TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp 60.000 ECERAN Rp 3.000
Bali Post
KAMIS PAING, 25 NOVEMBER 2010
Pengemban Pengamal Pancasila
24 HALAMAN NOMOR 99 TAHUN KE 63 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418
Kasus ’’Bailout’’ Century
KPK Belum Temukan Korupsi Jakarta (Bali Post) DPR telah mengeluarkan opsi C yang berisi dugaan adanya korupsi dalam kasus bailout Bank Century senilai Rp 6,7 triliun. Namun, KPK memiliki kesimpulan berbeda. Wakil Ketua KPK M. Jasin mengatakan, KPK belum menemukan indikasi pidana korupsi dalam kasus tersebut.
Bali Post/ant
RAPAT LANJUTAN - Pimpinan KPK, Kepolisian RI, dan Kejaksaan Agung, menghadiri rapat dengan tim pengawas Kasus Bank Century DP-RI, Rabu (24/11) kemarin.
Dalam rapat Tim Pengawas DPR atas Kasus Century yang dipimpin Wakil Ketua DPR Anis Matta, Rabu (24/11) kemarin, Jasin menegaskan KPK hanya menemukan pelanggaran perbankan. ‘’Atas penyimpangan yang dilaporkan BPK, hinggga kini belum ditemukan bukti adanya tindak pidana korupsi,’’ kata Jasin dalam rapat tim pengawas yang juga dihadiri Kapolri Jenderal Pol. Timur Pradopo dan Plt. Jaksa Agung Darmono. Dalam kasus bailout Cen-
tury, menurut Jasin, KPK hanya menemukan adanya peyimpangan kerja manajeman bank. KPK belum menemukan indikasi tindak pidana koprupsi, namun diduga ada tindak pidana perbankan. Sulitnya KPK melakukan pengusutan indikasi korupsi pada bailout Bank Century, karena hingga saat ini pihaknya mengalami kesulitan dalam pemeriksaan saksi kunci. KPK masih terkendala mendapatkan fakta dari keterangan beberapa orang sep-
erti Siti Fajriah, mantan Deputi Gubernur BI, Rapat Ali Rizvi, Hesam Alwarak, Dewi Tantular, Anton Tantular, Imam Maliki dan Antonius Gunawan. Dari namanama itu, mayoritas tidak diketahui keberadaannya. Kapolri Jenderal Pol. Timur Pradopo mengatakan pihaknya masih menemui kendala untuk menangkap DPO (Daftar Pencarian Orang) Polri. Sedangkan saksi yang sakit belum bisa dimintakan keterangan karena memang kon-
disinya cukup parah, ada yang mengalami stroke. Namun, Timur berjanji akan berupaya maksimal. Timur mengaku pihaknya belum dapat maksimal bertindak karena hasil investigasi terkait penyaluran dana PMS senilai Rp 6,7 triliun dan mengenai penggunaan dana dalam tiap tahapnya belum dapat diperoleh keterangan ataupun data lengkap karena terbentur dengan kerahasiaan bank. Hal. 19 Uang Negara
Dompet Bencana Alam Indonesia Untuk Merapi, Mentawai, Wasior BCA Denpasar No. 040 - 355 - 5000 Keluarga Besar Karyawan The Patra Bali Resort & Villas dan Persatuan Wanita Patra (PWP) Unit The Patra Bali Resort & Villas Rp 15.820.000 Sekolah Jembatan Budaya, Jl. Raya Kuta No. 1 Kuta Rp 8.000.000 Staf & Karyawan Hotel Kumala Legian Kuta Rp 7.230.000 Staf & Karyawan Hotel Kumala Legian Pantai Legian Kuta Rp 5.973.100 The Bale, Nusa Dua Rp 5.000.000 The Mahartha Owners Rp 5.000.000 Staf dan Karyawan Ayung Resort Gianyar Rp 4.000.000 Ibu-ibu Arisan Super Mom Sanur Rp 3.000.000 PT Gelael Dewata Kuta & karyawan Rp 2.550.000 SD 24 Dauh Puri Kec. Denpasar Barat Rp 1.888.000 STIE Satya Darma Rp 1.500.000 SMPN 2 Bebandem Rp 1.400.000 Hal. 19 Rp 1.252.133.428
Bali Post/afp
DIBOM - Seorang warga Korea Selatan melihat-lihat puing reruntuhan rumah setelah dibombardir Korea Utara, Selasa (23/11) lalu.
Cirus Akui Ada Pertemuan di Hotel
OLAHRAGA Karate Gagal Raih Emas Guangzhou Karateka Indonesia Umar Syarief gagal membalas dendam terhadap pesaingnya asal Iran, Zabiollah Poorshab, setelah kalah di final Asian Games 2010 nomor kumite kelas +84kg putra, di Guangzhou, Cina, Rabu (24/11) kemarin. Kekalahan itu merupakan yang kedua diderita Umar dari karateka Iran itu, setelah pada event internasional lainnya di Kejuaraan Asia AKF yang juga berlangsung di Cina tahun lalu, Umar juga takluk setelah mengalami sedikit masalah dengan kakinya. Hal. 19 Bekerja Keras
Jakarta (Bali Post) Jaksa Cirus Sinaga mengakui adanya pertemuan dengan pengacara Gayus, Haposan Hutagalung, serta penyidik Kompol Arafat Enanie dan AKP Sri Sumartini di Hotel Crystal, Jakarta Selatan pada 15 Oktober 2009. ‘’Di sana (Hotel Crystal), saya dan jaksa Fadil Regan bertemu dengan ketiga orang itu. Kita berlima,’’ katanya saat menjadi saksi terdakwa Gayus HP Tambunan di PN Jakarta Selatan, Rabu (24/11) kemarin.
Seperti diketahui, dalam keterangan sejumlah saksi menyebutkan adanya pertemuan di Hotel Crystal yang salah satunya membahas untuk menghilangkan pasal korupsi terhadap Gayus dan Gayus cukup dikenakan pasal pencucian uang dan penggelapan. Cirus menambahkan, saat itu Haposan memperkenalkan Kompol Arafat dan Sri Sumartini karena selama ini tidak mengenal kedua penyidik dari Mabes Polri itu. Saat itu, Cirus menjadi
Bali Post/afp
Poorshab dan Umar Syarief (kanan).
tim jaksa peneliti berkas Gayus. ‘’Kata mereka (Haposan) hanya mau berkenalan saja, dan kedatangannya tidak ada informasi sama sekali,’’ katanya. Kemudian pada Oktober 2009, katanya, Kompol Arafat datang ke kantor dirinya di Kejaksaan Agung. ‘’Arafat datang ke kantor saya, katanya mau mengambil berkas Gayus yang sudah dinyatakan lengkap atau P21,’’ katanya. Hal. 19 Keterangan Palsu
Bali Post/ade
BERSAKSI - Cirus Sinaga saat bersaksi pada sidang dengan terdakwa Gayus, Rabu (24/11) kemarin.
Satgas Sempat Berencana ’’Bantu’’ Ringankan Gayus Jakarta (Bali Post) Anggota Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum sempat berencana mengajukan rekomendasi kepada majelis hakim untuk memberikan keringanan hukuman terhadap Gayus Halomoan Tambunan. ‘’Kita (Satgas) sempat sepakat merekomendasi agar hakim memberikan keringanan hukuman terhadap Gayus,’’ kata anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Mas Ahmad Santosa, Rabu (24/11) kemarin. Ia menuturkan, kesepakatan itu pascapengungkapan Gayus terhadap dugaan praktik mafia peradilan. Kesepakatan itu dengan pertimbangan Gayus memberikan banyak
informasi keterlibatan aparat penegak hukum dan penyelenggara negara dalam kasus mafia peradilan. Namun, menurut Mas Ahmad Santoso, para anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum menjadi kecewa terhadap Gayus pascadugaan suap terhadap petugas Rumah Tahanan Markas Komando (Rutan Mako) Brimob Kelapa Dua, Depok. ‘’Tindakan Gayus ini akan jadi catatan majelis hakim, jika dia konsisten memberikan informasi justru akan meringankan hukuman,’’ ucapnya. Sembunyikan Pengakuan Kongres Advokat Indonesia menduga Satgas Pemberantasan Mafia Hukum sengaja
menyembunyikan alat bukti terkait pengakuan Gayus Tambunan kepada Polri, sehingga hal itu berdampak pada penyesatan penyelidikan dan penyidikan kepolisian. ‘’Satgas selama ini hanya berbicara kepada publik mengenai fakta-fakta hukum yang diketahuinya dari pengakuan Gayus. Seharusnya pengakuan Gayus itu langsung mereka laporkan pula kepada polisi, sehingga bisa menjadi alat bukti bagi polisi untuk mendalami serta mengungkapkan kasus mafia pajak,’’ ujar Plt. Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI) Eggy Sudjana, Rabu kemarin. Eggy Sudjana mengatakan hal tersebut terkait pengakuan
Gayus mengenai campur tangan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum dalam kasus mafia pajak. Sebagaimana diketahui, Gayus mengaku bahwa pihak Satgas Pemberantasan Mafia Hukum telah mendorong-dorong dirinya agar membawa kasus ini ke persoalan penyuapan oleh Grup Bakrie. Persoalan penyuapan itu juga mencuat dalam persidangan terhadap terdakwa Andi Kosasih untuk kasus mafia pajak yang sama. Pengakuan Gayus tentang penyuapan itu selama ini tidak pernah diketahui oleh Kepolisian RI. Namun, bila ternyata desakannya itu tidak digubris oleh Satgas, maka Eggy meminta
kepolisian segera memanggil dan memeriksa Satgas. ‘’Wajar jika kepolisian memanggil dan memeriksa Satgas atas dugaan menyembunyikan informasi sebagai alat bukti. Ini juga sejalan dengan sikap Presiden yang menyerahkan penuntasan kasus Gayus kepada Polri,’’ jelas Eggy. Staf Ahli Kapolri Kastorius Sinaga dalam kesempatan berbeda menyatakan masih banyak fakta-fakta yang sudah diketahui oleh Satgas Pemberantasan Mafia Hukum secara langsung dari Gayus, namun oleh Satgas fakta-fakta itu tidak dilaporkan kepada kepolisian. Hal. 19 Semua Fakta
Diserang Korut
AS Siap Bantu Korsel Incheon Petugas penyelamat menemukan dua mayat terbakar akibat bombardir rudal artileri Korea Utara (Korut). Gempuran menuju pulau kecil Yeonpyeong di perairan barat dekat perbatasan maritim Korea juga menewaskan dua marinir Korsel dan mencederai 18 lainnya dalam serangan Selasa (23/11) lalu. Sekjen PBB Ban Ki-Moon menyebut serangan merupakan ‘’insiden paling buruk’’ pasca-Perang Korea. Saat pasukan Korea Utara siaga penuh dan gedung-gedung masih tampak dijilat api, warga Yeonpyeong memenuhi pelabuhan kota Incheon untuk mengevakuasi diri setelah melewati malam penuh ketakutan di tempat perlindungan bawah tanah. Mereka merangkul sanak famili dan menceritakan cerita horor se-
rangan negeri komunis Korut. Presiden AS Barack Obama menegaskan janji Washington untuk ‘’bahumembahu’’ dengan Seoul dan meminta Cina untuk tidak membela sekutunya, Pyongyang. Seoul dan Washington mengonfirmasi rencana menggelar latihan militer bersama akhir pekan ini di Laut Kuning, terletak 110 km arah selatan Pulau Yeonpyeong. AS menempatkan lebih dari 28.000 tentara kuat di Korsel untuk turut membantu penjagaan terhadap agresi Korut. Dua Korea secara teknis sebenarnya masih dalam suasana perang karena konflik keduanya berakhir hanya oleh gencatan senjata pada 1953 bukan oleh perjanjian damai. Hal. 19 Kekuatan Korsel