Edisi 20 Januari 2011 | Balipost.com

Page 1

TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp. 60.000 ECERAN Rp 3.000

KAMIS PON, 20 JANUARI 2011

Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila

Denpasar (Bali Post) Mantan Bupati Jembrana Prof. Drg. I Gede Winasa, Rabu (19/1) siang kemarin masuk sel tahanan Polda Bali. Walaupun Winasa menolak menandatangani surat penahanan, polisi tetap melakukan penahanan dengan alasan punya wewenang untuk melakukan penahanan selama 20 hari sembari menunggu proses pelimpahan ke Kejati Bali.

Bali Post/eka

SEL - Winasa saat memperhatikan sel sebelum dijebloskan ke ruang sempit yang ada di Polda Bali, Rabu (19/1) kemarin.

Denny Membantah, SBY Terkejut Jakarta (Bali Post) Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Denny Indrayana, membantah tuduhan terdakwa mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan atas sejumlah hal yang dituduhkan kepadanya dan Satgas. Denny membantah tuduhan bahwa dirinya sengaja mengarahkan pemberitaan kasus mafia hukum Gayus dengan mengaitkannya kepada Aburizal Bakrie dalam hal ini Bakrie Group, satu dari 45 perusahaan yang keberatan pajaknya dikabulkan oleh Gayus. ‘’Tidak benar. Kasih kesempatan saya untuk jalan dan nanti saya akan jelaskan. Saya akan kasih penjelasan. Juga tidak benar ada rekayasa ke Singapura,’’ kata Denny, Rabu (19/1) kemarin. Denny menilai tuduhan Gayus yang diucapkan usai menjalani persidangan dan didampingi kuasa hukumnya, Adnan Buyung Nasution, sebagai tuduhan serius. Karena itu, dirinya tidak akan gegabah menanggapinya dan harus mengkaji lebih dalam sebelum memberi tanggapan. ‘’Tetapi pada dasarnya kita punya info data, pembicaraan-pembicaraan dengan Gayus yang menunjukkan bahwa tidak ada sebagaimana yang disampaikan,’’ kata Denny. Anggota Satgas Mas Achmad Santosa mengatakan, Satgas memiliki notulensi pembicaraan Satgas dan Gayus saat bertemu di Singapura. Notulensi ini sudah diserahkan ke kepolisian dan pengadilan. Hal.19 Tidak Mungkin

Kasus Kompos Seret Sembilan Tersangka KERJA keras penyidik Sat. IV Tipikor Dit. Reskrim Polda Bali menangani kasus dugaan korupsi pengadaan pabrik kompos senilai Rp 2,3 miliar yang melibatkan sembilan tersangka, termasuk mantan Bupati Jembrana Prof. I Gede Winasa, mendekati final. Penyidik yang dipimpin AKBP Komang Suwirya akhirnya menuntaskan kasus yang menjadi perhatian publik tersebut dengan menahan Winasa, tokoh Jembrana yang sempat berkuasa selama dua periode. Sejatinya, penyidik Polda Bali telah melakukan penyelidikan kasus kompos ini sejak Agustus 2009. Dugaan terjadinya tindak pidana korupsi bermula ketika terjalin kesepakatan pengadaan pabrik pengolahan sampah

senilai Rp 4,1 miliar pada 2006 silam. Dana itu diambil dari APBD dan akhirnya bekerja sama dengan perusahaan Jepang, Tuasa Sangyocho Ltd. Dugaan penyimpangan itu diketahui dari aliran dana ke rekening sejumlah pejabat. Bahkan, proyek besar itu tidak melalui tender sesuai prosedur pengadaan barang. Jika dihitung, terjadi kerugian negara sekitar Rp 2 miliar lebih. Penyidik Polda Bali pun melakukan penyelidikan dan memeriksa sejumlah saksi. Dari hasil penyelidikan itu, satu per satu pejabat Pemkab Jembrana diduga ikut terlibat. Mereka di antaranya Nyoman Suryadi (mantan Kepala Dinas PULH Jembrana), I Gusti Ketut Muliarta (Direktur Pe-

rusda Jembrana), Nyoman Gede Sadguna (Pejabat PTK Jembrana), Gusti Agung Permadi (Direktur CV Puri Bening), Kazuyuki Tsurumi (penyuplai mesin kompos), Gede Putu Wardana, Gede Suwadnyana, Putu Darmayana dan terakhir mantan Bupati Jembrana Winasa. Mereka akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dan diproses sesui hukum yang berlaku. Dari sembilan yang terlibat itu, beberapa tersangka di antaranya sudah menjalani proses sidang, bahkan telah divonis hakim. Sementara ada juga yang masih dalam proses dan kini yang menjadi perhatian yakni penanganan kasus Winasa. Hal.19 Pintu Belakang

Sebenarnya, kedatangan tersangka kasus pabrik kompos itu ke Polda Bali untuk memenuhi panggilan penyidik Sat. IV Tipikor Dit. Reskrim. Mantan Bupati Jembrana yang banyak meraih rekor Muri itu datang ke Polda Bali ditemani pengacaranya, Ani Andreani, S.H. dan Fernandes, S.H. Kedatangan Winasa lebih awal dari jadwal yang ditentukan penyidik. Winasa dipanggil pukul 11.00 wita, tetapi yang bersangkutan datang pukul 10.30

wita. Kedatangan tersangka pun luput dari pantauan media massa karena Winasa masuk melalui pintu belakang. Setelah beberapa saat berada di ruang penyidik, ia pun langsung digiring menuju ruang tahanan. Namun upaya polisi untuk melakukan penahanan tidak berjalan mulus. Sebab, Winasa menolak menandatangani surat penahanan yang disodorkan penyidik. Hal.19 Tersangka Lain

Bali Post/olo

SEPI - Rumah mantan Bupati Jembrana I Gede Winasa di Tegalcangkring nampak sepi. Winasa sudah tiga hari tidak berada di rumahnya tersebut.

Gayus Sebut 10 Janji Denny

Bali Post/ant

ACUNGKAN JEMPOL - Gayus acungkan jempol usai sidang, Rabu (19/1) kemarin.

GAYUS akhirnya membeberkan berbagai hal yang memojokkan Denny Indrayana, Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Didampingi kuasa hukumnya, Adnan Buyung Nasution, mantan karyawan Ditjen Pajak itu buka-bukaan tentang sejumlah hal yang selama ini ditutupnya rapat-rapat. ‘’Ada beberapa poin yang selama ini saya keep rapatrapat dalam rangka saya ingin membantu, tetapi rupanya perbuatan-perbuatan mereka (Denny dan Satgas) malah memperkeruh suasana, seolah-olah saya ini penjahat nomor satu,’’ kata Gayus saat mencurahkan isi hatinya saat menggelar keterangan pers. Ada sepuluh poin yang dibeberkan Gayus yang semuanya memojokkan Denny dan Satgas. 1. Bahwasanya penangkapan terhadap dirinya merupakan inisiatif Denny Indrayana, karena sebelum menyerahkan diri kepada pihak kepolisian yang menjemputnya di Singapura, Gayus telah bertemu tiga kali dengan Denny pada

18, 22 dan 24 Maret. 2. Gayus menyebut dalam beberapa kali pertemuan itu, berulang kali Denny Indrayana menyatakan keinginannya agar kasus mafia hukum dipegang KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), karena Denny tidak percaya pada Mabes Polri. 3. Keberangkatan ke Singapura sebelum menyerahkan diri, karena disuruh Denny agar tidak dijadikan korban bersama Andi Kosasih, menunggu sampai Haposan Hutagalung ditangkap terlebih dahulu. Jika Haposan sudah ditangkap maka Denny menjemputnya di Singapura dan membawanya kembali ke Indonesia. 4. Saat bertemu di Singapura, Gayus memberi tahu Denny dan Ota (anggota Satgas Mas Achmad Santosa) tentang uang Rp 50 miliar di safe deposit box. Namun, dirinya tidak pernah memberi tahu dari mana uang itu berasal. Tetapi di beberapa kesempatan, Denny dan Ota bilang itu dari Bakrie Group. Saya tidak pernah menyatakan itu. 5. Denny sengaja mempub-

likasikan paspor rekayasa dirinya agar perhatian publik tidak tertuju pada kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Direktur dan Dirjen Pajak dan jaksa Cirus Sinaga, karena takut akan membongkar kasus Antasari. 6. Gayus menyatakan bahwa istrinya, Milana Anggraeni, juga mendapat intimidasi dari Denny Indrayana. Denny malah memaksa istri saya untuk jujur apakah bertemu Ical (Aburizal Bakrie) di Bali. Istri saya telah berkata jujur, tidak bertemu dengan Ical di Bali. Apakah istri saya harus mengaku bertemu, meski sebenarnya tidak bertemu. 7. Dalam negosiasi di pertemuan, Denny menjanjikan akan memberi perlindungan hukum. Menjanjikan dan memastikan dirinya aman dan nyaman selama proses hukum berlangsung jika dirinya balik ke Indonesia dan kooperatif. Denny juga menjanjikan Gayus akan dijadikan sebagai whistle blower, sehingga hukumannya menjadi ringan. Hal.19 Grup Bakrie

Dihukum Tujuh Tahun

Bali Post/ant

Mas Achmad Santosa

2

BALI belum bisa bebas dari kehadiran anak-anak telantar. Data terakhir, jumlah anak di Bali yang hidup telantar dan terpaksa menyandang predikat sebagai anak jalanan mencapai 24.600 orang. Kabag Publikasi dan Dokumentasi Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali I Ketut Teneng mengatakan itu, Rabu (19/1) kemarin. Terus, atas tudingan apa ia melakukan bantahan?

KABUPATEN

E-mail: balipost@indo.net.id

Winasa Ditahan

FAKTA

KOTA

Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418

Kasus Tsurumi Juga Sudah P21 Negara (Bali Post) Kolega Prof. Winasa yang warga Jepang, K. Tsurami, ternyata kasusnya juga sudah lengkap alias P21. ‘’Selain P-21 Winasa, Kejari juga sudah sejak lama menerima tembusan P-21 tersangka lain kasus ini yang juga warga negara asing (WNA) asal Jepang, K. Tsurumi,’’ kata Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri Negara Endrianto Isbandi, S.H., Rabu (19/1) kemarin. Namun informasi yang diterima Bali Post, Tsurumi yang juga memiliki beberapa vila di Jembrana sudah tak berada di Jembrana. Ada dugaan dia sudah pulang ke negaranya. Namun belum ada informasi resmi tentang keberadaan Tsurumi yang diduga pemasok mesin kompos dari Jepang tersebut. Terkait dengan penahanan Winasa, ternyata tak membuat warga Jembrana resah. Termasuk di Tegalcangkring yang merupakan basis pendukung Winasa nampak sepi. Hal.19 Masih Kondusif

20 HALAMAN NOMOR 155 TAHUN KE 63

5

TINGKAT kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di kalangan pelajar SMP dan SMA/SMK di Buleleng ternyata cukup tinggi. Setiap bulan, setidaknya terjadi sekitar sepuluh kasus lakalantas yang dialami pelajar. Dengan kenyataan itu, sejumlah kalangan berharap sekolah di Buleleng mulai ketat untuk melarang pelajar mengendarai sepeda motor ke sekolah, terutama pelajar SMP yang notabene belum bisa mendapatkan surat izin mengemudi (SIM).

Gayus Puji Hakim, JPU Ajukan Banding Jakarta (Bali Post) Jaksa penuntut umum (JPU) yang diketuai Uung Abdul Syukur memastikan akan mengajukan banding terhadap vonis tujuh tahun penjara dan denda Rp 300 juta yang dijatuhkan majelis hakim kepada terdakwa kasus mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan. ‘’Hakim memiliki pertimbangan sendiri, kami juga memiliki pertimbangan sendiri. Untuk itu kami akan ajukan banding,’’ kata Uung usai persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (19/1) kemarin. Majelis hakim yang diketuai Albertina Ho menjatuhkan vonis tujuh tahun penjara kepada Gayus. Selain hukuman penjara, Gayus juga diharus-

kan membayar denda Rp 300 juta subsider tiga bulan penjara. Vonis terhadap Gayus lebih rendah dibanding tuntutan JPU yang menuntutnya 20 tahun penjara. Selain itu, JPU juga menuntut Gayus membayar denda Rp 500 juta, subsider enam bulan penjara. Dalam amarnya, majelis hakim sependapat dengan dakwaan JPU dan menyatakan Gayus terbukti bersalah. Empat dakwaan dengan pasal berlapis yaitu dijerat pasal 3 jo pasal 18 UU Tipikor jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Perbuatan Gayus dianggap telah merugikan keuangan negara sebesar Rp 570.952.000, terkait penanganan kasus dugaan korupsi dalam penanganan keberatan pajak PT Surya

Alam Tunggal (SAT) Sidoarjo. Gayus juga melanggar dalam dakwaan kedua primer, Gayus dijerat pasal 5 ayat (1) huruf a UU Tipikor jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Pada dakwaan ketiga, Gayus dijerat pasal 6 ayat (1) huruf a UU Tipikor dan dalam dakwaan keempat Gayus dijerat pasal 22 jo pasal 28 UU Tipikor. Wakil Jaksa Agung Darmono mengatakan banding otomatis akan diajukan Kejaksaan Agung karena vonis yang diberikan hakim tidak mencapai 50 persen dari tuntutan jaksa. Hal itu sudah menjadi prosedur dan ketetapan. ‘’Kalau kurang dari 50 persen tuntutan, kita akan banding,’’ kata Darmono. Selain itu, Darmono menga-

takan kejaksaan juga akan melakukan evaluasi atas putusan tersebut. ‘’Dalam memori bandingnya akan ada hal-hal yang dievaluasi,’’ tegasnya. Sementara itu, Gayus Tambunan terlihat puas atas vonis majelis hakim. ‘’Saya sampaikan apresiasi yang setinggitingginya kepada majelis hakim yang dipimpin Ibu Albertina, karena memutus berdasarkan fakta persidangan. Juga ada hal-hal yang memberatkan dan meringankan,’’ kata Gayus usai menjalani persidangan. Menurutnya, yang diputuskan hakim tidak seperti tuntutan jaksa. ‘’Jaksa penuntut umum menuntut secara membabi buta dan berdasarkan balas dendam seperti yang ada

dalam surat dakwaan,’’ ujarnya. Selain itu, Gayus juga memuji majelis hakim yang memutus perkara hanya berdasarkan dakwaan. ‘’Tidak seperti pihak-pihak tertentu yang menseting-seting satu perkara, mencicil-cicil satu perkara, yang menimbulkan kesan saya adalah penjahat nomor satu di Indonesia,’’ kata Gayus. Vonis Haposan Di tempat sama, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan juga menjatuhkan vonis tujuh tahun penjara kepada mantan pengacara Gayus Tambunan, Haposan Hutagalung. Hal.19 Tidak Benar


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.