Bisnis Jakarta.20.April.2010

Page 1

No. 74 tahun IV

8 Halaman

Selasa, 20 April 2010

Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771

DPD Tuntut DAU Naik JAKARTA - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mengusulkan peningkatan dana alokasi umum (DAU) sebesar satu persen secara bertahap hingga mencapai 33 persen. “Ini untuk mendorong agar usaha pengentasan kemiskinan di daerah semakin efektif,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPD Abdul Gafar Usman saat konferensi pers seusai Paripurna DPD untuk menerima laporan hasil pemeriksaan semester II 2009 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Jakarta, kemarin. Ia menjelaskan, dalam UU tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah menetapkan 26 persen dari pembiayaan negara ditransfer ke daerah dalam bentuk DAU. Menurut dia, DAU sebesar 26 persen dalam kondisi saat ini masih dirasa kurang untuk mengurangi kemiskinan di daerah. “Untuk itu kita perlu perkuat dengan meningkatkan DAU secara bertahap satu persen setiap tahunnya,” katanya. Ia menambahkan, dengan adanya tambahan DAU tersebut, selain untuk meningkatkan kesejahteraan di daerah juga digunakan untuk semakin mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa. Menurut dia, seiring dengan penyerahan kewenangan pusat ke daerah secara bertahap, maka penambahan DAU juga diperlukan. “Transfer daerah dapat dinaikan secara bertahap sejalan dengan penyerahan sebagian wewenang pemerintah pusat untuk dilaksanakan oleh daerah secara utuh,” katanya. Selain itu, ia mengemukakan, DPD juga meminta pemerintah untuk segera melunasi kekurangan dana bagi hasil (DBH) minyak dan gas. “Kita meminta agar kekurangan bayar DBH migas tersebut segera dibayar dan dimasukan dalam APBNP yang kini diusulkan pemerintah,” katanya. (ant)

2014, Ekonomi di Atas 7 Persen BALI - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengharapkan target pertumbuhan ekonomi 7 persen dapat tercapai sebelum 2014. “Saya hanya ingin mengatakan bahwa tren di 2011, dengan asumsi 5,8 di 2010, akan di atas 6 persen, maka sebelum 2014 pertumbuhan 7 persen dapat kita harapkan,” ujarnya saat ditemui dalam rapat kerja Presiden di Istana Tampak Siring, Bali, kemarin. Saat ini, menurut dia, tren pertumbuhan sekarang terus meningkat akibat perekonomian membaik, dan membuat angka pertumbuhan pada 2011 dapat mencapai diatas angka 6 persen. “Kalau sekarang, kuartal I 5,7 persen, biasanya tren pada kuartal kedua tidak akan jauh dari angka itu dan kuartal ketiga akan kembali naik lagi. Artinya, tren pertumbuhan itu akan terus naik,” ujarnya. Untuk itu, Hatta juga mengatakan optimis, dengan asumsi makro pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen, yang disepakati oleh pemerintah dengan DPR pada rapat RAPBNP. Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana juga mengatakan Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi 7 persen sebelum 2014. “Kita bisa mencapai 7 persen sebelum 2014,” ujarnya. Namun, ia mengatakan asumsi target tersebut dapat tercapai dengan mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi global. “Tantangannya sekarang adalah apakah kita dapat mengelola (manage) dampak global, dan itu nanti menjadi wilayah BI dan Kemenkeu,” ujar Armida. (ant)

Bisnis Jakarta/ant

UTANG PEMERINTAH - Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto (kanan) sebelum paparan tentang posisi utang pemerintah di Jakarta, kemarin. Per Februari 2010 utang pemerintah mencapai Rp 1.620 triliun terdiri dari Rp 1.013 triliun berupa Surat Berharga Negara dan Rp 607 triliun merupakan pinjaman luar negeri.

Akibat Abu Vulkanik Eropa

Pemulihan Ekonomi Terganggu BALI - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemulihan ekonomi Eropa dapat terganggu akibat abu vulkanik dari gunung berapi di Islandia. “Sekarang Eropa sedang dalam tahap pemulihan (recovery) yang sangat dini, jadi saya rasa (perekonomian Eropa) akan mengalami kontraksi lagi,” ujarnya saat ditemui dalam rapat kerja Presiden di Istana Tampak Siring, Bali, kemarin. Menurut dia, dampak abu

vulkanik tersebut sangat besar dan signifikan, karena mampu mempengaruhi arus masuk barang dari dan menuju Eropa. “Kalau Eropa kena, itu (dampaknya) sangat banyak dan signifikan, karena dari frekuensi penerbangan yang turun dari itu saja sudah bisa diprediksi, belum pengaruhnya terhadap flow of goods,” ujarnya. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu juga mengatakan kasus itu, dapat mempengaruhi

Indonesia secara langsung maupun tidak langsung, karena juga menganggu perjalanan delegasi dagang ke Eropa. “Ada kemungkinan terganggu, kita lihat minggu depan, nanti dihitung angkanya,” ujarnya. Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan peristiwa alam abu vulkanik tersebut merupakan hal yang situasional, bukan situasi yang berdampak panjang.

Oktober, Sukuk Global Terbit JAKARTA - Pemerintah kembali akan menerbitkan sukuk global pada tahun ini dengan perkiraan waktu pada Oktober 2010. “Sukuk ritel akan kembali diterbitkan pada kwartal IV yaitu Oktober atau November, sebelumnya akan diterbitkan sukuk global,” kata Dirjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, Rahmat Waluyanto di Gedung Maramis Kemeterian Keuangan, Jakarta, kemarin. Menurut Rahmat, pemerintah juga akan kembali menerbitkan Obligasi Negara Repub-

lik Indonesia (ORI) pada Agustus 2010. Ia juga menyebutkan, hingga 15 April 2010, pemerintah telah menerbitkan surat utang negara sebesar Rp 34,9 triliun atau 41,88 persen dari target penerbitan sebesar Rp 104,4 triliun. Jumlah itu terdiri dari realisasi penerbitan sukuk ritel sebesar Rp 13,59 triliun (39 persen), surat utang negara Rp 9,47 triliun (27 persen), obligasi negara dalam valuta asing Rp 5,86 triliun (17 persen), dan Sukuk Dana Haji Indonesia/SDHI Rp 6,03 triliun (17 persen).

Sebelumnya pada April 2009, pemerintah menerbitkan sukuk global dengan nilai nominal sebesar 650 juta dolar AS dengan jenis Indo-Sukuk Al Ijarah/Sale and Lease Back. Saat itu terdapat kelebihan permintaan terhadap penawaran sukuk global RI sebesar tujuh kali lipat. Secara geografis, sukuk global RI terdistribusi ke wilayah Timur Tengah dan investor Islam sebesar 30 persen, Asia termasuk Indonesia 40 persen, Amerika Serikat 19 persen, dan Eropa 11 persen. (ant)

KURS RUPIAH 9.000 9.500

9.003

00.005

9.037

10.000

Bisnis Jakarta/ant 15/4

16/4

19/4

INDEKS ANJLOK - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 38 poin pada perdagangan kemarin, seiring aksi jual masif pada hampir seluruh saham unggulan di tengah minimnya daya beli.

“ Peristiwa gunung meletus itu dalam satu hari dampaknya sudah hilang dan kondisi normal. Bukan sesuatu yang sistemik,” ujarnya. Awan abu vulkanik dari letusan gunung berapi Eyjafjallajoekull di Islandia menimbulkan kekacauan di dunia penerbangan dunia. Dengan kerugian besar yang kian meningkat setiap hari, perusahaan-perusahaan penerbangan mendesak gangguan segera diakhiri

setelah kekacauan empat hari. Kekacauan perjalanan udara di Eropa mendalam, ketika awan abu yang dimuntahkan meluas ke tenggara melintasi benua itu, menghentikan lebih dari tiga dalam empat penerbangan dan mendamparkan puluhan ribu penumpang di seluruh dunia. Pada Sabtu (17/4), hampir 84 persen perusahaan penerbangan AS ke dan dari Eropa telah dibatalkan. (ant)

Periksa Wajib Pajak Besar

Negara Rugi Rp 96,9 T JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menemukan potensi kerugian negara hingga Rp 96,9 triliun dari penelurusan di sejumlah Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) yang menangani Wajib Pajak (WP) besar. Auditor Utama Keuangan Negara II BPK Syafri Adnan Baharudin kepada wartawan di Jakarta, kemarin mengakui, hasil pemeriksaan BPK atas penerimaan pajak dan kegiatan operasional tahun anggaran 2008 dan 2009. Penelusuran BPK itu berkenaan potensi kerugian negara itu berada di KPP WP Besar Satu di Jalan Medan Merdeka Timur Jakpus. “Kita akan nanti juga akan melihat KPP-KPP besar yang berpotensi merugikan negara dalam audit kinerja nanti. Untuk sementara potensi kerugian negara mencapai Rp 96,9 triliun,” ujar Syafri. Syafri menambahkan, BPK lebih dulu akan melihat KPP-KPP mana saja yang potensi penerimaannya besar. “Setelah itu rencananya akan ditindaklanjuti melalui audit kinerja tersebut,” tuturnya. Dalam laporan hasil pemeriksaan BPK atas peneri-

maan pajak dan kegiatan operasional tahun anggaran 2008 dan 2009. Disebutkan, KPP WP Besar belum melakukan tindak lanjut secara optimal atas potensi penerimaan pajak maksimal sebesar Rp 96,91 triliun. Jumlah itu berasal dari selisih peredaran usaha PPN dan PPh pada 2007 dan 2008. Hal itu mengakibatkan peredaran usaha yang dilaporkan tidak dapat diyakini kebenarannya. Potensi penerimaan pajak yang bisa digali dari selisih peredaran usaha belum dapat direalisasikan. BPK menilai potensi kerugian negara tersebut sebagai akibat dari kelemahan sistem pengendalian kegiatan operasional di KPP WP Besar Satu tahun anggaran 2008 dan 2009. Namun BPK juga menyatakan hal ini masih harus diteliti, diuji, dan didalami di mana dari hasil penelitian tersebut dapat saja disimpulkan tidak terdapat potensi PPh dan PPN. Ditanya mengenai target pemerintah mencapai rasio pajak sebesar 16 persen dari PDB, Syafri menyatakan pesimisnya. “Itu (tax ratio 16 persen) memang susah kecuali disiplin diperketat semua,” tukasnya. (ind)

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Bisnis Jakarta.20.April.2010 by e-Paper KMB - Issuu