SALAM REDAKSI Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan semesta alam. Salam dan selawat semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, penerus risalah dan pemimpin para nabi, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Dalam waktu kurun terakhir, kita telah melihat sekaligus merasakan derasnya aliran modernisasi mengiringi perkembangan zaman ini. Sehingga di kalangan anak muda khusunya mahasiswa yang belajar di Timur Tengah dituntut harus mampu untuk kemudian beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Lebih dalam lagi, gejolak dinamika yang terjadi sangat mempengaruhi perkembangan kejiwaan para mahasiswa dalam proses belajarnya. Maka dengan demikian, tema majalah yang akan kita ketengahkan mengenai kesehatan mental dengan judul “Middle East Syndrome” kami hadirkan bagi para pembaca, jika melihat dari sini, kebutuhan akan pengetahuan tentang kesehatan mental atau kejiwaan sangat diperlukan oleh kalangan anak muda. Berbagai sudut pandang dan argumen diungkap di dalamnya, diharapkan bisa mendorong dan semakin meningkatkan kemampuan individual dalam memahami dan mengendalikan proses intelektual atau kejiwaan dalam sebuah ekosistem lingkungan di sekitarnya. Selamat menikmati! Wassalamu’alaikum Warahmatullah Warabarakatuh. Terima kasih, Salam Redaksi. KRU Lembaga El-Nilein 2021 - 2022 Direktur : Faradilla Awwaluna Musyaffa’ Sekretaris : Nailul Rohmatul Muwafaqoh Bendahara : Atik Fitriyati, Daniel Zia Ulhaq Pimpinan Redaksi : Toni Suhendra Staf Redaksi : Falah Azis, Amatullah Amalia Nur Santoso, Amanda Dheazeta Sugandi, Suprianto, Zaid Abdul Aziz, Lukman Al-Khakim, Hasan Albanna, Syuhada Abdi Rauuf, Nur Wahid, Kuni Abida Kamila, April Setiawan, Arya Kurniantoro, Laili Maya Ramadani Staf Media Designer : Fauziyyah Yahdiyani, Muhammad Saifurrohman Layouter : Nur Syafinatusyikah, Fauziyyah Yahdiyani Podcaster : Hadziq Mubarok, Tengku Rahmad, Kurnia Nur Khodijah, Urfa Salsabilatul Jannah
TABLE OF
CONTENT 35
wawancara
Ke Sudan, kok Ngambil Psikologi?
40
muslimah
04
KAJIAN UTAMA 1
44
komik
09
kajian utama 2
46
resensi
opini 1
48
SASTRA
22
Opini 2
55
hiburan
23
opini 3
56
cari kata
18
31
Prestise Mahasiswa Timur Tengah: Ngalim atau Ngawur?
Middle East, between Perceptions and Expectations
Ironi Tenaga Kerja di Indonesia: Sudahkah Indonesia Mewujudkan Tenaga Kerja yang Sehat Mental
Bioenergi Al-Qur’an, Energi Dahsyat yang Menenangkan Jiwa dan Mengatasi Depresi!
Arab Spring, antara Untung dan Buntung
istilah-istilah
Mengenal Secuil Istilah dalam Kesehatan Mental
Zakiah Daradjat, Sosok “Nyai Psikologi” Indonesia
Mati Listrik? Nikmatin Aja!
Dr. Frost
Merelakan
Kosakata dan Percakapan
Rubrik Bonus Berhadiah
Picture Source : Pixabay, Pinterest, Unsplash Getty Images. Art Cover by : Yusuf Zakariya
K A JIAN UTAMA
Prestise Mahasiswa Timur Tengah: Ngalim atau Ngawur? Oleh: Amanda Dheazeta Sugandi Mahasiswa International University of Africa
Kawasan Timur Tengah menjadi
salah satu pilihan beberapa pelajar untuk melanjutkan studinya, tak terkecuali para pelajar Indonesia. Banyak pelajar kita tersebar di berbagai negara, mulai dari Mesir, Tunisia, Maroko, Sudan, Libya, hingga Arab Saudi. Anggapan Timur Tengah sebagai pusat keilmuan dalam mempelajari agama Islam menjadi keyakinan pasti bahwa nantinya siapa pun yang belajar di sana mampu memberikan pengetahuan lebih akan Islam dibandingkan dengan pelajar yang menempuh pendidikan Islamnya di negeri sendiri, dan hal ini membuat mahasiwa peminat Timur Tengah naik drastis tiap tahunnya.
Tercatat sebanyak 5000 lebih pendaftar seleksi calon mahasiswa baru Timur Tengah melalui Kementrian Agama pada 2021 ini, karena mempelajari ilmu agama menjadi daya tarik terbesar serta pendorong yang kuat bagi para pendaftar tersebut untuk terus berjuang. Namun, apakah benar begitu realitas yang terjadi? Benarkah setiap lulusan Timur Tengah mampu menjadi sosok alim yang menjawab kebutuhan masyarakat? Bagaimana sebenarnya sistem pendidikan di tanah Arab sendiri? Pada masa-masa awal komunitas Islam di Timur Tengah terbentuk, yaitu setelah kematian Nabi Muhammad pada 632 M berikut empat
4
Majalah El-Nilein
kekhalifahan Islam dan Dinasti Umayyah pada 750 M. Para muslim terkemuka di semenanjung Arab sudah mempekerjakan guru atau budak untuk mengajar anak-anak mereka dasar-dasar agama, membaca, menulis, berenang, memanah, dan keterampilan lainnya. Dalam beberapa tahun silam, orang-orang Barat dibuat kagum oleh pendidikan anak di Timur Tengah, sekaligus menimbulkan kekhawatiran tentang apakah sekolah mengajarkan radikalisme ekstrim atau tidak. Dalam benak para pakar, “Madrasah” yang berarti sekolah dalam bahasa Arab menyiratkan sebuah pusat pro-terorisme dengan afiliasi politik dan agama. Akan tetapi situ-
Majalah El-Nilein
5
asi saat itu sangat berbeda dengan era pra-modern, di mana ketika sekolah Timur Tengah mulai dikenal di kancah dunia. Tercatat di Andalusia, Spanyol, Islam pernah berjaya. Pada masa itu tidak ada bangsa mana pun yang mampu menandingi kemajuan ilmu pengetahuan masyarakat Islam termasuk dalam sistem pendidikan. Ketika Universitas Cordova didirikan, banyak masyarakat Eropa berdatangan dan menimba ilmu di sana. Mereka juga menerjemahkan berbagai manuskrip Arab kedalam bahasa Eropa yang kemudian menumbuhkan semangat keilmuan Eropa-Kristen yang melahirkan renaissance, kebangkitan intelektual dan kultural Eropa-Kristen. Waktu terus berjalan seiring dengan dinamika perubahan dunia. Untuk bisa bersaing di dalamnya, diperlukan pemahaman dan kemampuan mengelola informasi yang baik sedari dini. Dalam prosesnya, belajar di sekolah kemudian berlanjut pada lembaga perguruan tinggi dapat menjadi satu dari sekian solusi yang ditawarkan. Tak heran jika dewasa ini orang berlomba-lomba untuk memperoleh pendidikan terbaik. Ada yang bertolak ke Barat maupun Timur, dan tak sedikit pula yang tetap berjuang di negeri sendiri. Pencapaian ini nantinya akan menjadi wajah kita di tengah-tengah hidup bermasyarakat. Lulusan Barat dianggap kompeten dalam keahlian berbisnis, politik serta cabang ilmu umum lainnya, hal tersebut sangat berbeda dengan anggapan akan para lulusan Timur. Stigma yang sudah lama melekat da6
lam masyarakat kita terhadap lulusan Timur Tengah adalah ia yang memiliki ilmu agama tinggi. Akibatnya panggilan ustaz atau ustazah kerap tersemat ketika bertemu dengan mereka. Tak jarang pula ada yang memanggil dengan sebutan syekh. Kepercayaan masyarakat tentang fasihnya ilmu menjadi sebab utama panggilan di atas diberikan. Lantas, apakah benar semua layak dianggap seperti itu? Dalam praktiknya, banyak orang tidak siap ketika ditanya kualitas ilmu selama menempuh pendidikan di Timur Tengah. Ditanya hukum ini itu kelimpungan dibuatnya. “Katanya lulusan Timur Tengah, kok ditanya masalah bersuci saja bingung.” “Kamu kan sarjana hukum dari Arab nih, hukum crypto menurut pandangan Islam gimana sih?” Banyak pertanyaan seputar hukum-hukum lainnya yang ditanyakan oleh masyarakat. Semakin banyaknya perkembangan yang terjadi, masyarakat akan semakin getol menanyai kesahihannya. Alhasil, lulusan Timur Tengah menjadi sasaran para penanya. Mampukah ia menjawab dengan dalil dan pengetahuan agamanya ataukah hanya menggunakan analisis ngawur dengan menyertakan ayat-ayat-Nya agar terlihat saleh? Jawabannya ada pada bagaimana ia menghabiskan waktu semasa belajar.
Majalah El-Nilein
Penulis secara langsung pernah mendapati seorang mahasiswa yang sengaja mengabaikan kuliah dan menyibukkan diri dengan hal yang tidak ada kaitannya untuk menunjang ilmu pengetahuan. Sempat terbesit, untuk apa jauh-jauh merantau kalau tidak ada bedanya dengan kebiasaan di negeri asal? Apa tidak malu menyandang gelar tetapi kualitas ilmunya rendah? Walaupun tidak semua wajib berprofesi sebagai guru agama, namun setidaknya pemahaman agama sudah menjadi prioritas utama bagi setiap penuntut ilmu yang berada di negara Timur Tengah. Bisakah bersaing? Apabila dikomparasikan dengan lulusan non-Timur Tengah, mampukah para sarjana negeri Arab ini bersaing mendapat validitas dalam dunia kerja kelak? Bukankah kemampuan yang dimiliki hanya seputar ilmu agama yang di mana dunia bergerak dengan roda teknologinya yang tidak memerlukan kesahihan hukum? Bayt.com (situs entrepreneurship) mengatakan bahwa MENA (Middle East North Africa) dalam hal pendidikan, hanya 38% responden di MENA yang percaya bahwa mereka telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk bersaing di tempat kerja. Mayoritas berfikir bahwa mengejar pendidikan tinggi adalah cara untuk meningkatkan pilihan karir, termasuk posisi dan promosi yang lebih baik. Hal ini kemudian lebih dirasakan oleh generasi milenial daripada generasi yang lebih tua (73%
Majalah El-Nilein
7
dari mereka berusia di bawah 35 tahun; dibandingkan dengan 68% dari mereka yang berusia 35 tahun ke atas). Adapun hambatan terbesar untuk pertumbuhan karir bagi milenial di MENA adalah tiga dari sepuluh orang merasa bahwa pemutusan antara kualifikasi pendidikan dan profil pekerjaan mereka saat ini menjadi penghalang utama yang diikuti oleh tidak memadainya atau kurangnya pelatihan yang relevan, hal ini disimpulkan sesuai dengan survei kaum milenial di Timur Tengah. Situasi ini menjelaskan bahwa masih minimnya perhatian terhadap kesiapan generasi muda dalam memperoleh pekerjaan alias adanya ketidakselarasan kronis antara sistem pendidikan dan pasar kerja. Acap kali kita mendengar kabar bahwa beberapa negara Timur Tengah masih terlibat dalam konflik politik, lantas bagaimana nasib mahasiswa kita yang dituntut belajar di sana dengan ditambah beban dari kondisi negara yang tidak stabil?
8
Majalah El-Nilein
Sebenarnya, pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat harus dianggap sebagai landasan yang tak ternilai, karena sebagian besar ekonomi dan strategi sosial bergantung kepada hasil endidikan yang didapatkan, dan selanjutnya direfleksikan dalam bentuk kebijakan serta arahan. Membangun masyarakat yang berpengetahuan adalah tujuan nasional untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan standar hidup, dan menjadi lebih kompetitif sebagai suatu bangsa. Lebih-lebih lagi, pendidikan modern dan kebijakan belajar sepanjang hayat yang terus meningkat didefinisikan sebagai hal penunjang pembangunan ekonomi, pertumbuhan, dan tepat dalam menghadapi persaingan global (Shirazi 2010). Tantangan utama yang dihadapi para pelajar Timur Tengah dapat diringkas dalam tiga poin utama yaitu; peningkatan disparitas pendidikan dalam negara, penurunan kualitas pendidikan yang konstan, dan ketidaksesuaian serta kesenjangan taraf hidup yang semakin besar antara kebutuhan pasar dalam hal kapasitas dan keterampilan, serta apa yang ditawarkan sistem pendidikan di hal keluaran (UNDP 2002). Selain itu,
Majalah El-Nilein
ada faktor-faktor yang memengaruhi pendidikan tinggi seperti, tantangan geopolitik regional dan internasional, mobilitas mahasiswa, dan dampak dari teknologi baru di samping pembangunan sosial ekonomi dan pertumbuhan. Jadi, sebagai mahasiswa yang akan atau sudah terlanjur belajar di Timur Tengah, persiapan matang dan perencanaan studi ke depan itu penting untuk dilakukan. Selain daripada fokus kepada satu cabang ilmu saja, seorang mahasiswa perlu menguasai skill lain agar dapat bersaing dengan luas. Tidak hanya mumpuni dalam bidang agama, tetapi juga layak bersaing mengikuti dinamika kehidupan era ini. Pilihan tentu menentukan hasil akhir. Ingin menjadi seorang yang ngalim (re: berkelakuan alim dalam bahasa jawa) atau ngawur dalam menjawab tantangan zaman, semua bergantung kepada apa yang kita perjuangkan sekarang. 9
Majalah El-Nilein
11
K A JIAN UTAMA
Middle East, between Perceptions and Expectations Oleh: Muhammad Hasan Albanna Mahasiswa University of the Holy Qur’an and Tasheel of Science, Madani
Memutuskan untuk melanjutkan studi di negara Timur Tengah merupakan keputusan yang harus dipikirkan matangmatang. Pasalnya, selain karena harus bersiap diri jauh dari kampung halaman, keadaan dan kondisi beberapa negara Timur yang tidak stabil baik dari segi ekonomi maupun politik. Belum lagi jika mengikuti perspektif orang-orang terhadap negara Timur Tengah yang mengarah kepada perspektif negatif. Perspektif yang paling masyhur adalah bahwa negara-negara Timur Tengah selalu diliputi oleh konflik dan perang. Anggapan ini memang tidak dapat dibantah mengingat kabar-kabar yang diberitakan oleh media massa beberapa dekade terakhir ini adalah tentang konflik yang terjadi di negara-negara Timur Tengah, seperti di Iraq dengan perseteruan pasukan Taliban dan Pasukan Amerika Serikat. Suriah dengan rezim Bashar Al-Assad melawan masyarakat yang kontra dengan kepemimpinan tirannya. Sudan yang beberapa tahun lalu terjadi revolusi yang menghasilkan penggulingan Presiden Omar Basyir lalu berdampak pada kesenjangan politik semenjak pihak militer berseteru dengan Perdana Mentri Hamdouk yang berujung dualisme kepemimpinan hingga sekarang. Persepsi negatif lain tentang negara Timur Tengah adalah bahwa masyarakat Arab yang cenderung keras dan konservatif. Terutama dalam praktik beragama. Padahal jika ditelusuri lebih lanjut fakta yang dipergunjingkan orang-orang tidaklah tepat. Philip K. Hitti dalam bukunya History of the Arab: From the Earliest Times to the Present mengatakan dalam pengan12
Majalah El-Nilein
tarnya bahwa orang-orang Amerika, bahkan yang terpelajar sekalipun hampir tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bangsa Arab. Lalu menurut Hajriyanto Y. Thohari, jika kita mengikuti komentar-komentar di media sosial tentang Arab maka kita akan menyimpulkan bahwa persepsi publik Indonesia tentang Arab sangatlah superfisial dan impresif (lebih berdasarkan perasaan) belaka. Impresif ini pun, fatalnya, terlalu berorientasi agama (Religion Oriented). Meskipun demikian, kenyataan bahwa keadaan beberapa negara Timur Tengah yang kacau, terlebih banyak mahasiswa yang sedang melanjutkan studi di negara-negara rawan konflik tersebut, tentu akan memengaruhi kesehatan mental mereka. Mengapa demikian? Mari kita ambil contoh Sudan sebagai salah satu negara yang menjadi destinasi para penuntut ilmu. Negara yang terletak di Timur Laut benua Afrika ini, dalam 5 tahun terakhir sedang mengalami ketidakstabilan politik dikarenakan kepemimpinan dalam pemerintahan Sudan yang mengalami dualisme setelah tergulingnya rezim Bashir. Para mahasiswa di Sudan, selama rentang waktu 5 tahun tersebut benar-benar dirundung perasaan bingung lantaran kekacauan politik yang berujung demonstrasi berkali-kali menyebabkan kampus mereka ditutup dalam waktu yang tak ditentukan. Meskipun tidak semua mahasiswa merasakan gundah yang parah, namun secara umum mereka yang berpikir rasional dan realistis akan memutuskan sikap, antara tetap tinggal di negara ini atau kembali ke kampung halaman. Memang tidak semua negara-negara di Majalah El-Nilein
Timur Tengah penuh dengan kecamuk perang dan konflik politik. Arab Saudi, Qatar, Jordania, Uni Emirat Arab, dan Oman misalnya. Negara-negara tersebut cenderung aman dari berbagai kekacauan. Bahkan fasilitas yang diberikan oleh pihak universitas di negara- negara yang disebut tadi sangatlah cukup untuk hidup selama kuliah. Dalam sekejap kita akan menyimpulkan bahwa jika melanjutkan studi di negara yang aman, tentram, dan damai seakan kesehatan mental kita akan terjaga. Berbanding terbalik dengan negara Sudan dan Yaman di mana pemadaman listrik sudah menjadi hal yang rutin setiap hari. Dengan nihilnya listrik, tentu menambah cobaan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, terutama dalam belajar. Menjaga kesehatan mental ketika harus tinggal di negara yang jauh dari kata stabil merupakan tantangan tersendiri. Bagaimana para mahasiswa harus selalu berpikiran positif meski diterpa banyak masalah yang disebabkan oleh kekacauan negara tersebut adalah sesuatu yang harus dijaga. Jika para mahasiswa tidak cakap dalam menghadapi permasalahan ketika tinggal di negara yang tidak stabil, maka sindrom negara Timur Tengah benar-benar akan menyerang kesehatan mental mereka. Terlebih para mahasiswa yang mengambil studi di Timur Tengah usianya tidak jauh berbeda dengan mahasiswa yang berkuliah di Indonesia, yakni antara usia 20-24 tahun. Di usia remaja tersebut, tentu sudah menjadi hal yang wajar ketika banyak pikiran-pikiran mengenai kelanjutan studi, kehidupan di masa depan, pekerjaan 13
apa yang akan diambil nantinya, selalu berputar di otak. Karena mereka yang sudah memasuki usia 20 akan mengalami fase yang disebut quarter life crisis. Sebuah fase yang membuat mereka mengalami kegundahan, kekhawatiran, dan keresahan terhadap berbagai hal. Tentu jika mereka tidak mampu mengelola kegalauannya, kesehatan mental mereka yang akan terserang. Memasuki quarter life crisis sembari menjalani kehidupan di negara Timur Tengah yang penuh sengketa tentu menjadi beban tersendiri bagi para mahasiswa. Jika para mahasiswa ini terus menerus terperangkap dalam beban mental yang mereka rasakan, tentu hal yang tak diharapkan akan berdampak pada kehidupan masa remaja mereka yang seharusnya terfokus pada studi mereka. Rena Masri, seorang ahli psikologi memaparkan bahwa dampak kesehatan mental yang bu14
ruk jika tidak diatasi akan memengaruhi kondisi psikologis. Misal, emosi yang tidak stabil, mungkin akan memengaruhi fisik, yaitu merasa lelah, jenuh dan pusing. Bahkan, menurut Rena, kesehatan mental yang buruk akan berujung pada depresi. Sindrom Timur Tengah yang ternyata sangat memengaruhi kesehatan mental mahasiswa yang sedang menempuh studi memang bukanlah fakta yang patut diacuhkan. Belum lagi, seperti yang dipaparkan di awal, mahasiswa Indonesia yang sudah “terlanjur” menempuh studinya di negara yang rawan konflik, harus bersiap sedia untuk menepis mindset kebanyakan orang yang secara umum menganggap bahwa negara Timur Tengah bukanlah destinasi yang tepat untuk belajar. Sebenarnya masih terdapat beban pikiran yang menjadi permasalahan Majalah El-Nilein
mahasiswa Indonesia di Timur Tengah yang jika tidak segera diatasi dengan bijak akan berakibat pada kesehatan mental yang buruk. Beban pikiran tersebut adalah ekspektasi masyarakat Indonesia mengenai mahasiswa yang belajar di Timur Tengah dengan ekspektasi yang tinggi. Seakan-akan ketika kembali ke kampung halaman sudah otomatis menjadi Imam Syafi’i, yang ketika ditanya setiap hukum dalam Islam langsung dapat menjawab dengan mudah. Jennifer Delgado, seorang psikolog, menulis dalam sebuah artikel di psychology-spot.com dengan judul “Expectations: The Silent Killer of Happiness”. Dia memaparkan bahwa betapa expektasi dapat berakibat buruk pada seseorang. Meskipun Delgado juga memaparkan manfaat dari sebuah ekspektasi, salah satunya adalah untuk mempersiapkan suatu gerakan atau aksi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa merupakan sebuah risiko ketika mahasiswa Indonesia yang belajar di Timur Tengah harus dapat memenuhi ekspektasi masyarakat Indonesia meskipun tidak sesempurna yang diharapkan untuk lebih giat dan mempersiapkan banyak hal, terutama dalam memperdalam ilmu, khususnya ilmu agama. Memang tidak mudah menganggap Sindrom Timur Tengah berupa ekspektasi ini sebagai permasalahan sederhana. Namun, permasalahan ini memang harus segera ditemukan treatment yang cocok supaya tidak semakin memperparah kondisi kes-
Majalah El-Nilein
15
ehatan mental. Dr. Reza Tamin, dalam sebuah artikel di alodokter, menjelaskan tentang beberapa cara untuk menjaga kesehatan mental. Di antaranya adalah dengan menghargai diri sendiri, mengelola stres dengan baik, akui perasaan emosi negatif, menyayangi tubuh sendiri, memelihara hubungan yang baik dengan orang lain dan membantu orang lain. Beberapa tips sederhana tersebut diharapkan dapat membantu mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di negara Timur Tengah yang penuh konflik dan dipenuhi ekspektasi yang “membunuh” dalam menjalani proses menuntut ilmu supaya tidak terjebak dalam “Sindrom Timur Tengah”. Begitulah kenyataan negara Timur Tengah yang mungkin tidak terbayangkan oleh masyarakat secara umum. Di mana sindrom yang dapat menjangkiti kesehatan mental seseorang sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari, terutama dalam proses menuntut ilmu. Pada akhirnya, bagaimana cara seseorang mengatasi masalah kesehatan mental mereka sendiri, merupakan treatment terbaik yang bisa diupayakan. Mereka yang dapat memahami kapasitas dan kualitas diri sendiri lah yang akan bisa melalui keadaaan sulit, -seperti di negara Timur Tengah yang jauh dari kata nyaman ditambah ekspektasi masyarakat yang tinggi terhadap orang yang belajar di Timur Tengah- sehingga dapat terhindar dari sindrom kesehatan mental yang dikhawatirkan dapat menjangkiti seseorang. Semoga semua mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di negara-negara Timur Tengah, khususnya mereka yang berada di negara yang rawan konflik dan kekacauan dapat melewati setiap rintangan dan tantangan yang ada di hadapan mereka.
16
Majalah El-Nilein
Majalah El-Nilein
17
OPINI
Ironi Tenaga Kerja Indonesia: Sudahkah Pemerintah Mewujudkan Tenaga Kerja Indonesia yang Sehat Mental ? Tenaga kerja Indonesia, sebuah profesi yang sudah tidak asing bagi sebagian
besar masyarakat di Indonesia. Sejak dimulai pada era penjajahan Belanda pada tahun 1890-an, banyak warga negara Indonesia yang kemudian merantau ke luar negeri untuk mencari kehidupan. Pilihan menjadi tenaga kerja Indonesia memang menjadi salah satu alternatif bagi sebagian orang. Hal tersebut salah satunya lantaran minimnya lapangan pekerjaan di tanah air. Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan bahwa terdapat sebanyak 28% masyarakat Indonesia yang menginginkan pemerintah untuk membuat lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan (Santoso & Sari, 2021).
Oleh:
Hilman Dwi Himawan
Juara 1 Lomba Menulis Opini El-Nilein Minor 18
Selain terbatasnya lapangan pekerjaan, tingkat persaingan dunia kerja kini juga semakin meningkat. Mariami (2017) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan dan keterampilan menjadi faktor yang sangat penting dalam memenangkan persaingan pasar tenaga kerja. Akibatnya, tenaga kerja lokal rentan tergusur dengan tenaga kerja asing yang memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan yang lebih tinggi. Dengan demikian tidak mengherankan jika kemudian sebagian warga negara Indonesia lebih memutuskan menjadi tenaga kerja di luar negeri. Di balik kemudahan menjadi tenaga kerja Indonesia tidak banyak yang menyadari Majalah El-Nilein
jika terdapat dampak negatif yang bisa muncul. Bekerja di tempat baru dan jauh dari tanah air tentu menjadi tantangan tersendiri bagi warga negara Indonesia yang menjadi tenaga kerja Indonesia. Tidak semua dari mereka bisa mendapatkan lingkungan yang ramah. Akibatnya, tenaga kerja Indonesia rentan mendapatkan kekerasan atau perlakuan yang tidak manusiawi. Hal tersebut terutama rentan dialami oleh tenaga kerja Indonesia yang ilegal. Kekerasan yang dialami oleh tenaga kerja Indonesia tentu bukan hanya berdampak bagi fisiknya saja melainkan juga bisa berdampak bagi psikologisnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Darthayasa et al., (2016) yang menyebutkan bahwa pengalaman kekerasan yang dialami oleh tenaga kerja Indonesia menimbulkan dampak trauma psikologis yang bisa meningkatkan risiko tenaga kerja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental.
dah semestinya menjadikan pemerintah berbenah diri. Dengan demikian, seharusnya pemerintah bukan hanya berperan memberikan keterampilan kerja bagi tenaga kerja Indonesia melainkan juga perlu disertai dengan memberikan keterampilan koping bagi mereka. Keterampilan koping, yaitu keterampilan yang digunakan untuk mengatasi berbagai stressor atau pemicu stres yang muncul. Dalam memberikan pelatihan keterampilan koping, pemerintah bisa bekerja sama dengan Ikatan Psikologi Klinis (IPK) untuk memberikan pelatihan keterampilan koping secara langsung bagi tenaga kerja Indonesia. Selain memberikan pelatihan bagaimana mengatasi stressor, Ikatan Psikologi Klinis (IPK) juga bisa melakukan skrining kesehatan mental. Jika tenaga kerja Indonesia terdeteksi memiliki masalah kesehatan mental maka mereka kemudian bisa mendapatkan intervensi agar masalah kesehatan mental yang dialaminya tidak Munculnya risiko masalah kesehatan mengganggu pekerjaannya pada kemumental pada tenaga kerja Indonesia, su- dian hari. Majalah El-Nilein
19
Pelatihan keterampilan koping sangat bermanfaat bagi kesehatan mental tenaga kerja Indonesia. Dengan adanya pelatihan tersebut, tenaga kerja Indonesia menjadi lebih persisten terhadap berbagai stressor yang mungkin bisa muncul dalam lingkungan kerja mereka. Kondisi tersebut menyebabkan tenaga kerja Indonesia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan menjadikannya terhindar dari berbagai masalah kesehatan mental. Selain itu, pelatihan keterampilan koping juga menyebabkan produktivitas tenaga kerja Indonesia meningkat. Dengan diberikannya pelatihan tersebut, tenaga kerja Indonesia menjadi lebih bisa melakukan regulasi emosi dengan lebih baik sehingga terhindar dari caracara yang maladaptif saat menghadapi stressor. Dengan demikian, tenaga kerja Indonesia bisa mengatasi stres yang dialaminya dengan baik. Kondisi tersebut mendorong mereka mampu bekerja dengan lebih produktif Selain memberikan pelatihan keterampilan koping, pemerintah juga perlu memberikan layanan konseling bagi tenaga kerja Indonesia yang telah bekerja di luar negeri. Jika pemerintah hanya memberikan pelatihan keterampilan koping saja maka upaya tersebut tidak menjamin bisa meningkatkan kesehatan mental bagi tenaga kerja Indonesia. Dengan demikian, layanan konseling sangat urgensi diberikan kepada tenaga kerja Indonesia untuk mengoptimalkan tingkat kesehatan mental mereka. Dalam memberikan layanan konseling, pemerintah bisa melakukannya melalui suatu platform yang dikhususkan untuk tenaga kerja Indonesia baik berbentuk aplikasi maupun website. Dengan dipilihnya platform daring menjadikan semua tenaga kerja Indonesia bisa mengakses layanan konseling dalam satu platform yang sama. Selain memberikan layanan konseling, platform tersebut juga bisa dimanfaat20
Majalah El-Nilein
kan oleh pemerintah untuk mengetahui tingkat kesehatan mental tenaga kerja Indonesia melalui fitur survei. Agar tidak sembarang orang menyalahgunakan platform tersebut, pemerintah bisa memberikan akses kepada tenaga kerja Indonesia sebelum mereka berangkat kerja ke luar negeri. Dengan demikian, layanan konseling bisa dijangkau oleh tenaga kerja Indonesia dengan lebih aman dan nyaman. Tenaga kerja Indonesia, sebuah profesi yang sudah tidak asing bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Di balik kemudahan menjadi tenaga kerja Indonesia tidak banyak yang menyadari jika terdapat dampak negatif yang bisa muncul. Munculnya risiko masalah kesehatan mental pada tenaga kerja Indonesia, sudah semestinya menjadikan pemerintah berbenah diri. Dengan demikian, seharusnya pemerintah bukan hanya berperan memberikan keterampilan kerja bagi tenaga kerja Indonesia melainkan juga perlu disertai dengan memberikan keterampilan koping bagi mereka. Dengan adanya pemberian keterampilan koping, tenaga kerja Indonesia menjadi lebih adaptif, terhindar dari risiko masalah kesehatan mental, dan meningkatkan produktivitas. Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan layanan konseling bagi tenaga kerja Indonesia melalui platform khusus. Melalui platform tersebut, pemerintah telah ikut andil dalam meningkatkan kesehatan mental tenaga kerja Indonesia. Kedua upaya pemerintah tersebut sejatinya perlu dijadikan sebagai pertimbangan bagi pemerintah untuk diberikan kepada tenaga kerja Indonesia. Hal tersebut tidak lain demi terwujudnya tenaga kerja Indonesia yang sehat mental.
Majalah El-Nilein
21
22
Majalah El-Nilein
OPINI
Bioenergi Al-Qur’an, Energi Dahsyat yang Menenangkan Jiwa dan Mengatasi Depresi! Oleh:
Haekal Syahri Aufa Shidiq Juara 2 Lomba Menulis Opini El-Nilein Minor
D
epresi merupakan penyakit kesehatan mental yang paling umum terjadi. Depresi dapat mempengaruhi perasaan serta cara berpikir dan berperilaku. Jika rasa ini berlangsung dalam beberapa hari atau pekan, tentu saja akan menganggu aktivitas sehari-hari. Faktor genetik atau stres dapat menjadi penyebab depresi. Orang dengan riwayat keluarga depresi lebih cenderung berpeluang mengalami depresi. Sementara stres akibat masalah sosial atau kehilangan orang yang dicintai juga bisa memicu terjadinya depresi. Pada sebagian orang depresi dapat memberikan gejala yang membuat tidur lebih banyak, dan sebagian orang lainnya akan mengalami gejala sulit tidur dan hilangnya nafsu makan. Selain itu, depresi juga memiliki gejala sulit berkonsentrasi, merasa sedih berkepanjangan, merasa gelisah dengan apa yang terjadi di masa depan, merasa lemas, dan hingga merasa ingin melakukan bunuh diri sehingga gejala-gejala tersebut ha-
Majalah El-Nilein
23
rus segera diatasi agar tidak berkepan- ri atau bencana itu terjadi dekat temjangan dan terjadi hal-hal yang buruk. pat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah AL-QUR’AN BIOENERGI tidak menyalahi janji.” (QS. Ar-Ra’d: 31) Ayat-ayat Al-Qur’an mengandung energi dahsyat yang dapat membawa ketenangan dan membersihkan jiwa manusia dari gelombang emosi negatif penyebab depresi bagi mereka yang mengimaninya. Dengan keyakinan itu, energi yang tersimpan di dalam Al-Qur’an akan bisa dikeluarkan dan mengimbas ke segala benda yang ada disekitar kita. Sebaliknya orang yang tidak yakin, tidak akan bisa mengeluarkan energi itu.
PEMBUKTIAN ILMIAH
Dikutip dari laman okezone.com, Dr. Ahmed Al-Qadhi melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat berhasil membuktikan bahwa hanya dengan mendengarkan bacaan ayat AlQur’an seorang Muslim baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan dapat merasakan perubahan psikologis yang sangat besar. Pengaruh men“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab dengarkan bacaan Al-Qur’an di antarasuci) yang dengan bacaan itu gunung- nya adalah menghantarkan seseorang gunung dapat digoncangkan atau bumi untuk senantiasa mengingat Allah. jadi terbelah atau oleh karenanya orangorang yang sudah mati dapat berbicara, Dengan mengingat Allah dalam seti(tentu Al-Qur’an itulah dia). Sebenarnya ap detik bisa memberikan motivasi hidsegala itu kepunyaan Allah. Maka tidak- up dan ketenangan dalam menghadapi kah orang-orang yang beriman itu men- ketidakpastian dan kemungkinan hidup. getahui bahwa seandainya Allah meng- Dengan memperoleh ketenangan jiwa hendaki (semua manusia beriman), dalam menjalani lika-liku kehidupan, tentu Allah memberi petunjuk kepada insyaallah segala nikmat dan cobaan manusia semuanya. Dan orang-orang yang datang akan dapat kita terima yang kafir senantiasa ditimpa bencana dengan rasa rida serta mengakui akan disebabkan perbuatan mereka sendi- kebesaran Allah Sang Maha Pencipta.
Sungguh dahsyat gambaran Allah di dalam ayat tersebut. Energi itu bukan hanya bisa berpengaruh pada diri kita, tetapi gunung, bumi dan manusia yang sudah meninggal pun bisa distimulasi oleh energi Al-Qur’an itu. Sungguh ini kekuatan yang luar biasa dahsyatnya. 24
Ketenangan yang dirasakan oleh individu, disebabkan karena aktifitas yang dilakukan tetap dalam prosedur yang benar, tidak menyalahi aturan, dan tidak sedikitpun terindikasi berbuat kemungkaran. Sulit bisa diterima jika individu beraktifitas dengan tenang sementara aktifitas yang dilakukan berlabel dosa dan maksiat. Jika perbuatan dosa dan maksiat itu dapat menyenangkan atau bahkan Majalah El-Nilein
menenangkan individu maka sifatnya ha- tidak diberi tahu bahwa yang akan nya sesaat untuk kemudian akan beraki- diperdengarkannya adalah Al-Qur’an. bat penderitaan, keresahan dan depresi. Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni memENERGI SUARA bacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan Selain Al-Qur’an membuat kita meng- dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responingat Allah, mendengarkan bacaan Al- den mendapatkan ketenangan sampai Qur’an juga bisa menjadi obat penurunan 65% ketika mendengarkan bacaan Aldepresi dan kesedihan serta memper- Qur’an dan mendapatkan ketenangan oleh ketenangan jiwa dan menangkal hanya 35% ketika mendengarkan baberbagai macam penyakit. Dr. Ahmed hasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Al-Qadhi yang seorang dokter ahli jiwa ini melakukan penelitian dengan ditun- Al-Qur’an memberikan pengaruh bejang melalui bantuan peralatan elektron- sar jika diperdengarkan kepada bayi. ik terbaru untuk mendeteksi tekanan da- Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayarah, detak jantung, ketahanan otot, dan ti dari Malaysia dalam Seminar Konselketahanan kulip terhadap aliran listrik. ing dan Psikoterapi Islam di Malaysia Hasil uji cobanya itu ia menyimpulkan pada tahun 1997. Menurut penelitiannbahwa bacaan Al-Qur’an berpengaruh ya, bayi yang berusia 48 jam yang kebesar hingga 97% dalam melahirkan padanya diperdengarkan ayat-ayat Alketenangan jiwa dan mengatasi depresi. Qur’an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih Penelitian Dr. Ahmed Al-Qadhi ini tenang. Ini membuktikan bahwa perubajuga dikukuhkan oleh penelitian yang han fisiologis terjadi pada sistem saraf disampaikan dalam Konferensi ke- dari sampel yang mendengarkan pemdokteran Islam Amerika Utara pada bacaan Al-Qur’an ketika sedang dipantahun 1984. Dalam laporan yang dis- tau oleh sistem yang sangat canggih. ampaikan pada Konferensi tersebut dinyatakan Al-Qur’an terbukti mampu Orang yang tenang jiwanya adalah yang mendatangkan ketenangan sampai 97% fungsi-fungsi jiwanya dapat berjalan sebagi mereka yang mendengarkannya. cara harmonis dan serasi sehingga memunculkan kepribadian yang terintegrasi PERUBAHAN FISIOLOGIS dengan baik. Kepribadian yang terintegrasi dengan baik dapat dengan mudah Universitas Boston pernah mempub- memulihakan macam-macam keteganlikasikan hasil penelitian Muhammad gan dan konflik-konflik batin secara sponSahm yang melakukan penelitian ter- tan dan otomatis, dan mengatur pemecahadap 5 orang sukarelawan yang ter- hannya menurut prioritas dan herarkinya, diri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima sehingga dengan mudah akan mendapaorang tersebut sama sekali tidak men- tkan keseimbangan batin, dan jiwanya gerti bahasa Arab dan mereka pun ada dalam keadaan tenang seimbang. Majalah El-Nilein
25
OPINI
Arab Spring, antara Untung dan Buntung Oleh: Falah Aziz
Mahasiswa International University of Africa
Jika kita berbicara tentang Timur Tengah, maka yang
terbesit adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya terdiri dari Asia, Afrika, dan Eurasia. Dari wilayah-wilayah tersebut memang secara budaya saling berdekatan satu sama lain, walaupun biasanya Timur Tengah identik dengan negara Islam. Padahal ada juga wilayah yang bukan termasuk kategori negara Islam seperti, Lebanon yang penduduk muslimnya hanya berkisar 40%. Sejak ditemukannya cadangan minyak mentah pada abad ke-20 di Timur Tengah, menjadikan wilayah Timur Tengah menjadi wilayah yang sangat sensitif dari segi kestrategisan lokasi, politik, ekonomi, kebudayaan, dan keagamaan. Di wilayah ini juga banyak lahirnya agama-agama samawi seperti Yahudi, Nasrani, dan Islam. Dengan adanya harta karun inilah kerap kali wilayah Timur Tengah menjadi primadona bagi negara-negara Barat sebagai lokasi strategis untuk diperah dan diekploitasi sumber daya alamnya. Tentunya dengan watak masyarakat Timur Tengah yang masih kental dengan sistem otoriternya, tidak mudah bagi bangsa Barat untuk bisa masuk ke dalamnya, kecuali dengan memberikan iming-iming berupa nilai-nilai dari Barat 26
Majalah El-Nilein
untuk diterapkan dalam sistem pemerintahannya, seperti sistem demokrasi ala Barat yang ditawarkan kepada negara-negara di Timur Tengah. Dengan adanya semangat ini, wilayah Timur Tengah menjadi pusat kepentingan bagi negara-negara Barat. Kondisi negara Timur Tengah yang penuh konflik dewasa ini menjadi stigma yang melekat dalam pandangan masyarakat global. Dan itu tak lepas dari deretan peristiwa “Arab Spring” yang melanda beberapa negara di Timur Tengah seperti Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, Sudan, hingga Suriah yang setelahnya berkembang menjadi perang saudara dan masih berlangsung hingga saat ini. Selama kurang lebih 10 tahun bergejolaknya perang sipil di Suriah yang telah menewaskan sekitar 500 ribu warganya serta memaksakan setengah penduduk negaranya untuk mengungsi di beberapa wilayah baik dalam maupun luar negeri. Awal mula dimulainya perang sipil ini adalah keinginan rakyat Suriah untuk menjatuhkan rezim Basyar Assad yang otoriter dan membentuk negara yang demokratis. Rezim Assad sendiri sudah berkuasa dari tahun 1962 M namun enggan untuk turun dari tahtanya. Terlepas dari peristiwa Suriah, kita mungkin bisa melihat akar dari rentetan protes yang dimulai dari Afrika Utara. Peristiwa yang dikenal dengan “Arab Spring” sendiri dimulai dari kawasan paling Barat daerah Afrika Utara dan meluas ke Timur. Lalu timbul pertanyaan. Majalah El-Nilein
27
Hal apa yang menyulut terjadinya peristiwa ini? Dan mengapa peristiwa ini bisa menyebar dengan sangat cepat dan masif? Konteks Sejarah Pada abad ke-16, Afrika Utara dikuasai oleh kekaisaran Ottoman, selain diterima oleh rakyat setempat, kekaisaran Ottoman turut membantu mengembangkan pemerintahan local di kota-kota besar. Namun, di pertengahan abad ke-19 satu per satu wilayah Ottoman kecuali Turki dikuasai Eropa. Negara Eropa seperti Prancis menggunakan berbagai cara untuk menguasai Afrika Utara di antaranya adalah; 1. Prancis memastikan ketergantungan ekonomi dari daerah jajahannya. 2. Pengontrolan sistem politik di daerah 28
jajahannya baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Prancis juga mengerahkan militernya untuk melindungi daerah-daerah jajahannya. Dan dari segi sosial, terjadi migrasi besar-besaran dari Eropa ke Afrika, khususnya di daerah Aljazair. Sementara itu, pekerja-pekerja upah rendah Afrika dibawa ke Eropa. Ironisnya Prancis justru memperkenalkan daerah jajahannya dengan sejarah Eropa. Buntutnya, revolusi, pemikiran akan kebebasan, hingga paham ideologi kiri tersebar luas, ditambah lagi dengan ketidakpuasan rakyat. Sehingga upaya untuk mencapai kemerdekaaan menjadi semakin matang. Perbedaan ideologi tidak dipentingkan lagi selama semuanya sepakat untuk Majalah El-Nilein
mengusir penjajah. Satu per satu negara di Timur Tengah mendapatkan kemerdekaannya, baik karena diberikan maupun merebutnya dengan usaha dari rakyat. Era Baru, Masalah Lama Sayangnya, kemerdekaan tidak serta merta menyelesaikan masalah. Pemerintahan yang baru justru menggunakan sistem politik yang dibangun oleh penjajahnya. Faksi-faksi yang dulunya bersatu, kini bersaing untuk mendapat kekuasaan di negara yang baru. Dan masyarakat biasa hanya dijadikan sebagai alat mobilisasi bagi kaum elit. Perlahan-lahan otoritarianisme, korupsi, dan kebijakan ekonomi yang tidak adil meluas ke seluruh wilayah Timur Tengah. Meski demikian, masyarakat masih enggan melawan. Pemerintah masih memungkinkan rezim otoriter untuk merdianggap sebagai yang bertanggung ahasiakan kejahatannya. jawab untuk mengusir penjajahan. Tersulut Api Pada akhir dari abad ke-20, tiga tanta- Pada 17 Desember 2010 seorang berngan bagi rezim-rezim mulai bermuncu- nama Mohamed Bouazizi membakar dirinya dalam rangka memprotes ketilan. 1. Generasi muda yang baru yang tidak dakadilan. Dengan adanya media sosial pernah mengalami penjajahan mulai akhirnya kasus yang terekam ini tersebertambah. Alhasil, propaganda bahwa bar di jejaring sosial dan menjadi viral. pemerintahan tidak bisa salah karena Buntutnya, protes tersebar di seluruh mereka bertanggung jawab dalam men- Tunisia. Korban pun berjatuhan dan gusir penjajahan, tidak dapat diterima aparat yang bertindak represif justru semakin menyulut amarah rakyat. Dengan begitu saja. 2. Korupsi yang merajalela mulai mem- desakan yang terus menerus digulirkan perparah situasi ekonomi dan sosial oleh rakyat Tunisia, kepemimpinan Ben Ali akhirnya berhasil ditumbangkan masyarakat. 3. Globalisasi yang semakin marak tidak Terinspirasi dari Tunisia, warga Mesir pun menggunakan media sosial untuk Majalah El-Nilein
29
Mohamed Bouazizi Seorang pedagang kaki lima yang membakar dirinya dalam rangka memprotes ketidakadilan.
mengorganisir protes pada pemerintahan. Mulai dari grup Facebook dan hashtag. Dan selain media sosial terdapat pemain lain yaitu Al-Jazeera. Sebagai media yang berbasis di Qatar, Al-Jazeera memiliki metode yang unik dibandingkan media-media internasional kala itu. Al-Jazeera mempekerjakan lebih banyak jurnalis lokal yang tentunya lebih fasih dalam penggunaan bahasa lokal. Dan alih-alih mendapatkan sumber dari media resmi pemerintahan, mereka mendapatkannya dari unggahan di media sosial. Alhasil, Al-Jazeera semakin menyebarluaskan konten yang dari awalnya pun sudah viral. Dengan demikian, Al-Jazeera tidak hanya memberanikan para demonstran, namun juga mengundang perhatian dunia yang semakin menekan pemerintahan. Atau di beberapa kasus yang menggulingkan pemerintahan resmi. Dari sinilah Arab Spring semakin tidak terbendung.
30
Memang ada beberapa negara yang berhasil mereformasi sistem politiknya. Ada juga negara yang penguasanya berhasil menurunkan diri. Namun, ada juga negara yang seperti Suriah. Di mana alihalih berhasil, malah terjerumus dalam perang sipil hingga sekarang. Arab Spring membuktikan bahwa rezimrezim otoriter di Timur Tengah belum tentu kebal dari perubahan. Namun, perihal keberhasilan dari gerakan-gerakan ini tentu masih dipertanyakan. Sementara jika memandang efek positif dari Arab Spring sendiri mungkin bisa dilihat dari keberhasilan negara Tunisia. Diukur dari indikator kebebasan pers, Tunisia pada tahun 2012 berada pada peringkat 138 dari 180 negara, dan naik di tahun 2021 menjadi peringkat 78. Begitu pun dalam hal demokrasi, mungkin Tunisia menjadi negara yang memiliki perubahan signifikan dibanding negara-negara yang terkena efek domino dari Arab Spring, seperti Suriah dan Yaman yang masih hanyut dalam perang sipil hingga hari ini.
Majalah El-Nilein
ISTILAH-ISTILAH
Mengenal Secuil Istilah dalam Dunia Kesehatan Mental Oleh: Nailul Rohmatul Muwafaqoh Mahasiswa International University of Africa 1. Anxiety Disorder (gangguan kece- ada bahkan di saat keadaan normal. Jenis dari Anxiety Disorder juga beragam, masan) Rasa cemas kerap kali dirasakan oleh sebagian besar orang, hal itu sangat wajar. Namun beda halnya jika kecemasan itu terjadi secara berlebihan tanpa ada alasan yang kuat, mungkin itu adalah gejala dari gangguan kecemasan atau yang biasa disebut dengan Anxiety Disorder. Meskipun sama-sama merasakan kecemasan, tentunya cemas dan gangguan kecemasan adalah dua kondisi yang berbeda. Gangguan kecemasan akan tetap Majalah El-Nilein
di antaranya: Generalized Anxiety Disorder (ditandai dengan rasa cemas dan tegang yang berlebihan), Panic Disorder (ditandai dengan gangguan panik scara tiba-tiba, keringat berlebih, nyeri dada, sampai detak jantung yang tidak beraturan), Agoraphobia (ditandai dengan perasaan takut dan sering menghindari situasi yang menyebabkan kepanikan), Separation Anxiety Disorder (gangguan kecemasan akan perpisahan yang biasanya dialami oleh anakanak dalam masa tumbuh kembangnya), 31
Social Anxiety Disorder (gangguan kecemasan sosial, biasanya ditandai dengan rasa gugup berlebih ketika berada di tengah-tengah banyak orang), Selective Mutism (gangguan kecemasan yang ditandai dengan anak yang tidak bisa bicara secara tiba-tiba pada waktu tertentu; misalkan hanya pada waktu sekolah), fobia spesifik (ketakutan secara berlebihan pada suatu objek, situasi, atau pada hal-hal tertentu yang umumnya tidak berbahaya), dan gangguan kecemasan karena kondisi medis tertentu. Tanda-tanda dan gejala pada Anxiety Disorder berbeda-beda tergantung dengan jenisnya. Dan untuk menanganinya, dapat diatasi dengan mengurangi faktor-faktor yang mungkin bisa menjadi pemicu timbulnya Anxiety Disorder.
2. Psychotic psikotik)
Disorder
(gangguan
Psikosis atau Psychotic Disorder adalah keadaan mental di mana si penderita mengalami kesulitan dalam membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Kondisi demikian menyebabkan munculnya halusinasi dan delusi. Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada otak yang menyebabkan terganggunya otak dalam memproses informasi. Gangguan ini bisa mengganggu kehidupn penderitanya, oleh sebab itu kondisi ini harus segera ditangani oleh dokter dengan terapi atau pemberian obat-obatan. Psychotic Disorder juga banyak jenisnya, di antaranya: skizofernia, depresi berat, gangguan bipolar, dan gangguan delusi. Pengaruhnya pun beragam, selain dipengaruhi oleh penyakit mental, Psychotic Disorder 32
juga dipengaruhi oleh penyakit yang disebabkan pada gangguan otak atau yang menyebabkan kompilasi pada otak, misalkan: penyakit Parkinson, HIV/AIDS, Sifilis, malaria, penyakit Alzheimer, penyakit Huntington, cedera otak, Lupus, Tumor atau Kista otak, Demensia, Stroke, dan Multiple Sclerosis. Majalah El-Nilein
juga mengalami kesusahan untuk memahami situasi orang lain. Gangguan kepribadian umunya terjadi pada usia remaja atau permulaan dewasa, dan acap kali tidak disadari oleh penderitanya, namun sangat dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya. Gangguan kepribadian sendiri memilki banyak jenis yang digolongkan menjadi tiga kelompok, dan di dalamnya juga dibagi menjadi beberapa jenis. Kelompok A umumnya memiliki perilaku yang aneh dan tidak wajar (di antaranya; gangguan mental skizotipal, gangguan mental skizoid, dan gangguan mental paranoid). Kelompok B memiliki gejala pola pikir dan perilaku yang tidak bisa diprediksi, cenderung dramatis dan emosional (di antaranya; gangguan kepribadian ambang, gangguan kepribadian antisosial, dan gangguan kepribadian histrionik). Kelompok C memilki ciri yang sama yaitu, rasa cemas dan ketakutan (di antaranya; gangguan kepribadian dependen, gangguan kepribadian menghindar, gangguan kepribadian obsesif kompulsif). Gangguan kepribadian bisa diatasi dengan terapi, obat-obatan, atau bahkan rehabilitasi jika sudah parah. Segera hubungi dokter atau psikiater jika mengalami ciri atau gejala yang mengarah kepada gangguan kepribadian.
3. Gangguan kepribadian Gangguan kepribadian adalah gangguan pada mental yang menyebabkan penderitanya memilki pola pikir yang tidak wajar dan sulit untuk diubah, penderita gangguan ini Majalah El-Nilein
4.Post Traumatic Stress Disorder – PTSD (gangguan stres pasca trauma) Gangguan stres pasca trauma adalah kondisi mental di mana tiba-tiba penderita mengalami panik yang dipicu oleh
33
trauma masa lalu. Kondisi ini umum terjadi bagi siapa pun yang memiliki trauma, karena tentu kejadian traumatis adalah hal berat bagi siapa pun. Gejala-gejala yang biasa dialami pada pengidap PTSD adalah seringnya kejadian traumatis membayangi kembali, entah melalui ingatan atau melalui mimpi. PTSD juga menyebabkan adanya perubahan pada suasana hati dan pola pikir yang cenderung menjadi negatif. PTSD ini mampu untuk disembuhkan, jadi lakukanlah pengobatan sejak dini agar PTSD cepat disembuhkan.
5. Mood Disorder (gangguan suasana hati) Mood Disorder adalah gangguan mental yang memengaruhi keadaan emosi seseorang. Lain halnya dengan perubahan mood (mood swing) yang normal terjadi. Mood Disorder menyebabkan seseorang mengalami keadaan emosi yang
34
berlebihan, seperti mengalami kebahagiaan yang ekstrem, kesedihan yang ekstrem, atau keduanya secara bergantian dalam waktu yang lama, dan cenderung pada kondisi yang tidak sesuai dengan keadaan. Gejala-gejala yang dialami oleh penderita Mood Disorder bisa berupa perasaan sedih atau cemas atau hampa yang terus-menerus terjadi, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya minat pada kegiatan yang dilakukan sehari-hari, dan jika sudah parah, maka keinginan untuk bunuh diri juga bisa saja terjadi. Faktornya pun beragam, bisa dari faktor genetik, lingkungan, dan biologis. Jenis gangguan mental ini kerap kali mengancam anak-anak dan umum terjadi. Meskipun demikian, segera pergi ke dokter atau psikiater untuk mendapatkan pengobatan sesegera mungkin. segera pergi ke dokter atau psikiater untuk mendapatkan pengobatan sesegera mungkin.
Majalah El-Nilein
WAWANCARA “Ke Sudan, kok ngambil Psikologi?” Bicara tentang mental health, tentu enggak akan luput dari ilmu psikologi, ya, ilmu yang mempelajari pikiran dan perilaku manusia ini sudah tidak asing lagi di Indonesia. begitu pun di telinga para mahasiswa Indonesia di Sudan. Sudan yang banyak dikenal sebagai negara tujuan para pelajar Indonesia untuk studi ilmu Islam. Ya, ilmu Islam bukan ilmu umum. Tapi tau enggak, sih, ada mahasiswa Indonesia di Sudan yang memilih jurusan psikologi di kampusnya. Kenapa psikologi? Bagaimana kualitas studinya? Apa kelebihan dan kekurangannya? Pada kesempatan kali ini kru redaksi Majalah El-Nilein berkesempatan mewawancarai Saudara Bani Arijan, mahasiswa International University of Africa (IUA) Sudan yang mengambil jurusan psikologi. 1.Salam, Kak Bani. Kita mulai dari perkenalan diri dulu, ya, hehe. Boleh Kak Bani kenalin diri dulu kepada para pembaca kita? Halo, sobat El-Nilein. Salam kenal. Perkenalkan, nama saya Bani Arijan, mahasiswa jurusan psikologi semester 7 International University of Africa (IUA) Sudan. Saya mahasiswa kedatangan 2017. Di angkatan 2017, saya satu-satunya mahasiswa yang mengambil juruMajalah El-Nilein
35
san psikologi. Pernah menjabat sebagai Dibilang sulit, sih, enggak juga, ya, munPresiden PPI Sudan periode 2020/2021. gkin lebih ke ‘tertantang’, tertantang untuk memainkan insting bahasa. Se2. Pada pemilihan jurusan fakultas benarnya sesederhana berbahasa di Adab (Sastra), Kenapa, sih, anda pondok dulu aja, sih; kosakatanya dihamengambil jurusan psikologi diband- fal dan dipraktikkan. Bedanya, ditambah ing jurusan bahasa Arab yang may- insting penempatan kosakata tersebut oritas masyarakat Indonesia ambil? untuk apa. Karena terkadang ada satu kata yang penggunaannya tidak hanSederhana aja, sih, karena ingin belajar ya pada satu makna. Contohnya ‘’ضغط dan mendalami sesuatu yang baru. Psi- yang dalam penggunaan sehari-hari bekologi bagi Saya merupakan hal baru, rarti ‘tekan’, sedangkan dalam ilmu psiadapun jurusan bahasa Arab, bagi Saya kologi kata tersebut bisa berarti ‘stres’. tekanan dengan bahasa itu untuk dipraktikkan sehari-hari. Karena kan ada korelasinya. Pun di jurusan psikologi yang saya ambil, stres kegiatan belajar mengajar hingga berdiskusi berbahasa Arab. Jadi psikologin- 5. Ada enggak, sih, bacaan Psikologi ya dapet, bahasa Arabnya juga dapet. lain yang antum baca selain modul kuliah yang disediakan dosen kam3. Satu kelas di jurusan Anda ada be- pus? rapa orang, sih? Yang ane tau kan antum sering diskusi dan belajar bareng Jelas, pasti ada. Saya terbiasa memsama Wadhoh si orang Yaman tiap baca buku-buku psikologi modern yang berbahasa Inggris. Ilmu psikolosebelum ujian. gi kan ilmu yang mempelajari tentang Sekelas kita ada 17 orang, 2 orang perilaku dan mekanisme pikiran atau asia dan sisanya orang Afrika. Ya akal manusia, karena manusia selasaya dengan Wadhoh itu lah yang lu berevolusi dengan teori dan akalnAsia, makanya kita berdua aja, ya mengikuti kemodernan yang ada. tuh, sering diskusi bareng. Haha. Karenanya, ilmu psikologi akan selalu berkembang. Sedangkan modul kam4. Wah, keren ya, diskusinya serba pus yang tersedia merupakan psikologi serbi bahasa Arab. By the way, di ilmu klasik dan hanya berupa rangkuman. psikologi tentu, dong, antum nemuin istilah-istilah psikologi berbahasa 6. Kak Bani, kelebihan dan kekuranArab. Istilah-istilah tersebut menyulit- gan studi ilmu psikologi di Sudan kan pemahaman antum dalam pelaja- dengan studi di Indonesia apa, sih? ran enggak, sih?
36
Majalah El-Nilein
Kelebihan studi di Indonesia tentunya akan lebih mudah memahami pelajaran, ya, karena belajarnya dengan bahasa Indonesia. Ditambah lagi studi di Indonesia, di samping mempelajari teori, praktik pun sering di kedepankan. Berbagai upaya banyak dikerahkan kampus seperti praktik magang di rumah sakit ataupun praktik sebagai konseling di sekolah. Sedangkan di kampus International University of Africa (IUA) tidak memperbanyak praktik, kampus pun tidak banyak memfasilitasi. Paling hanya dengan wawancara dan studi kasus melalui statistik, itupun dilakukan karena inisiatif mahasiswanya.
sepertinya implementasi ilmu psikologi anda banyak dialokasikan ke organisasi, ya? Terutama ketika anda menjadi Presiden Persatuan Pelajar Indonesia Sudan periode 20/21?
Jelas, karena kan salah satu tujuan saya berorganisasi ialah untuk bersosial. Kala itu saya belajar untuk memahami kepribadian diri sendiri. Ketika kita terbuka dan menunjukan kepribadian diri sendiri kepada orang lain, maka kita bisa mengetahui bagaimana orang lain merespon. Keragaman suku dan budaya berikut karakteristik mahasiswa amat memberi banyak pandangan dan pengalaman yang berharga. Adapun kelebihan studi di IUA, selain Akan lebih mudah menemukan solusi pembelajaran berbahasa Arab, den- ketika kita terjun langsung, itulah praktik gan kurikulum yang ditetapkan, para dari ilmu psikologi yang saya dapatkan. dosen biasa mengaitkan mata pelajaran dengan ruh yang mana sumbern- 8. By the way, apa, sih, perbedaan ya dari Al-Qur’an dan Hadis sehingga yang paling mencolok antara psikoloketika mempejarinya membuat saya gi Islami dan psikologi non-Islami? lurus dan tenang. Hal semacam ini lah yang membuat saya tidak berpikir liar. Perbedaan paling mencolok antara keduanya adalah dalam memahami Sama halnya seperti dosen saya ke- hakikat kodrat manusia. Dalam konsep tika mengajar mata kuliah qonun (un- psikologi non-Islami; logika selalu di dang-undang), ketika sedang memba- kedepankan dan manusia menciptakan has suatu persoalan, tapi nantinya malah perilaku dan sifatnya. Adapun dalam jadi kisah-kisah Nabi. Unik, sih, jadi stu- konsep psikologi Islami; akal manusia itu di apapun di Sudan, mesti selalu diko- terbatas, keterbatasan itu disampaikan relasikan dengan ilmu agama yang me- oleh wahyu dan dalam konsep hakikat nenangkan, sehingga banyak hikmah. kodrat, Islam mempercayai kalau Tuhan lah yang menciptakan perilaku dan si7. Pun, jikalau tidak mendapatkan fat manusia, bukan manusia itu sendiri. banyak praktik di kampus, Saya lihat
Majalah El-Nilein
37
9. Bicara tentang mental health kawan-kawan mahasiswa Sudan nih, dengan berbagai dilema problematika yang mereka hadapi. Kira-kira apa, sih, pandangan psikologis yang dapat anda tangkap? Yang saya amati, teman-teman mahasiswa Sudan itu memiliki idealisme dan harapan yang besar. Ketika orang memiliki hal tersebut hidupnya akan tenang dan banyak mengabaikan pahitnya realita, ya dalam keadaan ini, berarti pahit dan susahnya di Sudan. Tentunya, dibarengi dengan usaha dan ikhtiar masalah-masalah yang dapat dia hadapi juga. Selama hal yang mereka hadapi mampu dihadapi, mereka akan terus berusaha dan berikhtiar. Adapun hal-hal yang tidak dapat mereka atasi, seperti perkuliahan yang kurang jelas, melambungnya harga kebutuhan. Idealisme mereka membuat mereka yakin untuk tetap tenang. Ya, seperti itulah keadaan umum mental health mahasiswa Sudan, dan mungkin Timur Tengah secara umum. Terlebih lagi kebersamaan dalam susah dan senang bersama teman seperantauan selalu menguatkan langkah mereka.
10. Ada enggak, sih, niatan anda untuk mengambil magister melanjutkan studi psikologi? Tentu, layaknya sarjana kedokteran yang ilmunya masih bersifat umum, lalu di tingkat magister baru mengambil cabang yang lebih spesifik, begitu pun ilmu psikologi. Di ilmu psikologi sendiri ada sekitar 360 cabang ilmu. Jikalau Allah mengizinkan, saya ingin melanjutkan studi di tempat yang fasilitasnya terpenuhi berikut memperbanyak praktik lapangan, seperti di Eropa, di Negara Teluk, ataupun Asia Timur. 11. Boleh, dong, Kak, kalimat penutup dari Kak Bani. Sebagai mahasiswa asing yang belajar di negara tertentu, pasti kita harus mempelajari banyak hal, terutama culture shock. Di mana pun kita berada, janganlah sampai mengabaikan tiga hal yang mesti diperhatikan agar mendapatkan mental yang sehat: Pertama; kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya. Kedua; kepekaan lalu kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Ketiga; Membuat lingkungan yang baik.Hili perfectui peret is, Patum es hossulius b
“Dengan ketiga hal tersebut, ketenangan jiwa dan kecerdasan intelektual bisa didapatkan. Jikalau mental dan jiwa raga sudah sehat, insyaallah perlahan dan pasti tujuan hidup akan tercapai.”
38
Reporter : Arya Kurniantoro Mahasiswa International University of Africa Narasumber : Bani Arijan Mahasiswa International University of Africa
Majalah El-Nilein
MUSLIMAH
Zakiah Daradjat, Sosok “Nyai Psikologi” Indonesia Oleh: Laili Maya Ramadani Mahasiswa International University of Africa
Psikologi
merupakan ilmu yang berfokus pada tingkah laku, mental, dan kepribadian manusia. Ilmu psikologi yang berasal dari Yunani Kuno ini menjadi ilmu yang sangat popular dan banyak diminati oleh masyarakat dunia akhir-akhir ini. Sebelum resmi menjadi ilmu psikologi yang memiliki metode-metode dan jenis-jenisnya sendiri, psikologi merupakan cabang ilmu dari filsafat dan ilmu faal. Maka dari itu, tak heran jika pembahasan ilmu psikologi banyak membahas tentang teori dari kedua ilmu tersebut. Pola tingkah laku masyarakat lama dan masyarakat modern sungguh sangat berbeda, penanganan akan masalah-masalah tingkah laku juga sangat berbeda. Zaman dahulu sangat sulit menemukan para pakar dan ahli pada bidang ini. Berbeda halnya dengan zaman sekarang yang sangat banyak peminat dan tokoh di bidang psikologi. Menjadi suatu ilmu yang tak pernah luput dari pembelajaran di universitas-universitas di Indonesia, tentunya pencapaian ini juga dipelopori oleh para tokoh psikologi terbaik di In-
40
Majalah El-Nilein
Zakiah Daradjat
merupakan salah satu dari tiga tokoh psikologi terbaik di Indonesia selain Prof. Dr. R. Slamet Imam Santoso dan Prof. Dr. Fuad Hasan. Zakiah Daradjat merupakan sosok ulama dan muslimah yang selama puluhan tahun membagikan ilmunya kepada masyarakat, mengajar, menulis, dan menekuni pelayanan konsultasi keluarga. Sosoknya yang sederhana namun mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi kepada masyarakat, sangat dicintai dan dihargai oleh masyarakat, serta mendapatkan kepercayaan untuk menduduki posisi-posisi penting di Kementerian Agama kala itu.
donesia, salah satunya adalah Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat yang merupakan pelopor psikologi Islam di Indonesia. Sosok Zakiah lahir di tengah-tengah keluarga yang memiliki kondisi agama yang sangat kuat. Ayahnya bernama H. Daradjat Husain yang aktif dalam organisasi Muhammadiyah dan ibunya bernama Rafiah adalah anggota Sarekat Islam. Ia adalah anak tertua dari sebelas bersaudara, lahir di Kota Marapak, Kecamatan Ampek Angkek, Bukittinggi, Sumatera Barat pada 6 November 1929 dan wafat pada 15 Januari 2013 di Jakarta, yang saat itu ia menginjak usia 83 tahun. Ia telah menghabiskan waktunya kurang lebih selama 30 tahun sejak 1964 hingga 1994 untuk berkarier di Departemen Agama Republik Indonesia sebagai sosok santri pertama yang mendapat gelar sarjana di luar negeri dalam bidang psikologi. Ia mengenyam pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah
Majalah El-Nilein
atasnya di Bukittinggi hingga akhirnya ia berani untuk meninggalkan kampung halamannya untuk menempuh pendidikan di jenjang perkuliahan. Zakiah kemudian merantau menuju Yogyakarta dan melanjutkan studinya di Fakultas Tarbiyah PTAIN Yogyakarta. Setelah menyelesaikan studinya di sana, ia mendapatkan tawaran untuk melanjutkan studinya di negeri yang terkenal akan julukan “Negeri Kinanah”, Mesir. Ia mengambil jurusan Special Diploma for Education University Faculty of Education Cairo (1958). Setelah itu, ia melanjutkan studinya ke jenjang magister di spesialisasi mental hygiene di Universitas Ein Shams, Kairo, Mesir (1959). Saat itu, ia sudah sering melakukan praktik di klinik kejiwaan di almamaternya sambil berjuang menyelesaikan studi program doktoralnya di universitas yang sama. Akhirnya Zakiah berhasil meraih program doktor di bidang psikologi pada tahun 1964.
41
Setelah bertahun-tahun menempuh pendidikan di luar negeri, akhirnya Zakiah kembali ke tanah air tercinta. Ilmu-ilmu yang didapatkannya selama mengenyam pendidikan menjadikannya sosok yang dibutuhkan di kalangan masyarakat. Setelah menempuh studinya, ia bekerja di Kementerian Agama. Menteri Agama saat itu, Saifuddin Zuhri, mengetahui kualitas sosoknya yang menyarankan agar membuka klinik konsultasi di Kementerian Agama. Sejak saat itu, Zakiah aktif berdakwah, menerima layanan konsultasi kejiwaan, dan menasehati orang-orang. Begitu banyaknya orang-orang yang terbantu akan kehadirannya. Zakiah yang awalnya hanya menerima konsultasi beberapa kali dalam seminggu kemudian menerima konsultasi klien di setiap harinya hingga ia pun membuka praktik di kediamannya sendiri dengan jadwal konsultasi 3 sampai 5 orang per harinya. Tidak seperti psikolog lainnya, Zakiah menggunakan pendekatan agama Islam sebagai solusi atas keluhan para kliennya yang kebanyakan adalah kaum perempuan. Ia juga menerapkan ilmunya mengenai psikologi untuk memberi pembinaan kepada masyarakat mengenai akan pentingnya pendidikan Islam dalam kesehatan mental. Konsep yang selalu Zakiah gunakan adalah dengan mengedukasi masyarakat bahwa dalam pendidikan Islam terdapat dimensi manusia yang dapat menjangkau kehidupan dunia dan akhirat, pendidikan Islam dapat memperhatikan perilaku 42
Majalah El-Nilein
manusia, dan pendidikan Islam terus ada seumur hidup. Dalam buku berjudul “Ilmu Jiwa Agama”, Zakiah menuliskan bahwa konsep pendidikan Islam dan kesehatan mental kiranya cukup menjadi sasaran untuk menggambarkan masalah peran pendidikan Islam dalam kesehatan mental. Atas dasar pemahaman tersebut, Zakiah memandang bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental bukan hanya bersumber dari Al-Quran dan hadis yang sudah tentu jadi pedoman kehidupan, tetapi juga pendapat pakar dan pemikiran modern tentang kesehatan mental. Zakiah Daradjat merupakan sosok perempuan inspiratif yang sangat langka untuk ditemui pada saat itu. Menjadi seorang psikolog yang juga sekaligus pendakwah menjadikan sosoknya sebagai “Nyai Psikologi” di kehidupan masyarakat sekitarnya saat itu. Pengabdiannya pada masyarakat setelah usai masa studinya pun terus berlanjut hingga ia menemui ajalnya pada 2013 lalu. Semoga perjuangan sosok Zakiah Daradjat masih terus berlanjut hingga nantinya banyak terlahir sosok “Nyai Psikologi” lain yang bahkan lebih hebat dari beliau, memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat, serta tetap menjadikan agama sebagai pedoman hidup dan solusi penyelesaian masalah.
Majalah El-Nilein
43
44
Majalah El-Nilein
Majalah El-Nilein
45
RESENSI
Dr. Frost Oleh: Zaid Abdul Aziz Mahasiswa International University of Africa
Assalamu’alaikum bagaimana kabarnya kawan-kawan? Gimana kabar liburannya? Sudah namatin film apa aja di liburan kali ini? Di edisi kali ini aku mau ngerekomendasiin film bagus buat kalian. Karena di edisi kali ini bertemakan Mental Health maka aku mau ngerekomendasiin film Dr. Frost. Sebenarnya banyak yang rekomendasiin film seperti Joker, Beautiful Mind, Girl Horse, Brain on Fire, Wholesome, Shutter Island, dan lain-lain, tapi kali ini kita bahas drakor dulu aja kali ya. Judul : Dr. Frost Pengarang : Heo Ji-young Sutradara : Sung Yong-il Pemeran : • Song Chang-ui sebagai Baek Nambong • Jung Eun-chae sebagai Yoon Sung-ah • Lee Yoon-ji sebagai Song Sun • Sung Ji-roo sebagai Nam Tae-bong • Choi Jung-woo sebagai Chun Sangwon • Lee Hee-jin sebagai Yon An-na • Yoon Jong-hoon sebagai Kang Jinwook • Yoo Gun sebagai Bae Doo-han • Kim Ga-young sebagai Da-rae • Yeo Ui-joo sebagai Yong-ho • Kim Pub-lae sebagai Park Do-chul • Lee Si-won sebagai Song Sul (adik perempuan Song Sun) Tanggal tayang : 23 November 2014 – 01 Februari 2015
Majalah El-Nilein
47
Serial film Dr. Frost merupakan sebuah film yang diadaptasi dari sebuah WEBTOON dengan judul yang sama, yang pertama kali tayang pada 23 November 2014. Song Chang-ui sukses memerankan perannya sebagai karakter utama, yaitu seorang profesor psikologi dengan kepribadian yang dingin tanpa emosi. Song Chang-ui alias Baek Nam-bong atau Dr. Frost, yang kembali bekerja di pusat konseling di kampus, menarik perhatian para penonton, yang mana di awal film ia bekerja sebagai bartender pada malam hari. Baek Nam-bong bersama dengan Yoon Sung-ah (Jung Eun-chae) yang seorang asisten di pusat konseling membantu para klien mereka untuk memecahkan masalah psikologi yang mereka hadapi. Dr. Frost sendiri merupakan profesor psikologi yang sangat cerdas dan mampu membantu klien-klien mereka, bahkan Nam Tae-bong (Sung Ji-roo) yang merupakan seorang detektif sering kali meminta bantuannya untuk memecahkan beberapa kasus kejahatan, tentunya dengan ilmu psikologi. Film ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya kesehatan mental yang dapat mempengaruhi beberapa hal, termasuk gaya hidup dan perilaku. Ayo untuk kalian yang masih libur dan punya stok kuota melimpah bisa menonton serial ini. Mental health is an important thing that must be taken care of by us. Stay healthy, See you on the next part on El-Nilein Magazine 48
Majalah El-Nilein
SASTRA
Merelakan Oleh: Suprianto Mahasiswa University of the Holy Qur’an and Tasheel of Science, Madani
“Nak, kamu laki-laki. Tidak boleh sedih. Hari esok akan lebih keras lagi. Harus kuat dan siap menghadapi apapun. Ibu tidak akan rindu, ibu tidak akan sedih dengan kepergianmu ini. Tidak akan ada yang sedih. Intinya harus ingat tujuan. Tidak lain semata-mata hanya untuk menuntut ilmu, ilmu, dan ilmu.”
50
Majalah El-Nilein
Pagi itu ombak berdesir menghempas
pantai. Buih-buih memutih mengapung tiap kali terhempas ombak. Sekejap hilang dan timbul bergantian dengan irama tarikan ombak. Cuaca terlihat cerah. Sesekali burung-burung beterbangan mengitari pohon kelapa yang menjulang ke arah laut lepas. Pandanganku tertuju pada besi berukuran raksasa di ujung pelabuhan. Besi yang dapat menampung ratusan orang dari berbagai penjuru. Hanya tersisa ratusan menit sebelum nantinya aku harus merelakan kampung halaman yang telah membesarkan sosokku. Aku yang ada pada ruang dan waktu sebuah perjalanan, mencoba bermimpi tentang keindahan yang didambakan. Udara segar yang harus terus diperjuangkan. Bagai dua roda yang saling menopang untuk keseimbangan, berputar dan terus berputar hingga sampai pada titik kayuhan yang perlahan akan melemah pada prinsip yang tertanam kokoh. Kehidupan manusia antara lahir dan mati. Kulihat orang-orang dari berbagai penjuru pulau mulai berdatangan, hendak memadati pelabuhan tempat kapal-kapal berlabuh. Mobil-mobil dengan muatan yang menggunung berbaris rapi di seberang kapal. Menunggu giliran pembongkaran muatan. “Nak, nak!” Suara ibuku dari kejauhan sana, berjalan perlahan ke arahku. Dengan kerudung hitam panjang yang menjuntai, wajah yang berpeluh keringat, dan senyum lebar dengan tatapan penuh arti. Segera saja aku bangkit dari duduk lama yang berkelut dengan ribuan angan dalam kolam kepala, bergegas menghampiri ibu yang menenteng dua kantong plastik beri-
Majalah El-Nilein
51
si nasi dan lauk-pauk. “Ibu dari mana saja basah kuyup dengan keringat begini?” Aku bertanya sembari menyambar dua kantong plastik yang ada di tangan ibu. “Itu tadi, nak. Gas di rumah tiba-tiba habis saat memasak tumis terong kesukaanmu. Jadi, tabung gasnya ibu tukar dulu dengan yang baru di warung seberang. Nanti jangan pelit, ini makanannya harus dibagi-bagi juga ke penumpang lain.” “Iya, bu!” sahutku enteng. “Tuuut! Tuuut!” bel kapal berbunyi dua kali. Pertanda kapal akan segera berangkat 15 menit mendatang. Kupandangi lekat-lekat moncong kapal. Memperhatikan seorang ibu dan anak yang saling berpelukan. Pelukan pertanda pergi dan sebuah kepulangan yang diharapkan. Begitulah tradisi di tanah kelahiranku. Ketika telah menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah dasar, maka saat itulah waktu yang tepat untuk meninggalkan kampung halaman. Kampung halaman yang terletak di sebuah pulau jauh dari perkotaan. Jangankan untuk menikmati kenyamanan berselancar di dunia maya, jaringan telepon seluler dan listrik pun masih belum merata.
“Nak, coba tatap ibu!” Ucap ibu dengan tangan yang mendarat di pundakku. Aku segera menundukkan kepala, enggan untuk menatap ibu. Entah mengapa, aku takut akan air mata yang bisa saja sewaktu-waktu menetes. “Nak, kapal sebentar lagi berangkat. Ibu mau bicara.” “Sebentar bu!” Sahutku dengan penuh pengertian. Aku sibuk mengondisikan air mata. Aku tidak ingin terlihat sedih di mata orang-orang terutama ibu. Perlahan namun pasti, aku memberanikan diri menatap ibu. Cukup lama tanpa kata. Ibu membalasnya dengan senyuman yang teramat tulus. “Nak, kamu laki-laki. Tidak boleh sedih. Hari esok akan lebih keras lagi. Harus kuat dan siap menghadapi apapun. Ibu tidak akan rindu, ibu tidak akan sedih dengan kepergianmu ini. Tidak akan ada yang sedih. Intinya harus ingat tujuan. Tidak lain semata-mata hanya untuk menuntut ilmu, ilmu, dan ilmu.” Kupeluk ibuku erat-erat, kuciumi dahi dan pipinya. Kemudian kupegang tangannya, kucium lagi untuk ke sekian kalinya. Setelah cukup, tak lupa aku berpamitan ke sanak saudara.
52
Majalah El-Nilein
“Ibu, aku pergi dulu.” “Iya!” Balas ibu singkat. Tas ransel ku gendong di atas kedua pundakku, kudorong koper perlahan memasuki kapal sambil sesekali menoleh ke belakang. Memandangi ibu dan sanak saudara yang ikut mengantar kepergianku. Kumantapkan hati, melangkah memasuki kapal. Berjalan menyusuri deretan kasur, menaruh barang-barang bawaan pada kasur yang terletak di pojok ruangan. Aku duduk dan terdiam sejenak. Setelahnya, segera saja aku bergegas menuju bagian atas kapal. Kuperhatikan dengan teliti ke arah kerumunan orang-orang di pelabuhan. Tidak kutemukan lagi sosok ibu yang sedang berdiri di sana. Ibu menghilang dari pandanganku. Hanya sanak saudara yang berdiri teratur di antara kerumu-
Majalah El-Nilein
nan. Ibu memang selalu demikian. Aku bahkan hampir tidak pernah melihatnya menangis. Dalam perjalanan melintasi pulau-pulau yang ada di bagian tengah itu, aku teringat perkataan paman di kampung, “Dari hal sederhana, kau bisa memulai segala hal yang kau sebut tidak mungkin.” Kata itu cukup masuk akal bagiku, sebagai sosok manusia yang baru saja menginjak usia 12 tahun dengan berbekal pengalaman yang masih jauh dari kata ada. Buta arah dan selalu bertanya-tanya. Berhari-hari aku dan penumpang kapal terombang-ambing di laut lepas. Singgah dari pulau satu ke pulau yang lain. Sepanjang perjalanan, penumpang disuguhkan pemandangan yang cukup memanjakan mata. Mulai dari keindahan pasir pantainya yang dihiasi deretan pohon kelapa, pemandangan rumah apung yang membentuk lingkaran, hingga ke53
jernihan air lautnya. Saking jernihnya, orang-orang dapat melihat terumbu karang yang berwarna-warni dan ikan-ikan yang menggemaskan di dasar laut. Dari perjalanan laut, darat, hingga udara sudah kulalui satu persatu. Dan tepat di hari senin 2012, aku menginjakkan kaki di Surabaya. Tepatnya di Bandar Udara Internasional Juanda. Hanya seorang diri berbekal arahan paman lewat telepon dari kejauhan sana “Makassar”. Suasana kota Surabaya begitu padat, kendaraan tak henti-hentinya keluar-masuk bandara. Gedung-gedung menjulang tinggi, dan pesawat yang lepas landas serta bisa dilihat dari jarak dekat. Puas memperhatikan sekeliling, aku segera mencari kendaraan dengan tujuan salah satu kota di Jawa Timur. Hampir setengah jam aku mengelilingi parkiran bandara dengan hanya bermodalkan nekat dan berani, bertanya sana-sini, hingga pada akhirnya aku menemukan kendaraan dengan tujuan yang sesuai. “Pak, aku mau pergi ke salah satu kota di Jawa Timur ini,” ucapku sangat hati-hati. “Oh, iya dek. Satu arah dengan tujuan kami. Hanya saja, kami lebih jauh melintasi satu kota selanjutnya,” timpal bapak itu. “Jadi, bisa pak?” “Tentu bisa, dek. Mana barang-barang bawaanmu?” “Itu pak!” Aku menunjuk ke arah pohon kecil di antara mobil sedan yang sedang terparkir di pojok kanan parkiran bandara. Tanpa menunggu lama, aku dan bapak supir berjalan ke arah yang kutunjuk. Mendorong koper, mengangkat tas ransel, dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil. “Sungguh perjalanan yang cukup melelahkan,” gumamku dalam hati. Sepanjang perjalanan, kulihat dari balik jendela mobil; rumah-rumah berderet mengikuti pola jalan raya, 54
Majalah El-Nilein
warung makan tumpah ruah di pinggiran jalan, serta beragam pemandangan yang asing di mataku. Beberapa jam berlalu, tibalah aku di kota tujuan “kota santri”. Pada mulanya, dalam bayanganku pesantren adalah wadah yang lebih berfokus mendalami “ilmu silat”. Nyatanya, aku keliru. Pesantren lebih berfokus pada pendalaman ilmu agama. Pesantren yang akan aku masuki bukanlah demikian seperti dalam bayangan. Bertahun-tahun aku menimba ilmu di pesantren dan beragam cerita terlalui. Mulai dari menghadapi kepolosanku sendiri, hingga pada tahap yang lebih rumit tentang kehidupan. Bagaimana tidak polos, pada tahun-tahun awal di pesantren, aku masih belum mengenal dengan yang namanya “cara berkirim uang antar bank”. Sampai pada saat itu, aku sempat berspekulasi, bahwa nanti ketika ibuku ingin mengirimiku uang dari kampung, ibuku harus mempunyai burung merpati terlebih dahulu. Yang nantinya uang yang akan dikirim, diikat pada kaki merpati, kemudian diterbangkan ke Jawa. Majalah El-Nilein
55
Middle East Map