No. 135 tahun IV
8 Halaman
Jumat, 16 Juli 2010
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
Bisnis Jakarta/sep
KINERJA BTN - Direktur Utama Bank Tabungan Negara Iqbal Latanro berbincang jajaran direksi lain sebelum dimulai pemaparan kinerja Bank BTN Semester I Tahun 2010, di Jakarta, kemarin. Kinerja Bank BTN semester I 2010 dimana laba Bank BTN tumbuh 97,11% meningkat dibanding tahun 2009.
Rupiah Dekati Rp 9.000 JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, kemarin, mendekati angka Rp 9.000 karena pelaku pasar melakukan aksi beli menjelang penutupan pasar. Rupiah naik tipis lima poin menjadi Rp 9.035-Rp 9.045 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.040Rp 9.050. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, para pelaku pasar yang semula menekan beralih membeli rupiah sehingga mata uang Indonesia yang terus tertekan mulai menguat. “Namun, aksi beli pelaku terjadi menjelang pasar ditutup sehingga kenaikannya relatif kecil,” katanya. Pelaku pasar, lanjut dia, mulai jenuh melihat data ekonomi AS yang terus memburuk mereka mencoba mengalihkan perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi di Asia. Ekonomi Asia seperti China, India dan Indonesia, katanya, merupakan negara yang ekonominya tumbuh lebih tinggi dibanding negara Asia lainnya karena investor asing mulai aktif menginvestasikan dananya di pasar domestik. Menurut dia, apabila aksi beli pelaku pasar berlanjut, maka rupiah diperkirakan akan terus mendekati angka Rp 9.000 per dolar. “Namun kenaikan rupiah itu kemungkinan akan dihambat oleh Bank Indonesia yang tetap berada di pasar menjaga pergerakan rupiah,” katanya. (ant)
Kuota BBM Ludes JAKARTA - Hingga Mei lalu,pagu kuota konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mencapai 15,46 juta kilo liter (KL). Artinya, 42,1 persen kuota yang dipagukan dalam pos subsidi APBN-Perubahan 2010 sudah habis digunakan. Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati, yang juag merangkap Dirjen Anggaran di Jakarta, kemarin mengutarakan, pagu fiskal dianggarkan untuk subsidi BBM sebesar 36,5 juta KL. Padahal, baru Mei
lalu, konsumsi BBM bersubsidi yang sudah tergunakan sebesar 15,4 juta KL. “Mungkin sekarang sudah mencapai 50 persen dari kuota,”ujar kemarin. Berdasarkan realisasi tersebut, sambung Anny, pihakya sudah mengingatkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengevaluasi belanja minyak yang realisasinya lebih tinggi dari rata-rata pemakaian bulanan. Hal tersebut terjadi karena kon-
sumsi BBM bersubsidi yang meningkat, di mana 50 persennya digunakan oleh pengedara sepeda motor. “Artinya, kalau ada penghematan subsidi BBM, kita bicara soal pengendara motor. Kalau konsumsi BBM bersubsidi sepeda motor sudah sudah mendekati pemakaian roda empat, berarti pengendara motor banyak sekali. Jadi konsumsinya sudah melebihi,” tuturnya. Namun, Anny belum dapat memprediksi berapa besar re-
alisasi subsidi BBM pada akhir tahun. Intinya, setiap kenaikan volume BBM bersubsidi sebanyak 1 juta KL di atas pagu yang ditetapkan, akan ada tambahan anggaran subsidi sebesar Rp 1,9 triliun. “Setiap kenaikan 1 juta KL, akan menambah Rp 1,9 triliun subsidi,” katanya. Ditanya mengenai cadangan dana resiko fiskal, Anny menyatakan, dana tersebut berada di kas negara. Jumlah dana yang tersedia sebesar Rp 3 triliun. ”Dananya masih utuh.
Belum kita kita gunakan. Tapi, kalau keadaan dinilai sudah mendesak, harus disalurkan,” ujar Anny. Sebagai informasi, pemerintah berencana menerapkan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi, mulai September tahun ini. Caranya, tidak memperkenankan kendaraan roda empat keluaran tahun tertentu. Namun, untuk kendaraan roda empat yang digunakan moda transportasi tetap dibolehkan menggunakan BBM bersubsidi. (ind)
Iklim Tak Lazim
Dongkrak Inflasi
Bisnis Jakarta/ant
PENGHAPUSAN UTANG - Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto (tengah) usai kesepakatan Debt Swap dengan AusAID di Jakarta, kemarin.
Sentimen Investor Tinggi JAKARTA - Sentimen investor di Indonesia triwulan kedua 2010 mencapai angka tertinggi yang terlihat dari indeks sentimen investor ING yang naik lima persen dari triwulan pertama 2010 akibat pandangan positif atas kondisi ekonomi nasional. Head of Research and Chief Economist Asia, Ing Commercial Banking ING Group Tim Condon di Jakarta, Kamis, menyebutkan, kenaikan sentimen investor Indonesia menjadi 140 untuk triwulan kedua 2010 dari 133 pada triwulan pertama 2010.
Posisi investor tetap berada dalam level yang meyakinkan, ujar Tim Condon. Ia mengatakan, investor di negara China, India dan Indonesia sangat optimis karena pertumbuhan pasar yang sangat cepat, regulasi yang baik dan pertumbuhan ekonomi yang makin tumbuh. “Investor di Indonesia sepakat, tingkat inflasi akan tetap stabil selama 2010,” katanya. Sebanyak 97 persen responden mengatakan, mereka tidak mengharapkan inflasi naik di tahun 2010, meski sekitar 37 persen investor mem-
perkirakan suku bunga bank akan naik pada tahun ini. Head of Research & Chief Economist Asia, Ing Commercial Banking, Tim Condon memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik pada triwulan kedua 2010. Perekonomian, katanya, menunjukkan pertumbuhan yang mantap, sementara itu inflasi mendekati tingkat terendah dalam sejarah dan nilai tukar rupiah cukup stabil. “Kami memperkirakan kebijakan moneter yang sehat telah mengurangi ekspektasi inflasi,“ ujar Tim Condon. (ant)
JAKARTA - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan bahwa iklim yang tak lazim seperti saat ini berpotensi menaikkan angka inflasi sehingga perlu langkah antisipasi sejak dini. “Kita antisipasi berbagai kondisi termasuk iklim yang tak lazim karena seharusnya sudah musim kemarau tetapi masih banyak hujan,” kata Menkeu di Jakarta, kemarin. Menurut dia, pemerintah memberi perhatian serius terhadap berbagai kondisi yang mendorong peningkatan inflasi apalagi inflasi pada Juni 2010 ini memang ada kenaikan jika dibanding bulan sebelumnya. “Juni memang ada kenaikan inflasi, tetapi komponennya berasal dari bumbu-bumbuan seperti cabe, bawang merah, dan lainnya,” katanya. Menurut dia, upaya mengatasi kondisi itu adalah dengan meyakinkan tidak ada masalah dengan logistik, transportasi, dan ketersediaan bahan baku. “Kita juga antisipasi karena
kemarin juga ada kenaikan listrik,” katanya. Ia menyebutkan, selain iklim yang tak lazim, pendorong kenaikan inflasi lainnya yang diwaspadai adalah lonjakan permintaan selama bulan puasa dan lebaran. “Pemerintah terus koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk dengan BI pada Rabu kemarin,” katanya. Menurut Menkeu, meski ada sejumlah pendorong meningkatnya inflasi, namun ia berkeyakinan tingkat inflasi tahun 2010 akan tetap sesuai target lima plus minus satu persen. “Sampai Juni kemarin sudah 5,05 persen, ini perlu kerja keras supaya di semester II ini inflasi tetap terjaga dan mencapai target,” katanya. Dalam kesempatan yang sama Menkeu juga mengakui bahwa dana cadangan resiko fiskal 2010 disiagakan untuk melakukan operasi pasar jika diperlukan dan akan digunakan kalau memang sangat diperlukan. (ant)
KURS RUPIAH 9.000 9.500
10.000
9.035 9.050 13/7
9.040 14/7
15/7
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Wirata Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.