Bisnis Jakarta.18.Mei.2010

Page 1

No. 93 tahun IV

8 Halaman

Selasa, 18 Mei 2010

Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771

Bisnis Jakarta/ant

RUPS BANK MANDIRI - Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo (tengah), Wakil Direktur Riswinandi (kanan), Direktur Fransisca N. Mok (2 kanan), Direktur Pahala N. Mansury (kiri), dan Direktur Sunarso (2 kiri), saat RUPS, di Jakarta, kemarin. RUPS Bank Mandiri menyetujui direksi baru, yang tetap mempertahankan Agus sebagai dirut.

Ancaman ACFTA JAKARTA - Direktur Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto mengingatkan, dalam jangka panjang penerapan perdagangan bebas negara ASEAN dengan China (ACFTA) akan memberikan ancaman terhadap daya saing produk nasional bila Indonesia tidak melakukan pembenahan. “Dalam jangka lima tahun hingga 10 tahun, ACFTA menjadi ancaman bila tidak ada pembenahan,” kata Wijayanto di Jakarta, kemarin. Ia mengatakan, barang-barang ekspor Indonesia mirip dengan yang diproduksi China, Malaysia, dan Vietnam, padahal biaya produksi nasional masih cukup mahal. Menurut dia, Indonesia belum memiliki level yang sama dengan para negara yang ikut dalam ACFTA. Misalnya, industri di Indonesia belum efisien karena biaya modal dan produksi yang mahal. Perbankan Indonesia masih belum efektif dengan selisih suku bunga yang mencapai lima persen, masih diatas negara-negara yang tergabung dalam ACFTA yang sekitar 2-3 persen. Selain itu, masih rendahnya ketersediaan infrastruktur Indonesia juga membuat barang industri Indonesia mahal. “Barang ini mahal karena pengangkutan ke pabrik mahal, begitupula dari pabrik ke kapal,” katanya. (ant)

Rupiah Terpuruk JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, kemarin sore, tetap terpuruk di atas Rp 9.100 per dolar, karena pelaku pasar lebih cenderung melepas rupiah menyusul menguatnya dolar di pasar regional. Nilai tukar rupiah terhadap dolar terpuruk menjadi Rp 9.125-Rp 9.135 per dolar dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp 9.090-Rp 9.100 atau melemah 35 poin. Analis Valas PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan di Jakarta, mengatakan, rupiah sudah diperkirakan masih tetap tertekan, karena pelaku asing masih khawatir akibat lambatnya bantuan dana ke Yunani yang sedang mengalami krisis keuangan. “Pelaku asing saat ini sedang memfokuskan diri terhadap dana bantuan dari lembaga keuangan Uni Eropa yang dinilai lambat dan dikhawatirkan krisis itu akan berlanjut ke negara lain,” katanya. Meski rupiah tertekan, lanjut dia, posisinya dinilai masih aman karena berada di atas angka Rp 9.100 yang membuat pelaku bisnis dapat melaksanakan kegiatannya. “Kami harapkan posisinya sepanjang pekan ini masih berada dalam kisaran yang sempit antara Rp 9.100 sampai Rp 9.150 per dolar,” ucapnya. (ant)

Pemerintah Pertahankan Agus Martowardojo

Efek Yunani Terbatas JAKARTA - Pejabat Senior Dana Moneter Internasional (IMF) di Indonesia, Milan Zavadjil berpendapat bahwa pengaruh krisis Yunani kepada Indonesia sangat terbatas karena kondisi ekonomi yang relatif kuat. “Pengaruhnya terbatas karena Indonesia memiliki ekonomi yang kuat, kondisi makro yang baik, dan rasio utang yang kecil sekitar 28 persen dari produk domestik bruto (PDB). Saya melihat Indonesia akan baik,” kata Milan dalam pemaparan IMF Regional Economic Outlook kerjasama IMF dengan Universitas Paramadina di Jakarta, kemarin. Ia mengatakan, pengaruh dari krisis di Yunani di Eropa tidak saja di Indonesia, namun telah menjadi gejala di dunia. Pelemahan mata uang dan juga indeks di lantai bursa bukan hanya terjadi di Indonesia. “Pelemahan tidak hanya rupiah tapi juga mata uang lainnya, seperti Australia, namun saya yakin Indonesia akan baik,” tegasnya. Milan menambahkan, dengan kondisi ekonomi Indo-

nesia yang kuat, permintaan domestik yang kuat, populasi yang cukup tinggi, kelas menengah yang terus tumbuh, akan membuat Indonesia tetap akan dilirik para investor. Ia mengatakan, investasi langsung ke Indonesia ternyata hampir sama dengan portofolio yang masuk ke Indonesia. Investasi langsung ke Indonesia per April 2010 mencapai 75 miliar dolar AS. Begitu pula dengan portofolio yang hampir 80 miliar dolar AS. Ia menambahkan, dengan penguatan ekonomi Indonesia, maka IMF memproyeksikan, ekonomi Indonesia pada 2010 akan tumbuh 6,0 persen, meningkat dibanding 2009 yang mencapai 4,5 persen. Sedangkan inflasi juga diperkirakan meningkat dari 2,8 persen pada 2009 menjadi 5,7 persen pada 2010 ini. Sementara defisit anggaran sesuai dengan APBNP 2010 mencapai 2,1 persen dari PDB atau meningkat dari sebelumnya 1,6 persen. Sebelumnya, ekonom BNI Ryan Kiryanto mengatakan pemerintah perlu waspada ter-

hadap krisis di Yunani meski tidak sebesar krisis finansial pada paruh pertama 2008. “Pemerintah perlu waspda, kebijakan harus disetel untuk mengantisipasi jangan sampai seperti kejadian 1997/1998, meski kita tahu krisis ini tidak sebesar krisis finansial 2008. Kalau kebijakan moneter dan fiskal di Indonesia tidak antisipatif, maka kita bisa terisolasi dari ekses lebih lanjut karena krisis di Indonesia,” katanya. Ia menjelaskan, krisis Yunani memang telah menyeret rupiah sehingga melemah. Namun menurut dia, pelemahan rupiah ini hanya karena sentimen negatif dari Eropa dimana mata uang mereka mengalami pelemahan akibat krisi ini. “Hal ini memunculkan kesan terjadinya capital out flow (aliran modal keluar), padahal tidak, mereka beralih ke dolar AS untuk sementara,” katanya. Ia mengatakan, karena pusat krisis berada di luar Indonesia, maka Indonesia sulit mengendalikannya. “Yang bisa dilakukan adalah mengantisipasi,” katanya. (ant)

KURS RUPIAH

8.500 9.000

9.090

9.090

12/5

14/5

9.500

9.125 Bisnis Jakarta/sep 17/5

RAPAT GABUNGAN - Menteri Perhubungan Laksamana Madya (Pur) Freddy Numberi (kanan) saat berdiskusi dengan Ketua Komisi VIII DPR RI Abdul Kadir Karding sebelum rapat kerja gabungan, kemarin.

JAKARTA - Pemerintah melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tetap memutuskan untuk mempertahankan Agus Martowardojo sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri. Corporate Secretary Bank Mandiri, Sukoriyanto Saputro, dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin, mengatakan jabatan direktur utama bank BUMN setelah zaman reformasi biasanya hanya bertahan satu kali dan baru terjadi di Bank Mandiri saat ini. “Sebelum reformasi pernah terjadi di Bank Exim, namun setelah reformasi baru Agus yang menjabat dua kali,” kata Sukoriyanto. Agus Martowardojo yang lahir di Amsterdam, Belanda, 24 Januari 1956 (54 tahun) lalu masuk ke Bank Mandiri pada Mei 2005 menggantikan direktur utama Bank Mandiri sebelumnya, ECW Neloe, yang diduga terlibat kasus korupsi. Sebelumnya, Agus Martowardojo bertugas sebagai

direktur utama Bank Permata selama tiga tahun sejak 31 Oktober 2002. Selain itu, di Mandiri dan Permata, pria lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1984 ini juga pernah pula bekerja di Bank of America (1984), Bank Niaga (1986-1994), Bank Bumiputera (Direktur Utama; 1995-1998), Bank Exim (Dirut 1998) dan BPPN (2002). Agus akan didampingi oleh wakil dirut I Wayan Agus Mertayasa dan para anggota direksi yakni Zulkifli Zaini, Abdul Rachman, Sentot A Sentausa, Thomas Arifin, Budi G Sadikin, Ogi Prastomiyono, Pahala N Mansury, Sunarso, dan Fransisca N Mok. Sedangkan jajaran komisaris terdiri dari Komisaris Utama Edwin Gerungan, Wakil Komisaris Utama Muchayat, anggota komisaris Mahmuddin Yasin dan Cahyana Ahmad Jayadi, komisaris independen Gunardi Soewarno dan Pradjoto. (ant)

Permasalah di Ditjen Pajak

Ada Kelemahan Pemimpin JAKARTA - Ketua Komite Pengawasan Perpajakan, Anwar Suprijadi, mengatakan permasalahan yang terjadi dalam tubuh Ditjen Pajak disebabkan karena adanya kelemahan kepempimpinan (leadership). “Ada kelemahan di kepempimpinan (leadership), termasuk di (Ditjen Pajak) DJP,” ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin. Menurut dia, kelemahan dalam kepempimpinan, terutama dalam Ditjen Pajak, dapat dibenahi dengan mengganti maupun menaikkan kapasitas dan kualitas kemampuan sang pemimpin. “Bisa diganti atau dinaikan kapasitasnya, misalnya dengan free training. Dan yang terjadi di Pajak tidak hanya level Dirjen, namun juga level bawah,” ujarnya. Untuk itu, ia menambahkan, dibutuhkan keteladanan dan keberanian dari pemimpin, terutama dalam mengambil keputusan, walau keputusan terse-

but mengandung suatu resiko yang besar. “Dalam memutuskan, risikonya hanya dua alternatif. Apakah diberhentikan atau dicibir masyarakat, (dan saat ini) belum ada sikap tersebut,” ujarnya seperti dikutip Antara. Sebagai mantan Dirjen Bea dan Cukai, yang memiliki kesamaan struktur dalam Ditjen Pajak, Anwar juga mengungkapkan sulitnya menangani modus penyelewengan yang dilakukan para wajib pajak, namun hal itu memerlukan kemapanan dan kemampuan dari sang pemimpin. “Ya berdoa aja. Yang penting perlu kemapanan dan kemampuan kita untuk menangani itu. Yang penting kita tidak menjadikan jabatan sebagai Comfort Zone,” ujarnya. Kemudian, Anwar membandingkan kinerja reformasi birokrasi yang telah dilakukan hingga level akar rumput (gross root) yang telah dilakukan Ditjen Bea dan Cukai, namun menurut dia, reformasi birokrasi belum menyeluruh. (ahm)

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Wirata, Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Bisnis Jakarta.18.Mei.2010 by e-Paper KMB - Issuu