Bisnis Jakarta - Senin, 26 April 2010

Page 1

No. 78 tahun IV

8 Halaman

Senin, 26 April 2010

Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771

Bisnis Jakarta/ant

TANGKI SPBU - Pekerja menyelesaikan perbaikan dan perawatan tangki stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang telah berkarat di kawasan Pulomas, Jakarta Timur, kemarin. Setiap tangki SPBU harus memiliki dokumen Unit Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL-UKL) untuk memastikan aman bagi lingkungan.

10 BUMN Masuk Bursa Kredit Konsumsi Dialihkan JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengatakan hasil penelitian kredit konsumsi mikro, kecil dan menengah (MKM) menunjukkan bahwa sekitar 40 persen dipergunakan untuk kegiatan produktif. “Sekitar 40 persen kredit konsumsi, dipergunakan untuk kegiatan produktif,” kata Direktur Kredit BPR dan UMKM BI Ratna E Amianty, dalam acara diskusi BI Bareng Media di Jakarta, baru-baru ini. Berdasarkan data BI, per akhir 2009 kredit MKM hampir mencapai Rp 800 triliun atau tumbuh 16,1 persen melampui pertumbuhan kredit perbankan nasional yang hanya 10 persen. Survei BI menunjukkan bahwa tujuan penggunaan kredit konsumsi ini terbesar untuk keperluan pribadi sebesar 60,3 persen, sedangkan sisanya untuk usaha (28 persen persen untuk usaha, 8,7 persen pribadi untuk usaha dan 3 persen untuk pribadi dan usaha). Menurut Ratna, penelitian tersebut dilakukan pada 400 responden yang merupakan debitur di lima wilayah di Pulau Jawa. “Responden ini merupakan gabungan dari pegawai negeri, pegawai swasta dan wiraswasta,” kata Ratna. (ant)

JAKARTA - Kementerian BUMN akan mengusulkan sebanyak 10 perusahaan milik negara untuk menawarkan saham perdana kepada publik (Initial Public Offerin/IPO) pada tahun 2011. “Setidaknya 10 perusahaan sudah kita siapkan masuk dalam daftar privatisasi melalui pola IPO tahun depan (2011),” kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, baru-baru ini. Ia menjelaskan, proses privatisasi kesepuluh perusahaan tersebut akan dibahas lebih lanjut di Tim Komite Privatisasi. “Seleksi perusahaan yang akan go public sedang berlangsung. Namun, kami siapkan sebanyak 10 perusahaan masuk dalam pipe line yang diprioritaskan untuk diprivatisasi,” kata Mustafa. Meski begitu, ia tidak merinci lebih lanjut nama-nama perusahaan yang akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia tersebut. Ia hanya menjelaskan, sektor usaha BUMN yang sahamnya akan dilepas sebagian kepada publik tersebut meliputi perkebunan, jasa konstruksi.

Menurut catatan, sejumlah BUMN yang pernah pernah diusulkan untuk diprivatisasi yaitu PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, PTPN IV, dan PTPN VII serta satu perusahaan konstruksi PT Waskita Karya. Rencana IPO PTPN sebelumnya pernah dibahas di DPR, namun karena situasi pasar belum memungkinkan terkait krisis keuangan pada 2008 maka rencana tersebut tertunda. Sedangkan Waskita Karya, terkait dengan penyelesaian kasus kelebihan pencatatan pada laporan keuangan, dan proses restrukturisasi keuangan perusahaan. Sejumlah BUMN yang disebut-sebut akan melakukan IPO yaitu Perum Pegadaian, namun harus terlebih dahulu mengubah status badan hukum menjadi Perseroan Terbatas, dan PT Pelindo II. “Keinginan pemerintah mendorong BUMN masuk pasar modal agar pengelolaan perusahaan lebih transparan dengan penerapan GCG (tata kelola perusahaan yang baik dan benar, red), sehingga meningkatkan nilai perusahaan,” kata Mustafa.

Dalam perkembangan lain, Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) pada 2013 menargetkan 2 juta investor produk reksa dana, yang saat ini, jumlah investor reksa dana sekitar 300 ribu investor. Ketua APRDI Abiprayadi Riyanto di Jakarta, Jumat mengatakan, saat ini jumlah investor reksa dana masih sekitar 300 ribu investor. Abi optimis, target dapat tercapai. Sebab, segmen yang dibidik adalah investor ritel. “Target kita sekitar 2 juta investor dalam 3 tahun, segmen yang kita kejar adalah investor ritel,” ujarnya. Investor ritel adalah investor reksa dana dengan modal kecil. Kendati demikian, lanjut dia, diharapkan investor-investor ritel ini akan menempatkan dananya secara menerus. Saat ini, dengan 300 ribu investor reksa dana, total dana kelolaan industri reksa dana sebesar Rp 116 triliun. Untuk mengejar target tersebut, APRDI akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar memahami seluk beluk produk reksa dana secara mendalam. (ant)

Pembiayaan UMKM

Peran Bank Minim JAKARTA - Direktur Kredit BPR dan UMKM Bank Indonesia (BI) Ratna E Amianty mengatakan dari 49,84 juta unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), baru 46,87 persen yang terlayani oleh sektor perbankan. “Potensi pasar UMKM masih luas, karena sebesar 53,13 persen belum tersentuh,” kata Ratna, dalam acara diskusi BI Bareng Media di Jakarta, akhir pekan lalu. Dia mengungkapkan bahwa kredit UMKM per Februari 2010 mencapai Rp 685,291 triliun sebesar 96,10 persen (Rp 655,610 triliun) dikuasai oleh bank umum, sedangkan sisanya Rp 28,879 triliun (0,04 persen) oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Rp 802 miliar dari BPR Syariah. Selain dari bank umum dan BPR, sektor UMKM juga mendapat pembiayaan dari koperasi simpan pinjam, jasa pegadaian, lembaga pembiayaan, LKM non bank atau koperasi dan rentenir. “Sektor UMKM merupakan

sektor yang menguntungkan bagi perbankan, banyak bank yang mau menggarap sektor ini,” katanya. Dengan besarnya gap sektor UMKM yang belum tersentuh oleh pembiayaan ini, Ratna berharap BPR dapat memberikan kontribusinya untuk mengisi pembiayaan UMKM yang belum tersentuh perbankan tersebut. Ratna mengungkapkan bahwa jumlah BPR per Maret 2010 sebanyak 1.719 BPR yang tersebar di Jawa-Bali sebanyak 1.278 buah (74,3 persen) dan sisanya 441 BPR di luar Jawa-Bali. Aset BPR per Maret 2010 mencapai Rp 38,892 triliun, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun senilai Rp 27,006 triliun dan kredit yang disalurkan Rp 29,347 triliun. Kredit BPR berdasarkan jenis penggunaan per Maret 2010 sebesar 50,64 persen untuk modal kerja, 43,85 persen ke sektor konsumsi dan 5,51 persen kredit investasi. (ant)

Laba Mandiri Terdongkrak JAKARTA - Bank Mandiri pada kuartal pertama 2010 membukukan laba setelah pajak senilai Rp 2 triliun atau naik 43,1 persen dibandingkan periode sama sebelumnya Rp 1,4 triliun. Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo, di Jakarta, belum lama ini, mengatakan naiknya laba tersebut didorong oleh naiknya pendapatan bunga dan fee based income (pendapatan non bunga). Pendapatan bunga Mandiri naik 5,5 persen dari Rp 4,3 triliun pada kuartal pertama 2009 menjadi Rp 4,6 triliun pada kuartal pertama 2010. Sedangkan fee based income naik 24,2 persen menjadi Rp 1,49 triliun dibanding periode sama 2009 yang hanya mencapai Rp 1,2 triliun. Kondisi telah mendorong Mandiri mencatat laba operasi naik 30 persen dari Rp 2 triliun menjadi Rp 2,62 triliun pada

kuartal pertama 2010. Membaiknya kinerja Mandiri pada tiga bulan pertama ini karena keberhasilan dalam meningkatkan penyaluran kredit senilai Rp 201,9 triliun atau naik 14,2 persen dibanding periode sama 2009 senilai Rp 176,9 triliun. Ratio kredit bermasalah (NPL/ Non Performing Loan) Mandiri juga tercatat menurun menjadi 0,55 persen dari 1,46 persen di kuartal pertama 2009. Penurunan NPL ini terjadi karena restrukturisasi kredit macet yang dilakukan bank BUMN ini. Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 41 persen dari Rp 277 triliun pada kuartal pertama 2009 menjadi Rp 312,9 triliun pada kuartal pertama 2010. Giro dan tabungan naik 13,5 persen dari R p155,7 triliun pada kuartal pertama 2009 menjadi Rp 176,8 triliun pada kuartal pertama 2010. (ant)

Bisnis Jakarta/ant

SENSUS - Pendataan awal Petugas BPS kepada pedagang di los keris Pasar Setono Bethek, Kediri, Jawa Timur, kemarin. Sensus Penduduk 2010 akan dilaksanakan serentak di seluruh daerah pada 1-31 Mei 2010.

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.