Bisnis Jakarta - Selasa, 6 April 2010

Page 1

No. 64 tahun IV

8 Halaman

Selasa, 6 April 2010

Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771

Bisnis Jakarta/ant

REKOR IHSG - Seorang pialang memantau pergerakan harga saham di Water Front Sekuritas di Jakarta, kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan awal pekan ini mencetak rekor tertinggi dalam sejarah pasar modal Indonesia di level 2.844,388.

IHSG Catat Rekor Daya Saing Belum Maksimal

Fatwa Suku Bunga

Bank Tidak Terpengaruh JAKARTA - Kinerja perbankan nasional secara umum tidak akan terpengaruh signifikan terhadap keluarnya fatwa haram bunga bank yang ditetap ormas Muhammadiyah. Pasalnya perbankan nasional masih didominasi sebesar 97% oleh bank-bank konvensional yang masih menggunakan instrumen bunga. Sebelumnya pada 3 April lalu Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan rekomendasi terkait hukum bunga perbankan. Berdasarkan kesimpulan dalam sidang pleno Musyawarah Nasional Tarjih ke-27 itu diputuskan hukum bunga bank konvensional adalah haram. Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas), Sigit Pramono di Jakarta Senin mengatakan, secara jangka pendek dan menengah tidak terpengaruh signifikan terhadap fatwa haram bunga bank tersebut. Menurutnya industri perbankan nasional saat ini masih didominasi oleh bank konvensional. Bank konvensional yang menggunakan sistem bunga, masih mendominasi dibandingkan dengan bank syariah yang menggunakan sistem bagi hasil hanya 3 persen. Selain itu perekonomian nasional saat ini masih ditopang oleh perbankan konvensional. Dia menambahkan fatwa haram itu ditujukan kepada umat yang tergabung Muhammadiyah saja. (ant)

KURS RUPIAH 9.000 9.500

9.085

9.070

9.045

10.000 31/3

1/4

5/4

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin, kembali menguat (rebound) dan terus mencetak rekor baru berada di posisi tertinggi untuk tahun ini. IHSG BEI menguat 57,250 poin atau 2,02 persen ke level 2.887,246, sedangkan indeks kelompok 45 saham unggulan (LQ45) juga menguat 11,589 poin atau 2,11 persen ke posisi 561,966. Analis Pasar Modal, Chandra, di Jakarta, kemarin, mengatakan, ramainya aksi beli yang kembali terjadi pada saham yang berbasis pertambangan, infrastruktur, dan perbankkan menjadi salah satu pemicu menguatnya IHSG. Ia menambahkan, membaiknya saham-saham AS dan data pengangguran AS juga merupakan faktor utama yang mendorong indeks BEI naik tajam. “Acuan indeks BEI hari ini adalah Amerika karena sebagian bursa Asia tutup, data ekonomi AS membaik dan didukung dengan masuknya arus modal asing yang masuk cukup lumayan pada perda-

gangan hari ini,” ujarnya seperti dikutip Antara. Pelaku asing optimis, lanjut dia, pasar Indonesia masih dapat memberikan keuntungan yang lebih baik karena pertumbuhan ekonominya yang terus tumbuh. Beberapa saham di kawasan Asia ditutup naik, diantaranya Hang Seng menguat 297,65 poin ke level 21.537, Strait Time naik 17,79 poin ke level 2.960, Nikkei-225 juga menguat 53,21 poin ke level 11.339. Transaksi yang terjadi mencapai frekuensi 119.523 kali dengan volume 4,944 miliar saham senilai Rp 4,562 triliun. Sementara saham yang harganya menguat ada 121, saham melemah 91 dan 81 lainnya harganya tidak berubah. Beberapa saham yang menguat di antaranya, Astra International (ASII) naik Rp 2.200 ke Rp 46.700, Indika (INDY) naik Rp 300 ke Rp 2.750, BRI (BBRI) naik Rp 250 ke Rp 8.950 dan Elnusa (ELSA) juga naik Rp 60 ke Rp 550. Dari 10 saham teraktif yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, PT Jembo Cable Company (JECC)

dan PT Elnusa (ELSA) menempati posisi teratas. Saham JECC mengalami frekuensi transaksi sebanyak 6.580 kali, sedangkan ELSA 6.084 kali. Sementara saham-saham teraktif lainnya, adalah PT Prima Alloy Steel (PRAS), PT Bhakti Investama (BHIT), PT Adaro (ADRO), PT Bumi Serpong Damai (BSDE), PT Bank Tabungan Negara (BBTN), PT Telkom (TLKM), PT Energi Mega Persada (ENRG), dan PT Keramika Indonesia Asosiasi (KIAS). Berdasarkan data perdagangan BEI, kendati masuk dalam saham teraktif, saham ENRG ditutup turun 5 poin dengan nilai saham Rp 138 diikuti saham KIAS yang juga ditutup turun 15 poin menjadi Rp 420. Saham yang mengalami kenaikkan, JECC naik Rp 20 ke harga Rp 780, ELSA naik Rp 60 dengan nilai saham Rp 550, BHIT naik Rp 200 ke Rp 1.020, ADRO naik Rp 50 ke Rp 2.075, BSDE juga naik Rp 20 ke Rp 700, PRAS menguat Rp 42 ke Rp 164, BBTN naik Rp 130 ke Rp 1.580 dan TLKM juga naik Rp 200 dengan nilai Rp 8.350. (ahm)

Belum Ada Reformasi Birokrasi JAKARTA - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Indria Samego, berpendapat hingga kini belum ada pelaksanaan reformasi birokrasi dalam arti yang sesungguhnya. “Terkait reformasi birokrasi, bukan hanya aspek renumerasi yang harus diperhitungkan,” kata Indria dalam dialog ekonomi politik Center for Information and Development Studies (CIDES) di Jakarta, kemarin. Ia menyebutkan, reformasi birokrasi menyangkut pula penyederhanaan struktur dan berbagai penghematan anggaran di sektor negara. “Munculnya lembaga-lembaga baru dan pemekaran daerah telah menyebabkan kita kaya akan struktur, tetapi miskin fungsi,” katanya. Menurut dia, banyaknya kementerian termasuk perubahan

Indria Samego

nama dari departemen menjadi kementerian menyebabkan adanya peborosan anggaran. Indria juga menyatakan bahwa kekuatan Negara sebagai agen perubahan akan semakin nyata jika bangsa Indonesia tidak

mampu membelokkan arah jalannya perubahan. Berkaitan dengan agenda pengembangan perekonomian nasional, kata Indria, pilihan peran Negara semakin jelas yaitu membiarkan liberalisasi pasar dan membiarkan berperannya kekuatan asing di satu pihak. Menurut dia, persoalan saat ini adalah menempatkan prioritas agenda ekonomi rakyat sebagai basis perubahan APBN 2010, prioritas pembangunan infrastruktur, pengembangan sektor gas, agenda prioritas lingkungan hidup, percepatan pemberantasan KKN, reformasi birokrasi. Selain itu, memfungsikan negara sebagai agen utama diplomasi yang memperjuangkan kepentingan ekonomi nasional, dan menjadikan DPR sebagai lembaga perwakilan yang konstruktif. (ant)

JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pemerintah belum maksimal dalam menjalankan diplomasi dagang dalam meningkatkan daya saing produk nasional terkait pelaksanaan Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA). “Dalam negosiasinya, Delri (Delegasi Republik Indonesia, red) masih sebatas diplomasi semata, masih seolah-olah bertumpu pada kepentingan diplomat belum bisnis deal,” kata Pjs Ketua Umum Kadin Indonesia, Adi P Taher, di Jakarta, kemarin. Menurut Adi, dalam tiga bulan perundingan, sejak Desember 2009, pemerintah dirasakan tidak serius dalam meningkatkan daya saing nasional. Ia menjelaskan, berdasarkan simulasi Kementerian Perindustrian bahwa hingga kini China belum bisa menerima usulan dari tim perunding. Padahal, dalam setiap perundingan dagang, setidaknya harus ada kesepakatan yang dapat mengikat kedua pihak. Dicontohkan Adi, proteksi atau perlindungan terhadap konsumen, seperti label berbahasa Indonesia dalam setiap produk China, belum terlaksana. Kadin Indonesia mengusul-

kan, agar setiap produk impor berlabel bahasa Indonesia dimasukkan dalam dua kategori, yaitu pangan, obat, jamu dan kosmetik ditangani Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BP POM), sedangkan produk makanan ditangani Kementerian Perdagangan. Ia mengakui, Kementerian Perdagangan sudah mengeluarkan aturan soal label berbahasa Indonesia, tetapi baru mulai berlaku 1 Januari 2011. Demikian juga usulan penerapan standar nasional industri (SNI) untuk produk-produk impor belum ada progres. “Untuk merealisasikan SNI memang tidak mudah. Butuh sinergi serius lintas departemen,” tandas Adi. Kalau tidak ada kesepakatan, tambahnya, sebaiknya perlu juga melibat kementerian lainnya. Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik, Benny Sutrisno mengatakan, pemerintah harus secara tegas menjelaskan poinpoin implementasi kesepakatan baru dengan China. “Kita belum tahu implementasi dari pertemuan Jogja pada waktu lalu,” katanya. (ant)

Menkeu : Amankan Penerimaan Pajak JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pihaknya tengah menyusun langkah untuk mengamankan seluruh target penerimaan negara dari sektor pajak, menyusul mencuatnya kasus penyimpangan pajak yang melibatkan salah seorang pegawainya, Gayus Tambunan. Usai mengikuti rapat kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, kemarin, Menkeu Sri Mulyani mengatakan, dirinya telah mengumpulkan pimpinan kantor wilayah pajak untuk memastikan tercapainya target penerimaan negara. “Tadi seluruh jajaran pimpinan Kanwil, jajaran eselon dua dan tiga, sudah saya kumpulkan termasuk kantor pelayan-

an dan mereka siap mengamankan penerimaan,” ujarnya. Selain itu, Menkeu menjelaskan, jajaran kantor wilayah dan kantor pelayanan pajak itu juga menyatakan siap melakukan evaluasi kritis terhadap segala jenis potensi penyelewengan di masingmasing unitnya. Sri Mulyani tidak mau menanggapi kemungkinan terjadi pergantian Dirjen Pajak di Kementerian Keuangan setelah terkuaknya kasus Gayus Tambunan. Menkeu menegaskan, reformasi di Ditjen Pajak secara sungguh-sungguh dengan mengoreksi integritas dan kinerja yang dapat menimbulkan segala jenis pelanggaran. (ant)

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.