Buletin El-Nilein Suara Mahasiswa untuk Dunia
Dari Timur Tengah untuk Pendidikan Indonesia Afina Fauziah International University of Africa
T
imur Tengah dengan pancaran cahaya keilmuannya, begitu menarik hati para
penuntut ilmu syar'i di tanah air. Luasnya lautan ilmu yang bermuara di sana menjadi daya tarik dan motivasi tersendiri. Membayangkan bagaimana rasanya dapat duduk bersama masyayikh dalam suatu majelis ilmu maupun perkuliahan adalah harapan yang diidamkan. Apalagi, ciri khas saling berlomba-lomba dan giat mencari ilmu di luar jam kampus sangat kental terasa di kalangan mahasiswa Timur Tengah. Seakan tidak ingin kesempatan yang telah Allah beri untuk merantau jauh ribuan kilometer tersebut terbuang sia-sia. Menuntut Ilmu Allah, bukan berarti sebatas menambah pengetahuan saja. Namun di balik itu terdapat banyak sekali keutamaan dan kemuliaan, salah satunya; ilmu yang bermanfaat menjadi investasi amal yang tiada terputus walau maut memisahkan. Maka dari itu, bagian penting dari misi mahasiswa Timur Tengah adalah bagaimana caranya agar ilmu yang telah diperoleh tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri, akan tetapi dapat meluas juga manfaatnya untuk orang lain.
1
Desember 2019
Seperti pesan yang sering terucap ketika hendak mengantar kepergian seseorang yang telah menyelesaikan studinya dan akan kembali ke Indonesia, “ Semoga ilmunya berkah dan bermanfaat untuk umat”. Kalimat singkat namun sarat akan makna. Mengandung harapan sekaligus doa. Menandakan bahwa kepulangan mahasiswa Indonesia yang tersebar di pelbagai negeri Timur Tengah sangatlah ditunggu kehadirannya sebagai cahaya di tengah-tengah masyarakat yang belum begitu mengenal Islam lebih dalam, maupun menjadi penguat bagi jiwa-jiwa yang telah cukup lama mempelajari Islam. Tentunya setiap orang memiliki alasan dan tujuan masing-masing mengapa memberanikan dirinya meninggalkan bumi pertiwi demi menuntut ilmu nan jauh di sana. Bisa jadi hal tersebut berawal dari suatu mimpi yang akhirnya mampu mengantarkan raga menuju ke negeri impian, atau bisa juga karena dorongan hati yang telah terpanggil untuk menjaga dien agar tetap kokoh dengan cara mempelajari sumber-sumber syariat-Nya. Terlepas dari itu semua, di balik beragam alasan yang berbeda, terselip satu harapan yang sama, yaitu untuk merealisasikan salah satu sabda Rasulullaah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: “khairunnas anfa'uhum linnas”. Bukti implementasi “bermanfaat bagi manusia” versi mahasiswa Timur Tengah, atau biasa disingkat dengan mahasiswa timteng bukan berarti memiliki makna yang sempit. Artinya “bermanfaat bagi manusia” tidak hanya terbatas dalam ranah dakwah islamiyah saja, tapi banyak hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk kontribusi terhadap bangsa dan tanah air. Tidak menutup kemungkinan lulusan timteng juga mampu berkiprah mewarnai peradaban. Selama orientasinya baik, maka tidak ada salahnya untuk menempuh jalan apapun guna mengaplikasikan ilmu yang selama ini telah didapat. Satu di antara jalan yang dipilih ialah menjadi seorang guru. Profesi mulia ini biasa kita kenal dengan ungkapan pahlawan tanpa tanda jasa. Mengingat peranannya amat penting dalam mentransfer ilmu juga mendidik dari segi akhlak. Maksud penekanan di sini adalah guru yang erat kaitannya dengan ilmu yang notabennya telah dipelajari di Timur Tengah, yaitu ilmu agama dan bahasa arab. Tak jarang selepas menyelesaikan studi, beberapa mahasiswa telah dibooking untuk ikut andil mengabdi menjadi tenaga pengajar di pondok almamaternya, atau ada juga yang sejak awal memang memiliki keinginan dari dalam dirinya, sehingga ketika masa-masa berkuliah ia berusaha mempersiapkan bekal untuk menjadi guru di masa depan.
2
Desember 2019
Jika kita menilik kembali bagaimana perjuangan menuntut ilmu, maka kita akan mendapati bahwa jalan tersebut tidaklah mudah. Perlu adanya usaha ditambah kegigihan yang ekstra agar berhasil meraih manisnya ilmu. Kemudian coba kita kaitkan hal itu dengan peran guru sebagai pemberi ilmu. Bisa kita bayangkan beban yang dipikul di pundaknya, sungguh itu merupakan tanggung jawab yang besar. Mendidik, menyampaikan ilmu, dan mencetak generasi penerus peradaban dunia. Tidak berhenti sampai di sini, guru pun dituntut untuk bisa memberikan contoh teladan yang baik dan harus memiliki setumpuk stok kesabaran ketika terjun dan berhadapan langsung dengan perbedaan karakter murid-muridnya. Oleh karena itu, selagi masih ada waktu dan kesempatan bagi kita yang sedang berada dalam proses menuntut ilmu di Timur Tengah dan berkeinginan menjadi seorang pendidik, mungkin dapat lebih mempersiapkan dirinya sebelum akhirnya pulang kembali ke tanah air. Meraup ilmu sebanyak-banyaknya baik dari dosen di perkuliahan, saat kajian bersama syeikh, maupun melalui senior yang lebih berpengalaman dan luas ilmunya. Kita juga perlu mengasah kemampuan berbicara di depan umum, karena salah satu faktor penting suksesnya seorang guru adalah mampu memberi pemahaman kepada muridnya dengan gaya bahasa yang jelas dan tentunya tetap percaya diri. Selain itu, ada baiknya juga untuk mencoba melatih keberanian diri dengan cara m e m b a n t u menjelaskan pelajaran yang sulit dipahami atau ngebimbelin adik junior. Di samping agar terbiasa mengajar, hitung-hitung sambil me-muroja'ah ilmu yang pernah dipelajari sebelumnya agar tidak mudah lupa. Terlebih jika mengajarkan pelajaran kepada teman yang berasal dari luar negeri dengan pengantar bahasa arab. Poin plusnya, tentu semakin memacu kita untuk giat belajar, memperkaya wawasan agama Islam dan memperbanyak pembendaharan kosakata bahasa arab.
3
Desember 2019
Ketika seorang guru mengajarkan kebaikan maka baginya pahala seperti pahala yang mengikutinya. Tidak perlu risau, waktu pun tidak akan terbuang sia-sia begitu saja selama yang diajarkan adalah sesuatu yang positif dan diridhoi Allah. Indahnya mengajarkan ilmu agama sekaligus disisipi muatan dakwah, peluang amal shalih yang sayang sekali untuk dilewatkan. Layaknya pahala yang mengalir tak terputus dan menjadi sumber kebahagiaan saat nanti berjumpa dengan Allah, dan salah satu keistimewaannya juga, orang yang mengajarkan ilmu termasuk golongan yang mulia di sisi-Nya. Semoga Allah memudahkan jalan kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan senantiasa memberikan taufik kepada kita. Aamiin.
qqq
Team El-Nilein Direktur: Yahya Ayyash Sekretaris: Annida Nur Aini Bendahara: Ulya Hajar Ufairah Pimpinan Redaksi: Ismail Musyaffa Dewan Redaksi: Ainurrahmah, Nurul Husna, Si Zainab, Mala Himmah, Labudza Adila, Veriza Nurkholiza, Hisan Afifah, Eka Lintang, Ilyas Jundullah, Zaid Abdul, Lukman Al-Hakimi, Ihab Hud, Nashih Faruq Desainer dan Layouter: Hesi Eva, Maria Maulida, Ma’rifat Dzaki Fotografer dan Videografer: Rufaidah, Thiana Silvi
4
Desember 2019