Buletin El-Nilein Suara Mahasiswa untuk Dunia
54 Tahun Pergerakan Angkatan '66 : Sebuah Refleksi Bagi Kaum Muda Habib Abdurahman Izzudin International University of Africa
“ ”
“Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda” -Tan Malaka-
12 Januari 1966 terjadi gerakan massa besar-besaran yang terjadi di Ibu Kota Jakarta. Kondisi sosial ekonomi dan politik pada saat itu mengalami kegoncangan, masyarakat Indonesia berbondong-bondong turun ke jalan untuk menyuarakan keresahan mereka terhadap rezim saat itu. Gerakan masyarakat ini yang salahsatunya diisiasi oleh pergerakan kaum mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Tidak hanya elemen mahasiswa, terdapat beberapa elemen lain yang turut andil dalam Gerakan ini seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), dan lainnya. Ada tiga tuntutan pada saat itu yang terkenal dengan istilah TRITURA atau Tri Tuntutan Rakyat, yaitu: Bubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta ormas-ormasnya, rombak Kabinet Dwikora, dan turunkan harga pangan.1 Kemunculan kembali aliran kiri paham komunis ditubuh partai komunis terbesar di Indonesia yaitu PKI. PKI yang dulu sempat ditumpas kesatuan Siliwangi tumbuh lagi menjadi lebih subur dari sebelumnya. Mereka sekarang telah mempergunakan strategi baru untuk mendekati pemerintahan lewat kedekatannya dengan presiden pertama Indonesia Memasuki 1966 pemuda Indonesia melakukan manifestasi politik menurunkan Orde lama karena dianggap tidak mampu menyelesaikan persolaan PKI dan ekonomi negara. Mahasiswa telah mengerti peran mereka sebagai “agent of change”. Deputi Menteri Perguruan Tinggi, Mashoeri juru bicara angkatan ‘66 bahkan meminta Mahasiswa Indonesia membantu mengumandangkan suara baru. 1
1
https://tirto.id/gelora-tritura-menggulung-riwayat-orde-lama-cCMJ (Diakses pada bulan Desember 2019)
Januari 2020
Dibentuknya Kabinet Dwikora yang disempurnakan telah mengejutkan para demonstran. Harapan akan bertambah baiknya situasi malah lenyap, karena menteri-menteri baru jauh dari harapan rakyat, sehingga kabinet ini dicap sebagai Kabinet Gestapu. Alasannya adalah orang-orang yang tegas anti PKI seperti Jendral Nasution disingkirkan, sedang orang-orang yang nyata terlibat atau simpati kepada G30S/PKI dan disangsikan iktikad baiknya, didudukkan dalam Kabinet. Diberlakukannya kebijakan pemerintah tentang devaluasi rupiah dan Panpres No. 27 tentang kenaikan tarif dan jasa yang akibatnya terasa oleh seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya pada bidang ekonomi bahkan kebijakan pemerintah yang tidak mau mengambil tindakan tegas terhadap G30S/PKI dan tetap mempertahankan prinsip Nasakom, ditambah beban hidup semakin berat karena kondisi perekonomian yang buruk, sehingga melahirkan kelompok-kelompok masyarakat yang menginginkan perubahan.2 Dari gerakan mahasiswa yang terjadi pada saat itu menggambarkan bagaimana peran dan fungsi kaum muda, dalam hal ini mahasiswa turut mengejewantahkan peran dan fungsinya. Di antara fungsi dan peran mahasiswa, yaitu: Pertama, sebagai agent of change, dimana posisi mahasiswa tidak hanya sebagai orang yang duduk dibangku perkuliahan, tapi mampu untuk memberikan perubahan yang dituntut untuk bersikap kritis terhadap setiap persoalan dan menjadi yang terdepan dalam menyelesaikan persoalan dalam ruanglingkup kepentingan masyarakat secara umum. Kedua, sebagai social control, disini dituntut untuk mampu menjadi perantara dalam menyuarakan kepentingan rakyat dan mengontrol segala kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah. Ketiga, sebagai Iron Stock, yaitu berperan sebagai pelanjut generasi sebelumnya dalam mewujudkan keadilan dan kepentingan masyarakat umum sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. Karena pada hakikatnya manusia adalah pemimpin di muka bumi yang harus menegakkan keadilan demi kesejahteraan terhadap seluruh alam. Sehingga, peran mahasiswa dalam hal ini sangat diharapkan perannya di lapisan masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa kaum muda harus ikut berperan aktif dalam menangani persoalan yang terjadi dan mengontrol setiap kebijakan yang ada. Termasuk kaum muda yang notabennya sedang studi di luar negeri.
2
Muhammad LuthďŹ Goutama, 2019, Angkatan '66 : Gerakan Demonstran Mahasiswa, Universitas Andalas (Diakses di Jurnal https://www.academia.edu/ pada bulan desember 2019)
2
Januari 2020
Tidak menjadi generasi apatis yang acuh tak acuh dengan persoalan yang terjadi dan hanya menjadi penonton, tapi ikut andil dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi.tentunya sesuai kapasitasnya. Setidaknya, harus memiliki nilai lebih ketika kembali ke tanah air. Pulang sebagai generasi berkualitas yang dapat berkontribusi untuk memberikan solusi terhadap persoalan yang terjadi. Hal ini sebagai wujud kecintaan terhadap Tanah Air.
“Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda” -Tan Malaka-
Team El-Nilein Direktur: Yahya Ayyash Sekretaris: Annida Nur Aini Bendahara: Ulya Hajar Ufairah Pimpinan Redaksi: Ismail Musyaffa Dewan Redaksi: Ainurrahmah, Nurul Husna, Si Zainab, Mala Himmah, Labudza Adila, Veriza Nurkholiza, Hisan Afifah, Eka Lintang, Ilyas Jundullah, Zaid Abdul, Lukman Al-Hakimi, Ihab Hud, Nashih Faruq Desainer dan Layouter: Hesi Eva, Maria Maulida, Ma’rifat Dzaki Fotografer dan Videografer: Rufaidah, Thiana Silvi
3
Januari 2020