Bisnis Jakarta - Jumat, 17 September 2010

Page 1

No. 173 tahun IV

8 Halaman

Jumat, 17 September 2010

Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771

Bank Pemerintah Tak Naikkan Bunga JAKARTA - Bank-bank pemerintah masih mengkaji dampak kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dari lima persen menjadi delapan persen, dan belum memutuskan akan menaikkan suku bunga deposito maupun kredit. Demikian menurut Direktur Utama BRI Sofyan Basyir, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi, Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim, dan Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Iqbal Lamtaro usai pe-

nandatanganan perubahan ketentuan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Jakarta, kemarin. Sofyan Basyir mengatakan, BRI akan menahan tingkat suku bunga deposito dan kreditnya hingga Desember 2010 sambil menghitung dampak kenaikan GWM primer dari lima persen menjadi delapan persen. “Bisa konsekuensi ke sana (suku bunga naik), tapi kita kaji kembali ke dalam sampai sejauh mana dampaknya.

Kita bisa lakukan efisiensi, atau naikan omzet, sementara minimal sampai Desember kami tidak akan ubah tingkat suku bunga,” kata Sofyan. Sofyan mengatakan kenaikan GWM bisa diantisipasi dengan mengurangi Nett Interest Margin (NIM) atau melakukan efisiensi biaya overhead. “Bisa mungkin satu persen (penurunan NIM)nya,” ujarnya. Sementara itu, Riswinandi mengatakan pihaknya masih menghitung

dampak kenaikan GWM terhadap suku bunga kredit dan simpanan. “Peningkatan plafon bunga kredit tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, tapi juga dari sisi cost of fund bunga simpanannya juga. Dari situ nanti dihitung overhead, dampak penguatan rupiah, baru kita bisa dapat acuan plus atau minus nantinya,” tuturnya. Senada dengan Riswinandi, Felia Salim juga mengatakan pihaknya masih akan melihat kondisi pasar ke depan. “Kita

lihat nanti konsidi pasar seperti apa tapi yang penting proses ‘prudential banking’ tetap kita taati,” kata Felia Salim. Iqbal Lamtaro mengatakan kenaikan GWM pasti berdampak pada biaya dana dan pihaknya sedang mengevaluasi tingkat suku bunga di banknya. “Kita lagi evaluasi, GWM naik pasti berdampak pada cost of fund tapi siapa tahu sumber dana jadi lebih rendah,” ujar Iqbal. (ant)

Bank Diminta Tekan Laba JAKARTA - Bank Indonesia meminta Perbankan nasional tidak menaikkan suku bunga namun melakukan efisiensi dan menekan laba untuk mengantisipasi kenaikan persentase Giro Wajib Minimum (GWM) menjadi delapan persen mulai November 2010. “Yah berkorban sedikitlah untuk Indonesia, menekan laba sedikit, tapi ada cara lain risk premium bisa ditekan juga dan cost efficiency bisa ditingkatkan,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) S. Budi Rochadi di Jakarta, kemarin. Menurut dia, risk premium di Indonesia sudah bagus, apalagi sebentar lagi peringkat Indonesia akan masuk investment grade sehingga risk premiun bisa diturunkan. “Ketiga adalah over head ini dengan kenaikan GWM itu supaya mereka lebih hemat, dan terakhir profit margin yang ditekan atau diturunkan,” ujarnya. Budi mengatakan bank lebih baik melakukan efisiensi biaya dan menekan laba dibanding menaikkan suku bunga simpanan dan pinjaman. “Masih bisa kan yang lainnya tadi, suku bunga jangan dinaikkan dong karena BI tidak menaikkan BI Rate,” ujarnya. BI akan segera menerbitkan aturan baru yang mendorong efisiensi biaya dalam industri perbankan. “Kalau bank menaikkan bunga maka kami sangat menyayangkan,” tuturnya. Saat ini, efisiensi perbankan di Indonesia masih kalah dibanding negara lain, namun tingkat labanya sangat tinggi. Oleh karena itu, Budi meminta perbankan untuk mengurangi keuntungan agar perekonomian bisa lebih tumbuh. (ant)

BI Intervensi Rupiah JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis sore, masih stabil dalam kisaran sempit karena Bank Indonesia terus mengawasi pergerakan mata uang Indonesia agar tetap dalam koridornya. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik tipis dua poin menjadi Rp 8.983-Rp 8.993 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 8.985-Rp 8.995. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta mengatakan, pergerakan rupiah yang semakin sempit, karena faktor positif terus melemah menyusul merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah hari sebelumnya menguat tajam. Meski sentimen positif berkurang, rupiah masih dapat bergerak naik sekitar dua poin. Pelaku pasar masih me-

nunggu dampak dari kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap perbankan terutama bankbank papan menengah ke bawah. Kenaikan bunga GWM menjadi delapan persen diperkirakan akan mengurangi pendapatan perbankan dari dana pihak ketiga (DPK). “Kami optimis perbankan akan menaikkan suku bunga, apabila biaya dana bank meningkat,” ucapnya. Kondisi ini, memberikan peluang bagi rupiah untuk menguat lebih jauh, meski pemerintah minta BI agar mata uang Indonesia berada di atas Rp 9.000 per dolar. BI kemungkinan membiarkan rupiah di bawah Rp 9.000 per dolar dan pada saatnya akan kembali melepas cadangan devisanya untuk menekan rupiah melemah. (ant)

KURS RUPIAH 8.500 9.000

8.970

8.983 8.985

9.500 14/9

15/9

16/9

Bisnis Jakarta/ant

PENYALURAN KUR – Menko Perekonomian Hatta Radjasa (tengah) didampingi Menkeu dan Menperin memberikan keterangan usai penandatangan MoU penyaluran KUR di Jakarta, kemarin.

Penyaluran KUR Sektor Hulu Baru 16 Persen JAKARTA - Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) ke sektor hulu seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan baru mencapai 16 persen dari target 25 persen selama 2010. “Pemerintah mengupayakan 25 persen dari target KUR Rp13,1 triliun disalurkan ke sektor hulu. Hingga kuartal II 2010 mencapai sekitar 16 persen,” kata

Menko Perekonomian Hatta Rajasa usai penandatanganan Adendum III Nota Kesepahaman KUR di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, kemarin. Menurut Hatta, penetapan target penyaluran KUR sebesar 25 persen ke sektor hulu merupakan upaya untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil.

“Upaya peningkatan pengusaha mikro dan kecil meliputi tiga upaya yaitu peningkatan capacity building, peningkatan akses ‘market’, dan akses pembiayaan,” kata Hatta. Ia menyebutkan, dari target Rp 13,1 triliun yang ditetapkan pemerintah, hingga saat ini penyaluran KUR sudah men-

Harga Minyak Turun di Perdagangan Asia JAKARTA - Harga minyak mentah turun di perdagangan Asia kemarin, karena jalur pipa utama yang memasok minyak dari Kanada ke Amerika Serikat diperkirakan segera melanjutkan operasinya, kata para analis. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Oktober, jatuh 66 sen menjadi 75,36 dolar per barel di sore hari. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November mundur 57 sen menjadi 78,85 dolar di hari pertama perdagangannya. Pasar minyak mentah me-

luncur turun “pada harapan bahwa pipa minyak mentah Kanada-AS akan segera beroperasi kembali setelah terganggu selama seminggu,” kata Phillip Futures dalam sebuah laporannya. “Enbridge mengatakan perbaikan pada saluran 6A perusahaan telah diselesaikan pada Selasa, tapi pihaknya akan menunggu departemen energi AS untuk menentukan apakah pipa dapat mulai diopersikan kembali pada akhir pekan,” katanya. Penutupan pipa pekan lalu telah mendukung harga minyak

selama beberapa hari terakhir. Pasar minyak terhindar dari timbulnya kerugian lebih lanjut oleh data yang dirilis Rabu oleh departemen energi AS yang menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah. “Penurunan harga minyak mentah itu melunak ... (oleh) data pemerintah yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS jatuh 2,49 juta barel pada minggu yang berakhir 10 September,” kata laporan Phillip Futures. Pengurangan persediaan ini sejalan dengan ekspektasi analis. (ant)

Pansus OJK Minta Tambahan Dana Studi Banding JAKARTA - Panitia Khusus pembahasan RUU Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta tambahan dana ke Setjen DPR RI untuk biaya studi banding ke luar negeri. “Anggaran untuk studi banding biasanya separuh dari anggaran pembahasan sebuah RUU yaitu Rp 1,2 miliar. Jadi kami minta tambahan biaya sekitar Rp 600 juta lagi agar semua anggota bisa berangkat,” kata Ketua Pansus OJK Nusron Wahid saat dihubungi di Jakarta, kemarin. Dijelaskan Nusron, untuk studi banding ke luar negeri pada pertengahan Oktober nanti setiap anggota Pansus

OJK yang berjumlah 30 orang akan mendapat dana Rp 50 juta. Menurutnya, 30 orang itu akan dikelompokkan menjadi dua yaitu rombongan yang akan studi banding OJK di Asia yaitu Jepang dan Korsel serta studi banding OJK ke Eropa yaitu Inggris dan Jerman. Nusron mengharapkan rencana studi banding ini tidak dianggap sebagai kegiatan yang menghamburkan uang rakyat dan tidak bermanfaat karena Pansus OJK sangat memerlukan untuk melihat kondisi pengawasan lembaga keuangan di negara-negara yang memiliki OJK. “Pembentukan OJK ini masalah yang besar

dan penting. Sehingga perlu melihat best practise mengenai standar pengawasan dan pelayanan pengawasan lembaga keuangan,” katanya. OJK yang akan bertugas mengawasi semua lembaga keuangan di Indonesia termasuk perbankan itu, lanjutnya harus memiliki standar yang sama dengan internasional karena sektor finansial di dunia sudah terintegrasi. Studi banding di empat negara itu penting untuk mencari bentuk atau format OJK yang paling baik dan sesuai dengan karakteristik lembaga dan sistem ekonomi di Indonesia. (ant)

capai Rp 7,65 triliun atau 58,3 persen. “Itu perhitungan mulai Maret-April, sehingga kami optimistis penyaluran selama 2010 akan melampaui Rp 13,1 triliun,” katanya. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Syarief Hasan, mengatakan bahwa pada awalnya penyaluran KUR memang didominasi

ke sektor perdagangan. Namun, penyaluran KUR ke sektor hulu diharapkan meningkat dengan adanya relaksasi penyaluran kredit usaha tersebut. Ia mencontohkan, penyaluran KUR oleh Bank BRI dan Bank Mandiri ke sektor pertanian hingga saat ini telah mencapai sekitar 36 persen. (ant)

Penyaluran Kredit Terus Meningkat JAKARTA - Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit hingga 8 September lalu terus meningkat sebesar Rp 5,61 triliun menjadi Rp 1.632,02 triliun yang bersumber dari kenaikan kredit rupiah sebesar Rp 4,12 triliun dan kredit valas Rp 1,49 triliun. Kepala Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah di Jakarta, Kamis mengatakan dengan kenaikan itu maka selama 2010 (year to date) kredit sudah meningkat sebesar Rp 201,81 triliun atau 14,11 persen, dan dibanding periode yang sama tahun lama (year on year) naik Rp 285,02 triliun atau 21,16 persen. Dengan demikian, pertumbuhan kredit rupiah tercatat sebesar 22,32 persen, sedangkan kredit valas lebih rendah yakni 14,5 persen. Seiring dengan meningkatnya kredit, dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan sebesar Rp 2,96 triliun menjadi Rp 2.077,62 triliun yang berasal dari DPK rupiah sebesar Rp 3,89 triliun dan penurunan DPK valas sebesar Rp 0,93 triliun. Dengan kenaikan ini, selama tahun 2010 DPK tumbuh 5,44 persen atau Rp 107,18 triliun dan secara yoy tumbuh 14,30 persen atau sebesar Rp 259,89 triliun. Sementara itu, pada pekan laporan, selisih atau spread suku bunga rupiah sedikit menyempit dari 5,92 persen

menjadi 5,88 persen yang disebabkan rata-rata suku bunga dasar kredit (SBDK) rupiah mengalami penurunan lebih besar dari rata-rata suku bunga deposito rupiah 1 bulan. Penurunan SBDK rupiah industri perbankan sebesar 7 basis poin disebabkan turunnya SBDK rupiah pada tiga kelompok bank, yaitu swasta, cabang bank asing dan campuran, dan tertinggi pada kelompok bank swasta sebesar 14 basis poin. Sementara itu kelompok bank BPD menaikkan suku bunganya sebesar 1 basis poin dan kelompok bank persero tidak mengalami perubahan. Difi juga menambahkan, bahwa turunnya rata-rata suku bunga deposito rupiah untuk satu bulan di hampir semua kelompok (kecuali bank campuran) menyebabkan suku bunga industri perbankan turun sebesar 3 basis poin. Penurunan tertinggi terjadi pada kelompok bank swasta sebesar 17 basis poin. Sementara itu kelompok bank campuran menaikkan suku bunga sebesar 4 basis poin. Pada instrumen valas, SBDK tetap sedangkan rata-rata suku bunga deposito valas satu bulan turun rata-rata sebesar 2 basis poin terutama didorong oleh penurunan suku bunga pada kelompok BPD sebesar 17 basis poin. (ant)

Pemimpin Umum : Satria Naradha, Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Suja Adnyana, Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Hardianto, Ade Irawan, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D. Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602, Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.