Bisnis Jakarta - Jumat, 26 November 2010

Page 1

No. 222 tahun IV

8 Halaman

Jumat, 26 November 2010

Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771

IPO Garuda dan Mandiri Bersamaan

Perekonomian Tumbuh 6,1 Persen JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan optimis perekonomian pada kwartal IV tumbuh sebesar 6,1 persen dibanding kwartal sebelumnya sehingga secara keseluruhan pada 2010 perekonomian nasional tumbuh sekitar 6 persen. “Tingkat pertumbuhan tersebut masih merupakan pencapaian yang cukup tinggi dalam skala kawasan,” kata Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam sambutan pembukaan di Jakarta, kemarin. Secara umum, lanjut Darmin Bank Indonesia memandang prospek ekonomi nasional pada 2011 akan lebih tinggi dibanding 2010 didukung oleh sisi eksternal yang kondusif dan permintaan domestik yang tetap kuat. Di sisi eksternal, perbaikan ekonomi global diperkirakan masih terus berlanjut di tengah risiko ketidakpastian terutama terkait dengan indikasi perlambatan ekonomi Amerika Serikat, Jepang dan China. Prospek perekonomian global yang melambat pada 2011 tersebut berdampak bagi prospek pertumbuhan ekonomi domestik 2011, terutama melalui net ekspor yang menurun sejalan dengan impor yang diperkirakan mengalami peningkatan cukup tinggi. Dikatakan, perekonomian masih akan bertumpu pada permintaan domestik yang bersumber dari masih kuatnya konsumsi rumah tangga karena besarnya keyakinan konsumen dan berlanjutnya perbaikan investasi yang didukung iklim investasi serta perbaikan sovereign credit rating Indonesia menuju investment grade. “Mempertimbangkan berbagai hal tersebut di atas, ekonomi Indonesia pada 2011 diperkirakan dapat tumbuh dalam kisaran 6 - 6,5 persen,” katanya. Memasuki kwartal IV tahun ini, tekanan inflasi mulai sedikit melemah dan memberikan harapan bahwa inflasi akan berada dalam kisaran 4-6 persen. Sementara tekanan inflasi 2011 diperkirakan akan sama dengan 2010 karena faktor risiko dari berbagai sumber yang bisa mendorong inflasi antara lain meningkatnya akselerasi pertumbuhan ekonomi domestik, kenaikan harga komoditas internasional dan perubahan iklim. Optimisme terhadap kemampuan ekonomi nasional juga dikuatkan dengan kinerja perdagangan, terlihat dari neraca pembayaran dan akumulasi cadangan devisa yang sampai 29 Oktober mencapai 91,8 miliar dolar AS. (ant)

KURS RUPIAH 8.943

8.500 9.000

8.966

8.962

9.500 23/11

24/11

25/11

Bisnis Jakarta/ant

PERTUMBUHAN - Pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,1 persen pada kwartal IV tahun ini. Kondisi ini didasari di kwartal ini tekanan inflasi sedikit melemah dan diharapkan inflasi berada di kisaran 4-6 persen.

JAKARTA - Kementerian BUMN memperkirakan penawaran saham perdana (IPO) PT Garuda Indonesia dan eksekusi rights issue PT Bank Mandiri dilaksanakan pada waktu bersamaan di awal 2011. “IPO Garuda dan rights issue Mandiri barangkali sama-sama pada awal tahun depan,” kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, kemarin. Pelaksanaan IPO Garuda dan rights issue atau penawaran saham terbatas Mandiri sangat dimungkinkan dilaksanakan secara bersamaan karena bisnis dari kedua perusahaan itu berbeda satu sama lain. “Ya melihat kondisi dari proses persiapan IPO Garuda, yang akan efektif barangkali pada awal tahun,” tambahnya. Namun melihat persiapannya dan rampungnya laporan keuangan periode September 2010, Mustafa meyakini Garuda bisa lebih dahulu. “Garuda sudah menyelesaikan pembukuan 2010. Termasuk registrasi sudah dilakukan,” ujarnya. Sama halnya dengan Mandiri sudah menuntaskan laporan keuangan September 2010. Agar Bank Mandiri tak berbenturan dengan rights issue Bank BNI yang dilakukan pada akhir tahun, maka Bank Mandiri diharapkan tetap bersabar. Sesuai rencana, IPO Garuda dilakukan dua tahap yaitu melepas saham sebesar 30 persen, dari total 40 persen saham yang disetujui DPR. Adapun perkiraan dana yang akan diserap dari hasil IPO tersebut berkisar 300 juta dolar - 400 juta dolar AS. Sedangkan nilai rights issue Bank Mandiri yang akan diperoleh mencapai sekitar Rp13 triliun. (ant)

BPK Didesak

Audit Khusus IPO PT KS JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI, Ecky Awal Mucharam mendesak BPK segera lakukan audit khusus terhadap proses penawaran saham perdana (IPO) PT Krakatau Steel (KS) yang dinilai kontroversial. “Ini agar rumor penjatahan saham dan lain-lainnya segera jelas,” kata Ecky di Gedung DPR Jakarta, kemarin. Audit tersebut juga akan membuktikan kredibilitas proses IPO Krakatau Steel oleh pemerintah yang penetapan harga sahamnya dinilai

terlalu rendah. “Kontraversi tidak akan terjadi kalau pemerintah melakukan suatu proses IPO yang kredibel. Karena sejak awal penetapan harga pada level terendah terindikasikan bermasalah. Seharusnya, dengan variabel fundamental dan kondisi data laporan keuangan Krakatau Steel dan variabel pasar harga bisa disetting misalnya di atas Rp 1.000. Penetapan investor berkualitas oleh pemerintah tak dilakukan secara transparan dan fair. “Terbukti

investor berkualitas tersebut justru ikut menjual di pasar perdana (pada hari pertama bursa),” katanya. “Seharusnya pemerintah dalam perjanjian dengan investor berkualitas melakukan locking kepada investor agar menghold saham untuk beberapa tahun,” ia menambahkan. Ia juga menyinggung lemahnya pengawasan DPR terhadap persetujuan IPO KS. Padahal pembahasannya sudah dilakukan DPR periode 2004-2009 lalu, namun tidak

Produksi Minyak

Terancam Turun 270 Ribu BPH JAKARTA - Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi mengungkapkan, produksi minyak terancam mengalami penurunan hingga 270 ribu barel per hari (bph) pada Januari 2011 karena penerapan asas cabotage. Kepala BP Migas R Priyono dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis mengatakan, para kontraktor minyak sudah mengancam akan keluar dari Indonesia kalau asas cabotage tetap diberlakukan. “Mereka (kontraktor minyak) katakan akhir Desember 2010 ini akan ‘pull out’ kalau tidak ada kejelasan aturan ‘cabotage,’” katanya. Dengan kondisi tersebut, produksi minyak yang ditar-

getkan APBN 2011 sebesar 970.000 barel per hari, juga bakal tidak tercapai. Demikian pula produksi gas juga bakal terancam turun akibat penerapan asas tersebut. “Kami sudah sosialisasikan instruksi Menko Perekonomian agar kontraktor minyak tetap melanjutkan kegiatan pengeborannya,” katanya. Namun, para kontraktor tetap meminta jaminan tertulis agar mempunyai payung hukum dalam melaksanakan kegiatan pengeboran dan tidak dianggap melanggar aturan cabotage . P r i y o n o mengatakan, saat ini terdapat sebanyak 54 kapal pengeboran lepas pantai berbendera asing, yang bakal terkena larangan beroperasi

di Indonesia sesuai asas tersebut. “Ke-54 kapal itu merupakan bagian dari 600 kapal yang dioperasikan kontraktor minyak,” katanya. Sesuai asas cabotage, seluruh kapal pengeboran berbendera asing tidak diperbolehkan beroperasi di Indonesia mulai 1 Januari 2011. Sejak saat itu, kapal pengeboran mesti berbendera Indonesia. Kapal pengeboran tidak dapat diberlakukan asas cabotage karena kontrak berjangka pendek dan keterbatasan produksi di dunia, sehingga sulit bagi pengusaha Indonesia menginvestasikan dananya di kapal tersebut. (ant)

dilakukan pembahasan lanjutan oleh dewan periode 20092014. Seperti diberitakan, kontraversi IPO PT. KS bermula karena harga saham yang ditetapkan pemerintah terlalu murah, yaitu Rp 850. Padahal harga saham KS kemudian melambung menjadi Rp 1.270 pada penutupan hari pertama dan kembali menguat menjadi Rp 1.340 pada penutupan hari kedua. Investor asing yang selama ini digadang-gadang sebagai investor berkualitas

dan jangka panjang justru melakukan penjualan dalam penawaran perdana. Rumor semakin membesar, setelah ditengarai terjadi penjatahan saham IPO KS kepada beberapa kelompok dan oknum. Diharapkan hasil audit BPK akan membuka ketidakjelasan isu serta membuka wacana yang sehat untuk mencari kebenaran IPO KS. “Bahkan KPK bisa saja diminta turuntangan apabila ditengarai ada kerugian negara di dalamnya,” demikian Ecky. (ant)

Rupiah Kembali Merosot JAKARTA - Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga memperkirakan rupiah pada Jumat (26/11) masih akan terkoreksi, karena pelaku berlanjut melakukan aksi profit taking (lepas rupiah). “Aksi lepas rupiah masih berlanjut, karena kenaikan dolar terus terjadi akibat kekhawatiran pelaku pasar terhadap kawasan Semenanjung Korea,” katanya di Jakarta, kemarin. Rupiah kemarin turun empat poin menjadi Rp 8.962 per dolar. Menurutnya, rupiah masih terkoreksi dalam kisaran sempit tidak melebar, karena itu koreksi yang terjadi relatif kecil. “Kami optimis koreksi harga terhadap rupiah relatif kecil, karena pelaku sebenarnya berencana ingin membeli rupiah,” ucapnya. Pasar uang domestik masih negatif terhadap rupiah, karena belum muncul faktor baru yang

kuat mendorong mata uang Indonesia menguat. “Kami memperkirakan sentimen positif yang kuat sampai akhir pekan ini masih belum muncul di pasar,” ujarnya. Meski demikian,pelaku pasar khususnya asing masih berada di pasar domestik. Akibatnya transaksi valas di pasar domestik cenderung merosot, hanya sebagian kecil pelaku pasar lokal yang masih bermain di pasar. Pelaku pasar mempunyai kewenangan yang luarbiasa di pasar, mereka bisa membeli atau pun menjual mata uang tergantung dari keinginan mereka, tanpa melihat ada atau tidaknya faktor positif maupun negatif di pasar. Apabila mereka ingin membeli rupiah, meski dolar AS di pasar regional, maka tanpa ada hambatan rupiah itu akan menguat. (ant)

Pemimpin Umum : Satria Naradha, Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Suja Adnyana, Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Hardianto, Ade Irawan, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D. Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602, Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.