Bisnis Jakarta.27.Januari.2010

Page 1

No. 18 tahun IV

8 Halaman

Rabu, 27 Januari 2010

Free Daily Newspaper www.bisnis-jakarta.com

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021 - 5357602 (Hunting) Fax: 021 - 53670771

BLT untuk Listrik

Bisnis Jakarta/ant

SUN Serap Rp 5,45 Triliun JAKARTA - Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 5,45 triliun dari lelang 4 seri surat utang negara (SUN) yang diselenggarakan, kemarin. Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menyebutkan, total penawaran dari lelang 4 seri SUN itu mencapai Rp 10,88 triliun. Empat seri SUN yang dilelang adalah SPN20110113 (jatuh tempo 13 Januari 2011), FR0031 (jatuh tempo 15 November 2020), FR0040 (jatuh tempo 15 September 2025), dan FR0050 (jatuh tempo 15 Juli 2038). Penawaran yang masuk untuk SPN20110113 sebesar Rp 2,30 triliun dengan yield/price tertinggi 7,25 persen dan terendah 6,78 persen. Penawaran yang masuk untuk FR0031 sebesar Rp4,16 triliun dengan yield terendah 10,16 persen dan tertinggi 9,63 persen. Penawaran yang masuk untuk FR0040 sebesar Rp 2,87 triliun dengan yield tertinggi 10,75 persen dan terendah 10,44 persen. Untuk FR0050 sebesar Rp 1,55 triliun dengan yield tertinggi 11,13 persen dan terendah 10,72 persen. Penawaran yang dimenangkan untuk SPN20110113 sebesar Rp 1,05 triliun dengan yield/price 6,856 persen. Untuk FR0031 sebesar Rp 1,9 triliun dengan yield 9,763 persen dan tingkat kupon 11,0 persen. Penawaran yang dimenangkan untuk FR0040 sebesar Rp 1,05 triliun dengan yield 10,499 persen dan tingkat kupon 11,0 persen. (ant)

INVESTASI LOKOMOTIF - Menko Perekonomian Hatta Rajasa (kiri) menyalami Dubes AS Cameron Hume (kanan) di Jakarta, kemarin. AS berencana menanamkan investasi baru dibidang lokomotif di Indonesia.

Inflasi Masih Terkendali JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan optimismenya bahwa inflasi selama Januari 2010 terkendali, namun kenaikan harga beras memang perlu diwaspadai. “Kita lihat pergerakan harga-harga, kelihatannya hanya beras yang mungkin harus kita waspadai,” kata Sri Mulyani di Jakarta, kemarin. Ia mengakui, kontribusi harga beras terhadap inflasi masih cukup besar sementara harga komoditas lainnya cukup stabil. Menkeu juga optimis bahwa inflasi secara tahunan pada Januari 2010 ini (Januari 2010 terhadap Januari 2009), masih akan di bawah 3,0 persen. “Kalau annual (tahunan) mungkin masih di bawah 3 persen,” katanya. Sebelumnya Deputi Gubernur

Senior Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengakui, inflasi dalam 2 minggu terakhir ini menunjukkan perkembangan lebih tinggi dari normal. “Sebetulnya kalau dilihat 2 minggu terakhir memang sedikit lebih tinggi dari normal,” kata Darmin. Sementara ekonom Danareksa Institute, Purbaya Yudhi Setiawan berpendapat, tingkat inflasi pada Januari 2010 diperkirakan mencapai 0,6 persen di mana penyumbang utamanya adalah kenaikan harga beras. Menurut dia, tingginya angka inflasi bulan Januari 2010 dibandingkan sebelumnya lebih disebabkan karena naiknya harga beras. Sebelumnya tingkat inlfasi pada Desember 2009 mencapai 0,33 persen. Menurut dia, harga beras sangat dipengaruhi oleh musim panen. Jika

masa panen mengalami keterlambatan maka harga beras akan naik. Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengakui inflasi dalam dua minggu terakhir menunjukkan perkembangan lebih tinggi dari normal. “Sebetulnya kalau dilihat dua minggu terakhir memang sedikit lebih tinggi dari normal,” kata Darmin Nasution. Menurut dia, perkembangan inflasi ini karena ekonomi yang lebih baik pada 2010 ini. “Tetapi ini kan masih berjalan, kita perkirakan untuk seluruh tahun masih akan sesuai perkiraan,” kata Darmin yang juga Pjs Gubernur BI. Ketika ditanya apakah tingkat inflasi pada Januari ini akan mencapai 0,5 persen, Darmin mengatakan, biasanya di bawah itu. (ant)

JAKARTA - Pemerintah tengah mengkaji mekanisme lain dari pemberian subsidi listrik kepada masyarakat, selain usulan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diajukan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Dahlan Iskan. Salah satu opsinya, pemberian subsidi langsung pada rekening listrik. Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (LPE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) J. Purwono mengatakan, salah satu mekanisme yang mungkin diterapkan adalah subsidi langsung pada rekening masyarakat setiap bulannya. Contohnya, mekanisme pemberian subsidi listrik yang hanya diberikan kepada masyarakat pada golongan R1 (Residential). “Usulnya untuk pelanggan R1 langsung dipotong ke rekeningnya. Subsidi misalnya Rp 50.000. Namun,apabila tagihannya mencapai Rp 70.000, mereka tinggal bayar sisanya. Nanti PLN tinggal me-reimburse (menalangi terlebih dahulu kemudian meminta klaim kepada Kementerian Keuangan)” ujar Purwono di Jakarta, kemarin. Opsi lain, menurut dia bisa saja nantinya besaran subsidi yang diajukan dipatok tetap. Dengan mekanisme seperti ini akan memudahkan pengawasan. Namun, yang perlu digarisbawahi, sambung Purwono, pembayaran kepada PLN baru akan dilaksanakan ketika Badan Pengawas Keuangan telah mengauditnya. ”Dengan mekanisme seperti ini, masyarakat bisa lebih rasional mengkonsumsi listriknya dan tidak boros,”kata dia. Sebagai informasi, dalam rapat dengan dewan, Dirut PLN Dahlan Iskan mengusukan pemberian BLT, seperti halnya subsidi BBM. BLT tersebut berupa pemberian dana subsidi listrik langsung kepada masyarakat. Pendanaannya berasal dari pemerintah yang selama ini dianggarkan melalui subsidi yang dicantumkan dalam APBN. Dahlan mengaku, mekanisme pemberian BLT listrik secara teknis memungkinkan dilakukan. Pasalnya perseroan memiliki data mengenai pelanggan listrik, mana yang layak memperoleh BLT dan yang tidak layak. Kesempatan tersebut, Purwono juga menuturkan, pihaknya telah menelurkan kajian perihal tiga opsi untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL) yakni pertama penghapusan subsidi listrik bagi pelanggan mampu dan pengurangan subsidi bagi pelanggan menengah. Opsi ketiga adalah penyempitan batas hemat bagi pelanggan 6.600 Va ke atas dari 80 persen menjadi 50 persen merujuk kWh rata-rata pemakaian nasional. (ind)

KUR Rp 100 Triliun JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah akan menyediakan dana melalui perbankan sebesar Rp 100 triliun untuk penyaluran Kredit Untuk Rakyat (KUR) selama lima tahun mendatang. “KUR lima tahun mendatang akan ditingkatkan untuk membantu pengusaha kecil dan menggerakkan ekonomi rakyat. Negara menyediakan Rp 100 triliun untuk disalurkan menjadi KUR,” kata Presiden di Cirebon, kemarin. Presiden berada di Cirebon untuk meresmikan jalan tol Kanci - Pejagan dan sejumlah proyek infrastruktur lain serta menyaksikan pembagian KUR kepada sejumlah debitur di Jawa Barat. BRI memberikan KUR sebesar Rp 1,691 triliun untuk 351.477 debitur, BNI menyalurkan KUR Rp 133,795 miliar untuk 908 debitur, Bank Mandiri Rp 42,436 miliar untuk 155 debitur, BTN Rp 33,185 miliar untuk 472 debitur, Bank Bukopin Rp 104,292 miliar untuk 337 debitur dan Bank Syariah Mandiri menyalurkan KUR Rp 41,368 miliar untuk 284 debitur. Presiden mengharapkan pembangunan infrastruktur dan penyaluran KUR bisa meningkatkan pembangunan ekonomi dan kemajuan daerah. Presiden juga mengingatkan pentingnya peningkatkan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat. (ant)

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi : Satria Naradha, Wakil Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Nariana Redaktur Pelaksana : Nikson, Gde Rahadi, Redaksi : Ahmadi Supriyanto (Koordinator Liputan), Suharto Olii, Indu P Adi, Achmad Nasrudin, Hardianto, Darmawan S Sumardjo, Heru B Arifin, Asep Djamaluddin, Ade Irawan, Ipik Tanoyo, Bambang Hermawan, Fellicca, Aris Basuki (Bogor), Rina Ratna (Depok). Iklan : Ujang Suheli, Sirkulasi : D.Swantara. Alamat Redaksi : Jalan Gelora VII No 32 Palmerah, Jakarta Pusat. Telpon (021) 5356272, 5357602 Fax (021) 53670771. Website : www.bisnis-jakarta.com, email : info@bisnis-jakarta.com. Tarif Iklan : Iklan Mini minimal 3 baris Rp 6.000 per baris, Iklan Umum/Display BW : Rp 15.000 per mmk, Iklan Warna FC : Rp. 18.000 per mmk Iklan Keluarga/Duka Cita : Rp 7.000 per mmk, Advetorial Mini (maks 400 mmk) Rp 4.500 per mmk, Biasa (lebih dari 400 mmk) Rp 6.000 per mmk. Pembayaran melalui Bank BCA No Rekening 006-304-1944 a/n PT. Bisnis Media Nusantara, Bank BRI No Rekening 0018-01-000580-30-2 a/n PT. Nusantara Media Baliwangi. Bukti transfer di fax ke (021) 53670771, cantumkan nama dan nomor telpon sesuai registrasi.

Penerbit : PT. NUSANTARA MEDIA BALIWANGI Wartawan Bisnis Jakarta membawa tanda pengenal dan tidak dibenarkan meminta/menerima sesuatu dari sumber.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.