No. 201 tahun III
8 Halaman
Jumat, 6 November 2009
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
Usulkan Empat Strategi
Bisnis Jakarta/ant
KREDIT UMKM - Penjual ikan hias menunggu pembeli di kiosnya di Bursa Ikan Hias Kartini, Jakarta Pusat, kemarin. Bunga kredit perbankan untuk UMKM hingga kini masih tinggi.
Ekspektasi Investor Positif
KURS RUPIAH 9.000
9.500
9.500 10.000
9.570 3/11
9.505 4/11
5/11
JAKARTA - Kasus cicak versus buaya dalam jangka panjang justru akan berdampak baik terhadap perekonomian dalam negeri. Kasus ini bisa memberikan ekspektasi positif dari investor asing. Demikian dikemukakan Ketua Badan Anggaran DPR RI Harry Azhar Azis di Jakarta. Menurut dia, sistem hukum di Indonesia sudah mulai terbuka dan diharapkan bisa membaik. “Sehingga transparansi dan governance yang jadi acuan investor diharap bisa ikut membaik,” tuturnya kemarin. Meskipun begitu, Harry mengakui, apabila melihat kasus tersebut dalam jangka pendek memang akan memberi dampak negatif pada investor terkait belum adanya kepastian hukum di Indonesia. “Kalau jangka pendek mungkin bisa (terpuruk) tetapi untuk jangka panjang saya tidak terlalu khawatir. Jadi tetap optimistis rupiah dan stabilitas makro tetap terjaga,” tutur dia. Ekonom BNI Tony Prasentyantono mengemukakan, kasus Bibit-Chandra versus Polri
justru akan membuat rupiah terbebani. Menurut dia, akan terjadi persepsi negatif terhadap iklim perekonomian Indonesia, yang dapat menyebabkan tekanan terhadap mata uang Indonesia. “Kepastian hukum menjadi problem besar, dan ini akan memerosotkan rupiah,” imbuh dia. Walau demikian, dia memandang belum perlunya intervensi dari Bank Indonesia (BI) mengingat besaran nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berada dalam kisaran yang sesuai ekspektasi dalam APBN-P 2009 yaitu rata-rata sebesar Rp 10.000. “Namun jika fluktuasi mulai membesar, misal berubah Rp 200-300 per hari, bisa saja BI mulai mengintervensinya,” ungkapnya. Ekonom Fauzi Ichsan mengatakan kasus “cicak vs buaya” antara KPK-Polri tidak akan berdampak terhadap investasi asing, karena mereka masih tetap menempatkan dananya di pasar domestik, karena keuntungannya masih cukup besar. Investasi asing masih tetap
tinggi, sehingga mereka masih ingin menempatkan dananya di pasar domestik, meski saat ini bersifat menunggu dan melihat perkembangan pasar lebih jauh, kata ekonomi Standar Chartered Bank itu di Jakarta, Kamis. Fauzi Ichsan mengatakan kasus “cicak dan buaya “merupakan perselisihan antara KPK dengan Polri yang mengakibatkan ditahannya kedua Wakil Ketua KPK nonaktif Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto oleh polisi. Penahanan Bibit Rianto dan Chandra Hamzah menimbulkan kemarahan masyarakat seperti Lembaga Swadaya Masyarakat, akademisi dan ICW langsung bereaksi sehingga pemerintah segera mengambil langkah untuk mengetahui lebih jauh setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memperdengarkan hasil rekaman KPK. “Jadi pengaruh perselisihan” cicak terhadap buaya” tidak besar terhadap investasi asing,” tegasnya. Indonesia, lanjut dia masih merupakan pasar potensial yang perlu digarap lebih baik. (fel)
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) Herman Heru Suprobo mengatakan, pihaknya merekomendasikan empat strategi agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tujuh persen. “Untuk mencapai target pertumbuhan tujuh persen, kami merekomendasikan empat langkah yang sebaiknya dilakukan pemerintah,” katanya di Jakarta, kemarin. Ia mengatakan, empat rekomendasi itu, pertama mempercepat pembangunan sektor infrastruktur di setiap wilayah Indonesia terutama di daerah yang selama ini belum tersentuh pembangunan infrastruktur yang memadai. Hal ini untuk menggairahkan perekonomian di daerah tersebut, melalui masuknya investasi, setelah tersedianya infrastruktur memadai. “Ketersediaan infrastruktur di setiap daerah, kami perkirakan bisa memotong ‘cost of production’ (biaya produksi) sekitar 10-15 persen dari total cost,” katanya. Kedua, menurut dia, penye-
lesaian kebijakan yang tumpang tindih antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda), terutama masalah pembebasan lahan yang selalu mengganjal tercapainya target pembangunan pemerintah. Untuk itu, menurut dia, perlu revisi Undang-Undang Pembebasan Lahan, khususnya pembebasan lahan bagi kepentingan publik. “Tidak boleh lagi, ada penghambat-penghambat penyelesaian pembebasan lahan. Karena itu akan sangat menciptakan high cost economy bagi dunia usaha. Dengan penyelesaian kebijakan tumpang tindih, kami perkirakan bisa memotong high cost (biaya tinggi) sebesar 30-40 persen dari total cost,” terang Herman. Ketiga, ia mengatakan peningkatan nilai tambah dari produk-produk dalam negeri. Hal ini menurut dia perlu ketegasan pemerintah agar menjaga kebutuhan suply barang mentah di dalam negeri. Untuk itu, pemerintah harus melarang perusahaan di dalam negeri untuk menjual bahanbahan mentah dari dalam negeri keluar negeri. (ant)
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.