No. 48 tahun IV
8 Halaman
Kamis, 11 Maret 2010
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
Bisnis Jakarta/ant
PERTUMBUHAN - Pekerja menyelesaikan pemasangan media iklan luar ruang di Jakarta, kemarin. BI menaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2010 dari 5,2 persen ke 5,6 persen di mana target tersebut akan direalisasikan melalui konsumsi rumah tangga 5 persen, konsumsi pemerintah 7,6 persen, investasi 7,8 persen, ekspor 13,2 persen dan impor 16,4 persen.
Harga Minyak Makin Tinggi
Pemerintah Waspada JAKARTA - Pemerintah mewaspadai adanya kenaikan harga minyak mentah dalam negeri hingga 85 dolar AS per barel karena dapat mengakibatkan defisit anggaran dalam APBN semakin melebar. Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu usai rapat pimpinan di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu, harga minyak saat ini yang mencapai 81 dolar AS per barel, masih linier dengan asumsi makro harga minyak mentah dalam negeri di APBN-P 2010. “Saat ini harga minyak masih linier sampai 85 dolar namun apabila mencapai 85 dolar keatas itu sudah agak non linier. Jadi defisitnya akan lebih besar,” ujarnya. Ia menambahkan apabila defisit anggaran semakin naik, berarti juga dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, de-
Standchard Suntik Permata JAKARTA - Standard Chartered Bank (Stanchard) akan menyuntikkan modal kepada anak usahanya PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar Rp 700 miliar. Siaran pers bank itu yang diterima, kemarin, menyebutkan, modal yang akan disuntikan Stanchard tersebut dilakukan melalui penerbitan obligasi subordinasi dengan nilai sama Rp 700 miliar. BNLI akan menerbitkan Unsecured Subordinated Medium Term Notes senilai Rp 700 miliar. Obligasi subordinasi berjangka waktu 10 tahun ini akan diserap seluruhnya oleh Standard Chartered sebagai pemegang 44,5 persen saham BNLI. Penandatanganan perjanjian telah dilakukan pada 8 Maret 2010. Obligasi subordinasi ini mempunyai kupon bunga SBI 3 bulan + 2,75 persen per tahun. (ant)
ngan kemungkinan pemerintah kembali menaikkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) agar harga BBM tidak naik. “Defisit membesar itu artinya karena konsumsi naik, termasuk BBM bersubsidi tapi sampai 85 dolar masih aman,” ujarnya. Namun, Anggito memprediksi suatu saat kondisi non linier akan terjadi, karena konsumsi meningkat dan pengaruh kurs nilai mata uang. Pemerintah sebelumnya dalam RAPBN-P 2010 telah mengubah asumsi harga minyak mentah dari sebelumnya 65 dolar AS per barel menjadi 77 dolar AS per barel dengan asumsi lifting/produksi minyak tetap 965 ribu barel per hari. Pemerintah juga melaksanakan program stabilitas harga dalam RAPBN-P 2010 untuk menjaga perekonomian tetap kondusif salah satunya dengan mempertahankan harga minyak
dalam negeri dengan menambah alokasi subsidi dari Rp 68,7 triliun menjadi Rp 89,3 triliun. Sementara defisit anggaran dalam RAPBN-P 2010 telah dinaikkan menjadi sebesar 2,1 persen dari PDB atau Rp 129,8 triliun atau naik Rp 38,1 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 98 triliun atau 1,6 persen. Mengenai lifting minyak, pemerintah belum berniat mengubah asumsinya atau tetap sesuai tercantum dalam APBN 2010 yakni 965 ribu barel per hari (bph). Padahal, ada kekhawatiran berkenaan penerapan UU No 23 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (LH) yang bakal menekan produksi minyak hingga 40 persen. “Kita belum lihat perlunya perubahan asumsi lifting minyak,” ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa. (ant)
PPN Bangun Sendiri
DJP Bahas Kembali JAKARTA - Direktur Jenderal Pajak Mochamad Tjiptardjo menyatakan akan membahas kembali Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Kegiatan Membangun Sendiri dengan DPR. “Saya akan bawa dan bahas lagi ke DPR,” kata Tjiptardjo di Gedung Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, kemarin. Menurut dia, pembahasan itu untuk memperhatikan masyarakat berpenghasilan rendah yang membangun sendiri misalnya membangun rumah.
Namun, Menteri Keuangan telah menetapkan Peraturan tentang Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Membangun Sendiri melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 39/ PMK.03/2010, yang mulai berlaku pada 22 Februari 2010. PMK diperlukan untuk mengatur kembali batasan kegiatan membangun sendiri guna melindungi masyarakat berpenghasilan rendah pengenaan PPN atas kegiatan membangun sendiri. Penetapan PMK ini sesuai
dengan amanat ketentuan pasal 16C Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009. Berdasar peraturan ini, kegiatan membangun sendiri adalah kegiatan membangun bangunan yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan. (ant)
Bunga LPS Bertahan JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mempertahankan, tingkat suku bunga wajar simpanan dalam rupiah di bank umum untuk periode 15 Maret 2010 hingga 14 Mei 2010 tetap sebesar 7 persen. Sekretaris LPS Ahmad Fajarprana di Jakarta, Rabu, menyebutkan, simpanan dalam valuta asing di bank umum juga tetap sebesar 2,75 persen. “Demikian juga dengan tingkat suku bunga wajar simpanan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tetap sebesar 10,25 persen,” kata Ahmad. Ia menyebutkan, tingkat suku bunga wajar simpanan di bank umum dan BPR itu diputuskan dalam rapat Dewan Komisioner LPS beberapa waktu lalu. Menurut dia, penetapan tingkat suku bunga wajar itu didasarkan pada sejumlah pertimbangan, antara lain tidak terdapat perubahan yang signifikan dalam kondisi makro perekonomian, dan BI Rate sejak Agustus 2009 hingga Maret 2010 dipertahankan di level 6,5 persen. Pertimbangan lainnya, pemulihan ekonomi telah terjadi
dengan meningkatnya ekspor, konsumsi masyarakat serta keyakinan akan prospek ekonomi. Selain itu, perbedaan suku bunga penjaminan dalam rupiah bank umum dan BI Rate sebesar 50 basis poin merupakan rentang yang wajar. “Selain itu, tingkat inflasi diperkirakan masih konsisten pada tingkat yang relatif rendah,” kata Ahmad Fajarprana. Dalam perkembangan lain, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore, naik 15 poin menjadi Rp 9.175 – Rp 9.185 dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.190-Rp 9.200, karena pelaku pasar berlanjut membeli rupiah. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Rabu, rupiah diperkirakan akan dapat naik lagi hingga mendekati angka Rp 9.150 per dolar. “Kami optimis pasar masih positif,” ucapnya. Faktor utama yang mendorong pelaku membeli rupiah, menurut dia terlihat dari penjualan obligasi pemerintah yang terus mengalami peningkatan. (ant)
KURS RUPIAH 9.000 9.500
9.170 9.190
9.175
10.000 8/3
9/3
10/3
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.