Bali Post
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA
Pengemban Pengamal Pancasila
RABU UMANIS, 17 JUNI 2009
20 HALAMAN SEJAK 1948
NOMOR 296 TAHUN KE 61 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id HARGA LANGGANAN Rp. 60.000 ECERAN Rp 3.000
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Facsimile: 227418
Perampokan di Jembrana
Pemilik Toko Luka Parah 2
1. Pedagang kedatangan tamu.
1
3 2. Ketika sedang menghidangkan minuman, tamu dari belakang menebas korban.
3. Barang dilarikan dan korban lari ke jalan dengan bersimbah darah. grafis/de wiryawan
Negara (Bali Post) Aksi perampokan terjadi di Negara, Jembrana, Selasa (16/6) siang kemarin. Sasarannya Toko Nurcahaya di Banyubiru, Negara. Pemilik toko Ni Ketut Nuriati (38) sempat melakukan perlawanan hingga mengakibatkan dirinya luka parah. Aksi ini tergolong nekat, mengingat lokasi toko yang juga rumah korban berada di pinggir jalan Denpasar-Gilimanuk. Menurut informasi di TKP, korban saat itu tinggal sendirian. Seluruh keluarga korban termasuk mertua sedang keluar melayat. Sementara suaminya telah lama bekerja di Jepang. Aksi rampok terjadi di toko
korban. Sekitar pukul 14.00 wita ada tamu yang mengaku bernama Rudi dari Kedonganan, Denpasar. Saat korban mengambilkan minum, pelaku menebas korban dari belakang. Hal.19 Diketahui Tetangga
Bali Post/sur
PERAMPOKAN- Lokasi perampokan dipasangi police line.
Pansus RTRWP
Berat, Zubaedah Pilih Mundur KOTA
Denpasar (Bali Post) Pansus RTRWP Bali mulai rontok. Setelah isu Pansus dibubarkan karena rapat tak pernah capai kuorum, kini Ny. Zubaedah memilih mundur dari Sekretaris Pansus RTRWP Bali. Anggota Komisi I DPRD Bali ini memilih menjadi anggota saja. Selanjutnya ia menyerahkan kepada Koordinator Pansus RTRWP IGK Adiputera untuk memiBali Post/ Ny. Zubaedah lih siapa yang dianggap layak menggantikannya. Hal itu disampaikan Ny. Zubaedah, Selasa (16/6) kemarin di DPRD Bali. Hal.19 Banyak Masukan
3
RENCANA pembangunan SUTET (saluran udara tegangan ekstra tinggi) melalui Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang awalnya ditolak kini telah disetujui Gubernur Bali Drs. Made Mangku Pastika. Bahkan, Gubernur Bali telah bersurat kepada Ketua DPRD Bali IB Wesnawa untuk memohon rekomendasi sebagai dasar untuk memohon persetujuan ke Menteri Kehutanan. Bagaimana sikap Dewan?
Merayap Hindari Api
KABUPATEN
4
WISATAWAN yang menginap di kawasan Penelokan, Kintamani terusik oleh raungan truk pengangkut material galian C. Walau telah disediakan jalan alternatif Colali, sebagian truk masih saja melewati jalur wisata Penelokan menuju Toyabungkah. Apa solusinya?
OLAH RAGA
11
TIDAK hanya musim ini yang diwarnai kejutan di balapan Formula 1, barangkali musim depan juga demikian. Dalam pertemuan kemarin, FIA dan FOTA tak mencapai kata sepakat soal pembatasan anggaran pada balapan F1 2010. Artinya, FIA tetap memberlakukan keputusan terbaru dan tim-tim top yang tak sepakat, akan menghilang musim depan.
GAYA HIDUP SERANGAN jantung dapat disebabkan banyak hal, seperti pola hidup tak sehat, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, dan jarang berolahraga. Faktor lain, diabetes, kegemukan, riwayat keluarga yang terkena penyakit jantung koroner, stres, dan usia. Namun, ada penelitian, lipoprotein yang sering terabaikan juga jadi penyebab penting. Mengapa bisa begitu?
Bali Post/afp
TEWAS - Evakuasi korban tambang batu bara di Bukit Bual, Sawahlunto, Sumatera Barat, Selasa (16/6) siang kemarin. Selain korban tewas sembilan orang, diyakini 32 orang masih terjebak di dalam tambang.
Syahril Dipenjara Jakarta (Bali Post) Mantan Gubernur BI Syahril Sabirin akhirnya dijebloskan ke LP Cipinang, Jakarta, Selasa (16/ 6) kemarin. Hal ini merupakan bagian dari eksekusi putusan peninjauan kembali (PK) Mahkamah Agung (MA) atas perkara korupsi cessie Bank Bali. Dengan statusnya tersebut, Syahril harus mendekam dalam sel selama dua tahun. Hal.19 Tak Kooperatif
18
Bali Post/ade
KE LP CIPINANG - Mantan Gubernur BI Syahril Sabirin saat akan dibawa ke LP Cipinang, Selasa (16/6) kemarin.
Tambang Batu Bara Meledak
Sembilan Tewas Bogor (Bali Post) Tambang batu bara di Bukit Bual, Sawahlunto, Sumatera Barat, Selasa (16/6) siang kemarin meledak. Akibatnya sembilan orang tewas dan 32 lainnya masih belum ditemukan. Diduga mereka masih terjebak di dalam tambang sedalam 100 meter. Kepala Pusat Pengendalian Krisis Departemen Kesehatan (PPK-Depkes) dr. Rustam S Pakaya, MPH. mengemukakan, hingga Selasa malam pukul 18.00 WIB, 32 orang belum ditemukan. Sedangkan korban meninggal dunia sudah sembilan orang. Ia menjelaskan, ledakan tambang batu bara itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Dari sembilan korban yang meninggal, empat meninggal di lokasi, seorang di Puskesmas Ampalu dan empat orang di Rumah Sakit Umum (RSU) Sawahlunto. Sementara yang masih rawat inap di RSU
Sawahlunto sebanyak sembilan orang. Gas Metana Sementara itu, Departemen ESDM mengungkapkan, berdasarkan dugaan sementara, ledakan itu terjadi akibat gas metana. Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Minerba Pabum Departemen ESDM MS Marpaung menjelaskan, untuk sementara operasi tambang tersebut ditutup terlebih dahulu dan selanjutnya dilakukan penyelidikan. ‘’Kami akan lihat apakah metode penambangan sudah sesuai dengan ketentuan atau tidak. Kami juga akan lihat, apakah ada ventilasi keluarnya gas metana,’’ ujarnya. Gas metana merupakan gas yang memang terperangkap di dalam rongga-rongga batu bara. Gas tersebut akan keluar dengan sendirinya kalau sudah berhubungan dengan udara luar. (ant)
Kram di Lututnya Tidak Muncul Lagi MESKI usianya baru 28 tahun, kata dokter yang dikunjunginya lelaki muda ini sudah menderita rematik. Apa yang dirasakannya? Menurut seorang pedagang di Pasar Barabai ini, pada akhir 2008 yang lalu lututnya sering sekali mengalami kram. Karena itu, ia pun berobat ke dokter. Saat itulah dokter tersebut mengatakan bahwa ayah satu anak ini kena serangan rematik. Maka, ia pun diberi obat oleh sang dokter. Namun, tak lama setelah ke rumah sakit tersebut, lelaki yang bernama Sam Ane ini mendapat anjuran dari salah seorang temannya untuk mengonsumsi ZENA-600. Ia pun mencobanya, dengan memin-
umnya secara rutin dua kali matik atau khususnya asam urat. Dalam buku setiap hari. TernyaTerapi Jus untuk ta dengan bantuan Rematik dan Asam sari bubuk kacang Urat karangan hijau plus kedelai Prof. Dr. Ir. Ali itu keluhan penKhomsan dari IPB duduk Jalan Tri Kedikatakan bahwa suma, Kelurahan rematik merupaBarabai, Kabupatkan penyakit yang en Hulu Sungai Semenyerang anggolatan, Provinsi Kalta gerak, yaitu senimantan Selatan, di, otot, tulang, dan ini teratasi. “Baru jaringan di sekitar tiga kotak saa sendi. Keluhan habiskan, kram di Sam Ane yang sering muncul lutut itu tidak muncul lagi,” ujarnya saat ditemui adalah pegal, nyeri, kaku, akhir Februari 2008 lalu di ru- bengkak, sampai keterbatasan gerak tubuh. Dan nyeri pada remahnya. Kram di lutut itu bisa jadi matik itu hampir sama dengan baru merupakan gejala awal re- nyeri akibat keseleo namun
pada rematik terdapat peradangan. Penyebabnya beragam tapi umumnya oleh masalah autoimun, yaitu sistem kekebalan tubuh kita yang berbalik menyerang jaringan sendi. Akibatnya, tulang rawan di sekitar sendi itu menipis dan muncul tulang baru sebagai penggantinya. Di saat tubuh bergerak, tulang-tulang di persendian itu bersinggungan. Inilah yang memicu munculnya rasa nyeri. Selain faktor autoimun, faktor pekerjaan, usia, makanan, hormon, kegemukan, cedera, radikal bebas, dan faktor psikis juga dapat memicu munculnya rematik. Hal.19 Untuk Informasi
BAMBANG EDI (37), salah satu korban selamat ledakan tambang batu bara di Ngalau Cigak, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), sempat merayap menghindari semburan api, Selasa (16/6) kemarin. Ia mengatakan saat terjadi ledakan di lokasi pertambangan, dirinya merayap sekitar lima belas menit guna menghindari semburan api yang keluar dari lubang tambang. ‘’Awak (saya - red) sempat tiarap dan merayap sekitar lima belas menit untuk menempuh jarak sekitar 200 meter dari lubang tambang,’’ katanya. Meski sempat menghindar dari semburan api, namun akibat panasnya api itu, ia juga mengalami luka bakar. Bambang Edi menceritakan kejadian itu ketika ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Sawahlunto. Dia mengatakan saat kejadian tersebut, dirinya sedang berada di luar lokasi pertambangan, dan duduk di sebuah kedai minuman yang berada di area lubang utama pertambangan itu. Hal.19 Buruh Tambang