No. 49 tahun IV
8 Halaman
Jumat, 12 Maret 2010
Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com
Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771
Bisnis Jakarta/ant
GEOTHERMAL CONGRESS - Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh (kanan) didampingi Ketua Organizing Committe World Geothermal Congress (WGC) Herman Darnel Ibrahim (tengah) dan Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Surya Darma (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan tentang pelaksanaan WGC ke-4 di Jakarta, kemarin.
Ancaman Boikot APBN
Bahayakan Kepentingan Rakyat
Rupiah Turun JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis sore, turun 20 poin menjadi Rp 9.185 – Rp 9.195 per dolar karena pelaku pasar makin aktif melepas mata uang Indonesia. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, kemarin, mengatakan, koreksi harga terhadap rupiah diperkirakan tidak akan berlangsung lama karena sentimen positif dari eksternal masih berlanjut. Membaiknya saham-saham di AS, terutama disebabkan faktor positif dari eksternal, setelah data pemerintah menunjukkan penurunan persediaan grosir dan meningkatnya penjualan, mengangkat harapan pemulihan ekonomi dan peningkatan di pasar tenaga kerja, katanya. Pelaku pasar, menurut dia, sebenarnya ingin membeli rupiah ketimbang melepas, menyusul membaiknya bursa Wall Street semalam. “Namun pelaku lebih cenderung melepas, setelah mata uang Indonesia mengalami kenaikan yang cukup tinggi dalam beberapa hari,” katanya. Menurut dia, membaiknya ekspor Indonesia dan masuknya dana asing yang lebih besar ke pasar domestik juga merupakan faktor positif pasar untuk memicu pelaku membeli rupiah. Karena itu peluag rupiah untuk menguat pada hari berikut kemungkinan masih cukup besar. (ant)
KURS RUPIAH 9.000 9.500
9.165
9.185
10/3
11/3
9.190 10.000 9/3
JAKARTA - Pengamat ekonomi Lembaga Riset Danareksa, Purbaya Yudhi Sadewa, mengingatkan bahwa rencana sebagian kalangan DPR memboikot pembahasan APBNP 2010 akan membahayakan kepentingan rakyat. “Saya usulkan kepada DPR kalau mau mencari ajang untuk exercise kekuatan politik jangan di bagian yang bisa membahayakan kepentingan rakyat. Di tempat lain saja, kalau di Century tidak apa-apa,” kata Purbaya di Gedung Djuanda I Kemenkeu Jakarta, kemarin. Menurut dia, pelaksanaan APBN hingga saat ini saja masih sering diwarnai dengan lambat dan rendahnya penyerapan anggaran. “Apalagi nanti kalau diganggu oleh DPR, persetujuan
anggarannya lama dan orang tidak akan berani mengeluarkan uang untuk belanja segala macam. Itu bisa berat dampaknya kepada perekonomian kita,” katanya. Menurut dia, menjadikan pembahasan APBN sebagai tempat untuk mengekpresikan pandangan atau sikap terhadap masalah lain bukanlah langkah yang tepat. “Sebaiknya dihindari sebisa mungkin, jadi mereka harus bisa lebih dewasa dari sekarang,” katanya. Sebelumnya muncul usulan dari sebagian kalangan DPR agar lembaga memboikot pembahasan APBN terkait keputusan Panitia Angket Century yang menyimpulkan bahwa Menteri Keuangan merupakan pihak yang bertanggung jawab atas kasus itu.
Ia menyebutkan, selama ini investor tidak terlalu mempermasalahkan ribut-ribut kasus Bank Century sehingga pengaruhnya terhadap investasi tidak begitu besar. “Tapi kalau sudah menyangkut APBN, ini jelas akan membahayakan perekonomian kita. Kalau APBN-nya lambat atau berlarut-larut, maka kita tidak bisa membangun sesuai harapan investor,” katanya. Menanggapi rencana kenaikan defisit APBNP 2010 menjadi 2,1 persen dari sebelumnya 1,6 persen dari PDB, Purbaya mengatakan, angka itu masih jauh dari batas maksimum yang ditentukan UU. “Dan sebagian untuk menaikkan subsidi dalam rangka stabilisasi harga. Ini mungkin lebih baik jika dibandingkan kalau menaikkan harga, TDL, atau BBM,” katanya. (ant)
Sambut Obama
RI Siapkan Lobi JAKARTA - Pemerintah masih menyiapkan pembicaraan ekonomi antara IndonesiaAmerika Serikat (AS) dalam rangka kedatangan Presiden AS Barrack Obama ke Indonesia. “Pembicaraan masih dalam persiapan Menko Perekonomian dan Menteri Luar Negeri untuk bidang-bidang terkait ekonomi,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati seusai acara serah terima Penunjukan Pengguna Anggaran di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin. Menurut Menkeu, pemerintah sedang menyiapkan beberapa poin penting yang bisa dibuat kesepakatan untuk pembicaraan ekonomi tersebut. “Saat ini sedang dibuat berbagai poin-poin penting yang bisa di-promote atau yang akan bisa dibuat kesepakatan antara Indonesia dan AS,” ujarnya. Sebelumnya, para pengusaha AS berminat untuk melanjutkan investasinya di Indonesia, salah satunya melakukan pertemuan rutin delegasi bisnis AS
Empat Industri Terima BM-DTP JAKARTA - Pemerintah akan mengkaji empat industri untuk memperoleh fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BM-DTP). Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Anggito Abimanyu, usai acara serah terima penunjukan Pengguna Anggaran di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, keempat jenis industri tersebut adalah sektor perfilman, perikanan, pertambangan, dan perhubungan. “Masih ada empat lagi yang dikaji. Perikanan, perfilman masih membutuhkan, juga pertambangan dan perhubungan,” ujarnya. Menurut dia, penambahan industri ini terkait adanya sisa pemberian insentif sebesar Rp 500 miliar, sedangkan dalam APBN-P terdapat pagu anggaran sebesar Rp 2 triliun. Anggito menambahkan evaluasi terhadap empat jenis industri
yang akan menerima insentif BMDTP dapat selesai pada akhir bulan depan. Pemerintah pada 2010 telah memastikan ada 14 jenis industri yang diusulkan memperoleh insentif BMDTP dengan alokasi sebesar Rp 1,53 triliun. Sebelumnya, 14 Industri penerima fasilitas BMDTP adalah industri sorbitol, kemasan platik dan karung plastik dengan pagu anggaran sebesar Rp 151,79 miliar. Kemudian, industri pembuatan dan perbaikan kapal, komponen kendaraan bermotor, kabel serat optik, komponen elektronika, dan peralatan telekomunikasi dengan pagu anggaran Rp 769,27 miliar. Sementara itu industri komponen PLTU, kawat ban, ballpoint, alat besar, karpet berbahan baku plastik diberikan pagu anggaran sebesar Rp 281,89 miliar. (ant)
Investor Timteng Diincar
Sri Mulyani Indrawati
dengan pemerintah negaranegara ASEAN, termasuk Indonesia pada Januari 2010. Deputi Menko Perekonomian Bidang Ekonomi Makro Erlangga Mantik mengatakan dalam pertemuan tersebut delegasi bisnis AS menyampaikan beberapa kendala yang mereka hadapi agar dapat dipecahkan bersama-sama. Ia menambahkan pengusaha AS memberi minat dan perhatian pada sejumlah sektor investasi seperti keamanan pangan, minyak dan gas, logistik,
jalan rel kereta api, lokomotif dan otomotif. Menurut Erlangga, para pengusaha AS juga akan membawa bioteknologi untuk meningkatkan food security, serta meminta kesempatan investasi dalam minyak dan gas. “Mereka juga meminta penjelasan masalah Public Private Partnership (PPP) dan masalah ‘cost recovery’,” ujarnya. Presiden AS Barrack Obama dijadwalkan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 20-22 Maret 2010. (ant)
JAKARTA - Pengamat Ekonomi UI mengatakan, saat ini dana investasi dari Timur Tengah (Timteng) menjadi rebutan berbagai negara dari belahan dunia. “Saat ini semua mengincar dana Timur Tengah. Jepang tertarik, begitu pula dengan Eropa,” kata pengamat ekonomi UI, Bambang PS Brodjonegoro, di Jakarta, keamrin . Untuk itu, menurut dia, berbagai negara tersebut kini tengah mengkaji sistem ekonomi Islam. “Ekonomi Islam ini memang dibutuhkan untuk menarik dana lebih besar dari Timur Tengah sebab mereka tetap percaya dengan sistem ini. Jika ingin menarik dana mereka, maka harus membuat sistem ekonomi Islam,” kata Bambang. Ia mengatakan, apabila Indonesia berkeinginan untuk
menarik dana dari Timur Tengah tersebut, maka pendalaman dan pengembangan ekonomi sistem ekonomi Islam harus dilakukan dengan kesungguhan. “Jangan setengah-setengah sebab semua negara kini berlomba, kan nggak lucu kalau nanti siste ekonomi Islam lebih maju di perncis daripada di sini, kita butuh islamic finance yang lebih besar,” katanya. Bambang menambahkan, karakteristik investor Timur Tengah agak lebih rumit dari investor negara lain. Menurut dia, investor Timteng kurang memiliki karakter pengambil resiko (risk taker). “Mereka memiliki banyak uang, namun tidak ingin berisiko. Mereka lebih menyukai protofolio bebasis produk Islam,” katanya. (ant)
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.
Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.