www.DinamikaeBooks.com
BAB SATU
SUARA langkah kaki itu pelan, nyaris tak kentara di antara beraneka bunyi hutan pada musim gugur: gemeresik daun-daun yang berserakan dalam tiupan angin barat laut, kepakan sayap di kejauhan pada saat angsa-angsa terbang ke arah selatan, suara-suara membahana dari desa nun jauh di bawah sana. Namun, Isamu mendengar langkah itu dan mengenalinya. Dia meletakkan perkakasnya di atas rerumputan yang basah, bersama akar-akar yang sudah dikumpulkannya, lalu menjauh dari situ. Bilah tajam perkakas itu memanggilmanggilnya, tapi dia tak mau tergoda oleh alat atau senjata apa pun. Dia membelok ke arah datangnya si sepupu dan menunggu. Kotaro datang ke lapangan di hutan ini secara tak kasatmata, sesuai cara Tribe, tapi Isamu tak mau repot menyembunyikan diri dengan cara serupa. Dia kenal semua keahlian sepupunya itu. Usia mereka hampir sebaya; Kotaro tak sampai setahun lebih muda. Mereka juga berlatih bersama, senantiasa berusaha mengalahkan satu 15 heavens-01.indd 15
27/10/2009 15:53:56