No. 77 tahun IV
8 Halaman
Jumat, 23 April 2010
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
Bisnis Jakarta/ant
KINERJA BNI - Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo (tiga kanan) didampingi jajaran direksi memberikan keterangan kepada wartawan tentang kinerja BNI kuartal I 2010 di Jakarta, kemarin. Hingga akhir Maret 2010, laba bersih BNI mencapai Rp 1,03 trilliun atau meningkat 62 persen dari tahun sebelumnya.
Kondisi Global Memulih Sektor Kelautan dan Perikanan
Peran Bank Kecil JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama untuk mendorong perbankan meningkatkan penyaluran kredit ke sektor kelautan dan perikanan. Kerjasama ini ditandatangani oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhamad dan Deputi Gubernur BI Budi Rochadi di Jakarta, kemarin. ‘’Sektor perikanan dan kelautan ini adalah masa depan Indonesia, tapi peran rbank masih kecil kontribusinya ke sektor ini,” kata Fadel Muhamad. Menurut Fadel, kredit perbankan ke sektor perikanan dan kelautan saat ini masih kecil sebesar 0,23 persen dari total kredit. Dia juga mengatakan bahwa pihaknya akan mendorong pengusaha, terutama sektor UKM bisa mendapatkan permodalan dari perbankan. Sementara, Deputi Gubernur BI Budi Rochadi, mengatakan, kerjasama ini mencari jalan keluar di sektor perikanan dan kelautan saat ini. Data BI menyebutkan, kredit sektor perikanan hingga akhir 2009 mencapai Rp 3,337 triliun atau naik 20,63 persen dibanding 2008 Rp 2,767 triliun. (ant)
Gejolak Politik Thailand
RI Terimbas Positif JAKARTA - Gejolak politik di Thailand yang sudah terjadi selama beberapa bulan ini belum menunjukan tandatanda untuk mereda, bahkan kondisi itu cenderung terus memanas dan mulai merusak fundamental ekonomi Thailand. Namun kondisi yang terjadi di Thailand itu dapat membawa berkah bagi investasi di Indonesia. Sebagian besar dana-dana asing yang mengalir ke Thailand dipindahkan ke Indonesia yang mempunyai stabilitas politik bagus dan memberikan keuntungan investasi lumayan besar. Vice President Valbury Asia Futures, Nico Omer Jonckheere di Jakarta Kamis mengatakan, krisis politik yang terjadi di Thailand dapat berdampak positif terhadap investasi di Indonesia. Pasalnya setiap investor menginginkan situasi yang nyaman untuk berinvestasi. “Jika kondisi di sana terus memanas, bisa jadi investor akan mengalihkan investasinya ke negara lain, salah satunya di Indonesia,” kata Omer. Dia menambahkan, kondisi politik Indonesia yang relatif stabil dibandingkan dengan Thailand, justru bisa menjadi peluang Indonesia untuk merebut peluang investasi di kawasan The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). “Situasi politik di Indonesia relatif stabil, dapat mendorong investor luar ke Indonesia,” ujarnya. (ant)
KURS RUPIAH 9.000
9.005 9.500
9.010
9.012
10.000 21/4
22/4
23/4
Kredit Bisa Dipacu JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Muliaman Hadad mengatakan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun bisa didorong mencapai angka 18-20 persen. “Kita memang punya ruangan untuk mendorong lebih keatas, apalagi di tengahtengah situasi yang serba bullish, kemudian kita ingin tick up mudah-mudahan momentumnya juga pas, tanpa terlalu menumbuhkan resiko berlebihan, sebab 18-20 persen masih dalam koridor dengan mempertimbangkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya di Jakarta, kemarin. Untuk itu, ia mengharapkan angka tersebut dapat menjadi range untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen, dengan kemungkinan ada revisi keatas karena pemerintah dan DPR telah sepakat
mengubah asumsi mejadi sebesar 5,8 persen. “Angka tersebut bisa direalisasikan apalagi dengan asumsi pertumbuhan yang lama 5,5 persen,” ujarnya. Muliaman juga mengatakan target pertumbuhan kredit 18-20 persen hingga akhir tahun merupakan target yang berkelanjutan (sustainable) agar target dalam asumsi makro dapat tercapai. Ia mengatakan, saat ini pertumbuhan kredit masih mencapai 13,25 persen hingga pekan kedua April 2010 atau meningkat signifikan dengan pencapaian kredit hingga Rp5 triliun perminggu. “Kredit kita hanya tumbuh 13,25 persen, itu masih jauh dari harapan. Kalau Rencana Bisnis Perbankan (RBB) ditargetkan (tumbuh) 25 persen,” ujarnya. Menurut dia, pertumbuhan
ini tidak hanya dipengaruhi oleh kredit dalam mata uang rupiah, namun juga melalui valuta asing dan BI berkeyakinan dengan kebijakan yang ada sekarang, upaya untuk terus menjaga pertumbuhan kredit berkesinambungan terus terjadi. Ia juga menjelaskan angka pertumbuhan kredit tersebut masih rendah, dibandingkan dengan awal 2008 yang meningkat hingga 30 persen. “Jika ingin mencapai target RBB maka setidaknya di awal tahun kredit bisa mencapai 18 persen,” ujarnya. Untuk itu, Muliaman menambahkan, BI memiliki keinginan untuk meningkatkan pertumbuhan kredit melalui pemberian insentif. “Kita sangat ingin mendorong (push) lagi agar pertumbuhan kredit berkesinambungan,” katanya. (ant)
IHSG Catat Rekor Baru JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan, kemarin, ditutup menguat mencetak rekor baru ke posisi 2.926. Sebelumnya IHSG dibuka negatif di bawah level 2.900. Analis Valbury Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Kamis mengatakan, IHSG kembali menunjukkan kekuatan yang berbeda dibanding indeks bursa saham lain dengan ditutup naik ke rekor penutupan terbarunya di 2.926. “Keberhasilan ini tidak lepas dari saham-saham berkapitalisasi besar (big cap),” katanya. IHSG BEI, ditutup menguat 13,706 poin atau 0,47 persen ke posisi 2.926,532 poin. Demikian pula indeks saham-saham unggulan (LQ45) terangkat 2,758 poin (0,49 persen) ke posisi 568,772. Namun, lanjut Nico, yang dicemaskan adalah aksi profit taking (ambil untung), diharapkan tidak terjadi,
andai terjadi itu suatu hal yang wajar. Sementara itu pada beberapa bursa kawasan Asia bergerak variatif, seperti indeks Hang Seng turun 55,99 poin (0,26 persen) ke level 21.454, Nikkei-225 melemah 140,96 poin (1,27 persen) ke level 10.949, dan Straits Times menguat 13,04 di posisi 2.980. Frekuensi alih saham kali ini adalah 126.825 kali dengan jumlah saham yang ditransaksikan 5,590 miliar lembar dan nilai kapitalisasi Rp 3,684 triliun. Sebanyak 115 saham naik, 93 saham turun dan 82 saham tidak bergerak. Sementara saham-saham yang mengalami kenaikkan diantaranya, Petrosea (PTRO) naik Rp 900 ke Rp 9.900, Indo Tambang (ITMG) naik Rp 450 ke Rp 38.750, Astra Agro (AALI) naik Rp 450 ke Rp 23.950, Astra International (ASII) naik Rp 350 ke Rp 45.500. (ant)
Laba BNI Melesat JAKARTA - Bank BNI pada kuartal pertama 2010 membukukan laba bersih senilai Rp 1,03 triliun atau meningkat 62 persen dibanding periode sama 2009 senilai Rp 635 miliar. Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin, mengatakan pencapaian ini seiring dengan peningkatan kualitas pinjaman dengan gross non performing loan (NPL Gross) turun dari 5,6 persen menjadi 4,6 persen, dan net non performing loan (NPL Net) turun dari 1,5 persen menjadi 1,0 persen. “Salah satu pendorong pertumbuhan laba adalah konsistensi mesin-mesin bisnis BNI yang menghasilkan fee income. Hal ini membuktikan bahwa BNI semakin dipercaya sebagai bank pilihan utama nasabah dalam hal transactional banking,“ kata Gatot. Pada kuartal pertama BNI membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 6 persen dari Rp 2,77 triliun pada kuartal pertama 2009 menjadi Rp 2,90 triliun, serta kenaikan non interest income sebesar 76
persen dari Rp 1,04 triliun menjadi Rp 1,82 triliun. Kenaikan recurring fee ditopang oleh pertumbuhan pendapatan fee based income dari jasa-jasa perbankan, antara lain jasa ATM, pengelolaan rekening, transaksi ekspor-impor (trade finance), remittance, bank garansi, pendapatan dari bisnis kartu dan pendapatan lainnya. Laba sebelum pencadangan naik sebesar 5 persen dari Rp 2,42 triliun menjadi Rp 2,53 triliun. Pencadangan (provisi) turun sebesar 20 persen dari Rp 1,47 triliun menjadi Rp 1,17 triliun. Total aset BNI per Maret 2010 tercatat Rp 221,05 triliun, atau tumbuh 10 persen dibandingkan posisi akhir Maret 2009 yang senilai Rp 201,17 triliun. Pinjaman atau kredit naik dari Rp 114,77 triliun menjadi Rp 118,72 triliun, dan dana pihak ketiga (DPK) juga naik dari Rp 165,04 triliun menjadi Rp 175,14 triliun. Komposisi kredit masih didominasi oleh kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang mencapai 43 persen (Rp 51,37 triliun), disusul kredit kor-
porasi dan internasional 38 persen (Rp 44,99 triliun), kredit konsumer 16 persen (Rp 19,09 triliun) dan pembiayaan syariah sebesar 3 persen (Rp 3,22 triliun). Dari total kredit konsumer yang senilai Rp 19,09 triliun masih didominasi dengan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan produk BNI Griya sebesar 47 persen, disusul kredit pemilikan kendaraan (BNI Oto) sebesar 25 persen, dan kartu kredit 13 persen. Selama Januari - Maret 2010, KPR BNI Griya tumbuh 7,5 persen dari Rp 8,24 triliun menjadi Rp 8,86 triliun. Untuk bisnis internasional, pertumbuhan didukung oleh pertumbuhan transaksi trade finance dan juga pengiriman uang (remittance). Selama kuartal pertama 2010, total transaksi trade finance mencapai 2 miliar dolar AS dan total transaksi remittance 11,7 miliar dolar AS. Komposisi dana pihak ketiga (DPK) terdiri dari 54 persen berupa dana murah (tabungan dan giro) dan 46 persen deposito. (ant)
Bisnis Jakarta/ant
IHSG MENGUAT - Pialang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan hari itu naik 13.71 poin di level 2,926.53.
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.