No. 58 tahun IV
8 Halaman
Jumat, 26 Maret 2010
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
RI Aman Untuk Investasi
Bisnis Jakarta/ant
OPTIMISME - Wapres Boediono optimis sektor industri Indonesia mampu bersaing di era perdagangan bebas dan menjadi pasar utama ASEAN dalam Economist Indonesian Summit 2010 di Jakarta, kemarin.
BP Migas Mengganjal
Rupiah Cenderung Stabil JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta,kemarin, masih stabil seperti hari sebelumnya karena pergerakan kedua mata uang itu berada dalam kisaran sempit yang menunjukkan tekanan negatif pasar makin mengecil. Nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi Rp 9.125-Rp 9.135 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.120-Rp 9.130 atau turun lima poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, mengecilnya tekanan negatif pasar itu menunjukkan peluang bagi rupiah untuk kembali menguat. “Pelaku asing kembali membeli rupiah meski dalam jumlah kecil, sehingga mata uang Indonesia itu masih mengalami penurunan,” katanya. Kostaman Thayib mengatakan, pelaku asing masih berminat untuk kembali masuk pasar untuk membeli rupiah dan bermain saham. Mereka bahkan ingin meningkatkan investasinya di dalam negeri, dan tidak khawatir dengan aksi demo yang masih terjadi. “Kami optimis akan kembali menguat sehingga menembus angka Rp 9.100 per dolar,” ujarnya. Rupiah, lanjut dia, sejak pekan lalu masih bertengger di atas angka Rp9.100 per dolar. Hal ini menunjukkan antara pasokan dan permintaan masih berimbang. (ant)
KURS RUPIAH 9.000 9.500
9.112
9.120
23/3
24/3
9.125
10.000 25/3
JAKARTA - Pengamat perminyakan Kurtubi menilai Badan Pengelola Minyak dan Gas (BP Migas) seharusnya dilikuidasi karena hanya akan memperpanjang proses investasi di bidang migas dan berpotensi merugikan negara. “BP Migas itu harusnya dilikuidasi saja” kata Kurtubi saat diskusi di Jakarta, kemarin, dalam seminar transparansi sektor migas yang digelar Indonesia Corruption Watch. Dia melanjutkan, “Selain itu BP Migas ini bukan entitas bisnis tetapi milik negara, sehingga tidak bisa berbisnis. Justru malah sangat merugikan negara.” Karena bukan entitas bisnis akibatnya minyak yang didapatnya tidak bisa diolah dan di-
jual, sebaliknya jika BP Migas entitas bisnia maka bisa menjual minyak dengan harga setinggi-tingginya. Kurtubi mencontohkan blok LNG Tangguh di Papua yang tidak diusahakan BP Migas, tetapi kontraktor swasta yang ternyata menjual LNG murah ke China. “Untuk Tangguh ini ada potensi kerugian negara Rp 500 triliun per tahun,” kata Kurtubi. Kurtubi juga menyoroti tiadanya Dewan Komisaris di BP Migas, seperti ditemui di Perusahaan Terbatas atau wali amanah seperti di BHMN sehingga tidak ada yang langsung mengawasi BP Migas. “Padahal BP Migas ini mengelola keuangan untuk `cost
Indonesia Tunda Negosiasi FTA JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk menunda proses negosiasi perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan Australia dan Selandia Baru serta EFTA (European Free Trade Association) untuk memberikan tambahan waktu sosialisasi bagi masyarakat dan pengusaha. “Kami belum memutuskan untuk mulai melakukan negosiasi FTA dengan Australia, Selandia Baru dan EFTA,” kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Jakarta, kemarin. Menurut Mendag, pemerintah akan melakukan sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat dan pengusaha agar tidak terjadi kekhawatiran berlebihan seperti yang terjadi pada kasus ASEANChina FTA. “Kita masih proses sosialisasi. Kita ingin ada waktu yang cukup untuk mensosial-
isasikan akan apa yang kita akan lakukan,” ujarnya seperti dikutip Antara. Saat ini, Mendag mengatakan proses persiapan negosiasi telah terkoordinasi bersama dengan instansi pemerintah lain termasuk asosiasi pengusaha yang tergabung dalam Kadin Indonesia. Ia memastikan proses sosialisai yang dibutuhkan tidak akan memakan waktu lama hingga lima tahun. Mendag membantah kesan bahwa Indonesia mulai menahan diri dari penandatanganan FTA. “Tidak, tetapi seperti diketahui, ini langkah baru, jadi butuh waktu untuk penjelasan mengenai positif dan benefit, serta kalau ada hal-hal yang dikhawatirkan,” tuturnya. Mendag menambahkan pemerintah akan melibatkan pengusaha dalam proses negosiasi agar tidak terjadi lagi keluhan ketika FTA diimplementasikan. (ahm)
recovery’ yang nilainya sampai Rp 100 triliun per tahun,” kata Kurtubi. Kurtubi juga mengusulkan perombakan total pada sistem pengelolaan migas Indonesia yang mesti dilakukan Dirjen Migas ESDAM sebagai regulator bidang migas. Sementara pengelolaannya diserahkan ke BUMN sebagaimana diamanatkan UUD 1945. “Sekarang ini yang terjadi pemerintah melakukan kontrak dengan swasta. Ini merendahkan pemerintah,” kata Kurtubi. Kurtubi menyarankan kontrak harus sejajar business to business, misalnya antara PT Pertamina dengan kontraktor, namun PT Pertamina harus berubah dahulu. (ant)
JAKARTA - Wakil Presiden Boediono menjamin seratus investor asing bahwa Indonesia aman bagi investasi karena situasi politik dalam negeri relatif kondusif. “Politik memengaruhi investasi yang semakin kuat. Kondisi demokrasi Indonesia kuat karena parlemen dikuasai hingga hampir 60 persen dari partai pendukung pemerintahan. Ini jadi positif buat investor,” kata Boediono di Jakarta, kemarin. Wapres menjelaskan, kondisi politik Indonesia cenderung lebih kondusif untuk investasi dibandingkan negara lain, meski proses demokrasi di Indonesia tengah dalam masamasa sulit. Boediono menyatakan pemerintahan Indonesia yang didukung oleh partai koalisi masih tetap solid. “Bukan rahasia kalau koalisi yang kuat akan mendukung pemerintahan yang kuat. Kita mengakui itu proses demokrasi yang terus berkembang. Namun, saat ini popularitas Presiden (pemerintah) tetap tinggi. Hal ini akan menyumbang hal positif bagi pertumbuhan ekonomi,” tutur Wapres. Boediono memaparkan, banyak investor yang telah mengembangkan bisnisnya di Indonesia dan umumnya mereka melihat Indonesia potensial karena pasar domestiknya tahan terhadap krisis dan sumber daya alamnya melimpah. Dia menambahkan, selama ini, penilaian investor pada Indonesia terus menunjukkan tren positif. ”Namun demikian kita masih belum puas. Karena itu, kita akan terus melakukan pengembangan teknologi, peningkatan SDM, memaksimalkan potensi SDA. Reformasi akan terus kita lakukan pada area ini,” kata Boediono. Sebeumnya, Menko Pereko-
nomian Hatta Rajasa menyatakan, investor asing masih memandang Indonesia sebagai tempat yang kondusif untuk investasi. “Investor asing melihat Indonesia sebagai tempat yang kondusif untuk investasi portofolio, sektor riil, apalagi sektor manufaktur kita ekspornya juga meningkat,” ujarnya. Hatta menambahkan, pemerintah tetap optimis investasi dapat meningkat dan ditargetkan naik lebih dari 10 persen dibandingkan tahun lalu. “Investasi kita meningkat, minat asing juga. Kepala BKPM melihat adanya optimisme investasi kita meningkat, dari waktu itu harus dikejar lebih 10 persen peningkatannya,” ujarnya. Menurut dia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa masih ada realisasi investasi yang belum masuk dan Indonesia masih terbuka bagi investor untuk menanamkan modalnya. “Berdasarkan realisasi yang ada di BKPM itu belum cerminkan seluruh investasi, misal untuk sektor migas belum masuk situ,” ujarnya. Kepala BKPM Gita Wirjawan menargetkan, pertumbuhan investasi pada 2010 bisa mencapai 15 persen atau menjadi sekitar Rp 160 triliun, dari realisasi tahun sebelumnya yang tercatat Rp 135 triliun. “Kami bisa sampaikan bahwa pada tahun 2010 akan tumbuh 10-15 persen dari realisasi 2009 yang sebesar Rp 135 triliun,” ujarnya. Menurut Gita, pencapaian ini diyakini dapat tercapai apalagi dengan beberapa perbaikan manajeman dan juga penerapan fasilitas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). (ant)
Komisaris Dorong
BRI Akuisisi Bank Agro
Aviliani
JAKARTA - Komisaris Independen PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Aviliani mendorong bank milik pemerintah tersebut mengakuisisi Bank Agroniaga Tbk. “BRI sangat berminat mengakuisisi Bank Agro untuk menguatkan aset dan memperluas pasar,” kata Aviliani ketika dihubungi Antara, Rabu malam. Apalagi, kata dia, persaingan terhadap bank asing akan
lebih ketat pada 2011 sehingga bank milik pemerintah harus menguatkan asetnya. Dikatakannya, dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Bank BRI Tbk pada Mei mendatang rencana akuisisi Bank Agro tersebut menjadi salah satu agenda. “Setelah diputuskan melalui RUPS baru akan dibicarakan rencana selanjutnya. Bank pemerintah wajar saja mengakuisisi bank
yang lain,” kata Aviliani. Dikatakannya, sebagai komisaris indenpenden dirinya belum bisa membicarakan rencana lebih lanjut akuisi Bank Agro sebelum ada keputusan RPUS. Informasi yang dihimpun ANTARA, negoisasi harga rencana aksi masih berjalan alot karena nilai penawaran dari BRI dan permintaan dari Bank Agro belum mencapai titik temu. Bank BRI dan Bank Agro yang sama-sama didampingi penasihat keuangan telah melakukan pertemuan untuk membicarakan harga pembelian bank milik dana pensiun perkebunan, Jamsostek dan yayasan sarana wanajaya tersebut, tapi belum ada kesepakatan harga. BRI memberikan penawaran Rp 110 per saham sedangkan Bank Agro meminta BRI bisa menaikkan harga penawaran tersebut. Harga saham Bank Agro di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu ini ditutup melemah Rp 10 dari Rp 127 menjadi Rp 117. (ant)
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.