No. 12 tahun IV
8 Halaman
Selasa, 19 Januari 2010
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
DAU 14 Daerah Pemekaran JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menetapkan rincian dana alokasi umum (DAU) untuk daerah pemekaran beserta daerah induknya tahun anggaran 2010. Kepala Biro Humas Kementerian Keuangan Harry Z. Soeratin dalam keterangannya di Jakarta, Senin, menyebutkan, penetapan rincian DAU kepada 14 daerah pemekaran beserta induknya tahun anggaran 2010 merupakan pelaksanaan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 53 tahun 2009 tentang DAU Propinsi, Kabupaten, dan Kota Tahun 2010. Menkeu menetapkan hak itu melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 221/PMK.07/2009 tentang Rincian Alokasi DAU Kepada 14 Daerah Pemekaran Beserta Induknya Tahun Anggaran 2010. DAU tahun 2010 yang bersumber dari APBN 2010 diberikan kepada 14 daerah pemekaran dan 10 daerah induknya. Keempat belas daerah pemekaran itu adalah Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Gunung Sitoli, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Mesuji, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Saju Raijua, Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Deiyai, Kabupaten Maybrat, dan Kabupaten Tambrauw. (ant)
Rupiah Terpuruk JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore merosot tajam 70 poin menjadi Rp 9.225-Rp 9.235 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya, karena pelaku pasar masih melepas rupiah menyusul melemah bursa Wall Street. “Merosotnya saham-saham Wall Street memicu pelaku pasar melepas rupiah sehingga mata uang Indonesia melemah sebesar 70 poin,” kata analis PT Valbury Asia Securities Krisna Dwi Setiawan di Jakarta, kemarin. Krisna Dwi Setiawan mengatakan, pasar uang Indonesia saat ini dilanda aksi lepas rupiah yang terjadi sejak pagi hingga sore, karena pelaku pasar juga khawatir dengan perkembangan kasus Bank Century akhir-akhir ini. “Kami memperkirakan rupiah akan kembali terpuruk pada hari berikut, karena tekanan pasar masih cukup kuat,” katanya. Menurut dia, pelepasan rupiah itu juga terjadi karena pelaku memperkirakan Bank Sentral AS (The Fed) akan menaikkan tingkat bunga AS dalam waktu tidak lama, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS lebih baik. Kenaikan, ujarnya, suku bunga AS memicu pelaku membeli dolar dan melepas rupiah. Krisna mengatakan, pemerintah diharapkan dapat mengatasi masalah kasus Bank Century dalam yang tidak lama, sehingga kekhawatiran pelaku tidak berlarut-larut yang cenderung melepas rupiah lebih lanjut. “Meski demikian posisi rupiah yang di atas Rp 9.200 per dolar dinilai masih cukup aman,” katanya. (ahm)
KURS RUPIAH 9.000
9.205
9.115
9.225
14/1
15/1
18/1
9.500
10.000
Bisnis Jakarta/ant
PERDAGANGAN LANGSUNG - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu (kanan), didampingi Menteri Perdagangan Somalia Abdirashid Mohamed Abdi, dan Duta Besar Somalia untuk Indonesia Olo Baro (kiri), saat konferensi pers soal perdagangan lansung di Jakarta, kemarin.
Pemerintah Lebih Konservatif JAKARTA - Pemerintah akan memilih proyeksi pertumbuhan ekonomi yang konservatif untuk RAPBNP 2010, yakni sebesar 5,5 persen. “Sejauh ini, kita memproyeksikan pertumbuhan 5,5 persen, walaupun banyak yang memperkirakan kita bisa tumbuh lebih dari itu,” kata Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, di Gedung Kantor Menko Perekonomian Jakarta, kemarin. Ia menyebutkan, RAPBNP 2010 saat ini sedang disiapkan dan akan segera dibahas dengan DPR. “Kita pertimbangkan faktorfaktor luar, termasuk kondisi perekonomian global,” katanya. Sementara untuk asumsi inflasi pada APBNP 2010, inflasi akan dijaga tetap pada
kisaran 5 persen. “Memang kemungkinan ada plus-minus. Ini normal kalau ada penyesuaian karena ada kenaikan permintaan. Inflasi sekarang (2009) terbaik karena kinerja ekonomi kita,” katanya. Mengenai adanya tambahan belanja dan subsidi yang dikhawatirkan tidak memberikan efek ganda, Hatta mengatakan, belanja infrastruktur tetap mendapat perhatian dan prioritas sehingga dapat mendorong perekonomian. “Ada dua sektor utama, yaitu yang berkaitan dengan infrastruktur dan yang berkaitan dengan stabilitas harga terutama pangan,” katanya. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
mengatakan, pemerintah dalam waktu dekat akan mengajukan perubahan APBN 2010 ke DPR untuk menyesuaikan sejumlah asumsi makro ekonomi yang mengalami perubahan signifikan dengan tujuan menjaga efektifitas seluruh prioritas kerja kabinet. Dijelaskannya, percepatan perubahan ini dilakukan untuk mempercepat kerja kabinet yang selama ini selalu terkendala dengan perubahan APBN yang dilakukan setelah semester pertama tahun berjalan. Beberapa asumsi makro ekonomi APBN 2010 yang akan diubah antara lain harga minyak yang sebelumnya ditetapkan 65 dolar AS per barel diubah menjadi 80 dolar AS per barel, dan
Century Ditutup
Beberapa Bank Kolaps JAKARTA - Mantan Dirjen Pajak, Darmin Nasution mengatakan, ada beberapa bank akan kolaps apabila Bank Century ditutup. “Kalau Bank Century ini dimatikan, yang paling besar kemungkinan terimbas ada dua atau tiga bank dan memang tidak berimbas langsung 23 bank. Jadi masuk dulu ketiga bank dan sudah cukup mengguncangkan 20 bank lain,” ujarnya dalam menjawab pertanyaan anggota panitia angket M. Toha dan Agus Sulistyono di gedung DPR RI, Jakarta, kemarin. Darmin yang juga diminta keterangannya sebagai Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga menjelaskan, uang LPS yang dipakai sebagai Penyertaan Modal Sementara (PMS) bukan merupa-
Darmin Nasution
kan keuangan negara. “Dana cadangan penjaminan LPS bukan uang negara, bukan keuangan negara, itu secara neraca terpisah dari modal LPS, dan itu dari pembayaran premi perbankan yang digunakan sebagai fungsi LPS,” ujarnya. Menurut dia, modal LPS
sama sekali tidak terganggu meski sudah memberikan talangan sebesar Rp 6,7 triliun dan Bank Century masih memiliki kesempatan untuk mengembalikan dana talangan. “Bank ini masih punya kesempatan untuk mengembalikan apa yang digunakan dan saya juga tidak berani memastikan itu akan kembali namun di akhir cerita nanti berapapun kekurangannya tetap lebih murah daripada dimatikan banknya,” ujarnya. Ia juga menambahkan, percaya kepada data-data Bank Indonesia dalam memutuskan apakah Bank Century perlu diselamatkan atau tidak. “Yang sulit bukan apakah ada data atau tidak tapi alat untuk men-judgmentnya, jadi bukan masalah data itu valid atau tidak,” ujarnya. (ant)
nilai tukar rupiah diubah dari Rp 10.000 per dolar AS menjadi Rp 9.500 per dolar AS. Sementara inflasi yang semula ditetapkan 5 persen, diubah menjadi 5,5 persen dan asumsi SBI tiga bulan dari 6,5 persen menjadi 6,8 persen. Dengan perubahan asumsiasumsi itu, anggaran untuk subsidi energi seperti untuk BBM meningkat Rp 28,1 triliun dari Rp 68 triliun menjadi Rp 96,1 triliun, sementara subsidi untuk listrik meningkat Rp 15,4 triliun dari Rp 37,8 triliun menjadi Rp 53,2 triliun. Begitu pula untuk subsidi beras dan pupuk yang sebelumnya total sebesar Rp 51,3 triliun berubah menjadi Rp 59,5 triliun. Selain itu, perubahan APBN
2010 juga akan diprioritaskan untuk mengatasi masalah listrik seperti memberi pinjaman kepada PLN guna pembelian trafo, perbaikan rutan dan lapas, pengiriman atlet Sea Games, perbaikan sistem administrasi kependudukan dan tambahan tunjangan bagi prajurit TNI di wilayah terluar dan perbatasan. “Untuk infrastruktur akan diberikan tambahan anggaran untuk pembelian tanah, agar cepat,” katanya. Dengan perubahan asumsi makro ekonomi ini, maka belanja dan pendapatan di APBN 2010 berubah dengan defisit yang meningkat dari Rp 98 triliun atau 1,8 persen PDB menjadi Rp 128,7 triliun atau 2,2 persen dari PDB. (ant)
Konversi Mitan Diaudit JAKARTA - Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Ali Masykur Musa mengatakan, pihaknya kini tengah melakukan audit untuk konversi minyak tanah ke gas yang dananya diperkirakan mencapai Rp 15,5 triliun dan audit stimulus infrastruktur senilai Rp 12,2 triliun. “Jadi, tahun ini kami ada dua Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PPDT) yaitu konversi minyak tanah ke gas dan minerba (mineral dan batu bara) serta tematik soal infrastruktur,” katanya di Jakarta, kemarin. Menurut Ali, untuk konversi minyak tanah ke gas, diperkirakan akan selesai pada semester II, sedangkan untuk infrastruktur akan diselesaikan pada semester I 2010 ini. Menurut dia, audit konversi minyak tanah ke gas telah diputuskan dalam rapat. Hal ini mengingat program konversi tersebut telah dimulai
sejak 2006. Ia mengatakan, dengan adanya audit tersebut, maka pihaknya ingin memastikan apakah anggaran yang digunakan dalam program tersebut sesuai dengan ketentuan dan berjalan dengan baik. Ia menjelaskan, nantinya ada tiga hal yang akan diaudit. “Yang saya audit adalah, satu sistem alokasi dan penyaluran anggarannya itu. Kedua, distribusi tabung dan paket konversi, dan ketiga, kesiapan suplai, karena ternyata elpiji masih impor.” katanya. Ia mencontohkan, salah satu yang akan ditelusuri adalah soal 52 juta paket konversi berupa kompor dan tabung gas yang dibagikan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Pertamina. “Pertanyaannya, apakah betul-betul diproduksi sedemikian banyak,” katanya. (ant)
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.