No. 52 tahun IV
8 Halaman
Kamis, 18 Maret 2010
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
Bisnis Jakarta/ant
KESIAPAN – Mendag Mari Elka Pangestu (kiri) didampingi Deputi Bidang Pengkajian dan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta (tengah) dan Dekan Fakultas Ekonomi UI Firmanzah memberikan paparan saat Seminar Nasional bertema Peningkatan Daya Saing UKM menghadapi ACFTA di Jakarta, kemarin.
Investasi Mulai Pulih JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan bahwa selama kuartal I 2010, ekonomi Indonesia akan mengalami pertumbuhan sekitar 5,3-5,5 persen. “Kalau kita lihat dari Januari hingga minggu kedua Maret, produk domestik bruto (PDB) masih diatas 5 persen, dikisaran 5,3-5,5 persen,” kata Sri Mulyani usai penyampaian surat pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2009 oleh Presiden Yudhoyono dan Wapres Boediono serta sejumlah pejabat negara di Kantor Pusat Ditjen Pajak Jakarta, kemarin. Menurut Menkeu, pada wal 2010 ini investasi sudah mulai pulih di mana investasi yang masuk lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. “Ekspor juga sudah menunjukan positif pada Februari dan Maret, sementara konsumsi dalam posisi terjaga,” katanya. Menurut dia, kemungkinan
Layanan Terpadu Serempak Efektif JAKARTA - Kepala BKPM Gita Wirjawan mengatakan pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) akan segera efektif berlaku di 33 provinsi seluruh Indonesia. “Saat ini baru efektif berjalan di Jakarta, namun kita mau meningkatkan jaringannya (coverage) ke 33 provinsi,” ujarnya saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, kemarin. Ia menambahkan target hingga akhir 2010, PTSP akan segera efektif pada tingkat
provinsi dan setelah itu akan segera berlangsung pada tingkat kabupaten. Terkait dengan pelaksanaan PTSP, BKPM juga akan memperbaharui data investasi secara per kuartal setelah itu per bulan, dan hal ini berbeda dengan apa yang diungkapkan sebelumnya bahwa data investasi akan diungkap setiap bulan. Pemerintah mendirikan kantor PTSP untuk kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal dan informasi investai yang cepat. (ant)
PDB mengalami pertumbuhan di atas 5,5 persen sebenarnya juga terbuka lebar. “Mungkin suku bunga di negara maju, walau ada kecenderuan meningkat, namun sampai hari ini stepnya tetap, jadi Q1 momentum pertumbuhan sangat kuat di region Asia termasuk kita,” katanya. Meskipun demikian, Menkeu menyatakan bahwa pemerintah belum merubah asumsi pertumbuhan ekonomi yaitu tetap 5,5 persen. “Kita masih pakai yang 5,5 persen,” kata Sri Mulyani. Secara terpisah, ekonom PT Bank CIMB Niaga Winang Budoyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada semester satu 2010 sekitar 5,5 persen, yang didorong oleh sektor konsumsi. Selain sektor konsumsi, dia juga menyebut sektor manufaktur yang berbasis ekspor juga akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi pada semester pertama
ini. Untuk tahun ini, kata Winang, CIMB Niaga memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,8 persen atau lebih tinggi dari perkiraan pemerintah yang hanya 5,5 persen. Tambahan pertumbuhan ekonomi pada semester kedua terutama didorong dari sektor infrastruktur yang biasanya akan bergerak setelah September hingga akhir tahun. “Biasanya pemerintah akan mengeluarkan belanja untuk infrastruktur pada semester kedua, sehingga sektor ini akan bergerak,” jelasnya. Departemen Keuangan telah menetapkan revisi RAPBN 2010 dimana dianggarkan peningkatan belanja negara yang cukup signifikan, terutama untuk sektor infrastruktur. Peningkatan belanja ini telah menaikkan defisit RAPBN meningkat dari sebesar 1,6 persen dari PDB pada RAPBN awal menjadi 2,1 persen pada RAPBN (Perubahan). (ant)
Rupiah Dekati Rp 9.100 JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore naik tajam mendekati Rp 9.100 per dolar, karena pelaku aktif melepas dolar untuk membeli saham di pasar modal Indonesia. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik menjadi Rp 9.102 – Rp 9.112 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.155 – Rp 9.165 atau naik 53 poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu mengatakan, rupiah masih berpeluang untuk terus menguat hingga mendekati angka Rp 9.000 per dolar. “Hal ini di-
sebabkan kuatnya faktor positif baik dari luar maupun dalam yang mendukung untuk terus menuju level Rp 9.000 per dolar,” katanya. Edwin Sinaga yang juga Dirut Finan Corpindo Nusa mengatakan, kenaikan rupiah yang terus terjadi dikhawatirkan akan dihambat oleh Bank Indonesia (BI) yang juga mempunyai kepentingan terhadap dolar. Karena itulah, katanya, arah rupiah yang menuju level Rp 9.000 per dolar kemungkinan akan menghadapi hambatan meski potensi untuk kesana tetap besar.
Sedangkan dari faktor eksternal, sambung Edwin, rally bursa Wall Street yang diikuti bursa regional dan melemahnya yen terhadap dolar memicu pelaku pasar terus membeli rupiah. Pelaku asing lebih cenderung menginvestasikan dananya di Indonesia, karena dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi. Selain itu, ujar Edwin lagi, pelaku asing lebih percaya bahwa Indonesia merupakan pasar potensial yang terus tumbuh dengan baik. Rupiah, bila tidak ada hambatan, bisa menembus angka Rp 9.000 per dolar. (ant)
Target Cukai Rokok Tetap JAKARTA - Pemerintah tetap menargetkan penerimaan negara dari cukai rokok meskipun terdapat perbedaan sikap terhadap penyumbang terbesar penerimaan cukai tersebut. “Kita lihat saja nanti karena selama ini memang masih ada perbedaan mengenai masalah rokok, tapi tetap kita targetkan,” kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati usai penyampaian surat pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh oleh Presiden Yudhoyono dan Wapres Boediono serta sejumlah pejabat negara di Kantor Pusat Ditjen Pajak Jakarta, kemarin. Menkeu menyebutkan, hingga saat ini masih terdapat perbedaan pendapat mengenai rokok. Di satu sisi, rokok membayakan kesehatan, di sisi lain rokok menyerap tenaga kerja dan menyumbang penerimaan negara. Menkeu menyebutkan, untuk menyamakan pandangan mengenai rokok sejumlah kementerian/lembaga sudah melakukan pembahasan untuk menyusun roadmap industri rokok.
“Untuk mengakomodasi berbagai kepentingan tadi, maka perlu dibuat roadmap, supaya ada penyesuaian terhadap perkembangan yang terjadi,” kata Menkeu. Ia menyebutkan, salah satu yang sudah disepakati adalah adanya dana bagi hasil cukai yang dialokasikan kepada daerah khususnya untuk meningkatkan pengawasan barang kena cukai. “Memang makin hari makin sulit sehingga daerah-daerah tertentu perlu melakukan penyesuaian terhadap realita baru,” katanya. Pada APBNP 2009, penerimaan cukai ditargetkan mencapai sekitar Rp 54 triliun dan pada APBN 2010 ditargetkan mengalami kenaikan menjadi sekitar Rp 57 triliun. Sementara itu mengenai perkembangan penerimaan negara hingga saat ini, Menkeu mengatakan, penerimaan negara dalam 3 bulan terakhir masih cukup kuat termasuk dari cukai. “Tiga bulan ini masih cukup kuat, hingga Maret pekan kedua di atas pola tiap bulan, sementara Januari-Februari sekitar Rp 35 triliun hingga Rp 40 triliun,” katanya. (ant)
KURS RUPIAH 9.000 9.500
9.155
9.102
15/3
16/3
9.190 10.000 12/3
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.