No. 56 tahun IV
8 Halaman
Rabu, 24 Maret 2010
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
Bisnis Jakarta/ant
PAJAK BERGANDA - Menkeu Sri Mulyani (kanan) dan Financial Secretary Hongkong Special Administrative Region (SAR) RRC John Tsang berbincang usai penandatanganan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) di Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin. P3B antara Indonesia dan Hongkong tersebut akan memberikan kepastian.
Sumber Belanja APBN
BPK Soroti Utang Negara
Rupiah Bergerak Tipis JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, kemarin sore naik 58 poin menjadi Rp 9.112-Rp 9.122 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.170-Rp 9.180 karena pasar masih membeli rupiah untuk bermain di pasar saham. Pembelian rupiah oleh pelaku asing memicu rupiah menguat, namun kenaikannya relatif lebih kecil dibanding sesi sebelumnya, kata Analis Valas PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta. Rully Nova mengatakan, pembelian rupiah terpicu oleh melemahnya dolar di pasar regional akibat krisis keuangan Yunani yang tak menentu. Menurut dia, peluang rupiah untuk kembali menguat menuju ke angka Rp 9.000 per dolar masih besar, bahkan bisa menembus angka tersebut, karena sentimen pasar masih tetap tinggi. “Kami optimis pasar akan tetap positif dan memicu mata uang Indonesia kembali berada di bawah angka Rp 9.000 per dolar,” katanya. Rupiah, lanjut dia, sebelumnya sempat menurun hingga mendekati angka Rp 9.200 per dolar karena memburuknya saham regional akibat melemahnya saham-saham AS di pasar. Namun, lanjut dia, aksi lepas di pasar itu tidak berlangsung lama karena pelaku asing kembali membeli rupiah. (ant)
KURS RUPIAH 9.000
9.112
9.105 9.500
9.170
10.000 21/3
22/3
23/3
JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memiliki perhatian besar dalam manajemen utang negara, karena di Indonesia utang negara adalah salah satu sumber yang digunakan untuk mendanai belanja pemerintah. “Apalagi saat ini realisasi pembiayaan netto melalui utang negara setiap tahun ratarata 12 persen dari total belanja pemerintah yang tercantum dalam realisasi APBN,” kata Ketua BPK Hadi Poernomo dalam sambutannya pada pertemuan perencanaan audit di Jakarta, kemarin. Untuk itu BPK akan meningkatkan pelayanan dalam audit manajemen utang negara, yang merupakan bagian dari program pengembangan kapasitas dari INTOSAI Development Initiative (IDI) di bidang audit manajemen di mana BPK ikut serta sejak 2009. Menurut Hadi, BPK juga mengikuti pertemuan menge-
nai audit manajemen diikuti 34 peserta dari 12 negara dengan mengadakan program-program pengembangan kapasitas di bidang utang negara di berbagai wilayah INTOSAI. “Kehadiran peserta menunjukkan pentingnya manajemen utang negara di berbagai negara, tidak hanya negara berkembang namun juga di negara maju,” ujarnya. Hadi menambahkan dengan mengikuti program serta pertemuan tersebut, BPK memiliki tujuan menyiapkan rancangan pedoman rencana audit untuk manajemen audit utang negara. Menurut rencana akan dikelola oleh masing-masing lembaga pemeriksa serta menerima komentar dan masukan dari lembaga pemeriksa (supreme audit institution) lain dan para ahli atas rencana audit mereka. Hasil yang diharapkan dari program tersebut adalah dapat menghasilkan suatu program audit atas manajemen utang
negara yang berstandar internasional, yang akan diadopsi oleh masing-masing negara peserta dan menciptakan dasar yang kuat bagi pelaksanaan audit manajemen utang negara. “Bagi BPK, pertemuan ini memberi pelajaran tersendiri tentang pengelolaan audit utang negara dan kontribusi terhadap peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,” ujar Hadi. Ia berharap, dengan adanya persiapan program audit pada 12 negara, asosiasi BPK sedunia ini akan memiliki mempunyai kesamaan dalam audit manajemen utang negara. “Kita liat nanti, ini kan baru, yang pasti bagus untuk negara donor. Dengan adanya audit, ini kita tahu itu mau dipakai apa (utangnya),” ujarnya. BPK mengikuti program IDI yang merupakan organisasi non profit dan bertujuan membangun kapasitas Lembaga Pemeriksa di negara berkembang. (ant)
KUR Dongkrak Usaha Mikro JAKARTA - Direktur Bank Mandiri Budi Sadikin mengatakan program penjaminan seperti di Kredit Usaha Rakyat (KUR) bisa dikembangkan terus untuk mendorong sektor UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro). “Program penjaminan seperti di KUR bagus dikembangkan sehingga bisa mendorong pertumbuhan UMKM,” kata Budi saat ditemui Antara seusai paparan kinerja Bank Mandiri di Jakarta. Menurut dia, program penjaminan ini bisa mengatasi berbagai kendala UMKM yang memiliki keterbatasan jaminan sebagai salah satu syarat mengajukan kredit. Di Indonesia ada dua lembaga penjaminan kredit yang didukung penuh oleh pemerintah untuk membantu UMKM ada dua lembaga, yakni ASKRINDO (Asuransi Kredit Indonesia) dan JAMKRINDO (Jaminan Kredit Indonesia).
Kedua lembaga ini didukung dengan dana Rp 1,4 triliun oleh pemerintah untuk menjamin kredit UMKM melalui Program KUR. Untuk 2010 ini Bank Mandiri menargetkan penyaluran KUR Rp 1,250 triliun atau naik dibanding 2009 senilai Rp 1,04 triliun melalui 36.978 debitur. Untuk sektor kredit UMKM, direktur micro dan retail banking Mandiri ini menargetkan pertumbuhan kredit naik double digit dari perolehan 2009. Pada tahun lalu Bank Mandiri berhasil mencatat pertumbuhan tertinggi tercatat di segmen mikro yang mencapai 22,9 persen dari Rp 4,4 triliun di 2008 menjadi Rp 5,4 triliun pada Desember 2009. Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan jumlah rekening dari 271.199 rekening menjadi lebih dari 430 ribu rekening. Sementara itu, kredit ke segmen usaha small business mengalami
pertumbuhan dari Rp 2,28 triliun menjadi Rp 17,10 triliun. Untuk mendorong sektor riil khususnya segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Bank Mandiri memberikan kemudahan bagi pembiayaan UMKM dengan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Sujana Royat mengatakan, pemerintah pada 2010 mempersiapkan dana KUR sebesar Rp 20 triliun seperti tahun sebelumnya. “Pemerintah tetap mempersiapkan dana KUR sebesar Rp 20 triliun seperti tahun lalu, karena permintaan kredit masih tetap tinggi, katanya. Menurut Sujana Royat, penyaluran kredit usaha rakyat pada 2009 akhir Desember 2009 hanya sekitar Rp 16 triliun di bawah target Rp 20 triliun. (ant)
Dicari, Agen Penjual ORI JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membuka kesempatan kepada bank umum dan perusahaan efek untuk menjadi agen penjual obligasi negara ritel (ORI) tahun 2010. Pengumuman Panitia Seleksi Agen Penjual ORI Tahun 2010 Kemenkeu di Jakarta, kemarin, menyebutkan, pelelangan terbuka untuk bank umum dan perusahaan efek yang telah mendapatkan izin usaha dari otoritas yang berwenang. Selain itu, calon agen penjual harus memenuhi sejumlah kriteria dan persyaratan yaitu memiliki kantor cabang minimal di lima kota, memiliki rencana kerja dan strategi penjualan obligasi ritel, memiliki anggota tim yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman melakukan penjualan produk keuangan secara ritel, dan me-
miliki dukungan teknologi informasi yang terintegrasi ke kantor-kantor cabang. Waktu pendaftaran dan pengambilan dokumen lelang dilaksanakan setiap hari sejak 24 Maret 2010 hingga 1 April 2010 di Ditjen Pengelolaan Utang cq Panitia Seleksi Agen Penjual Dalam Rangka Penerbitan ORI di Pasar Perdana tahun 2010. Penjelasan lelang (aanwijzing) akan dilaksanakan pada 31 Maret 2010 di Ruang Rapat Direktorat Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Utang Gedung AA Maramis lantai II Jalan Lapangan Banteng Timur Jakarta. Panitia berhak menolak pendaftaran, pengambilan dokumen lelang, dan pemasukan penawaran yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. (ant)
Hongkong Perkuat Kerjasama JAKARTA – Hong Kong SAR (Special Administrative Region – HKSAR) bersama BI, kemarin melakukan kesepakatan untuk mempererat kerjasama antara Indonesia dan Hong Kong khususnya di sektor keuangan dan jasa profesional. Kesepakatan yang dilakukan oleh Pejabat sementara (Pjs.) Gubernur BI, Darmin Nasution dan inancial Secretary HKSAR John Tsang itu antara lain mengenai perkembangan dan outlook ekonomi global dan regional. Kerjasama lebih jauh dalam currency settlement, kemungkinan kerjasama dalam pengembangan Islamic Finance, dan cross border banking supervision. Dalam siaran pers yang diterima redaksi menyebutkan, HKSAR juga menyambut baik kerjasama antara BI dan Hong Kong Monetary Authority
(HKMA) dalam mengembangkan dan menyelenggarakan “USD/IDR Payment Versus Payment (PVP) Link. Yakni, yaitu sebuah sistem yang menghubungkan BIRTGS dengan sistem RTGS dalam mata uang USD di Hong Kong (Hong Kong USD CHATS) sejak 25 Januari 2010. Sistem ini bisa memangkas risiko penyelesaian transaksi (settlement risk mitigation) untuk perdagangan valas mata uang USD dengan Rupiah antar bank di Indonesia, yang ada pada sistem penyelesaian transaksi konvensional. Dalam pertemuan tersebut, seperti disiarkan, Tsang juga menyampaikan bahwa HKSAR sebagai negara yang telah memiliki finansial infrastruktur yang sangat memadai dalam mendukung transaksi jasa keuangannya. (ahm)
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.