HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA
Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila
SENIN PAING, 4 JANUARI 2010
20 HALAMAN SEJAK 1948
NOMOR 134 TAHUN KE 62 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id HARGA LANGGANAN Rp. 60.000 ECERAN Rp 3.000
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Facsimile: 227418
Depkum HAM Larang Buku Bom Bunuh Diri Jakarta (Bali Post) Depkum dan HAM segera meminta Kejaksaan Agung untuk melarang peredaran sejumlah buku berisi ajaran berbau sparatisme dan terorisme. Buku tersebut secara vulgar mengajarkan bom bunuh diri. Hal ini disampaikan Kepala Litbang Depkum dan HAM Hafid Abbas, Minggu (3/1) kemarin.
TABRAKAN BERUNTUN - Seorang polisi di antara tiga mobil tabrakan beruntun di ruas jalan poros Makassar-Maros, Sulsel, Minggu (3/1) kemarin. Tabrakan beruntun tiga kendaraan roda empat dan dua sepeda motor itu mengakibatkan empat orang luka parah dan satu orang meninggal dunia di tempat.
Alasan pelarangan peredaran bukum tersebut, menurutnya, karena dianggap berbahaya sebab dapat memunculkan disintegrasi bangsa. Selain itu, untuk memberikan perlindungan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat. Bom bunuh diri termasuk di antara 20 buku yang kajiannya hampir rampung. Hasil kajian direkomendasikan kepada Kejaksaan Agung, agar dikeluarkan larangan beredar. Jika terus
dibiarkan beredar, kata Hafid, buku-buku ini berbahaya bagi masyarakat. Pasalnya, buku tersebut memberikan pengajaran paham menyesatkan. Antara lain mengajarkan untuk menemukan cinta kasih kepada Tuhan, bisa melalui jalan kekerasan. ‘’Buku ini menyebutkan bahwa bom bunuh diri itu bagus, sebagai wujud cinta kasih pada Tuhan. Kita tidak boleh membiarkan anak-anak Indonesia jatuh, karena provokasi melalui
Pemerintah Berupaya Lemahkan Pansus Century merintah Pengganti UU (Perppu) No. 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK),’’ kata Bambang, Minggu (3/1) kemarin. Bambang menjelaskan, pemerintah belakangan mengambil langkah mengajukan RUU itu 11 Desember 2009. Pengajuan RUU disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menkum HAM Patrialis Akbar sebagai wakil pemerintah dalam pembahasan RUU tersebut di DPR kepada Ketua DPR Marzuki Alie dengan nomorR-61/ Pres/12/2009. Dengan pengajuan RUU itu, terkesan Perppu No. 4 Tahun 2008 yang sudah ditolak dalam rapat paripurna DPR 18 Desember 2008 masih berlaku karena belum dicabut. Selain itu, dikesankan pula bahwa perppu tersebut masih sah sebagai payung hukum bagi pencairan dana bailout Bank Century.
‘’Ingin dikesankan, pengucuran dana sebanyak Rp 6,7 triliun itu tidak ada masalah sehingga ini bisa melemahkan Pansus Hak Angket Century. Padahal sejak perppu tersebut ditolak rapat paripurna DPR tanggal 18 Desember 2008, maka perauturan itu tidak berlaku lagi,’’ kata Bambang. Menurut Bambang, kalaupun ingin mengajukan RUU tersebut seharusnya dilakukan pada masa sidang sesudah masa persidangan DPR ketika itu (sesudah Perppu JPSK ditolak), bukan diajukan sekarang. Kalau diajukan sekarang ini, sudah kedaluwarsa dan tidak tepat. Lagi pula, meskipun pengajuan RUU pencabutan Perppu Nomor 4 Tahun 2008 itu merupakan perintah UU tetapi sifatnya hanya teknis administratif kenegaraan saja, tidak punya ikatan apaapa lagi dengan bailout Bank Century.
Untuk itu, Bambang mengusulkan agar Pansus memanggil Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Deny Indrayana untuk mengetahui secara rinci tujuan dari pengajuan RUU itu oleh pemerintah. ‘’Sekarang ini kan pihak Istana membantah bahwa pengucuran dana talangan itu diketahui oleh Presiden. Presiden juga membantah bahwa dirinya mengintervensi hal itu. Untuk itulah keterangan dari Deny diperlukan karena sebagai staf khusus, tentu Deny dimintai pendapatnya oleh Presiden tentang berbagai langkah pemerintah terutama yang berkaitan dengan hukum,’’ ujar Bambang. Sementara itu, pengamat hukum tata negara UI Irman Putra Sidin mengatakan RUU hanya berguna sebagai payung hukum atas tindakantindakan yang diambil sebelum DPR menolak perppu. Hal. 19 Akibat Hukum
Bali Post/edi
MENDAKI - Para ‘’bhakta’’ yang membawa sesajen ‘’pakelem’’ saat mendaki Gunung Agung, Kamis (31/12) lalu.
Bunga Edelweis di Kawah Gunung Agung
KABUPATEN
5
DUA sejoli yang dimabuk cinta dan melakukan tindakan kejahatan dengan membuang orok hasil hubungan gelapnya dibekuk polisi, Sabtu (2/1) malam lalu. Mereka adalah pasangan muda-mudi Putu Andi Udayana (20) asal Kediri, Tabanan dan Ni Kadek Mega Puspitasari (20) asal Mengwi, Badung. Orok berjenis kelamin laki-laki itu dibuang di Pantai Yeh Gangga, Sudimara, Tabanan, Sabtu pagi lalu.
dan aksi-aksi kekerasan itu dapat diibaratkan sebagai api dan bensin. Jika buku-buku itu dibiarkan beredar luas, dapat memunculkan dan menyebarkan kebencian, kekerasan serta paham menyesatkan. Padahal, kedamaian perlu dirawat dan dipelihara, termasuk melalui pencegahan upaya-upaya provokasi melalui buku. ‘’Jangan biarkan anak-anak kita diprovokasi untuk melakukan bom bunuh diri,’’ tandasnya. (kmb4)
Bali Post/ant
Jakarta (Bali Post) Anggota Pansus Hak Angket DPR tentang Kasus Bank Century, Bambang Soesatyo, menilai pemerintah sedang berusaha mencari argumentasi tepat untuk meyakinkan Pansus Angket Century DPR bahwa pengucuran dana bailout Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun sah dan tidak bermasalah. Indikasi dari strategi pemerintah itu dapat tercium dari upaya pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) No. 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). Sepertinya pemerintah tidak mati akal dalam menghadapi Pansus Hak Angket DPR kasus Bank Century. ‘’Ada gelagat, Menteri Keuangan Sri Mulyani mau memainkan kartu yang sudah mati melalui surat Presiden minggu lalu kepada pimpinan DPR tentang RUU tentang Pencabutan Peraturan Pe-
RASA letih dan penat hilang seketika, tatkala kaki berhasil menapaki batu di bibir kawah Gunung Agung. Udara yang teramat dingin di puncak gunung tertinggi di Bali itu, juga tak dirasakannya. Semuanya hanya menunjukkan wajah yang bahagia mengucap syukur kepada Ida Batara Linggsir Gunung Agung, bahwa mereka sudah diperkenankan mamedek sampai ke puncak. Demikian dirasakan para bhakta yang ngaturang ayah ikut prosesi ngaturang pakelem, Kamis (31/12) lalu. Mereka berasal dari warga Desa Adat Sebudi, karyawan hotel di Nusa Dua, sejumlah guru dan karyawan Kelompok Media Bali Post. Perjalanan ke luhur puncak Gunung Agung ini terutama bagi pemula, merupakan perjalanan spiritual yang tiada tara. Mereka hanya berbekal semangat bakti, agar pernah sekali seumur hidup napak (sampai) ke pelataran linggih Ida Batara Lingsir, yang selama ini hanya ngaturang bhakti ngubeng dari bawah atau dari sejumlah pura di kaki Gunung Agung. Hal. 19 Terus Mendaki
buku berbau sparatisme dan terorisme,’’ imbuhnya. Ditegaskan, upaya menghadapi terorisme tidak bisa hanya dilakukan polisi melalui Densus 88/Antiteror, melainkan harus dibantu dengan upaya pendekatan secara lunak. Terutama kepada anakanak muda untuk mencegah mereka terprovokasi pihak-pihak tak bertanggung jawab melalui isi buku-buku tersebut. Hafid menjelaskan, buku
Korban Bom Bola Voli Jadi 99 Orang Pakistan Jumlah korban tewas serangan bunuh diri pada pertandingan bola voli di Pakistan meningkat menjadi 99 orang, kata polisi Minggu (3/1) kemarin, pada saat penguasa berupaya keras untuk mengatasi salah satu pengeboman paling berdarah di negara itu. ‘’Total 99 orang tewas. Selain itu 87 lainnya luka-luka dan dirawat di tiga rumah sakit,’’ kata kepala polisi distrik Bannu, Mohammad Ayub Khan. Perwira polisi lainnya di daerah itu, Habib Ullah Khan, membenarkan jumlah korban tersebut. Namun hingga kini masih belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Polisi mengatakan pelaku pebgeboman datang dari Waziristan Selatan, tetangga distrik di mana Pakistan menyerang gerilyawan Taliban sejak Oktober lalu. Daerah yang juga tetangganya, Waziristan Utara, di mana Amerika Serikat diduga melakukan serangan pesawat tak berawak, telah meningkatkan sasaran pejuang Al-Qaeda dan jaringan Haqqani yang diketahui telah menyerang tentaratentara asing di Afghanistan. ‘’Kami telah menahan 41 tersangka dan menginterogasi mereka,’’ katanya. Para petugas medis di rumah sakit kota terdekat, Lakki Marwat, mengatakan bahwa mereka kekurangan obatobatan dan tempat tidur, untuk menampung para korban. ‘’Bahkan hingga kini mereka yang cedera masih dirawat di lantai rumah sakit. Beberapa di antaranya membawa tempat tidur sendiri dari rumah,’’ kata dr. Usman Ali. ‘’Anak perempuan saya meninggal karena kurangnya fasilitas di rumah sakit. Di sana tidak ada tempat tidur, tidak ada obat dan bahkan tidak punya mesin sinar-X yang bekerja. Kebanyakan korban meninggal karena banyak mengeluarkan darah,’’ tutur dokter itu menambahkan. Serangan-serangan bunuh diri dan bom ini dituduhkan kepada Taliban dan gerilyawan yang punya kaitan dengan Al-Qaeda, yang telah menewaskan lebih dari 2.880 orang di Pakistan sejak Juli 2007. Peningkatan itu termasuk serangan dengan sasaran penduduk sipil, selain instalasi-instalasi keamanan pemerintah. Hal. 19 Benazir Bhuto
Lamban Jadikan Anggodo Tersangka
KPK Harus Evaluasi Internal
Bali Post/ant
ARUS BALIK - Ratusan penumpang asal Jawa Tengah dan Jatim tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (3/1) kemarin. Arus balik mencapai puncaknya pada Minggu (3/1) seiring usainya libur Natal dan Tahun Baru.
Pusing dan Badan Lemas Sudah Berkurang IDA Pandita Istri Rai Reka Dharma Sandi yang telah berusia 58th. Sebagaimana banyak terjadi di kalangan masyarakat kita, di usia yang sudah menjelang enam puluh tahun itu ada-ada saja penyakit yang sering merongrong tubuh beliau seperti gangguan migrain yang kerap membuat beliau merasa tak nyaman sejak tiga tahun terakhir. “Hampir setiap hari kambuhnya,” ujar beliu saat ditemui pekan kedua Juni 2009 yang lalu. Lantas, dengan apa diatasi? “Sebelumnya dengan mengonsumsi kedelai bubuk instan secara rutin dua kali sehari,” jawab beliau sambil menyebut
merek produk tersebut. Na- Provinsi Bali, ini. “Sekarang mun, karena produk itu bela- kambuhnya paling-paling dua kangan ini agak sulit didapat- minggu sekali. Kalaupun kambuh, sakitnya kan di pasaran, tidak seperti dulu. lalu beralih ke Dulu, kalau kamZena-600 sejak buh, saya ikat kedua bulan terapala ini erat-erat khir. Ternyata, dengan kain, sehbaik dengan bantuingga tampilan an kedelai bubuk saya sudah bagaiinstan semula kan pendekar maupun dengan saja,” ungkap besari bubuk kacang liau sambil tertahijau yang sudah wa. dicampur dengan Migrain bisari bubuk kedelai Ida Pandita Istri yang bernama Zena-600 terse- asanya ditandai dengan sakbut, banyak sekali perubahan it di kepala yang dibarengi yang dirasakan beliau dari kaku di tengkuk dan tegang Desa Baluk, Kecamatan Nega- di leher. Migrain merupakan ra, Kabupaten Jembrana, salah satu bentuk sakit kepa-
la berulang yang kadang timbul dengan sendirinya. Selain faktor hormonal, faktor lain yang diduga menjadi pemicu munculnya migrain adalah kurang tidur, kelebihan tidur, rokok, penyedap makanan, makanan atau minuman tertentu, dan obat-obatan tertentu. Seseorang yang kekurangan sulfur, kalium, dan asam amino lisin akan gampang terserang migrain, terutama bila orang itu suka mengonsumsi makanan berlemak. Menurut berbagai penelitian, mengonsumsi bubuk kedelai dapat mencegah dan meredakan gejala migrain. Hal. 19 Untuk Informasi
Jakarta (Bali Post) KPK harus segera melakukan evaluasi jajaran internalnya, terutama terhadap kinerja bagian penyidikan. Pasalnya, proses hukum terhadap kasus Anggodo Widjojo berjalan sangat lamban. Padahal, institusi pemberantasan korupsi ini telah cukup memiliki alat bukti untuk menetapkan Anggodo sebagai tersangka. Desakan ini disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Legal Recources Center (ILRC) Uli Parulian Sihombing, Minggu (3/1) kemarin. Selama ini, lanjutnya, publik sudah cukup bersabar menunggu tindak lanjut KPK terhadap Anggodo. Jika keinginan itu tidak segera diwujudkan, dikhawatirkan ke depan publik bisa kehilangan kepercayaannya terhadap lembaga antikorupsi ini. Kata dia, Anggodo telah mencerderai rasa keadilan masyarakat. Hal ini harus segera direspons KPK dengan segera menetapkan Anggodo sebagai tersangka. Apalagi selama ini publik sudah memberikan dukungan penuh kepada KPK dalam kasus kriminalisasi dua pimpinannya itu. ‘’Sekarang saatnyalah KPK bertindak tegas.’’ Pendapat senada diungkapkan peneliti ICW Febri Diansyah. Menurutnya, proses evaluasi internal dalam tubuh KPK diperlukan, terutama pada bagian penyidikan. Semua ini perlu dilakukan agar tidak menjadi duri dalam daging atau buaya bertopeng cicak. KPK harus belajar bahwa modus pelemahan KPK tidak hanya melalui serangan dari luar, juga kemungkinan dari dalam tubuh KPK sendiri. Evaluasi internal KPK harus dimulai dari Direktur Penyidikan KPK (Ade Rahardja). Dikatakan, posisi bagian penyidikan di KPK yang banyak diisi aparat penyidik dari kepolisian akan berpengaruh terhadap independensi KPK. Terlebih, keterlibatan kepolisian cukup banyak dalam awal kasus Anggodo ini. Penyidikan merupakan tahapan paling rentan dicampuri lembaga penegak hukum lain. Apalagi mekanisme penyidikan di KPK tidak mengenal dihentikan kasus alias SP3. Hal. 19 Gubernur BI