Majalah El-Nilein Edisi Januari 2023

Page 1

SALAM REDAKSI

Segala puji dan syukur selalu tercurahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang mengajarkan manusia ilmu dan memerintahkan untuk membaca. Selawat dan salam selalu terhaturkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selaku nabi penutup yang menyampaikan risalah kepada seluruh umat manusia. Semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak.

Maraknya gaya pemikiran dari Barat yang disebarkan oleh banyak kalangan menimbulkan kerunyaman yang dikhawatirkan akan menyebabkan penyelewengan norma dan nilai agama dengan dalih kebebasan berfikir. Dewasa ini, masyarakat dipaksa menerima istilah yang tidak sepenuhnya dipahami oleh khalayak luas,seperti istilah “Open Minded” yang menjamur begitu saja tanpa pemahaman.

Majalah El-Nilein edisi kali ini menghadirkan tema yang mungkin relevan dan menarik atas apa yang terjadi saat ini. Dengan mengangkat judul “Dunia Tak Pernah Salah” semoga yang budiman dapat ikut mempelajari, menyimak bahkan memberi kritik atas tulisan-tulisan yang dituangkan dalam majalah kali ini. Selamat membaca!

KRU LEMBAGA EL-NILEIN 2022-2023

Direktur: Zaid Abdul Aziz

Sekretaris: Kuni Abida Kamila

Bendahara: Muhammad Nur Wahid, Atik Fitriyati

Pimpinan Redaksi: Muhammad Hasan Albanna

Staf Redaksi: Nailul Rohmatul Muwafaqoh, Muna Syahidah, Raja Juliansyah Zainun

Bethan, Muhammad Rayyan Hidayat, Aribah Alfawwaroh, Nova Rosawanda, Muhammad Najmuddin, Abdul Aziz, Saifurrahman, Loby Pangestu.

Staf Media

Designer: Tengku Rahmad, Khilda Nadhrotul Wujuh, Wahdatul Hijjati

Layouter: Muhammad Hanif Mu’afa, Rosyida Noor Alfaeni

Podcaster: Daniel Zia Ulhaq, Muhammad Al-Hafiz, Kurnia Nur Khodijah, Urfa Salsabilatul Jannah

Majalah El-Nilein Januari

2023 2
2023 3 Daftar Isi 04 Kajian Utama I Kolonialisme Modern; Upaya Baru Barat Mengeksploitasi Pemikiran 16 Sastra Malaikat Kecilku 13 Opini I Open Minded; Cara Manusia Mencari Pembenaran 27 Wawancara dengan Narasumber Habib Abdurrahman Izzudin Open Minded 29 Sejarah Kebudayan Islam Terang dan Redupnya Islam di Sisilia 08 Kajian Utama II Menjadi Bijak Menerima Informasi dengan Kacamata Islam 24 Muslimah Corner Muslimah Di Tengah Arus Open Minded 16 Opini II Mempersoalkan HAM ala Barat; Open-Minded Berkedok Anti-Kritik 36 Kesudanan Sudan; Negeri Penuh MItos 39 Resensi Film “The Maze Runner” 42 Galeri El-Nilein
Majalah El-Nilein Januari

Kolonialisme Modern; Upaya Baru Barat Mengeksploitasi Pemikiran

Daratan yang mengalami pasang surut kejayaan dengan segala kegigihan hingga darah yang tumpah, pembangunan peradaban dan peperangan agung, pemeliharaan prinsip dan kemunafikan, seakan cukup untuk melukiskan muka Eropa di dalam lembaran kanvas peradaban dunia. Dimulai dari berkuasanya Romawi hingga keruntuhannya, bangkitnya kembali kerajaan-kerajaan katolik di seluruh daratan, sengketa di antara mereka sendiri, hingga sempat merasakan gemerlap cahaya yang meneduhkan dengan Islam sebagai tokoh utamanya dan Andalusia sebagai porosnya, lalu masa perampasan peradaban yang mengakibatkan dikambinghitamkannya cahaya bernama Islam itu. Berlanjut dengan ekspansi yang mengakibatkan kolonialisme di berbagai belahan dunia yang memiliki kekayaan yang tidak dimiliki oleh bangsa kulit putih tersebut. Berawal dari runtuhnya keangkuhan Konstantinopel sebagai kebesaran Kris-

ten Ortodoks, lalu ditutupnya jalur laut oleh pemuda penggenggam nubuat nabi, berakibat berlayarnya bangsa Eropa atas perintah kerajaan katolik Spanyol dan Portugis, akhirnya sampailah mereka di surga rempah-rempah yang sangat memanjakanbagi bangsa eropa.

Waktu berlalu, begitu lama hingga tak terasa kolonialisme yang mereka lancarkan memakan beribu nyawa, menenggelamkan kebahagiaan, menyisakan luka, meninggalkan kesedihan, namun gejolak api perjuangan dari pribumi tak mampu padam. Pribumi menolak penjarahan, meskipun usaha tak menjamin kemenangan. Para Kolonial kembali ke daerah mereka, Eropa yang pernah gelap namun juga terang. Rakyatnya tetiba makmur, kota-kotanya berkilauan cahaya atas perampasan dan perbudakan mereka di berbagai belahan dunia. Mereka asyik khusyuk berdansa sementara negeri terjajah merana ber-

Majalah El-Nilein Januari 2023 4
“KARENA PADA ABAD INI, BUKAN LAGI PEPERANGAN ANTAR SENJATA YANG DISUGUHKAN, NAMUN LEBIH KOMPLEKS YAKNI PERANG PEMIKIRAN ATAU DALAM KHAZANAH KEISLAMAN DISEBUT “GAZWUL FIKR”.”
Kajian Utama

tahun-tahun lamanya.

Kebahagiaan Eropa tak melulu sempurna hingga pada akhirnya tersulut Perang Dunia I. Harta yang mereka miliki dialihfungsikan lebih untuk peperangan antar bangsa mereka sendiri. Raja bersulang anggur, mayor jendral memerintah dari gedung mewah, namun pasukan berperang di arena yang tak memberikan sedikitpun harapan untuk hidup dan rakyat jelata tak berdosa terpaksa menjadi korban.

Hari berganti hari, mentari terbit dan tengggelam sembari melihat perubahan manusia dan zamannya. Hingga sampailah pada detik ini. Eropa semakin menjadi pusat. Bahkan sebuah negeri nun jauh di benua Amerika juga memiliki gaya, budaya, identitas, pola piker, dan pengaruh layaknya negara-negara Eropa. Mereka saling berebut pengaruh. Gencar menyebarkan cara hidup dan pola pikir mereka. Sebuah penjajahan baru. Kolonialisme modern!

Kolonialisme sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu. Dalam konteks ini, nampaknya tidak berlebihan melabeli apa yang digencarkan Barat di masa modern ini sebagai kolonialisme. Bukan lagi penjarahan atau penjajahan dengan maksud memperluas wilayah ke negara-negara lemah, namun Barat ingin menanam pengaruh melalui pemikiran-pemikiran, yang hanya masalah waktu, akan menjadi senjata mematikan bagi wilayah “jajahannya”.

Jika langsung mengamati apa yang terjadi di Indonesia, di mana akses untuk memperoleh pengetahuan baru amat mudah untuk dijangkau, tentu Indonesia sudah masuk teritorial yang dikuasai Barat. Bisa dilihat dari banyaknya kalangan mulai dari pemuda-pemudi, aktivis, hingga akademisi yang memiliki cara pandang dengan Barat sebagai kiblatnya. Tentu, tidak bisa digeneralisasi bahwa semua pemikiran dan pengetahuan yang lahir dari Barat merupakan pengetahuan yang buruk. Dalam rangka untuk bersaing dan menyesuaikan diri di era modern yang memaksa seluruh bangsa di dunia harus melakukannya, tentu menukil pemikiran dan pengetahuan dari Barat akan membawa angin segar untuk membenahi kekurangan suatu bangsa yang tertinggal. Namun tak dapat disangkal, bahwa ada pula racun yang lolos begitu saja di dalam pemikiran Barat yang berpotensi membawa penerimanya kepada kehancuran.

Di antara hal positif yang dapat diambil dan dikembangkan dalam praktik ke-

Majalah El-Nilein Januari 2023 5

hidupan di Indonesia adalah teknologi dan pendidikan bangsa Barat yang begitu pesat kemajuannya. Sementara jika melihat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia yang tergolong rendah, menurut UNESCO Pada 2021 lalu, World Population Review mempublikasikan sebuah data mengenai kualitas pendidikan dari 78 negara, dan Indonesia menempati peringkat ke-54. Tentu, rata-rata negara yang menempati peringkat atas adalah negara-negara Eropa dan Amerika Serikat ditambah beberapa negara Asia lain seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura. Namun, tak semua hal yang diperoleh dari Barat membawa maslahat bagi masyarakat Indonesia. Hal-hal seperti budaya bebas dalam memenuhi gaya hidup merupakan racun yang sangat berbahaya jika tak ditemukan cara membasminya. Semenjak gencarnya budaya Barat yang masuk ke Indonesia tanpa penyaringan yang bijak, Indonesia seakan terbuai oleh gemerlap budaya Barat yang imbasnya adalah hilangnya jatidiri anak bangsa. Bukan

hanya gaya hidup dan budaya, pemikiran Barat yang mengarah kepada sekularisme dan liberalisme juga menghantui bangsa Indonesia. Indonesia dengan kultur relijius yang sangat kental tentu kurang cocok jika harus mengimplementasikan pemikiran sekuler di tengah masyarakat. Menilik pengertian dari sekularisme sendiri, seperti yang dilansir dari Secularism. org.uk, dari Inggris, bahwa sekularisme dijabarkan menjadi tiga, di antaranya adalah Pertama; Separation, yang berarti pemisahan institusi agama dengan institusi negara dan lingkup publik, meskipun agama masih memiliki ruang partisipasi namun tidak boleh mendominasi. Kedua; Freedom, yakni kebebasan melaksanakan kegiatan agama menurut keyakinan masing-masing individu tanpa adanya pemaksaan. Ketiga; Equality, yakni kesetaraan yang berarti kepercayaan agama tidak boleh memandang rendah satu sama lain.

Poin kedua dan ketiga nampaknya sahsah saja jika dipraktikkan di Indonesia karena tidak terlalu bertentangan dengan identitas masyarakat yang relijius secara majemuk, namun pada poin pertama tentu sangat fatal jika diterapkan di Indonesia. Alasan betapa fatalnya jika poin pertama diterapkan di Indonesia adalah karena pada sila pertama pancasila, yakni “Ketuhanan Yang Maha Esa” jelas mengindikasikan bahwa Indonesia sebagai sebuah negara dan pemerintahan sangat menjunjung tinggi nilai agama dan ketuhanan, tentu sangat bertentangan dengan prinsip sekularisme dalam menjalankan aktivitas egara dan pemerintahan.

Jika menilik kembali fakta sejarah, bisa kita temukan sebuah negara yang akhirnya harus merana setelah menerapkan

2023 6
Majalah El-Nilein Januari

sistem sekuler dalam tata pemerintahannya. Sebut saja Turki semasa kekuasaan Mustafa Kemal Attaturk yang menjadi presiden pertama Republik Turki (sebelumnya Turki merupakan negara dengan sistem pemerintahan monarki dengan Islam sebagai asas negara). Pada saat Mustafa Kemal berkuasa, ia langsung merombak segala simbol dan sistem Islam yang ada di Turki karena beranggapan Islam terlalu kuno untuk dijadikan dasar negara. Segala atribut Islam dilepas dan berimbas pada dikekangnya hak-hak mengekspresikan agama di ruang publik. Sistem sekuler yang diusung Attaturk sama sekali tidak membawa Turki menjadi negara maju, justru menjadi negara terpuruk berbanding terbalik dengan Turki Utsmani yang sering mencatatkan kegemilangan dalam rekam sejarah Turki. Turki pada masa Attaturk dengan ideologi sekulernya bahkan mendapat julukan “The Sickman in Europe” atau pesakitan Eropa.

Maka, Indonesia setidaknya harus waspada dan bersiap atas segala gempuran pemikiran yang lahir yang dibawa dari Barat. Generasi muda yang sangat mudah mengakses pengetahuan dan informasi harus dibekali dengan nilai-nilai agama beserta norma-norma yang sesuai dan sudah mendarah daging di Indonesia, agar tidak mudah terjerumus dalam pemikiran berbahaya Barat. Karena pada abad ini, bukan lagi peperangan antar senjata yang disuguhkan, namun lebih kompleks yakni perang pemikiran atau dalam khazanah keislaman disebut “Gazwul Fikr”. Semoga kita dijauhkan oleh Allah dari segala penyimpangan pemikiran.

Majalah El-Nilein Januari 2023 7
Penulis Muhammad Hasan Albanna Mahasiswa University of The Holy Quran, Madani
Majalah El-Nilein Januari 2023 9 Kajian Utama
Bijak Menerima Informasi dengan Kacamata Islam
Menjadi

Kehidupan ini salah satunya adalah terdiri dari teknologi buatan manusia yang akan terus berkembang. Tak terlepas dari sistem informasi, semakin berkembangnya teknologi, maka kemudahan berkomunikasi dan menyampaikan informasi juga semakin terfasilitasi. Kemudahan-kemudahan tersebut dimanfaatkan oleh sebagian besar dari kalangan masyarakat. Tentu saja dari segala kemajuan yang diciptakan, ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan. Contoh, sebuah akun media sosial digunakan untuk menyampaikan pendapat, meminta dukungan, atau bahkan digunakan sebagai wadah beradu argumen. Di sisi lain, semakin ada kemudahan yang didapat, informasi-informasi yang beredar juga tidak tersaring dengan baik.

Akhir-akhir ini banyak fenomena yang disiarkan di media sosial. Entah itu terkait dengan peristiwa dunia yang sedang berlangsung atau terkait dengan personal yang menyuarakan pendapat mereka. Dari berbagai informasi yang menyebar itu, respon yang didapat dari kalan gan masyarakat juga sangat beragam. Ada yang menafikan dan ada yang sangat mendukung. Tentu saja kita tidak mempermasalahkan bagaimana respon masyarakat, yang menjadi hal yang menyedihkan adalah, ketika menyaksikan informasi namun yang menyimak hanya menelan mentah-mentah tanpa ada tinjauan ulang, dan yang paling disayangkan adalah ketika seseorang menyaksikan informasi namun ia mengiyakan sesuatu yang tidak dibenarkan atau menyimpang.

Tentu saja berbagai respon tersebut lahir karna ada faktor-faktor yang melatarbelakangi. Diketahui ada beberapa penyebab seseorang mudah sekali mengiyakan gagasan yang mereka terima, antara lain sebagai berikut:

1. Berkembangnya teknologi modern Tidak bisa dipungkiri bahwa berkembangnya teknologi menjadi akses yang sangat memudahkan untuk mencari informasi. Namun sangat disayangkan, kemudahan tersebut mengakibatkan dampak buruk yaitu siapa pun dapat menyebar dan mendapatkan kabar yang salah. Teknologi di sini mencakup banyak hal, mulai dari media sosial seperti Facebook, Twitter, atau Instagram, atau laman media so-

Majalah El-Nilein Januari 2023 10

sial lainnya. Kebanyakan orang-orang lebih memilih memainkan gawai di waktu senggang mereka dengan membuka laman media sosial yang mereka sukai.

Dilansir dari aptika.kominfo.go.id.co, menurut data Google, selama 60 detik terdapat 16 juta pesan terkirim, 4,1 juta video dilihat di YouTube, 46.200 konten diunggah di Instagram, 3,5 juta pencarian di Google, 342.000 aplikasi diunduh di Playstore, $751,522 transaksi belanja online, 900.000 aktifitas log in Facebook, serta 452.000 tweet dikirim. Data tersebut menunjukkan betapa mudahnya akses informasi sekarang yang bisa menyebabkan banyak informasi yang tidak tersaring dengan baik.

2. Tingkat populasitas informasi

Semakin mudahnya akses teknologi, maka semakian mudah pula informasi yang tersebar. Terlebih informasi-informasi tertentu yang sedang hangat diperbincangkan akan menjadi buah bibir masyarakat. Sayangnya, hal seperti ini mengakibatkan kebenaran yang seharusnya diketahui masyarakat menjadi tertutupi karena ada informasi yang lebih ‘asyik’ untuk dikonsumsi.

3. Bias informasi

Bias informasi ini merupakan sebuah fenomena di mana pencari informasi hanya membaca informasi apa yang mereka cari saja, atau mereka hanya membaca informasi yang melintas di beranda media sosial mereka, tanpa mencari tahu apakah informasi yang mereka dapat itu benar atau tidak, atau pembaca akan condong terhadap apa yang mereka yakini saja. Kebanyakan orang akan mempercayai informasi yang ia yakini daripada mempercayai informasi yang bersifat faktual. Dalam kasus bias yang seperti ini, dapat menyebabkan seseorang tidak mau mendengarkan dan hanya mengiyakan apa yang mereka yakini saja.

Selain hal-hal yang menjadi latar belakang, ada hal-hal yang bisa tercipta dari mudahnya ‘termakan’ informasi yang menyebar. Di antaranya adalah, seseorang bisa dengan mudah tersulut emosinya, menimbulkan perpecahan, saling mencela dan menghina,

Majalah El-Nilein Januari 2023 11

saling menyalahkan, bahkan bisa menyebabkan ‘merasa paling benar dan itu salah’.

Dari rangkaian faktor dan dampak di atas, hal yang paling cerdas dalam menyikapi sebuah informasi adalah sikap kritis seseorang pada informasi yang didapat. Jika seseorang memiliki daya kritis, maka ia tidak akan mudah menelan mentah-mentah informasi yang ia dapat. Tentunya pribadi yang kritis disiapkan dari pribadi yang memiliki kesiapan literasi yang cukup, agar lebih mengetahui rujukan-rujukan yang benar dan mampu mengetahui kredibilitas informasi yang beredar di media sosial.

Sikap Cerdas Sebagai Seorang Muslim

Di kehidupan yang sudah modern ini, kita bisa melihat bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepat. Misalnya ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan yang baru, tak sedikit dari sejumlah tokoh atau figur yang terkenal akan melahirkan ‘teori’ baru atau mengutarakan pendapat (opini) mereka. Namun terkadang, gagasan yang mereka ambil ada yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama.

Pada beberapa keadaan, fenomena-fenomena tersebut kerap kali terjadi. Tokoh atau figur publik menyuarakan apa yang mereka gagas kemudian secara langsung atau tidak masyarakat akan mulai mengambil apa yang mereka katakan. Entah yang mereka katakan itu hanya karena prinsip hidup mereka atau memang sudah jelas berpedoman pada agama. Jika ‘teori’ yang mereka gagas adalah dari opini pribadi saja dan itu menyalahi aturan agama, maka penerima informasi yang tidak memiliki kesiapan literasi akan langsung mengiyakan.

Sebagai seorang muslim, tentunya sudah memiliki pedoman dan aturan-aturan tetap yang mengatur kehidupan. Begitupun dalam menyikapi informasi yang didapat, atau bagaimana ia menerima segala bentuk realita dengan bijak.

Dalam penyikapannya, ada teori unik yang digagas oleh Syed Muhammad Naquid Al Attas tentang bagaimana konsep kehidupan seorang muslim, yaitu dengan melihat sudut pandang dunia dengan kacamata Islam, atau yang lebih dikenal

2023 12
Majalah El-Nilein Januari

dengan World View of Islam.

World View of Islam adalah bagaimana Islam memandang realita. Realita ini tidak terbatas pada yang hanya bisa dirasakan dan yang terjadi pada diri kita secara langsung, namun juga realita yang tak bisa dirasakan (gaib) dan yang terjadi dengan apa yang kita saksikan atau dengar baik secara langsung atau tidak langsung. Ia mengusung konsep nyata bagaimana Islam menyikapi sebuah peristiwa, apa yang ada, dan apa yang tercipta.

Seringkali yang dijumpai adalah sikap yang sekenanya dalam menyikapi realita, bahkan bisa saja seakan tidak ada hal yang mengatur. Namun jika seseorang memahami dan mengambil konsep WorldView of Islam, maka dengan segala bentuk realita yang ada, ia akan hidup dengan ‘penyikapan realita yang diajarkan oleh Islam’, tak terlepas dari bagaimana dia memiliki sikap cerdas untuk menyikapi dampak dan memposisikan diri agar tak menjadi sasaran empuk berbagai informasi yang tak tersaring dengan baik seperti sekarang ini.

Akan tetapi, karena kekurangan manusia yang sudah tercipta sebagai ‘mahallu khata’ wan nisyan’, yang seringkali berbuat salah dan lupa, konsekuensi akan hal ini seringkali terluput. Terkadang perwujudannya terletak pada hal-hal yang dianggap remeh, seperti respon positif/negatif terhadap sikap seseorag kepada kita, entah hanya tersenyum atau diam saja, atau contoh kecil, bagaimana cara kita bermuamalah di sosial media.

WorldView of Islam bukanlah cara pandang yang ‘overdosis dalam agama’ terhadap dunia, justru mengajarkan dan mengajak kita bagaimana menyikapi dengan cerdas terhadap berbagai realita yang ada, yang memiliki aturan yang benar dan sesuai dengan apa yang diajarkan, bukan hanya sesuai dengan prinsip atau pemikiran pribadi yang dimiliki.

Nailul Rahmah Muwafaqoh Mahasiswi International University of Africa

Majalah El-Nilein Januari 2023 13
Penulis

Open Minded; Cara Manusia Mencari Pembenaran

Globalisasi benar-benar memberikan pengaruhnya, baik positif maupun negatif. Pemikiran manusia zaman modern makin ke sini makin berubah. Globalisasi yang menuntut keterbukaan menjadikan manusia terus menghadapi hal-hal baru, termasuk pemikiran dan pandangan yang baru. Kemudian muncul istilah open minded yang terus dibicarakan oleh banyak orang di mana-mana.

Istilah open minded sudah tidak asing bagi kita. Banyak orang menggunakan istilah ini terutama di media sosial, namun masih banyak dari mereka yang belum mengerti makna sebenarnya dari open minded. Kesalahan mereka dalam mengartikan dapat menjadikannya bertindak seenaknya. Apa yang akan terjadi jika manusia berbuat seenaknya? Tentu saja dunia tak lagi baikbaik saja.

Open minded atau berpikir terbuka bukanlah suatu pemikiran yang sepenuhnya salah. Pemikiran tersebut bisa menjadi salah jika manusia tidak salah memahaminya. Open minded adalah sikap terbuka terhadap berbagai pendapat, informasi, dan ide dengan melihat suatu hal

dari berbagai sisi, bukan hanya dari satu sisi saja.

Tentu saja model berpikir semacam itu tidaklah salah karena kita dapat melihat pandangan orang lain terhadap sesuatu. Kemudian kita bisa menilai pandangannya merupakan kebenaran atau kesalahan dan kita bisa mengetahui pandangan mana yang benar dan salah. Tanpa adanya open minded tentu dunia masih beranggapan bumi pusat tata surya, bumi datar, dan lain-lain.

Open minded mengharuskan kita memikirkan ulang atas apa yang kita yakini. Kita tidak secara serta merta mengatakan apa yang kita yakini adalah hal yang benar sehingga mereka yang berbeda dengan pandangan kita adalah hal yang salah. Jika manusia merasa dirinya benar dan yang lain salah juga akan menjadikan dunia mengalami kejumudan dan tak akan pernah maju, seperti yang telah dilakukan oleh gereja melalui komite Inkuisisinya. Namun akhir-akhir ini istilah open minded mengalami pergeseran makna. Banyak orang yang hanya menerima pandangan orang lain tanpa menilai benar dan salahn-

Majalah El-Nilein Januari 2023 14 Opini

ya. Padahal open minded yang seharusnya menjadi filter untuk dapat menentukan yang baik dan yang buruk. Open minded berubah menjadi senjata untuk membenarkan sesuatu yang salah.

Penyalahgunaan istilah open minded ini akan dijadikan subuah pembenaran atas sesuatu yang sudah jelas menyimpang dari nilai dan norma, membaurkan apa yang benar dan salah, dan mencampurkan kebaikan dan keburukan hingga saling mengaburkan. Pada akhirnya dunia dibuat bingung mana yang benar dan salah. Bagaimana jadinya jika dunia tak lagi memandang nilai dan norma?

Open minded yang semestinya menjadikan seseorang cerdas dan berwawasan luas malah memunculkan manusia-manusia pinter keblinger. Orang yang pandai berbicara dan berpikir menggunakan kepandaiannya untuk membenarkan apapun yang dilakukannya demi hidup bebas tanpa aturan yang terikat oleh nilai dan norma.

Tak jauh dari istilah open minded, kita juga dibingungkan dengan pandangan relativisme. Baik dan buruk dikaitkan dengan kultur setempat. Di satu tempat tindakan dianggap baik, sementara di tempat lain tindakan yang sama dianggap tidak baik. Pandangan ini sama dengan open minded yang membawa kita pada akhir yang membingungkan. Kita tak lagi tegas memutuskan mana yang baik dan buruk.

Contoh misalnya koruptor dan pelacur. Apakah kita akan mengatakan keduanya

benar karena memiliki alasannya masing-masing? Mereka korupsi karena ingin ongkos politiknya (money politics) bisa kembali dan berlipat ganda. Mereka menjadi pelacur karena terhimpit masalah ekonomi sehingga ingin mendapatkan uang secara cepat. Keduanya adalah hal yang salah dan tak bisa kita membenarkannya dengan pandangan open minded.

Open minded sekarang ini tidak menghasilkan kesimpulan benar dan salahnya sesuatu, yang penting menerima dan menghargai pandangan orang lain meskipun pandangannya salah. Padahal nilai dari open minded adalah bagaimana seseorang dibebaskan untuk berpikir dan mencerna berbagai ide yang dihasilkan oleh orang lain. Tidak mencela dan tidak juga serta merta menerima.

Majalah El-Nilein Januari 2023 15

Open Minded yang Seharusnya

William Hare pernah melakukan penelitian dengan judul Helping Students Assess Their Thinking. Dalam penelitiannya tersebut William menyebut bahwa open minded adalah kesediaan sesorang untuk mempertimbangkan bukti yang relevan dalam membentuk atau mengubah kepercayaan. Kesediaan tersebut dimaksudkan untuk mencapai kebenaran dan kesimpulan yang dapat dipertahankan.

Objektif, yaitu kita harus memandang apa yang dikatakan bukan orang yang mengatakan. Berlaku objektif atas pendapat orang lain yang mungkin saja benar tanpa memandang hal-hal yang melekat pada diri orang lain, seperti status, jabatan, ekonomi, dan lain-lain. Pada fase ini kita juga harus siap menerima kebenaran orang lain yang mungkin berbeda dengan kita.

Mengaku salah, yaitu ketika kita telah memandang objektif maka kita harus berani mengatakan salah atas pandangan yang kita yakini. Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan dapat terjebak dalam

sesat pikir yang mungkin tidak kita sadari. Maka dari itu, kita perlu sadar bahwa kita tidaklah sempurna dan ada banyak pandangan di dunia yang dapat kita ambil dan ikuti.

Menemukan kebenaran dan kesimpulan, fase ini adalah inti dan tujuan akhir dari sikap open minded yang telah dijelaskan di atas. Terkadang kebenaran yang disepakati tidak berpihak kepada kita. Oleh karena itu, mempertahankan pendapat dengan sewajarnya dan menghargai pendapat orang lain. Tidak ada untungnya bagi kita jika mempertahankan pendapatnya masing-masing hingga titik darah penghabisan.

Pada akhirnya kita jangan memaksakan logika yang salah atau membenarkan perilaku yang salah karena hanya akan menimbulkan perselisihan yang lebih tajam. Dunia masih memerlukan nilai dan norma sehingga yang benar katakan benar, dan yang salah katakan salah. Menjadi orang cerdas dengan open minded bukan orang pinter keblinger dengan goblok minded.

Majalah El-Nilein Januari 2023 16
Penulis Lukman Berpena Mahasiswa Jamiah Qur’an Omdurman

MEMPERSOALKAN HAM ALA BARAT; OPEN-MINDED BERKEDOK ANTI-KRITIK

Piala Dunia 2022 akan menjadi ajang yang sangat berkesan. Bukan hanya dari sisi sepak bola, namun juga di luar hal itu. Banyak peristiwa menarik yang telah terjadi. Salah satunya adalah gimmick tutup mulut oleh punggawa Timnas (Tim Nasional) Jerman pada laga melawan Timnas Jepang sebagai bentuk kebebasan berekspresi yang dibungkam oleh Qatar.

Seolah-olah media barat lupa bahwa mereka juga pernah membungkam pemain sepak bola Jerman keturunan Turki, Mesut Ozil, agar diam menyuarakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap Muslim Uyghur oleh Tiongkok. Sikap ini berbalik menjadi dukungan jika ada pemain lain mengampanyekan “One Love” berwarna pelangi, yang tak lain adalah simbol aktivis LGBT.

Ketidakterimaan Jerman dan negara-negara barat lainnya atas berbagai hal yang membatasi kebebasan berekspresi atau pelanggaran HAM tidak terjadi hanya sekali-dua kali, tidak hanya dalam ranah olah raga, tidak pula oleh individu saja. Sebut saja pada ajang Piala Dunia lalu, media barat seperti The Guardian, mereka mengkritik tajam Qatar dengan merilis berita investigasi tentang adanya korban jiwa.

The Guardian menyebut ada sekitar 6500 pekerja konstruksi tewas dalam berbagai proyek sejak Qatar diumumkan menjadi tuan rumah Piala Dunia. Media Bleacher Report juga memberitakan Qatar memiliki reputasi buruk dalam perlindungan HAM. Tim sepak bola nasional Denmark juga mengkritik dengan menggunakan seragam dengan strip warna hitam di lengan

Majalah El-Nilein Januari 2023 17
Opini

”Yang

ikut barat,

kiri sebagai bentuk “warna duka cita” kepada para korban. Belum lagi masalah minuman beralkohol dan atribut LGBT yang dilarang keras tak luput dari kritikan media. Qatar sebagai negara muslim yang menjadi tuan rumah tentu sah-sah saja membuat aturan seperti itu.

Berbicara masalah LGBT, atau Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender, bukan rahasia memang jika negara-negara barat tak henti-hentinya “mengedukasi” masyarakat agar open-minded dan toleran terhadap hak-hak kaum “gak straight” tersebut. Menurut mereka, hak LGBT perlu diperjuangkan dan dikampanyekan. Dalam situs Amnesty.id dijelaskan mengapa masyarakat perlu memperjuangkan hak LGBT. Salah satunya ialah karena kaum LGBT berisiko tinggi mengalami kekerasan, pelecehan, diskriminasi, dan eksploitasi karena mereka berbeda dan dianggap tidak sesuai dengan norma gender yang ditetapkan secara masyarakat, budaya, dan agama.

Open Minded tapi Pilih Kasih

Majalah El-Nilein Januari 2023 18
gak
Tentu sikap koar-koar dan semangatnya mereka memperjuangkan HAM bagi kaum LGBT seperti ini berbanding terbalik dengan diamnya mereka terhadap pelanggaran HAM di Palestina, Muslim Uyghur, dan lain sebagainya. Mereka seolah-olah memiliki kepentingan sendiri, atau membela beberapa kelompok saja, alih-alih me-universal-kan makna “Manusia” dalam istilah “Hak Asasi Manusia”. Namun, mereka membela kaum LGBT sebagai manusia yang memiliki hak. Sebagai mana yang tertulis di situs Amnesti.id, “Orang LGBT = manusia. Hak LGBT adalah hak asasi manusia! Sama seperti semua ya siap-siap diinjak-injak.”

orang, LGBT punya hak asasi manusia yang setara dan non diskriminatif yang harus dihormati dan dilindungi”.

Bandingkan dengan apa yang situs Middle East Monitor lansir dari pernyataan Kementerian Luar Negeri Palestina, “Serangan Israel yang terus menerus terhadap warga Palestina juga mencerminkan sikap palsu dari negara-negara yang mengklaim bahwa mereka adalah pembela hak asasi manusia dan mengklaim mendukung solusi dua negara”. Ini jelas mencerminkan makna “manusia” menurut negara-negara barat memang berbeda, tidak universal, kalam farigh.

Gerakan open-minded yang aslinya anti-kritik, atau sikap menjunjung tinggi HAM yang eksklusif semacam ini akan terus-menerus mereka gaungkan karena mereka memiliki mental superior sejak zaman kolonial yang diwariskan kepada generasi setelahnya. Mengutip situs Pinter Politik, “Warisan terburuk kolonial bukan kematian dan kemiskinan, namun mental budak dan inferioritas. Mental yang senang terhadap hal dari barat” Yang gak ikut barat, ya siap-siap diinjak-injak.

Majalah El-Nilein Januari 2023 19
Penulis Muhammad Najmuddin Mahasiswa International University of Africa, Khartoum

Malaikat Kecilku

Januari 2023 20
Majalah El-Nilein
Sastra

Sebuah lahan yang tak pernah pindah itu masih saja terawat dengan caranya sendiri. Banyak sekali tanaman dan semak-semak di sekelilingnya tapi tak pernah mengganggu penghuninya. Lahan yang dihuni banyak orang, tapi terasa sunyi. Tak ada rumah apalagi gedung tinngi. Hanya kayu persegi panjang yang berdiri dengan gagah sebagai petanda siapa yang tinggal di situ. Dengan tambahan gundukan tanah merah dan bunga-bunga yang bertaburan membuat siapa pun yang melihatnya tahu bahwa ada penghuni baru di sana.

Aku tahu penambahan jumlah penghuni bukanlah sebuah kemeriahan yang patut dirayakan. Melainkan sendu dan tangisan menjadi sambutan bagi penghuni baru. Tangisan dan isakan terkadang hanya datang sebentar saja. Lalu akan kembali setahun kemudian saat Idulfitri tiba. Tapi, dengan suasana yang berbeda, mereka menangis dengan keikhlasan. Tidak lagi dengan ketidakterimaan.

Aku kini harus hadir dalam penyambutannya. Menjadi penyanyi utama dalam penyambutan. Aku menatap gundukan pasir dengan taburan bunga di atasnya. Melihat papan persegi panjang, tertulis di sana nama malaikat kecilku, tanggal lahirnya, dan tanggal wafatnya. Sosok yang menjadi penyemangatku telah pergi *** Aku pikir mendapat kabar ini merupakan kabar bahagia bagiku dan Faiq. Dua garis biru ini harusnya menjadi kabar yang paling ditunggu. Dua tahun kami menikah, dan dua tahun lamanya kami menunggu sosok malaikat kecil, di rumah ini. Pada akhirnya tuhan memberikan kabar itu setelah penantian dua tahun.

Kata orang ketika kau meminta suatu hal dengan permohonan yang sangat. Tuhan akan memberikan ujian atas permohonan yang terkabul. Aku pikir itu hanya omong kosong belaka. Tak ada dasar sama sekali. Namun kenyataannya, aku harus merasakannya kini.

Ketika dua garis ini muncul. Tanpa diminta dua kali kami langsung memeriksanya lebih lanjut, bagaimana kondisi janinku? Dan pertanyaan ibu hamil anak pertama lainnya. Karena ini anak pertama aku tak igin ada kesalahan apapun. Semua saran dokter aku jalani tak ada yang kulewatkan sama sekali. Bahkan untuk periksa darah.

Majalah El-Nilein Januari 2023 21

Periksa darah yang awalnya salah satu langkah dari bentuk kehati-hatianku malah menjadi ancaman terbesar bagiku dan si janin.

“Dok, ini gak mungkin begini hasilnya, Dok!” Aku tidak diterima melihat hasil positiv pada HIV. Aku yang sama sekali tak pernah menyentuh dunia malam dan narkoba, jelas tidak terima dengan hasil yang tertulis.

“Ibu, maafkan kami. Tapi, itu benar adanya. Jika ibu berkenan biarkan kami memeriksa darah suami ibu.” Faiq sosok yang ku kenal tiga tahun yang lalu. Sosok alim itu. Idaman para mertua pasti tidak pernah melakukan hal yang tak sewajarnya. Atau jangan-jangan aku tak pernah benar-benar mengenalnya?

Semua terbongkar tapi terlambat. Kisah Faiq yang belum pernah aku dengar. ceritanya yang tak ada seorang pun yang tahu, termasuk ibunya. Kisahnya sewaktu ia kuliah dulu. Masa merantaunya itulah biang keladinya. Muak, murka, sedih, bingung, dan kecewa semua menjadi satu dalam diri.

Kata cerai bahkan tak bisa aku ucapkan. Bagaiamana mungin aku mengeluarkan kata itu? Virusnya sudah ada dalam diriku. Dan darah dagingnya pun juga dalam diriku. Bagaimana mungkin aku meminta untuk mengembalikanku pada

orang tua? Sementara aku terlalu takut untuk mengatakan sejujurnya. Mereka, orang tuaku dan orang tuanya sudah terlanjur Bahagia akan hadirnya malaikat kecilku. Bagaimana mungkin aku mengatakan berita buruk ini?

Dalam diam, aku mencoba untuk bertahan. Mencari segala informasi tentang virus ini. berkonsultasi sana sini. Obat ARV aku minum tiap hari. Kata dokter obat ini mampu mencegah virus penularan pada bayi. Walau pencegahan itu tidak benar-benar seratus persen tapi inilah usaha terakhirku.

Faiq, laki-laki yang masih aku cintai itu juga mulai menjalankan pengobatannya. Beberapa gelaja AIDS mulai muncul pada dirinnya. Tubuhnya tak lagi berisi berat badannya mulai turun. Seketika rumah tangggaku menjadi semengenaskan itu. Seorang suami istri ODHA, keluarga macam apa ini?

Majalah El-Nilein Januari 2023 22
***

Ia duduk di dekat jendela. Termenung menatap kendaraan yang berlalu-lalang, orang- orang yang hilir mudik ke sana ke mari. Tatapannya tampak kosong. Mungkin iya, jasadnya ada di sini tapi pikirannya entah ke mana. Aku berjalan mendekatinya. Rasanya ia tak harus bersikap layaknya orang dewasa. Yang sering termenung karena ada banyak hal yang dipikirkan.

“Nak, waktunya minum vitamin.” Ia menengok ke arahku. Wajahnya tampak pucat, bocah tanpa dosa ini terkena penyakit yang tak bisa disembuhkan karena kesalahan orang tuanya. Aku menatap penuh prihatin padanya. Namun, yang ku tatap malah tersenyum.

“Kata Kak Thania, itu bukan vitamin, Mah. Itu obat kan? Terra tahu penyakit Terra kok. Sama kayak Papa, dan Mama.” Aku tersentak mendengarnya. Ia jelas mencari tahu tentang semua hal. Rasa ingin tahunya memang sering menyulitkanku. Aku hanya menganngguk.

“Sejak kapan anak mamah jadi sepintar ini? Iya nak. Ini obat yang sama seperti punya Mama, Kak Thania, dan yang seperti Papa minum dulu.” Aku sedikit menjelaskan.

“Mah, kata Kak Thania kita gak akan pernah sembuh, terus kenapa kita harus minum obat?” Aku tersenyum mendengarnya. Ia benar sekali, seratus persen benar. Kami tak akan pernah sembuh. Sejauh ini hanya empat orang yang berhasil sembuh dari penyakit ini. Tapi, bukan berarti kita pasrah dengan keadaan.

“Obat ini memang tidak menyembuhkan, nak. Obat ini hanya memperlambat penyebaran virusnya. Makanya Terra harus minum, ya?” aku sedikit memohon kepadanya. Aku tak ingin melakukan kesalahan kedua kalinya. Penyemangatku hanya dia. Pengobatan yang aku jalani hanya untuk bertahan hidup bersamanya.

Majalah El-Nilein Januari 2023 23

“Nak, hal yang paling menyedihkan bagi Mamah adalah ketika Papa pergi, ketika Kak Zahro pergi. Bukankah Terrra merasakan hal yang sama? Terra bahkan tak mau keluar kamar waktu Kak Zahro pergi.” Raut mukanya mulai sendu. Teringat ketika kawan seperjuanganya, Zahro, pergi di depan matanya.

“Yang bisa kita lakukan hanya berusaha untuk sembuh. Mamah yakin perjalanan kita masih panjang. Masih banyak episode yang harus kita jalani, nak. Bersama pastinya.” Terra mengangguk, sepertinya ia faham denga napa yang kuucapkan. *** Aku berlari sembari menggendong tubuh mungilnya. Memasuki Gedung putih itu. tak terpikirkan olehku tentang bagaimana penampilanku saat ini. Daster merah, jilbab ala kadarnya, sandal tak sepasang. Nafas Terra yang terasa berat itu terdengar jelas di telinga. Jantungnya yang berdetak sangat kecang memberikan irama kekhawatiran bagiku. Yang kupikirkan hanya satu, rumah sakit, dokter, dan maaf.

Maaf, nak, karena telah melahirkanmu seperti ini.

Maaf, nak, karena kamu terlahir dari rahim mama.

Maaf, nak, karena kamu berbeda.

Malaikat kecilku bahkan belum pernah merasakan bangku sekolah. Ia belum pernah mengenal dunia seperti anak-anak pada umumnya. Tatapan mereka pada kami yang membuatku takut melepaskannya kepada dunia. Aku takut ia tak sanggup dengan tatapan perbedaan itu. Cukup aku yang merasakanya. Diskriminasi yang mereka lakukan. Padahal ini bukan karena kami.

Hingga nafas dan detak jantungmu berhenti tak pernah sekalipun cinta mama berkurang. Karena kamu adalah malaikat kecilku.

Majalah El-Nilein Januari

2023 24
Penulis Kuni Abida Kamila Mahasiswi International University of Africa

Muslimah di Tengah Arus Open Minded

Penelitian yang dilakukan oleh Kory Floyd dari University of Arizona menemukan bahwa secara gen, wanita memiliki kecenderungan lebih penyayang daripada laki-laki (Fimela.com). Berkaitan dengan hal tersebut perlu adanya keilmuan untuk mendasari perilakunya. Dalam islam, tidak dibedakan kewajiban untuk menuntut ilmu, baik laki-laki maupun wanita. Hakikat belajar tidak hanya datang dan

pulang saja, keilmuan yang didapat bukanlah suatu tolak ukur manusia menjadi hebat, akan tetapi bagaimana ilmu tersebut dapat bermanfaat. Sebagai seorang wanita yang didominasi oleh perasaan-

nya, ilmu justru menjadi sangat penting bagi kehidupannya. Sebuah kisah inspiratif Fatimah Binti Ubaidillah Azdiyah yang merupakan ibunda Imam Syafi’i sebagai sosok wanita yang cerdas, tegar dan tidak pernah mengeluh. Ia terpaksa membesarkan Imam Syafi’i sendirian tanpa harta warisan dan serba kekurangan. Menjaga kehalalan nafkah dan berpisah jauh dengan anaknya yang sedang

Majalah El-Nilein Januari 2023 25
“MUSLIMAH SANGAT BERPERAN PENTING DALAM MENYUARAKAN DAN MEMBELA ISLAM...”
Muslimah

mencari ilmu adalah bukti perjuangannya.

Muslimah sangat berperan penting dalam menyuarakan dan membela agama islam. Di balik kelembutannya, muslimah tetap harus berpegang teguh pada prinsip Islam yang akan melahirkan pola pikir yang benar. Konsep Islam tidak akan luntur hanya karena manusia tidak menyetujuinya, apapun pilihannya akan kembali kepada mereka dengan segala konsekuensinya.

Memutuskan childfree maupun mendukung aktifitas LGBT adalah sebuah pilihan. Sangat disayangkan apabila di era modern ini kita hanya menyimpulkan suatu statement dari media sosial secara instan. Kemudian mengikutinya tanpa mengkajinya. Kembali kepada maksud awal, pola pikir kita seharusnya didasari dengan keilmuan yang mendalam, khususnya terhadap persoalan yang menyinggung aturan kehidupan.

Jika open minded adalah landasan manusia zaman sekarang untuk menghalalkan freesex, childfree, narkoba, memperolok agama, LGBT, LGBTQ+, minum minuman keras, dan lain sebagainya. Maka, itu sama saja menggeser makna open minded itu sendiri. Berlebihan dalam open minded dapat merusak aturan kehidupan yang sudah ada.

Open minded tapi anti kritik, ada? Ada. Pemikiran seperti ini sangat berbahaya dan perlu solusi minimal dari diri sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh Amad Soleh Lc, MA. Dosen Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, “Untuk menghindari hal ini perkuat iman dan hindari pergaulan yang menjerumuskan. Terbuka saat ada orang yang memberi nasihat terutama dalam hal-hal baik,” Katanya.

Menggaungkan kebebasan yang tidak didasari ilmu adalah sebuah kebodohan, contohnya perilaku LGBT,

2023 26
Majalah El-Nilein Januari

banyak kasus yang pada akhirnya merugikan pelaku. “Penyakit HIV muncul pada tahun 1981 mulainya dari LSL (Lelaki Seks Lelaki) lewat dubur, cacar monyet juga dimulai dari perilaku semacam itu. Penyakit ini memang diawali dari perilaku yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Bahkan menurut data Kementrian Kesehatan mulai 2020 faktor tertinggi penderita HIV adalah pelaku LSL. Kalau hal ini tidak dicegah bagaimana Indonesia 10 tahun lagi?” Tegas dr. Dewi Inong Irana, Sp.KK. “Saya sudah 5 tahun membantu Pemerintah Kota Depok, setiap 3 bulan mengumpulkan 150 penderita HIV dan 90 di antara mereka adalah LSL. Saya berharap Pemerintah lebih peduli dengan hal ini, mereka butuh pendampingan psikologis, pendampingan kesehatan, pendampingan agama, dan juga keterampilan agar mereka dapat melanjutkan hidup”. Lanjutnya

Ini adalah salah satu kasus dari banyaknya kasus penyimpangan yang berdalih dengan open minded. Berawal dari ketidaktahuan disertai kebebesan berfikir yang keliru, seakan memaksa hal baru yang ada di dunia ini harus dibenarkan, ‘kita saling suka, kita memang diciptakan Tuhan untuk bersama, pelaku LGBT justru harus dilindungi, sudah zamannya

kita harus open minded!’. Ya kurang lebih begitu alasan mereka. Alih-alih membedakan mana yang benar dan salah, berfikir terbuka yang tidak didasari ilmu dan diikuti hawa nafsu ini malah menjadi sebuah pertentangan agama maupun norma. Sebagai seorang wanita yang hidup di era modern ini, seharusnya sudah dapat membentengi diri dengan keilmuan, minimal bijak dalam menggunakan media sosial, mampu menyaring apapun yang terlintas di media massa. Karena apa yang kita baca atau saksikan akan terekam dalam otak kita.

Majalah El-Nilein Januari 2023 27
Penulis Atik Fitriyati Mahasiswi International University of Africa

Wawancara (Open Minded)

Narasumber: Habib Abdurahman Izzudin

Kepala pusat Kajian dan Literasi PPIDK Timtengka 2021 - Sekarang Wakil ketua PPI Sudan 2020/2021 Pimpinan P4 PPI Sudan 2021

Belakangan ini marak sekali orang-orang yang dapat disebut sebagai influencer atau seseorang yang berpengaruh di masyarakat memberikan argumen-argumen yang keliru bahkan menyimpang terkait open minded, di mana para influencer tersebut memberikan argumen yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan sopan santun kita sebagai bangsa Indonesia.

Terkait dengan isu tersebut tim redaksi kami berkesempatan untuk mewawancarai salah satu dari kakak kelas kita yang sudah berkenan menjawab beberapa pertanyaan terkait open minded yang saat ini sedang hangat-hangatnya. Yuk kita simak jawaban beliau.

Pertama-tama apa sih yang dimaksud dengan open minded?

Yang saya pahami, open minded itu adalah di mana kita bisa berpikiran terbuka. Berpikiran terbuka di sini dalam artian kita bersikap terbuka dengan orang yang berbeda pandangan dengan kita. Kita mampu mendengarkan dan menerima dialog dengan orang yang berbeda pandangan.

Januari 2023 28 Wawancara
Majalah El-Nilein

Bagaimana pandangan anda tentang open minded dan orang-orang yang mengklaim dirinya open minded?

Melihat fenomena akhir-akhir ini, penggunaan istilah open-minded seolah-olah terjadi pergeseran makna dari yang semula. Tidak jarang kita melihat fenomena saat ini yang muncul adalah saling menjuluki open-minded dan close-minded, seolah-olah orang yang setuju dengan pendapat kita disebut open-minded sedangkan yang berbeda pandangan disebut close-minded.

Apa yang membedakan open minded dengan close minded?

Orang yang open minded atau pikirannya terbuka akan mampu mendengarkan dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan gagasan/ide walaupun berbeda pandangan. Sehingga muncul dialektika yang akhirnya masing-masing akan menentukan sikapnya dengan bijaksana tanpa paksaan.

Bagaimana cara pandang Islam dalam menanggapi tentang open minded?

Manusia sebagai makhluk yang bersosial atau kalau istilah Aristoteles, zoon politicon, tentunya tidak akan lepas dari kehidupan bersosial atau bermuamalah. Tidak jarang kita berselisih terhadap suatu persoalan. Dalam Islam, kita mengenal istilah musyawarah. Bermusyawarah akan membentuk kita berpikir terbuka terhadap pendapat/ide/gagasan dari orang lain, di mana kita akan menganalisa berdasarkan respons yang akhirnya kita akan menentukan solusi terbaik dari hasil yang telah dimusyawarahkan. Bukankah dulu Rasulul-

lah saw pun di suatu kesempatan pernah meminta dan mendengarkan pandangan dari para sahabat terkait suatu persoalan?

Majalah El-Nilein Januari 2023 29
Penulis Zaid Abdul Aziz Mahasiswa Internasional University of Africa
Majalah El-Nilein Januari 2023 30 Sejarah Kebudayaan
Islam

Terang dan Redupnya Islam di Sisilia

A. Latar Belakang Sisilia adalah nama pulau otonomi di selatan Italia yang terpisahkan oleh selat Messina. Pulau ini memiliki bentuk seperti segitiga dengan luas wilayah sebesar 25.703km persegi. Terdapat teluk Palermo di sebelah utara dan teluk Catania di sebelah timurnya. Sisilia juga berbatasan langsung dengan laut Tyrhenian di sebelah utara, laut Lonian di timur, serta kawasan laut Mediterranian di wilayah barat dan selatannya. Hampir 91% wilayahnya ditutupi pegunungan, sebagian besar dari gunung berapi. Iklim Sisilia biasanya Mediterania, dengan musim panas yang terik dan musim dingin yang ringan dan singkat. Pulau ini terbagi menjadi tiga bagian; Val di Mazara (barat), Val di Noto (Tenggara), dan Val Dmone (di bagian timur laut). Islam menjadi agama resmi hanya di Val di Mazara (barat), sedangkan bagian lainnya menganut agama Kristen. Sebelum masuknya Islam, kekuasaan pulau ini berpindah-pindah dalam beberapa abad mulai dari Yunani, Cartage, Romawi, Vandals, dan Byzantium. Sisilia pula merupakan salah satu wasilah mengalirnya ilmu pengetahuan Islam ke Eropa.

B. Sejarah masuknya Islam Masa Khalifah Utsman ibn Affan adalah awal ekspedisi muslim di dataran Eropa. Pada tahun 649 M, Khalifah Utsman memberikan izin kepada Muawiyyah ibn Abi Sufyan

Majalah El-Nilein Januari 2023 31

untuk memimpin serangan pertama ke kepulauan Cryprus diikuti dengan penaklukkan pulau Rhodes dan Crete. Pulau Cryprus, Rhodes, dan Crete merupakan markas utama angkatan laut Byzantium ditimur laut Mediterania. Penaklukkan pulau-pulau ini hanya berlangsung singkat, karena penaklukkan yang berdampak jauh lebih signifikan akan terjadi di pulau Sisilia.

Pada tahun 652 M angkatan laut Byzantium (Alexandria) mendapat serangan, mengakibatkan peralihan kekuasaan terhadap orang Arab. Di waktu yang sama, atas perintah Muawiyyah ibn Abi Sufyan dikirimlah pasukan untuk melakukan serangan ke Byzantium (Sisilia) dengan panglima

Muawiyyah ibn Khudaij. Sekalipun gagal, ia berhasil merampas harta kekayaan perang dari pasukan Byzantium.

Setelah Muawiyyah menjadi khalifah (Daulah Bani Umayyah), ia kembali menyerang Sisilia pada tahun 667 M. Penyerangan juga dilakukan pada zaman khalifah Abdul Malik, dan dilanjutkan oleh anaknya Al-Walid ibn Abdul Malik sampai ke masa gubernur Afrika Utara. Setelah berhasil menguasai Andalusia, Musa ibn Nuhair (gubernur Afrika Utara) kembali menyerang Sisilia di bawah pimpinan anaknya Abdullah. Namun, semua penyerangan itu belum berhasil menaklukkan pulau Sisilia.

Penaklukan Sisilia sebenarnya di latar belakangi oleh adanya konflik internal penguasa Romawi. Be-

Majalah El-Nilein Januari 2023 32

rawal dari kaisar Romawi yang memerintahkan Constantin (gubernur Sisilia) untuk menangkap komandan angkatan laut Byzantium Commander Euphemius. Perintah penangkapan tersebut disambut oleh pasukan Euphemius hingga terjadi pertempuran. Ketika terdesak, Euphemius mengundang Ziyadatullah (Sultan ketiga dari Dinasti Bani Aghlabiyyah) untuk melakukan intervensi dan menawarkan kekuasaan atas Sisilia. Tawaran itu diterima oleh Ziyadatullah.

Pada tahun 827 M Panglima perang Asad ibn Al-Furat atas perintah Sultan Zidayatullah bergabung dengan pasukan Euphemius dan mendarat di Mazara. Setelah berhasil menaklukan pasukan Byzantium di Mazara, penyerangan dilanjutkan ke kota Sirakusa (bagian timur Sisilia). Selama setahun setelah mengepung kota tersebut, Panglima Asad diserang wabah

penyakit yang mematikan dan banyak menelan korban jiwa.

Pada tahun 830 M seorang Barbar dari Andalus Ashbag ibn Wakil melanjutkan kembali penyerangan. Tahun 831 M, Palermo pun berhasil direbut dan sejak saat itu ia menjadi ibukota pemerintahan Islam Sisilia. Pasukan muslim terus mengokohkan kedudukannya, terutama bagian barat Val di Mazara. Castrogiovanni (ibu kota yang dulunya Sirakusa) baru dapat ditaklukan pada tahun 859 M. Penyerangan disempurnakan pada masa Gubernur dan

Majalah El-Nilein Januari 2023 33

Panglima Perang berikutnya. Sehingga seluruh Sisilia pada tahun 902 M berada di bawah kekuasaan Bani Aghlabiyyah dan kemudian di bawah gubernur-gubernur Fatimiyah sampai penaklukan oleh pasukan Normandia pada abad kesebelas.

C. Dinasti penguasa Sisilia

1. Dinasti Bani Aghlabiyyah (903 – 909 M) Tunisia merupakan pusatnya dinasti Bani Aghlabiyyah. Selama dinasti tersebut Sisilia diperintah oleh seorang gubernur yang disebut juga dengan Shahib. Shahib tersebut mempu-

Majalah El-Nilein Januari 2023 34
ISLAM DI SISILIA

nyai kekuasaan penuh dan hak otonom dalam hal perang ataupun damai, pembagian harta rampasan, mencetak uang, menentukan pajak, dan lain sebagainya. Penduduk Sisilia terdiri dari berbagai ras, yaitu Bangsa Sisilia, Yunani, Lombard, Arab, Barbar, Persia, dan Negro. Bangsa Arab menjadi penguasa, mayoritas muslim Sisilia berasal dari keturunan Barbar, Sisilia, dan Arab yang menganut Mazhab Maliki.

Ketika dikuasai dinasti muslim, populasi penduduk Sisilia bertambah seiring datangnya imigran muslim dari Afrika, Asia, Spanyol dan Barbar. Pada masa ini mulai diperkenalkan reformasi Agraria. Hal itu dilakukan agar hak tanah tidak hanya dikuasai orang-orang kaya saja dan setiap kota di Sisilia juga mempunyai sebuah dewan kota. Sistem Irigasi juga mulai ditemukan, sehingga sektor pertanian berkembang pesat.

2. Dinasti Fatimiyyah (909 –965 M)

Gubernur Daulah Fatimiyyah, Ali ibn Ahmad ibn Abi Al-Fawaris yang berpusat di Mesir menggulingkan Ahmad ibn Husein gubernur Dinasti Aghlabiyyah terakhir. Ketika masa transisi Bani Aghlabiyyah ke Daulah Fatimiyyah juga mengalami pergolakan. Bukan masalah politik, melainkan pertentangan antara Syiah dan Sunni.

Ziyadatullah ibn Qurthub, Abu Musa Al-Dayf, Salim Rasyid dan Khalil ibn Ishaq merupakan gubernur-gubernur dinasti Fatimiyyah yang berhasil membangun peradaban dengan berbagai kemajuan. Gubernur terkuat dinasti Fatimiyyah Hasan ibn Ali Al-Kalby seorang keturunan Arab suku Kalb yang berhasil mendirikan dinasti Kalbiyah di Sisilia. Namun, tetap dengan kesetiaan kepada daulah Fatimiyyah.

Majalah El-Nilein Januari 2023 35

3. Dinasti Kalbiyah (965 –1044 M)

Dinasti Kalbiyah berkuasa selama 80 tahun dan berhasil menaklukan daerah Kristen Taormina (utara Sisilia). Kemudian mengubah nama kota tersebut menjadi Mu’izziyah sebagai penghormatan terhadap Muiz khalifah Fatimiyyah. Sejak tahun 948 M, Ismail Al-Mansur khalifah Fatimiyyah mengangkat Hassan Al-Kalb sebagai gubernur (emir) Sisilia. Secara defakto, Emirat Sisilia terlepas dari pemerintahan Fatimiyyah di Mesir. Lalu digantikan emir baru Abu Al-Qasim (964 – 982 M). Pada masa kedua emir itu, dinasti Kalbiyah selalu melakukan pertempuran dengan Byzantium. Dinasti Kalbiyah pun berakhir di tahun 1044 M disebabkan gubernur Kalbiyah terakhir digulingkan oleh Ibn Hawwas panglimanya sendiri. Pada tahun 1058 M, Ibn Hawwas digulingkan pula oleh Ibn Tuminah seo-

rang bangsawan yang bersekutu dengan bangsa Normandia. Persekutuan ini merupakan awal kedatangan bangsa Normandia ke Sisilia .

D. Kesimpulan Kisah di Sisilia memberikan banyak pelajaran bagi kita. Pasukan muslim baru berhasil menaklukkan pulau tersebut setelah terjadinya konflik internal di kalangan orang-orang Kristen Romawi. Kejadian yang sama juga terjadi di pihak muslim Sisilia, hingga salah seorang yang terlibat konflik malah mengundang bangsa Normandia Kristen untuk merebut Sisilia. Buku-buku ilmu pengetahuan peninggalan cendikiawan muslim juga berhasil di akusisi oleh raja-raja Kristen. Keberhasilan Kristen menaklukkan kembali Sisilia merupakan batu loncatan sekaligus motivasi bagi Paus untuk mengumumkan perang salib pertama.

Majalah
Januari 2023 36
El-Nilein
Penulis Raja Juliansah Mahasiswa International University of Africa

Sudan, Negeri Penuh Mitos

Indonesia mungkin menjadi satu-satunya negara yang dipenuhi dengan mitos, hampir di setiap daerah dipenjuru Indonesia memiliki mitosnya tersendiri, dari yang paling terkenal bahkan yang hanya diketahui oleh para orang-orang pintar di daerah tersebut, mulai dari yang baik, sampai yang membuat bulu kuduk berdiri disebabkan oleh tingkat kehororannya yang sangat menakutkan.

Di Indonesa, siapa sih yang tidak kenal dengan Nyi Roro Kidul? yang bernama asli Dewi Kadita itu dikenal sebagai penunggu laut selatan, memakai kaos hijau di saat berjunung di laut selatan adalah pantangan dan mitosnya, jika melanggar, akan dijadikan pengikutnya. Karena terlalu terkenal akan mitos Dewi Kadita, sampai akhirnya dijadikan salah satu nama karakter pada game terkenal, Moblie Lagend.

Di negara lain pun memiliki mitosnya sendiri-sendiri, mulai dari hal yang masuk akal, sampai mitos yag terkadang jika dipikir-pikir menggunakan akal sehat, hal tersebut tidak akan terjadi. Namun, mitos adalah mitos, kita boleh tidak meyakini akan mitos yang terjadi pada sebuah daerah, tapi kita harus menghormati akan apa yang nenek moyang mereka yakini.

Tidak hanya di Indonesia atau di negara-negara lain, di Sudan pun terdapat mitos-mitos yang banyak masyarakat Sudan

yakini akan kebenarannya. Mulai dari mitos yang sepele, sampai mitos yang menurut mereka pun tidak masuk akal untuk dipercaya, tapi tetap saja mereka percaya. Kali ini saya akan membahas 3 mitos yang berada di Sudan.

1.Makan di panci

Orang Sudan biasa makan bersama-sama di nampan bulat besar yang sering mereka sebut dengan siniyah, orang Sudan suka sekali makan bersama dibandingkan sendiri-sendiri, hal itu sudah menjadi adat bangsa arab pada umumnya. Lalu, apa yag terjadi di Sudan jika kita makan di panci/di tempat yang dipakai untuk membuat makanan?

Majalah El-Nilein Januari 2023 37 Kesudanan

Orang-orang Sudan meyakini kalau ada orang yang makan di dalam panci/tempat memasak bahwa kelak di saat dia menikah akan dihantui oleh hujan yang deras dan angin kencang, sampai pun di saat dia menikah disaat musim kemarau yang sangat mustahil akan turun hujan.

Hal tersebut juga sering dijadikan candaan jika ada seseorang yang menikah, dan saat dia menikah turun hujan deras dan angin kencang. Orang-orang Sudan langsung menganggapnya salah satu dari mempelai pernah makan di panci.

Sejatinya mitos seperti ini muncul karena cuaca di Sudan yang berbeda dengan Indonesia, curah hujan yang minim bahkan mencapai 2% dari setahun menjadi alasan mitos ini ada, berbeda dengan Indonesia yang curah hujannya sangat tinggi. Coba bayangkan jika orang Bogor yang terkenal sebagai kota hujan terdapat mitos seperti ini? Bisa dipatikan, semua orang Bogor pernah makan di panci.

dan pecah mitosnya terjadi kecelakaan pada keluarga kita. Di Sudan, jika ada kopi yang tumpah secara tidak sengaja, itu tandanya akan terjadi kebaikan dengan orang yang mempunyai kopi tersebut.

2.Kopi

Tumpah

Pembawa Keberuntungan Orang Sudan suka sekali kopi. Pagi, siang, sore, malam setiap saat mereka meminum kopi. Bagi mereka, kopi bukanlah hal yang tidak lengkap jika tiada sajak dan puisi dan sajak yang menemani seperti anak-anak senja yang ada di Indonesia. Tapi, kopi adalah budaya bagi mereka terkhusus orang-orang yang memiliki kesibukan lebih. Me time mereka ya cuma kopi, ibarat kata.

Karena terlalu menyukai kopi, bahkan tentang fenomena kopi tumpah karena ketidak sengajaan pun mereka masih menganggap hal baik, tidak seperti di Indonesia, yang mana di saat gelas tumpah

Jadi, kalau kalian memiliki teman Sudan, dan bertamu ke rumahnya lalu dibuatkan kopi, kemudian kamu dengan cerobohnya menumpahkan kopi tersebut, jangan panik dan takut, teman kamu tidak akan marah denganmu, karena ada mitos akan datang kebaikan dibalik tumpahnya segelas kopi.

3.Mendung Tanpa Hujan Kalimat mendung tanpa hujan pernah viral karena dijadikan judul sebuah lagu dalam bahasa Jawa, lagu yang mengambarkan kesedihan yang mana seseorang yang ditinggalkan oleh orang yang berharga dan dia sayangi.

Ternyata mendung tanpa hujan pun dijadikan mitos oleh orang Sudan, orang Sudan meyakini bahwa jikalau cuaca mendung gelap seharian dan hujan juga tidak kunjung turun, mereka yakin bahwa ada orang baik disekitar mereka yang akan meninggal dunia di hari itu.

Majalah El-Nilein Januari 2023 38

Sebenarnya ada banyak lagi mitos-mitos yang terdapat di Sudan, sebagai contoh lain, jika telapak kanan kita gatal tanpa sebab, berarti kita akan memberikan uang tanpa sadar, jika kanan kiri kita yang gatal tanpa sebab, konon katanya kita akan menerima uang tanpa tahu dari mana datangnya.

Selepas dari banyaknya mitos yang ada di Sudan, alangkah baiknya kita tetap harus memperkuat iman kita, menambah kualitas takwa kita agar kita dilindungi dari halhal buruk dari diri kita. Tapi ingat! Tidak percaya bukan berarti mencaci, walaupun kita tidak percaya, tapi tetap menghomati apa yang menurut orang Sudan percaya.

Majalah El-Nilein Januari 2023 39
Penulis Daniel Zia Ulhaq Mahasiswa Internasional University of Africa

Resensi Film “The Maze Runner”

● Dylan O’Brien sebagai Thomas

● Kaya Scodelario sebagai Teresa

Sutradara: Wess Ball.

Produser: Ellen Goldsmith-vein, Wyck Godfrey, Marty Bowen, Lee Stollman.

Penulis Naskah: Noah Oppenheim.

Negara: Amerika Serikat.

Bahasa: Inggris.

Tanggal Rilis: 19 September 2014.

Durasi: 113 Menit.

Produksi: Gotham Group, Temple Hill Entertainment, TSG Entertainment. Pemeran:

● Brodie-Sangster sebagai Newt

● Will Poulter sebagai Gally ● Ki Hong Lee sebagai Minho

● Ami Ameen sebagai Alby

● Blake Cooper sebagai Chuck

Majalah El-Nilein Januari 2023 40
“FILM INI AKAN MEMBAWA PENONTON BERPIKIR SECARA ALAMIAH DAN MERASAKAN KETEGANGAN DIBUMBUI PEMERAN-PEMERAN YANG SANGAT SUKA BERLARIAN KABUR DARI HEWAN ATAU SEMACAMNYA…”

Sinopsis:

The Maze Runner adalah sebuah film ber genre fiksi ilmiah. Film ini menceritakan tentang Thomas yang terjebak di glade dan sekelompok remaja yang ingin mencari jalan keluar dari labirin. Awalnya, orang-orang yang terjebak lebih dahulu dibanding Thomas sudah mendekam selama bertahun-tahun di sana dengan usaha menginginkan keluar dari labirin. Namun, karena tidak ada hasil mereka memilih menetap sambil sesekali mencoba menemukan jalan keluar. Thomas yang menjadi anggota terakhir disusul Teresa, mencoba menemukan jalan keluar lebih cepat dibantu Alby dan sekelompok remaja lainnya meski sebelumnya banyak yang

tidak ingin menerima mereka dikarenakan kedatangan mereka membawa perubahan.

Sesuai dengan judulnya yaitu maze runner, film ini akan membawa penonton berpikir secara alamiah dan merasakan ketegangan dibumbui pemeran-pemeran yang sangat suka berlarian kabur dari hewan atau semacamnya. Bertahan hidup dari serangan, saling bekerja sama, dan yang terpenting setia kawan dan rasa kepercayaan diuji di sini.

Majalah El-Nilein Januari 2023 41

Film ini juga beberapa kali memasuki nominasi dan memenangkan penghargaan. Begitu juga aktor-aktornya yang mendapatkan penghargaan melalui film ini. The maze runner yang merupakan film adaptasi dari novel memiliki 3 sesi yang semuanya saling bersambung dan berkaitan. Film ini sangat layak ditonton bersama teman tapi untuk ditonton ulang, sepertinya tidak.

Majalah El-Nilein Januari 2023 42
Penulis Aribah Alfawwaroh Mahasiswi International University of Africa

Astanu scipse in vit, comnonsci sentis etem diena, sus tessuludem in nu vis ad conum patiam num intiae novidet nos bonsici isumus veriocupio mentraes iae ia? Rium acis culeste, con Etro, murae prae poteri, poptis es cero, st iam quium fite potiferbi caes Ad nes opora tarem dit. Etrividerum urbem tere abus ius faucepe rvilicules es publis dem mortife culis. Ca noristis auteressenim adhuide converiptem ala videt, es An dum aurs iaet L. Ahae at, sulvis viverte dem niuspions sestum iaelium, vivatem ussede in tus, vius, Cati, nequam rem iam. Latu inte ad con vissili ncepons imihinum pris comnemus? Iconsulos dienica peroremere fauc virtilla reconfe crestratil verem milla in vis arioncl utessena, cripsentrum mena, or ut conditu ves fores hocciam intin publin a resciissena, cre vit. Miste more firtisseni pres verox se, nos novidi, der ust? quereme conum tam opos cula con inatra postius, tam qui caurni seresu cum tam in diena, sulintilnes bonsus convem. Vales, etod deniaetre, scerfinum diis. Seritiam endeatum consum auteat. Vo, nos adeatil labeffre ponverum hocular etienih iliniu quo coressultuus consulviris et furopub lintis? Et ret factorum nequem tussilnere mod at, ne etelicibus Ahabeffrec vivatif ecturnum nonsciemo ius conlos bonscid mus, con se pubis ad ina, virma, sendico ntiquerfir la iam int. Antis; nocchum tantia perunum auspieni convehe mnequi signo. Ahabis fur. Faccit quem invenim is, se anducierdis, ocaed is, conis? Ahae et is consultum es patemque a dit quos hocatiae furem inte eliu sent. cons ent intium, sed nequost ridicam. Mae nendamentum, catica; norio, publint erioritu signatur utus hil ta vigilic aedium id deo aut re teri isseniam. Gilicid emnonve runum, quam, vivit; noti int. Is vehemoente et L. Obsentrudame conscre aci perra publice in audacitripio virit? Palis, nonsum delut quastiu maiore tiam moverferit.

Ro moris horsulii publist? quam Romnit vis hos nostife reconsus in dit. Abus iam hostem est? Quidici sicer larbit. Ebatum il terita se nost vivatum unum maximis horis, norem ducientium, movenatum susceps, vivis aura plicibu lvivem sistem dessign onsulab entem, vis licioris, tes con Etres bonfita quo utem consum ete, vividem praeque horarete es ca ervivensum Pateludam nostam, Catem in auctoruntis cons bon simunu inam halis. Hum eside nimmore menihi, Catus ommoventi pertim vid consili nverimum publicerios cidem ipiemneque nos es, oca; num acit optemquo tatus menarimmorum ademena, patritam signorum publicaude conside idet proxim vis. Am dit; Catiam nerendie tusquit. Equod consulin virips, ut Catam is eteri se moendam igitam re hocciam orarei simenti fac vestore cupiconentem paterebus et aperes ac teatand ientia nis. Sime constil icatidiente consus con tem audem la que a nu vestatistam pro acta, sat. Arei priones condelu dactuamperum publicatum fint, cus tum quam demus ment, quo tem nocchucie ter quem. Bi cor que moenata, firmis consis aurnihicam dem quemus con hostis cum med mis, confeci vivat, quit? List? Ti. Nihilnes? quius Ahac tea dem publius mantem uterit, mo id con sit re ia villa vis coterniqua menatus. Publinum horuroret, nihi, co egeracto adem illeritus inc tus audeffremus, ut vit aucerio rbere, Catis pro mac musa num egerfirio, Catilius iam octoraet; nos popubli post L. Satorum trum atratus in tum horum nit. Bontiam ventiqu onderei pul ublium perfici emquis. Dit L. Seribut esimuro resses et L. Vereden itimmor avessoltora? Ocurbis, teatiu mus, quod prideor ariam ina, forios cri sed facia delutus simuroximis, inver quid inam mena, notatod cuperunces culia vid fac tem non Etredo, tem virmis bondum publius ocus hae perit. Bis iae prordin auc ortu sensule rberes hora? Aributursuam quem, etiamprartus se nonside fectodiem initessum tridium iam inatum telat, et oribus. Bi precoma, Ti. Diis corbit; horte caecus public re ne percerus o auro, conit L. Nemum in videm, ununt. Atu inatilis potiame nit praritantem in di, que probus. At villa mei sci publico nihilne rcerbis pat, cibuleg eremus conscem opoterusceri ca reco prartus Cat.

ELNILEIN GALLERY

Pient. Sp. Valiu quemnim ihilicaudam quem entilic atienih ilicitrum ad nu menatuam, niqui sent ocre peri peste ressoli npropublic ret illa ilnes con sus re nina, avo, nore, nos in ausa perfec tin vemus pri su se neningu lestiam simus con pultora noxim reme alicaet; hica; C. Ebati, Catis ego ia Si tas publicampra nonsulem conentiem de audemoerevid alius, nos hi, silicap eremperunum peris inatia consultus et ac tem, omnique conendis, cus, consularit? Apercer nihint, estiam nis. C. Aximove niquem tum tabenem, dius Cupienat prisuli ciertu eti consuli, talatius, nox sedes mium, et perrissilium storit, tum oris fit, ut Catrunte, quam lostrae tinatum in vehem sedees es coent? Nosterfin sendac re numeniritem patuam morure ompriacit, egeratus cum ina, su morum alis? quem Romnons imorum urae conste coni factuis silicaet auconun umulto hori consunum nox me tante, perobunum visultod factuus re, moena con sentessentem imis hos consulus, co etie nemum conihili, con Itat vehebem partea viverfe rfirmiust anuntia? Palarbituusa rei sim Romaximus estrave ntriorunt ad servit. Firia renitusus. Tusa Satque tam esimorita, et optis, et Catquonsula conium faceridem, quonsultus vis, con sultiquius. Ovehebatrae iniriora que ia trei sedeessolut que ficaeli cupiem opondam quo a vo, querobus turnu esse, essolic ultorum abi perferfenato mena, coneris. Biteris corum non tat. Cat catuus viris et? Nostelumur. Simis, clum forebat vessigilis ad mo adhui furei similin aturit portus cam sis ete, nos hic fica nos noneque adhucer raripion norbis horum iaes publis, dium tiae pubi spiore cus omanum sernihilla diissoltu mena, nos, cris publiur ium andampes caequem tum sedefaci consu manum feco terecrit apest ve, quiuro egilica contiam tat. Veremen ternultus patiferent.

At perteri deoritis consicum Patum, con di in vissultus omanum ompere escrei publii sescre ipti, quo cre vocchuius, sendam untrio trude alaberdi id conesces efentem opublium testord itatium dius haciaet; habus, cons or la sensuliu et viviris ia menatifec me dessenimus ficur acta no. Simurni fir publiissici facchin ipiocupienam et vissu conlocc hiliam liur. Iquium, ortuder esserri inena, sera medi pat, convenarit; ego este, nium ducis; hoc faut ad mentium quis, se dere ducervi viribus

EL NILEIN MINI FEST

ELNILEIN MINI FEST

RAPAT ELNILEIN

RAPAT ELNILEIN

RAMAH TAMAH

ELNILEIN

RAMAH TAMAH ELNILEIN

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.