunyi di dalam saluran air di jalan Howard dan me­lihat papan tulis hitam itu?” Senyuman ceria tampak di wajah Lennie. “Wah, ya tentu saja, George, aku ingat ke­tika... tapi... apa yang kita lakukan setelah itu? Aku ingat beberapa cewek datang dan kau bilang... kau bilang...” “Persetan dengan yang aku bilang. Kau ingat kita pergi ke tempat Murray dan Ready,

13


Dinamika eBooks.com

lalu mereka memberi kita kartu-kartu kerja dan karcis bis?” “Oh, pasti, George. Aku ingat itu se­ka­rang.” Lalu dengan cepat tangannya mero­goh saku sampingnya. Ia berkata dengan lem­­but. “George... punyaku tidak ada. Aku pasti meng­­­hilang­kannya.” Ia menatap ke ba­wah ke tanah de­ngan sedih. “Kau memang tidak pernah me­nyim­pan­­nya, dasar anak sialan. Aku simpan di sini. Kau pikir aku akan membiarkanmu mem­bawa kartu kerjamu sendiri?” Lennie tersenyum lega. “Ku... kukira aku sudah memasukkannya ke dalam saku sam­ping­ku.” Tangannya merogoh sakunya lagi. George menatapnya dengan tajam. “Apa yang kau keluarkan dari sakumu itu?” “Tidak ada apa-apa di dalam sakuku,” sahut Lennie dengan tangkas. “Aku tahu tidak ada apa-apa karena se­ka­rang kau telah mengeluarkannya dan meng­­­gengam14


Dinamika eBooks.com

nya. Apa yang kau pegang? Apa yang tadi kau sembunyikan?” “Aku tidak menyimpan apa-apa, George. Benar, deh.” “Ayo, berikan itu padaku.” Lennie menjauhkan kepalan tangannya dari penglihatan George. “Ini hanya seekor tikus, George.” “Seekor tikus? Tikus hidup?” “Tidak. Hanya tikus mati, George. Tapi, aku tidak membunuhnya. Benar, deh! Aku me­ne­mukannya. Aku tadi menemukannya sudah mati.” “Berikan padaku!” perintah George. “J a n g a n , a ku m a u m e n y i m p a n n y a , George.” “Berikan padaku!” Tangan Lennie yang terkepal perlahan-lahan terulur, patuh. George mengambil bang­­­kai tikus itu, lalu melemparkannya ke seberang kolam, di antara semak belukar. “Ke­napa kau menyimpan bangkai tikus, sih?” 15


Dinamika eBooks.com

“Supaya aku dapat membelainya dengan jempolku sambil berjalan bersamamu,” sahut Lennie. “Kau tak boleh membelai-belai tikus ke­tika berjalan bersamaku. Kau ingat ke mana tujuan kita sekarang?” Lennie tampak kaget. Karena malu, ia lalu menyembunyikan wajahnya di balik ke­dua lutut­nya. “Aku lupa lagi.” “Ya Tuhan,” desah George menyerah. “Baik­lah. Begini, kita akan bekerja di sebuah peternakan seperti di tempat asal kita, di da­erah utara.” “Utara?” “Di Weed.” “Ah, tentu saja. Aku ingat. Di Weed.” “Oke. Nah, ketika kita masuk ke sana dan bertemu dengan bos, apa yang akan kau laku­kan?”

16


Dinamika eBooks.com

“Aku... aku,” Lennie berpikir. Wajahnya berubah tegang. “Aku... tidak akan bilang apaapa. Berdiri saja di sana.” “Anak baik. Itu hebat sekali. Katakan dua atau tiga kali supaya kau tidak lupa.” Lennie mendengung perlahan. “Aku tidak akan bilang apa-apa. Aku tidak akan bilang apaapa... Aku tidak akan bilang apa-apa.” “Oke.” kata George. “Dan kau juga ti­dak akan melakukan kesalahan seperti yang kau lakukan di Weed.” Lennie tampak bingung. “Seperti yang per­­nah kulakukan di Weed?” “Oh, jadi kau lupa itu juga? Nah, aku ti­dak akan mengingatkanmu, karena aku takut kau akan melakukannya lagi.” Seberkas cahaya ingatan menerpa wajah Lennie. “Mereka mengejar-ngejar kita hingga keluar Weed,” serunya penuh kemenangan.

17


Dinamika eBooks.com

“Mengejar kita, mukamu,” sahut George dengan sebal. “Kita kabur. Mereka mencari-cari kita, tetapi mereka tak dapat me­nang­kap kita.” Lennie terkekeh gembira. “Yang itu aku tidak lupa, kau pasti tahu.” George membaringkan tubuhnya di atas pasir sambil menyilangkan kedua lengannya di bawah kepalanya. Lennie menirunya, lalu me­ngangkat kepalanya lagi untuk me­mas­ti­kan ia melakukannya dengan benar. “Tuhan­ku, kau benar-benar masalah besar,” kata George. “Aku bisa berhasil dengan mudah jika kau tidak meng­­ikutiku. Aku akan hidup dengan tenang dan mungkin punya pacar.” Sesaat Lennie berbaring tenang, lalu ia ber­kata penuh harap. “Kita akan bekerja di sebuah peternakan, George.” “Iya, iya. Kau benar. Tetapi, malam ini kita harus tidur di sini karena aku punya alasan.” Hari berjalan dengan cepat sekarang. Ha­­nya puncak pegunungan Gabilan yang me­­nyala 18


Dinamika eBooks.com

terang karena sinar matahari yang masih ter­lihat dari lembahnya. Seekor ular air berenang di sepanjang kolam, kepalanya berada di atas permukaan air seperti pe­ris­kop kapal selam kecil. Alang-alang tersentak sedikit karena arus yang dibuatnya. Jauh ke arah jalan raya se­orang lelaki meneriakkan sesuatu, dan yang lainnya membalasnya de­ngan teriakan juga. Dahandahan pohon si­ka­mor bergoyang-goyang karena sepoi angin yang tiba-tiba berhenti. “George... mengapa kita tidak berangkat ke peternakan dan mencari makan malam? Mereka punya makanan di sana.” George berguling miring. “Sama sekali ti­dak ada alasannya bagimu. Aku senang di sini. Besok kita akan bekerja. Aku melihat truk me­sin sampah di jalan raya. Itu artinya kita akan menggotong karung-karung biji-bi­jian, me­nye­bal­kan. Malam ini aku akan ber­baring di sini saja sambil melihat-lihat. Aku senang.”

19


Dinamika eBooks.com

Lennie berlutut, dan menatap George. “Kita akan makan malam kan?” “Ya, tentu jika kau bisa mengumpulkan ranting-ranting willow. Aku membawa tiga kaleng buncis di dalam tasku. Kau nyalakan api. Aku akan memberimu korek api jika kau sudah mengumpulkan ranting-ranting. Ke­mu­di­an kita akan memanaskan buncis-buncis itu lalu makan.” Lennie menyahut. “Aku suka buncis pa­kai kecap.” “Wah, kita tidak bawa kecap sama se­kali. Kau cari kayu saja. Dan jangan iseng. Sebentar lagi gelap.” Lennie dengan berat berdiri dan meng­hilang di balik semak belukar. George tetap berbaring di tempatnya semula dan bersiul-siul lembut sendirian. Ada suara deburan dari sungai, berasal dari arah yang dituju Lennie tadi. George menghentikan siulannya dan me­­nyimak.

20


Dinamika eBooks.com George yang bertubuh kecil dan Lennie yang jauh lebih besar dan dungu adalah sepasang pengelana. Mereka tak punya apa-apa di dunia ini selain diri mereka sendiri dan sebuah impian. Mereka bermimpi memiliki sebidang tanah sehingga bisa hidup dengan damai. Mereka pun mencari pekerjaan di sebuah peternakan di Kalifornia, dengan harapan akan tinggal cukup lama di sana dan mengumpulkan uang bersama. Tetapi, Lennie, yang baik hati dan bersifat kekanakan, sering mendapat masalah. Ia tak mampu mengendalikan diri, baik emosi maupun kekuatan luar biasanya. Ia pun menjadi sasaran kekejaman orang lain. Ketika suatu hari ia mendapat masalah besar lagi, tampaknya George tak akan dapat menyelamatkan sahabat sejatinya seperti sebelumnya. Bagaimanakah akhir petualangan mereka, akankah mereka terpisah? Of Mice and Men merupakan salah satu buku karya John Steinbeck yang terkenal dan paling populer. “Aku selalu senang mengajarkan Of Mice and Men. Sangat sederhana sekali. Para siswa muda dapat benarbenar memahami kemurnian yang ada dalam buku ini.” —Dan Brown, Penulis Megalaris The Da Vinci Code “Teknik yang dihadiahkan Steinbeck padaku tampaknya akan menjadi milik tetap... Steinbeck menderetkan kata-kata sederhana bermuatan padat, kalimat-kalimat apik dan utuh.” —Pramoedya Ananta Toer N O V E L ISBN: 978-602-8224-72-7


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.