Bisnis Jakarta.11.Februari.2010

Page 1

No. 29 tahun IV

8 Halaman

Kamis, 11 Februari 2010

Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771

Pemerintah Genjot Manufaktur JAKARTA - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah akan meningkatkan sektor manufaktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada 2009 mencapai angka 4,5 persen. “Kita harus mendorong sektor manufaktur dan tentunya sektor riil untuk menyerap tenaga kerja,” ujarnya saat ditemui di kantor MenHatta Rajasa ko Perekonomian, kemarin. Menurut dia, sektor yang mampu menyerap tenaga kerja harus dibenahi demikian pula dengan sektor pendukung yang harus dilakukan relaksasi seperti pembenahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kemudahan persyaratannya. “Ini semua dilakukan selain untuk menekan angka kemiskinan namun juga kita ingin menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk orang melakukan usaha,” ujarnya. Selain itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik dari sekarang, pemerintah juga terus mendorong investasi dengan menghilangkan hambatan-hambatan dan pembenahan infrastruktur serta revitalisasi industri. “Itu semua dilakukan agar volume perdagangan kita meningkat dan mendorong pertumbuhan ekspor. Begitu pula industri hilir (downstream) juga perlu ditingkatkan agar nilai tambah meningkat dan mendorong lapangan kerja,” ujarnya. Untuk itu terkait dengan pembenahan infrastruktur, Hatta menambahkan akan segera membangun dan mengembangkan koridor serta kawasan ekonomi khusus hingga Indonesia timur. “Jawa masih menjadi pusat pertumbuhan karena jaringan (konektivitas) infrastruktur yang lebih baik dari Sumatera dan Kalimantan, maka nantinya kita akan mengembangkan kawasan ekonomi khusus sampai timur,” ujarnya. Hatta menambahkan bahwa peran serta investor swasta untuk ikut meningkatkan perekonomian juga diperlukan terutama dalam industri hilir. “Seperti yang dilakukan swasta di Riau, mereka membangun pelabuhan sehingga pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis pertanian terutama industri kelapa sawit dan CPO relatif lebih siap,” ujarnya. Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2009 tercatat 4,5 persen, turun dibanding 2008 yang mencapai 6,1 persen. (ant)

KURS RUPIAH 9.000

9.375

9.500

9.360

9.390 10.000 8/2

9/2

10/2

Bisnis Jakarta/sep

BERTEMU SOROS - Wapres Boediono (kanan) menerima Founder and Chairman Open Society Institute George Soros (kiri) di kantornya, Jakarta, kemarin. Pertemuan tersebut membahas kondisi ekonomi dan keuangan Indonesia saat ini.

Ekspor Tekan Pertumbuhan JAKARTA - Badan Pusat Statistik, mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2009 tercatat 4,5 persen, turun dibanding 2008 yang mencapai 6,1 persen. “Berdasarkan hasil kompilasi BPS bahwa pertumbuhan PDB 2009 mencapai 4,5 persen,” Kata Deputi Neraca Bidang Analisis dan Statistik BPS Slamet Sutomo, kepada pers di Jakarta, kemarin. Penurunan pertumbuhan ekonomi pada 2009 ini diakibatkan oleh badai krisis finansial yang menghantam ekonomi dunia yang berlangsung sejak akhir 2008 hingga pertengahan 2009. “Terutama ekspor Indonesia yang terus turun,” katanya. Namun demikian, badai krisis itu tidak sampai membuat pertumbuhan Indonesia men-

jadi negatif, bahkan tetap mampu tumbuh 4,5 persen. Sedangkan Produk Domestik Bruto Indonesia (berdasar harga berlaku) pada 2009 ini meningkat menjadi Rp 5.613,4 triliun dari Rp 4.951,4 triliun pada 2008. Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada 2009 mangalami pembalikan pada triwulan III dan terus membaik pada triwulan IV 2009. Pada triwulan IV 2009 secara yoy tumbuh hingga 5,4 persen. Pertumbuhan ekonomi III (yoy) hanya 4,2 persen. “Pertumbuhan pada kuartal IV melesat, dan pada kuartal IV ini seiring dengan perbaikan perekonomian dunia, maka ekspor juga terus membaik dan mendukung pertumbuhan yang cukup kuat di triwulan IV ini,” katanya.

Menurut dia, meski ekspor dan impor secara keseluruhan masih minus 9,7 persen dan minus 15 persen, namun pada triwulan IV ekspor dan impor terus menggeliat dan mampu tumbuh positif (yoy) sebesar 3,7 persen dan 1,6 persen. Dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga meski menurun, namun masih mendominasi sebagai pembentuk PDB. Pada 2009 Konsumsi rumah tangga mencapai 58,6 persen dari total PDB Indonesia, dengan laju pertumbuhan mencapai 4,9 persen. “Ini menjadi penyumbang pertumbuhan 2,8 persen dari 4,5 persen pertumbuhan ekonomi,” katanya. Sementara itu, konsumsi pemerintah yang meningkat hingga 15,7 persen pada 2009,

Kemenkeu Siapkan RUU OJK JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menyiapkan Rancangan Undang-undang tentang Otoritas Jasa Keuangan (RUU OJK) sesuai permintaan DPR. “Untuk OJK kita masih akan menyiapkan sesuai surat dari DPR bahwa inisiatif untuk membuat RUU itu dikembalikan lagi kepada pemerintah,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Gedung Kantor Bappepam-LK Jakarta, kemarin. Menkeu menyebutkan, pihaknya akan menyiapkan lagi atau meneruskan langkah-langkah yang selama ini sudah dibahas di berbagai kementerian seperti Kemenkum HAM, Setneg, dan BI. “Bersama-sama nanti akan kami lihat formula draftnya. In-

Sri Mulyani Indrawati

sya Allah secepatnya, sesuai dengan amanat UU,” katanya. Sementara itu Ketua Bappepam-LK Ahmad Fuad Rachmany mengatakan, masalah yang masih muncul berkaitan

dengan penyusunan RUU tentang OJK adalah pengawasan bank akan ditempatkan di mana. “Kalau menurut UU BI pasal 34, pengawasan bank itu ada di OJK, jadi supervisi bank keluar dari BI dan bergabung di OJK,” katanya. Menanggapi BI yang mengisyaratkan tidak akan melepaskan kewenangan pengawasan bank, Fuad mengatakan, memang nanti ada pengaturan bank yang masih ada di BI yang terkait dengan kebijakan moneter. “Itu masih tetap di BI tapi pengawasan bank harus di OJK. Sementara pengaturannya sebagian masuk ke OJK dan sebagian di BI. Tapi untuk pengawasan sepenuhnya di OJK sesuai pasal 34 UU BI,” kata Fuad. (ant)

telah menyumbang pertumbuhan ekonomi 1,3 persen. “Berbagai konsumsi pemerintah seperti stimulus yang diberikan ini juga berpengaruh bagi pertumbuhan 4,5 persen yang dicapai,” katanya. Sementara pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada 2009, tumbuh 3,3 persen sehingga menyumbang pertumbuhan ekonomi 0,8 persen. BPS mencatat, selama 2009 pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha dari sektor pengakutan dan komunikasi mampu tumbuh 15,5 persen dan menyumbang pertumbuhan sebesar 1,2 persen. Diikuti oleh listrik gas dan air bersih yang tumbuh 13,8 persen dan menyumbang sebesar 0,1 persen. Kemudian sektor konstruksi tumbuh 7,1 per-

sen dan menyumbang 0,4 persen pertumbuhan. Lapangan usaha sektor jasa pada 2009 mampu tumbuh 6,4 persen dan menyumbang pertumbuhan sebesar 0,6 persen. Diikuti keuangan, real estat dan jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 5,0 persen dan menyumbang pertumbuhan 0,5 persen. PDB sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada 2009 mampu tumbuh 4,1 persen dan menyumbang pertumbuhan ekonomi 0,6 persen. Industri pengolahan hanya tumbuh 2,1 persen, atau menyumbang pertumbuhan ekonomi 0,6 persen, sedangkan perdagangan, hotel dan restoran hanya tumbuh 1,1 persen dan menyumbang pertumbuhan ekonomi 0,2 persen. (ant)

Soros: Bailout Tidak Perlu JAKARTA - Pengamat Ekonomi dan Perbankan George Soros menyatakan kebijakan bailout secara umum tidak perlu dilakukan, jika peraturan yang ditetapkan bisa dilaksanakan dengan baik. “Jika aturan perbankan dijalankan dengan baik, maka tidak perlu bailout,” kata Soros usai bertemu Wakil Presiden Boediono, di Jakarta, kemarin. Soros menambahkan, perkembangan perekonomian sangat ditentukan oleh pasar keuangan global. Pasar keuangan di mana saja, menurutnya tetap punya potensi untuk menimbulkan krisis. “Jika regulasi itu dilaksanakan maka perbankan akan solid,” tuturnya. Meski demikian, Soros mengapresiasi secara keselu-

ruhan kepada Indonesia yang telah berhasil melewati masa krisis finansial global yang relatif berbahaya dibandingkan uang yang harus digunakan dalam proses itu. “Dibandingkan kondisi sejumlah negara lain, Indonesia sudah cukup baik. Indonesia tidak terlalu khawatir dan dampaknya sangat kecil dibandingkan kondisi krisis di negara lain,” ujarnya. Krisis itu bermula dari negara Amerika Serikat, kata dia, yang jatuh dan tidak mampu menahan goncangan keuangan akibat kredit properti. Dalam pertemuan itu, Soros juga mengatakan, Indonesia masuk ke radar investasi dan banyak penanam modal yang berminat berinventasi di Indonesia. (ant)

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.