Bisnis Jakarta - Jumat, 07- Agustus-2009

Page 1

No. 147 tahun III

8 Halaman

Jumat, 7 Agustus 2009

Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771

Investasi Daerah

Terhambat Infrastruktur Listrik

Bisnis Jakarta/ant

INFRASTRUKTUR - Pelaku usaha mengeluhkan buruknya infrastruktur listrik di daerah sehingga pengembangan investasi menjadi terhambat. Pekerja memperbaiki jaringan listrik, belum lama ini.

Elpiji Berpotensi Naik

JAKARTA - Harga liquid petroleum gas (LPG) ukuran 12 kg pada tahun 2010 berpotensi meningkat apabila disparitas (perbedaan) harga dengan gas yang dipasok untuk sektor industri semakin melebar. “Potensi kenaikan harga LPG 12 kg cukup besar, terkait dengan disparitas (perbedaan) antara harga keekonomisan BBM subsidi dengan harga jualnya semakin meningkat, sehingga hal ini berpotensi meningkatkan harga BBM subsidi tersebut,” kata Peneliti Kebijakan Moneter BI Rudy Hutabarat dalam acara temu karya instansi penanaman modal seluruh Indonesia di Jakarta, kemarin. Menurut dia, saat ini, harga-harga komoditas strategis seperti minyak dan gas mulai mengalami peningkatan. Hal ini seiring dengan perbaikan perekonomian global yang terjadi dimana permintaan terhadap barang di banyak negara mulai bergerak membaik. Berdasarkan data pada 1 april 2009 lalu, harga gas untuk

Jangan Bikin Heboh JAKARTA - Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menyatakan, gejolak harga minyak seharusnya tidak membuat heboh perekonomian Indonesia jika langkah pengembangan energi alternatif dilakukan dengan cepat oleh pemerintah. “Ke depan kita mau maju dengan alternatif, jangan hanya bicara saja, sudah banyak seminar, sudah banyak diskusi, abad 21 harus buat alternatif,” kata Megawati yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan di Megawati Institute Jakarta, kemarin. Menurut dia, saat ini bukan waktunya lagi mengkritisi kebijakan makro pemerintah tetapi bagaimana mengkritisi kebijakan mikro pemerintah dengan teropong yang mengarah ke dalam. Jika sektor mikro/riil seperti pertanian dan perikanan terus didorong, sehingga ketika harga minyak bergejolak tidak menimbulkan dampak serius bagi perekonomian Indonesia. “Bukan berarti mengecilkan ekonomi internasional yang tergantung pada energi fosil, tetapi kita mau maju dengan langkah alternatif,” katanya. (ant)

tabung LPG 12 kg mencapai Rp 5.750 per kg. Namun harga gas untuk tabung 50 kg telah mencapai Rp 7.255 per kg. Sehingga terdapat perbedaan harga sekitar 26,17 persen. Perbedaan tersebut, kemudian menjadi subsidi oleh pemerintah. Di sisi lain, menurut dia, pengguna gas juga akan semakin banyak. Sehingga apabila perbedaan harga semakin melebar akan membuat pemerintah harus mensubsidi lebih besar. Menurut grafik rencana konversi minyak tanah, bila 2009 konversi menghasilkan komposisi 51,9 persen minyak tanah dan 48,1 persen pengguna gas. Maka pada 2010, komposisi pengguna gas telah mencapai 67,96 persen, sedangkan sisanya 32 persen masih menggunakan minyak tanah. Hal ini menurut dia, dapat berimbas pada tekanan inflasi di 2010. Bank Indonesia sendiri pada 2010 mengharapkan inflasi tetap terkendali pada kisaran lima persen. Meski demikian, BI mencermati adanya tekanan inflasi di

2010 yang bersumber dari meningkatnya permintaan domestik dan kenaikan harga-harga komoditas di pasar internasional. Sementara itu, Dewan Gubernur BI melihat, respon respons suku bunga perbankan terhadap penurunan BI Rate mulai membaik. Penyaluran kredit perbankan juga mulai menunjukkan perbaikan walaupun masih tumbuh sangat lambat. “Masih terbatasnya penyaluran kredit terutama bersumber dari masih rendahnya permintaan kredit terkait dengan masih rendahnya kegiatan investasi.” katanya. Sedangkan di sisi mikro, industri perbankan dalam kondisi stabil seperti yang tercermin dari masih tingginya tingkat kecukupan modal CAR dan terjaganya NPL dibawah 5 persen. Dengan fundamental industri perbankan yang kuat, penyaluran kredit diharapkan terus meningkat. BI, Pemerintah dan Perbankan akan terus berkoordinasi untuk mengambil langkah-langkah mendorong intermediasi. (ant)

Pertumbuhan Terlalu Rendah JAKARTA - Pengamat ekonomi M. Ikhsan Modjo menilai asumsi RAPBN 2010 sebesar 5,0 persen terlalu rendah. “Angka lima persen mencerminkan pemerintah terlalu takut, terlalu konservatif,” kata Ikhsan dalam diskusi bertema Realistiskan Asumsi RAPBN 2010 di Megawati Institute Jakarta, kemarin. Menurut dia, target pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen sudah pasti akan tercapai dengan dukungan konsumsi yang diperkirakan masih akan tinggi. Hadir dalam diskusi itu Ket-

ua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, Wakil Ketua Komisi XI DPR Olly Dondokambey, Direktur Eksekutif Megawati Institute, Arif Budimanta, dan sejumlah kader PDIP lainnya. Ikhsan mengakui bahwa kondisi ekonomi 2010 belum akan benar-benar pulih namun sudah akan mulai mereda pada 2010. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi 2010 bisa mencapai 5,2 persen dibanding asumsi pemerintah yang hanya lima persen. Mengenai asumsi lainnya, kata Ikhsan yag dikutip Antara, asumsi untuk inflasi sebesar 4,2

persen, nilai tukar rupiah Rp 9.900 per dolar AS, suku bunga SBI 3 bulan 7,5 persen. Sementara itu harga minyak 65 dolar AS per barel, lifting minyak 0,950 juta barel per hari, angka kemiskinan 14 persen (32,19 juta), dan pengangguran 8 persen (9,1 juta). Dalam RAPBN 2010 pemerintah menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,0 persen, inflasi 5,0 persen, tingkat bunga SBI 3 bulan 6,5 persen, nilai tukar Rp 10.000 per dolar AS, harga minyak 60 dolar AS per barel, dan lifting 0,965 juta barel per hari. (ahm)

JAKARTA - Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) mengungkapkan, pengembangan investasi di daerah terhambat oleh infrastruktur khususnya listrik. “Itulah yang dikeluhkan 30 persen dari 13 ribu pelaku usaha di daerah,” kata Direktur Eksekutif KPPOD usai Seminar Musyawarah Koordinasi Instansi Penanaman Modal dan Promosi (IPMP) di Jakarta, kemarin. Menurut dia, permasalahan infastruktur ini sangat rumit karena menyangkut tata ruang dan ini memerlukan konsolidasi. Dengan persoalan listrik ini, menyebabkan para pelaku usaha di daerah menambah modal investasi dengan membeli genset. Selain itu, juga menambah biaya perawatan dan operasional. “Ini masalah serius, investor ini sebenarnya banyak yang mau masuk tapi karena masalah listrik, tidak jadi,” ujarnya. Salah satu opsi yang paling tidak menekan para pelaku usaha di daerah ialah dengan memberlakukan tarif regional. Hal ini untuk mengurangi kerugian pelaku usaha karena distribusi listrik yang dimonopoli oleh PLN.

“Caranya mungkin bisa seperti lelang subsidi. Misalnya siapa yang mampu menyelenggarakan dengan biaya subsidi yang rendah,” tuturnya. Agung juga mengatakan, hambatan lain peningkatan investasi di daerah ialah terkait perizinan usaha, pengakan hukum, dan pungutanpungutan ilegal. “Juga ada perda,” singkatnya. Selain itu, masalah pembiayaan dan soal governance atau tata kelola pemerintah. Pemerintah juga harus bisa melakukan koordinasi, baik antara pemerintah pusat dengan departemen terkait dan antara pemerintah pusat dan daerah. “Beberapa di antaranya kan sebenarnya dananya ada, cuma tata kelolanya tidak ada,” imbuhnya. Dari survey yang dilakukan KPPOD tahun 2008 lalu, tercatat daerah Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan yang paling sering mengalami listrik pada sebanyak lima kali dalam seminggu. Sedangkan Kalimantan Timur, NTB, dan Kepulauan Riau sebanyak tiga kali dalam seminggu. (fel)

Rupiah Bakal Menguat JAKARTA - Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan mengatakan, rupiah pada tahun 2010 berpeluang mencapai Rp 9.000 per dolar, karena pada akhir tahun ini diperkirakan akan mencapai Rp 9.500. Hal ini disebabkan makin aktifnya pelaku asing bermain di pasar modal dan pasar uang menyusul makin membaiknya bursa regional yang terimbas oleh membaik bursa dunia, katanya. Menurut Fauzi Ichsan, aktifnya pelaku asing bermain di pasar modal Indonesia adalah karena krisis keuangan global makin berkurang. Krisis ekonomi yang terjadi di negara-negara maju khususnya Amerika Serikat mulai meninggalkan dasarnya dan menuju arah ekonomi yang lebih baik, ucapnya. Fauzi mengatakan, pelaku asing optimis ekonomi Indonesia akan makin tumbuh akibat

membaiknya ekonomi China dan India yang merupakan kiblat ekonomi negara-negara Asia. “China dan India menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi yang dikatakan tembok ekonomi Asia,” ujarnya. Menurut Fauzi Ichsan, Indonesia akan terus dibanjiri pelaku asing yang menempatkan dananya dalam jangka pendek, karena selisih bunga rupiah dan dolar masih tinggi. “Kami memperkirakan pelaku asing akan tetap bermain di pasar domestik, karena keuntungan yang diperolehnya masih lebih tinggi dibanding pasar Asia lainnya,” tegasnya. Ditanya mengenai asumsi pemerintah 2010 terhadap nilai tukar Rp 10.000, menurut dia, pemerintah terlalu pesimis terhadap mata uang lokal. Namun hal itu baru merupakan asumsi pemerintah dan bisa direvisi kembali. (ant)

KURS RUPIAH 9.500

9.350 9.388

10.000

9.395

10.500 4/8

5/8

6/8

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.