No. 199 tahun III
8 Halaman
Rabu, 4 November 2009
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
Bisnis Jakarta/ant
LAMPAUI TARGET - Mendag Mari Elka Pangestu menjelaskan hasil transaksi Trade Expo Indonesia ke-24 di Jakarta, kemarin. Transaksi selama pameran yang berorientasi ekspor yang digelar di JIExpo Kemayoran dari 28 Oktober sampai 1 November 2009 itu berhasil mencapai 285 juta dolar AS atau melampaui target semula 230 juta dolar AS.
Para Menteri Didesak
Optimalkan Stimulus Fiskal JAKARTA - Menko Perekonomian Hatta Rajasa meminta menteri-menteri penerima dana stimulus fiskal untuk merealisasikan stimulus fiskal 2009 secara optimal sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi. “Belanja pemerintah khususnya stimulus fiskal merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi. Itu harus kita dorong,” kata Hatta Rajasa ditemui di Kantor Menko Perekonomian Jalan Lapangan Banteng Jakarta Pusat, kemarin.
Genjot Sektor Manufaktur JAKARTA - Pemerintah, melalui program 100 hari, akan menggenjot pertumbuhan sektor manufaktur menyusul menurunnya angka pertumbuhan hingga 2,69 persen pada September 2009 dibanding bulan sebelumnya. “Sektor industri yang kena dampak (krisis), kalau penunjangnya seperti infrastruktur, pasokan gas, energi, tidak optimal,” kata Menteri Perindustrian MS Hidayat usai rapat koordinasi (rakor) di Departemen Keuangan, kemarin. Dia mengemukakan, pihaknya akan mendorong pertumbuhan sektor industri dimulai dengan revisi Undang-undang (UU) Infrastruktur dan UU Pembebasan Lahan. Ditemui di tempat terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah sudah melakukan pembahasan mengenai revitalisasi industri manufktr dan beberapa industri strategis lainnya. Industri strategis tersebut, antara lain tekstil, gula, semen, hilir crude palm oil (CPO), dan juga industri yang menggunakan natural resources. Menkeu mengakui, sektor yang terkena dampak krisis keuangan global paling besar adala industri manufaktur. Pasalnya, industri tersebut menyangkut keseluruhan permintaan global dan pertumbuhan yang kontraktif. Maka dari itu, lanjutnya, situasi ekonomi tahun 2009 tidak bisa dijadikan sebagai acuan dalam membuat analisa kebijakan terhadap industri manufaktur. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pertumbuhan produksi industri pengolahan besar dan sedang pada September 2009 mengalami penurunan 2,69 persen dibanding Agustus 2009. Sementara itu, kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun 2008 (year on year/yoy) mengalami kenaikan yang tidak berarti, yaitu sebesar 0,02 persen. (fel)
Ia menyebutkan, dirinya sudah memberitahukan menteri-menteri untuk mendorong penggunaan stimulus fiskal secara efektif. Menurut dia, meskipun tiga faktor penyumbang pertumbuhan ekonomi yaitu belanja pemerintah, investasi, dan ekspor/impor digenjot untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, namun pemerintah akan menjaga sektor konsumsi agar tetap memberi kontribusi ke pertumbuhan ekonomi.
“Sektor konsumsi harus tetap terjaga karena konsumsi ini memberikan lebih dari 60 persen kepada PDB Indonesia,” katanya. Menanggapi proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2010 sebesar 4,8 persen sementara proyeksi pemerintah sebesar 5,5 persen, Hatta mengatakan, namanya angka ramalan, bisa saja salah. “Bisa saja salah, dulu mereka bilang sekitar dua persen,
Realisasi Utang Kecil JAKARTA - Pemerintah selama sembilan bulan pertama 2009 baru mencairkan utang luar negeri Rp 25,89 triliun (2,67 miliar dolar AS) atau baru 44,9 persen dari total utang luar negeri yang direncanakan Rp 57,61 triliun (5,26 miliar dolar AS). Pencairan utang periode Januari-September itu didasarkan pada data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Departemen Keuangan yang dikutip kemarin. Menanggapi data itu, Direktur Pendayagunaan Pendanaan Pembangunan Kementerian Negara PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Benny Setiawan di Jakarta, mengatakan, realisasi pencairan utang masih bisa meningkat lagi karena akan berlanjut hingga akhir tahun ini. “Biasanya realisasi meningkat bertahap mulai triwulan dua, tiga, dan berpuncak di kuartal empat,” katanya. Menurut dia, pada triwulan awal, departemen/lembaga penanggungjawab teknis harus menyelesaikan dokumen program terlebih dulu. Setelah dokumen program ditandatangani dan
Benny Setiawan
kontrak tender dilakukan, realisasi pencairan baru bisa dilakukan. Sementara itu data pemerintah mencatat, realisasi utang luar negeri terbesar pada pinjaman proyek sebesar Rp 14,24 triliun atau 1,47 miliar dolar AS. Untuk pinjaman proyek ini pencairannya mencapai 55,4 persen dari rencana realisasi Rp 25,72 triliun (2,35 miliar dolar AS). Untuk pinjaman program, baru mencapai Rp11,64 triliun (1,20 miliar dolar), 36,5 persen dari total pinjaman program untuk tahun ini sebesar Rp 31,89 triliun (2,91 miliar dolar AS). Persentase penarikan tertinggi di pinjaman proyek adalah pinja-
man dari Jepang senilai 36,6 persen atau Rp 2,00 triliun dari rencana Rp 5,48 triliun. Sedangkan realisasi pencairan utang dari Bank Dunia sekitar 23,1 persen atau Rp 3,83 triliun dari rencana Rp 16,55 triliun. Sedang lain-lainnya sekitar Rp2,35 triliun sama sekali belum terserap. Hingga September 2009, pemerintah juga mencatat adanya tambahan pinjaman dari Prancis dimana telah dicairkan sebesar Rp 2,90 triliun dari rencana semula Rp 2,19 triliun. Selain itu, laporan juga mencatat adanya realisasi pinjaman program dari Bank Pembangunan Islam (IDB) senilai Rp 2,90 triliun. Pemerintah pada 2009 merencanakan defisit anggaran sebesar Rp 129,8 triliun atau 2,4 persen PDB. Untuk membiayai defisit tersebut, pemerintah merencanakan untuk berutang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Untuk utang luar negeri direncanakan sebesar Rp 69,3 triliun, masing-masing Rp 30,316 triliun pinjaman program dan Rp 38,984 triliun dari pinjaman proyek. (ant)
kita mencapai empat persen. Ya gak apa-apa, yang penting kita kerja keras,” katanya. Mengenai hasil rapat koordinasi pada Selasa pagi dengan sejumlah menteri, Hatta mengatakan, rapat membahas tahapan lebih jauh mengenai masukan-masukan untuk program pemerintah ke depan. “Kami sudah masuk tahapan lebih jauh yaitu mengenai inventarisasi dari masukan-masukan dari seluruh stakeholder. Sudah kami pisah-pisahkan
yang mana 100 hari, setahun, dan yang mana lima tahun,” katanya. Menurut dia, pemerintah akan mempertajam respon terhadap masukan-masukan itu. Misalnya bagaimana mempercepat penyusunan peraturan pemerintah agar tidak lagi berlarut-larut seperti selama ini. “Saat ini penyusunan PP bisa setahun dua tahun, sekarang dalam 100 hari diupayakan sudah selesai,” katanya. (ant)
Kasus Century
Desember, Audit Kelar JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menargetkan audit terhadap kucuran dana Bank Century selesai pada akhir 2009. Ketua BPK Hadi Purnomo setelah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, kemarin, mengatakan saat ini audit tersebut masih harus menunggu wawancara yang belum selesai dengan beberapa pihak serta data aliran dana yang sampai saat ini belum diserahkan oleh Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK). “Soal Bank Century itu sedang didalami dan juga sedang dikumpulkan tambahan data,
antara lain mungkin masih ada wawancara belum selesai dan ada aliran dana. sedang dikumpulkan, setelah itu baru disusun laporan investigasi,” tuturnya. BPK, lanjut Hadi, saat ini belum menerima data aliran dana kasus Bank Century dari PPATK. Sebelumnya, mantan Ketua BPK Anwar Nasution mengatakan audit terhadap kucuran dana Bank Century sudah mencapai 70 persen. Namun, Hadi mengatakan sisa pekerjaan yang tinggal 30 persen itu justru yang menentukan hasil audit secara keseluruhan. “Kami juga berharap PPATK mudah-mudahan bisa cepat,” ujarnya. (ant)
KURS RUPIAH 9.000 9.500
9.555
9.570
2/11
3/11
9.590 10.000 30/10
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.