No. 120 tahun IV
8 Halaman
Jumat, 25 Juni 2010
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
Bisnis Jakarta/ant
KEBIJAKAN ENERGI - Wakil Presiden Boediono (kiri) yang juga selaku Wakil Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) didampingi Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, memimpin pertemuan Anggota Dewan Energi Nasional, di Jakarta, kemarin. Wapres memberikan arahan kebijakan energi untuk pemenuhan kebutuhan domestik.
Pertemuan G20
Penukaran Obligasi Diminati JAKARTA - Lelang pembelian kembali obligasi negara dengan cara penukaran (debt switch) menggunakan fasilitas Ministry of Finance Dealing System, Kamis, hanya menyerap dana Rp 80 miliar. Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan peserta lelang menawarkan 11 seri obligasi negara dan 20 seri obligasi negara yang jatuh tempo mulai 1 Januari 2010 samapai dengan 31 Desember 2013. Jumlah penawaran yang disampaikan peserta lelang sebesar Rp 751 miliar sedangkan jumlah atau nilai nominal yang dimenangi pemerintah sebesar Rp 80 miliar. Obligasi yang dimenangi adalah Seri FR0022 dengan penawaran Rp 110 miliar dan dimenangkan Rp 45 miliar serta Seri FR0025 dengan penawaran Rp 75 miliar yang dimenangkan Rp 35 miliar. Obligasi penukar yang diterbitkan pemerintah adalah Seri FR0031 dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang 7,95151 persen. Seri lain yaitu FR0016, ORI003, FR0017, FR0018, FR0023, FR0033, ZC0005, FR0019 dan FR0020 tidak ada penawaran yang dimenangkan pemerintah. Setelmen hasil pelaksanaan lelang akan dilaksanakan pada 29 Juni 2010 sesuai dengan peraturan yang berlaku. (ant)
Fokuskan Perdagangan dan Investasi JAKARTA - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan pertemuan G20 tingkat pemimpin negara yang akan berlangsung di Toronto, Kanada, 26-27 Juni mendatang akan membahas mengenai perdagangan dan investasi. “Pertemuan nanti juga membahas agenda tambahan mengenai perdagangan dan investasi, itu akan dibicarakan di G20,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan agenda yang telah dibahas dalam pertemuan G20 tingkat Menteri Keuangan di Seoul, Korea Selatan, kemarin (Rabu) juga akan dibahas kembali, seperti upaya mereformasi lembaga keuangan multilateral. “Kita kembali diskusikan untuk melakukan perbaikan dari pada IFI (international financial institution) seperti multilateral agency, world bank, IMF, untuk bagaimana bisa melakukan reformasi,” ujarnya.
BPK Audit Konversi Mitan JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan mulai melakukan audit terhadap kinerja program konversi minyak tanah ke elpiji yang dilaksanakan 20062010 dengan nilai total anggaran Rp 15 triliun. “Kami sudah mendapatkan dokumen yang menjadi bukti awal untuk dilakukan audit terhadap program konversi minyak tanah ke elpiji,” kata anggota BPK Ali Masykur Musa usai menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Laporan Keuangan (LK) Kementerian Pertanian di Jakarta, kemarin. Menurut dia, audit akan dilakukan pada tiga hal, pertama terkait alokasi dana Rp 15 triliun apakah sudah tepat termasuk nilai subsidinya, program pengadaan tabung gas serta sosialisasinya. “Kedua menyangkut keuangannya, apakah memang betul-betul sudah dibayarkan oleh Kementerian Keuangan kepada Pertamina,” ujarnya. Audit ketiga terkait kinerja
pelaksanaan program konversi minyak tanah ke elpiji terutama terkait maraknya kasus meledaknya kompor gas akhirakhir ini. “Totalnya harus kami ketahui berapa tabung gas yang memang tidak memenuhi SNI. Apakah memang ada pihak lain yang ‘mendompleng’ atau ada pihak yang ditunjuk oleh Pertamina untuk pengadaan tabung kemudian menurunkan kualitas tabungnya,” tuturnya. Lebih lanjut Ali menjelaskan jika dalam audit awal tersebut ditemukan indikasi penyalahgunaan, akan dilakukan audit lanjutan yaitu audit PDTT (pemeriksaan dengan tujuan tertentu). “Audit pendahuluannya untuk semester pertama sudah selesai, semester dua ini kami lakukan kajian lebih dalam,” tambahnya. Ali menargetkan audit kinerja program konversi minyak tanah ke elpiji akan selesai pada awal 2011 mengingat alokasi anggarannya berakhir 2010. (ant)
KURS RUPIAH 9.000 9.500
9.010
9.025
9.055 10.000 22/6
23/6
24/6
Selain itu, pertemuan tersebut juga akan membicarakan agar negara-negara maju dan berkembang membuat pertumbuhan ekonomi yang kuat, seimbang, stabil serta melakukan perbaikan kepada regulatory financial. “Jadi melakukan perbaikan kepada semua aturan yang terkait dengan keuangan seperti penggunaan standar akuntansi internasional yang lebih baik serta memperbaiki aturan-aturan supaya industri keuangan semakin
sehat,” ujarnya. Pertemuan tersebut juga akan digunakan untuk mendesak negara-negara yang memiliki utang terlalu besar dan defisit anggaran yang melebar untuk berkomitmen mengurangi utang dan defisit. “Dalam pertemuan G20 sangat mendesak negara yang terlalu besar utangnya atau yang defisit APBN-nya terlalu besar, itu bisa punya komitmen untuk turunkan utang atau menurunkan defisitnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, pertemuan ini diharapkan dapat memberikan pengaruh besar bagi perekonomian Indonesia terutama bagi pengembangan perdagangan dan investasi. “Misalnya sekarang ini dana-dana banyak diluar negeri masuk Indonesia, bagaimana dana ini tetap ada di Indonesia atau menkonversi menjadi investasi, tentu akan mengharapkan dalam forum ini bagaimana kita supaya lebih kuat secara perekonomian,” ujarnya. (ant)
Rupiah Makin Terpuruk JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis sore terus terpuruk karena aksi lepas terhadap mata uang Indonesia oleh pelaku pasar meningkat akibat pernyataan Bank Dunia bahwa ekonomi Indonesia tumbuh melambat. Pernyataan itu mengakibatkan pelaku pasar lebih serius untuk melepas rupiah meski dolar AS di pasar Asia merosot terhadap mata uang utama regional dan euro, kata Analis Valas PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah di Jakarta, kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun 30 poin menjadi Rp 9.055,00 - Rp 9.065,00 per dolar dibandingkan dengan krus pada penutupan hari sebelumnya Rp 9.025,00 - Rp 9.035,00/dolar. Alfiansyah mengatakan penurunan rupiah pada sore ini jauh lebih tinggi dibanding dengan sesi sebelumnya karena pelaku pasar pesimistis dengan pertumbuhan ekonomi global yang makin tak menentu. “Masalah krisis keuangan di kawasan Eropa dan pertumbuhan ekonomi AS yang tak menentu juga membuat pelaku pasar sulit untuk mengikuti perkembangan pasar,” katanya. Meski demikian, lanjut dia, Indonesia yang dinilai merupakan pasar potensial masih berharap pelaku asing akan tetap menginvestasikan dananya di pasar domestik sehingga bisa mendorong ekonomi Indonesia
tumbuh lebih cepat. Selain itu, katanya, pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik lagi harus cepat menggunakan anggaran belanja modalnya. Menurut dia, posisi rupiah sebenarnya masih cukup baik
karena berada di atas level Rp 9.000,00/dolar. “Dengan masuknya arus modal asing ke domestik yang terpicu bahwa kawasan Asia merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi global, maka peluang rupiah untuk kembali membaik cukup besar,” katanya. (ant)
Bisnis Jakarta/dok
MELEMAH - Petugas bank menghitung uang, saat transaksi dengan seorang nasabah di Jakarta, belum lama ini. Rupiah kemarin terus terpuruk akibat prediksi ekonomi yang melambat.
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Wirata, Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.