Edisi 27 Januari 2011 | Balipost.com

Page 1

Bali Post

TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp. 60.000 ECERAN Rp 3.000

Pengemban Pengamal Pancasila

KAMIS KLIWON, 27 JANUARI 2011

20 HALAMAN NOMOR 163 TAHUN KE 63 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418

Massa Winasa Bangun Posko

Ee... Ketemu Lagi SETIBANYA Winasa di Rutan Negara, tersangka pabrik kompos ini langsung disambut kerabat dan keluarga yang telah menunggunya. Di dalam rutan Winasa sempat melakukan registrasi serta cek kesehatan sebelum masuk sel tahanan rutan. Di sela-sela pemeriksaan, Winasa sempat mengatakan kepada wartawan bahwa apa yang dialaminya ini merupakan konsekuensi politik. Winasa selanjutnya masuk ke dalam ruang tahanan dan disambut oleh terdakwa kompos lainnya yang telah dijatuhi hukuman. Winasa nampak menyalami satu per satu penghuninya, termasuk mantan-mantan anak buahnya yang tersangkut kasus pabrik kompos. Tim pengacaranya yang mendampingi sampai sel, Supriyono, mengatakan tidak ada masalah saat di dalam blok korupsi itu dan mereka saling jabat tangan. Suryadi, mantan Kadis PULH, sempat mengatakan ‘’akhirnya kita bertemu lagi’’. Namun hal itu tidak dibalas Winasa. Kepala Rutan Negara Slamet Supartono ditemui Bali Post mengatakan tersangka akan ditempatkan di blok khusus korupsi, pisah dengan narapidana lain. Blok ini berada di samping blok khusus perempuan atau Wisma Srikandi. Kendati mantan bupati, perlakuan tidak diistimewakan dan sama seperti penghuni rutan yang lainnya. Hal.19 Lima Kasus

Negara (Bali Post) Puluhan pendukung dan kerabat tersangka Winasa, Rabu (26/1) kemarin memadati halaman Kejari Negara dan Rutan Negara. Mereka menyambut Winasa setibanya dari Kejati Bali. Mereka mengaku spontan datang memberi dukungan moral kepada mantan Bupati Jembrana itu. Bahkan, beberapa di antaranya membuat Posko Peduli Prof. Winasa di seputaran Jalan Udayana. Menurut salah seorang pendukung, posko itu didirikan untuk menampung dukungan moral dari warga untuk Prof. Winasa. Posko yang berada di timur kantor KPUD Jembrana itu akan dibuka

sampai proses persidangan selesai. Tersangka kasus kompos yang juga mantan Bupati Jembrana Prof. I Gede Winasa dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Negara, Rabu (26/1) kemarin. Winasa diantar sejumlah penyidik Tipikor Polda Bali dengan mobil Avanza hitam DK 1067 YF sekitar pukul 13.30 wita. Hal.19 Celana Pendek

Kasus Winasa Dilimpahkan Denpasar (Bali Post) Penyidik Sat. IV Tipikor Dit. Reskrim Polda Bali akhirnya resmi melimpahkan kasus tersangka mantan Bupati Jembrana Prof. I Gede Winasa, Rabu (26/1) kemarin. Winasa yang didampingi pengacara dan keluarganya diangkut dengan menggunakan mobil Toyota Avanza warna hitam dan diboyong ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali. Selanjutnya, tersangka dugaan korupsi pengadaan pabrik kompos itu dilimpahkan ke Kejari Jembrana dan ditahan di Rutan Negara. Tersangka Winasa keluar dari sel

tahanan Polda Bali pukul 09.45 wita. Didampingi dua pengacaranya yakni Ani Andreani S.H. dan Fernandes, S.H., Winasa berjalan dengan mengenakan celana pendek dipadu baju batik. Tepat pukul 10.00 wita, Winasa menginjakkan kaki di Kejati Bali. Winasa didampingi kuasa hukum Ani Andreani dan Fernandes langsung menuju ruang Kasi Penuntutan IGN Dharma Putra. Di sana sudah menuggu JPU Sumadana, Dayu Alit, Purwanti dan Raka Arimbawa. Setelah menjalani proses administrasi beberapa saat Winasa kemudian diajak menuju Kejari Negara. (kmb21/015)

Kasus Ratna Jalan Terus Banyuwangi (Bali Post) Penyidikan kasus korupsi lapangan terbang (lapter) Banyuwangi dengan tersangka mantan Bupati Ratna Ani Lestari terus menggelinding. Kejaksaan Agung (Kejakgung) memastikan pemeriksaan kasus ini nyaris rampung. Penyidik hanya tinggal menunggu hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melimpahkan ke pengadilan. Kepastian kelanjutan kasus Ratna ini terungkap dalam sidang praperadilan lintas LSM melawan Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi (Kejati) dan Kejaksaan Negeri Banyuwangi di Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi, Rabu (26/1) kemarin. Kejaksaan Negeri Banyuwangi mewakili Kejak-

saan Agung dan Kejati memastikan penyidikan kasus itu tetap berjalan. Bahkan, dalam sidang kemarin, tim dari Kejaksaan Banyuwangi menunjukkan bukti berkas pemeriksaan tersangka Ratna yang cukup tebal. ‘’Penyidik Kejaksaan Agung hanya menunggu petugas BPK untuk mengetahui nilai kerugian negara. Tetapi sampai kini belum ada,’’ kata Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi (Kajari) Heri Jerman melalui Kasubag Pembinaan Joko Susanto. Dalam sidang sebelumnya, Heri Jerman menyatakan hampir merampungkan penyidikan kasus yang melibatkan mantan Bupati Ratna. Hal.19 Belum Dilengkapi

Presiden

Kerja Sama Ekonomi RI-India Menguntungkan New Delhi (Bali Post) Pemerintah Indonesia merasa mendapat banyak keuntungan dan manfaat yang signifikan membangun kerja sama bilateral di bidang ekonomi dengan India yang dirintis intensif sejak 2005. Terbukti setahun terakhir ekspor Indonesia ke India mencapai 10 miliar dolar AS dari target sebelumnya 8 miliar dolar AS. Demikian penegasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat acara welcome party di aula Kedutaan Besar Republik Indonesia di New Delhi, Rabu (26/1) kemarin. Acara kunjungan Presiden SBY ke New Delhi sebagaimana dilaporkan wartawan Bali Post, Ketut Giriana Saputra, juga dalam rangka menghadiri Hari Konstitusi atau Repubic Day, 26 Januari lalu. Selain itu, kunjungan Presiden yang disertai 12 anggota KIB II, Dewan Pers, Kadin, Penanaman Modal Asing juga menandatangani MoU berbagai kerja sama ekonomi dan perdagangan. Kata Presiden, perkembangan perdagangan yang sangat menggembirakan itu membuat kalangan pengusaha Indonesia optimis dapat merealisasikan angka 25 miliar dolar AS sampai 2015. ‘’Perkembangan di bidang ekonomi ini ternyata sangat luar biasa. Fakta ini sangat menggembirakan. Ke depannya hingga 2015 kami optimis bisa mewujudkan capain 25 miliar dolar AS,’’ ujar Presiden. ‘’Kedua belah pihak memiliki sense yang sama di bidang new strategic partisipatif. Variabel-variabel itu sangat membantu dan mendukung totalitas pertumbuhan ekonomi kedua negara,’’ ujar Presiden. Perkembangan banyak aspek itu membuat pemerintah India yang diwakili Pardana Menteri (PM) Manmohan Singh sangat percaya dengan Indonesia yang sesungguhnya telah menjalin persahabatan erat pada era Presiden Soekarno 1950. Buktinya, India kini membelakukan Visa on Arrival (VoA) untuk Indonesia. Hal.19 Luar Biasa

2

PENGANGGARAN belasan mobil dinas (mobdin) di Sekretariat DPRD Badung, mengundang pro dan kontra. Tokoh masyarakat menilai anggaran yang cukup besar untuk pengadaan mobdin itu sebenarnya lebih baik diarahkan untuk membangun infrastruktur atau program-program yang lebih menyentuh masyarakat. Terus, apa kata Dewan?

KABUPATEN

Tempati Sel I.B. Indugosa RUANG tahanan nomor 3 di blok Wisma Yudhistira Rutan Negara menjadi tempat tinggal sementara mantan Bupati Jembrana I Gede Winasa selama proses hukum berlangsung. Di sel ukuran 3 x 4 meter itu, Winasa tinggal bersama dua terpidana lainnya. Kepala Keamanan Rutan Negara I Made Ardana mengatakan sel yang ditempati Winasa itu sebelumnya ditempati mantan Bupati Jembrana I.B. Indugosa. Di ruangan itu Winasa akan ditemani dua terpidana kasus pencurian yakni Wiasa dan Sridana. Kendati masih dalam blok korupsi,

penempatan narapidana lain perlu untuk menemani. ‘’Itu sudah protap, tidak ada yang mendapat perlakuan istimewa. Satu sel tidak boleh satu orang untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan,’’ terangnya. Selain Winasa, di blok korupsi itu di sel nomor satu dari barat di antaranya Dwipawiyasa (kasus korupsi APBD pemerintahan I.B. Indugosa) dan IGK Mulyarta (kompos). Di sebelahnya ruang tahanan 2, kasus kompos di antaranya Nyoman Suryadi, Permadi dan Nyoman Sadguna. Satu sel sengaja dikosongkan bagi narapidana yang sa-

kit. Sebagai gambaran blok tahanan di dalam rutan itu terdapat dua pintu sel. Satu pintu sel blok dan pintu sel kamar tahanan. Dalam satu blok itu terdapat empat ruangan sel dan di tengahnya terdapat televisi ukuran 14 inci. Dari pagi sampai malam pintu kamar sel masing-masing dibuka dan penghuni satu blok bisa berbaur. Namun saat jam malam, penghuni masuk sel masing-masing dan pintu terkunci. Setiap pagi mereka juga diharuskan mengikuti senam bersama. Hal.19 Ruang Khusus

Kotak Koin untuk Presiden di Gedung DPR

SOLUSI

KOTA

Bali Post/sur

PEGANG KEPALA - Selama ditahan di Polda Bali, Winasa selalu tampil cerah ketika bertemu wartawan. Tidak demikian halnya ketika di dalam mobil tahanan, dia tampak lesu dan sering pegang kepala.

5

TERDAKWA penadah pratima asal Italia, Roberto Gamba (60), akhirnya divonis lima bulan oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Gianyar, Rabu (26/1) kemarin. Dalam amar putusannya, majelis hakim mengakui Gamba tidak sepenuhnya bersalah dalam serangkaian kasus pencurian pratima di Bali.

Jakarta (Bali Post) Muncul kotak koin untuk Presiden di Gedung DPR, hingga Rabu (26/1) sore kemarin belum diketahui pemiliknya. Demikian juga belum ada yang mengaku siapa yang menaruh kotak koin itu di dekat ruang Komisi III DPR. Kotak misterius itu tanpa diketahui telah bertengger di dekat Komisi III DPR dan mendapat apresiasi sejumlah anggota DPR yang melihatnya. Namun, kotak tersebut segera diamankan pihak petugas meskipun sejumlah anggota

DPR bahkan ada yang memasukkan uang ke kotak tersebut. Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar menilai munculnya kotak ‘’Koin untuk Presiden’’ sudah keterlaluan. Gerakan oleh pihak-pihak tertentu yang memelopori dibuatnya kotak koin tersebut dianggap tidak memiliki jiwa nasionalisme. ‘’Di mana jiwa nasionalisme jika pemimpin diperlakukan sinis seperti itu,’’ kritik Patrialis di Gedung MPR/DPR, Rabu (26/1) kemarin. Sebagai simbol negara,

Bali Post/sur

DIKAWAL - Winasa saat turun dari mobil tahanan menuju pintu masuk rutan dikawal petugas.

Delapan Teroris Sukoharjo

Presiden seharusnya dihormati karena dipercaya dan dipilih langsung oleh rakyat. Dengan demikian, Patrialis menganggap gerakan pengumpulan koin terkait pernyataan Presiden yang tidak pernah naik gaji selama tujuh tahun sebagai bentuk pelecahan kepada negara. Ia meluruskan, ucapan Presiden tersebut sebenarnya bukanlah bentuk keluhan Presiden, tetapi dukungan kepada aparat negara agar bekerja secara maksimal. Hal.19 Sejak Menjabat

Terkait Jaringan Dr. Azahari Jakarta (Bali Post) Delapan teroris yang dibekuk Datasemen Khusus (Densus) 88 Polri di Sukaharjo dan Klaten, Jawa Tengah merupakan bagian dari jaringan teroris kelompok Dr. Azahari dan Noordin M Top. Diduga bekas pembantu Azahari berhasil merekrut teroris yang masih berusia muda tersebut untuk melanjutkan aksi teroris di Indonesia. ‘’Kami memang melihat ada link dengan kelompok teroris lain, pelaku teror sebelumnya Azahari, Noordin M. Top, meskipun tidak langsung,’’ kata Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar saat mendampingi Kapolri rapat kerja dengan Timwas Century DPR di Gedung MPR/DPR, Rabu (26/1) kemarin. Menurut Boy, Mabes Polri tengah mencari siapa perantara antara kelompok tersebut dengan kelompok Azahari dan Noordin M. Top. Hingga saat ini Mabes Polri masih melanjutkan pemeriksaan dan tetap mempelajari keterkaitan dengan kelompok lain. ‘’Olah TKP masih berjalan terutama pengawalan barang bukti yang ditemukan di dua tempat tersebut,’’ kata Boy. Pemeriksaan atas tersangka Rocky Apres Giyanto alias Atok dan sejumlah rekannya antara lain Agung, Joko Lelono, Nugroho, Argo, Tri Budi, Sigit Purnomo, dan Yudo Anggoro masih terus dilakukan secara intensif. Kebanyakan dari mereka masih berusia muda antara 18 hingga 19 tahun dan yang paling tua di antara mereka adalah Atok (28). Saat ini pemeriksaan terhadap para tersangka masih dilakukan Polda Jateng dan belum ada rencana untuk memindahkan para tersangka teroris ke Jakarta. (kmb4)

Pilkada Jembrana Bali Post/ade

RAPAT KERJA - Kapolri Jenderal Pol. Timur Pradopo dan Wakil Jaksa Agung Darmono saat mengikuti rapat dengan Tim Pengawas Kasus Bank Century di Gedung DPR-RI, Jakarta Pusat, Rabu (26/1) kemarin. Rapat kerja itu membahas tindak lanjut rekomendasi Panitia Angket DPR tentang pengusutan kasus Bank Century.

Kasus Gayus

Golkar Minta Presiden Pecat Denny Jakarta (Bali Post) Partai Golkar menyiapkan langkah kongkret sebagai bentuk konsekuensi politik jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak segera melakukan perombakan terhadap sejumlah anggota Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum. Satgas perlu dirombak beberapa orangnya karena tidak semuanya baik. ‘’Kalau Presiden mempertahankan itu, ya... kami memberikan catatan adanya konsekuensi politik,’’ kata Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso, Rabu (26/ 1) kemarin.

Priyo yang juga Wakil Ketua DPR menilai beberapa anggota Satgas termasuk Denny Indrayana sudah terlibat dalam permainan politik. Priyo meminta Presiden perlu memecat Denny dari Satgas. Karena sudah terlibat politik dengan sensasi berpolitik dan ikut dalam haluan politik. ‘’Apakah akan dibiarkan? Silakan saja (dipertahankan), tetapi ada hitung-hitungan Golkar di depan,’’ ancam Priyo usai memimpin rapat Tim Pengawas Century yang dihadiri Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan Wakil Jaksa Agung Darmono.

Setelah dilakukan perombakan, Priyo berharap Satgas dapat bekerja sesuai dengan jalurnya. Diharapkan tidak ada politisasi kasus seperti yang dikeluhkan Gayus Tambunan. Harus ada evaluasi dan penekanan bahwa Satgas saat ini telah menyimpang karena tidak lagi murni bergerak di bidang hukum. Pendapat berbeda ditegaskan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar yang justru merasa terbantu dengan kehadiran Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Hal.19 Tuduhan Gayus

MK Tolak Gugatan Pas dan Jaya Negara Negara (Bali Post) Sidang gugatan Pilkada Jembrana di Mahkamah Konstitusi (MK) memasuki agenda putusan, Rabu (26/1) sore kemarin. MK menolak gugatan dua pasangan kandidat yang kalah, Patriana Krisna-Subanda (Pas) dan Kartikajaya-Ciptanegara (Jaya Negara). Dengan putusan ini maka pasangan nomor 2 yang meraup suara terbanyak pada pilkada 27 Desember lalu, Artha-Kembang, dipastikan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Jembrana 2011-2015. Ketua KPUD Jembrana Putu Wahyu Dhiantara dan anggotanya, Made Semadi, usai mengikuti sidang di MK dihubungi lewat ponselnya kemarin mengatakan, sidang yang dipimpin langsung oleh Ketua MK Mahfud MD itu memutuskan menolak gugatan dua kandidat yang kalah. Dari pihak pemohon (penggugat) yang hadir yaitu Tim Pemenangan Kartikajaya-Ciptanegara (Jaya Negara) Putu Dwita, sedangkan pihak pasangan Patriana Krisna-Subanda yang hadir cawabup Ketut Subanda. Dari pihak termohon (tergugat) hadir ketua dan anggota KPUD Jembrana. Sementara dari pihak terkait pasangan cabup-cawabup terpilih Putu Artha-Made Kembang Hartawan tidak hadir namun hanya diwakili timnya yaitu Budiasa dan rekan-rekannya. Semadi menambahkan, adapun pertimbangan MK menolak seluruh permohonan pemohon yaitu tidak terbukti adanya kecurangan secara massif, terstruktur dn terorganisir. Hal.19 Pilkada Ulang


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 27 Januari 2011 | Balipost.com by e-Paper KMB - Issuu