Bisnis Jakarta - Rabu, 07 Juli 2010

Page 1

No. 128 tahun IV

8 Halaman

Rabu, 7 Juli 2010

Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771

BRI Syariah Targetkan 290 Persen JAKARTA - PT Bank BRI Syariah menargetkan dana pihak ketiga (DPK) selama 2010 mencapai Rp 7,05 triliun, naik 290 persen ketimbang DPK 2009 yang mencapai Rp 1,81 triliun, sementara sampai semester I 2010 DPK BRI Syariah mencapai Rp 3,3 triliun. Managing Director Bussines Development Bank BRI Syariah, Ari Purwandono di Jakarta, kemarin, mengatakan, target DPK 2010 optimis bakal dicapai, karena perseroan melakukan ekspansi usaha dengan memperbanyak cabangnya dari semula hanya 50 cabang dan pada akhir 2010 cabangnya meningkat menjadi 103 cabang. Ari mengatakan sebagian besar (70 persen) DPK tersebut berasal dari deposito nasabah dan sisanya 30 persen berasal dari tabungan dan giro. Sedangkan nasabahnya sendiri berasal dari berbagai kalangan mulai dari nasabah ritel, institusi, dan perbankan. Dia menambahkan untuk nasabah ritel, mengalami kenaikan jumlah DPK dalam bentuk tabungan sebesar Rp 160 miliar sepanjang 3-4 bulan terakhir. Hal tersebut dipicu oleh program BRI Syariah berupa bagi-bagi hadiah berupa emas dengan berat total berat sekitar 5 kilogram. (ant)

Jamsostek Ingin Kemudahan JAKARTA - PT Jamsostek menginginkan kemudahan peraturan untuk mendorong penerbitan berbagai jenis dan size surat berharga syariah. “Pemerintah diharapkan mendorong penerbitan surat berharga berbasis syariah, baik size maupun jenis, dengan kemudahan peraturan,” ujar Direktur Investasi PT Jamsostek Elvyn G Masassya dalam seminar mengenai pengembangan sukuk korporasi di Jakarta, kemarin. Ia mengharapkan adanya edukasi dan sosialisasi ke potensial emiten dan investor untuk penerbitan surat berharga syariah serta memberikan insentif kepada investor untuk meningkatkan likuiditas pasar. “Itu untuk menciptakan ‘market maker’ dalam meningkatkan likuiditas sukuk,” ujar Elvyn seperti dikutip Antara. Saat ini, ia menambahkan, Jamsostek sudah berinvestasi pada sukuk pemerintah maupun korporat per Juni 2010, sukuk pemerintah RI sebesar Rp 1,5 triliun, sukuk BUMN sebesar Rp 569 miliar dan sukuk korporat sebesar Rp 356 miliar. Namun untuk pengembangan investasi pada sukuk korporat, PT Jamsostek akan terlebih dahulu melakukan tahapan proses analisa kelayakan investasi internal, baik instrumen investasi Fixed Income konvensional maupun sukuk. “Sejauh risk and return masuk dalam kriteria investasi, maka investasi sukuk korporat is not big deal (tidak masalah),” ujarnya. (ahm)

KURS RUPIAH 9.000 9.500

9.053

9.050 9.060

10.000 2/7

5/7

6/7

Bisnis Jakarta/ant

MULAI BERIMBAS - Pekerja memilih kerupuk-kerupuk yang baru selesai dicetak di pabrik kerupuk kawasan Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, kemarin. Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang berlaku sejak awal Juli mulai berimbas terhadap pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang mengurangi pemakaian mesin cetak dari tiga mesin menjadi dua mesin.

Inflasi Tetap Dijaga

JAKARTA - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan tingkat inflasi 2010 akan tetap dijaga sesuai asumsi pemerintah sebesar 5,3 persen, walau kemungkinan ada kenaikan realisasi akibat tingginya sektor konsumsi. “Kita masih optimis bahwa itu masih akan di kisaran 5,3 persen, jadi kalau sekarang sudah mencapai 2,42 persen, memang harus diwaspadai, tetapi kita belum melihat itu akan terlampaui,” ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin. Ia mengatakan ada kemung-

kinan inflasi pada bulan-bulan mendatang akan tinggi. “Namun pemerintah berusaha agar jalur distribusi barang tidak terganggu, agar tidak terjadi kelangkaan barang serta mengantisipasi kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), hari libur sekolah, hari raya besar keagamaan dan pemberian gaji ke-13,”tambahnya. Agus menyakini distribusi terjaga, jangan sampai ada hambatan. Kita mengantisipasi kenaikan TDL, walaupun (dampak inflasi) sedikit. “Kita mengantisipasi musimnya anak sekolah, bayaran

OJK Harus Independen JAKARTA - Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Stephen B Juwono menilai industri asuransi membutuhkan badan pengawas yang independen seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Industri asuransi ini kan self regulated, jadi kita butuh badan yang independen, tapi kalau kita membayar iuran independensinya hilang,” katanya dalam jumpa pers penyelenggaraan Top Agent Award 2010 di Jakarta, kemarin. Stephen menilai ide pembentukan OJK sebenarnya cukup baik sepanjang otoritas itu bisa berfungsi secara efektif. “Itu ide bagus karena banyak negara yang punya otoritas jasa keuangan,” ujarnya. Stephen menambahkan industri asuransi tidak berkeberatan membayar iuran kepada OJK sepanjang otoritas itu bisa membuktikan manfaat keberadaannya kepada pelaku industri. “Ini yang perlu dikaji ulang. Kalau masih percobaan terus disuruh membayar, mana mau? Industri belum melihat benefit-nya,” tuturnya. Stephen mengatakan pemerintahlah yang seharusnya menanggung biaya pengelolaan OJK pada awal pembentukkannya, baru kemudian bisa meminta iuran kepada perusahaan yang diawasinya. “Pemerintah support dulu biaya-

nya, kalau industri sudah melihat ada gunanya pasti mau membayar,” tambahnya. Stephen menjelaskan di negara yang industri asuransinya sudah berkembang seperti Korea, asosiasi industri asuransinya sangat kuat sehingga fungsi pengawasan murni dilakukan oleh pemerintah. Sementara itu, tugas teknis seperti persetujuan produk asuransi cukup diberikan melalui asosiasi tanpa perlu restu pemerintah sebagai regulator. “Tapi yang mengelola asosiasi harus profesional dan independen agar tidak ada konflik kepentingan dari perusahaan. Untuk membentuk itu, butuh biaya,” tuturnya. Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) A Fuad Rahmany mengatakan, biaya operasional OJK selama dua tahun pertama akan ditanggung bersama anptara BI dan Bapepam LK. Setelah itu, OJK dapat mengenakan iuran kepada perusahaan yang diawasinya. Fuad memastikan iuran yang harus dibayar oleh pelaku industri jasa keuangan kepada OJK tidak dipatok tinggi dan dipastikan tidak membebani industri. “Biayanya kecil saja seperti di luar negeri,” kata Fuad. (ant)

anak sekolah terus Lebaran, itu kita antisipasi, dan kita berkeyakinan bahwa inflasi akan dikendalikan,” ujarnya. Menurut dia, unsur pemerintahan dibawah Menko Perekonomian seperti Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian dan Badan Urusan Logistik (Bulog) akan terus untuk berkoordinasi menjaga inflasi. “Penyebab inflasi tinggi karena barang-barang yang volatilitasnya tinggi, jadi kalau kekurangan (barang maka harga) akan naik, jadi kita berikan perhatian tinggi,”kata Agus. Sebelumnya, Kepala Badan

Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengaku optimistis inflasi tahun ini bisa di bawah 6 persen meski efek lanjutan dari dampak kenaikan TDL ratarata 10 persen per 1 Juli 2010 diperkirakan masih terasa hingga akhir tahun. “Masih ada ruang mengamankan inflasi antara 5,3-5,5 persen. Kalaupun meleset, mudah-mudahan tidak sampai menyentuh 6 persen,” katanya. Sementara, Analis Citi Johanna Chua dalam kajian pasar, merevisi ke atas perkiraan inflasi 2010 dari 5,6 persen menjadi 6,1 persen dan angka ini

lebih tinggi dari target inflasi yang ditetapkan Bank Indonesia 4-6 persen. Menurut Johanna, tekanan inflasi terus menguat. Inflasi Juni YoY sebesar 5,05 menurut Johanna lebih tinggi dari harapan pasar yang memperkirakan 4,56 persen. Sementara dalam beberapa bulan ke depan, sinyal tekanan inflasi menguat sudah dirasakan. Menurut dia, seperti yang dinyatakan BI, tekanan inflasi setidaknya akan dipicu oleh kenaikan tarif dasar listrik, datangnya Ramadhan dan Idul Fitri. (ant)

Konsumsi Dominasi Ekonomi JAKARTA - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan pemerintah belum berencana mengubah asumsi pertumbuhan ekonomi 2010 sebesar 5,8 persen. “Kita masih 5,8 persen, tapi kita masih akan mengkaji dan belum menyampaikan perkiraan,” ujarnya di Jakarta, kemarin. Ia mengatakan sektor konsumsi serta percepatan penyerapan anggaran merupakan fak-

tor paling dominan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. “Paling dominan ada di konsumsi, sedangkan faktor lain kita harapkan dari ‘spending pemerintah’, tapi ini belum final nanti kita lihat,” ujarnya. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2010 bisa mencapai enam persen mengikuti perkembangan ekonomi global dan domestik yang terus

membaik pada triwulan II 2010. Pejabat sementara Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2010 diperkirakan akan cenderung menuju ke batas atas kisaran proyeksi 5,5 - 6,0 persen. “Kenaikan ekspor dan investasi diperkirakan akan terus terjadi dan semakin memperkuat kenaikan konsumsi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada tahun 2010 dan 2011,” katanya. (ant)

Bisnis Jakarta/ant

PENGHARGAAN - Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Stephen B Juwono (kanan) dan Ketua Bidang Chanel Distribusi Oemin Handayanto (tengah) serta Ketua Panitia Top Agent Award (TAA) 2010 De Yong Adrian (kiri) melihat poster perhelatan akbar TAA 2010 di Jakarta, kemarin.

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Wirata, Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.