No. 83 tahun IV
8 Halaman
Senin, 3 Mei 2010
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
Bisnis Jakarta/ant
INVESTASI - Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) memperkirakan tren pertumbuhan investasi mulai positif. Peningkatan itu mulai terlihat pada triwulan I/2010. BKPM optimis dari target 15 persen tahun ini sangat mungkin untuk dinaikkan menjadi 25 persen hingga akhir tahun 2010.
Pusat-Daerah Sepakati Kesepahaman JAKARTA - Pemerintah Pusat dan Daerah menandatangani nota kesepakatan bersama terkait hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2010 yang telah dilaksanakan mulai 28 April hingga 1 Mei 2010. “Forum Musrenbangnas 2010 ini sangat penting bagi kita semua dalam membangun kesepahaman, membuat kesepakatan, dan memadukan strategi program dan kegiatan untuk mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional 2011,” kata Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Lukita Dinarsyah Tuwo saat menutup Musrenbangnas 2010 di Jakarta, belum lama ini. Ia mengatakan, kesepakatan bersama dimaksud, dilakukan dalam rangka melaksanakan arahan pembangunan dan tindak lanjut dari Inpres No.3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan dan kesinambungan pelaksanaan Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, serta memperhatikan kondisi internal dan eksternal bangsa pada 2010. (ant)
Investasi Terus Positif JAKARTA - Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal Gita Wirjawan mengatakan kecenderungan atau tren peningkatan investasi triwulan pertama 2010 sangat positif dan diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun ini. “Secara publik, kami telah mengatakan target peningkatan investasi sebesar 15 persen dibanding tahun lalu, tapi kalau melihat trennya pada triwulan pertama ini yang hampir mencapai 25 persen, ini modal untuk bisa menindaklanjuti momentum dan mencapai target investasi yang lebih besar,”
katanya kepada wartawan di Jakarta, kemarin. Gita menilai dari sisi perizinan yang sudah diberikan, tren peningkatan investasi di Indonesia akan terus meningkat. “Saya percaya pada angka yang ada di depan mata, kuartal satu biasanya agak slow (lambatred) tapi ini luar biasa. Dari sisi perizinan momentumnya akan terus naik,” ujarnya. Ia menyebutkan dari hasil “Infrastructure Summit 2010” yang digelar pada 14-17 April telah masuk beberapa perusahaan asing yang meminati beberapa proyek yang ditawar-
kan. “Untuk proyek pembangunan rel kereta api sepanjang 379 km dari BHP Billiton ke pantai selatan, ada sembilan perusahaan bidder antara lain dari Jepang, Korea Selatan dan China,” tuturnya, Selain itu, proyek konsesi tol, listrik geotermal serta infrastruktur pengolahan dan penyimpanan gas juga banyak diminati oleh investor dari tiga negara asia itu. “Adanya FTA dengan China ini kesempatan untuk menggenjot investasi, agar bisa menjual produk buatan Indonesia ke China yang sangat bersedia menyerap itu,”
tambahnya. Berdasarkan laporan BPKM, realisasi investasi triwulan pertama 2010 sebesar Rp 42,1 triliun yang terdiri atas 574 proyek. Realisasi investasi asing sebesar Rp 35,4 triliun atau 3,8 miliar dolar AS untuk 424 proyek. Sedangkan realisasi investasi dalam negeri sebesar Rp 6,7 triliun untuk 150 proyek. Gita mengaku optimistis dapat mengejar target investasi tahun ini yang dipatok sebesar Rp 161,5 triliun. “Dengan pencapaian sebesar Rp 42 triliun di awal tahun, kami optimis target itu bisa dicapai,”
ujarnya. Meski secara total realisasi investasi mengalami kenaikan terutama investasi asing, investasi dalam negeri justru menurun. Pada kuartal keempat 2009, realisasi investasi asing sebesar Rp 25 triliun untuk 287 proyek dan meningkat menjadi Rp 35,4 triliun untuk 424 proyek. Sedangkan investasi dalam negeri pada kuartal keempat 2009 mencapai Rp 8,7 triliun untuk 44 proyek dan menurun menjadi Rp 6,7 triliun pada kuartal I 2010 untuk 150 proyek. (ant)
Perketat Kebijakan dengan China SHANGHAI - Pemerintah akan menerapkan sistem perdagangan internasional yang lebih ketat terutama dengan China agar dapat menciptakan perdagangan yang lebih seimbang. “Indonesia jangan hanya dijadikan pasar penjualan terhadap produk asing, karena itu akan kita jaga lebih ketat dengan menerapkan standar nasional lebih ketat,” kata Menko Perekonomian, Hatta Rajasa kepada wartawan di sela Shanghai World Expo 2010 di Shanghai China, belum lama ini. Hatta didampingi Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Duta Besar Indonesia untuk China, Imron Cotan menegaskan, semua barang yang masuk, apakah itu dari China dan negara lain akan diperhatikan asal barang itu dengan keharusan melampiran surat keterangan asal (SKA). Dengan begitu, lanjutnya, jika ada barang yang tanpa dokumen SKA maka termasuk barang ilegal, sehingga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan bertindak menyelesaikan masalah itu. Penerapan sistem perdagangan dengan memperhatikan surat keterangan asal barang itu juga merupakan salah satu alat untuk menciptakan keseimbangan volume perdagangan.
“Perdagangan Indonesia dengan China jangan sampai jomplang, impor Indonesia dari China tinggi, sementara ekspor Indonesia ke negara itu rendah. Kita tak ingin hal itu terjadi karena itu harus ada sistem yang dapat menyeimbangkan perdagangan,” katanya. Pada kesempatan itu Menko Perekonomian juga mengingatkan, telah terjadi pergeseran pangsa pasar dalam perdagangan dari satu kawasan ke kawasan lain. Sekitar 31 persen volume perdagangan sudah beralih ke kawasan Asia di mana Indonesia merupakan salah satu negara terpenting dalam arus perdagangan barang itu. Sementara itu Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu menambahkan, Indonesia akan tetap menjaga produk lokal dan tenaga kerja Indonesia terlindungi dalam sistem Asian China Free Trade Agrement (ACFTA). “Semua produk yang akan dijual ke Indonesia, harus diproses di Indonesia. Dengan begitu, produk itu akan memenuhi standar lokal dan dapat menyerap tenaga kerja secara luas,” katanya. Mari mencontohkan, terhadap barang modal seperti mesin dan alat berat, harus diproses di Indonesia. (ant)
Bisnis Jakarta/sep
KINERJA - Ketua Ikatan Wanita Bank Rakyat Indonesia (IWABRI) Ny Sofyan Basir memberi pemaparan dalam Rapat Kerja IWABRI Tingkat Pusat di Jakarta, akhir pekan lalu.
Kebijakan Tax Holiday
Rampung Akhir Tahun JAKARTA - Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal Gita Wirjawan mengatakan kebijakan terkait pemberian tax holiday atau pembebasan membayar pajak bagi pengusaha dalam masa tertentu kepada investor ditargetkan bisa rampung sebelum akhir 2010. “Tax holiday dalam satu atau dua kuartal lah. Ini harus dilakukan agar bisa menggenjot investasi untuk mengejar target
Rp 10.000 triliun, itu angka yang banyak,” katanya kepada wartawan di Jakarta, kemarin. Menurut Gita, diskusi telah dilakukan bersama menterimenteri ekonomi lainnya termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait rencana pemberian tax holiday kepada investor asing. “Sudah ada keterbukaan dengan Menteri Keuangan. Dia sudah menerima bahwa konsep tax holiday itu
penting untuk menggenjot investasi,” ujarnya. Gita menambahkan bahwa dalam waktu dekat para menteri ekonomi akan kembali membahas tindak lanjut dari konsep tax holiday yang sudah disepakati untuk bisa diwujudkan dalam bentuk kebijakan. “Kalau saya fleksibel bisa menggunakan pendekatan sektor atau wilayah untuk pemberian tax holiday,” tuturnya. (ant)
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Wirata Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.