KRU LEMBAGA EL-NILEIN 2022-2023 DIREKTUR
ZAID ABDUL AZIZ SEKRETARIS
KUNI ABIDA KAMILA BENDAHARA
MUHAMMAD NUR WAHID ATIK FITRIYATI PIMPINAN REDAKSI
MUHAMMAD HASAN ALBANNA STAF REDAKSI
NAILUL ROHMATUL MUWAFAQOH MUNA SYAHIDAH RAJA JULIANSYAH ZAINUN BETHAN MUHAMMAD RAYYAN HIDAYAT ARIBAH ALFAWWAROH NOVA ROSAWANDA MUHAMMAD NAJMUDDIN ABDUL AZIZ SAIFURRAHMAN LOBY PANGESTU STAF MEDIA DESIGNER
TENGKU RAHMAD KHILDA NADHROTUL WUJUH WAHDATUL HIJJATI LAYOUTER
MUHAMMAD HANIF MU’AFA ROSYIDA NOOR ALFAENI PODCASTER
DANIEL ZIA ULHAQ MUHAMMAD AL-HAFIZ KURNIA NUR KHODIJAH
SALAM REDAKSI Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh Segala puji dan syukur selalu tercurahkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang mengajarkan manusia ilmu dan memerintahkan untuk membaca. Sholawat dan salam selalu terhaturkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam selaku nabi penutup yang menyampaikan risalah kepada seluruh umat manusia. Semoga kita termasuk ummatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak. Setelah di majalah edisi sebelumnya kami menyajikan sebuah tema mengenai negara Timur Tengah dengan salah satu persoalan yang dihadapi oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yaitu terkait kesehatan mental, kali ini kami akan memberikan berbagai ulasan menarik menyoal kompetensi lulusan negara Timur Tengah ketika kembali ke tanah air dalam menyelesaikan berbagai permasalahan ,terutama dalam panggung akademis. Seperti yang kita ketahui, fenomena sering tersingkirkannya lulusan negara Timur Tengah dari kancah akademis di Indonesia tentu menjadikan perhatian menarik untuk dikaji, khususnya oleh para mahasiswa Timur Tengah yang masih melakukan studi di negeri dengan bahasa arab sebagai alat pembelajaran. Bermacam penelitian, ulasan, dan gagasan akan dituangkan dalam majalah edisi kali ini dengan mengangkat judul “Ustadz Lc Vs Everybody”. Semoga pembaca dapat menikmati sekaligus merenungi tulisan-tulisan di majalah kali ini sebagai tambahan wawasan terkait fenomena sulitnya sebagian mahasiswa Timur Tengah dalam berkompetensi ketika pulang ke Indonesia. Selamat membaca! Terima Kasih
URFA SALSABILATUL JANNAH
2
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
MAJALAH EL-NILEIN 04 KAJIAN UTAMA I
LULUSAN TIMTENG DALAM PERCATURAN INTELEKTUAL GLOBAL
12 KAJIAN UTAMA II
PARADOKS LULUSAN NEGARA TELUK DAN BARAT
32 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
36 CERPEN I
SABAR DITENGAH COBAAN
20 OPINI I
REVITALISASI POLA PIKIR MAHASISWA TIMUR TENGAH
40 CERPEN II
THE MAN FROM THE DESERT
SEJARAH SINGKAT DINASTI ABBASIYYAH
48 KESUDANAN
HIDUP DI SUDAN TANPA SEHAT FISIK,JIWA DAN ROHANI ITU NGGAK GUNA!
53 LIPUTAN KHUSUS PELAYAN MANUSIA
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
24 OPINI II
KOMPARASI PELAJAR TIMUR TENGAH ANTARA ZAMAN OLD DAN ZAMAN NOW
30 MUSLIMAH CORNER
SAATNYA MUSLIMAH BERPERAN, BUKAN BAPERAN
44 WAWANCARA JANGAN MAKAN AYAM DI KULKAS HARAM YAGESYA
47 SASTRA
DUA NIL DAN SEISINYA
59 RESENSI
IMAN: “WHEN FAITH AT THE CROSSROAD”
3
KAJIAN UTAMA
Middle East Graduates; Lulusan Timteng dalam Percaturan Intelektual Global Oleh: Muhammad Najmuddin
Timur tengah (Timteng) adalah sebutan bagi wilayah yang berada di antara Asia dan Afrika. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia, serta wilayah yang memanjang dari Anatolia (Turki), Jazirah Arab, dan Semenanjung Sinai. Kadang kala disebutkan juga area Timteng mencakup Afrika Barat (Maroko) hingga Pakistan Timur. Wilayah yang sangat luas tersebut membuat Timteng mencakup banyak negara. Di antara negara-negara tersebut merupakan destinasi pendidikan bagi banyak pelajar Indonesia yang ingin mendalami ilmu agama seperti Mesir, Arab Saudi,
4
Yaman dan Sudan. Tidak jarang pula ada juga yang ke Timteng untuk mendalami ilmu umum seperti kedokteran, pertambangan, dan sejarah yang fakultasnya banyak ditemukan di negara-negara teluk (i.e. Qatar, Uni Emirat Arab, dan Kuwait). Tidak heran karena Timteng merupakan wilayah yang pernah sangat maju dan penuh akan sejarah bagi berbagai bangsa dan agama. Menurut data yang dikutip dari UNESCO Institute of Statistics pada akhir 2021, jumlah pelajar Indonesia yang memilih luar negeri sebagai destinasi pendidikannya mencapai 53.604 orang. Menurut data dari
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
PPI Dunia tahun 2020, Timur tengah bersanding dengan negara barat (i.e. Australia, Eropa, dan Amerika) menjadi wilayah terfavorit bagi pelajar Indonesia di luar negeri dengan pelajar hampir menyentuh angka 14.000. Perbedaan background pelajar Indonesia, yang mana mereka ada yang ingin mendalami ilmu agama maupun umum, menjadikan negara-negara timur tengah dan barat semakin tahun semakin bertambah jumlah pelajar Indonesianya. Secara umum, santri dari pondok pesantren memilih Timur tengah untuk mendalami agama. Karena Islam lahir di sana. Sementara mereka yang SMA-nya memilih jurusan IPA contohnya, memimpikan dapat belajar hingga ke Eropa. Karena kajian dan praktek sains sekarang ini memang terpusat di sana. Jumlah yang fantastis dari pelajar di Timteng adalah hal yang positif di mana menjadi bukti banyak pelajar Indonesia memiliki pikiran yang terbuka. Kelebihan belajar di luar negeri jelas dapat membuat mereka dapat bertemu dengan orang-orang dari bangsa dan bahasa yang berbeda, serta pengalaman menempuh pendidikan yang tidak mereka temui di ibu pertiwi. Apalagi kajian Islam serta ulamanya tersebar di sana, belum lagi bahasa Arab yang merupakan bahasa kitab suci Alquran banyak dipraktekkan oleh penduduknya. Di lain sisi, dengan kuantitas pelajar Indonesia yang semakin membludak, banyak permasalahan yang tentu ter-
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
”
Pagi di kampus bareng orang Indo, sore nongkrong bareng orang Indo, dan malam pulang ke rumah bareng orang Indo lagi. Hidup di negeri orang serasa hidup di negeri sendiri. jadi. Akan semakin sering pelajar Indonesia akan membuat lingkungan Indonesia sendiri. Mereka hanya berbaur dengan satu bangsanya yang membuat lupa kalau mereka sedang belajar di Timteng. Pagi di kampus bareng orang Indo, sore nongkrong bareng orang Indo, dan malam pulang ke rumah bareng orang Indo lagi. Hidup di negeri orang serasa hidup di negeri sendiri. Ada juga yang memanfaatkan membludaknya pelajar Indonesia ini dengan membuka usaha. Semakin banyak orang Indonesia, semakin terbuka lebar lapangan usaha. Mau diakui atau tidak, tentu fokusnya akan terbagi antara pendidikan dan ekonomi. Akan sangat mungkin kualitas pelajar Indonesia alumni Timteng dipertanyakan entah itu individu sarjananya atau bahkan almamaternya. Karena penilaian orang terhadap
5
suatu lembaga itu biasanya terarah pada kualitas-kualitas para lulusannya. Apalagi setelah lulus dan pulang dihadapkan dengan intelektual Indonesia lulusan UIN dan kampus lainnya. Sudah terbayang seperti apa kejadiannya. Tentu masalah seperti itu hanya dialami pelajar Indonesia secara partikular. Banyak yang memanfaatkan dari lonjakan pelajar Indonesia ini dan sistem perkuliahan yang tidak ada sesi diskusinya, mereka membuat lingkungan diskusi ilmiah sendiri dengan berbagai tema, cabang ilmu, hingga metode yang variatif dan tentu dibutuhkan setelah pulang ke Indonesia kelak. Lingkungan diskusi semacam ini lah yang telah dan akan terus melahirkan tokoh intelektual Indonesia alumni Timteng. Beberapa minggu lalu, ada diskusi yang menarik antara sarjana Mesir dengan intelektual Indonesia yang kini menjadi dosen di Universitas Notre Dame, Amerika Serikat. Sarjana Mesir tersebut bernama Muhammad Nuruddin, dan yang ia lawan adalah tokoh intelektual yang bukan ecekecek, yakni Mun’im Sirry. Sisi paling menarik bukanlah permasalahan yang diangkat atau kritikan Nuruddin kepada Mun’im Sirry, akan tetapi sisi intelektual dari sarjana Al Azhar tersebut yang mampu menandingi tokoh sekaliber bergelar Ph.D. dari University of Chicago tersebut dan membuat banyak orang melek bahwa sarjana Timteng pun tidak kalah dengan sarjana Barat dalam intelektual. Kritikan Muhammad Nuruddin dapat kalian baca di website pribadinya, Lenteranalar.com. Saking banyaknya kritikan, hingga Nuruddin berencana menjadikannya sebuah buku.
6
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Satu lagi sarjana Timteng yang ingin saya bahas adalah Nora Burhanuddin. Mantan Ketua Tanfidziyah NU Mesir tersebut aktif menulis di laman Facebook pribadinya dengan meng-counter pemikiran-pemikiran yang tidak sesuai manhaj Al-Azhar. Salah satu tulisannya adalah “Seberapa Akurat Metode Barat?” respons tulisan sarjana Barat, Annas Rolli Muchlisin, tentang komparasi metodologi penelitian Barat dengan Timur beberapa minggu lalu. Sekali lagi, sisi paling menarik adalah kita sebagai pembaca menjadi tahu bahwa metodologi Barat yang digaung-gaungkan para orientalis memiliki kelemahan yang fatal.
ing-masing. Tidak mungkin kita menyalahkan ustadz yang membahas fikih, akidah, atau tasawuf, menjadi penyebab orang Indonesia hingga saat ini belum mampu mendarat di bulan. Tidak
Tentu masih banyak sarjana Timteng yang berkompeten yang tidak bisa kita bahas hanya dalam satu tulisan ini. Hanya saja, banyak dari kita yang terlalu mendewakan metodologi penelitian “keren” ala barat yang sangat menarik. Padahal sarjana Timteng sendiri kompetensi dan intelektual mereka itu memiliki ranah tersendiri. Kalaupun ada yang mampu mengomparasikan atau membantah metodologi Barat dengan argumen yang kuat, itu merupakan kelebihan tambahan. Masing-masing memiliki metodologi sendiri, masing-masing memiliki spesialisasi sendiri. Ketika ada santri yang mendalami fikih, maka jangan salahkan mereka sebagai penyebab kemunduran sains Islam. Salahkan saja pelajar yang mengambil jurusan sains. Karena individu dari kita itu memiliki spesialisasinya mas-
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
7
sekalian saja dikatakan ke dokter gigi, “Kenapa Anda sejak dulu cuma mengurus gigi, padahal dunia sedang heboh masalah Corona?” Kritikan terhadap mereka yang belajar agama khususnya yang di Timur tengah pada dasarnya bermuara dari sorotan sarjana muslim Barat tentang geliat intelektualitas yang banyak diperbincangkan di kalangan intelektual Indonesia. Sorotan tersebut mengarah kepada mereka yang belajar di Timteng yang hanya mengerti metode menghafal saja, tidak ada diskusi maupun presentasi penelitian suatu masalah, hingga tidak bisa menganalisis apalagi mencari solusi. Mereka yang belajar di Barat, akan paham metodologi dari pakarnya. Begitulah kira-kira kritikan mereka. Metodologi riset atau biasa disebut technique of scholarship dari Barat memang unggul. Metode ini menggabungkan penguasaan bahasa, sosial, budaya, sejarah,
politik, dan perbandingan agama, dengan kecakapan filologi (fiqh al lughah) serta ketajaman analisis falsafi. Adapun syaratnya, pelajar harus matang secara intelektual terlebih dahulu sebelum benar-benar dianggap mampu memahami metodologi ini. Tidak heran apabila metodologi barat menampilkan kajian yang menarik dan objektif yang mengahasilkan kesimpulan kajian yang (menurut orientalis dan para pengikutnya) membawa kemajuan pengetahuan di dunia Islam. Orientalis yang dalam tulisan ini memiliki istilah para sarjana atau ilmuan Barat yang mengkaji Islam secara intensif dengan tujuan dan proyek tertentu. Pada awalnya, orientalis belajar Islam dalam rangka kebangkitan kembali yang mereka sebut Renaissance. Namun, tujuan mereka tidak sekedar untuk itu, mereka juga mengekspresikan kejahatan agama Islam kepada publik yang mereka salahpahami dari ajaran-ajarannya
“Padahal, metodologi para orientalis hanyalah mengkaji Islam sebagai objek penelitian, tanpa mengkaji lebih mendalam sudut kebenaran absolut yang membuat miliaran pemeluknya hingga kini hidup damai dengan keyakinan Islam. Berbeda dengan ulama Islam yang mengkaji Islam dari perspektif bahwa ajaran ini merupakan kebenaran absolut yang bisa diteliti, dibuktikan, dan dibandingkan dengan ajaran agama lainnya.”
8
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
(Syamsuddin Arif, staiindojkt.ac.id). Padahal, metodologi para orientalis hanyalah mengkaji Islam sebagai objek penelitian, tanpa mengkaji lebih mendalam sudut kebenaran absolut yang membuat miliaran pemeluknya hingga kini hidup damai dengan keyakinan Islam. Berbeda dengan ulama Islam yang mengkaji Islam dari perspektif bahwa ajaran ini merupakan kebenaran absolut yang bisa diteliti, dibuktikan, dan dibandingkan dengan ajaran agama lainnya. Satu contoh saja produk Islam yang tidak ada dalam agama lain serta orientalis enggan menelitinya, yakni tradisi sanad. Banyak sarjana Barat yang meneliti Alquran dengan metodologi mereka sendiri atau dikaji seperti halnya kitab suci mereka sendiri dikaji, lalu memiliki kesimpulan Alquran ada perbedaan dalam penulisan hingga mereka berkesimpulan bahwa kitab suci agama Islam ini tidak otentik. Menurut
Muhammad
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Nuruddin,
ri-
wayat-riwayat yang sering jadi mainan mereka (sarjana Barat) itu hanyalah riwayat-riwayat ahad. Artinya itu hanyalah riwayat yang disampaikan oleh segelintir orang. Sementara Alquran yang kita terima sekarang itu diriwayatkan oleh manusia dengan jumlah yang sangat banyak (mutawatir). Dari saksi pertamanya sampai kepada generasi kita sekarang. Pertanyaannya, akal sehat mana yang bisa menerima kabar segelintir orang sementara di hadapannya ada kabar yang disampaikan oleh banyak orang? (Muhammad Nuruddin, Lenteranalar.com). Bahwa sejak awal, orientalis sudah salah cari variabel. Menurut penjelasan sederhana Nora Burhanuddin, orientalis itu meneliti riwayat Alquran yang tidak mutawatir, lalu menyimpulkan bahwa ada riwayat yang disembunyikan. Jelas ini tuduhan yang dipaksakan. Mirip dengan perumpamaan ada orang Barat yang ngotot menemukan rawon berwarna putih. Kemudian menuduh orang Jawa menyembunyikan versi rawon putih ini.
9
Padahal orang jawa sudah lama mendefinisikan rawon itu hitam. Sebagaimana umat Islam mensyaratkan Alquran haruslah mutawatir. Meskipun sahih sanadnya, tidak akan pernah menjadi Alquran. Itulah yang seharusnya diperhatikan oleh para sarjana Barat dan para pemuja metodologinya. Maka tidak heran beberapa tahun lalu, ada mahasiswa program doktoral yang membuat pernyataan kontroversial tentang “Seks di luar nikah halal” hasil dia meneliti suatu hukum Islam lalu menyimpulkannya menjadi Disertasi yang membahas konsep Milk al Yamin ala Muhammad Syahrur. Si penulis, Abdul Aziz juga mengakui konsep yang ia bahas lahir dari keprihatinan terhadap pembatasan akses hubungan seksual nonmarital. Ia juga berharap ada pembaharuan hukum Islam. Jurnal, skripsi, tesis, bahkan disertasi dari penelitian salah kaprah oleh akademisi saat ini tentu masih sangat banyak. Mereka salah dalam metodologi dan kurangnya pengetahuan tentang agama hingga menabrak konsensus yang telah berlaku. Hal-hal yang telah kita bahas tadi merupakan polemik yang terus ada tanpa henti. Sebagai penuntut ilmu agama, tidak sepatutnya kita menyalahkan tempat di mana orang-orang tuju untuk belajar. Namun juga bagi kita untuk tidak terbawa oleh arus pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan agama, apalagi dibungkus dengan label “Ilmu Pengetahuan dari Hasil Sebuah Penelitian Panjang”. Karena belajar agama
10
yang baik itu perlu dilakukan dengan metode pembelajaran yang baik. Semua ilmu harus dipelajari dari ahlinya. Ilmu Agama juga demikian, bukan asal sembarangan orang. Untuk membendung serbuan intelektual yang amat masif dari para orientalis, kita memerlukan cendekiawan-cendekiawan muslim tidak hanya yang memiliki basis tradisi Islam yang kuat, akan tetapi juga menguasai wacana dan strategi orientalis dalam studi Islam, punya rasa percaya diri sebagai muslim, dan mau bersikap kritis terhadap kajian orientalis. Orangorang seperti Prof. Muhammad Rasjidi almarhum, Prof . Mustafa al-A’zami, atau Prof. Naquib al-Attas boleh dijadikan contoh dalam perkara ini. Kini ditunggu munculnya sarjana-sarjana muslim yang melanjutkan dan mengembangkan apa yang telah mereka rintis (Syamsuddin Arif, staiindojkt.ac.id). Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah masih banyak intelektual Timur tengah yang kompeten dalam bidangnya, tanpa memusingkan standar intelektual dari negara lain. Terbukti dengan apa yang telah kita bahas di atas, metodologi barat sebenarnya memiliki sisi kelemahan yang dapat dengan mudah dipatahkan oleh sarjana muslim Timteng. Menjadi sarjana muslim lulusan Timteng merupakan anugerah yang lahir bersamaan dengan tantangan-tantangannya. Tinggal bagaimana kita mempersiapkannya selama mengarungi samudera keilmuan di sana, hingga pulang dengan yakin bersaing dengan para intelektual Indonesia
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
dengan berbagai macam background pendidikannya. Kita sebagai pelajar Timteng yang mumpung masih berada Timur tengah, masih ada waktu persiapan kita dalam terjun dalam percaturan intelektual global. Setidaknya kita dapat memasuki salah satu pintunya. Dengan apa? Selain rutin mengikuti diskusi ilmiah, salah satu tokoh intelektual yang mengambil program doktor di University of The Holy Quran Omdurman, Kiai Ribut Nur Huda S.Hum,
M.Pd.I., M.A. pernah memberikan saran agar pelajar Sudan membuat karya tulis berupa jurnal ilmiah yang layak berada di Google Scholar. Kenapa? Karena selain gelar dan almamater, kompetensi akademisi kita dilihat dan dinilai oleh intelektual Indonesia dari hasil penelitian jurnal. Semakin banyak jurnal yang termuat, semakin dapat bersaing pula alumni Timteng dalam percaturan Intelektual. Minimal dalam ranah literatur, minimal dalam ranah Indonesia.
Semakin banyak jurnal yang termuat, semakin dapat bersaing pula alumni Timteng dalam percaturan Intelektual. Minimal dalam ranah literatur, minimal dalam ranah Indonesia.
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
11
KAJIAN UTAMA 12
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Paradoks Lulusan Negara Teluk dan Barat Oleh: Zaid Abdul Aziz Mahasiswa S1 International University of Africa
Perbedaan pendidikan antara alumni Timur Tengah dengan lulusan-lulusan universitas di Barat sangat amat berbeda, perbedaan tersebut bukan hanya terdapat dalam pendidikan keilmuan saja. Perbedaan tersebut menjadi sebuah unsur untuk membentuk karakter yang dapat membangun peradaban sebuah bangsa. Pendidikan di Timur Tengah memiliki pandangan yang amat berbeda dengan pendidikan yang berasal dari Barat. Pendidikan Timur Tengah yang mana merupakan pendidikan Islam menggunakan konsep yang didasari oleh Al-Qur’an, Sunnah (hadis), dan ijtihad para ulama, sedangkan pendidikan di Barat yang mana mereka menerapkan banyak faham kedalam konsep pendidikan mereka, seperti kapitalisme, liberalisme, feminisme, dan lain-lain sangat kontras dengan bangsa Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan dan budi luhur. Adapun karakteristik dari pendidikan Islam sendiri adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangan serta penekanannya pada nilai-nilai akhlak. Di mana pengusaan ilmu merupakan awal dari segala hal setelahnya, sebagaimana
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Nabi Muhammad shallalahu alaihi wasallam bersabda,
“”طلب العلم فريضة علي كل مسلم و مسلمة Yang mana mewajibkan kita dalam mencari ilmu kemudian menyebarkan serta mengamalkannya dalam nilai-nilai akhlak kita seperti yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW
“كامت العلم يلعنه كل شيء حىت احلوت يف البحر ”والطري يف السماء Di mana Nabi Muhammad shallalahu alaihi wasallam mengajarkan bahwa agama Islam menerapkan sistem pendidikan kedalam akhlak seorang muslim, hal ini dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan Islam (Timur Tengah) bertujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan kamil yang memiliki wawasan kafah agar mampu menjalankan tugas-tugas hamba kepada Tuhannya. Sedangkan sistem pendidikan Barat sendiri dibangun di atas tradisi budaya dan diperkuat oleh spekulasi filosofis yang mana hal itu memusatkan manusia sebagai makhluk yang rasional, di mana hal tersebut mengakibatkan nilai-nilai
13
moral dan etika di Barat kerap kali berubah, karena Barat memandang tujuan hidupan dalam satu sisi yang paling utama yakni bahagia di dunia. Sekalipun peradaban modern Barat menghasilkan ilmu yang bermanafaat namun peradaban itu juga telah menyebabkan problematis sebab dalam pendidikan Barat ilmu tidak dibangun di atas wahyu dan kepercayaan agama namun dibangun di atas tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekuler yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. Hal inilah yang menyebabkan kerusakan pada manusia sehingga
14
menyebabkan adanya paham ateisme dan paham-paham lainnya. Pola Pikir Masyarakat terhadap Mahasiswa Timur Tengah Mahasiswa Timur Tengah sendiri sudah lama diindentikkan dengan seorang ustaz atau pemuka agama, yang mana hal tersebut dapat memunculkan stigma yang akan merubah pola pikir mahasiswa Timur Tengah bahwa mereka hanya memiliki ruang lingkup yang kecil dan hanya sebatas mengajar ngaji atau berceramah dari masjid ke masjid. Pada akhirnya mahasiswa Timur Tengah
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
sendiri akan menganggap bahwa stigma lulusan Timur Tengah menjadi seorang yang pandai berbicara di mimbar-mimbar masjid adalah suatu keharusan. Penulis sendiri tidak memiliki maksud untuk meremehkan peran pemuka agama di tengah masyarakat. Hanya saja, secara tidak langsung stigma masyarakat tersebut telah mengerdilkan peranan alumni Timur Tengah di Indonesia, sudah seharusnya masyarakat lebih luas dalam membuka pikiran mereka di mana lulusan Timur Tengah mendapatkan porsi yang lebih dari sebelumnya. Dengan demikian mahasiswa Indonesia di Timur Tengah nantinya akan memiliki
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Dua pandangan terhadap apa yang akan mereka lakukan setelah lulus nanti. Pertama, mahasiswa akan memiliki pandangan untuk menjadi profesional di dalam studi keislaman. Maka ruang gerak akan menjadi lebih luas jika terjun sebagai sosok akademisi yang mengisi bangkubangku perkuliahan dan seminar-seminar ilmiah, ataupun sosok pemuka agama yang bersentuhan langsung ke masyarakat, nantinya mereka akan mengembangkan kemampuan mereka entah menjadi seorang penulis, jurnalis, motivator bahkan penggagas sebuah lembaga keislaman, mereka akan memiliki tempatnya tersendiri di masyarakat.
15
Kedua, mahasiswa yang mempelajari agama bukan sebagai profesi. Melainkan sebagai pondasi dan prinsip untuk melanjutkan profesi yang lebih luas, seperti pengusaha, politikus, aktivis dan lain-lain, yang mana mereka akan menjadi pribadi yang lebih baik di masyarakat. Pengaruh Barat pada Pola Pikir Masyarakat Mengenai pengaruh pemikiran Barat terhadap masyarakat Indonesia, terlebih kepada mahasiswa ataupun alumni di sana dapat kita kelompokkan menjadi dua garis besar. Pertama, pengaruh pemikiran yang membangun, di mana pemikiran barat membuat kita sebagai mahasiswa tidak ingin tertinggal, yang mana kita akan saling berlomba untuk mencapai suatu hal. Tentunya hal tersebut akan mempermudah masyarakat itu sendiri. Contoh simpelnya adalah media sosial, aplikasi pesan singkat bahkan e-commerce yang memudahkan tugas kita bahkan pekerjaan kita. Kedua, pengaruh pemikiran yang dapat
16
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
merusak bahkan merubah etika dan norma-norma dalam kehidupan kita di masyarakat. Di mana nilai-nilai etika akan diatur oleh rasio masyarakat yang mana nilai-nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu. Sehingga cara pandang seperti ini lah yang akan melahirkan bakal ilmu-ilmu sekuler, liberal, kapitalis dan ateisme. Sejatinya hal ini dapat dicegah jika dapat menanamkan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh orang tua kita dan membangun benteng-benteng pembatas antara kita dengan pengaruh-pengaruh barat yang merusak.
gala aspek pemerintahan maupun di luar pemerintahan, yang mana kontribusi dari banyaknya lulusan luar negeri dapat membuka mata dunia tentang betapa pentingnya Indonesia di mata internasional. Hal ini sangat memungkinkan jika kita melihat mahasiswa Indonesia yang berada di luar negeri kurang lebih 53 ribu orang.
Pemanfaatan dan kontribusi mahasiswa Indonesia baik yang berasal dari Barat hingga Timur Tengah merupakan PR besar bagi pemerintahan dan elemen-elemen masyarakat untuk merangkul serta Bentuk Kontribusi Alumni Luar Negeri menaungi mereka. dalam Membangun Bangsa Mahasiswa-mahasiswa tersebut tidak Alumni luar negeri merupakan aset bang- hanya sebagai bentuk kecil dari Indonesa yang berpotensial jika dapat diman- sia untuk mengenalkan Indonesia ke luar faatkan dengan baik dan bijak, di mana negeri. Hal tersebut penting tetapi separa lulusan tersebut dapat dirangkul bagai duta Indonesia bukan hanya berardan diarahkan ke berbagai bidang di se- ti menjadi duta budaya Indonesia, duta
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
17
Prof. Dr. Khoirul Anwar Penemu teknologi 4G
Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie mantan presiden Indonesia, penemu Crack Progression Theory
Indonesia artinya juga sebagai karakteristik yang ditonjolkan Indonesia untuk dunia, sebagai bentuk dari Indonesia memberikan sumbangsihnya ke dunia.
Tak lepas dari itu Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie yang merupakan mantan presiden Indonesia juga tidak absen dalam menyumbangkan yang diakui oleh dunia internasional, yaitu Crack Progression Theory di mana penemuannya ini sering juga disebut Habibie Factor atau Habibie Theory. Crack progression theory digunakan untuk menjelaskan titik awal retakan pada bagian sayap dan badan pesawat. Teori tersebut mengurangi risiko dari jatuhnya pesawat serta memudahkan dan mengurangi biaya perawatan.
Selain sumbangsih atau kontribusi mahasiswa Indonesia sebagai duta budaya, mahasiswa Indonesia juga berperan menggunakan bentuk yang lebih nyata seperti ide, hasil penelitian, prototipe, dan produk teknologi yang tidak kalah hebatnya jika dibandingkan dengan produk-produk yang dihasilkan negara lain, contohnya seperti teknologi 4G yang mana teknologi jaringan tersebut ditemukan oleh Prof. Dr. Khoirul Anwar dari Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang ternyata namanya sudah cukup terkenal di Jepang. Ia merupakan lulusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung pada tahun 2000 dan melanjutkan studinya di Nara Institute of Sains Teknologi, Jepang.
18
Di samping itu alumni Timur Tengah yang memberikan kontribusi besarnya pada Indonesia dan dunia adalah Bapak K.H. Abdurrahman Wahid yang juga merupakan mantan presiden Indonesia memberikan hal yang sangat indah bagi bangsa Indonesia, yaitu keberagaman beliau digadang-gadang sebagai perekat per-
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
saudaraan antara umat beragama yang diakui dunia internasional. Merupakan tokoh pemersatu bangsa dalam sejarah modern Indonesia.
Bapak K.H. Abdurrahman Wahid mantan presiden Indonesia, Tokoh perekat persaudaraan antara umat beragama
Oleh karena itu sebagai bangsa Indonesia kita layak dan harus memberikan kontribusi kita kepada bangsa, hal ini menjadikan kita seorang mahasiswa yang katanya seorang “agen perubahan” harus mengambil tongkat estafet perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. Terlepas dari mana kita berasal dan di mana kita menempuh pendidikan, hanya ada satu hal yang pasti. Kita akan pulang ke rumah, dan membangun rumah (baca: Indonesia) itu untuk anak keturunan kita. Salam panas dari tengah gurun
“
Oleh karena itu sebagai bangsa Indonesia kita layak dan harus memberikan kontribusi kita kepada bangsa, hal ini menjadikan kita seorang mahasiswa yang katanya seorang “agen perubahan” harus mengambil tongkat estafet perubahan untuk Indonesia yang lebih baik
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
19
Oleh: Raja Juliansah Zainun Bethan Mahasiswa International University of Africa
OPINI
Revitalisasi Pola Pikir Mahasiswa Timur Tengah
Islam, demokrasi, dan pluralisme menjadi topik yang hangat dan tak pernah habis diperbincangkan. Buya Syafi’i mewariskan mentalitas keindonesiaan. Sebuah mentalitas yang inklusif, toleran, menghargai keragaman sebagai hukum alam (sunatullah) serta satu sama lain saling bergotong-royong membangun bangsa. (Dalam artikel warisan sang pendekar). Dalam historis kehidupan di Indonesia, masa sebelum kemerdekaan adalah masa yang sebagian besar dipenuhi dengan peran barisan ulama dan cacatan sejarah akan reputasinya. Maka tak heran, di era Indonesia merdeka arus gelombang muslim Indonesia yang ingin melanjutkan tradisi studi di ilmu keislaman cukup melimpah. Hingga rela bersafari ke negeri di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Paling tidak, kawasan itu menjadi basis primadona dan destinasi utama mayoritas pelajar Muslim Indonesia. Khususnya untuk ilmu agama, mereka tersebar di Makkah, Madinah, Mesir, Maroko, Sudan, Syiria, Libanon, Tunisia, Yordania, Yaman, dan deretan Negara Timur Tengah lainnya.
20
Timur Tengah juga merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis yang sangat tinggi. Baik secara geopolitik maupun secara ekonomi. Selain menjadi penghubung untuk dua benua yakni Asia dan Eropa, Timur Tengah juga menjadi kawasan penting perekonomian karena keberadaan sumber daya alamnya bagi pertumbuhan dunia. Namun disatu sisi, beberapa negara Timur Tengah memiliki perbedaan pandangan dan sikap yang menurut masing-masing pihak, dirasakan cukup fundamental sehingga tidak tercapai adanya penyesuaian. Pada akhirnya, terjadilah pertentangan
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
dalam skala tinggi dan berakhir dengan konflik. Selain itu, gejolak di Timur Tengah merupakan reaksi dari kekerasan atas nama pembangunan yang dilakukan oleh rezim yang berkuasa beberapa tahun terakhir. Selama berkuasa, rezim dibeberapa negara Timur Tengah selalu melakukan kebijakan-kebijakan dengan mengatasnamakan stabilitas politik dan pada saat itu pula melakukan sensor terhadap informasi. Di zaman sekarang, Muslim Indonesia yang berhasil mendapatkan edukasi dari Timur Tengah dan menjadi populer tergolong cukup banyak. Karena banyaknya pesaing dari pendaftar yang mengikuti seleksi. Tidak dipungkiri, lulusan Timur Tengah memiliki peran vital yang signifikan dalam kemajuan syiar Islam dan pengembangan peradaban di tanah air. Tak sebatas pada kewajiban menstranfer ilmu pengetahuan, lulusan Timur Tengah pula memiliki tanggungan untuk menjadi murabby, mualim, dan mu’addib dari kacamata masyarakat Indonesia. Murrabby (pendidik, pemerhati, pengawas) Secara terminologi murrabby adalah seorang yang bertambah dan tumbuh. Tumbuh menjadi besar serta dapat memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara. Ringkasnya sebagai pendidik murrabby mengandung 4 tugas utama yaitu; memelihara dan menjaga, mengembangkan potensi menuju kesempurnaan, mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan dan melaksanakan pendidikan secara bertahap. Mualim (pengajar) Orang yang mampu merekontruksi bangunan ilmu secara sistematis dengan pola pikir peserta didik dalam bentuk ide, wawasan, kecakapan dan sebagainya. Mualim pula dianggap memiliki kemampuan unggul dibandingkan dengan yang lain karena dapat dipercaya untuk membawa kejalan yang benar. Mu’addib (penanam nilai) Mu’addib merupakan benteng yang berfungsi melindungi kemurnian dan kesucian Agama Islam. Penanaman nilai akhlak dan budi pekerti serta pembentukan moral bagi masyarakat. Hingga saat ini, kiprah utama alumni Timur Tengah tidak jauh dari bidang keislaman, keilmuan, dakwah dan pendidikan. Peran dan tanggung jawab moral-intelektual, mengawal syariat Islam dari pengaruh liberalisme, pluralisme, komunisme, LGBT dan sejenisnya.
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
21
Liberalisme Liberal adalah sesuatu yang bebas dan terbuka. Dalam konteks ini liberal merupakan serangan pemikiran dan kebudayaan dimana bentuk-bentuk serangannya ditujukan untuk memberi kesan agar dapat meruntuhkan pegangan agama Islam. Pluralisme Pluraslisme agama ialah munculnya perpecahan antarmanusia yang bersumber dari agama serta adanya konflik antarumat beragama. Meskipun seluruh agama mengajarkan kebaikan, cinta, dan kasih sayang. Tetapi kenyataannya bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh agamanya. Konflik antar umat beragama tidak lepas dari doktrin atau ajaran. Oleh sebab itu, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pluralitas adalah dengan memahami ajaran agama secara utuh. Komunisme Pancasila sebagai ideologi bangsa masih sangat rawan untuk diotak-atik dalam beragam cara, bahkan paham komunis masih ada yang bersembunyi dibalik semboyan demokrasi. Jendral Gatot Nurmatyo menduga bahwa ideologi komunis masih ada dan menjadi ancaman serius bagi bangsa ini. Atas komandonya, dilakukan pemutaran film G30S/PKI agar generasi muda mengetahui dan memahami sejarah bangsanya, terutama peristiwa kelam tersebut.
22
LGBT LGBT (Lesbian, gay, bisexual dan transgender) merupakan fenomena yang terjadi di Indonesia pada saat ini. Hal tersebut tidak hanya berdampak secara fisik tetapi juga secara psikis/mental. Bagi individu yang mengalaminya, anggota keluarga, maupun masyarakat sekitarnya. LGBT dianggap sebagai penyimpangan sosial yang berdampak buruk bagi penerus bangsa. Era globalisasi menyebabkan dinamika kehidupan masyarakat modern mengalami perubahan yang berdampak positif maupun negatif. Patut digaris bawahi, bahwa hal penting yang harus dikuasai alum-
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
ni Timur Tengah adalah memadai penguasaan dan kemampuan terkait bidang keilmuan yang digeluti. Kemampuan menggabungkan dan menginterkoneksikannya dengan bidang yang lainnya. Sejauh ini, kontribusi dan pengabdian yang dicurahkan alumni Timur Tengah tidaklah sedikit. Baik di bidang ilmu keislaman, politik, budaya, pendidikan dan ekonomi. Perkembangan teknologi yang pesat serta perubahan sosial yang begitu cepat menyebabkan kemunculan persoalan-persoalan yang terkadang tak terpikirkan. Dengan demikian, kajian-kajian keislaman di tanah air terus meluas.
Kesimpulan saya, kita (mahasiswa/alumni Timur Tengah) harus mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan, entah dengan hal kita kuasai ataupun tidak. Dengan konsep ajaran agama Islam yang matang dan sudah terorganisir. Karena panggung dakwah kita adalah Indonesia itu sendiri. Sumber: 1. www.pinterpolitik.com 2. kompas.id/artikel/opini 3. ikmalonline.com 4. www.kelaspinter.id/blog/paham-liberalisme 5. uin-malang.ac.id/r/131101/pluralisme-agama 6. suaramuhammadiyah.id/2021/08/25/alumni-timur-tengah
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
23
Komparasi Pelajar Timur Tengah antara Zaman Old dan Zaman Now Oleh: Muhammad Rayyan Hidayat Mahasiswa S1 International Universiy of Africa
Setiap insan pasti memiliki cita-cita dan harapan. Harapan itu tidak akan terwujud dengan yang namanya kerja keras. Cita- cita itu sendiri bisa menjadi kewajiban kita sebagai umat manusia terutama kita sebagai seorang muslim untuk melanjutkan estafet agama Islam ini, yang telah susah payah ditegakkan dari jaman Nabi Nuh AS sampai Nabi Muhammad SAW yang telah menyempurnakan. Akhirnya sampailah amanah itu kepada kita sebagai umat Islam dan menjadikan Timur tengah sebagai kiblat para penuntutan ilmu agama Islam. Di sana banyak sekali melahirkan tokoh-tokoh Islam yang sering kita baca karangan kitabnya dan menjadi rujukan. Dari awalnya Timur tengah membentuk madrasah-madrasah yang membentuk para ulama dunia sampai sekarang membentuk tokoh-tokoh politik yang sangat berpegang teguh menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar. Contohnya seperti Imam Nu’man bin Tsabit atau Imam Abu Hanifah yang berada di Kufah (Iran), Imam Malik bin Anas
24
yang berada di kota Madinah (Saudi), Imam Muhammad bin Idris atau sering di kenal Imam As-Syafi’i yang berasal dari Palestina beliau rela menempuh perjalanan ke Basro, Baghdad, Madinah dan Mesir demi menuntut ilmu. Dan begitu pula dengan Imam Ahmad bin Hanbal yang selalu berpegang teguh dengan ilmu yang beliau miliki ketika di fitnah dan kedzaliman merajalela pada saat itu.
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
“siapapun yang berusaha untuk mencari ilmu keislaman, ia akan mendapat hidayah dan bantuan dalam memperoleh hal hal ketuhanan.” Mereka semua adalah contoh penuntut ilmu terdahulu yang memiliki potensi dan pengaruh yang luar biasa sampai saat ini. Sebagai mana firman Allah surat al- Ankabut ayat 69: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orangorang yang berbuat baik.”
keislaman, ia akan mendapat hidayah dan bantuan dalam memperoleh hal hal ketuhanan.
Hikmah dari ayat tersebut adalah siapapun yang berusaha untuk mencari ilmu
Sedikit menyinggung tentang bagaimana sistem pendidikan pada Dinasti Abba-
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Pada akhirnya orang orang dari luar daerah Timur tengah terutama masyarakat Indonesia itu sendiri belajar menuntut ilmu di sana untuk menggali potensi mereka dan menyebarkan agama Islam ke negara mereka masing-masing.
25
siyah? Pada masa itu dapat disimpulkan terdapat empat tujuan. Pertama adalah tujuan keagamaan dan akhlak, seperti anak-anak didik diajar membaca dan menghafal Alquran. Kedua adalah tujuan kemasyarakatan, seperti pemuda-pemuda belajar dan menuntut ilmu, supaya mereka dapat mengubah dan memperbaiki masyarakat. Ketiga adalah tujuan pendidikan, seperti cinta akan ilmu pengetahuan serta senang dalam mencapainya tanpa mengharapkan keuntungan. Keempat adalah tujuan kebendaan, yaitu mereka menuntut ilmu untuk mendapatkan penghidupan yang layak, kemegahan dan kekuasaan. Negara Indonesia sebelum merdeka melahirkan orang orang alumni Timur 26
tengah yang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran ilmu yang mereka pelajari. Seperti Martin Van Bruninessen (1992) orang nusantara pertama yang belajar di Universitas Al-Azhar, KH. Abdul Mannan, Imam Nawawi Al-Bantani, KH. Hasyim Asy›ari, KH. Ahmad Dahlan dan masih banyak lagi. Mereka semua datang ke Indonesia memiliki visi misi masing-masing dan menjadi orang yang berpengaruh di negeri Indonesia ini.
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Kemudian apa saja peran dan pengabdian alumni timur tengah di negara Indonesia? Banyak sekali peran alumni Timur tengah seperti menduduki sebagai jajaran mentri, pimpinan MPR, anggota DPR sampai pimpinan partai di Indonesia mereka semua berkecimpung dalam bidang politik. Ada pula mereka yang fokus dalam bidang pendidikan, ekonomi dan masih banyak pergerakan Islam lainnya. Yang paling menarik dari kawasan Timur tengah yang mereka anti politik justru melahirkan politisi sangat berpengaruh di Indonesia ini seperti Habib Rizieq Syihab dari Universitas Riyadh. Di dunia pendidikan alumni timur tengah memiliki catatan tersendiri dalam berkontribusi.
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
27
Lembaga-lembaga pendidikan yang mereka bangun sering kali sewarna dengan negara yang pernah mereka singgahi untuk belajar. Contoh alumni Al-Azhar cenderung bergabung dengan pesantren-pesantren tradisional NU sejak lama di Indonesia. Kemudian sebagian alumni saudi cenderung mendirikan dan bergabung dengan lembaga-lembaga pesantren salafi di Indonesia. Alumni Timur tengah pun memiliki metode yang memudahkan kita dalam belajar agama Islam. Pesantren Daarul Rohman Jakarta yang dibimbing oleh alumni Al-Azhar, Pesantren Islam AlIrsyad Tengaran Jawa tengah yang yang di bimbing oleh alumni -alumni Universitas Islam Madinah.
28
Salah satu contoh institusi pendidikan di Timur tengah yang melahirkan alumni-alumni yang berintegritas adalah Universitas Islam Madinah. Universitas itu sendiri adalah perguruan tinggi negeri di Arab Saudi di bawah kementerian pendidikan Arab Saudi langsung yang didirikan pada 29 Rabiul awal 1381 H atau 6 September 1961. Universitas ini menerima akreditasi akademik institusi tanpa pengecualian dari komisi nasional akreditasi dan universitas ini hanya di khususkan untuk laki-laki muslim. Salah satu privilege setiap mahasiswa yang belajar di sana mendapatkan uang saku dari universitasnya dan ada kebanggaan tersendiri belajar di kota nabi.
Segaf Al-Jufri Lc. MA. beliau adalah seorang ulama Islam asal Indonesia sekaligus seorang politisi partai keadilan sejahtera (PKS) yang pernah menjabat sebagai menteri sosial pada zaman kepresidenan SBY. Dalam kiprahnya politik beliau mengenai amanah sebagai Ketua Dewan Syariah dan Ketua Majelis Syuro PKS. Beliau menyelesaikan pendidikan nya S1 (1976) S2 (1980) S3 (1986) di Universitas Islam Madinah.
Contoh tokoh masyarakat lulusan Universitas Islam Madinah adalah Dr. H. Salim
Setiap zaman memilik metode pembelajarannya masing-masing, membangun
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
karakter dan potensi yang berbeda-beda. Yang paling utama adalah bagi alumni Timur tengah itu sendiri tujuannya satu menyeru kepada kalimat tauhid menyebarluaskan agama Islam di tempat asalnya masing-masing.
Yang paling utama adalah bagi alumni Timur tengah itu sendiri tujuannya satu menyeru kepada kalimat tauhid menyebarluaskan agama Islam di tempat asalnya masing-masing.
MUSLIMAH Saatnya Muslimah Berperan, Bukan Baperan
Oleh: Muna Syahidah Mahasiswa international Institut For Arabic language. Wanita muslimah menurut Islam adalah wanita yang menganut agama Islam dan menjalankan segala kewajiban serta perintah Allah SWT yang terkandung dalam agama Islam. Diharapkan para muslimah dapat melakukan sesuai bidang masing-masing. Jangan mudah baper yang negatif, cinta itu fitrah. Baper menjadi musibah jika curhat kepada manusia yang berlebihan, curhat menjadi terpikat.
“Jadilah muslimah yang sulit di dapat, namun beruntung jika dimiliki.” Muslimah memiliki keistimewaan dan kemuliaan yang tidak dapat dimiliki oleh makhluk Allah yang lain. Saat zaman Romawi dan Yunani peran muslimah sangat direndahkan tapi ternyata dalam Islam Allah SWT memberikan peran yang sangat mulia. Bahkan dari muslimah inilah Allah ingin kita (Wanita, red) mencetak generasi-generasi peradaban yang jauh lebih beradab, generasi rabbani yang lebih cinta kepada Al-quran dan Islam. 3 pilar utama seorang wanita adalah: 1) wanita yang sholihah, 2) menjadi istri yang taat, 3) menjadi madrasah utama. Itulah 3 pilar peran muslimah yang tidak bisa di tawar. Sebagai seorang muslimah harus bisa menjalankan peran utama dengan seimbang dan tidak mengurangi takaran sesuai pors-
30
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
inya. Setelah peran utama tersebut dilaksanakan, barulah seorang muslimah dapat menggambil peran-peran tambahan yang dibutuhkan. Apakah kamu termasuk muslimah karir atau calon muslimah karir? Atau masih bingung menentukannya akan menjadi seperti apa kamu ke depannya? Dengan menjadi muslimah karir, kamu bisa mendapatkan kebermanfaatan yang sangat luar biasa berkat kemampuan kamu sendiri. Apalagi jika kamu tergolong wanita yang masih muda, yang masih punya harapan untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki. Menjadi muslimah berkarir adalah sebuah pilihan. Sekarang memang bukan zamannya lagi wanita harus terikat oleh tradisi lama di mana wanita harus tinggal di rumah, berdiam diri dan mengurus anak. Di zaman yang modern ini, banyak muslimah ingin memiliki karir yang bagus. Muslimah ingin membuktikan bahwa tidak kalah dengan kaum Adam. Muslimah tidak ingin lagi didiskriminasi oleh sentimen masyarakat yang mengganggap bahwa pria pemimpin dan muslimah adalah sebatas pengikut. Siapa bilang seorang muslimah tidak bisa melanjutkan kuliah di luar negeri? Inilah dia negara Sudan menjadi solusinya. Melanjutkan kuliah di luar negeri memang mengasyikkan dan memberikan tantangan tersendiri. Selain menambah pengetahuan, wawasan dan juga relasi anda juga berkesempatan untuk mengetahui kebudayaan dan pariwisata pada negara setempat. Walaupun
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
begitu, ada beberapa seorang muslimah yang merasa sedikit khawatir tentang bagaimana seorang muslimah belajar di suatu negara dimana penduduk muslimah menjadi minoritas, misalnya saja Sudan, kekuatiran ini timbul karena mereka beranggapan akan susah dalam mencari tempat belajar. Segenap cita-citanya kita hendaklah menjaga sedapat-dapat yang kita usahakan, supaya sesama makhluk itu terhindar dari penderitaan, dan dengan jalan demikian menolong memperbagus hidupnya; dan lagi ada pula suatu kewajiban yang tinggi murni, yaitu “terima kasih” namanya untuk semua.
31
Masjid Ibnu Tulun atau Masjid Al-Maydan adalah masjid yang berlokasi di Kota Kairo, ibukota Mesir. Masjid Ibnu Tulun dibangun pada tahun 876-879 di masa pemerintahan Ahmad Ibn Tulun, Gubernur Dinasti Abbasiyah untuk wilayah Mesir. Masjid yang sudah berumur ratus tahun amun cukup terawat baik ini menjadi salah satu peninggalan masa kejayaan Islam di Mesir. Masjid ini juga menjadi masjid tertua kedua di Mesir setelah Masjid Amr Bin Ash
SEJARAH Sejarah Singkat Dinasti Abbasiyah KEBUDAYAAN ISLAM Oleh: Nova Rosawanda
32
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Pada tahun 750-1258 hijriyah, Dinasti Abbasiyah berkuasa menggantikan Dinasti Umayyah yang sudah berkuasa selama 92 tahun. Runtuhnya Bani Umayyah maka kekuasaan berpindah ke tangan Bani Abbasiyah. Beberapa penyebab runtuhnya Dinasti Umayyah yaitu, kelompok muslim non Arab Mawali yang memprotes kedudukan mereka warga kelas dua di bawah warga muslim Arab, kelompok Syiah dan Khawarij menganggap Dinasti Umayyah telah merampas kekhalifahan. Faktor tersebut menjadi penyebab runtuhnya Dinasti Umayyah dan terbentuknya Dinasti Abbasiyah. Khalifah Abbasiyah merupakan khalifah ketiga Islam, berkuasa di Baghdad yang sekarang menjadi ibu kota Irak. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abu Abbas Assaffah, maka dari situlah dinamakan Dinasti Abbasiyah. Dalam buku “Dirasat Islamiyah II” Khalifah Abu Abbas Assaffah pertama kali menduduki jabatan yang berkuasa dalam waktu yang sangat singkat yaitu dari tahun 750-754 masehi. Dinasti Abbasiyah pada masa tersebut dipimpin oleh 37 khalifah. Pola yang diterapkan oleh Dinasti Abbasiyah berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Berdasarkan perubahan politik, para sejarawan membagi masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah menjadi 5 periode: 1. Periode pertama yang disebut dengan pengaruh Persia (750-847 masehi) 2. Periode kedua yang disebut dengan pengaruh Turki (847-945 masehi) 3. Periode ketiga yang disebut dengan periode Persia kedua (945-1055 masehi) kekuasaan Bani Buawaih 4. Periode keempat disebut dengan periode Turki kedua (1055-1194 masehi) kekuasaan Bani Saljuk 5. Periode kelima jatuhnya kekuasaan Bani Abbasiyah ke tentara Mongol (1194-1258 masehi)
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
33
Pada periode pertama Bani Abbasiyah mencapai puncak kejayaan dan keemasannya. Para khalifah merupakan tokoh kuat dan menjadi pusat kekuasaan politik sekaligus agama. Masyarakat mencapai kemakmuran tertinggi. Pada periode ini juga perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan Islam. Selain itu banyak penerjemahan dilakukan besar-besaran pada periode ini. Kemudian Bani Abbasiyah dipimpin oleh Abu Ja’far Al-Mansur. Pada masa khalifah Abu Ja’far Al-Mansur sangat kuat melawan musuh termasuk melawan sisa-sia Bani Umayyah seperti kaum Khawarij. Pada masa ini juga Bani Abbasiyah banyak melakukan perluasan wilayah perbatasan. Pada masa khalifah Al-Mahdi perekono-
34
mian naik terutama di bidang pertanian dan pertambangan. Pada saat itu Baghdad menjadi pelabuhan yang penting. Pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid dan putranya Al-Ma’mun, ini adalah masa emasnya Dinasti Abbasiyah. Perkembangan khazanah keilmuan dan kebudayaan. Pada masa ini khalifah Harun Ar-Rasyid banyak mendirikan lembaga pendidikan, rumah sakit, dan farmasi. Pada masa Ma’mun didirikannya sebuah kajian ilmu dan penerjemahan yang bernama baitul hikmah, pada saat itulah Baghdad menjadi pusat kajian keilmuan. Mengutip dari Ensiklopedi Islam, Khalifah Bani Abbasiyah mengalami keruntuhan yang disebabkan oleh faktor internal yaitu perebutan kekuasaan oleh orang-orang
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
penting yang berpengaruh di kerajaan. Kemewahan hidup di kalangan penguasa. Adanya konflik keagamaan, Muawiyah, Syiah, dan Khawarij. Kelompok tersebut saling berebut pengaruh. Sementara faktor eksternal yaitu banyaknya terjadi pemberontakan. Dominasi oleh bangsa Turki yaitu menjadikan tentara Turki sebagai panglima karena pengangkatan inilah terjadinya perebutan kekuasaan. Dominasi oleh bangsa Persia. Bani Abbasiyah berakhir dengan terbunuhnya Khalifah Al-Mu’tashim dan putranya di tangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan. Ini menghancurkan segala peradaban dan melakukan pembantaian terhadap penduduk Baghdad. Serangan ini juga sekaligus mengakhiri kekuasaan Di-
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
nasti Abbasiyah. Dampak dari serangan ini selain meninggalkan catatan hitam terhadap sejarah umat Islam tetapi juga sebagai awal kemunduran peradaban Islam. Sebab-sebab kemunduran Dinasti Abbasiyah semoga bisa menjadi pelajaran untuk umat Islam agar selalu menjunjung tinggi solidaritas.
35
CERPEN Ada Mereka Sebelum Kamu, Saudaraku…. Oleh: Hamdan Sahrabi
Malam itu Dayat sedang duduk di teras rumah sambil minum syai bilhalib ditemani dengan angin malam yang meniupkan panas Sudan yang pada siang itu bersuhu 42 derajat seperti kebiasaan orang Sudan, dan tett.. mati lampu… yang kemudian mengisi ketenangan Dayat dengan senyum seraya berbisik “mati lampu lagi”. “Syeikh datang!!... ayo ikhwah…,” seru Syakir dalam rumah yang sedang menunggu kedatangan seorang Syeikh yang datang bertamu. “Dayat! Kenapa kamu senyum sendiri? maa lak? (kamu kenapa?)” tanya Syakir. “Kamu melihatku tersenyum tapi hatiku marah karena kita sudah bayar listrik mahal tapi ujung-ujungnya mati lampu, ditambah panas karena pendinginnya mati,” jawab Dayat dengan berbahasa Arab. “Lalu kenapa kamu tersenyum?” tanya Syakir yang masih penasaran. “Saya tersenyum karena melihat keadaan saya yang masih di awal bulan tapi terasa seperti akhir bulan karena telah banyak membayar dan tidak ada tempat untuk mengungsi karena satu Khartoum mati lampu,” jawab Dayat sambil tersenyum. “Assalamu’alaikum.” Salam Syaikh yang baru sampai sambil
36
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
mendengar percakapan Dayat dan Syakir mengenai keadaan mereka di rumah mereka. “Wa’alaikumussalam warahmatullah,” jawab Dayat dam Syakir bersamaan. “Silahkan duduk Syaikhku,” ajak Syakir. “Hari ini saya datang mendatangi kalian sebagai tamu, dan alangkah baiknya sebelum saya mengangkatkan kaki dari rumah kalian, saya ingin meninggalkan sebuah warisan dari warisan-warisan yang kudapat dari guru-guruku,” kata Syaikh sambil menatap kepada Dayat dan Syakir dengan senyuman yang membuat mereka bersemangat untuk mendengarnya. “Tahukah kalian bahwa sebelum kita sudah ada orang-orang yang menghuni Sudan sebagai pedagang, penduduk lokal, dan juga di dalamnya ada penuntut ilmu seperti kalian yang datang dari luar Sudan dan dari Sudan sendiri?” tanya Syaikh dengan semangat. “Waktu itu belum ada pendingin seperti cooler dan AC untuk mendinginkan badan dari panas. Jangankan pendingin, listrikpun belum ada untuk menyalakan lampu sebagai penerangan malam untuk belajar. Tapi, kebanyakan mereka menjadi ulama, orang-orang sholeh yang buku-buku mereka ada yang saya ajarkan kepada kalian. Padahal tidak ada listrik dan pendingin,” sambung Syaikh seakan-akan ingin memberi nasehat. “Apakah waktu itu ada internet?” sambung Syaikh dengan pertanyaan. “Se-sepertinya tidak ada Syeikh,” jawab Dayat dengan ragu-ragu. “Iya, memang tidak ada Dayat karena belum ditemukan dan dikembangkan,” jawab Syaikh
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
37
sambil tersenyum kepada mereka. “Tidak ada internet bukan berarti tidak ada karya, bahkan banyak karya-karya mereka seperti kitab-kitab turats yang belum diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, bahkan ada yang belum disusun dalam bentuk PDF sampai sekarang. Padahal zaman kita adalah zaman yang maju, bahkan kamu bisa pergi ke Mekkah hanya beberapa jam saja tanpa harus merasakan teriknya matahari dan panjangnya perjalanan,” lanjut Syaikh dengan penuh semangat. “Tahukah kalian apa yang mereka miliki pada zaman mereka sampai kalian bisa menemukan karya-karya mereka dalam bentuk kitab-kitab turats dan peninggalan sejarah? Itulah himmah (semangat dan tekad yang kuat). Terik matahari Sudan tidaklah menghalangi mereka dari menun-
38
tut ilmu; berangkat dari tempat mereka menuju rumah Syaikh atau masjid tempat diadakannya halaqoh kajian kitab dan hafalan, dan kegelapan malam tidak membuat mereka buta dari tempat air wudhu dan tempat sholat mereka untuk bermunajat kepada sang pencipta demi ridho dan ampunan-Nya, dan demi Surga-Nya. Bukankah amalan itu akan berlipat ketika ia didatangi cobaan bergantian atau bahkan bersamaan di waktu yang kita tidak inginkan? Begitulah seharusnya saya dan kalian sebagai penuntut ilmu dan perantau di negeri ini, semuanya akan ada hasilnya, sabarlah dan teruslah belajar dan berkarya, Allah melihat usaha kalian… Jangan lupa itu!” jelas Syaikh dengan nasehat yang membuat hati Dayat dan Syakir membara untuk tetap melanjutkan tujuan utama mereka ke Sudan, yaitu belajar dan berkarya untuk umat.
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Setelah itu, Syaikh pamit pulang setelah bersalaman dan mendoakan Dayat dan Syakir umtuk diberi keistiqomahan kepada mereka dalam menempuh perjuangan mereka di Sudan yang berapi-api. “Sampai jumpa Dayat dan Syakir, semoga kita berjumpa lagi dalam keadaan yang lebih baik dalam hati kita, Assalamu’alaikum,” pamit Syeikh. “Wa’alaikumussalam Syeikhanaa,” jawab mereka serentak. Dengan mengambil pelajaran dari nasehat Syaikh mereka dan mengamalkannya, Dayat pun mencoba mencoba memperbaiki kata-kata yang ia ucapkan sebelum-
nya “Alhamdulillah ‘ala kulii haal, Sudan mati lampu, berarti Sudan masih normal,” ungkap Dayat dengan penuh rasa syukur.
Cerpen
THE MAN FROM THE DESERT Oleh: Haekal Syahri Aufa
40
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
“Kamu lulusan luar negeri? Negara apa?”. Terlintas di fikiran mereka aku akan menjawab Amerika, Inggris, Turki, Jerman, Jepang dan lain-lain. Jawaban itu, yang ingin mereka dengar. Setiap mereka mendengar jawabanku. Ada diantara mereka bingung dan bertanya “Negara mana itu?” Ada juga yang terkesan meremehkan. Misalnya, “itu negara tertinggal ya?”. Sederhana namun menyakitkan. Mendengar hal itu, tentunya membuat rasa percaya diri hilang. “Icang,” nama kesayangan yang pertama kali aku ucapkan di umur dua tahun untuk mendeskripsikan diriku. Umurku sekarang menginjak seperempat abad dan di belakang namaku sudah tertulis “B.A”. Yap! aku adalah lulusan Sudan, sebagian besar daerah negaranya berupa padang pasir. Negara yang jauh dari kata sempurna, jarang sekali orang mengenalnya. Namun di sanalah aku bertumbuh. “Itu negara tertinggal, ya?”. Kalimat itu, selalu terlintas dalam kepalaku. Selalu teringat, ternyata sesakit itu. Terkadang apa yang dikatakan ada benarnya juga. Sudan memang negara berkembang. Tentunya, kenyataan itu harus aku terima. Tapi, aku harus kuat dan membuktikan bahwa lulusan Sudan juga bisa. Tapi apakah aku sanggup? Jujur aku tidak tahu. Bertanya kepada teman seperjuangan di Sudan untuk menemukan solusi. Justru, malah tambah meredupkan semangatku. Ucapan yang membuatku semakin jatuh. “Susah, kamu ingin kerja di UNESCO? Kita ini, kalah saing dibandingkan mereka! Kita lulusan Sudan, tidak mungkin...” Itulah cita-citaku. Menjadi staf internasional UNESCO, apakah itu salah? Apakah aku harus kuliah dari awal lagi di Amerika? Baru boleh memiliki cita-cita menjadi staf internasional UNESCO. Tentunya, tidak. Aku akan berusaha keras untuk itu. “Lulusan Sudan bisa!” Mentalisme, kesabaran, agama, sosial, budaya, pendidikan dan organisasi. Kalau bicara tentang itu, lulusan Sudan sudah tidak bisa diragukan lagi. Aku ingin sekali berteriak megatakan itu di depan mereka semua. Tapi, aku tidak bisa. Apa yang mereka katakan ada benarnya? MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
41
Tapi, meski terdengar tidak mungkin dan banyak yang meremehkan. Tak mengurungkanku untuk mencoba meraihnya. Aku mencari berbagai informasi lowongan pekerjaan staf internasional UNESCO. Alhamdulillah, aku menemukan kesempatan itu. KEMENLU RI sedang membuka pendaftaran untuk menjadi staf internasional UNESCO. Untungnya, berkat mental yang kuat aku tidak menyerah saat diremehkan. Aku tetap bekerja keras dan terus belajar. Sebagai bekal untuk pendaftaran ini. Dengan dibantu oleh guru kesayanganku yang selalu menguatkanku, Pak Rabbani. Aku mendaftar staf internasional UNESCO melalui laman KEMENLU RI. Pendaftaranku berhasil dan tinggal menunggu hasil. Hingga tibalah, saat yang aku nantikan. Aku membuka laman KEMENLU RI untuk melihat hasil pengumumannya. Menunggu, hasil pengumuman staf internasional UNESCO, tentunya membuat jantung deg-degan. Termasuk, guruku Pak Rabbani. Cemas bercampur takut. Jika aku tidak lolos. Dan benar, rasa cemas dan ketakutan itu, muncul membawa kesedihan. Aku tidak lolos. Aku gagal. Aku menangis dan tak bisa berkata apa-apa di depan guruku. Harapan untuk menjadi staf internasional UNESCO telah pupus. Seharusnya, aku mendengarkan temanku, seharusnya aku mendengar kata mereka, “Susah, kamu ingin kerja di UNESCO? Kita ini, kalah saing dibandingkan mereka! Kita lulusan Sudan, tidak mungkin...”. Iya, seharusnya aku mendengarkan mereka, untuk memilih pekerjaan lain. Aku pasti lolos katanya. Tapi, aku menolak karena aku yakin, aku pasti lolos. Nyatanya, aku harus menerima bahwa aku tidak akan bisa menjadi seorang staf internasional UNESCO dan bekerja di bidang yang aku sukai.
42
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Meski demikian, Allah masih memberi aku kesempatan untuk mencapai cita-citaku. Di saat aku menangis sendiri di serambi masjid. Pak Rabbani datang menghampiriku. Beliau menghibur dan memberi aku dukungan semangat. “Kegagalan memang menyakitkan. Tapi, lebih menyakitkan jika kamu langsung menyerah.” “Maksud Bapak apa?” “Jangan bersedih. Ini bukanlah, akhir dari segalanya. Kamu mungkin gagal di seleksi pertama. Tapi, kita tidak tahu di seleksi kedua.” Pak Rabbani menjelaskan padaku. Program rekrutmen staf internasional UNESCO ternyata ada kloter kedua. Pak Rabbani menyarankanku untuk mencoba lagi. Dan kali ini aku harus lebih serius lagi, dan terus melibatkan Allah dalam setiap detik perjuanganku. Tibalah, aku mengikuti ujian itu. Alhamdulillah, aku tidak menemukan kendala dalam menjawab soal ujian. Semuanya hampir bisa aku jawab. Tentunya, untuk mengharapkan kesuksesanku ini. Aku selalu berdoa kepada Allah Swt. agar diberikan yang terbaik. Pada akhirnya, doa dan usahaku selama ini membuahkan hasil. Aku lolos. Kabar ini sangat mengejutkanku. Aku berhasil menjadi staf internasional UNESCO. Seorang lulusan Sudan sepertiku dengan keyakinan dan tekad yang kuat akhirnya bisa membuktikan kepada mereka yang pernah meremehkanku. Kini, aku yang berasal dari padang pasir. Lulusan Sudan. “Icang, B.A.” namaku tercatat di Paris. Di kantor pusat UNESCO PBB sebagai staf internasionalnya.
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
43
WAW ANC ARA Reporter:
Nailul Rohmatul Muwafaqoh Mahasiswi International University of Africa Narasumber:
Jundi Imam Syuhada
Mahasiswa University of Holy Quran and Islamic Science
Hai, sobat El-Nilein, pada wawancara kali ini, El-Nilein berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan salah satu alumni Timur Tengah, Jundi Imam Syuhada. Sudah ga asing, kan, pasti dengan nama beliau. Yap, beliau adalah salah satu influencer yang sudah terkenal dengan cuitan dan tulisan-tulisan di media sosialnya. Yuk, simak bagaimana hasil wawancaranya. Pertama, silakan Kak Jundi memperkenalkan diri dulu dan ngasih tahu ke kami riwayat Kak Jundi dulu waktu di Timur Tengah. Baik, perkenalkan, nama saya Jundi Imam Syuhada, dipanggil Jundi, mengawali menapaki jejak di Timur Tengah tahun 2014, tepatnya di Sudan, di University of Holly Quran and Islamic Science, dekat jamiah taqonah, dari 2013 sampai pada tahuan awal 2014. Kemudian berpindah ke Madinah, Saudi Arabia, dari tahun 2016 awal sampai tahun 2020 mau akhir. Dulu aktif di PPI Sudan di bagian zakat, dulu kalau
44
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
di PPI Sudan di bagian zakat kalau di Arab dari Barat? Saudi saya fokus di bagian ketua humas dan media juga di anggota kajian strategis PPMI Kalau saya pribadi, seorang yang lulus dari universitas di Barat artinya Eropa, dan seArab Saudi. bagainya, tentunya yang menjadi ungguLangsung saja ya, Kak, karena kita akan lan adalah dia pakar dalam suatu bidang, membahas tentang kompetensi alumni bidang umum. Entah dalam bidang elektro, Timur Tengah, menurut Kak Jundi, lulusan biologi, IT atau sebagainya. Artinya setiap dari Timur Tengah dalam kacamata mas- wilayah itu identik dengan ciri khasnya. yarakat itu bagaimana? Kalau di Timur Tengah itu identik dengan ilmu agamanya, kalau di dunia Barat maka Seharusnya para alumni Timur Tengah itu identik dengan ilmu dunianya. Maka ketika lebih bisa berkiprah di masalah ilmunya. dia ke Indonesia mereka akan berkontribuKarena ke Timur Tengah itu kan, orang ke si dengan ilmu dunianya, ilmu negara Barat Timur Tengah kebanyakan, hampir semuan- yang dikenal dengan negara maju, kemudiya, itu mencari ilmu agama. Artinya waktu an diterapkan ke Indonesia agar Indonesia mereka di Timur Tengah itu lebih banyak menjadi negara maju juga. menelaah buku-buku, membaca literasi, dari mulai banyak fan ilmu, fikih, akidah, Baik, Kak, melihat dari dua kompetensi siroh, tafsir, hadis, dan sebagainya. Bahkan yang berbeda itu, dan melihat lapangan seharusnya orang lulusan Timur Tengah itu yang ada, di mana di Indonesia sendiri tidak mereka sadar bahwa ada amanah yang ada melulu butuh “guru ngaji” dan “guru akadepada diri mereka. Saya pribadi kalau ditan- mik”, apakah bisa jika keduanya disandingya tentang kompetensi alumni Timur Ten- kan? gah itu dalam ilmu agama seharusnya lebih utama, lebih memiliki itu, dan juga lebih Untuk saat ini, saya pribadi lebih kepada sememiliki kemampuan dalam menjawab tan- harusnya menggabungkan. Orang itu kalau tangan zaman terutama dalam masalah ag- berdakwah, bekerja, atau mencapai suatu ama. Dari semua fan ilmu, meskipun tidak tujuan dengan masing-masing itu berat semua orang memiliki kapasitas di semua sekali, sebaiknya menggabungkan. Bahkan ilmu agama, setidaknya mereka ada satu dalam organisasi, perusahaan, sekolah, yang mutamakkin. Dari fikih dan sebagain- dan sebagainya, ada yang bisa mahir dalam ya seharusnya mereka bisa menghadapi ilmu dunia, maka kalau disandingkan dentantangan itu. dan sangat-sangat memiliki gan yang faham ilmu agama akan sangat kompetensi dalam ilmu agama, karena pasti bagus dan keduanya seharusnya berjalan bertemu banyak alim ulama, teman-teman, beriringan dan berdampingan, agar urudari berbagai negara, firqoh, mazhab, seh- san dunia terselesaikan dengan tanpa meingga lebih membuka cakrawala keilmuan. langgar aturan-aturan agama. Dan sama, agama pun akan mudah tersampaikan keLalu, berbicara tentang kompetensi alum- pada masyarakat dengan dibantu oleh ilmu ni, menurut Kak Jundi sendiri, kompetensi dunia. Jadi seharusnya jalan beriringan dan yang bagaimana yang bisa (lazimnya) di- saling mengambil ilmu. Wallahu A’lam. tunjukkan oleh alumni lulusan universitas MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
45
Lanjut berikutnya, ya, Kak. Namun melihat keadaan sekarang, alumi Timur Tengah seakan hanya dilihat sebelah mata atau kasarannya “dideskriminasi” jika menduduki posisi strategis di instansi atau lembaga tinggi. Bagaimana pendapat Kak Jundi?
hindar. Kalau diminta untuk ngisi kajian ya jangan menolak, dan tetap berbaur dengan masyarakat. Karena hal-hal yang seperti justru tidak layak, dan jangan sampai sudah belajar ilmu agama malah menghindar dari masyarakat, itu yang pertama. Yang kedua adalah, tetap berbaur dengan masyarakat. Jangan lari dari polemik masyarakat, perMenurut saya itu bukan bentuk deskrimi- masalahan dan gesekan-gesekan entah dari nasi tapi tingkat produktifitasnya menurun, kalangan mana pun itu. dalam arti lulusan Barat itu lebih produktif daripada lulusan Timur Tengah. Dan ini Terakhir, nih, Kak. Pesan Kak Jundi buat tergantung juga dalam bidang apa, kalau kami yang masih menuntut ilmu, terkhudalam bidang ilmu umum mungkin lulusan sus yang di Timur Tengah, sekaligus menjaBarat lebih mendominasi, tapi kalau urusan di closing statement dari sesi wawancara agama tentu lulusan Timur Tengah itu lebih kali ini. mendominasi. Kalau secara umum, mungkin peran di masyarakat, ada pada bebera- Perbanyak ta’shil dan tahshil. Pendalaman pa tempat lulusan Timur Tengah yang tidak yang mengakar sampai komperehensif. berkiprah di masyarakat. Seperti ini tidak Jadi ilmu yang dibawa ke Indonesia jangan bisa disalahkan, artinya kesadaran diri un- setengah-setengah, tapi mengakar. Seengtuk berkiprah itu harus ada, karena jangan gaknya mengakar dalam satu bidang, itu sampai urusan agama diambil oleh alumni yang pertama. Yang kedua, jangan terlalu Barat yang keilmuan tentang agama itu ku- terpaku pada materi, karena kadang berang. berapa materi jika dipraktikan dalam masyarakat itu tidak relevan, jadi tetap harus Baik, Kak. Kak Jundi sendiri dulu waktu membaca lapangan. Pesan saya juga, jika pulang dari Timur Tengah, terus melihat nanti pulang ke Indonesia, jangan terkesan keadaan lapangan, Kak Jundi merasa kaget eksklusif, karena cara terbaik kita masuk daatau bagaimana? Lalu apakah Kak Jundi su- lam masyarakat itu dengan bermasyarakat. dah ada persiapan sebelumnya? Mungkin Itu mungkin dari saya. Wallahu A’lam. bisa berbagi cerita dengan kami. Yap, sesi wawancara kali ini ditutup denDulu pertama kali pulang ke Indonesia gan pesan manis Kak Jundi, “Cara terbaik kaget, sedikit saja, karena sudah ban- masuk dalam masyarakat itu dengan beryak membaca dan sharing-sharing denga masyarakat.” Yang ingin lebih tahu dengan teman-teman yang lebih dulu pulang ke In- narasumber dan bisa mengikuti akun sosial donesia, sehingga memiliki pandangan ter- medianya di Twitter, Instagram, dan Tumblr kait kondisi lapangan. Pas pulang merasa dengan nama akun @jndmmsyhd. Salam sedikit kaget karena banyak sekali polemik Nileiners! masyarakat, mulai dari ibadah, keyakinan, muamalah, dan sebagainya. Dan bagaimana cara menanggulanginya ya jangan meng46
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
SASTRA Dua Nil dan Seisinya Oleh: Loby Pangestu
Lelah? Tentu. Beribu cerita darimu, Dari jurang cobaan yang begitu terjal, Tapi sumpah tidak ada kata menyerah. Menghantam raga, Meleburkan jiwa, Riuh didalam hening, Rusuh didalam laring, Bergemuruh di dalam doa, Dilangitkan di malam sepertiga,
Di sini tuhan membentang tali kasihnya, Apakah kamu mampu dengan secuil cobaannya? Semoga segala duka menjadi lebur, Hingga tiba puncaknya pesta syukur, Jalankan alurnya, Lapangkan dada selebar lebarnya,
Meskipun apa yang kau pikir bertolak belakang dengan ekspektasi, Nikmati saja, seperti kau menikmati senja, namun ku percaya bahwa tuhan mempu- Diam lama menunggu, datang membuatmu nyai jalan yang terbaik dari apa yang kau candu. harapkan,
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
47
KESUDANAN Hidup di Sudan tanpa
Sehat Fisik, Jiwa, dan Roh itu Gak Guna!
Oleh: Abdul Aziz Mahasiswa S1 International University of Africa
Ketika menelepon ibu dan bapak, pasti kita selalu menanyakan perihal doa dan kesehatan, “supaya kita selalu sehat”, “supaya kita berada dalam batas-Nya”. Orang tua kita pun mendoakan hal yang sama, ketika menelepon anak kesayangannya. Hidup tanpa sehat tiada artinya. Ketika kita menjalani hidup sehat, tubuh akan terjaga, dan pikiran tetap intuitif dan segar. Ini akan mencegah kita dari banyak penyakit. Menerapkan hidup sehat me-
48
mang sangat penting, akan terasa sulit jika kita hidup namun sakit-sakitan. Beberapa orang mungkin masih menganggap sepele tentang hidup sehat, demi memuaskan keinginan tanpa kebutuhan. Kalau dilihat dari kaum terpelajar, banyak mahasiswa yang merasa aneh lagi tidak peduli akan hidup sehat. Apalagi Mahasiswa luar negeri yang notabenenya culture shock yang tidak kunjung pu-
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
lih, atau bahkan dari mahasiswa jurusan menantu idaman (baca: kedokteran) yang masih memiliki stereotipe bahwa hidup sehat sulit, kadang aneh. Sulit karena padatnya waktu yang perlu diluangkan untuk mengurus segala masalah kuliah, organisasi, bahkan masalah dengan doi. Dengan begitu banyaknya kesibukan, akhirnya mahasiswa memilih untuk terus ada hingga larut malam demi tugas selesai sebelum deadline. Dengan hal-hal ini pola hidup sehat menjadi terabaikan. Dengan pola yang tidak beratur tadi, akhirnya banyak orang yang sakit, maka muncul semacam gerakan amal, guna membantu mahasiswa yang kekurangan dan butuh bantuan, Open Donation namanya. Gerakan amal yang kerap men-trigger dan menghantui beberapa mahasiswa lokal dan luar negeri lagi ti-
dak minhah, yang nggak ada tanggungan dari kampus buat orang yang sakit. Bagiku sahsah saja untuk Open Donation. Tapi sebenarnya, penyakit itu bisa loh dimainkan, maksudnya meminimalisir kemungkinan terjadinya suatu penyakit. Pola hidup dan pola makan yang tidak teratur memang erat dengan penyakit. Ini yang membuat kalangan insan cendekia perlu mencari jalan alternatif, agar mahasiswa bisa menjaga kesehatannya. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan; diantaranya menjaga keseimbangan waktu makan,
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
istirahat yang cukup, olahraga, dan mengkonsumsi vitamin (Katarina, perawat medic di Universitas Multimedia Nusantara). Memang kalau dilihat, hidup sehat agak sedikit kompleks. Karena kita hidup di dalam masyarakat yang beberapa mempersempit arti kesehatan. Sadar atau tidak, kita hanya melihat kesehatan dalam artian kesehatan fisik semata. Banyak orang yang mengikuti pola-pola hidup dan makan tadi, supaya sehat. Yang banyak terjadi kemudian adalah, orang bisa berpenampilan keren, dan bertubuh indah, ya walaupun hidupnya sedih dan
49
...istirahat yang cukup, olahraga, dan mengkonsumsi vitamin
dalam diri manusia, mulai dari dimensi fisik, sosial, teologis, dan historis. Menurut Reza juga, orang perlu makanmakanan bergizi, berolahraga dan beristirahat cukup. Namun, kesehatan fisik hanyalah bagian kecil dari kesehatan manusia. Ia memerlukan dimensi kesehatan lainnya. Setelah itu ada dimensi sosial. Orang perlu berdamai dengan musuhnya, keadaannya, bahkan orangorang terdekatnya. Kesehatan di bidang sosial ini amat erat dengan kesehatan mental. Jiwa yang sehat adalah jiwa yang damai berarti mampu berdamai dengan orang dan keadaan di sekitar.
merana, ini sebenarnya sama sekali tidak sehat. Sebagian orang terlalu fokus pada kesehatan fisik tapi mengabaikan dimensi kesehatan yang lainnya. Kalau boleh pinjam kata Reza A.A Wattimena (Peneliti di Bid. Filsafat Politik, Ilmu dan Kebijaksanaan timur) dia pernah bil- Ketika kebutuhan jiwa tidak terpenuhi ang bahwa hakekat dari kesehatan ada- maka keseimbangan beberapa dimensi lah harmoni. Harmoni berarti keadaan kesehatan akan terganggu. Ketika kita yang selaras dari berbagai dimensi di hidup di tempat yang penuh egosen-
50
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
trisme, keta’banan yang gila-gilaan, listrik yang padam setiap hari lagi cuaca yang panasnya minta ampun, atau cenderung bernegatif yang membuat diri sendiri merasa khawatir, stres, bahkan marah dengan keadaan sekitar. Segala sesuatu yang ada dipikiran kita dapat menyebabkan emosi dan ini pun mempengaruhi kesehatan. Emosi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Kemudian apabila telah dalam keadaan emosi, stres, cemas, atau kesal, kemungkinan besar kita tidak menjaga kesehatan sebaik yang seharusnya, dan juga secara tidak sadar dengan emosi yang tidak terkontrol tadi bisa menyebabkan meningkatnya resiko penyakit jantung coroner (Jurnal Circulation). Atau kebiasaan mahasiswa yang lain adalah rasa cemas berlebih, overthinking yang sangat-sangat gila, insecure-an melihat orang-orang terlihat lebih di umur sekian, sedangkan dia stagnan gitu-gitu aja, yang mana pikiran ruwet tadi rupanya bisa berdampak ke tensi yang tinggi terus ke asam lambung, dan ini sangat tidak kita sadari. Memang efeknya jarang nampak ketika masih muda, dan bisa jadi detox-nya sepuluh tahun atau dua puluh tahun kemudian. Kemudian adalah dimensi teologis.
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Orang perlu berbicara dengan Tuhannya. Bagi orang-orang religius, ini tentu sudah jelas, berdoa adalah jalan keluarnya. Dan yang terakhir adalah dimensi historis. Orang perlu berdamai dengan masa lalunya, tentu kita pernah mengalami ini semua yang menyedihkan dan menyakitkan di masa lalu. Semua itu bukan untuk dilupakan, tetapi untuk diterima sebagai bagian dari perjalanan hidup. Kita perlu menerima, mengingat, dan berdamai dengan mereka di dalam hati kita, supaya kita bisa menemukan kedamaian. Karena itu hidup perlu diisi dimensi-dimensi tadi. Hidup sehat dengan makanan yang bergizi, hidup sehat berdamai dengan keadaan. Di balik itu harus diperhatikan juga, hidup sehat dengan pikiran yang positif, hidup sehat tanpa iri hati, dan hidup sehat dengan mengingat Tuhan itu sama-sama penting. Tentang pelampiasan orang-orang yang ingin sehat secara fisik, jiwa, dan roh. Biasanya mereka nyambat ke hal meditasi, maksudnya melampiaskan semua energi-energi negatif ke medatasi, tujuannya bukan lain ialah untuk membuang energi negatif dan menyisakan energi positif agar tetap survive dalam lika-liku kehidupan.
51
Kalau meditasi yang jamak kita lihat adalah orang duduk bersila, mata tertutup, dan mengosongkan pikiran. Ternyata ada meditasi dengan cara yang lain. Yaitu bermeditasi dengan berefleksi, membuat rencana, melihat kembali pikiranpikiran kita. Dengan catatan, respon tersebut adalah hasil penggunaan nalar yang sebaik-baiknya dan mengunjungi kembali apa yang pernah kita pikirkan tentang sesuatu, lalu mencoba memikirkan dan mempertimbangkan kembali secara berbeda, atau mencoba mengkajinya dari sudut pandang yang berbeda. Percayalah! Bahwa dengan macam-macam dimensi tadi, kita sangat membu-
52
tuhkan kesehatan jiwa, roh, dan fisik. Agar semua kegelisahan dan distraksi-distraksi negatif itu bisa dikontrol, melalui jiwa dan roh supaya tidak berdampak kepada kesehatan fisik. Sangat erat memang kaitannya antara dimensi-dimensi kesehatan ini. Jika salah satu dimensi saja yang kuat, sementara dimensi yang lain lemah, maka orang itu tidaklah sehat. Keempat dimensi itu harus dilihat sebagai satu paket yang tak bisa dipisahkan. Jadi kesehatan tidak hanya terkait dengan fisik atau badan, tetapi jiwa dan roh agar ke-eksistensian sehat bisa didapat.
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
LIPUTAN KHUSUS Pelayan Manusia Oleh: Muhammad Nur Wahid Mahasiswa International University of Africa Di abad 21 ini kita punya segala hal, menciptakan kenyamanan dan kepraktisan dalam berkegiatan dari mulai adanya listrik, ac, ponsel genggam, sampai kendaraan pribadi dengan berbagai macam bentuknya, bahkan sekaya-kayanya Kaisar Mansa Musa (kaisar di Afrika Barat) yang jumlah kekayaannya terlalu besar untuk dihitung (Wikipedia- The 10 Richest People of All the Time) masih butuh bulanan untuk pergi haji ke Makkah, sedangkan kita rakyat jelata dari Indonesia hanya butuh sehari untuk sampai bandara king abdul aziz, Makkah. Hal mendasar yang membedakan kita dengan mereka, membuat hidup lebih mujur dari abad-abad sebelumnya, manusia bisa memanfaatkan energi, menjadikannya pelayan setia, memanfaatkan listrik menggunakannya untuk alat elektronik hingga banyak hal sulit menjadi mudah, memanfaatkan bahan bakar fosil untuk tranportasi, dengannya pergi ke penjuru dunia dengan singkat bukanlah mustahil.
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
53
Energilah yang membuat standar kehidupan kita berbeda, di sini kita akan ungkap rentetan penaklukan energi hingga inovasinya di peradaban manusia Pemanfaatkan tenaga manusia. Otot Manusia Sumber energi otomatis pertama yaitu otot manusia sendiri, digunakan untuk melakukan segala aktivitas, mulai berpindah, membangun tempat berlindung hingga berburu, sayangnya manusia bukanlah entitas yang bisa mengkonversi energi dengan efisien. Dari 100% energi yang kita dapat dari makanan, hanya 20% saja yang akhirnya bisa “terkonversi” menjadi output mekanik, seperti ketika kita menggunakan otot untuk mengangkut suatu benda. Sisa energinya ke mana? Sisa energinya hilang sebagai panas. Api
Angin
Berdasarkan penelitian arkeologis, api adalah sumber energi di luar tubuh pertama yang bisa dijinakkan manusia, energi ini terbilang susah dijinakkan, dan juga resiko yang besar salah dikit bisa manusia bisa terbakar dan menimbulkan cidera serius Tenaga hewan lain.
Yang sebelumnya mengendarai keledai dan kuda untuk berpergian kini terobosan perahu layar, memanfaatkan energi angin dan air sekaligus, perahu tenaga angin pertama yang tercatat sejarah berada di peradaban Mesir Kuno dan Mesopotamia 3200 SM, sebenarya perahu sebelum itu ada, tapi masih mendayung dengan otot, tapi dengan diciptanya layar tidak perlu capek capek mendayung, tinggal arahin angin selesai. Peradaban Mesir Kuno dan Mesopotamia adalah tempat yang kondusif untuk manusia menciptakan teknologi perahu bertenaga angin. Peradaban ini dipisahkan oleh tiga sungai besar, yaitu Eufrat, Tigris, dan Nil.
Rasanya capek banget kerja berat nguras tenaga banget sedangkan banyak makhluk liar yang memiliki kemapuan menakjubkan misal gajah yang bisa menggangkat batang pohon hanya dengan belalainya hingga unta yang bisa menahan minum berhari-hari.
54
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
molekul air akan panik dan mulai terpental ke sana kemari sampai akhirnya molekul-molekul air mengalami proses perubahan fisika menjadi uap. Ternyata, kekuatan uap air yang kesannya cuma “udara panas” yang tidak berguna itu, bisa kita manfaatkan sebagai sumber energi yang luar biasa jikalau dapat dikendalikan dengan baik. Orang yang pertama kali mendemonstrasikan kekuatan uap adalah seorang matematikawan dan engineer Yunani bernama Hero of Alexandria (Heron) dari Kerajaan Romawi pada abad 1 masehi. Dia merancang turbin uap yang disebut dengan aoelipile. Dari aeolipile ini pun menginspirasi serangkaian inovasi. Terobosan demi terobosan lahir hingga akhirnya pada abad ke-18 lahirlah inovasi yang sering disebut sebagai titik balik paling berpengaruh dalam sejarah manusia: mesin uap. Harta karun bawah tanah Air Hingga suatu masa manusia memahami bahwa air menyerap radiasi matahari dan mengubahnya menjadi energi potensial gravitasi ketika air menguap, lalu mengubahnya lagi menjadi energi kinetik ketika air itu jatuh kembali sebagai hujan, manusia kemudian memanfaatkan proses itu dengan membangun bendungan air. Uap Pemanfaatan energi panas dari api baru mengalami sebuah terobosan besar ketika dipadukan oleh sifat fisika dari air, yaitu dorongan tekanan dari uap air yang dipanaskan. Ketika kita memanaskan air,
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Pertama kali ditemukan oleh manusia di daratan Tiongkok 3.490 SM, manusia sudah menyebutkan bahwa batu bara lebih bagus daripada kayu dalam segi energi pembakar, tapi sayang batu bara bukan mudah ditemukan di permukaan, dengan lokasi yang sulit diketahui sehingga mempersulit untuk diambil. Sebelum revolusi industri datang batu bara masih sedikit penambangnya berbanding jauh ketika revolusi industri merebak ke seluruh Eropa, Amerika Utara, mereka menggali dengan skala besar dan hingga seluruh Eropa dan Amerika pun berlomba-lomba dalam industrii dan produksi pada sekitar abad 19-20 dengan hal itu mereka membutuhkan banyak sekali batu bara. Sepanjang
55
abad 19 penggambilan harta karun ini terjadi besar-besaran, kilang minyak muncul dimana-mana, dan berujung berkembangnya ekonomi. Listrik Sebelum listrik ditemukan pembangkit energi masih menggunakan transmisi air, gas, dan sejenisnya, tapi kurang efisien, misalkan saat datang ke pabrik, harus memanaskan air terlebiih dahulu. Pengembangan dan produksi listrik secara komersil (1880), memungkinkan energi dari pembakaran sekarang bisa dikirimkan ke sebuah grid kabel yang terorganisir, ditransfer dalam jarak jauh ke bangunan-bangunan perumahan dan komersial, untuk dipakai semaunya oleh si pemilik bangunan. Tidak repot lagi karna energi suda siap pakai. Tercatat pada abad 19, sejarah sebagai ajang pembuktian bahan bakar fosil dan mulai era bahan bakar fosil. Dan pada abad 20 tren meningkatnya konsumsi energi secara eksponsial dan pesatnya improvement teknologi di segala aspek kehidupan. Peningkatan konsumsi batu bara dari 1 miliar ton per tahun (1910) menjadi 5 miliar ton (1990) begitu juga melonjaknya pemakaian gas alam, dsb. Semua terjadi dalam kurun waktu 100 tahun, padahal inovasi energi dan teknologi sebelum abad 19 butuh ribuan tahun hingga ratusan ribu tahun. Sumber: https://www.zenius.net/blog/bahan-bakar-energi-bentuk-macam
56
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
RESENSI
Iman; When the Faith is at the Crossroads (2020) Oleh: Saefurrohman Berdasarkan penelitian dan wawancara ekstensif oleh UNDP, film ini menceritakan kisah empat pemuda Sudan yang menghadapi ekstrimisme dalam perjalanan mereka menuju kedewasaan, diakui telah ditonton hingga mengubah cara pandang seseorang, dan digunakan sebagai sarana penanggulangan ideologi ekstrimis di seluruh dunia. Empat kisah dalam satu film dengan durasi tidak sampai satu jam bisa dibilang sangat berani. Melawan resiko nilai dan pesan yang ingin disiratkan tidak tersampaikan dengan baik. Apalagi cerita mereka terpotong sepanjang film dan karakternya tidak pernah bertemu satu sama lain. Film ini mengisahkan empat orang Sudan dari berbagai lapisan masyarakat, melalui berbagai keadaan dan untuk alasan yang berbeda, mereka tertarik pada kelompok ekstrimis. Berdasarkan pada kisah nyata, film ini menempatkan wajah manusia pada momok ekstrimisme. Adegan film diawali dengan keluarnya salah satu tokoh dari penjara, tokoh satu ini tidak disebutkan namanya sepanjang film. Pemuda dengan usia
58
berkisar 20-an hidup bersama Ayahnya. Ia mendekam di jeruji besi lantaran terindikasi ikut campur dalam kegiatan kelompok ekstrimis dan berniat hendak hengkang dari Sudan menuju negara konflik. Sedangkan Ayahnya berusaha menyelamatkan anak ini dari ideologi ekstremnya tersebut. Tak jarang mereka beradu argumen dengan dalil mereka masing-masing.
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
Judul film Negara Genre Sutradara Pemain Produksi Tahun Rilis
: Iman : Sudan : Campaign & Drama : Mia Bittar : Asaad Ali, Adil Kebida, Sahar Ibrahem, Hassan Khamis, dll. : United Nations Development Programme (UNDP) : 2020
Satu adegan yang paling berkesan ketika sang Ayah mengajak anaknya salat berjamaah, namun anak itu enggan dan dengan bebalnya menggelar sajadah sendiri di ruangan lain. Sebagai pesan akan perbedaan mutlak ideologi anak tersebut. Scene berpindah dengan tokoh kedua seorang Ibu yang mencari anak perem-
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
puannya bernama Iman. Di dalam bus ia berulang kali menekan nomor telepon yang sama namun tak kunjung mendapat jawaban. Sesampai di rumah ia juga tak melihat batang hidung anak perempuannya tersebut. Hingga ia mendatangi kantor polisi melaporkan perihal orang hilang sambil tetap berusaha menempel foto Iman di jalanan. Beberapa hari kemudian ia mendapat laporan dari kepolisian bahwa anaknya terlibat kegiatan ekstrimis dan belum diketahui keberadaanya. Seakan tidak percaya, ia membongkar kamar Iman dan menemukan beberapa kejanggalan terhadap catatan-catatan Iman di bukunya. Berbekal beberapa petunjuk ia semakin gila dalam mencari anaknya, dalam suatu adegan sempat ia berbaur dengan menggunakan niqab menuju tempat yang ia kira sebagai perkumpulan orang-orang semacam itu. Namun nihil, ia tetap tak menemukan apapun. Berujung pada pengikhlasan. Karakter ketiga cukup unik. Diceritakan bernama Hima, sosok mahasiswa Sudan yang tumbuh besar di Inggris dan kental akan kultur baratnya. Ia sangat cinta terhadap musik dan ber-
59
temu dengan seorang mahasiswi bernama Lamia yang memiliki kesukaan pada hal yang sama. Kedekatan mereka kian tumbuh saat mereka bersama menulis lagu pertama kali dalam bahasa arab. Namun, tiada angin tiada hujan, Hima perlahan mulai menghilang dari radar Lamia. Lamia menyadari hal ini sejak melihat Hima sering bertemu dengan seorang laki-laki yang mulai sering bersamanya. Di akhir cerita Hima harus memilih jalan ekstrimis melalui pendekatan dari laki-laki yang ditemuinya, meski ia tetap berhasil menyembunyikan hal tersebut dari Lamia. Tokoh keempat, sedikit berbeda dari yang lain. Ia adalah seorang Ayah dua anak yang baru saja kembali dari konflik perang Timur Tengah namun masih memiliki traumatisme akan perang itu sendiri. Istrinya marah karena trauma suaminya tersebut terkadang membahayakan keluarganya. Tak jarang suaminya menodong senjata secara tiba-tiba ke orang di dekatnya hanya karena mendengar teriakan atau sentakan barang. Meski diakhir ia mendapat pekerjaan tetap namun ia sempat ingin kembali ke Libya karena tak diterima oleh orang-orang terdekatnya. Kelebihan dan Kekurangan Film Sudan acapkali tidak jujur, dalam beberapa hal selalu saja memiliki kontradiksi dengan kehidupan mereka di dunia nyata. Sebagai contoh kenyataan mereka yang hobi bercakap dan berbasa-basi tidak terlihat di film ini. Yang ada mereka lebih menonjolkan sisi ekspresi dari para pemainnya. Sah-sah saja lantaran peran ekspresi lebih dimaknai dalam seni visual daripada dialog. Terlepas dari hal itu, pesan yang disam-
60
paikan dalam film ini cukup gamblang. Dialog–dialog ringan namun berbobot seringkali membuat penonton berfikir lebih keras. Seperti saat perdebatan yang terjadi antara Ayah dan anak (tokoh pertama). Kepada anaknya ia berucap dengan suara teduh, “bisakah kamu menunjukkan padaku satu kata dalam Al-Qur’an yang mendasari perbuatanmu, mendukung pandanganmu, dan mempersilahkanmu untuk membunuh manusia? Apakah kamu mempunyai Al-Qur’an yang berbeda dengan kita?” Terlepas dari pandangan orang terkait baik atau buruknya kelompok yang dianggap ekstrimis. Anggapan film ini terhadap perang di Timur Tengah adalah konflik politik. Tujuan dari produksi film ini sendiri untuk menyampaikan pesan untuk menjauhi hal tersebut, yang berdampak pada pemahaman radikalisasi dan afiliasi negatifnya dengan kemungkinan alasan untuk bergabung dengan kelompok ekstrimis. Dengan kemitraan di bawah program PAVE yang secara resmi diluncurkan pada 9 Maret 2017. Penelitian dalam film mencangkup temuan dan analisis terperinci berdasarkan hampir 300 wawancara, menunjuk pada motivasi pribadi serta pendorong cara pandang menuju ekstremisme di berbagai daerah di Sudan. Studi ini dilakukan dalam kemitraan dengan masyarakat sipil, LSM, organisasi perempuan dan pemuda, lembaga keagamaan, universitas, dan komunitas internasional. Film ini bisa ditonton secara gratis di channel youtube UNDP Sudan. Happy watching, sobat El-Nilein!
MAJALAH EL-NILEIN EDISI JULI 2022
el-nilein