Bisnis Jakarta - Selasa, 13 Juli 2010

Page 1

No. 132 tahun IV

8 Halaman

Selasa, 13 Juli 2010

Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771

Target Pertumbuhan Realistis JAKARTA - Pemerintah menilai bahwa target pertumbuhan ekonomi pada 2010 sebesar 5,8 persen cukup realistis meski sejumlah kalangan menilai bisa lebih tinggi. “Kami tetapkan 5,8 persen, ini angka yang realistis karena di kwartal I 2010 realisasinya mencapai 5,7 persen,” kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Gedung Kantor Menko Perekonomian Jakarta, kemarin. Ia mengakui bahwa sejumlah kalangan termasuk internasional menilai bahwa Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6,0 persen pada 2010. “Selalu ada yang perkiraannya di atas, dunia juga optimistis kita bisa mencapai, demikian juga dengan pengamat, tapi kita tetap dengan angka 5,8 persen,” katanya. Mengenai realisasi penyerapan anggaran hingga akhir Juni 2010 yang masih lambat, Hatta mengatakan, realisasi belanja terutama belanja modal memang masih menjadi sorotan. “Tapi dibanding 2008 dan 2009, selisihnya hanya satu persen sehingga masih bisa dikejar,” katanya. Terkait dengan pertumbuhan ekonomi, fraksi-fraksi di DPR optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,6 hingga 7 persen pada 2011 dapat tercapai. Optimisme sebagian besar fraksi di DPR itu antara lain karena ada potensi dan perkembangan positif ekonomi domestik, stabilitas ekonomi makro dan moneter yang terjaga dengan baik, serta berbagai indikator positif yang lain. Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2010 mencapai 5,7 persen, sementara targetnya pada APBNP 2010 mencapai 5,8 persen. (ant) Bisnis Jakarta/ant

Anggaran Kemenkeu

Realisasi Belanja Rp 5,03 Triliun JAKARTA - Realisasi penyerapan anggaran belanja Kementerian Keuangan hingga semester I 2010 telah mencapai Rp 5,03 triliun atau 32,75 persen dari Pagu Anggaran APBNP 2010 sebesar Rp 15,36 triliun. “Realisasi anggaran Kemenkeu terbesar untuk Belanja Pegawai Rp 3,78 triliun atau 48,74 persen,” ujar Sekjen Kementerian Keuangan Mulia P Nasution di Jakarta, kemarin. Sedangkan, ia menambahkan, Belanja Barang pada semester I telah mencapai Rp 1,07 triliun atau 20,94 persen dan Belanja Modal baru mencapai Rp 0,16 triliun atau 6,87 persen. Ia mengatakan masih ada hambatan dalam penyerapan anggaran belanja, karena masih kendala dalam pelaksanaan realisasi seperti kurangnya staf pengadaan bersertifikat yang masih minim, kemudian rencana kerja berikut jadwal pelaksanaan kegiatan yang tidak tepat. “Jadwal pelaksanaan kegiatan juga kadang sulit un-

tuk dieksekusi dan sering perlu direvisi,” ujarnya. Ia menjelaskan penyerapan anggaran juga terkadang masih lambat akibat Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna Anggaran kurang memahami ketentuan pengadaan barang dan jasa serta pelaksanaan anggaran. Selain itu, menurut dia, masih ada ketakutan dari para Pejabat Pembuat Komitmen atas pemeriksaan berlapis dan spesifikasi barang yang jelas menimbulkan kecurigaan KPPU serta “No Objection Letter” untuk proyek yang dibiayai Pinjaman/Hibah Luar Negeri yang memerlukan waktu hingga tiga bulan. Kemudian, penyerapan masih rendah karena terkadang Kejaksaan juga menuntut pengadaan tanah dengan harga NJOP yang sulit didapat dan proses lelang baru. (ant)

Rupiah Bertahan JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, kemarin, sore masih stabil, meski posisinya sedikit berubah dari Rp 9.050 per dolar menjadi Rp 9.045 yang terpicu oleh membaiknya bursa regional. Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik tipis lima poin menjadi Rp 9.045-Rp 9.055 (Pukul 15.30) per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.050-Rp 9.060. Dirut Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, kenaikan rupiah yang tipis karena sentimen positif pasar relatif kecil akibat membaiknya bursa saham In-

IHSG NAIK - Sejumlah pialang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, kemarin. Pada perdagangan awal pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 13,98 poin atau 0,47 persen ke level 2.957,88.

Para Pengusaha Berharap

BI Rate 6,5-7 Persen JAKARTA - Para pengusaha di Indonesia baik usahawan dalam negeri maupun luar negeri akan memantau secara ketat pergerakan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate karena BI Rate akan sangat mempengaruhi kegiatan bisnis mereka. “Para pelaku bisnis akan tetap mengamati tingkat suku bunga Bank Indonesia, dengan harapan tercipta keadaan yang seimbang karena suku bunga dipatok yang cukup rendah untuk mendorong pergerakan pinjaman setelah sebelumnya likuiditas akan kurang,” kata Direktur Utama Thiess Indonesia, Roy Olsen kepada pers di Jakarta, Senin. Thiess Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan dan konstruksi dari Australia. Roy Olsen mengatakan tingginya angka inflasi di Indonesia misalnya pada tahun 2008 telah menimbulkan dampak serius terhadap sek-

tor industri. Para pengusaha asing sangat berharap bahwa angka BI Rate berada pada kisaran 6,5 hingga tujuh persen masingmasing pada tahun 2010 dan 2011 akan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cepat dengan tingkat inflasi pada kisaran empat hingga enam persen. “Berdasarkan standar nasional, tingkat inflasi tersebut sedikit agak tinggi namun jelasjelas dapat dikelola oleh sebuah perekonomian yang sedang tumbuh,” kata Roy Olsen. Dalam kesempatan terpisah, Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono menyampaikan rasa optimismenya bahwa tekanan inflasi masih belum berada pada tingkat berbahaya sehingga memungkinkan BI untuk menekan BI rate menjadi sekitar 6,5 peersen sepanjang tahun 2010. Hartadi Sarwono berharap bahwa pertumbuhan kredit

sepanjang tahun 2010 akan mencapai kisaran 20-24 persen sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap pembiayaan proyek-proyek sektor swasta. Sementara itu, ketika mengomentari rencana pembangunan berbagai proyek infrastruktur, Olsen mengharapkan begitu banyaknya berbagai proyek tersebut yang akan membuka peluang bagi para pengusaha dalam negeri serta luar negeri. Pemerintah Indonesia sedang dan telah mencari dana lebih dari 110 miliar dolar AS untuk membiayai berbagai proyek hingga tahun 2014. Untuk mewujudkan rencana besar tersebut, maka pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai pertemuan antara lain di Shanghai, China yang mencakup para pengusaha terkemuka di sektor konstruksi sdan kelistrikan. (ant)

9.000

9.050

9.045

9.062 10.000

Bisnis Jakarta/ant 8/7

9/7

12/7

JAKARTA - Kelompok negara berkembang yang bergabung dalam D-8 menyepakati peningkatan volume perdagangan hingga mencapai 1520 persen dari saat ini yang tidak lebih dari lima persen dalam perdagangan dunia. “Ada semangat dari peserta konferensi tingkat tinggi (KTT) untuk meningkatkan volume perdagangan hingga mencapai 15-20 persen dalam volume perdagangan dunia,” kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, kemarin. Menko Perekonomian Hatta Rajasa mewakili Indonesia dalam pertemuan KTT D-8 di Abuja, Nigeria pada 8 Juli 2010. Hatta menyebutkan, peningkatan volume perdagangan itu diharapkan dapat tercapai dalam satu dekade ke depan. Ia menyebutkan, D-8 opti-

mis dapat mencapai target itu antara lain karena populasi di negara-negara D-8 mencapai satu miliar jiwa. “Jumlah penduduk cukup besar dan tingkat pertumbuhan ekonomi baik, sehingga tidak ada alasan tidak bisa meningkatkan volume perdagangan,” katanya seperti dikutip Antara. D-8 berharap pada 2013, volume perdagangan sudah mencapai di atas lima miliar dolar AS dari saat ini yang masih di bawah dua miliar dolar AS. Menurut dia, barangbarang yang diperlukan diantara anggota D-8 seperti Malaysia, Mesir, Nigeria, Indonesia, Turki, dan Bangladesh, juga bersifat komplimenter atau saling melengkapi. “Seperti Nigeria, potensi pasar pangan bagi Indonesia di sana sangat tinggi,” katanya. (ahm)

Investasi PPP Ditangan BKPM

donesia, karena menguat bursa regional. “Pasar masih lesu, karena belum ada faktor penggerak pasar yang dapat menggerakkan rupiah menguat,” ucapnya. Menurut dia, rupiah seharusnya sudah bergerak naik karena muncul sejumlah laporan yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester kedua 2010 akan dapat mencapai angka enam persen. Menurutnya, peluang rupiah untuk kembali menguat cukup besar hanya tinggal menunggu waktu. (ant)

KURS RUPIAH

9.500

D-8 Sepakat

Tingkatkan Perdagangan

PASAR TRADISIONAL - Hasil survei Nielsen Indonesia mengenai tren belanja 2010 menyebutkan sebagian besar konsumen memilih pasar tradisional daripada pasar modern sebagai tempat belanja.

JAKARTA - Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan bahwa seluruh investasi berpola kemitraan pemerintah dengan swasta (public private partnership/PPP) akan ditangani hanya oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). “Nanti seluruh investasi berpola PPP dari seluruh kementerian diserahkan ke BKPM, di situ akan menjadi satu pintu,” kata Hatta Rajasa di Jakarta, kemarin. Menurut Hatta, pada tahap awal, berbagai proyek yang membutuhkan kemitraan dengan swasta dari seluruh kementerian akan diolah di Bappenas. “Setelah itu nanti diserahkan ke BKPM sehingga ngurusnya tidak ke manamana, jadi simple,” kata Hatta. Ia menyebutkan, meski dirinya beberapa hari terakhir

berada di luar negeri namun dirinya tetap berkomunikasi dengan berbagai pihak mengenai rencana itu. “Pemikirannya sudah ke arah itu, Insya Allah tahun ini (2010) dapat direalisasikan,” kata Hatta. Ketika ditanya apakah proyek dimaksud termasuk proyek berpola PPP di daerah, ia membenarkan hal itu. “Itu harus, kan keruwetannya di situ, maka harus kita tuntaskan,” katanya. Ia menyebutkan, dirinya sudah berdiskusi dengan Kepala BKPM, Gita Wirjawan membahas masalah itu. Jika ada orang mau investasi, lanjut Hatta, mereka tinggal melihat di Bluebook dan tidak perlu ke kementerian. “Kita inginkan berada pada satu pintu yaitu BKPM sehingga sederhana, ini sudah kita matangkan,” tegasnya. (ant)

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Wirata Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.